You are on page 1of 12

PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Termodinamika adalah nama yang diberikan untuk studi proses di mana energi ditransfer sebagai kalor dan sebagai kerja. Dalam termodinamika terdapat beberapa hukum yang meliputinya. Hukum termodinamika pertama menyatakan bahwa energi adalah kekal. Sebagai contoh, ketika sebuah benda yang panas diletakkan bersentuhan dengan benda yang dingin, kalor mengalir dari yang panas ke yang dingin, tidak pernah sebaliknya secara spontan. Jika kalor meninggalkan benda yang dingin dan masuk ke yang panas, energi akan tetap bisa kekal. Tetapi ini tidak berlangsung secara spontan. Ada banyak contoh lain dari proses yang terjadi di alam tetapi kebalikannya tidak pernah terjadi. Misal, cangkir kopi dan gelas akan pecah seketika jika Anda menjatuhkannya. Tetapi pecahannya tidak akan bersatu kembali seketika. Hukum termodinamika pertama, kekekalan energi, tidak akan dilanggar jika proses-proses ini terjadi dengan sebaliknya. Untuk menjelaskan tidak adanya reversibilitas (bisa balik) para ilmuwan di paruh kedua abad sembilanbelas merumuskan prinsip baru yang dikenal dengan hukum termodinamika kedua. Hukum ini merupakan pernyataan mengenai proses yang terjadi di alam dan yang tidak. Hukum ini dapat dinyatakan dengan berbagai cara, semuanya sama. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana bunyi hukum termodinamika kedua? 2. Bagaimana pernyataan Kelvin-Planck dan Clausius tentang hukum termodinamika kedua? 3. Bagaimana kesetaraan perumusan Kelvin-Planck dan Clausius? 4. Apa itu proses reversibel dan ireversibel? 5. Apa itu entropi? C. Tujuan Penulisan 1) Menjelaskan bunyi hukum termodinamika kedua. 2) Menjelaskan pernyataan Kelvin-Planck dan Clausius tentang hukum termodinamika kedua. 3) Menjelaskan dan menyatakan kesetaraan perumusan Kelvin-Planck dan Clausius 4) Menjelaskan proses reversibel dan ireversibel. 5) Menjelaskan apa itu entropi. D. Metode Penulisan Penulisan makalah ini melalui prosedur studi pustaka, baik media buku maupun internet. Semua informasi dan gagasan yang telah diperoleh dalam makalah ini, kami gabungkan menjadi satu kesatuan dan menyeluruh, untuk menjelaskan makalah kami tentang hukum termodinamika kedua, sehingga kami dapat menarik kesimpulan dari intisari pembahasan makalah ini.

ISI A. Hukum Kedua Termodinamika Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah. Dengan kata lain, tidak semua proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat dibalik). Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya. Misalnya, jika sebuah kubus kecil dicelupkan ke dalam secangkir air kopi panas, kalor akan mengalir dari air kopi panas ke kubus es sampai suhu keduanya sama. (Marthen Kanginan, 2007: 246 dan 250) Dua sistem yang berbeda dan masing-masing dilingkupi oleh dinding adiabatik. Pada gambar (a) sebuah benda yang suhunya T1 bersinggungan dengan benda lain (reservoir) yang suhunya T2. Jika suhu T2 lebih tinggi dari pada T1 maka sejumlah bahang akan mengalir dari reservoir masuk ke dalam benda pertama sampai akhirnya dicapai keadaan seimbang. Dalam keadaaan seimbang ini, suhu benda pertama berubah menjadi T2 sama dengan suhu reservoir. Proses ini terjadi secara spontan. Seperti yang diketahui, reservoir adalah benda yang karena ukurannya besar atau karena sejumlah bahang mengalir keluar masuk ke dalamnya, suhunya tidak berubah. Dua sistem berbeda oleh dinding adiabatik Suatu bejana yang terbagi dua oleh diafragma. Bagian kiri berisi sejumlah gas dan bagian kanan hampa. Jika diafragma dirobek, maka sejumlah molekul gas dari bagian kiri akan bergerak memasuki bagian kanan sampai akhirnya dicapai keadaan seimbang dengan kedua bagian mempunyai tekanan yang sama. Proses inipun tak dapat berlangsung ke arah sebaliknya. Dari keadaan seimbang dengan molekul-molekul gas menempati kedua bagian dengan tekanan yang sama kemudian sejumlah molekul bergerak ke kiri sampai akhirnya bagian kanan menjadi hampa. Dari varian di atas dapat disimpulkan bahwa tampaknya hukum pertama tidak sensitif terhadap arah proses. Hukum pertama termodinamika tidak dapat menjelaskan apakah suatu proses mungkin terjadi ataukah tak mungkin terjadi. Oleh karena itu, muncullah hukum kedua termodinamika yang disusun tidak lepas dari usaha untuk mencari sifat atau besaran sistem yang merupakan fungsi keadaan. Ternyata orang yang menemukannya adalah Clausius dan besaran itu disebut entropi. Hukum kedua ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi tidak mungkin terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada sistem terisolasi, maka entropi sistem tersebut selalu naik atau tetap tidak berubah. Hukum kedua termodinamika memberikan batasan dasar pada efisiensi sebuah mesin atau pembangkit daya. Hukum ini juga memberikan batasan energi masukan minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah sistem pendingin. Maka hukum kedua secara langsung menjadi relevan pada banyak soal praktis yang penting. Hukum kedua termodinamika juga dapat dinyatakan dalam konsep entropi yaitu sebuah ukuran kuantitatif derajat ketidakaturan atau keacakan sebuah sistem. Dari hasil percobaan para ahli menyimpulkan bahwa mustahil untuk membuat sebuah mesin kalor yang mengubah panas seluruhnya menjadi kerja, yaitu mesin dengan efisiensi termal 100%. Kemustahilan ini adalah dasar dari satu pernyataan hukum kedua termodinamika sebagai berikut : Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengaalami sebuah proses di mana sistem menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal dan mengubah panas seluruhnya menjadi kerja mekanik, dengan sistem berakhir pada keadaan yang sama seperti keadaan awalnya.

Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan mesin dari hukum kedua termodinamika. Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaaan antara sifat alami energi dalam dan energi mekanik makroskopik. Dalam benda yang bergerak, molekul memiliki gerakan acak, tetapi diatas semua itu terdapat gerakan terkoordinasi dari setiap molekul pada arah yang sesuai dengan kecepatan benda tersebut. Energi kinetik dan energi potensial yang berkaitan dengan gerakan acak menghasilkan energi dalam. Jika hukum kedua tidak berlaku, seseorang dapat menggerakkan mobil atau pembangkit daya dengan mendinginkan udara sekitarnya. Kedua kemustahilan ini tidak melanggar hukum pertama termodinamika. Oleh karena itu, hukum kedua termodinamika bukanlah penyimpulan dari hukum pertama, tetapi berdiri sendiri sebagai hukum alam yang terpisah. Hukum pertama mengabaikan kemungkinan penciptaan atau pemusnahan energi. Sedangkan hukum kedua termodinamika membatasi ketersediaan energi dan cara penggunaan serta pengubahannya. Panas mengalir secara spontan dari benda panas ke benda yang lebih dingin, tidak pernah sebaliknya. Sebuah pendingin mengambil panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas, tetapi operasinya membutuhkan masukan energi mekanik atau kerja. Hal umum mengenai pengamatan ini dinyatakan sebagai berikut : Adalah mustahil bagi proses mana pun untuk bekerja sendiri dan menghasilkan perpindahan panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas. Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan pendingin dari hukum kedua termodinamika. Pernyataan pendingin ini mungkin tidak tampak berkaitan sangat dekat dengan pernyataan mesin. Tetapi pada kenyataannya, kedua pernyataan ini seutuhnya setara. Sebagai contoh, jika seseorang dapat membuat pendingin tanpa kerja, yang melanggar pernyataan pendingin dari hukum kedua, seseorang dapat mengabungkannya dengan sebuah mesin kalor, memompa kalor yang terbuang oleh mesin kembali ke reservoir panas untuk dipakai kembali. Meski gabungan ini akan melanggar pernyataan mesin dari hukum kedua, karena selisih efeknya akan menarik selisih panas sejumlah dari reservoir panas dan mengubah seutuhnya menjadi kerja W. Perubahan kerja menjadi panas, seperti pada gesekan atau aliran fluida kental (viskos) dan aliran panas dari panas ke dingin melewati sejumlah gradien suhu, adalah suatu proses ireversibel. Pernyataan mesin dan pendingin dari hukum kedua menyatakan bahwa proses ini hanya dapat dibalik sebagian saja. Misalnya, gas selalu mengalami kebocoran secara spontan melalui suatu celah dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Gas-gas dan cairan-cairan yang dapat bercampur bila dibiarkan akan selalu tercampur dengan sendirinya dan bukannya terpisah. Hukum kedua termodinamika adalah sebuah pernyataan dari aspek sifat searah dari proses-proses tersebut dan banyak proses ireversibel lainnya. Perubahan energi adalah aspek utama dari seluruh kehidupan tanaman dan hewan serta teknologi manusia, maka hukum kedua termodinamika adalah dasar terpenting dari dunia tempat makhluk hidup tumbuh dan berkembang. (Sears dan Zemansky, 2000: 561-562) B. Pernyataan Kelvin-Planck Dan Rudolf Clausius Tentang Hukum Kedua Termodinamika Dua formulasi dari hukum kedua termodinamika yang berguna untuk memahami konversi energi panas ke energi mekanik, yaitu formulasi yang dikemukakan oleh Kelvin-Planck dan Rudolf Clausius. Adapun hukum kedua termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut : 1. Formulasi Kelvin-Planck

Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu sumber pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik. Dengan kata lain, formulasi kelvin-planck menyatakan bahwa tidak ada cara untuk mengambil energi panas dari lautan dan menggunakan energi ini untuk menjalankan generator listrik tanpa efek lebih lanjut, misalnya pemanasan atmosfer. Oleh karena itu, pada setiap alat atau mesin memiliki nilai efisiensi tertentu. Efisiensi menyatakan nilai perbandingan dari usaha mekanik yang diperoleh dengan energi panas yang diserap dari sumber suhu tinggi. Dimana W= Q1 Q2, 2. Formulasi Clausius Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata memindahkan energi panas dari suatu benda dingin ke benda panas. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat mengambil energi dari sumber dingin (suhu rendah) dan memindahkan seluruhnya ke sumber panas (suhu tinggi) tanpa memberikan energi pada pompa untuk melakukan usaha. (Marthen Kanginan, 2007: 249-250) Berbeda dari hukum pertama, hukum kedua ini mempunyai berbagai perumusan. Kelvin mengetengahkan suatu permasalahan dan Planck mengetengahkan perumusan lain. Karena pada hakekatnya perumusan kedua orang ini mengenai hal yang sama maka perumusan itu digabung dan disebut perumusan Kelvin-Planck bagi hukum kedua termodinamika. Perumusan ini diungkapkan demikian : Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubahnya menjadi usaha Oleh Clausius, hukum kedua termodinamika dirumuskan dengan ungkapan : Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya hanya menyerap kalor dari reservoir bertemperatur rendah dan memindahkan kalor ini ke reservoir yang bertemperatur tinggi, tanpa disertai perubahan lain. Memindahkan kalor dari temperatur rendah ke temperatur tinggi kalau terus-menerus, akan membuat reservoir dingin menjadi lebih dingin lagi, dan reservoir panas menjadi lebih panas lagi. Adapun proses yang terjadi pada pesawat pendingin seperti lemari es adalah sebagai berikut : Zat cair pada tekanan tinggi harus melalui saluran yang sempit, menuju ke ruang yang lapang. Proses ini disebut proses Joule-Kelvin. Tiba diruang yang lapang itu (evaporator) zat cair berkurang tekanan dan temperaturnya, serta menguap pula. Untuk menguap, zat cair itu memerlukan kalor yang diserapnya dari reservoir T2. (Benda yang akan didinginkan itulah yang menjadi reservoir dingin). Uap pada tekanan rendah ini masuk kompresor, dimampatkan, sehingga tekanan dan temperaturnya naik. Temperatur uap ini lebih tinggi dari pada temperatur reservoir T1 (dan T1T2). Tiba di kondensor uap ini memberikan kalor pada reservoir T1. Selaku reservoir T1 dapat digunakan udara dalam kamar, ataupun air. Zat yang sering digunakan pada pesawat pendingin adalah freon atau amoniak. Proses yang sebenarnya berlangsung amat rumit. Dengan mengabaikan banyak hal dapatlah dilukiskan siklus yang mirip (gambar). Siklus ini terdiri atas:

o Proses Joule-Kelvin. Selama proses ini keadaan sistem bukanlah keadaan seimbang, karena itu tidak diketahui harga p dan V dari saat yang satu ke saat yang lain. Hanya keadaan awal (keadaan 1) dan keadaan akhir (keadaan 2) yang merupakan keadaan seimbang dengan harga p dan V yang tertentu. Karena itulah keadaan sistem selama proses itu tidak dapat dilukiskan sebenarnya. Dalam gambar 3, proses ini dinyatakan oleh titik . o Penguapan terjadi pada tekanan dan temperature tetap, dengan penyerapan kalor sebesar Q2. o Pemampatan secara adiabatik, sampai temperatur uap melebihi harga T1. o Pendinginan pada tekanan tetap sampai temperatur uap mencapai harga T1, dilanjutkan dengan pengembunan pada tekanan tetap dan temperatur tetap. Azas kerja pesawat pendingin ini tidak menentang perumusan Clausius karena pada pesawat ini harus dilakukan usaha dari luar sebesar W yang dinyatakan oleh luas bagian yang dibatasi 12341. Dari hukum pertama termodinamika diketahui, (4-3) Jadi, selain pemindahan kalor dari reservoir dingin (T2) ke reservoir panas (T1), terjadi pula perubahan usaha menjadi kalor yang ikut dibuang di . (Sutrisno dan Tan Ik Gie, 1983: 203-206) Pernyataan Clausius tentang hukum kedua termodinamika adalah sebagai berikut: Suatu poses tidak mungkin terjadi, bila satu-satunya hasil adalah sejumlah arus bahang yang mengalir keluar dari suatu sistem dengan suhu tertentu dan semuanya masuk kedalam sistem lain pada suhu yang lebih tinggi. Perubahan entropi total ini negatif karena T2 > T1 sehingga suku pertama yang negatif pada ruas kanan lebih besar dari pada suku kedua. Ini berarti bahwa dalam proses ini entropi menurun, sehingga menurut hukum kedua proses tersebut tidak