You are on page 1of 8

http://kuliahbidan.wordpress.

com/tag/klimakterik/
Kekurangan hormon ini menyebabkan menurunnya fungsi organ tubuh yang bergantung pada estrogen, seperti ovarium, uterus (rahim) dan endometrium. Kekuatan serta kelenturan vagina dan jaringan vulva menurun, dan akhirnya semua jaringan yang bergantung pada estrogen akan mengalami atrofi (mengkerut). Cepat atau lambat gangguan akibat kekurangan estrogen pasti akan muncul, yaitu berupa peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida, pengurangan jaringan tulang yang menjurus ke osteroporosis, gangguan psikis, kelelahan dan depresi. Keluhankeluhan ini perlu dikenal agar dapat dilakukan penanganan yang tepat. Sebagian pakar kesehatan berpendapat bahwa menopause merupakan peristiwa alamiah dan bukan diakibatkan oleh penyakit khusus (penyakit defisiensi hormon), sehingga tidak memerlukan pengobatan tetapi hanya membutuhkan pengertian dari keluarga, lingkungan dan dirinya sendiri. Namun banyak pula yang menganggap proses ini sebagai kelainan yang memerlukan pengobatan tersendiri.

DEFENISI klimakterium, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium (pasca menopause) yang bukan merupakan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal. Masa ini berlangsung sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Masa klimakterium meliputi pramenopause, menopause, dan pascamenopause. Pada wanita terjadi antara umur 40-65 tahun. Klimakterium dapat dikatakan mulai sekitar 6 tahun sebelum menopause dan berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause. Pada wanita dalam masa ini, terjadi juga keluhan-keluhan yang disebut sindroma klimakterik.
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita umur 40-65 tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan. Klimakterium bukan suatu keadaan patologis, melainkan suatu masa peralihan yang normal yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan sesudah menapouse Hal ini disebabkan oleh karena ovarium menjadi tua, sehingga hormon estrogen menurun dan hormon gonadotropin meningkat.(Sarwono, 1999).

MASA KLIMAKTERIUM Masa-masa klimakterium : 1. Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause. 2. Menopause adalah henti haid seorang wanita. 3. Pasca menopause adalah kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause.

Pasca menopause adalah masa setelah menopause sampai senilis. Fase ini terjadi pada usia di atas 60 65 tahun. Biasanya wanita beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis. ETIOLOGI

A. Secara alami Dengan bertambahnya usia maka maka akan terjadi sklerosis pada vascular ovarium sehingga hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan oksigen dan nutrient yang dibutuhkan ovarium. Selain itu berkurangnya dua substansi tadi juga akan menganggu fungsi normal ovarium salah satunya adalah memproduksi hormone estrogen. Nah sebagaimana kita ketahui bahwa hormone estrogen dihasilkan dari foliker yang telah matur (foliker dgraf) dari folikel inilah tepatnya pada teka interna hormonestrogen disekresikan. estrogen salah satu fungsinya adl untuk menstimulasi perkembangan pematangan ovarium,pada ovrium yang matang iilah khusunya pada teka interna yang akan menghasilkan hormone estrogen dimana setelah ovarium ini matang maka akan keluar dari cangkangnya,kleuarnya ovum dari cangkangkanya ini akan menstimulasi pembentukan korpus luteum ,dimana krpus luteum inilah yang berfungsi untuk menghasilkan progesterone. Sambunagnnyo ado dikertas hijau Sejalan dengan pertambahan usia, ovarium menjadi kurang tanggap (resistensi) terhadap rangsangan oleh LH dan FSH, yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa bagian anterior. Akibatnya ovarium melepaskan lebih sedikit estrogen dan progesteron dan pada akhirnya prosesovulasi (pelepasan sel telur) berhenti.

