You are on page 1of 27

1

BAB I PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG Guru merupakan salah satu pelaku dalam kegiatan sekolah. Oleh karena itu, ia dituntut untuk

mengenal tempat bekerjanya itu. Pemahaman tentang apa yang terjadi sekolah akan banyak membantu mereka memperlancar tugasnya sebagai pengelola langsung proses belajar mengajar. Guru perlu memahami faktorfaktor yang langsung dan tidak langsung menunjang proses belajar mengajar. Prasarana dan sarana diibaratkan sebagi motor penggerak yang dapat berjalan dengan kecepatan sesuai dengan keinginan oleh penggeraknya. Begitu pula dengan pendidikan, sarana dan prasarana sangat penting karena dibutuhkan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Manajemen prasarana dan sarana sangat diperlukan dalam menunjang tujuan pendidikan yang sekaligus menunjang pembangunan nasional, oleh karena itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman konseptual yang jelas agar dalam implementasinya tidak salah arah. Bagi guru, pemahaman tentang pengelolaan prasarana dan sarana akan membantu memperluas wawasan tentang bagaimana ia dapat berperan dalam merencanakan, menggunakan, dan mengevaluasi prasarana dan sarana yang ada sehingga prasarana dan sarana tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan pendidikan. Manajemen ditambah administrasi prasarana dan sarana memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan. Dengan diberlakukan otonomi daerah berarti pemerintah memberikan kesempatan kepada sekolah untuk berinisiatif dan berkarya sesuai dengan kemampuan lembaga pendidikan/sekolah masingmasing termasuk dalam pengembangan prasarana dan sarana. Oleh karena itu perlu adanya manajemen prasarana dan sarana pendidikan.

B.

RUMUSAN DAN BATASAN PEMBAHASAN Rumusan dari penulisan makalah ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Apa pengertian dan ruang lingkup manajemen sarana dan prasarana? Apa saja tujuan administrasi sarana dan prasarana? Apa saja jenis-jenis sarana dan prasarana? Bagaimana prinsip-prinsip pengelolaan sarana dan prasarana? Bagaimana siklus pengelolaan sarana dan prasarana? Pengaturan dan penggunaan sarana?

C.

TUJUAN PENULISAN DAN MANFAAT PENULISAN Tujuan dari penulisan makalah ini adalah antara lain untuk mengetahui: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengertian dan ruang lingkup manajemen sarana dan prasarana? Tujuan administrasi sarana dan prasarana? Jenis-jenis sarana dan prasarana? Prinsip-prinsip pengelolaan sarana dan prasarana? Siklus pengelolaan sarana dan prasarana? Pengaturan dan penggunaan sarana?

BAB II PENDAHULUAN A. PENGERTIAN Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah. Dalam pendidikan misalnnya lokasi atau tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, ruang dan sebagainya. Sedangkan sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, seperti: ruang , buku, perpustakaan, labolatarium dan sebagainya. Sedangkan menurut keputusan menteri P dan K No.079/1975, sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu: 1) 2) Bangunan dan perabut sekolah Alat pelajaran yang terdiri dari pembukauan dan alat-alat peraga dan labolatarium dan media yang tidak menggunakan alat penampil. Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. Menurut rumusan Tim Penyusunan Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajara mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien. B. TUJUAN ADMINISTRASI SARANA PRASARANA Tujuan administrasi sarana prasarana sekolah secara umum adalah memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan prasana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Adapun, tujuan secara khususnya adalah sebagai berikut. 1) 2) Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Untuk mengupayakan sarana prasarana sekolah secara tepat dan efisien, sehingga keberadaannnya selalu dalam kondisi siap pakai.

3) Media pendidikan yang dapat dikelompokan menjadi audiovisual yang menguanakan alat penampil

C. JENIS-JENIS SARANA PRASARANA PENDIDIKAN Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu (1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar. 1) Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai Dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama. a. Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Contoh, kapur tulis, beberapa bahan kimia untuk praktik guru dan siswa, dsb. Selain itu, ada sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi, dan kertas karton yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar. Contoh: pita mesin ketik/komputer, , bola lampu, dan kertas. b. Sarana pendidikan tahan lama Sarana pendidikan tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Contoh, bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan beberapa peralatan olah raga. 2) Ditinjau dari Bergerak Tidaknya pada Saat Digunakan Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang bergerak dan sarana pendidikan tidak bergerak. a. Sarana pendidikan yang bergerak Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya, contohnya: almari arsip sekolah, bangku sekolah, dsb. b. Sarana pendidikan yang tidak bergerak Sarana pendidikan yang tidak bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan, misalnya saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). 3) Ditinjau dari hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar Sarana Pendidikan dibedakan menjadi 3 macam bila ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar, yaitu: alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran. a. Alat pelajaran Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar, misalnya buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktik. b. Alat peraga Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak sampai dengan yang konkret. c. Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada tiga jenis media, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual. Adapun prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: 1) prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium.

5
2) prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, misalnya ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan. D. PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA Untuk mendukung tercapainya tujuan administrasi sarana prasarana sekolah maka ada prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelola sarana prasarana sekolah sebagai berikut. 1) 2) Prinsip pencapaian tujuan Administrasi sarana prasara sekolah dikatakan berhasil apabila fasilitas sekolah selalu siap pakai. Prinsip efisiensi Pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan. Untuk itu, perlengkapan sekolah hendaknya dilengkapi dengan petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya. 3) Prinsip administratif Semua pengelola perlengkapan pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu memperhatikan undangundang, peraturan, intruksi dan pedoman yang telah diberlakukan oleh pemerintah. 4) Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab Tugas dan tanggung jawab semua anggota organisasi terhadap pengelolaan sarana dan prasarana sekolah harus dideskripsikan dengan jelas. 5) Prinsip Kekohesifan Manajemen sarana prasarana sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja yang sangat kompak. Untuk itu, antara satu dengan lainnya dalam organisasi harus bekerja dengan baik. E. SIKLUS PENGELOLAAN SARANA PRASARANA Proses pengelolaan administrasi sarana prasarna meliputi 5 hal, yaitu: 1) 2) 3) 4) 5) penentuan kebutuhan, pengadaan, pemakaian, pengurusan dan pencatatan, pertanggungjawaban.

1). Penentuan Kebutuhan Melaksanakan analisis kebutuhan, analisis anggaran, dan penyeleksian sarana prasarana sebelum mengadakan alat-alat tertentu. Berikut adalah prosedur analisis kebutuhan berdasarkan kepentingan pendidikan di sekolah. a) Perencanaan Pengadaan Barang Bergerak (1) Barang yang habis dipakai, direncanakan dengan urrutan sebagai berikut. Menyusun daftar perlengkapan yang disesuaikan dengan kebutuhan dari rencana kegiatan sekolah. Memperkirakan biaya untuk pengadaan barang tersebut tiap bulan. Menyusun rencana pengadaan barang menjadi rencana triwulan dan kemudian menjadi rencana tahunan. (2) Barang tak habis dipakai, direncanakan dengan urutan sebagai berikut.

6
Menganalisis dan menyusun keperluan sesuai dengan rencana kegiatan sekolah serta memperhatikan telah ditentukan. Menetapkan skala prioritas menurut dana yang tersedia, urgensi kebutuhan dan menyusun rencana pengadaan tahunan. b) Penentuan Kebutuhan Barang Tidak Bergerak Pengadaan barang tidak bergerak meliputi pengadaan tanah dan bangunan, direncanakan dengan urutan sebagai berikut. 1) Mengadakan survei tentang keperluan bangunan yang akan direnovasi dengan maksud untuk memperoleh data mengenai: fungsi bangunan, struktur organisasi, jumlah pemakai dan jumlah alat-alat/ perabot yang akan ditempatkan. 2) 3) 4) Mengadakan perhitungan luas bangunan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan disusun atas dasar data survei. Menyusun rencana anggaran biaya yang disesuaikan dengan harga standar yang berlaku di daerah yang bersangkutan. Menyusun pentahapan rencana anggaran biaya yang disesuaikan dengan rencana pentahapan pelaksanaan secara teknis, serta memperkirakan anggaran yang disediakan setiap tahun, dengan memperhatikan skala prioritas yang telah ditetapkan, sesuai dengan kebijaksanaan departemen. c) Perhitungan Kebutuhan Ruang Belajar Menghitung kebutuhan ruang belajar harus memperhatikan tambahan jumlah siswa yang diperkirakan akan ditampung pada tahun yang akan datang. Perkiraan tambahan julah siswa didasrkan pada anak usia sekolah yang akan ditampung dan arus lulusan yang akan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi di tingkat propinsi/ kabupaten. Selain itu, juga perlu memperhatikan jumlah murid yang keluar dari sekolah baik lulusan, pindahan, maupun putus sekolah. 2) Pengadaan Sarana Prasarana Pengadaan sarana prasarana pendidikan merupakan upaya merealisasikan rencana kebutuhan pengadaan perlengkapan yang telah disusun sebelumnya, antara lain sebagai berikut. a) b) Pengadaan buku, alat, dan perabot dilakukan dengan cara membeli, menerbitkan sendiri, dan menerima bantuan/ hadiah/ hibah. Pengadaan bangunan, dapat dilaksanakan dengan cara: c) membangun bangunan baru; membeli bangunan; menyewa bangunan; menerima hibah bangunan; menukar bangunan; perlengkapan yang masih ada dan masih dapat dipakai. - Memperkirakan biaya perlengkapan yang direncanakan dengan memperhatikan standar yang

Pengadaan tanah, dapat dilakukan dengan cara membeli, menerima bahan, menerima hak pakai, dan menukar.

