You are on page 1of 15

PERAWATAN KESEHATAN USIA LANJUT (USILA/LANSIA)

Disusun Oleh: Mahasiswa Praktek Klinik Keperawatan Gerontik Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya Angkatan III Kelompok 3 A. PENDAHULUAN Usia lanjut adalah suatu proses alami yang dialami oleh setiap orang dan tidak dapat dihindarkan. Dengan berhasilnya pembangunan nasional, khususnya pembangunan kesehatan yang dapat dilihat dengan turunnya angka kematian bayi dan angka kelahiran serta perbaikan gizi masyarakat, maka sebagai dampak positif adalah meningkatnya umur harapan hidup waktu lahir di Indonesia yang berkisar pada umur 70 tahun pada tahun 2000. Pada tahun 1990-2025 diperkirakan oleh USA-Bureau of the Census, jumlah usia lanjut di Indonesia menduduki peringkat pertama (terbesar) sebesar 414% dengan jumlah 29 juta jiwa. Hal ini semua merupakan gambaran pada seluruh negara bahwa berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta kemajuan kondisi sosial ekonomi, usia harapan hidup semakin meningkat. Dibalik keberhasilan pembangunan khususnya di bidang kesehatan dengan meningkatnya jumlah usia lanjut seperti diuraikan diatas, memberikan dampak tersendiri terhadap permasalahan kesejahteraan dan kesehatan usia lanjut itu sendiri. Dimulai dari permasalahan dari perubahan-perubahan yang dialami usia lanjut sampai dengan pengaruh perubahan tersebut terhadap kondisi keluarga, masyarakat bangsa dan negara. Melihat permasalahan tersebut, maka diperlukan pelayanan khusus di bidang kesehatan, sosial kemasyarakatan, kesejahteraan bahkan spiritual bagi usia lanjut, sehingga didapatkan peningkatan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia, sejahtera dan berguna bagi kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat. B. PENGERTIAN Proses menua merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stres atau pengaruh lingkungan, dimulai dari kemunduran secara fisik maupun psikis (kejiwaan), atau yang lazim dikatakan adalah keuzuran. Pada zaman dahulu, usia lanjut di diidentikkan/di cirikan sebagai suatu masa dimana seseorang sudah tidak mampu melakukan apapun, tidak menyenangkan, dianggap bodoh sehingga ditertawakan, loyo, sulit hidup dengan orang lain, tidak bermanfaat dan berbagai pendapat lain yang menyudutkan usia lanjut. Pada perkembangan sekarang ini, pendapat tersebut mulai tergeser dengan suatu pengertian bahwa masa tua merupakan suatu hal yang wajar dan tetap dapat menjalani sisa hidupnya dengan tenang, aman, sejahtera dan berguna bagi lingkungannya.

C. PROSES MENUA Proses menua (= menjadi tua = aging) adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan tubuh untuk mengganti sel yang rusak dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap rangsangan (misalnya penyakit) dan tidak mampu memperbaiki kerusakan yang di derita. Artinya, seseorang yang sudah mendekati tua akan kehilangan daya tahan tubuhnya. Proses menua ini tidaklah berasal dari perubahan dari satu sisi saja, akan tetapi terdapat berbagai faktor yang berkaitan yang menyebabkan seseorang menjadi tua, misalnya pengaruh tubuh, lingkungan, budaya gaya hidup yang salah dan lain-lain. Terdapat berbagai pendapat tentang terjadinya proses menua, salah satunya adalah teori jam genetik. Mereka berpendapat bahwa dalam tubuh kita telah terdapat suatu program tertentu yang terus berputar seperti jarum jam, bila jam ini berhenti maka kita akan meninggal dunia meski tanpa disertai kecelakaan atau penyakit. Selain pendapat diatas, beberapa ahli juga mengatakan bahwa menua disebabkan karena adanya pengaruh radiasi, zat kimia dan perubahan kekebalan tubuh sehingga akan memperpendek umur. Disamping itu, berkurangnya proses tubuh untuk mendapatkan kalori/tenaga sudah berkurang sehingga pertumbuhan dan perpanjangan umur terhambat. D. PEMBAGIAN KELOMPOK USIA LANJUT a. Departemen Kesehatan RI Depkes RI membagi usia lanjut menjadi 3 kelompok, yaitu: 1. Masa Virilitas/menjelang usia lanjut : 45-54 tahun 2. Masa Prasenium/ usia lanjut : 55-64 tahun 3. Masa Senium/usia lanjut : 65 tahun b. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 1. Usia Lanjut : 60-74 tahun 2. Usia Tua : 75-89 tahun 3. Usia Sangat Lanjut : 90 tahun E. PERUBAHAN-PERUBAHAN PADA USIA LANJUT Seiring dengan proses menua, maka terjadi berbagai perubahan secara cepat dari semua sisi kehidupan usia lanjut. Perubahan tersebut dapat dirasakan pada sisi biologis/fisik/tubuh, psikologis/kejiwaan, sosial/hubungan kemasyarakatan, dan spiritual/keagamaan. c. Perubahan Biologis/fisik/tubuh a) Tingkat sel Ketidak teraturan jumlah sel Ketidak teraturan besar sel Perubahan pada sel-sel syaraf (otak, dll) b) Tingkat organ/sistem Sistem Pernafasan (Paru-Paru) Pengeroposan dan pengapuran tulang dinding dada Perubahan bentuk dan ukuran dada Kelemahan otot pernafasan Elastisitas/kelenturan paru-paru berkurang Pernafasan dangkal 2