Penyebab klimakterium yang telah dijelaskan di atas merupakan penyebab secara alami yang bersifat non patologis . Ada penyebab klimkaterium secara lami yang disebabkan patolgis Biasanya masa klimakterium yang bersifat patologis ini ini dijumpai terlalu dini pada beberapa individu usia ,40 tahun , hal ini biasanya disebabkan adanya penyakit yang ada sebelumnya seperti anemia dan tuberkulosis b. Secara Buatan Menopause dapat terjadi lebih dini akibat beberapa penyakit, antara lain anemia dan tuberkulosis. Selain itu menopause dapat terjadi secara buatan sebagai akibat pembedahan dan pengangkatan kedua ovarium atau pengobatan dengan sinar radiasi. TANDA DAN GEJALA (PERUBAHAN PADA MASA KLIMAKTERIUM) a. Siklus menstruasi yang tidak lancar Hal ini disebabkan terjadinya penurunan hormone estrogen. Sebaagaimana didalam ovarium mengandung folikel ,folikel ini akn berkembang dari foliker primer sampai matang (foliker dgraf) Siklus mentsruasi biasanya diawali dengan pematangan ovum terlebih dahulu selain itu Esttrogen juga diketahui berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan folikel didalam ovarium dan meningkatakan pertumbuhan endometrium. Ketika terjadi penurunan estrogen ,otomatis pematangan ovum dan persiapan dinding endometrium juga akan terganggu. Adanya gangguan ini akan menyebakan siklus mentruasi juga akan terganggu karena menstruasi itu sendiri kan di defenisikan sebagai perdarahan secara periodic akibat peluruhan dinding endometrium. Jika endometriumnya saja belum siap, dapat dipastikan mesntruasi tidak akan terjadi.

b. Kekeringan Vagina Pada saat wanita terangsang normalnya area genetalia wanita akan lebih lembap dari pada biasanya karena kelenjar bartholini yang terletak pada cervix menghasilakn lendir tambahan dimana lendir (cairan lubrikasi) ini akan memudahkan saat coitus terjadi sehingga tidak menimbulkan rasa nyeri.Tapi pada saat wanita menginjak umur yang telah mulai memasuki masa pra menopause maka hormone estrogen yang dihasilkan juga akan menurun, efeknya akan terjadi penurunan rangsangan pada kelenjar bartholini untuk menghasilkan lndir tambahan. Selain iu estrogen juga berfungsi untuk menjga kualitas dan kuantitas cairan servix c. Dispareunia (Nyeri saat berhubungan seksual) Normalnya pada saat coitus wanita tidak akan merasa nyeri. Tapi ada beberapa sebab yg dpt menyebabkan wanita merasakan nyeri salah satunya adalah berkurangnya elastisistas dari dinding vagina , dimana fungsi yang menjaga elastisitas dinding vagina adalah estrogen, sedangkan estrogen menurun, akibatnya elastisitas dari dinding vagina akan menurun lapisan
dindingnya menjadi tipis dan kering ,sehingga pada saat coitus akan merasa

nyeri selain dikarenakan oleh penurunan dari sekresi cairan lubrikasi. Selain itu nyeri pada saat coitus juga dapat disebabkan karena atropi pada selsel dinding vagina d. Perubahan Kulit Peranan hormorn estrogen pada kulit yaitu dngan menghambat degradasi dari kolagen.Kolagen itu sendiri merupakan suatu unsure protein yang berfungsi untuk melembapkan kulit. Jika tubuh kekurangan estrogen maka
degradasi kolagen akan meningkatan sehingga biasanya klien akan mngeluh kulitnya kasar dan mudah mengelupas. Selain itu efek positive estrogen terhadap kulit

berhubungan dengan rangsangan estrogen terhadap peningkatan kadar mukopolisakarida dan asam hialuronat kulit, yang kemudian akan meningkatkan kandungan air dalam dermis. Banyaknya kandungan air di dalam kulit dapat mencegah terjadinya kekeringan pada kulit

Meningkatkan vaskularisasi k area kulit e. Mudahnya terkenan infeksi di area vagian Hormon estrogen selain berfungsi sebagai proliferasi juga berfungsi sebagai peningkatan penimbunan glikogen dalam sel epitel di dinding vagina. Ketika timbunan glikogen ini kontak dengan flora normal yang ada di vagina( basil doderlein) maka akan membentuk asam laktat yang mempunyai Ph rendah, adanya asam laktat ini lah yang menjadi berier kimiawi untuk mencegah invasi mikroorganisme yang bersifat patogen f. Urogenital atropi