3) Penggunaan dan Pemeliharaan Ada dua prinsip yang harus diperhatikan dalam pemakaian perlengkapan pendidikan, yaitu prinsip efektivitas dan prinsip efisiensi. Prinsip efektivitas berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan di

7
sekolah harus ditujukan semata-mata dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun, prinsip efisiensi berti, pemakaian semua perlengkapan pendidikan secara hemat dan hati-hati sehingga semua perlengjkapan yang ada tidak mudah habis, rusak, atau hilang. Pemeliharaan merupakan kegiatan yang terus menerus untuk mengusahakan agar barang tetap dalam keadaan baik atau siap untuk dipakai. Menurut kurun waktunya, pemeliharaan dibedakan dalam: a) pemeliharaan sehari-hari, misalnya: mobil, mesin disel, mesin ketik, komputer, dsb. b) pemeliharaan berkala, yaitu: dua bulan sekali, tiga bulan sekali, dsb. 4) Pengurusan dan Pencatatan Semua sarana prasarana harus diinventarisasi secara periodik, artinya secara teratur dan tertib berdasarkan ketentuan atau pedoman yang berlaku. Melalui inventarisasi perlengkapan pendidikan diharapkan dapat tercipta administrasi barang, penghematan keuangan, dan mempermudah pemeliharaan dan pengawasan. Apabila dalam inventarisasi terdapat sejumlah perlengkapan yang sudah tidak layak pakai maka perlu dilakukan penghapusan. 5) Pertanggungjawaban (Pelaporan) Penggunaan sarana prasarana inventaris sekolah harus dipertanggungjawabkan dengan jalan membuat laporan penggunaan barang-barang tersebut yang ditujuakn kepada instansi terkait. Laporan tersebut sering disebut dengan mutasi barang. Pelaporan dilakukan sekali dalam setiap triwulan, terkecuali bila di sekolah itu ada barang rutin dan barang proyek maka pelaporan pun seharusnya dibedakan. F. PENGATURAN DAN PENGGUNAAN SARANA PENDIDIKAN Pengaturan dan penggunaan sarana merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan karena dilaksanakan silih berganti. Sehubungan dengan hal itu, maka sarana dapat dibedakan menjadi dua kategori : a. b. Alat yang langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Misalnya : alat pelajaran, alat peraga, media pendidikan. Alat yang tidak langsung terlibat dalam proses belajar mengajar. Misalnya : bangunan sekolah, meja guru, perabot kantor tata usaha, WC, dll. Pengaturan yang dilakukan sebelum alat-alat digunakan disebut pengaturan awal, yang meliputi : 1. 2. Memberikan identitas, yaitu nomor inventaris dengan kode tertentu untuk jenis tertentu. Pencatatan alat ke dalam buku daftar inventaris. Yang dimaksud dengan buku inventaris adalah buku yang digunakan untuk mencatan daftar kekayaan, dalam hal ini kekayaan sekolah. Dengan adanya buku inventaris maka akan mempermudah pengontrolan dan pengecekan kembali sewaktu-waktu. Buku inventaris berisi kolom-kolom untuk mencatat hal-hal berikut : nomor urut, nama alat atau bahan ( sebaiknya terpisah ), ukuran, jumlah sekarang dan keterangan. 3. Penempatan alat ke dalam ruang atau almari yang sudah diberikan kode. Untuk sekolah yang besar yang memiliki banyak alat, pemisahan didasarkan atas penempatan dalam almari. Tetapi jika alatalatnya hanya sedikit, pemisahan dilakukan atas rak-rak saja, misalnya rak alat IPA, rak alat matematika dan sebagainya. Sesudah dilakukan pengaturan awal, maka selanjutnya alat-alat ataupun sarana lain sidah siap untuk digunakan. Penggunaan alat dipengaruhi 4 faktor yaitu : Banyaknya alat untuk tiap macam

8
Banyaknya kelas Banyaknya siswa dalam tiap kelas Banyaknya ruangan atau lokal yang ada di sekolah itu Dengan mengingat beberapa faktor di atas serta pola pengaturan alat pelajaran (sentralisasi atau disentralisasi) maka secara umum dapat diatur sebagai berikut : a. Alat pelajaran untuk kelas tertentu Ada kalanya sesuatu alat hanya dipergunakan untuk kelas tertentu sesuai dengan meteri kurikulum, jika banyaknya alat untuk mencukupi banyaknya kelas, maka sebaiknya alat-alat tersebut disimpan di kelas agar mempermudah penggunaan. b. Alat pelajaran untuk beberapa kelas Apabila banyaknya alat terbatas, padahal yang membutuhkan lebih dari satu kelas, maka alat-alat tersebut terpaksa digunakan bersama-sama secara bergantian. Kemudian pengaturannya adalah : c. Alat pelajaran yang diangkut yang diangkut ke kelas yang membutuhkan secara bergantian. Alat pelajaran tersebut disimpan disuatu ruangan dan guru mengajak siswa mendatangi ruangan itu (sistem laboratorium) Alat pelajaran untuk semua siswa Penggunaan alat pelajaran untuk semua kelas dapat dilakkukan dengan membawa ke kelas yang membutuhkan secara bergantian atau siswa yang akan menggunakan mendatangi ruangan tertentu. Dua sistem yaitu mendatangkan alat ke kelas atau mendatangkan siswa ke ruang alat ada kebaikan dan keburukannya. Alat didatangkan ke kelas terjadi kelas tetap, dan ke siswa mendatangi ruangan-ruangan terjadi kelas berjalan (kelas adalah sekelompok anak yang dalam waktu yang sama, di bawah bimbingan seorang guru) Setelah alat-alat pelajaran digunakan maka kegiatan selanjutnya adalah pengaturan kembali.yang perlu ditekankan disini adalah bahwa anak-anak harus diberi kesempatan untuk melaksanakan pengaturan kembali terhadap alat-alat yang mereka gunakan. Yang lebih awal dari itu adalah anak-anak harus diberi tahu dan diawasi bagaimana menggunakan perabotan sekolah. Banyak sekali ketahanan perabot sekolah tergantung dari cara menggunakannya. Mengikutsertakan anak ke dalam pemeliharaan dan pengaturan kembali mempunyai sekurang-kurangnya 3 manfaat, yaitu : a. b. c. Melatih anak untuk bertanggung jawab terhadap barang-barang yang mereka gunakan. Mendidik anak untuk merasa ikut memiliki barang-barang sekolah Anak-anak menjadi lebih paham akan seluk beluk alat-alat yang mereka pergunakan.

G. PENYINGKIRAN BARANG Barang-barang yang ada di sekolah merupakan barang milik negara. Oleh karena itu, maka harus dijaga benar keberadaannya agar tidak lekas rusak. Walaupun demikian, apabila barang-barang tersebut sudah dimanfaatkan terlalu lama, akan sampai pulalah pada saat memudar daya gunanya. Beberapa jenis barang mungkin begitu rusak satu kali sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Tetapi ada beberapa jenis barang yang masih bisa direparasi. Mungkin juga barang tersebut dapat digunakan akan tetapi satu dua kali kemudian rusak dan harus diperbaiki lagi. Pada waktu sedang dalam perbaikan, barang tersebut tidak dapat dipergunakan. Pekerjaan jadi terganggu karena kadang-kadang harus tertunda atau berhenti. Jika barang itu kemudian dianggap penting dan pekerjaan tidak dapat ditiadakan atau dihentikan, maka pemakai harus mencari ganti dengan cara meminjam atau menyewa. Dalam perhitungan biaya, maka kerugian yang