Timbul keluhan sesak nafas Kekuatan gerak bernafas menurun Gangguan distribusi/penyebaran udara ke paru-paru Gangguan keluar masuknya udara ke paru-paru. Sistem Cardio Vaskuler (Jantung dan Peredaran Darah) Elastisitas/kelenturan pembuluh darah menurun Penyempitan pembuluh darah Pembuntuan pembuluh darah oleh lemak, nikotin, dll. Pembesaran ukuran jantung Berkurangnya jumlah inti sel pembuluh darah jantung Pengapuran jaringan, katub dan pembuluh darah di jantung Ukuran katup jantung bertambah Penebalan katub jantung Penurunan berat jantung Ketidak teraturan irama jantung Denyut jantung setelah beraktivitas menjadi berkurang Daya cadangan jantung menurun Pengeluaran darah dari jantung menurun Sistem Persyarafan (Otak) Berkurangnya jumlah sel syaraf di otak Berkurangnya fungsi sel syaraf di otak Kematian sel syaraf otak Berkurangnya/menurunnya daya ingat Berkurangnya reaksi syaraf terhadap rangsangan panas, dingin, benda tajam, benda halus dan berbagai rangsangan Gangguan pada syaraf pendengaran, penglihatan, pengecapan, perabaan, berbicara, bergerak, dll. Gangguan pada pembuluh darah otak dengan tertimbunnya plak atau penyempitan pembuluh darah otak. Perubahan tingkat kesadaran dan derajat kewaspadaan Terganggunya proses berfikir Sistem Gastrointestinal (Perut) Walaupun terdapat kemunduran, fungsi sistem ini dapat dipertahankan sebagaimana manusia sehat. Gangguan fungsi biasanya terjadi apabila terdapat proses penyakit pada organ tubuh tertentu atau bila terdapat stres yang memperberat beban organ tubuh yang sudah mulai menurun fungsinya. Gigi mulai banyak yang tanggal Kerusakan gigi Produksi air liur/ludah berkurang Berkurangnya fungsi ludah sebagai pelicin makanan Penurunan fungsi pengecap/perasa terutama asin. Kelemahan otot polos kerongkongan sehingga sulit menelan Berkurangnya produksi asam lambung Mengecilnya ukuran lambung sehingga daya tampung makanan berkurang 3

Berkurangnya rasa lapar Penurunan fungsi usus Penurunan penyerapan usus terhadap makanan Berkurangnya fungsi hati untuk menetralkan racun, menyimpan vitamin dan lain-lain Pergerakan usus besar berkurang/melemah Sangat rentan dengan masuknya kuman/virus melalui mulut Sistem Urinaria (Kencing) Fungsi ginjal untuk mengencerkan dan penyaringan menurun Jumlah otot ginjal berkurang Produksi ureum berkurang Otot perkencingan melemah Mudahnya terjadi kekurangan cairan Pembuntuan dan penyumbatan saluran kencing Sistem Muskuloskeletal (Kulit, Rambut dan Tulang) Kulit Kulit kering Kulit kendor dengan kerutan dan garis yang jelas Permukaan kulit kasar dan bersisik Menurunnya respon terhadap perlukan Mekanisme penjagaan keamanan oleh kulit berkurang Respon peredaran darah menurun Penurunan produksi vitamin D Persepsi/anggapan sensorik menurun Daya pembersihan terhadap bahan kimia yang terserap menurun Respon kekebalan berkurang Produksi kotoran kulit menurun Menurunnya kemampuan mengatur suhu (panas, dingin) Produksi kelenjar keringat berkurang/menurun Gangguan pewarnaan pada kulit Rambut Pertumbuhan rambut menjadi lambat Rambut lebih halus Jumlah lebih sedikit Rambut pada alis, lubang hidung dan wajah sering tumbuh lebih panjang Rambut memutih Banyak yang rontok Tulang Pertumbuhan kuku lebih lambat Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya dan rapuh Warna kuku agak kekuningan Kuku menjadi tebal dan keras Pengeroposan dan pengapuran tulang Pergerakan sendi terbatas Pergerakan menjadi lambat 4

b.