Estrogen meningkatkan kemampuan neuron untuk koneksi secara optimal

Mood disorder, termasuk depresi dan depresi manik (juga dikenal sebagai depresi bipolar), hasil dari ketidakseimbangan atau kekurangan pemancar untuk membuat koneksi yang benar antara sel-sel otak. Para ilmuwan telah mengidentifikasi norepinefrin, serotonin, dan asetilkolin sebagai beberapa bahan kimia otak yang penting yang diperlukan untuk kesehatan otak. Selain itu, estrogen memainkan peran penting dalam aliran darah ke tepat berbagai bagian otak, sehingga berperan dalam mengoptimalkan emosi, memori, dan fungsi kognitif.

g. Hot Flash h. Keringat di malam hari dan kelelahan i. Insomnia dan kelelahan

Bnayaknya keringat pada malam hari akan menganggu pola tidur dari klien karena sehingga klien tidak bisa beristirahat secara optimal. Akibatnya klien akan mudah lelah karena pada saat tidur itu lah tubuh akan memperbaiki dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak.

Kaitkan dengan kecemasan KOMPLIKASI a. Osteoporosis Hormon estrogen memiliki peranan keseimbangan remodeling tulang. Proses
remodeling ini dimulai dengan terjadinya resorpsi atau penyerapan atau penarikan tulang oleh sel tulang yaitu osteoklas, kemudian tulang yang sudah diserap itu tadi akan diisi oleh tulang yang baru dengan bantuan sel tulang yang bernama osteoblas. Kejadian ini adalah suatu keadaan yang normal, dimana pada saat proses pembentukan tulang sampai umur 30 - 35 tahun, jumlah tulang yang diserap atau diresorpsi sama dengan jumlah tulang baru yang mengisi atau menggantikan sehingga terbentuk puncak massa tulang, tapi setelah berumur 35 tahun atau wanita yang menopause keadaan ini tidak berjalan dengan seimbang lagi dimana jumlah tulang yang diserap lebih besar dari jumlah tulang baru yang menggantikan. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penurunan massa tulang yang berakibat pada osteoporosis. Estrogen berperan penting di dalam penghambatan proses resorbsi tulang karena estrogen dapat menurunkan kadar hormon paratiroid (PTH) dalam darah, meningkatkan produksi kalsitonin dan meningkatkan produksi 1,25 Dehidroxycholecalcalferol (1,25-DHCC) dalam ginjal.

b. Gangguan pada kardiovaskular c. Hiperkolesterol


Estrogen akan menurunkan kadar LDL dan lipoprotein (a) dengan cara meningkatkan regulasi, katabolisme LDL dan Lipoprotein (a), ini arena peningkatan clerance LDL dan Lipoprotein (a) dari plasma. Fungsi estrogen yang

lain adalah memperbaiki fungsi vaskuler dimana vasodilatasi yang terjadi memberikan kesempatan perbaikan pada endothelium yang rusak.

d. Obesitas PERAN PERAWAT a. Care Giver Pada kasus ini perawat dapat mebrikan pelayanan kesehatan sesuai dengan keluhan yang dirasakan klien b. Educator Pada kasus ini perawat berusaha untuk memberikan penjelasan sesederhana mungkin mengenai masa-masa menopause mulai dari defenisi, tanda dan gejala dan penanganannya sehingga hal ini dapat mengurangi kecemasan klien dalam menghadapi masa klimakterium ini. Pemberian pendidikan tidak hanya berlakuk bagi klien saja tapi juga bagi keluarga klien sehingga keluarga memberikan perhatian yang lebih kepada klien dalam menghadapi proses klimakterium ini. c. Kolllaborator Pada kasus ini perawat juga bisa berkolaborasi dengan dokter khusunya dokter kandungan untuk memberikan intervensi berupa terapi hormone jika memnag itu diperlukan dan gejla yang dirasakan sangat menganggu aktivitas klien sehari-hari Selain itu perawat juga bsa berkolborasi dengan psikiater apabila klien megalami kecemasan yang berlebihan dalam menghadapi masa klimakterium ini.

You might also like