9
ditimbulkan karena kerusakan sehingga harus meminjam atau menyewa ini harus diperhitungkan sebagaimana harga. Apabila biaya pembelian (harga barang) maka barang-barang tersebut sebaiknya disingkirkan. Urusan penyingkiran barang dapat diartikan sama dengan penghapusan barang. Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Manajemen dan Sekolah Menengah disebutkan bahwa yang dimaksud dengan penghapusan ialah kegiatan yang bertujuan untuk menghapus barang-barang milik negara dari Daftar Inventaris Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Berdasarkan pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982 : 130) Sebagai salah satu fungsi dari pengelolaan perlengkapan, penghapusan mempunyai arti : 1. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian yang jauh lebih besar, yang disebabkan oleh : 2. 3. Pengeluaran yang semakin besar untuk biaya perawatan dan perbaikan/pemeliharaan terhadap barang yang semakin buruk kondisinya. Pemborosan biaya intuk pengamanan barang-barang kelebihan atau barang lain yang karena beberapa sebab, tidak dapat dipergunakan lagi. Meringankan beban kerja inventarisasi karena banyaknya barang-barang yang tinggal menyusut. Membebaskan mengurusnya. Walaupun penghapusan barang-barang ada keuntungannya tetapi tidaklah gampang bagi suatu instansi untuk mengadakan suatu penghapusan. Barang-barang yang dapat dihapuskan dari daftar inventaris harus memenuhi salah satu atau lebih syarat-syarat di bawah ini : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. Dalam keadaan rusak berat yang sudah dipastikan tidak dapat diperbaiki lagi atau dipergunakan lagi. Perbaikan akan menelan biaya yang sangat besar sekali sehingga merupakan pemborosan uang negara. Secara teknis dan ekonomis kegunaan tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan. Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (biasanya bahan kimia). Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini, seperti mesin tulis biasanya diganti dengan IBM atau Personal Komputer. Barang-barang yang jika disimpan lebih lama akan rusak dan tidak dapat dipakai lagi. Ada penurunan efektivitas kerja, misalnya : dengan mesin tulis baru sebuah konsep dapat diselesaikan dalam 5 hari, akan tetapi dengan mesin tulis yang hampir rusak dapat diselesaikan 10 hari. Dicuru, dibakar, diselewengkan, musnah akibat bencana alam dan lain sebagainya. Penghapusan atau penyingkiran (Apkir/afektur) barang dapat melalui tahap-tahap berikut ini : Pemilihan barang yang dilakukan tiap tahun bersamaan dengan waktu memperkirakan kebutuhan. Memperhitungkan faktor-faktor penyingkiran dan penghapusan ditinjau dari segi nilai uang. Membuat perencanaan. Membuat surat pemberitahuan kepada yang akan diadakan penyingkiran dengan menyebutkan barangbarang yang akan disingkirkan. Melaksanakan penyingkiran dengan cara : 6. Mengadakan lelang Menghibahkan kepada Badan Orang lain Membakar Penyingkiran disaksikan oleh atasan barang-barang dari tanggung jawab satuan organisasi atau lembaga yang

Membuat berita acara tentang pelaksanaan penyingkiran.

10
H. MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Perpustakaan sekolah adalah suatu Unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah, yang berupa penyimpanaan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematik dengan cara tertentuuntuk digunakan oleh siswadan guru sebagai suatu sumber informasi. Dalam rangka menunjang program belajar dan mengajar di sekolah ( Mulyani A. Nurhadi, 1983 : 1) Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Manajemen Sekolah Menengah dikatakan bahwa manajemen perpustakaan sekolah ditekankan pada pengolahan koleksi buku perpustakaan sekolah, sebagai suatu kegiatan yang berkenaan dengan koleksi bahan pustaka sejak datang di sekolah hingga tersusun rappi di rak dan siap untuk dipergunakan oleh siswa maupun guru. Secara teknik perpustakaan, kegiatan pengelolaan perpustakaan ini meliputi : a. Inventarisasi Pengertian inventarisasi adalah kegiatan yang berupa pencatatan koleksi bahasan pustaka sebagai bukti bahwa koleksi bahan perpustakaan tersebut telah sah dari perpustakaan. Kelengkapan alat : b. Buku inventaris/buku induk Cap inventarisasi berisi nama perpustakaan yang bersangkutan Cap perpustakaan sekolah untuk menyatakan bahwa koleksi ini merupakan nilik sekolah tersebut

Cara mengerjakan : Mengisi buku inventarisas dengan kolom-kolom yang ditentukan, membubuhkan cap inventaris pada halaman judul buku. Menuliskan nomor induk pada kolom cap inventarisasi ( nomornya sama dengan nomor inventaris ) Membubuhkan cap resmi perpustakaan sekolah pada halaman judul, halaman terakhir dan satu halaman rahasia atau lebih yang ditetapkan oleh perpustakaan itu sendiri. Klasifikasi Klasifikasi adalah pengelompokkan koleksi menurut golongan atau jenis tertentu dengan cara tertentu. Misalnya perpustakaan akan menggunakan klasifikasi yang diciptakanoleh John Dewey (Sistem klasifikasi persepuluhan Dewey), maka seluruh bahan koleksi dikelompokkan menurut sepuluh kelas atau golongan cabang pengetahuan. Masing-masing kelas menggunakan tiga angka dasar sebagai tanda. Cara mengerjakan : Mengelompokkan buku yang sudah diinventarisasiberdasarkan bidang ilmunya. Memahami sistem klasifikasi yang dipergunakan Menentukan subjek (pokok bahasan)buku. Mencocokkan subjek dengan klasifikasi. Jika subjek dapat dikategrikan menjadi dua klasifikasi, pilih hanya setu/jika satu buku mengandung dua macam subjek, maka dipilih subjek yang lebih penting dari yang bersifat umum. Jika suatu buku tidak masuk pada salah satu klasifikasi, maka pilihlah salah satu klasifikasi yang terdekat, terbaik dengan alasan yang tepat dan rasional. Bila kelas yang dicari sudah terdapat, nomor klasifikasi kemudian dikutip dan mengecocokkan dangan katalog (jika sudah punya katalog). Dan terakhir nomor klasifikasi tersebut dituliskan pada halaman judul buku sebelah kanan atas atau di sebelah kolom cap inventaris dengan menggunakan pensil. Sesudah penulisan pensil. Sesudah penulisan nomor ini, selesai dudah kegiatan klasifikasi. c. Pembuatan katalog

11
Katalog adalah suatu pedoman petunjuk seluruh bahan atau sumber yang tersedia disuatu perpustakaan. Katalog ini ditunjukkan dalam bentuk kartu yang terbuat dari kertas manila dengan ukuran 12 x 7 cm, dan diberi lubang pada bagian bawah. Cara mengerjakan : 1. 2. 3. 4. 5. d. Membuat kartu katalog. Deskripsi yang dituliskan pada kartu katalog ini sebagian besar diambil dari data yang tertera pada halaman judul. Membuat kartu katalog pengarang berdasarkan kartu katalog utama, tanpa bagian belakang yang berisi kartu invenaris. Membuat kartu katalog judul berdasarkan kartu katalog utama. Caranya hanya menambahkan judul buku di atas tajuk. Membuat kartu katalog subjek, didasarkan atas sistem klasifikasi yang telah ditentukan. Nomor klasifikasi dituliskan di sudut kanan bagian atas. Penyusunan kartu katalog, baik kartu kalalog utama, kartu katalog pengarang, kartu katalog judu maupun kartu katalog subjek disusun pada kotak secara terpisah dan sistematis. Penyelesaian Penyelesaian adalah suatu langkah dalam proses pengolahan koleksi perpustakaan setelah bahanbahan tersebut dilengkapi dengan kartu-kartu dan sebelum mulai ditawarkan untuk dimanfaatkan. Pekerjaan yang dilakukan dalam proses ini meliputi : 1. Membuat label Label adalah semacam etiket buku yang ditulis dengan nomor buku dan ditempel pada punggung buku (jika bukunya cukup tebal) atau pada sudut kiri bawah halaman sampuldengan bagian kertas. Kertas label ini berupa kertas berperekat dengan ciri atau mana kertas label 108, berukuran 19 x 38 mm yang dapat dibeli ditoko buku. Namun demikian agar menjaga agar lebih merekat, digunakan selotip (isolasi) berukuran 2 cm. 2. 3. Membuat formulir kartu buku dari kertas manila berukuran 12 x 7 cm, kartu ini ditulis pada bagian depan dan bagian belakang. Membuat kantong kartu buku yang ditempelkan pada halaman sampul belakang bagian dalam sebelah bawah. Kantong kartu buku diisi dengan nomor induk dan nomor buku tetap ditengahtengah. 4. e. Membuat lembaran tanggal kembali yang ditempel pada halaman yang terakhir buku sehingga letaknya berhadap-hadapan dengan kantong kartu buku. Penyajian koleksi Apabila buku sudah melalui tahap penyelesaian maka tahap terakhir adalah penyajian. Ibarat makanan sudah selesai dimasak dan dihias serta diletakkan dipiring atau di pinggan maka penyajian adalah meletakkannya pada almari atau rak dan siap untuk disajikan. Untuk bahan koleksi termasuk bukubuku, penyajian dilakukan dengan meletakkannya pada rak buku. Pekerjaan penyajian bahan-bahan koleksi perpustakaan berlangsung sebagai berikut : 1. 2. Mengklasifikasikan bahan koleksi yang berupa buku dan non buku. Mengklasifikasi buku menurut jenisnya yaitu : 3. Kelompok buku-buku sumber Kelompok buku-buku teks Kelompok buku-buku fiksi

Menempatkan bahan koleksi menurut aturan nomor buku yang tertera dalam label. Jika mungkin, satu rak untuk satu kelompok, dan jika tidak cukup, dapat satu tingkat rak untuk satu jenis.

