You are on page 1of 6

MANFAAT PROGRAM JAMINAN MUTU Jaminan mutu pelayanan kesehatan atau Quality Assurance in Healthcare merupakan salah satu

pendekatan atau upaya yang sangat mendasar dalam memberikan pelayanan terhadap pasien. Kita sebagai profesional pelayanan kesehatan baik sebagai perorangan ataupun kelompok harus selalu berupaya memberikan pelayanan kesehatn yang terbaik mutunya kepada semua pasien. Pendekatan jaminan mutu pelayanan kesehatan tersebut baik yang menyangkut organisasi, perencanaan ataupun penyelenggaraan pelayanan kesehatan itu sendiri telah menjadi suatu kiat manajemen yang sistematis serta terus menerus dievaluasi dan disempurnakan. Bidan berperan penting dalam penerapan mutu manajemen pelayanan kesehatan baik secara langsung ataupun tidak langsung saat penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada pasien. Adanya perubahan sosial budaya masyarakat dan perkembangan pengetahuan dan teknologi, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan informasi yang begitu cepat , serta diikuti oleh tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang baik , mengharuskan sarana pelayanan kesehatan untuk mengembangkan diri secara terus- menerus seiring dengan perkembangan yang ada pada masyarakat tersebut.
http://zumzummidwife.blogspot.com/2012/02/pengertian-mutu-pelayanan-kesehatan-dan.html

PENJAMINAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN a. Definisi Penjamin Mutu Secara Umum :

Penjamin mutu adalah : Proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga konsumen, prodosen, dan pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan.
Secara Khusus pelayanan kesehatan :

Penjamin mutu adalah : proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan pelayanan kesehatan secara konsisten dan berkelanjutan sehingga stakeholders memperoleh kepuasan.
b. Pelaksanaan Penjaminan Mutu Didasarkan atas dokumen yaitu dokumen pelayanan kesehatan atau dokumen mutu. 1) Dokumen pelayanan kesehatan sebagai rencana atau standar. 2) Dokumen mutu sebagai instrumen untuk mencapai dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. c. Kepuasan Pelanggan Philiph Kotler mendefinisikan Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang. d. Pelayanan kesehatan dinyatakan bermutu atau berkualitas apabila : 1. Pelayanan kesehatan mampu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya (aspek deduktif). 2. Pelayanan kesehatan mampu memenuhi kebutuhan stakeholders (aspek induktif) berupa: Kebutuhan kemasyarakatan (societal needs) Kebutuhan dunia kerja (industrialneeds) Kebutuhan profesional needs)

e.

Tujuan Penjaminan Mutu Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara berkelanjutan (continuous improvement), yang dijalankan oleh suatu sarana pelayanan kesehatan secara internal untuk mewujudkan visi dan misinya, serta memenuhi kebtuhan stakeholdersnya). Faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi mutu, ingat 9 M : Men Money Materials Machines and mechanization Modern information method Markets Management Motivation Mounting product requirement Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan Kompetensi teknis Akses terhadap pelayanan Kontiniutas Efektifitas Keamanan Efisiensi Hubungan antar manusia Kenyamanan Pelayanan Kesehatan Yang Baik Praktek yang rasional yang berdasarkan ilmu pengetahuan Menekankan pencegahan Kerjasama yang baik antar pasien yang awam dengan praktisi yang ilmiah medis. Memperlakukan individu sepenuhnya Hubungan dokter pasien akrab dan berkesinambungan Koordinasi denga pekerjaan kesejahteraan sosial Koordinasi semua jenis pelayanan kesehatan Pelayanan untuk kebutuhan semua orang

f. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. g. h. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)

i. Mengukur Mutu Pelayanan Kesehatan Mutu Produk Cacat (defect) Kerja ulang (rework) Terbuang (scrap) Item hilang (loss item) Pekerjaan terlambat skedulnya (back logs) Pekerjaan terlambat selesai (late deliveries) Item lebih (surplus item)
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/pengertian-dan-pelaksanaan-penjaminan.html

Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan adalah suatu proses upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan berdasarkan standar yang telah ditetapkan serta menentukan dan melaksanakan cara pemecahan masalah mutu sesuai dengan kemampuan yang ada dan menilai hasil yang dicapai guna menyusun saran trindaklanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN JAMINAN MUTU 1. Tahap Pelaksanaan Analisis Sistem dan Supervisi a) Cara pelaksanaan analisis sistem/supervisi dengan cara Peer Review (ulasbalik kesejawatan).dengamn mengikuti cara perputaran Robin. Pengamatan tingkat kepatuhan dilakukan oleh sejawat yang sama dari Puskesmas lain menggunakan instrumen berupa Daftar Tilik (checklist). Daftar Tilik berisi item-item yang harus dilaksanakan oleh petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Analisis Sistem merupakan suatu audit atau penilaian terhadap mutu pelayanan kesehatan, adapun penilaian meliputi beberapa aspek: 1) Kepatuhan terhadap standar Pengamatan dilakukan untuk menilai kepatuhan petugas terhadap standar yang ada dalam memberikan pelayanan kesehatan. Cara supervisor memeriksa kepatuhan terhadap standar: Ambil secara acak masing-masing 3 Catatan Medik pasien yang relevan dan telah dilaksanakan pengukuran terhadap standar. Periksa Catatan Medik tersebut dan catat hasil temuan pada kolom yang tersedia. Kecenderungan dari beberapa petugas kesehatan yang mematuhi Daftar Tilik artinya melakukan semua yang terdapat di dalam Daftar Tilik, akan tetapi tidak mematuhi Standar. Contohnya: poetugas kesehatan mungkin telah menanyakan semua pertanyaan yang menyangkut anamnesis dan melakukan pemeriksaan terhadap geejala klinik, tetapi salah melaakukan klasifikasi/diagnosis atau salah memberikan pengobatan. Sebagai akibnatnya dapat terjadi persepsi/anggapan yang keliru tentang Jaminan Mutu, yaitu petufgas Puskesmas menganggap Jaminan Mutu adalah Daftar Tilik. 2) Pengetahuan Petugas Puskesmas Selain pengamatan, juga akanm dilakukan wawancara oleh pengamat tentang pengetahuan petugas yang diamati, menggunakan alat bantu berupa Daftar Tilik. 3) Pengetahuan Pasien Wawancara juga dilakukan terhadap pasien/pengantar untuk mengetahui pengetahuan mereka tentang penyakit atau pelayanan yang diberikan berhubungan dengan kunjungannya ke Puskesmas. Wawancara dilakukan setelah pasien selesai mendapatkan pelayanan sewaktu akan meninggalkan

Puskesmas (exit interview) menggunakan instrumen Daftar Tilik. 4) Ketersediaan Sarana (Obat dan Alat) Dilakukan pengamatan ketersediaan alat dan obat yangg mendukung pelayanan kesehatan yang bersangkutan, menggunakan instrumen berupa Daftar Tilik. Pengisian Daftar Tilik cukup dengan memberikan tanda v pada kotak yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan dan jawaban. Daftar Tilik terdiri dari 4 bagian yaitu: 1. Pengamatan langsung (tehadap pelaksana): teknik bekerja, pencatatan (kartu status) 2. Wawancara tehadap pengantar/pasien 3. Wawancara petugas 4. Pengamatan sarana/alat esensial. b) Area Pelayanan yang dilakukan pengamatan Area Pelayanann Kesehatan Dasar penting adalah: Pelayanan Antenatal, Batuk dan Kesulitan Bernafas, Imunisasi. Untuk selanjutnya Puskesmas akan melakukan pengamatan untuk area lainnya sesuai dengan prioritas (kondisi) setempat. c) Pelaksana Empat atau lima petugas kesehatan dalam satu organisasi, biasanya terdiri dari seorang dokter, bidan, perawat, tenaga gizi dan atau Jurim yang telah mendapat Pelatihan Analisis Sistem, sehingga mereka terampil dalam menggunakan Daftar Tilik untuk melakukan pengamatan langsung terhadap petugas. Pelayanan kesehatan yang sedang dilakukan harus telah berdasarkan suatu Standar Pelayanan yang telah disepakati. d) Jumlah sampel Untuk setiap area akan dikumpulkan sejumlah 25 kasus. Ada kalanya setelah melakukan pengamatan selama 5-6 hari dalam kutrun waktu dua minggu, tetapi tidak terkumpul 25 kasus, maka pengamatannya dihentikan, dan data yang akan digunakan cukup dengan jumlah yang sudah terkumpul saja. e) Cara melakukan pengumpulan data 1) Pengamatan Langsung 2) Wawancara terhadap petugas Puskesmas yang diamati 3) Wawancara dengan pasien/klien 4) Ketersediaan Peralatan Essensial . f) Jumlah petugas yang diamati Tujuan pengamatan ialah menentukan Tingkat Kepatuhan Puskesmas, maka pengamatan dilakukan terhadap sebanyak mungkin petugas Puskesmas (jika Petugas Puskesmas lebih dari seorang), kecuali dokter, kalau dokter hanya seorang saja. Diupayakan melakukan pengamatan seproposional mungkin dengan jumlah pasien yang diperiksa oleh petugas kesehatan yang diamati.

