You are on page 1of 23

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF DARAH

Nama Nim Kelompok Hari/Tanggal Percobaan Asisten

: Fitriani : 70300111023 : IV ( Empat ) : Jumat, 29 Juni 2012 : Ahmad Abduh Damis

LABORATORIUM BIOKIMIA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2012

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 29 Juni 2012 Asisten Praktikan

(Muhammad Abduh Damis)

(Fitriani)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam tubuh manusia, terdapat alat transportasi yang berguna sebagai pengedar oksigen dan zat makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut karbon dioksida dan zat sisa ke organ ekskresi. Alat transportasi ini (darah) terkoordinasi dalam suatu sistem yang disebut sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung, dan pembuluh darah. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo atau hemato yang berasal dari kata Yunani yang berarti haima yang berarti darah. Darah adalah hal yang paling faal dalam tubuh manusia. Berdasarkan uraian diatas, maka dibuatlah laporan praktikum ini agar lebih memahami lagi hakekat dari darah dan manfaatnya dalam tubuh.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan I.2.1 Maksud Percobaan Adapun maksud dari percobaan ini, yaitu kita untuk membuktikan bahwa hemoglobin dapat mengikat dan melepaskan oksigen, methemoglobin tidak dapat mengikat oksigen, dan membuktikan di dalam darah dapat terhemolisis.

I.2.2 Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari percobaan ini, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk membuktikan bahwa hemoglobin dapat mengikat oksigen menjadi HbO2 dan senyawa ini dapat diurai kembali menjadi deoksihemoglobin dan O2. 2. Untuk mengetahui besi di dalam hemoglobin yang berbentuk Ferro (Fe2+), warna hemoglobin berubah menjadi gelap dan tidak mampu lagi mengikat oksigen. 3. Untuk memperlihatkan bahwa membran sel darah dapat mengalami lisis dalam pelarut organik.

I.3 Prinsip Percobaan Prinsip percobaan ini adalah penentuan terjadinya proses oksihemoglobin, deoksihemoglobin, methemoglobin, dan hemolisis sel darah dengan bantuan eritrosit dan O2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Darah Darah merupakan cairan tubuh yang berbentuk cair yang beredar dalamsistem pembuluh darah. Jumlah darah di dalam tubuh kira-kira 5-7% dari berat badan atau pada orang dewasa berkisar antara 4,5 5 liter. Darah terdiri dari berbagai sel seperti sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Eritrosit merupakan sel yang paling banyak di dalam darah, jumlahnya mencapai 5 juta butir/mL. Trombosit berjumlah 250.000-400.000 butir/mL, dan leukosit 5000-10000 butir/mL (Trisnadi, dkk., 2012).

2.2 Komposisi Darah Menurut Alfiansyah (2011), darah memiliki komposisi yang terdiri dari sekitar 55% cairan darah (plasma) dan 45% sel-sel darah (korpuskuler). Selsel darah ada tiga macam, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). a. Plasma Darah Plasma darah terdiri atas sekitar 91 % air. Selebihnya adalah zat terlarut yang terdiri dari protein plasma (albumin, protrombin, fibrinogen, dan antibodi), garam mineral, dan zat-zat yang diangkut darah (zat makanan, sisa metabolisme gas-gas, dan hormon). Fibrinogen yang ada dalam

plasma darah merupakan bahan penting untuk pembekuan darah jika terjadi luka. b. Sel-sel darah (korpuskuler) Sel-sel darah pada manusia, terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Dalam sel-sel darah, kandungan sel darah putih dan keping darah sebanyak 1%, sedangkan sel darah merah sebanyak 99%. 1) Sel darah merah (eritrosit) Sel darah merah berbentuk bulat gepeng yang kedua permukaannya cekung. Sel darah merah tidak memiliki inti sel dan mengandung he moglobin. Hemo globin (Hb) merupakan protein yang mengandung zat besi. Fungsi hemoglobin adalah untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Hemoglobin berwarna merah, karena itu sel darah merah berwarna merah. Jumlah sel darah merah yang normal kurang lebih adalah 5 juta sel/mm3 darah. Sel darah merah dibentuk pada tulang pipih di sumsum tulang dan dapat hidup hingga 120 hari. Jika sel darah merah rusak atau sudah tua maka sel ini akan dirombak dalam limfa. Hemoglobin dari sel darah merah yang dirombak akan terlepas dan dibawa ke dalam hati untuk dijadikan zat warna empedu. Sel darah merah baru akan dibentuk kembali dengan bahan zat besi yang berasal dari hemoglobin yang terlepas. 2) Sel darah putih (leukosit) Sel darah putih sesungguhnya tidaklah berwarna putih, tetapi jernih. Disebut sel darah putih untuk membedakannya dari sel darah merah