12
4. 5. Memberikan penahan pada tepi deretan buku agar tidak roboh. Setiap rak atau tingkat rak diberi label yang agak besar untuk menunjukkan nomor klasifikasi yang tersimpan pada rak/tingkat tersebut. H. PENGELOLAAN SARANA BUKU 1. a. Perencanaan sarana buku Perencanaan kebutuhan jenis buku berdasar kurikulum yang berlaku. Jenis buku berdasarkan kurikulum yang berlaku: 1. Buku mata pelajaran (buku paket) 2. Buku teks dan sumber belajar lainnya Kebutuhan jenis buku berdasarkan kurikulum disusun per tahun pelajaran setiap perencanaan kebutuhan jenis buku per tahun supaya di arsipkan berapa yang sudah/belum di adakan untuk sebagai bahan perencanaan pada tahun pelajaran, berikutnya. Perencanaan agar dilaksanakan setiap awal tahun pelajaran. Untuk mempermudah penyusunan kebutuhan jenis buku supaya diberikan pengkodean sesuai dengan jenis buku. 2. Perencanaan kebutuhan tiap jenis berdasarkan jumlah siswa, jumlah guru, dan perpustakaan. a. 1) 2) 3) 4) b. 1) 2) 3) c. 1) 2) 3. Buku paket pembelajaran Buku teks Perencanaan Pengadaan Buku Perencanaan Sumber Dana Pengadaan Buku Perencanaan distribusi buku Perencanaan pendayagunaan buku Perencanaan inventarisasi penyampaian dan pemeliharaan Perencanaan pelaporan posisi buku/ tiap buku Dalam perencanaan perlu melibatkan unsur: Urusan kurikulum Guru-guru mata pelajaran Urusan sarana Para ahli bidang pembukuan Dalam distribusi perlu mempertimbangkan: Ratio buku terhadap siwa : 1 buku : 1 siswa Ratio buku terhadap guru : 1 buku : 1 guru (yang sesuai) Ratio buku terhadap perpustakaan : 1 perpustakaan : 40 siswa (40 buku) sejenis Dalam pengaturan pendayagunaan buku perlu mempertimbangkan: Banyaknya siswa per kelas Banyaknya guru mata pelajaran

Koordinasi Sarana Buku Dalam perencanaan pengadaan pengelolaan penulisan penditribusian, pendayagunaan, dan pemilihan jenis buku yang diperlukan sesuai dengan kurikulum yang berlaku agar berkoordinasi dengan unsur-unsur tersebut di atas.

4.

Pelaksanaan Sarana Buku

13
Dalam pelaksanaan sarana buku diupayakan sesuai dengan perencanaan untuk satu semester, dua semester dan tahunan, sehingga tidak terjadi pengadaan buku berlebihan untuk jenis yang sama. Disamping itu, pengadaan sarana buku perlu disusun secara prioritas yang berdasarkan kebutuhan/pendayagunaannya. Pelaksanaannya dapat melalui: Proyek Pengadaan buku yang relevan berdasarkan tahun anggaran berjalan dan atas permintaan sekolah. Sumber buku (toko buku) yang ada di daerahnya sesuai dengan kemampuan dana yang ada pada RAPBS atau sumber dana lain yang dapat dipertanggungjawabkan. 5. Pengendalian/Pengawasan Sarana Buku Pengendalian/Pengawasan pengelolaan sarana buku dapat dilakukan oleh: Pengawas Kepela Sekolah Pustakawan Koordinator tiap mata pelajaran

Langkah-langkah pengendalian/pengawasan adalah: a. Putakawan 1) 2) 3) 1) 2) 3) Mencatat/membukukan buku yang dimanfaatkan oleh siswa, guru, dan staf sekolah baik untuk waktu harian, mingguan, semester, termasuk frekuensi pemanfaatan setiap jenis buku. Mencatat/membukukan buku yang dalam keadaan baik, rusak, dan hilang. Menyusun daftar usulan pengganti yang rusak dan hilang kepada Kepela Sekolah. Memeriksa laporan pustakawan Mengendalikan pendistribusian dan pemanfaatan buku secara berimbang Mengupayakan pengadaan buku pengganti dan buku baru

b. Kepala Sekolah

c. Pengawas Disamping memeriksa pengelolaan perpustakaan, diwajibkan memberikan pembinaan teknis baik terhadap Kepala Sekolah maupun pustakawan. Setiap hasil pengendalian/pengawasan pengelolaan saran buku harus ditindaklanjuti untuk perbaikan pengelolaan di masa mendatang. I. 1. a. b. PENGELOLAAN ALAT PERAGA Perencanaan Alat Peraga Perencanaan kebutuhan alat peraga tiap jenis berdasarkan jumlah siswa dan guru. Alat peraga pendidikan merupakan alat peraga yang dapat membantu dalam pembelajaran. Perencanaan pengadaan alat peraga baik melalui pembelian maupun melalui pengembangan alat peraga sederhana. Daftar kebutuhan alat peraga pada kolom keterangan daftar diisi dengan Beli (beli alat peraga sendiri) dan Rakit (bila alat peraga dibuat oleh guru, teknisi, atau siswa). c. d. Perencanaan sumber dana untuk pengadaan alat peraga harus jelas sumber dana. Perencanaan distribusi alat peraga Perencanaan distribusi alat peraga sebaiknya dipersiapkan ruang khusus alat peraga dan ada satu pengelolanya serta almari/rak tempat alat peraga disertai administrasinya. Pengelola ruang alat peraga diharapkan memilki: buku inventarisasi alat peraga jadwal pendayagunaan alat peraga

14
e. jadwal pelajaran setiap semester buku pelaporan pendayagunaan alat alat-alat kecil (toolset) buku laporan khusus bulanan, semester dan tahunan kpada KepSek Perencanaan pendayagunaan alat peraga Sebagaimana perencanaan, pendistribusian alat peraga diharapkan disesuaikan dengan jadwal pelajaran. f. g. Perencanaan inventarisasi, penyimpana, dan pemeliharaan Perencanaan pelaporan posisi alat peraga Sesuai dengan penjelasan perencanaan distribusi alat peraga per semester dapat direkapitulasikan dalam suatu daftar alat peraga keseluruhan, sehingga dapat disusun suatu daftar alat peraga seperti berikut: a. b. c. 2. a. b. c. 3. Organisasi Alat Peraga Dalam perencanaan distribusi dan pengaturan alat peraga perlu: Melibatkan unsur yang menguasai kurikulum Melibatkan unsur sarana, dan Melibatkan guru-guru mata pelajaran yang memerlukan alat peraga Koordinasi Alat Peraga Koordinasi dalam perencanaan pengadaan, pendistribusian, pendayagunaan, pemilihan dan penilaian jenis alat peraga sangat penting, karena alat peraga ada yang dibeli dan ada yang bisa dibuat oleh tekhnisi melalui pengembangan alat sederhana. 4. a. 1. direncanakan 2. Perusahaan/toko yang ada dengan dana dari RAPBS Pengadaan alat peraga melalui perakitan alat sederhana oleh teknisi, maka diperlukan persiapan mulai dari pengadaan bahan baku, alat perakit, jenis alat yang dibuat dan diproses perakitan, serta pengaturan pendayagunaan alat. b. Pendayagunaan alat peraga Pendayagunaan alat peraga supaya disesuaikan dengan jadwal pelajaran dengan permintaan guru mata pelajaran yang diserahkan satu minggu sebelum jadwal pendayagunaan. 5. a. Pengendalian/Pengawasan Alat Peraga Pengendalian /pengawasan pengelolaan sarana buku dapat dilakukan oleh: pengawas Pelaksaan Sarana Alat Peraga Pelaksanaan alat peraga meliputi: Pengadaan alat peraga Pengadaan alat peraga yang harus dibeli melalui: Proyek yang sesuai berdasarkan atas permintaan sekolah sebagaimana yang tetap baik dan berfungsi rusak masih dapat diperbaiki/tidak dapat diperbaiki hilang

15
b. c. kepala sekolah guru mata pelajaran

J. PENGELOLAAN ALAT PRAKTIK 1. Perencanaan Alat Praktik & Bahan IPA, Kesenian Olah raga dan Ketrampilan Alat praktik IPA adalah alat-alat laboratorium IPA untuk praktikum/eksperimen mata pelajaran Fisika dan Biologi. Bahan IPA adalah zat-zat/larutan-larutan yang digunakan untuk praktikum eksperimen Biologi dan Fisika. Laboratorium IPA SLTP terdiri dari kegiatan praktikum/eksperimen Fisika dan Biologi. Praktikum Fisika dan Biologi yang dilakukan di ruang laboratorium IPA adalah pada jam Fisika dan Biologi yang dilaksanakan di lingkungan sekolah. Alat praktik kesenian umunya ditempatkan di ruang khusus kesenian dan praktik olahraga ditempatkan di ruang khusus olah raga, dan praktik dilakukan di ruang khusus atau di lapangan atau di aula (bagi sekolah yang memilki). Alat praktik ketrampilan ditempatkan di ruang ketrampilan atau di laboratorium IPA. Praktik ketrampilan menurut kurikulum 1994 SLTP dapat dilaksanakan sebagai muatan lokal bagi yang memiliki sarana dan prasarana. Secara umum penyajian dalam pembelajaran mata pelajaran IPS , Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menggunakan alat peraga pendidikan. a. b. c. d. Perencanaan kebutuhan jenis alat dan bahan praktik IPA, kesenian, Olah raga dan Ketrampilan. Perencanaan kebutuhan praktikum untuk tiap jenis berdasarkan jumlah siswa dan metode. Perencanaan pengadaan alat dan bahan praktik baik melalui pembelian maupun pengembangan alat praktik sederhana. Perencanaan sumber dana untuk pengadaan alat dan bahan praktik IPA, Kerajinan Tangan dan Kesenian, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan serta Ketrampilan hampir sama dengan perencanaan sumber dana untuk pengadaan alat peraga. e. Perencanaan distribusi, pendayagunaan, inventaris, penyimpanan, perawatan, peralatan alat dan bahan praktik dilakukan secara periodik. 2. a. b. c. d. 3. Organisasi Alat Praktik Laboratorium IPA Alat praktik kesenian, olah raga, ketrampilan/muatan lokal Dalam pendistribusian alat praktik perlu memperhitungkan rasio alat terhadap siswa dan jenis praktikum per mata pelajarana, per semester, dan tahunan. Pengaturan pendayagunaan alat praktik benar-benar diorganisasi oleh unsur-unsur terkait. Koordinasi Alat Praktik Koordinasi dalam perencanaan pengadaan, pensitribusian, pendayagunaan pemilihan, penilaian dan pembuatan alat praktik sederhana perlu ditingkatkan dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya, terutama untuk guru mata pelajaran, teknisi, laboran, dan Kepala Sekolah. 4. a. Pelaksanaan Sarana alat Praktik Pelaksanaan sarana alat praktik terdiri dari dua jenis kegiatan, yaitu: Pengendalian umum penyususnan daftar nama, spesifikasi alat praktik dilakukan oleh Direktorat Sarana Pendidikan Ditjen Dikdasmen Depdikbud dalam buku pembakuan Alat