mungkin terjadi. Pada mesin pendingin (refrigerator) memang arus bahang mengalir dari reservoir dengan suhu yang lebih rendah ke reservoir yang suhunya lebih tinggi, tetapi arus bahang ini tidak sama besar. Disamping itu arus bahang bukanlah satu-satunya hasil dalam proses tersebut, sebab masih ada uasaha yang dilakukan pada mesin. Pernyataan Kelvin-Planck tentang hukum kedua termodinamika adalah sebagia berikut: Suatu proses siklik tidak mungkin terjadi bila satu-satunya hasil adalah arus panas Q yang mengalir keluar dari suatu reservoir pada suhu tertentu dan seluruhnya dapat diubah menjadi usaha mekanik. Proses semacam ini andaikata dapat berlangsung tidak bertentangan dengan hukum pertama termodinamika, namun akan kenyataan bertentangan dengan hukum kedua termodinamika. Pada gambar 6, dilukiskan proses tersebut jika dapat berlangsung. Reservoir mengalami perubahan entropi sebesar dan tak ada kompensasi kenaikan entropi pada sistem lain. Oleh karena itu proses tersebut tidak mungkin terjadi. Pada mesin pemanas besar kerja itu tidak sama dengan seluruh arus bahang, disamping itu ada sejumlah bahang yang masuk kedalam sistem (reservoir) kedua. Pernyataan Clausius tentang hukum kedua termodinamika menunjukkan bahwa efisiensi termal sesuatu mesin pemanas atau koefisien penampilan mesin pendingin mempunyai batas atas. Pada gambar 7 (a) dilukiskan sebuah mesin bahang yang beroperasi antara dua reservoir dengan suhu T1 dan T2, (T2 > T1). Sedangkan pada gambar (b) dilukiskan sebuah refrigerator yang juga beroperasi antara T1 dan T2. sebuah refrigerator yang beroperasi antara dua reservoir dengan suhu T1 dan T2. Andaikan sejumlah massa air yang suhunya T1didinginkan agar menjadi es. Setelah menempuh sejumlah

siklus sejumlah bahang Q1 telah dipindahkan dari air, sejumlah kerja telah diberikan kepada refrigerator dan sejumlah bahang Q2 = Q1+ W telah dilepaskan ke dalam reservoir T2. C. Kesetaraan Perumusan Kelvin-Planck dan Clausius Jika ditinjau sepintas, seakan-akan kedua perumusan itu tidak kena mengena. Tetapi dapat ditunjukkan bahwa sebenarnya kedua perumusan itu setara, dalam arti kalau perumusan Clausius tidak benar, perumusan Kelvin-Planck pun tidak benar pula. Demikian juga sebaliknya. Secara simbolik, sebuah motor bakar dinyatakan seperti terlukis dalam gambar 8 (a) dan pesawat pendingin seperti gambar 8 (b). 1. Misalkan perumusan Clausius tidak benar. Jika demikian halnya, dapatlah dibuat pesawat pendingin yang dapat memindahkan kalor dari reservoir dingin ke reservoir panas tanpa usaha dari luar yang digunakan serempak dengan motor bakar biasa. Dalam hal ini, diusahakan agar pesawat dingin itu mampu menyerap seluruh kalor yang oleh motor bakar diberikan kepada reservoir dingin sehingga diperoleh gabungan yang terlukis seperti gambar berikut ini : 2. Misalkan perumusan Kelvin-Planck tidak benar. Dalam hal ini, seseorang dapat membuat pesawat yang menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah kalor itu menjadi usaha.Usaha dapat digunakan untuk menjalankan pesawat pendingin biasa (gambar 11). Alhasil reservoir T1 itu menerima kalor sebanyak Q2 + W-Q1= Q2+Q1-Q1=Q2 Sedangkan dari reservoir T2 diambil kalor sebanyak Q2 juga. Jadi, gabungan itu memindahkan kalor Q2 dari reservoir dingin (T2) ke reservoir panas (T1) tanpa perubahan lain apapun. Gabungan ini bertentangan dengan perumusan Clausius. Dengan demikian, perumusan Clausius setara dengan perumusan Kelvin-Planck.(Sutrisno dan Tan Ik Gie, 1983: 206-207) D. REVERSIBEL DAN IREVERSIBEL Proses yang tidak menyalahi hukum kedua, dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu reversibel dan ireversibel (terbalikkan dan tak terbalikkan). Marilah kita tinjau suatu sistem terisolasi. Hukum kedua mengatakan bahwa tidaklah mungkin terjadi suatu proses yang akan mengurangi entropi. Andaikan sistem itu mengalami suatu proses dengan arah yang kita sebut saja ke depan. Jika proses itu terjadi dengan kenaikan entropi, maka andaikan terjadi proses sebaliknya (ke belakang) pastilah akan disertai penurunan entropi dan ini tak mungkin. Maka dikatakan bahwa proses yang terjadi ke arah depan itu disebut ireversibel. Bila ada proses ke depan itu tidak terjadi perubahan entropi maka pada proses sebaliknya juga tidak akan terjadi perubahan entropi. Dengan demikian maka proses dapat berlangsung ke arah manapun tanpa menyalahi hukum kedua. Proses reversibel adalah proses yang tak menghasilkan entropi. Kebanyakan proses yang nyata adalah ireversibel, namun banyak pula yang dapat diidealkan sebagai proses reversibel. Beberapa proses demikian misalnya adalah prosesproses berikut. 