You are on page 1of 4

Sekularisme

Sebelum kita bicara tentang Ilmaniah (Sekularisme) kita harus mengetahui terlebih dahulu maknanya secara detail. Sebab kata ahli ilmu logika; Menghukumi sesuatu merupakan bagian dari pemahaman tentangnya. Terutama istilah-istilah seperti ini jika kita tidak memberikan batasan yang jelas dan detail, maka setiap orang akan menginterpretasikannnya dengan semaunya. Ilmaniyah adalah terjemahaan ke bahasa Arab yang salah dari kata seculerism dalam bahasa Inggris, atau secularit/secularique dalam bahasa Perancis, adalah suatu istilah yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kata ilmu. Dalam bahasa Inggris atau bahasa Perancis, ilmu berarti science, dan alirannya disebut: Scientism. Sedangkan penisbatan kepada ilmu, kita mengatakannya dengan scientific, sedangkan dalam terminologi bahasa Perancis disebut Scientifique. Adanya imbuhan Alif dan Nun pada kata Alim dalam bahasa Arab adalah bersifat Simai untuk penisbatan, seperti kata Rabbani penisbatan kepada Rabb yang akhirnya muncul katakata seperti Ruhani, Nafsaniy dan sebagainya. Lalu muncul pula kata-kata seperti Aqlaniy, Syakhsany dan Ilmany. Bahasa Arab yang benar dari Secularism atau Secularit itu adalah Laa Diniyah atau Dunyawiyah yang maknanya tidak hanya lawan Ukhrawi saja tetapi memiliki makna lebih spesifik lagi yakni: sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan dien/agama, atau: Sesuatu yang hubungannya dengan agama adalah sebagai lawan. Diterjemahkannya kata Secularism atau Secularit ke dalam bahasa Arab dengan Ilmaniah atau Almaniah karena penerjemahnya tidak memahami kata-kata dien dan ilmu dengan makna yang sebenarnya melainkan memahaminya dengan pemahaman Barat Masehi, dimana kedua kata ini (dien dan ilmu) bagi mereka adalah dua hal yang bertentangan. Yakni sesuatu yang bersifat agama tidaklah berkaitan dengan ilmu begitu juga sebaliknya. Dengan kata lain ilmu dan akal merupakan lawan agama. Ungkapan yang benar terhadap kata-kata Sekularisme ini adalah tampak pada apa yang disebutkan dalam sejumlah kamus dan ensiklopedia asing. Ensiklopedi Britania misalnya, menyebutkan bahwa sekularisme adalah sebuah gerakan kemasyarakatan yang bertujuan memalingkan dari kehidupan akhirat dengan semata-mata berorientasi kepada dunia. Gerakan ini dilancarkan karena pada abad-abad pertengahan, orang sengat cenderung kepada Allah dan hari akhirat dan menjauhi dunia. Sekularisme tampil untuk menghadapinya dan untuk mengusung kecendrungan manusia yang pada abad kebangkitan, orang menampakkan ketergantungan yang besar terhadap aktualisasi kebudayaan dan kemanusiaan dan kemungkinan terealisasinya ambisi mereka terhadap dunia.

Lalu orientasi kepada sekularisme yang merupakan gerakan perlawan terhadap agama dan ajaran Masehi terus berlanjut di celah-celah sejarah modern seluruhnya. Kamus Dunia Baru oleh Wipster merinci makna Sekularisme dengan menyebutkan sebagai berikut, Yaitu: Semangat Keduniaan atau orientasi duniawi dan sejenisnya. Secara khusus adalah undang-undang dari sekumpulan prinsip dan prakterk (practices) yang menolak setiap bentuk keimanan dan ibadah. Keyakinan bahwa agama dan urusan-urusan gereja tidak ada hubungannya sama sekali dengan soal-soal pemerintahan, terutama soal pendidikan umum. Kamus Oxford menyebutkan sebagai berikut, Sekularisme artinya bersifat keduniaan atau materialisme, bukan keagamaan atau keruhaniaan. Seperti pendidikan sekuler, seni atau musik sekuler pemerintahan sekuler, pemerintahan yang bertentangan dengan gereja. Sekularisme adalah pendapat yang mengatakan bahwa agama tidak layak menjadi fondasi ahlak dan pendidikan. Sementara Kamus Internasional Modern ketiga menyebutkan: Sekularisme ialah suatu pandangan dalam hidup atau dalam satu masalah yang berprinsip bahwa agama atau hal-hal yang bernuansa agama tidak boleh masuk ke dalam pemerintahan, atau pertimbangan-pertimbangan keagamaan harus dijauhkan darinya. Maksudnya adalah: Politik sekuler murni dalam pemerintahan, misalnya yang terpisah sama sekali dari agama. Sekularisme juga adalah undang-undang akhlak sosial yang berlandaskan pemikiran yang mewajibkan ditegakkannya nilai-nilai prilaku dan moral menurut kehidupan modern dan solidaritas sosial tanpa memangdang kepada agama. Adapun seorang orientalis bernama Arberriy dalam bukunya, Ad-Dien fi Asy-Syarqi AlAwsath, mengatakan berkenaan dengan sekularisme sebagai berikut, Materialisme sekuler dan humanistik serta aliran naturalisme semuanya merupakan bentuk dari sekularisme sebagai ciri khas Eropa dan Amerika yang fenomenanya tampak di Timur tengah. Ia tidak membuat satu model pun dalam filsafat atau etika tertentu? Contoh utamanya adalah pemisahan agama dari pemerintahan pada Republik Turki. Kesimpulan Sekularisme ialah memisahkan agama dari kehidupan individu atau sosial dalam artian agama tidak boleh ikut berperan dalam pendidikan, kebudayaan maupun dalam hukum.