16
Peraga/Praktik, maka pengadaan alat peraga/praktik dan bahan kimia masih dilakukan proyek-proyek yang sesuai baik di pusat maupun di daerah. b. 5. a. b. c. d. Pendayagunaan alat praktik secara efektif dan efisien. Pengendalian/pengawasan Sarana Alat/Praktik Pengendalian/pengawasan pengelolaan sarana buku dapat dilakukan oleh: Pengawas Kepala Sekolah Laboran Koordinator mata pelajaran

L.

PERENCANAAN RUANG KELAS

Cara pengadaan sarana prasarana pendidikan dapat melalui droping dari atas dan mengadakan sendiri. Meskipun demikian fungsi perencanaan dan pengadaan harus tetap diperhatikan secara cermat. 1. Perencanaan Ruang Kelas a) Perencanaa kebutuhan tambah ruang kelas dengan penambhan daya tampung sekolah atau rehabilitasi ruang kelas. Untuk menghasilkan tipe sekolah yang efektif dan efisien maka dibuthkan tipe-tipe sekolah besar, sedang dan kecil atau tipe A, B dan C disesuaikan dengan jumlah siswa dan lokasi bersangkutan. Jika sekolah tersebut masih mempunyai lahan maka dapat mengusulkan ke Kantor Wilayah untuk tambahan ruang kelas, agar adanya penambahan daya tampung sesuai dengan program pemerintah dan wajib belajar 9 tahun. Tetapi jika bangunan yang sudah ada sekarang sudah rusak berat maka permohonan ke Kantor Wilayah adalah untuk rehabilitasi total. Dengan adanya rehab ini di mungkinkan daya tampungnya dapat bertambah; misalnya jika gedung itu menjadi 2 atau 3 tingkat yang semula hanya 1 lantai. b) Perencanaan proses pendayagunaan RKB, atau hasil rehab dan ruang belajar yang dimiiki. Jika sekolah telah membangaun ruang kelas baru (RKB) maka perlu direncanakan pendayagunaannya. Apakah untuk ruang teori, ruang praktek, atau keperlan lainnya. Hal ini perlu diprogramkan agar berfungsi efektif dan efisien. Jika memungkinkan untuk ruanng teori itu sangat baik manakala sekolah itu kegiatannya hanya pagi hari atau satu sift, sebab dengan adanya sekolah melaksanakan dua sift jelas target pencapaian kurikulum tidak tercapai karena waktu belajar tiap jam pelajaran kurang dari 45 menit. Jadi tepatnya harus satu sift sehingga waktu cukup dan hasilnya akan meningkat dengan baik. c) Perencanaan proses pengadaan atau proses rehabilitasi. d) Perencanaan proses pengadaan atau proses rehabilitasi akan dapat dilaksanakan jika sekolah tersebut mengajukan permohonan kepada Kantor Wilayah dan mendapatkan persetujuannya. Hal inipun sudah pasti akan disesuaikan dengan dana anggaran yang tersedia. Adakalanya proses rehabilitasi gedung ini dilakuan secara bertahap atau sampai 2/3 tahun seluruhnya baru selesai bangunan itu. Dalam hal ini Kantor Wilayah mengadakan gedung baru itu ada 2 intansi yaitu: Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Ada kalanya Pemerintah Daerah lebih banyak membangun daripada Pemerintah Pusat. e) Perencanaan kebutuhan perabot untuk berfungsinya pembangunan RKB. Biasanya dengan adanyapembangunan RKB maka kebutuhan perabotpun disesuaikan. Sebab RKB tanpa perabot maka kurang efektif dan efisien penggunaan RKB tersebut. Dalam pelaksanaan ukuran RKB saat ini adalah 9 m dan lebar 7 m sehingga dapat memuat meja kursi siswa sebanyak 48 stel atau dapat menampung 48

17
siswa per kelas. Dalam pengadaan perabot ini biasanya bersatu dengan proyek pembangunan RKB dana/ anggarannya. f) Perencanaan inventarisasi pemeliharaan dan pelaporan. Dalam pemeliharaan dan pelaporan ruang kelas perlu setiap saat. Sebab jika ruang itu tidak dirawat tidak dipelihara maka sudah dipastikan, ruang itu cepet rusak dan hancur. Hendaknya jika ada kerusakan kecil segera diperbaiki, jangan menunggu sampai rusak berat sebab jika sudah berat maka dana yang diperlukan untuk memperbaikinyapun berat pula. Sekurang- kurangnya setiap 6 bulan sekali gedung itu harus di cat baik jendela, pintu maupun temboknya. Upayakan dana perawatan dan perbaikan gedung itu dimanfaatkan seoptimal mun gkin. Dana tersebut bisa diambil dari: Dana rutin, Dana OPF, dan Dana BP3.,Jika gedung itu rusak berat segeralah lapor ke Kantor Wilayah untuk diadakan rehabilitasi total.

2.

Organisasi Prasarana Ruang Kelas Diupayakan agar ruang kelas semuanya dapat berfungsi dengan baik, misalnya: untuk ruang teori, ruang praktek, ruang BK, ruang UKS, ruang serbaguna dan sebagainya. Pengorganosasian dan fungsionalitas ruang ini diatur oleh wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Pemeliharaan sarana dilakukan secara berkala misalnya setiap 6 bulan sekali baik di awal semester maupun di akhir semester.

3.

Koordinasi Prasarana Ruang Kelas Dalam memanfaatkan ruang kelas agar adanya koordinasi antara semua pihak di sekolah itu sehingga benar-benar ruang kelas itu dapat berfungsi secara efektif dan efisien. Pembagian ruang untuk Ruang Teori, Praktek, Aula, Kantor dan sebagainya agar disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi.

4.

Pelakaan Prasarana Ruang Kelas Setelah direncanakan dan mengadakan koordinasi dengan staf di sekolah, maka pemanfaatan pelaksanaan kelas itu harus sesuai dengan rencananya. Bagi sekolah yang memiliki jumlah ruang kelas cukup banyak maka sebaiknya sekolah itu diguanakan satu sift saja, hal ini agar keamanan dan kebersihan dapat terjaga dengan baik. Sebaliknya jika sekolah itu dipakai dua sift maka waktu untuk membersihkan dan merawatnya kurang, sehingga sekolah cepat kotor dan rusak. Selain itu dalam pencapaian target kurikulum dan daya serap sekolah yang dipakai dua sift itu rendah. Dalam ruang kelas diupayakan terdapat kelengkapan seperti: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Papan absen siswa Buku kemajuan kelas pembelajaran Daftar pembagian tugas kelas Peraturan tata tertib siswa Organisasi kelas Daftar pelajaran Kalender Hiasan dinding Gambar Presiden, Wakil Presiden dan Garuda Pancasila, selain perabot dan alat- alat kebersihan