yang berwarna merah. Sel darah putih bentuknya tidak teratur atau tidak tetap. Tidak seperti sel darah merah yang selalu berada di dalam pembuluh darah, sel darah putih dapat keluar dari pembuluh darah. Kemampuan untuk bergerak bebas diperlukan sel darah putih agar dapat menjalankan fungsinya untuk menjaga tubuh. Sel darah putih memiliki inti sel tetapi tidak berwarna atau tidak memiliki pigmen. Berdasarkan zat warna yang diserapnya dan bentuk intinya sel darah putih dibagi menjadi lima jenis, yaitu basofil, neutrofil, monosit, eosinofil, dan limfosit. Secara normal jumlah sel darah putih pada tubuh kita adalah kurang lebih 8.000 pada tiap 1 mm3 darah. Sel darah putih hanya hidup sekitar 12 13 hari. Fungsi sel darah putih sebagai pertahanan tubuh dari serangan penyakit. Jika tubuhmu terluka dan ada kuman yang masuk, sel- sel darah putih akan menyerang atau memakan kuman- kuman tersebut. Ibarat sebuah negara, sel darah putih adalah pasukan tempur. Jika seseorang diserang penyakit. Tubuh akan memproduksi lebih banyak sel-sel darah putih untuk melawan bibit penyakit tersebut. 3) Keping darah (trombosit) Keping darah berbentuk bulat atau lonjong. Ukuran keping darah lebih kecil daripada sel darah merah. Jumlahnya kurang lebih 300.000 pada tiap 1 mm3 darah. Keping darah hidupnya singkat, hanya 8 hari. Keping darah berfungsi pada proses pembekuan darah. Saat terjadi luka, darah keluar melalui luka tersebut. Keping darah menyentuh permukaan luka, lalu pecah dan mengeluarkan

trombokinase. Trombokinase dibantu dengan ion kalsium akan mengubah protrombin menjadi trombin. Trombin diperlukan untuk mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin. Luka akan ditutup oleh benang fibrin yang berupa benang-benang halus, sehingga darah berhenti keluar.

II.3 Fungsi Darah Menurut Alfiansyah (2011), secara umum darah mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Transportasi Sebagai transportasi, darah berfungsi dalam mengangkut air, oksigen, dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Dan mengangkut hasil oksidasi maupun zat-zat lainnya (sampah) yang tidak dibutuhkan oleeh tubuh melalui alat ekskresi untuk dibuang serta mengangkut hormon-hormon hormon. b. Termoregulasi Darah sebagai termoregulasi berperan dalam mengatur suhu tubuh. c. Imunologi Sebagai imunologi, darah mengandung antibodi sebagai alt pertahana tubuh untuk melindungi tubuh dari kuman dan penyakit. d. Homeostatis Darah mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh. e. Osmoregulasi Mengatur keseimbangan antara darah dengan cairan jaringan. ke kelenjar

II.4 Hemoglobin Terdapat sekitar 200 juta molekul hemoglobin dalam tiap sel darah merah. Hemoglobin merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi heme. Hemoglobin mempunyai fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan memgedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa di paru-paru terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen. 2 Hb2 + 4 O2 4 HbO2 (oksihemoglobin)

Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan O2 oleh hemoglobin (Hb). 4 HbO2 2 Hb2 + 4 O2

Kandungan hemoglobin inilah yang membuat darah berwarna merah (Alfiansyah, 2011). Kadar hemoglobin menggunakan satuan gram/dl. Artinya, banyaknya gram hemoglobin dalam 100 mL darah. Berikut ini adalah nilai normal hemoglobin berdasarkan umur (Anonim, 2008): a. Bayi baru lahir b. Usia 1 minggu c. Usia 1 bulan d. Anak-anak e. Laki-laki dewasa f. Perempuan dewasa g. Laki-laki tua h. Perempuan tua : 17 22 gram/dl : 15 22 gram/dl : 11 15 gram/dl : 11 13 gram/dl : 14 18 gram/dl : 12 16 gram/dl : 12,4 14,9 gram/dl : 11,7 13,8 gram/dl