g) Pengolajhan dan analisa Data yang terkumpul dibuat tabulasi, kemudian dihitung tingkat kepatuhan/tingkat pengetahuan/tingkat kelengkapan sarana dengan mempergunakan rumus sebagai berikut: Tingkat kepatuhan = Jumlah Ya Jumlah (Ya + Tidak) h) Penyusunanm Rencana Kegiatan atau Plan of Action Organisasi pelayanan kesehatan tetangga yang melakukan pengamatan, setelah mengolah data akan memberikan umpan balik kepada unit pelayanan yang diamati. Umpan balik tersebut diberikan pada Lokakarya di tingkat kabupaten. Setelah menerima umpan balik tersebut, maka Puskesmas segera membuat suatu Rencana Kegiatan atau Plan of Action (PoA) untuk meningkatkan Tingkat Kepatuhan Petugas terhadap Standar, tingkat pengetahuan serta tingkat kelengkapan sarana, sehingga menjadi sekurang-kurangnya 80%. PoA tersebut antara lain berisi: penanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan, pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan kepatuhan dan cara pemantauan kemajuan pelaksanaan kegiatan. Contoh: 1) membuat job aid yang dapat dipergunakan sebagai alat Bantu bagi petugas agar selalu ingat standar pelayanan. 2) Melakukan kalakarya (on the job training) untuk meningkatkan ketrampuilan dan pengetahuan petugas. 3) Melengkapi sarana yang masih kurang dengan cara realokasi atau pengaturan. i) Pemantauan dan Supervisi Selama organisasi pelayanan melaksanakan rencana kegiatan (PoA) maka diharapkan Supervisor kabupaten/kota akan sering berkunjung ke organisasi pelayanan untuk membantu petugas kesehatan meningkatkan Tingkat Kepatuhan terhadap Standar. Selain oleh Supervisor kabupaten/kota, maka kepala organisasi pelayanan juga harus memantau petugas Puskesmas. Ada dua hal yang harus menjadi perhatian Supervisor, yaitu: i. Apakah petugas Puskesmas mematuhi Standar? Apakah semua kegiatan yang terdapat di dalam Standar dikerjakan? ii. Apakah petugas Puskesmas melaksanakan Standar dengan benar? Misalnya di dalam Standar menyebutkan harus mengukur tekanan darah, pengamat akan melihat petugas yang diamati melakukan pengukurasn tekanan darah secara tepat dan benar. Evaluasi Tiga sampai enam bulan setelah ulasbalik kesejawatan yang pertama dilakukan lagi ulasbalik kesejawatan yang kedua, dengan cara dan instrumen yang sama, tetapi cukup dengan mengumpulkan 12 pengamatan. Penyajian data sama dengan ulasbalik kesejawatan yang pertama. Tingkat kepatuhan/pengetahuan/ketersediaan sarana yang diperoleh pada peer review pertama (25 kasus) dibandingkan dengan hasil peer review kedua (12 kasus) dan diharapkan terjadi peningkatan tingkat kepatuhannya.

2 .Tahap Pelaksanaan Pendekatan Tim dalam Pemecahan Masalah Pendekatan Tim sudah dimulai sejak saat Jaminan Mutu mulai dilaksanakan. Pendekatan Tim dalam Pemecahan Masalah adalah suatu pendekatan untuk memecahkan masalah, dalam hal ini adalah masalah mutu pelayanan (masalah kompleks), yang terjadi di dalam organisasi pelayanan secara tim dengan mengikuti langkah-langkah dalam siklus pemecahan masalah (Problem Solving Cycle) dan mempergunakan alat-alat pemecahan masdalah (Quality Improvement Tool) serta berdasarkan data. Istilah masalah kompleks yang ditujukan terhadap masalah Keluaran yaitu outcome dan output pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien adalah keluaran, maka masalah tentang kepuasan pasien akan dilihat sebagai mutu pelayanan. Kompleksitas masalah itu dapat terjadi dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai berikut: a. Besaran atau magnitude suatu masalah yang kompleks lebih sulit ditentukan; b. Penyebab masalah yang kompleks lebih sulit diketahui atau dimengerti; c. Pengumpulan data harus dilakukan untuk mengidentifikasi penyebabn suatu masalah yang kompleks; d. Suatu intervensi khusus diperlukan untuk menghilangkan penyebab masalahnya; e. Diperlukan suatu pemantauan khusus terhadap kemajuan pelaksanaan pemecahan masalah untukm menentukan apakah masalah kompleks tersebut telah dapat dipecahkan. Diharapkan organisasi pelayanan dapat memecahkan masalah mutu dua atau tiga dalam setahun. Proses pemecahan masalah dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 3 bulan. Dimana pemecahan masalah tersebut, apabila menurut hasil evaluasi dinilai berhasil, akan menjadi SOP organisasi pelayanan untuk kegiatan yang bersangkutan. Sehingga dengan ini diharapkan organisasi dapat memberikan pelayanan berdasarkan SOP dengan mutu yang terjamin serta hasil sesuai dengan yang diharapkan, baik oleh pengguna, pelaksana maupun pimpinan. Yang penting adalah nahwa Puskesmas selalu bekerja dalam menemukan dan memecahkan masalah yang kompleks tanpa hentihentinya. Cara menjaga kelansungan Jaminan Mutu di Puskesmas adalah: b) Mempertahankan tingkat kepatuhan terhadap standar, dalam arti profesionalisme petugas dalam memberikan pelayanan tetap memegang best practice, antara lain dengan upaya: c) Mengintegrasikan Jaminan mutu ke dalam sistem manajemen Puskesmas yang telah ada yaitu Perencanaan Tingkat Puskesmas, Lokakarya Mini Puskesmas dan Penilaian Kinerja Puskersmas dengan cara: Identifikasi masalah melalui Penilaian Kinerja Proses pemecahan masalah melalui PTP Evaluasi dan monitoring melalui Lokakarya Mini Puskesmas. http://drlukashermawan.blogspot.com/2010/01/jaminan-mutu-playanan-kesehatan-dasar.html

You might also like