10. Daftar inventarisasi kelas

18
5. Pengendalian / Pengawasan Prasarana Ruang Kelas Ruang kelas agar kondisinya selalu besih dan baik harus selalu diawasi dan dikontrol serta dijaga oleh semua warga sekolah, khususnya siswa. Sekurang-kurangnya tiap 6 bulan sekali harus dicat dan dibersihkan. Jika mengalami kerusakan kecil, agar segera diperbaiki jangan sampai menunggu rusak parah. Petugas khusus yang mengawasi bagaimana bersih atau tidaknya dan baik atau rusaknya ruang kelas ialah wakail Kepala M. PENGELOLAAN PRASARANA RUANG LABORATURIUM 1. Perencanaan Ruang Laboraturium a. Perencanaan kebutuhan jenis laboraturium yang diperlukan sesuai tuntutan kurikulum yang berlaku. Mengingat saat ini masih banyak laboraturium IPA yang belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya bahkan pengelolaan dan pemanfaatannya sebagai sumber belajar belum berkembang maka perlu perencanaan kebutuhan jenis laboraturium yang diperlukan sesuai dengan tuntutan kurikilum yang berlaku. Pada SMP jenis laboratorium yang ada ialah mata pelajaran Fisika dan Biologi. Sebaliknya setiap sekolah mempunyai kedua ruang laboraturium tersebut sehingga dalam penggunaanya tidak bertolak dan hasil yang dicapai oleh siswa dalam melakukan praktikum. Selain ruangannya maka alat maupun bahan praktikpun hendaknya disediakan dan dikirim oleh Kantor Wilayah. Memang sekolah melalui BP3 dapat membuat program untuk pengadaan bahan, misalnya setiap 6 bulan sekali. Disini dituntut pengelolaan laboraturium untuk mengadministrasikannya dengan tertib dan tepat. b. Perencanaan kebutuhan jumlah laboraturium untuk setiap jenis berdasarkan jumlah siswa dengan rombongan belajar yang akan memanfaatkan. Jumlah siswa dengan rombonga belajar dalam satu sekolah akan mempengaruhi kebutuhan jumlah laboraturim yang diperlukan. Idealnya sekoah yang hanya mempunyai satu ruang laboraturium cukup untuk yang memiliki 10 rombongan belajar, berarti 1 hari hanya dapat digunakan untuk 2 robongan belajar maka diperlukan waktu 5 hari dan 1 hari lagi untuk kebersihan dan perawatan. Jadi jika sekolah itu memiliki 30 rombongan belajar maka dibutuhkan laboraturium Fisika dan Biologi 3 buah. Laboraturium ini sangat diperlukan dan harus digunakan dalam rangka pencapaian tujuan mata pelajaran IPA. Dari hasil pemantauan yang pernah dilakukan oleh Depdikbud diperoleh informasi bahwa penggunaan perangkat alat maupun bahan laboraturium IPA belum optimal dan bahkan ada yang belum digunakan sama sekali. Masalah tersebut oleh beberapa faktor antara lain: Kemampuan dan penguasaan guru terhadap peralatan dan pemanfaatan bahan praktik laboraturium IPA masih belum memadai, mengingat penggunaan alat dan bahan tersebut menghendaki pemahaman yang utuh atas keseluruhan konsep dan bukan patrial. Kurang memadainya baik kualitas maupun kuantitas tenaga laboraturium menyebabkan pemanfaatan laboraturium IPA belum optimal. Sehubungan dengan itu Direktorat Sarana Pendidikan telah menyusun buku Pedoman pengelola laboraturium IPA yang perlu dipahami dan dikuasai oleh setiap pengelola sekolah. c. Perencanaan kebutuhan tanah untuk membangun laboraturium adalah mutlak dilakukan. Hendaknya semua sekolah mempunyai ruang laboraturium. Jika tanahya tidak mencukupi maka diupayakan ada satu ruang untuk praktek laboraturium. Sebab pelajaran IPA dituntut untuk praktek sehingga siswa

19
mampu dan mengetahui proses dalam mempelajari materi IPA. Lahan atau tanah yang berukuran 15 m x 10 m tetepi jika tidak memungkinkan cukup seperti ukuran kelas yaitu 9 m x 7 m. d. Perencanaan kebutuhan alat laboraturium , sesuai dengan jenis dan jumlah siswa. Peralatan laboraturium dapat dibagi menjadi kelompok umum dan khusus. Yang dimaksud kelompok umum ialah perangkat alat yang dikelompokan menurut segi pemakaianya. Sedangkan yang dimaksud kelompok khusus adalah perangkat alat yang dikelompokkan berdasarkan kepada kriterianya dengan mata pelajaran dan perlakuan perawatannya. 1) Yang termasuk peralatan umum antara lain: Perkakas seperti obeng, tang, pisau, catut, kikir, palu, gunting, pemotong kaca dan pelubang gabus. 2) Instrumen seperti: basik meter, stop watch, jangka sorong, neraca meter. Alat gelas, seperti tabung reaksi, gelas kimia. Bagan, seperti bagan penampang melintang batang, daun. Model, seperti model atom, model mesin uap, model tata surya, model ginjal. Dalam kumpulan film ialah slide, film strip dan film biasa. Mokroskop Komparator lingkungan Osiloskop Audio generator Neraca balance Slinki

Yang termasuk peralatan khusus antara lain:

Kebutuhan alat-alat ini agar disesuaikan dengan jumlah kelompok siswa, sehingga semua kelompok siswa dapat melakukan praktik dengan baik. e. Perencanaan proses pengadaan laborturium dan alat laboraturium. Pengadaan laboraturium dan alat laboraturium dapat dilakukan dengan permohonan di kantor wilayah. Biasanya setiap tahun melalui Seksi Sarana dan Prasarana dan dana untuk pengadaan laboraturiumnya dan alatnya. Jika alatnya kurang lengkap maka sekolah dapat menngusahakannya melalui dana dari BP3 dan dana rutin. Sekolah melalui pengelola laboraturium setiap saat dapat mengetahui kondisi alat dan bahan laboratuium tersebut. f. Perencanaan pendayagunaan laboraturium agar pendayagunaan laboraturium tersebut efektif dan efisien maka perlu direncanakan tenaga- tenaga yang bertanggung jawab terselenggaranya pengelolaan laboratirium yaitu: Koordinator laboraturium Penanggung jawab asministrasi Penanggung jawab teknis Penanggung jawab bidang studi/ mata pelajaran

Koordinator dipegang oleh kepala sekolah Penanggung jawab asministrasi oleh laboran Penanggung jawab teknis oleh koordinasi guru IPA Penanggung jawab mata pelajaran oleh guru mata pelajaran Misalnya : Biologi dan Fisika g. Perencanaan inventarisasi perewatan biaya operasonal dan bahan habis pakai.

20
Dalam satu tahun pelajaran semua kebutuhan perawatan biaya operasional dan dana untuk belajar bahan habis pakai harus ditata, di inventarisasi dan direncanakan secara tepat sehingga dalam pelaksanaan kegiatan praktek tidak terjadi kebiasaan bahan. Data- data tersebut harus dilaporkan oleh penanggung jawab administrasi, dalam hal ini laboran. Tentu saja data, bahan dan biaya mencari/ mendapat laporan dari penanggung jawab teknis yaitu koordinator guru IPA. Pihak sekolah berusaha mengadakan/ mengusahakan semua keperluan tersebut apakah dari Knwil, Pemda atau masyarakat (BP3, donatur, dan sebagainya). Jika semua kebutuhan itu sudah termasuk dalam RABS maka pengeluaran dana tersebut tidak mengalami kesulitan. Biasanya pihak sekolah akan mendahulukan kepentingan yang langsung dirasakan oleh siswa daripada pengadaan prasarana, sebab akan menyangkut dalam proses PBM yang pada akhirnya agar ada peningkatan mutu pendidikan. h. Perencanaan pelaporan. Semua kegiatan dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan selalu diakhiri dengan laporan, misalnya : Perencanaan semester Perencanaan akhir tahun

Petugas yang menyusun laporan ini ialah penanggung jawab administrasi yaitu seorang laboran. Kemana dan bentuknya bagaimana serta apa yang dilaporkan hendaknya mengikuti petunjuk dari Kantor Wilayah. 2. Organisasi Prasarana Ruang Laboraturium Pengorganisasian ruang laboraturium ialah antara pengelola laboraturium dan penanggung jawab teknis. Jka digunakan oleh sekolah lain maka harus ada persyaratan secara tertulis antara sekolah yang meminjam denganyang dipinjam sehingga adanya rasa tanggung jawab bersama. 3. Koordinasi Prasarana Ruang Laboran Koordinasi seluruh guru IPA, baik Biologi maupun Fisika. Pembagian jadwal agar disepakati dan diatur oleh petugas laboran. Semua alat dan bahan harus dijaga keamanannya jangan sampai rusak dan pecah atau hilang. Bagi siswa yang melanggar tata tertib harus dikenakan sangsi agar menyadari pentingnya ruang laboraturium. 4. Pelaksanaan Prasrana Ruang Laboraturium Ruang laboraturium berguna untuk tempat praktek IPA, yaitu mata pelajaran Biologi dan Fisika. Dalam pelaksanaan pemakaiannya dapat dibut jadwal. Baik sekolah yang memiliki laboraturium Biologi dan Fisika masing- masin, sangat baik sehingga dalam kegiatan praktek mudah mengaturnya. Dalam ruang laboraturium harus tersedia perabot dengan lengkap sebab dengan adanya perabot serta pemasangannya dengan tepet, hal ini merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar, secara praktik. Juga harus tersedia peralatan dan bahan untuk praktik itu. Pemeliharaan alat dan bahan dalam ruang laboraturium adalah suatu kegiatan yang ikut menentukan keberhasilan pendayagunaan laboraturium. Kelancaran kegiatan laboraturium akan sangat tergantung dari kecepatan dan ketepetan penyediaan/ penyiapan alat da bahan serta kondisi fisik dari alat dan bahan yang diperlukan. Tat tertib penggunaan ruang laboraturiu juga harus dipasang didinding agar dapat dibaca, dan siswa dapat melaksanakanya.

21

5.

Pengendalian/ Pengawasan Prasarana Ruang Laboraturium Pengwasan ruang laboraturium harus lebih baik dari ruang kelas, karena menyangkut perabot dan alat maupun bahan praktik. Jika alat dan bahan praktik rusak maupun habis, maka pelaksanaan praktik IPA akan terganggu akibatnya KBM tidak dapat berjalan dengan baik. Petugas yang mengurus ruang laboraturium ialah bagian sarana prasarana, juga tenaga laboran dan penanggung jawab pengelola laboraturium. Diupayakan agar ruangan laboraturium harus tersedia dengan cukup, alatnya, bahanya maupun perabotnya.