1. Untai listrik dengan kapasitor dan induktor, tanpa resistor. 2. Kotak beroda pada rel licin (tanpa gesekan) yang dihubungkan dengan satu ujung pegas, ujung lain terikat pada dinding

3. Gas dalam bejana tertutup piston yang dapat bergerak bebas tanpa gesekan; piston dihubungkan dengan satu ujung pegas dan ujung pegas yang lain terikat pada dinding. (Dimsiki Hadi, 1993: 192-193) Misalkan sebuah sistem mengalami suatu proses, berubah dari keadaan A ke keadaan B. jika, sesudah proses itu selesai, sistem dan lingkungannya dapat dikembalikan ke keadaan semula, sehingga pada hasil akhirnya tiada kalor yang berpindah dan tiada usaha yang dilakukan, maka proses tersebut disebut proses reversibel. Proses yang tidak memenuhi syarat ini disebut proses ireversibel. Tinjaulah lagi proses perpindahan kalor dari benda A (yang bertemperatur TA) ke benda B (yang bertemperatur TB < TA), bila kedua buah benda itu bersentuhan. Setelah keduaduanya bertemperatur sama, T dapatkah masing-masing di kembalikan kekeadaan semula? Dapat! Yang diperlukan hanyalah dua buah reservoir: yang sebuah bertemperatur TA dan yang lain TB. Kemudian benda A dibiarkan bersentuhan dengan reservoir TA, benda B bersentuhan dengan reservoir TB. Maka pada akhirnya benda A bertemperatur TA dan benda B bertemperatur TB, seperti sebelum proses. Tetapi terjadi pula perubahan lain di lingkungannya: reservoir TA kehilangan kalor sebesar Q, sedang reservoir TB menerima kalor sebesar Q. Dapatkah kalor Q dipindahkan dari reservoir TB ke reservoir TA tanpa perubahan lain? Jelas tidak dapat! Karena itulah proses tersebut dikatakan ireversibel. Agar suatu proses reversibel haruslah dalam proses itu tidak ada gesekan dan tidak ada pula ketidakseimbangan. Proses seideal itu tidak mungkin ada. Kalau proses itu quasistatik dan di dalamnya gesekan dapat diabaikan, cukuplah sudah proses itu dianggap reversibel. (Sutrisno dan Tan Ik Gie, 1983: 208) E. Entropi Konsep entropi Dalam suatu sistem dengan sejulah koordinat termodinamik sebarang, semua kedadaan yang dapat dicapai dari suatu keadaan mul tertentu melalui porses adiabatik terbalikan, terletak ada suatu permukaan (atau hiperpermukaan) (t, X, X,) = tetap. Seluruh ruang t, X,X , dapat dianggap dipotong oleh sejumlah permukaan yng tak berpotongan sejenis ini, masingmasing dengan harga yang berbeda. Dalam proses nonadiabat terbalikkan yng menyankut pemindahan kalor Q, suatu sistem dalam keadaan yang dinyatakan oleh titik yang terletak pada permukaan akan berubah hingga titik keadaanya terletak pada permukaan lain + d . Perubahan Entropi Gas dalam keadaan setimbang awalnya i dibatasi oleh keran tertutup disebelah kiri dari wadah yang terisolasi secara termal. Apabila kita membuka keran tersebut, gas akan berdesakan untuk mengisi seluruh wadah, pada akhirnya mencapai keadaan kesetimbangan akhir f. Hal ini adalah sebuah proses ireversibel. Kurva p-V dari proses dalam gambar 18 menunjukkan tekanan dan volume dari suatu gas dalam keadaan awalnya i dan keadaan akhir f. Tekanan dan volume adalah sifat keadaan, sifat yang bergantung hanya pada kondisi gas dan tidak pada bagaimana gas mencapai kondisi itu. Sifat keadaan yang lain adalah suhu dan energi. Sekarang kita menganggap bahwa gas masih memilki sifat keadaan yang lain entropinya. Asas kenaikan entropi Dari pembahasan proses-proses ireversibel dalam pasal terdahulu, didapatkan bahwa entropi semesta (universe) selalu naik. Hal ini juga benar untuk semua proses ireversibel yang