Menurut Anonim (2008), macam-macam bentuk hemoglobin adalah: 1. Oksihemoglobin Adalah hemoglobin yang mengikat oksigen, tepatnya oksigen terikat pada struktur heme pada Hb. Oksihemoglobin membuat warna darah lebih terang karena banyak mengandung oksigen. Reaksi ini dapat terlihat pada pembuluh nadi dimana warna darah tampak terang. 2. Deoksihemoglobin Adalah hemoglobin yang tidak mengikat oksigen atau pelepasan oksigen oleh hemoglobin yang membuat darah berwarna lebih gelap dari normal. Reaksi deoksihemoglobin ini dapat dilihat pada pembuluh vena dimana darah lebih gelap karena melepaskan oksigen. 3. Methemoglobin Adalah suatu hasil oksidasi hemoglobin yang tidak mempunyai kemampuan lagi untuk mengikat oksigen. Hemoglobin ini dapat mengalami hemolisis, yaitu pecahnya membran eritrosit sehingga hemoglobin bebas atau terlepas ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan atau hemolisis ini disebabkan karena penambahan larutan hipotonis, hipertonis ke dalam darah, penurunan tekanan permukaan membran edritrosit, zat atau unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh karena sudah tua, dan lain-lain (Wibowo, 2010).

II.5 Glukosa Darah Di dalam darah terdapat pula glukosa sebagai sumber energi. Kadar glukosa darah ini tidak boleh kurang dan tidak boleh juga lebih. Kadar

normal glukosa darah dibedakan atas ddua kondisi, yaitu pada puasa dan sesudah makan. Untuk kondisi puasa (tidak memperoleh asupan kalori selama 8-10 jam sebelumnya), batas normal glukosa darah adalah 100 mg/dl. Sedangkan untuk kondisi sesudah makan, batas normalnya adalah 140 mg/dl. Terbentunya glukosa darah apabila konsentrasi glukosa menurun dalam darah karena dikomsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Proses ini dimulai dengan pelepasan glukagon oleh pankreas, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian, sel-sel ini mengubah glukagon menjadi glukosa (glikogenolisis). Selanjutnya, glukosa yang terbentuk dilepaskan ke dalam aliran darah.

II.6 Asam Urat Kadar asam urat untuk pria dan wanita adalah berbeda. Wanita mempunyai kadar normal asam urat berkisar 2,4 6 mg/dl. Sedangkan pria, kadar normal asam uratnya adalah berkisar 3,0 7 mg/dl. Terbentuknya asam urat ketika mengomsumsi zat yang mengandung purin secara berlebih, maka zat purin dalam jumlah banyak masuk dalam tubuh, kemudian melalui metabolisme berubah menjadi asam urat. Kadar asam urat dalam tubuh meningkat sehingga ginjal tidak mampu membuang kelebihan asam urat. Kristal asam urat yang berlebih menumpuk di persendian dan akibatnya sendi akan terasa nyeri, membengkak, meradang, panas, dan kaku.

BAB III METODE KERJA

3.1 Bahan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah suspensi darah, larutan NH4OH, pereaksi stokes, larutan 0.9%, toluen, kloroform, dan alkohol. K3Fe(CN)6 10%, aseton, NaCl

3.2 Alat Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, dan spoit.

3.3 Prosedur Percobaan 3.3.1 Uji oksihemoglobin dan deoksihemoglobin Pembentukan oksihemoglobin: Dimasukkan 2 mL darah dan 6 mL air suling ke dalam tabung reaksi dicampur dengan baik dan amati terbentuknya HbO2 yang berwarna merah kemudian dibagi menjadi dua tabung masing-masing berisi 4 mL dan tabung yang satu dijadikan sebagai kontrol. Pembentukan deoksihemoglobin: Dimasukkan 2 mL pereaksi stokes dan larutan NH4OH ke dalam tabung reaksi ke-3 untuk melarutkan endapan yang segera terbentuk kemudian

ditambahkan beberapa tetes pereaksi stokes ke dalam tabung yang ke-2 kemudian amati perbandingan warna yang terjadi.

3.3.2 Uji methemoglobin Dicampurkan 1 mL darah dengan 9 mL air suling dalam tabung reaksi dan bagi menjadi dua bagian masing-masing 5 mL kemudian ditambahkan beberapa tetes K3Fe(CN)6 pada tabung pertama kemudian perhatikan

perubahan warna yang terjadi, setelah itu di kocok tabung reaksi kuat-kuat, perhatikan dan catat perubahan warna yang terjadi. Kemudian tabung kedua direndam dalam air hangat (40oC) kemudian ditambahkan beberapa tetes K3Fe(CN)6 setelah itu amati perubahan warna dan gelembung yang terbentuk.