N. PENGELOLAAN PRASARANA RUANG PERPUSTAKAAN 1. Perencanaan Ruang Perpustakaan Perpustakaan sekolah didirikan dengan tujuan untuk menyediakan sumber belajar bagi semua personalia sekolah agar terwujudnya tujuan kurikulum. Dengan pengertian perpustakaan sekolah harus mampu menyediakan berbagai jenis karya-karya tulis menurut kebutuhan yang ditunjuk oleh kurikukum. a. Perencanaan kebutuhan ruang perpustakaan dan luasnya ruang perpuatakaan berdasarkan tipe sekolah. Kebutuhan ruang perpustakaan dan luasnya ruang perpustakaan harus berdasarkan tipe sekolah. Semakin besar sekolah maka harus semakin besar pula ruang perpustakaannya bahkan semakin banyak kebutuhan ruangannya pun. Jika lahan memungkinkan boleh ruang perpustakaan itu dibangun lebih dari satu buah. Untuk tipe sekolah C, ruang perpustakaan cukup berukuran 7 m x 10 m. tipe B berukuran 7 m x 15 m sedangkan sekolah tipe A perpustakaannya minimal berukuran 8 x 20 m. Ruang perpustakaan harus mampu menampung jumlah siswa 20% nya dari jumlah seluruh siswa. Ruang perpustakaan hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga minat dan motivasi anak tumbuh dan berkembang untuk ke ruang perpustakaan. Dpat juga ruang perpustakaan tersebut berfungsi sebagai tempat rekreasi, selain untsuk sebagai sumber belajar. Sudah barang tentu ruangan itu harus ditata disusun dengan bersih, indah, rapi, nyaman dan menyenangkan. b. Perencanaan kebutuhan jenis buku da jumlah buku berdasarkan jumlah siswa dan pemanfaatan buku. Koleksi kebutuhan buku menurut jenis dan jumlahnya harus dipersiapkan. Macam-macam koleksi adalah : 1) Menurut fisik 2) Media tercetak seperti buku, pamphlet, leaflet dll. Badan buku seperti : rekamn suara, slide, transparan, film dll. Fiksi : buku-buku ilmu pengetahuan non fiksi

Menurut isi

Penambahan koleksi disesuaikan dengan jumlah siswa/pemakai serta lokasi yang ada pada perpustakaan itu (kurang lebih 10%). Perbandingan 10 judul buku untuk tiap siswa dianggap memadai. Untuk penambahan buku perbandingan antara buku-buku fiksi dan non fiksi adalah : 35% berbanding 65%. Pemanfaatan buku-buku bukan hanya untuk siswa saja tetapi diharapkan semua guru dan karyawannya juga memanfaatkan adanya perpustakaan itu.

22
c. Perecanaan sumber dana dan sumber buku untuk memperkaya koleksi. Untuk dana untuk pengelolaan perpustakaan dapat diperoleh dari dana rutin dan dana BP3, maupun dana sumbangan dari siswa. Misalnya : setiap bulan ditentukan besarnya dana sumbangan siswa untuk menunjang perpustakaan secara berkala. Dana tersebut dapat digunakan untuk mengelola perpustakaan seperti pembelian perabot buku dll. Selain dari dana siswasebagai penunjang setiap sekolah membuat jika siswa menunjang buku dikenakan uang sewa untuk keamanan dan biaya perawatan.sedangkan koleksi buku dapat bertambah dengan cara sebagai berikut : Pembelian, membeli ke toko atau penerbit Hadiah, dari instansi atau perorangan Tukar-menukar, dengan cara tukar-menukar dengan perpustakaan lain. Membuaat sendiri, dengan cara mengumpulkan judul-judul artikel dari surat kabar atau majalah, digunting dibuat kliping. d. Sumbangan dari alumni Pinjaman dari perpustakaan lain.

Perancanaan proses pengadaan buku Pihak sekolah tiap tahun pelajaran membuat surat permohonan untuk mendapatkan buku pada berbagai instansi antara lain : Kantor Wilayah Depdikbud Pusat pembukuan Museum pusat nasional Pusat pengembangan bahasa Kantor lannya

Selain dengan permohonan ke instansi tersebut diatas, pihak sekolah menganggarkan dananya dari BP3 untuk pengandaan buku tersebut, juga dari dana sumbangan dari siswa tiap bulan secara rutin. Dengan demikian diharapkan pengadaan buku makin lama makin bertambah banyak e. Perencanaan pembuatan catalog dan pengaturan operasional perpustakaan. Catalog merupakan pedoman atau petunjuk seluruh bahan sumber yang tersedia disuatu perpustakaan. Kartu catalog adalah kartu yang terbuat dari kertas manila dengan ukuran 12,5 cm x 7,5 cm, yang telah diberi lambing dibagian bawah. Jenis catalog : 1) 2) 3) Katalog pengarang Katalog judul Katalog pokok masalah/subjek

Pengaturan operasional perpustakaan adalah kepala sekolah menugaskan kepada guru/karyawan untuk mengelola perpustakaan yaitu sebagai pustakawan. Tugas pustakawan ialah : Mengurus administrasi pengelolaan

23
Mengurus administrasi pelayanan Mengurus administrasi pemeliharaan Mengurus administrasi keanggotaan Menyusun laporan dll

Dalam suatu sekolah diupayakan agar pustakawan ini lebih dari 1 orang apalagi jika sekolah tersebuts tipe A, maka mutlak tenaga pustakawan harus memadai agar pelayanan dan pengelolaan perpustakaan dapat berfungsi dengan baik. f. Perencanaan pendayagunaan dan perawatan perpustakaan Pada seluruh perpustakaan koleksi yang ada harus dirawat dan dipelihara.agar pendayagunaannya dapat efektif dan efisien maka penerapan/penjelasan kepada siswa harus selalu dilakukan msalnya pada waktu upacara bendera.jika mungkin ada jam khusus wajib kunjungan perpustakaan paling tidak jika terdapt jam kosong, karena guru tidak hadir, siswa agar disuruh belajar mandiri diruang perppustakaan dengan diawasi oleh pengelola perpustakaan. Dengan adanya tugas-tugas dari guru mata pelajaran maka dapat diatur agar siswa mencari sumber belajarnya di perpustakaan. Dengan demikian maka pendayagunaan perpustakaan itu efektif dan efisien. g. Perencanaan inventaris buku dan pelaporan posisi buku perpustakaan. Perlengkapan yang harus disiapkan untuk perencanaan inventeris perpustakaan adalah : Buku inventaris / buku induk Cap inventaris Cap perpustakaan sekolah Perlengkapan lainnya yang perlu

2. Organisasi Prasarana Ruang Perpustakaan Pengelola perpustakaan adalah petugas untuk mengurus, merawat dan mengatur jalannya perpustakaan agar dapat berfungsi dengan baikdan dapat membantu sebagai ssumber belajar siswa. Ruang perpustakaan hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga setiap siswa/guru yang masuk ke ruangan perpustakaan merasa senang, aman, dan nyaman.perlengkapan diusahakan selengkap mungkin. 3. Koordinasi Prasarana Ruang Perpustakaan Hendaknya koordinasi antara petugas perpustakaan dengan semua guru mata pelajaran diharapkan guru-guru dapat memberi tugas yang dikerjakan dengan sumber belajar dari perpustakaan. Setiap saat ruangan perpustakaan harus bersih dan indah. Keamanan harus dijaga, tata tertip perpustakaan harus dapat dibaca oleh d=semua siswa yang masuk. Struktur organisasi, grafik keadaan buku dan lain-lain harus dipasang dengan baik.mengadakan studi banding ke berbagai perpustakaan lain untuk menambah wawasan dan keilmuan sangat diperlukan agar kita dapat mencontoh terhadap perpustakaan yang baik. kegiatan lomba antar perpustakaan yang diharapkan oleh pemerintah. 4. Pelaksanaan Prasarana Ruang Perpustakaan Penggunakan ruang perpustakaan akan sangat tergantung kepada kemampuan dan ketrampilan tenaga pengelola perpustakaan dalam mengaturnya. Bagi ketrampilan yang aktif dan kreaatif, maka dapat dipastikan ruang perpustakaan benar-benar bersih, indah dan menyenangkan sehingga mengundang siswa/guru untuk selalu masuk dalam ruang perpustakaan. Tenaga pustakawan harus benar-benar professional dalam