Dengan kata lain: Sekularisme ialah memisahkan Allah Taala dari hukum dan undang undang mahluk-Nya. Allah tidak boleh ikut mengatur mereka seakan-akan tuhan mereka adalah diri mereka sendiri, berbuat sesukanya dan membuat hukum sesuai seleranya. Dengan demikian, sekularisme sangat berlawanan dengan syariat Islam, karena Islam punya tugas mengeluarkan manusia dari kepungan hawa nafsunya menuju tuntunan Ilahi. Allah Azza wa Jalla berfirman, Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (Al Jaatsiyah, 45 : 18). Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesung- guhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesung- guhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Al Qashash 28: 50). Pertentangan dan kontradiksi ini semakin jelas bahwa syariat Islam merupakan manhaj yang syamil (komprehensif) yang mencakup seluruh aspek khidupan manusia, baik individu, masyarakat, ruhani, jasmani, agama, politik, kebudayaan, ekonomi, regional dan internasional. Syariat Islam sebagaimana dituturkan oleh para ahli fiqih merupakan hakim pemutus untuk seluruh perbuatan dan tindak-tanduk manusia. Sekularisme pun tiada bedanya, ia ingin mengatur seluruh kehidupan manusia dengan pandangannya yang putus dengan langit, sehingga harus melawan agama. Pembagian Sekularisme Dari segi sikapnya terhadap agama, sekularisme sesuai dengan kenyataan dan apa yang dinyatakan oleh para ahli, yaitu terbagi dua: 1. Sekularisme yang Netral/Moderat 2. Sekularisme yang agresif/Memusuhi agama Sekularisme yang Netral/Moderat Sekularisme yang moderat adalah sekularisme liberal yang dianut oleh negara-negara Eropa/Barat dan Amerika. Negara-negara yang disebut dengan Alam Bebas. Negaranegara yang menggembar-gemborkan kebebasan dan hak asasi manusia secara umum, termasuk kebebasan beragama dan kebebasan manusia untuk komitmen terhadap. Menurut hemat penulis, yang namanya sekularisme itu tidak ada yang bersikap netral terhadap agama karena memisahkan agama dari arena kehidupan manusia bukanlah suatu kenetralan justru suatu sikap memusuhi agama. Sikap ini justru berpijak kepada tuduhan

bahwa agama itu berbahaya, oleh karena itu harus disingkirkan. Pendidikan, pengajaran, kebudayaan, ilmu, undang-undang dan tradisi harus terpisah dari agama. Ini berarti tidak netral dan tidak disebut pasif. Setiap pernyataan bahwa sekularisme bentuk ini lebih ringan ancamannya terhadap agama dibanding yang kedua, karena sekularisme jenis pertama ini tidak mendukung dan tidak memusuhi agama disampaikan begitu lantang dan tegas. Pertanyaan seperti itu disampaikan begitu tegas mengandung makna bahwa setiap individu dapat menjalankan kewajiban agamanya yang bersifat pribdai dibawah kekuasaan sekularisme tersebut dan tetapnya masjid dan gereja serta tempat-tempat ibadah lainnya sebagai tempat ibadah mereka. Sekularisme yang agresif Memusuhi Agama Sekularisme jenis ini adalah sekularisme Marxis yang dianut oleh Uni Soviet dan Rusia yang atheis serta negara lain yang sepaham. Sekularisme jenis ini sangat memusuhi agama dan berusaha untuk melenyapkannya termasuk membersihkannya dari dalam masjid atau gereja, karena agama bagi mereka adalah musuh yang bertentangan dengan pandangannya, oleh karena itu harus dikubur. Sebagian sekularisme liberal dan yang menganggap dirinya penganut demokrasi meniru atau mengikuti sekularisme Marxis dengan memerangi agama dan membunuh pandanganpandangannya.

You might also like