Aktivitas berkurang Mudah jatuh Keseimbangan berkurang Rahang mengecil

Perubahan Psikologis/kejiwaan Pada umumnya, setiap orang usia lanjut menginginkan hal-hal sebagai berikut: panjang umur, menghemat tenaga, tetap berperan sosial, mempertahankan hak dan hartanya, tetap berwibawa, meninggal secara hormat dan masuk surga. Perubahan-perubahan yang dialami usia lanjut antara lain: Keinginan-keinginan diatas Beban mental terhadap perubahan dan keinginan Kegusaran terhadap penyakit yang dialami Menjalani masa pensiun Ditinggal suami atau istri Kehilangan pekerjaan Kesedihan, kebingungan, perasaan tidak berdaya, tidak berguna lagi dan merepotkan sekitarnya Perubahan perasaan dan emosi terhadap perubahan fisik (kemunduran yang di alami) Merasa tidak senang dengan diri sendiri, orang lain, pekerjaan dan kehidupannya Motivasi berkurang Perubahan Sosial/hubungan kemasyarakatan Kehilangan pekerjaan Perubahan status dalam keluarga dan masyarakat Perubahan peran karena berubahnya kondisi fisik dan sikap sosial yang menganggap lansia tidak berguna Malas berinteraksi dengan sekitar Membentuk hubungan dengan orang yang seusai Perubahan Ekonomi Berkurangnya penghasilan Tidak berpenghasilan Kehilangan wewenang, kekuasaan dan kewibawaan Ketidak pastian jaminan/ekonomi Perubahan Spiritual/keagamaan Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Mengikuti ritual keagamaan Meningkatkan ibadah keagamaan Menolak takdir Tuhan akan perubahan yang dialami Apatis terhadap agama Dll

c.

d. e.

F. a.

MASALAH PADA USIA LANJUT Biologis/Fisik/Tubuh a) Sistem Pernafasan (Paru-Paru) Sesak nafas Pneumonia Disebabkan oleh Kuman/bakteri streptococcus pneumonia gram positif dan gram negatif Gejala: Demam ringan (37,5-37, 9 o C), Batuk dengan keluar dahak, Nafsu makan menurun, kekurangan cairan, Sesak, Kelemahan, Pernafasan cepat, dll. Penanganan: Pemberian obat antibiotik, Penambahan cairan, Istirahat total, Perubahan posisi tidur (miring kanan dan kiri) Pencegahan: Kebersihan saluran pernafasan, Kebersihan gigi dan mulut, Gizi yang seimbang, Istirahat aktivitas seimbang, Pertahankan kecukupan konsumsi cairan/minum TBC (TB Paru) Disebabkan oleh Bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Umumnya terjadi bertahun-tahun sebelumnya. Gejala: Sesak nafas, Penurunan berat badan, Gangguan mental, Demam, Batuk dengan dahak, Keringat malam Pencegahan: Hindari kebiasaan merokok, Istirahat dan aktifitas yang seimbang, Gizi seimbang, Kebersihan saluran pernafasan, gigi dan mulut, Pertahankan konsumsi cairan (minum yang banyak) Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) Gejala: Batuk dan pilek, Demam, panas dingin, Pusing, Badan pegal-pegal, Lemas, dll Penyebab: Infeksi virus yang menyebar ke seluruh tubuh Pengobatan dan perawatan Obat flu di pasaran, Anti biotic, Obat penurun panas dan istirahat yang cukup, Buka baju atau beri baju yang tipis apabila terasa panas dan selimuti jika terasa dingin, Minum air yang banyak Pencegahan: Aktivitas dan istirahat seimbang, Gizi yang seimbang Kanker paru Penyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOM) Pengertian PPOM adalah kelainan paru yang ditandai dengan gangguan fungsi paru karena penyempitan saluran pernafasan. Termasuk di dalam PPOM ini 6