24
menangani perpustakaan itu. Perabot dan perlengkapannya harus lengkap, atau dapat menampung 20% dari jumlah siswa. Tata tertip dan perangkat lainnya harus dipasang diruang perpuastakaan demikian juga struktur organisasinya. 5. Pengendalian/Pengawasan Ruang Perpustakaan Ruang perpustakaan agar benar-benar berfungsi maka harus diawasi dan dikontrol dengan tata tertib setiap saat. Pustakawan harus selalu menjaga dan melayani peminjam dengan teratur dan baik. karena perpustakaan ini merupakan penunjang pendidikan maka manakala perpustakaannya berjalan dengan baik hamper dapat dipastikan pendidikannya pun baik.tenaga perpustakaan harus memadai professional, artinya harus sering diikutsertakan dalam penataran perpustakaan. O. PENGELOLAAN PRASARANA RUANG OLAHRAGA DAN LAPANGAN OLAHRAGA 1. Perencanaan ruang olahraga dan lapangan olahraga Ruang olahraga dan lapangan olahraga merupakan sarana penunjang dalam tujuan pendidikan. Salah satu tujuan Pendidikan Nasional ialah menciptakan manusia Indonesia seutuhnya : .manusia yang sehat jasmani dan rohani.. dengan demikian intelektual dan kesehatan. a. Perancanaan kebutuhan olahraga dan lapangan olahraga serta luasnya disesuaikan dengan jumlah siswa. Kebutuhan olahraga dan lapangan olahraga harus dimiliki oleh setiap sekolah, walaupum kadangkadang ada beberapa sekolah, khususnya di kota-kota besar ada sekolah yang tidakmempunyai lapangan olahraga karena lahannya terbatas untuk sekolah yang semacam ini agar latihan dalam beentuk mini atau dapat dibuat lapangan atau juga ruangan pelatihan khusus untuk ruang olahraga. Sekolah yang ideal adalah yang memiliki lapangan dan perlengkapan olahraga cukup. Misalnya : mempunyai lapangan basket, voly, bulutangkis. Apalagi jika punya lapangan sepakbola dan kolam renang seperti sekolah diluar negeri. Lapangan olahraga paling tidak dapat menampung seluruh siswa di sekolah itu, sebab biasanya lapangan ini juga digunakan untuk upacara. b. Perencanaan kebutuhan lahan untuk bangunan atau lapangan olahraga Seperti dikemukakan di atas bahwa tidak sedikit sekolah-sekolah yang tidak memiliki lapangan olahraga atau mempunyai lapangan olahraga tetapi sangat kecil/sempit. Hal ini disebabkan karena memang lahannya terbatas, walaupun sekolah itu sudah dibangun bertingkat. Cara lain untuk mengadakan lahan ialah membebaskan tanh kosong sekelilingnya jika memang masing dimungkinkan. c. Perencanaan kebutuhan perabot da jenid alat olahraga Perabot dan jenis alat olahraga perlu disiapkan sejak awal tahun ajaran agar dalam pelaksanaan praktek olahraga dapat dilaksanakan. Kantor Wilayah setiap tahun melalui Proyek Peningkatan Mutu SLTP mengadakan distribusi alat olahraga ke beberapa sekolah.tapi barang dan alat itu terbatas jumlahnya sehingga sekolah harus mengusahakannya lagi sebagai tambahannya agar mencukupi jenis dan banyaknya dapat dimintakan datanya kepada guru/koordinator guru olahraga BP3 dan dan rutin dapat merencanakan untuk pembelian alat dan perabot olahraga ini, yang disesuikan dengan kemampuannya. d. Perencanaan pendayagunaan ruang dan lapangan olahraga Jika dalam suatu sekolah terdapat beberapa guru olahraga maka dalam pendayagunaan ruang dan lapangan olahraga dapat diatur sehingga lapangan tersebut tidak mencukupi, misalnya jika guru A mengajarkan teori maka guru B mengajarkan praktek atau sebaliknya. Ruang olahraga dapat digunakan jika hari hujan dan jenis olahraga yang dilaksanakan ialah yang sesuai dengan kondisi lapangan. Diupayakan ruang olahraga ini tidak berdekatan dengan rurang belajar karena akan mengganggu ketertiban kelas yang sedang belajar. Pengawasa oleh guru harus lebih baik sebab dapat saja siswa mencoret-coret dinding sekolah dll.

25
e. Persncanaan inventarisasi, perawatan dan biaya operasional habis pakai Untuk mengetahui kondisi setiap saat alat olahraga maka setiap menerima harus dibuat dalam buku inventaris demikian juga kalau mengeluarkan alat perawatan terhadap alat itu harus diusahakan dengan baik, misalnya kalau rusak agar segera diperbaiki dan disimoan ditempat aman setelah dipakai. Barang yang habis dipakai misalnya bola agar disimpan cadangannya jangan sampai habis tidak ada persediaan. Pemeliharaan dan perawatan dilaksanakan secara teratur dan alat-alat dibersihkan segera setelah selesai pemakaiannya. f. Perencanaan pelaporan dan posisi perabot olahraga/coordinator guru mata pelajaran olahraga secara berkala melaporkan keadaan alat-alat. Artinya setiap semester dan akhir tahun pelajaran wajib melaporkan kepada Kepala Sekolah melalui wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana. Tujuannya agar dapat diketahui kondisi alat-alat itu apakah baik/rusak dapat dipakai/tidak dan berapa jumlahnya. 2. Organisasi Prasarana Ruang Olahraga dan Lapangan Olahraga Karena lapangan olahraga di sekolah itu pada umumnya hanya digunakan untuk sekolahnya maka pengaturannya cukup dikelola oleh sekolah. Jika lapangan itu dipakai secar arutin oleh pihak luar, maka harus ada izin tertulis dari kantor wilayah. Diharapkan di ruangan olahraga ini terdapat alat-alat olahraga yang memadai dan disimpan dengan aman. Lapangan olahragaagar dirawat, bersih dan terpelihara. Jika rusak agar segera diperbaiki jangan sampai rusak berat. 3. Koordinasi Prasarana Ruang Olahraga dan Lapangan Olahraga Seluruh guru olahraga dan wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana harus berusaha agar lapangan dan ruangan olahraga ini memadai dan layak untuk dipakai sebagai kegiatan olahraga. Untuk membuat lapangan basket, jika lahan memungkinkan dapat mengajukan permohona ke Dinas olahraga melalui Ka Kandepdikbud Kotamadya/kabupaten. Ruang olahraga hanya digunakan jika cuaca diluar tidak memungkinkan. Penggunaannya dibatasi kepada latihan yang ringan : senam dan permainan yang menggunakan alat matras. Petugas kebersihan harus selalu diingatkan untuk menjaga kebersihan baik ruang maupun lapangan olahraga. Alat-alat disimpan dalam satu ruangan khusus dan dijaga keamanannya. 4. Pelaksanaan Prasarana Ruang Olahraga dan Lapangan Olahraga Angan penggunaan ruangan olahraga jika cuaca diluar tidak memungkinkan, misalnya hujan, angin rebut dsb. Ruangan ini biasanya lebih besar daripada ruangan kelas dan biasanya disebut aula. Dalam aula ini dapat berfungsi sebagai lapangan basket, volley, bulutangkis dll. Tetapi kenyataan tidak semua sekolah memiliki aula sehingga sering menggunakan keas teori dan diajarkan bukan praktek. Lapangan olahraga dapat berfungsi sebagai lapangan upacara bendera. Sedangkan lapangan khusus cabang olahraga loncat tinggi dan loncat jauh dibuaat tersendiri tidak sama-sama lapangan lainnya. Perlu diingat bahwa semi keamanan dan kesehatan lapangan loncat tinggi dan loncat jauh harus memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Dinas Olahraga/Bina Olahraga. 5. Pengendalian/ Pengawasan Ruang Olahraga dan Lapangan Olahraga Pengawasan terhadap ruang dan lapangan olahraga juga harus mendapat perhatian. Diupayakan harus selalu bersih dan kondisinya baik serta layak dipakai tidak membahayakan jika mengalami kerusakan harus segera diperbaiki jangan menunggu sampai rusak parah. Alat praktek olahraga harus selalu tersedia dalam keadaan baik dan cukup untuk bias dipakai semua siswa.

26

BAB III PENUTUP

A.

KESIMPULAN Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah. Dalam pendidikan misalnnya lokasi atau tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, ruang dan sebagainya. Sedangkan sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, seperti: ruang , buku, perpustakaan, labolatarium dan sebagainya. Tujuan administrasi sarana prasarana sekolah secara umum adalah memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan prasana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu (1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar. Untuk mendukung tercapainya tujuan administrasi sarana prasarana sekolah maka ada prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelola sarana prasarana sekolah sebagai berikut. 1) 2) 3) 4) 5) 1) 2) 3) 4) 5) Prinsip pencapaian tujuan Prinsip efisiensi Prinsip administratif Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab Prinsip Kekohesifan penentuan kebutuhan, pengadaan, pemakaian, pengurusan dan pencatatan, pertanggungjawaban.

Proses pengelolaan administrasi sarana prasarna meliputi 5 hal, yaitu:

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana.2009.Majajemen Pendidikan.Yogyakarta: Aditya Media Bafadal Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah. PT BUMIKARSA. Jakarta. TIM. 2003. Sarana dan Prasarana Tunjang Kualitas Pendidikan. Jakarta. Harian Sinar Harapan. Ihwal Chairul. 2001. Manajemen Pendidikan, Problematika dan Tantangannya. Bandung . PT REMAJA ROSDAKRYA. TIM. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogkarta. UNY Press. http://sekolah-dasar.blogspot.com/2010/07/administrasi-sarana-dan-prasarana.html Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

27
http://imronfauzi.wordpress.com/2008/06/12/administrasi-sarana-dan-prasarana-pendidikan/ http://www.scribd.com/doc/20654418/Makalah-Manajemen-Sar-Pras http://www.scribd.com/doc/20654418/Makalah-Manajemen-Sar-Pras http://mklh1admpendidikan.blogspot.com/ http://kangbudhi.wordpress.com/2007/09/19/pedoman-pengelolaan-perpustakaan-sekolah/ http://www.scribd.com/doc/22150786/Sarana-Dan-Prasarana-Pendidikan

You might also like