3.3.3 Hemolisis sel darah merah Dimasukkan masing-masing 10 mL NaCl 0,9% ke dalam 6 tabung reaksi, tabung pertama dijadikan sebagai kontrol kemudian ditambahkan masingmasing 2 tetes kloroform, aseton, toluen, dan alkohol pada tabung ke-2 sampai ke-5 kemudian ditambahkan dua tetes darah ke dalam masingmasing tabung, setelah itu didiamkan selama setengah jam (jangan dikocok). Setelah itu bandingkan perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II.1 Hasil pengamatan a. Tabel 1: Uji Oksihemoglobin dan uji deoksihemoglobin Tabung Oksihemoglobin Deoksihemoglobin Pembentukan kembali Warna Merah kekuningan Merah kecoklatan Tidak terbentuk

b. Tabel 2: Uji Methemoglobin Tabung Setelah penambahan K3Fe(CN)6 Plus pereaksi stokes yang telah diberi NH4OH 1 Merah kekuningan Merah kecoklatan

c. Tabel 3: Uji Hemolisis sel darah merah NO. 1 2 3 4 Pelarut Kontrol NaCl 0,9% Kloroform Aseton Alkohol Hemolisis ++++ +++ ++

II.2 Pembahasan Berdasarkan pengamatan pada percobaan oksihemoglobin darah, diketahui bahwa darah dicampurkan dengan air suling sebanyak 6 mL sehingga membentuk warna merah terang. Perubahan warna ini menandakan bahwa terbentuk HbO2 karena bereaksi dengan oksigen. Sedangkan pada uji deoksihemoglobin darah, diketahui bahwa darah yang dicampurkan pereaksi stokes dan NH4OH menghasilkan warna merah kecoklatan. Hal ini terjadi karena pereaksi stokes sebagai substrat artinya apabila darah ditambahkan pereaksi stokes maka larutan itu tidak akan mengikat oksigen. Hal inilah yang memberikan warna merah tua pada darah. Sedangkan untuk pembentukan kembali oksihemoglobin dari deoksihemoglobin sebenarnya dapat terjadi berulang-ulang. Namun, pada percobaan ini hal tersebut tidak dapat dibuktikan. Ini dimungkinkan karena bahan yang digunakan kurang sesuai dengan yang semestinya. Pada uji methemoglobin, tabung yang digunakan hanya satu. Untuk tabung yang ditempatkan pada suhu 40 oC tidak diujicobakan karena keterbatasan bahan, alat, dan waktu. Berdasarkan hasil percobaan, diketahui bahwa darah yang ditambahkan air suling yang awalnya berwarna merah terang, setelah ditambahkan K3Fe(CN)6 mengalami perubahan warna menjadi merah kekuningan dan ada gelembung. Kemudian setelah ditambahkan pereaksi stokes dengan penambahan NH4OH, warna larutan berubah lagi menjadi merah kecoklatan. Hal ini membuktikan bahwa ion besi dalam hemoglobin yang awalnya berbentuk ferro (Fe2+) dioksidasi menjadi bentuk

ferri (Fe3+) dan mengalami perubahan warna menjadi lebih gelap (merah kecoklatan) yang berarti Hb tidak mampu lagi mengikat oksigen. Pada uji hemolisis sel darah merah, diketahui bahwa sel darah yang ditambahkan kloroform , aseton, dan alkohol mengalami hemolisis. Dan diantara ketiga larutan itu, yang paling cepat terhemolisis adalah kloroform, lalu aseton dan ketiga adalah alkohol. Larutan yang terhemolisis ditandai dengan adanya endapan berwarna merah pada permukaan larutan. Tabung yang berisi sel darah yang ditambahkan larutan kloroform cepat terhemolisis karena kloroform memiliki sifat pelarut yang tinggi (non polar) dalam melarutkan lemak. Dan semakin tinggi sifat pelarut dalam melarutkan lemak, maka semakin cepat atau kuat daya lisisnya terhadap membran sel darah merah. Itulah mengapa darah dengan kandungan kloroform cepat terhemolisis. Sedangkan darah yang ditambahkan aseton dan alkohol, sifat pelarutnya lebih rendah /sedikit dari kloroform sehingga daya lisisnya pun lambat dan sedikit. Untuk darah yang hanya ditambahkan NaCl tidak terhemolisis sama sekali.