adalah bronchitis kronis, emfisema (perlengketan) paru dan penyakit saluran nafas tepi (perifer). Kejadian Sering terjadi dengan didukung pola hidup yang tidak sehat, misalnya merokok dan sering keluar malam. Penyebab Penyebab pasti masih belum diketahui. Timbulnya penyakit ini dikaitkan dengan faktor-faktor resiko antara lain merokok sigaret yang berlangsung lama, polusi udara, infeksi paru berulang, umur, jenis kelamin, ras, kekurangan zat anti racun, dll. Pengaruh masing-masing faktor tersebut saling memperkuat dan merokok lah dianggap paling dominan. Gejala Kelemahan badan, Batuk, Sesak nafas, Sesak nafas saat beraktifitas, Nafas yang berbunyi (mengi), Nafas memanjang. Pada perkembangan lebih lanjut, Dada berbentuk seperti tong, suara nafas melemah, terdengar suara mengi yang lemah, kaki bengkak, jari tangan bengkak/jari tabuh dan pembesaran perut Penanganan Hindari/hilangkan faktor penyebab/resiko yang memperjelak keadaan penderita, misalnya: menghentikan merokok, menghindari polusi udara dan lingkungan pekerjaan, cegah dari penyakit infeksi saluran atas dan perubahan cuaca. Kenali penyakit di luar paru, misalnya sering pilek, kemeng di sekitar hidung dan dahi (sinusitis), tidak bisa menelan, dll. Membersihkan dahak dengan minum hangat, posisi nungging, latihan batuk efektif agar dahak keluar, dsb. Obat antibiotik/amti mikroba Obat bronkodilator/pelebar paru Pemulihan/Rehabilitasi Latihan mengeluarkan dahak, Latihan pernafasan, Olah raga, Pengelolaan psikososial Sistem Cardio Vascular (Jantung dan Pembuluh Darah) Gagal Jantung

b) 1.

Pengertian Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi badan untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada keadaan tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi. Penyebab Kegagalan otot jantung untuk bergerak/berkontraksi Beban tekanan jantung yang tinggi, misalnya tekanan darah tinggi Kebutuhan metabolisme yang tinggi 7

Penimbunan lemak, nikotin (karena merokok) pada pembuluh darah Penyempitan pembuluh darah Kebiasaan minum-minuman keras Kebiasaan makan makanan yang berkolesterol dan mengandung lemak tinggi Gejala Gagal jantung kiri Perasaan badan lemah, cepat lelah, berdebar-debar, sesak nafas, batuk, nafsu makan menurun dan keringat dingin. Denyut nadi tinggi (banyak), kesulitan bernafas. Gagal jantung kanan Bengkak pada tumit dan tungkai bawah, hati membesar, lunak dan nyeri tekan, kembung, nafsu makan menurun, mual, pembesaran perut, berat badan bertambah karena penimbunan cairan, perasaan tidak enak di perut. Pencegahan Hindari merokok, makan makanan berlemak dan mengandung kolesterol tinggi, Istirahat dan aktifitas seimbang, Hindari stress yang berlebihan, Hindari minum kopi dan makanan/minuman yang mengandung kafein, Permeriksaan kesehatan rutin, dan jika sudah menderita penyakit ini kontrol rutin ke sarana pelayanan kesehatan masyarakat. 2. Penyakit Jantung Koroner Pengertian: Penyakit yang terjadi pada jantung Penyebab: Pola hidup yang tidak sehat, Makan makanan berkolesterol tinggi, mengandung banyak lemak, Minum kopi, teh dan minuman/makanan mengandung kafein, Istirahat dan aktivitas yang tidak seimbang, dll Macam Angina Pectoris: yaitu gejala klinis penyakit jantung Koroner yang ditandai dengan nyeri/sakit dada yang khas yaitu nyeri dada sebelah kiri menjalar sampai ke punggung, terasa seperti di tekan atau di remas dan terasa berat di dada badan terasa lemah sekali. Gejala ini timbul saat seseorang melakukan aktifitas dan akan menghilang apabila beristirahat. Tetapi ini perlu di waspadai dan jika terdapat gejala seperti tersebut diatas, cepat dibawa ke rumah sakit. Infark Miokard Akut: adalah serangan angina pectoris yang berlangsung saat seseorang beristirahat/tidak melakukan aktifitas. Pencegahan dan Penanganan Hindari penyebab, Bawa langsung ke rumah sakit 3. Hipertensi/Tekanan Darah Tinggi Hipertensi merupakan penyakit dengan tanda peningkatan tekanan darah 160 mmHg tekanan sistolik. Hipertensi ini sering menjadi problem bagi usia 8