sudah dapat dianalisis. Kesimpulan ini dikenal sebagai asas kenaikan entropi dan dianggap sebagai bagian dari Hukum Kedua Termodinamika. Asas ini dapat dirumuskan sbb. Entropi semesta selalu naik pada tiap proses ireversibel. Jika semua system berinteraksi di dalam suatu proses dilingkungi dengan bidang adiabatik yang tegar, maka semua itu membentuk sistem yang terisolasi sempurna dan membentuk dunianya sendiri. Karena itu dapat dikatakan bahwa entropi dari suatu sistem yang terisolasi sempurna selalu naik dalam tiap proses ireversibel yang terjadi dalam sistem itu. Sementara itu entropi tetap tidak berubah dalam sistem yang terisolasi jika sistem itu menjalani proses reversibel. Karena itu secara lengkap Hukum Kedua Termodinamika dapat dirumuskan sbb. Pada setiap proses yang terjadi di dalam sistem yang terisolasi, entropi sistem tsb, selalu naik atau tetap tidak berubah. (Dimsiki Hadi, 1993: 200-201) Menghitung perubahan entropi dalam proses reversibel Dalam proses adiabatik, 6Q = 0, dan dalam proses adiabatik reversibel = 0. Oleh karena itu dalam setiap program adiabatik reversibel dS = 0 atau ini berarti bahwa entropi S tetap. Proses demikian ini disebut pula sebagai proses isentropik Entropi berbeda dengan energi, yaitu tidak mematuhi hukum kekekalan. Energi dari suatu sistem tertutup adalah kekal; energi selalu tetap. Untuk proses ireversibel, entropi dari suatu sistem tertutup selalu bertambah. Karena sifatnya ini, perubahan entropi kadang-kadang disebut panah waktu. Terdapat dua cara yang ekuivalen untuk mendifinisikan perubahan entropi pada suatu sistem. o Dalam istilah dari suhu sistem dan energi, perubahan entropi akan mendapat atau kehilangan kalor. o Dengan menghitung cara atom atau molekul yang membentuk sistem dapat disusun ulang. Entropi merupakan ukuran dari ketidakteraturan Entropi dapat dianggap sebagai ukuran dari ketidakteraturan. Jika dikaitkan dengan pernyataan umum hukum kedua termodinamika, bisa dikatakan bahwa pada proses ireversibel, ketidakteraturan cenderung bertambah. Dengan kata lain, setiap proses ireversibel pada dasarnya menuju ke keadaan yang tidak teratur. Perlu diketahui bahwa konsep entropi pada mulanya hanya dihubungkan dengan proses ireversibel yang berkaitan dengan perubahan bentuk energi dan perpindahan energi. Setelah terlepas dari tangkainya dan jatuh bebas hingga mencium tanah, buah mangga tidak pernah meluncur ke atas lagi. Buku yang kita dorong lalu berhenti tidak pernah bergerak kembali ke arah kita. Ini adalah beberapa contoh proses ireversibel yang berkaitan dengan perubahan bentuk energi dan perpindahan energi dari satu benda ke benda yang lain. Proses tersebut hanya berlangsung pada satu arah saja, tetapi tidak pernah berlangsung pada arah sebaliknya. Buah mangga tidak pernah meluncur ke atas dengan sendirinya karena energi dalam berubah menjadi energi kinetik.Buku tidak pernah meluncur ke arah kita karena kalor atau panas yang timbul akibat gesekan berubah menjadi energi kinetik. Proses ireversibel yang terjadi di alam semesta ternyata tidak hanya berkaitan dengan perubahan bentuk energi dan perpindahan energi. Setelah dilahirkan, kita bertumbuh menjadi bayi, anak-anak, remaja, dewasa lalu menjadi tua lapuk dan akhirnya mati dimakan cacing. Apakah kamu pernah melihat seorang tua berubah menjadi bayi? Tidak pernah. Handphone

yang kita pakai lama kelamaan menjadi kusam dan rusak, mobil baru yang pada mulanya licin dan bertenaga menjadi kurang licin dan lemas tak bertenaga setelah dirimu pakai selama beberapa tahun. Apakah dirimu pernah lihat mobil tua tiba-tiba saja menjadi baru lagi? Atau Handphone kesayanganmu setiap hari semakin licin dan bagus? Tidak pernah. Setelah dipakai, handphone menjadi kusam dan rusak, begitu juga mobil. Ini adalah beberapa contoh proses ireversibel yang tidak ada hubungannya dengan perubahan bentuk energi dan perpindahan energi. Setelah menyadari bahwa semua proses alamiah yang terjadi di alam semesta bersifat ireversibel maka konsep entropi menjadi meluas. Pembahasannya tidak hanya meliputi proses termodinamika saja tetapi