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpuljan bahwa: 1. Pada uji oksihemoglobin, tabung yang berisi darah yang sudah ditambahkan air suling berubah warna menjadi merah terang. Sedangkan pada uji deoksihemoglobin, tabung yang berisi darah yang sudah ditambahkan pereaksi stokes dan larutan NH4OH berubah warna menjadi merah kecoklatan. Hasil ini membuktikan bahwa hemoglobin dapat mengikat O2 menjadi HbO2 dan dapat terurai kembali menjadi deoksihemoglobin dan O2. 2. Pada uji methemoglobin, tabung pertama yang berisi darah yang sudah ditambahkan larutan K3Fe(CN)6 berubah warna menjadi merah

kekuningan. Dan setelah ditambahkan lagi larutan NH4OH, warnanya berubah lagi menjadi merah kecoklatan. Hasil ini membuktikan bahwa ion besi dalam hemoglobin yang awalnya berbentuk ferro (Fe2+) jika dioksidasi menjadi bentuk ferri (Fe3+) dan mengalami perubahan warna menjadi lebih gelap (merah kecoklatan) yang berarti Hb tidak mampu lagi mengikat oksigen. 3. Pada uji hemolisis sel darah merah, yang paling cepat dan banyak mengalami hemolisis adalah darah yang dicampur dengan kloroform, lalu

aseton, dan ketiga adalah alkohol. Sedangkan darah yang hanya dicampurkan NaCl tidak mengalami hemolisis. V.2 Saran Adapun saran praktikan terhadap asisten dan laboran, yaitu: 1. Sebaiknya asisten dapat meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan penjelasan tentang percobaan yang telah dilakukan agar kami sebagai praktikan dapat lebih mengerti dan paham tentang percobaan tersebut. 2. Sebaiknya asisten tidak terlalu menyulitkan praktikan dalam hal asistensi laporan dan seharusnya selalu berpegang teguh pada objektivitas dalam menilai kerja praktikan. 3. Sebaiknya asisten mempertahankan sikap ramah dan ketegasannya pada praktikan. 4. Sebaiknya peralatan dan bahan praktikum disiapkan selengkap mungkin. Karena kami sebagai praktikan merasa praktikum yang telah kami jalani ini tidaklah optimal dikarenakan pengadaan alat dan bahannya juga tidak otimal. 5. Seharusnya praktikan tidak dibebankan dengan pengadaan alat dan bahan praktikum. 6. Kenyamanan dalam ruang praktikum sangat penting untuk praktikan dalam melakukan praktikum. Jadi, sekiranya kenyamanan laboratorium perlu ditingkatkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Trisnadi, N., Ferial, E.W., dan Tim Dosen Biokimia, 2012, Penuntun Praktikum Biokimia, Program studi keperawatan fakultas kesehatan, Universitas Islam Negeri, Makassar. Wibowo, Fredi, 2010, Hemolisis, online, http://fredi-36al.blogspot.com/2010/04/hemolisis.html), diakses pada 29 Juni 2012, pukul 16.30 WITA. Alfiansyah, Muhammad, 2011, Pengertian, Pembentukan dan Fungsi Eritrosit (sel darah merah), online (http://www.sentra.edukasi.com/pengertianpembentukan-dan-fungsi-eritrosit.html), diakses pada 29 Juni 2012, pukul 17.01 WITA. Anonim, 2008, Hemoglobin, online (http://www.blogdokter.net/2008/06/13/hemoglobin), dikases pada 16 Juni 2012, pukul 15.00 WITA.

LAMPIRAN

1. Uji oksihemoglobin dan deoksihemoglobin

Gambar 1. Darah pada uji oksihemoglobin

Gambar 2. Darah pada uji deoksihemoglobin

2. Uji methemoglobin

Gambar 3. Darah setelah penambahan K3Fe(CN)6

Gambar 4. Darah setelah penambahan pereaksi stokes

3. Uji hemolisis sel darah merah

Gambar 5. Darah yang ditambahkan larutan kloroform

Gambar 6. Darah yang ditambahkan larutan aseton

Gambar 7. Darah yang ditambahkan alkohol

Gambar 8. Darah yang ditambahkan NaCl (kontrol)

You might also like