mencakup banyak proses ireversibel lainnya di alam semesta. Sekarang mari kita bahas beberapa proses ireversibel yang terjadi dalam kehidupan seharihari. Terlebih dahulu kita tinjau sebuah proses ireversibel sederhana berikut. Ini hanya pengantar saja, biar dirimu paham dengan konsep entropi serta kaitannya dengan proses ireversibel. rdapat sejumlah kelereng berwarna merah dan biru. Kelereng tersebut dimasukkan ke dalam sebuah wadah. Kelereng yang berwarna biru disusun secara rapi di bagian dasar, sedangkan kelereng berwarna merah disusun secara rapi di bagian atas (gambar kiri).Susunan kelerengmu dalam wadah tampak sangat teratur Sebelah bawahnya biru semua, sebelah atasnya merah semua. Selanjutnya mengocok atau mengguncangkan wadah naik turun. Karena wadah digerakkan naik turun maka susunan kelereng yang pada mulanya sangat teratur berubah menjadi tidak teratur lagi (gambar kanan). Kelereng berwarna merah dan biru campur aduk menjadi satu Semakin diguncang, susunan kelereng menjadi semakin tak teratur. Mungkin-kah setelah diguncangguncang, susunan kelereng menjadi teratur seperti semula? Kelereng tidak mungkin menjadi teratur seperti semula. Ini merupakan sebuah contoh proses ireversibel atau tidak dapat balik. Setelah mengalami proses ireversibel, susunan kelereng yang pada mulanya sangat teratur berubah menjadi tidak teratur. Keteraturan telah berubah menjadi ketidakteraturan. Hal yang sama terjadi pada proses ireversibel lainnya. Ketika kita menyentuhkan benda panas dan benda dingin, kalor akan mengalir dengan sendirinya dari benda panas menuju benda dingin. Kalor berhenti mengalir setelah kedua benda yang bersentuhan mencapai suhu yang sama. Proses ini bersifat ireversibel. Pada mulanya kita mempunyai dua susunan molekul, yakni molekul yang mempunyai energi kinetik rata-rata yang besar (molekul-molekul penyusun benda panas) dan molekul yang mempunyai energi kinetik rata-rata yang kecil (molekul-molekul penyusun benda dingin). Setelah benda panas dan benda dingin mencapai suhu yang sama (molekul-molekul telah mempunyai energi kinetik rata-rata yang sama), dua susunan molekul tadi tidak bisa kita bedakan lagi. Susunan molekul-molekul yang pada mulanya teratur berubah menjadi tidak teratur. Mirip seperti susunan kelereng di atas, setelah kedua benda mencapai suhu yang sama, keteraturan susunan molekul berubah menjadi ketidakteraturan (ketidakteraturan bertambah akibat adanya perpindahan kalor yang bersifat ireversibel). Lebih jauh lagi, aliran kalor dari benda panas menuju benda dingin bisa dianggap seperti aliran kalor dari daerah bersuhu tinggi menuju daerah bersuhu rendah pada mesin kalor. Adanya aliran kalor dari daerah bersuhu tinggi menuju daerah bersuhu rendah membuat mesin kalor bisa melakukan kerja. Mesin kalor tidak bisa melakukan kerja apabila tidak ada aliran kalor. Dengan demikian, kita bisa membuat hubungan antara ukuran ketidakteraturan dengan kemampuan melakukan kerja. Setelah mencapai suhu yang sama, tidak ada lagi aliran kalor dari benda panas menuju benda dingin (ketidakteraturan bertambah). Karena tidak ada aliran kalor membuat mesin kalor tidak bekerja maka kita bisa mengatakan bahwa sistem yang tidak bisa melakukan

kerja memiliki ketidakteraturan yang tinggi, sebaliknya sistem yang bisa melakukan kerja memiliki ketidakteraturan yang rendah. Dari hasil ini, kita bisa membuat kesimpulan mengenai hubungan antara bentuk energi dengan ukuran ketidakteraturan. Pada dasarnya bentuk energi yang bisa digunakan untuk melakukan kerja adalah energi potensial.Energi potensial gravitasi air bisa digunakan untuk menggerakan turbin.Energi potensial kimia pada minyak bisa digunakan untuk menggerakan kendaraan. Energi potensial kimia dalam tubuh bisa kita gunakan untuk melakukan kerja, jalanjalan, belajar. Energi potensial gravitasi buah mangga bisa digunakan untuk membocorkan atap rumah. Karena bentuk energi yang berguna bisa digunakan untuk melakukan kerja maka kita bisa mengatakan bahwa bentuk energi yang berguna tersebut lebih teratur, sebaliknya bentuk energi yang tidak berguna lebih tidak teratur. Bentuk energi yang tidak berguna adalah energi dalam dan kalor alias panas. Setelah mencium tanah, buah mangga tidak pernah meluncur ke atas lagi karena energi dalam berubah menjadi energi kinetik. Setelah kita mendorong buku, buku tersebut bergerak. Adanya gaya gesekan membuat buku berhenti bergerak. Untuk kasus ini, energi kinetik buku telah berubah menjadi kalor alias panas (panas timbul akibat adanya gesekan). Dalam kenyataannya buku yang sedang diam tidak meluncur kembali ke arah kita karena kalor alias panas berubah menjadi energi kinetik. Dua contoh ini menunjukkan bahwa kalor alias panas merupakan dua bentuk energi yang tidak berguna. Bentuk energi yang tidak berguna tidak bisa digunakan untuk melakukan kerja. Dengan demikian kita bisa mengatakan bahwa kalor alias panas dan energi dalam memiliki ketidakteraturan yang tinggi. Pada dasarnya proses perubahan bentuk energi, dari bentuk energi yang berguna menjadi bentuk energi yang tidak berguna selalu menaikkan ketidakteraturan. Lebih mudahnya, entropi selalu bertambah selama proses perubahan bentuk energi, karena entropi selalu bertambah seiring berlalunya waktu maka semua bentuk energi yang berguna tersebut akan berubah bentuk menjadi tidak berguna. Energi akan selalu kekal dalam proses perubahan bentuk energi, tetapi bentuk energi yang teratur dan bisa digunakan untuk melakukan kerja berubah bentuk menjadi tidak teratur dan tidak bisa digunakan untuk melakukan kerja. Entropi = panah waktu Entropi disebut juga sebagai panah waktu, karena bisa mengatakan kepada kita mengenai arah berjalannya waktu. Arah proses pada setiap proses alami adalah menuju ke keadaan yang tidak teratur. Apabila kita melihat kejadian yang sebaliknya, yakni keadaan tidak teratur dengan sendirinya berubah menjadi teratur, kita bisa mengatakan bahwa kejadiannya terbalik. Jika kita melihat serpihan-serpihan gelas yang tercecer di lantai mengumpul lagi dan membentuk gelas hingga utuh seperti semula, kita bisa mengatakan bahwa peristiwa tersebut terbalik. Hal tersebut tidak pernah terjadi dalam kehidupan kita setiap hari dan jika terjadi maka itu melangggar hukum kedua termodinamika.Dalam hal ini, waktu tidak pernah berjalan mundur dan ketidakteraturan tidak pernah berubah dengan sendirinya menjadi keteraturan. Hal yang paling mungkin terjadi dan selalu terjadi dalam kehidupan kita adalah keteraturan selalu bergerak menuju ketidakteraturan, waktu selalu berjalan maju, tidak mundur. Jika seorang tua berubah menjadi bayi, hal tersebut kita anggap tidak normal dan melanggar hukum kedua termodinamika. Atau tiba-tiba saja seseorang mengatakan bahwa ia datang dari tahun 2036 (Jhon Titor) adalah sesuatu yang aneh dan melanggar arah proses alami.

PENUTUP KESIMPULAN Hukum termodinamika kedua dapat dinyatakan dalam beberapa cara yang ekivalen: 1. Kalor mengalir secara spontan dari benda yang panas ke yang dingin, tetapi tidak sebaliknya; 2. Tidak akan ada 100 persen efisiensi mesin kalor--- artinya yang merubah sejumlah kalor seluruhnya menjadi kerja; 3. Proses alami cenderung menuju ketidak teraturan yang lebih besar atau entropi yang lebih besar. Pernyataan (3) merupakan pernyataan yang paling umum dari hukum termodinamika kedua dan dapat dinyatakan kembali sebagai: entropi total, S, dari sistem manapun ditambah entropi lingkungannya bertambah sebagai akibat dari proses alami: S > 0. Entropi merupakan ukuran kuantitatif ketidakteraturan sistem. Dengan berlalunya waktu, energi menurun menjadi bentuk yang lebih tidak berguna---yaitu lebih tidak memadai untuk melakukan kerja yang berguna.

DAFTAR PUSTAKA Hadi, Dimsiki. 1993. Termodinamika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Halliday dkk. 2010. Dasar-Dasar Fisika Versi Diperluas. Tanggerang: Binapura Aksara. Jamal, M. Arifuddin. --. Handout Fisika Dasar I. Belum dipublikasikan. Sutrisno dan Tan Ik Gie. 1983. Seri Fisika Dasar (Listrik, Magnet dan Termofisika Listrik). Bandung: ITB. Zemansky, Sears. 2000. Fisika untuk Universitas I. Jakarta: Erlangga.

You might also like