lanjut dan menjadi faktor resiko utama terjadinya stroke, payah/gagal jantung dan penyakit jantung koroner. 4. Edema/bengkak Kaki Edema kaki/tungkai sering di ditemukan pada usia lanjut, keadaan ini disebabkan oleh gagal jantung, pengaruh daya tarik bumi/gravitasi, posisi berdiri dan kurangnya gerak/mobilitas, penurunan fungsi hati, luka luas yang terbuka, obat-obatan, dll Cara menangani antara lain: menggantung kaki, mengurangi makanan yang mengandung garam, beraktifitas/olah raga teratur, makanan teatur dan ke pusat pelayanan kesehatan. c) 1) 2) Sistem Persyarafan (Otak) Kaku otot, refleks meningkat Sarankan untuk istirahat Gangguan berjalan Karena kekuatan otot dan syaraf menurun, maka perlu dilakukan pengamanan terhadap lansia dengan memberikan alat bantu berjalan, menempatkan alat dan perabot rumah tangga yang dapat di jangkau oleh lansia, lantai tidak lincin, lampu tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang, berikan keset yang kasar di kamar mandi, dll. Demensia (pikun) Pengertian Adalah gejala hilangnya fungsi intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi/tidak berfungsinya hidup sehari-hari Penyebab Obat-obatan, depresi, gangguan emosi, gangguan pada mata dan telinga, gangguan nutrisi/makanan, adanya tumor atau luka, infeksi dan komplikasi dari berbagai penyakit. Penanganan Obati penyakit yang mendasari pikun, hindari pemakaian obat yang memberikan efek pada syaraf, modifikasi lingkungan, hindari stres dan depresi, perbaiki gizi, upayakan nasehat kepada lansia; keluarga dan masyarakat, berika kesibukan seperti merawat bunga; merajut; mengisi TTS; dll. Gangguan ingatan jangka pendek Usia lanjut mempunyai ingatan terhadap pengalaman masa lalu dan cepat lupa pada kejadian/pengalaman yang baru saja di alami, sehingga dibutuhkan kesabaran untuk mengingatkan apa yang baru saja di alami. Nyeri kepala Kemungkinan penyebab: Gangguan peredaran darah, gangguan/penyakit mata, penyakit tulang; sinus dan gigi, gangguan otak dan selaput otak, gangguan/penyakit syaraf, gangguan/penyakit telinga, kekurangan gula darah, kekurangan oksigen, sulit buang air besar, kurang tidur Penanganan: Hilangkan penyebab, obati penyebab, istirahat yang cukup, gizi seimbang. Katarak, rabun 9

3)

4)

5)

6)

Berikan lingkungan yang aman, dengan penerangan yang cukup, hindarkan benda yang membahayakan, dll. 7) Presbiopia (gangguan melihat jarak dekat) 8) Perubahan tekanan mata (glaucoma) 9) Tuli 10) Telinga berdenging 11) Nggeliyeng (vertigo) 12) Mudah jatuh Faktor resiko Menurunnya kemampuan penglihatan, pendengaran, fungsi keseimbangan, vertigo/mumet, stroke, Parkinson/buyuten, demensia/pikun, gangguan muskuloskeletal misalnya kekakuan otot, obat-obatan, lingkungan yang berbahaya, gaya berjalan. Penyebab Kecelakaan, nyeri kepala/vertigo, pusing saat bangun tidur/berdiri, obatobatan, proses penyakit, kehilangan kesadaran secara tiba-tiba. Faktor pencetus: Aktifitas, lingkungan, penyakit akut Komplikasi Perlukaan, patah tulang, perdarahan, penurunan mobilitas/pergerakan, di rawat di rumah sakit, meninggal Pencegahan Identifikasi faktor resiko, penilaian/evaluasi keseimbangan dan gaya berjalan, mengatasi faktor situasional. Penatalaksanaan Penatalaksanaan yang dilakukan bersifat individual, tetapi secara garis besar membutuhkan penatalaksanaan multidimensi dengan obat-obatan, pemulihan/rehabilitasi, perbaikan lingkungan dan perbaikan kebiasaan lansia. 13) Gangguan tidur 14) Stroke 15) Kesulitan merasakan asin d) Sistem Gastrointestinal (Perut) 1) Nyeri perut Penyebab tersering nyeri perut ini adalah pembuntuan usus, tumor perut, gangguan dalam usus, dll 2) Diare Penanganan: berikan pengganti cairan dengan air degan, oralit, air kuah sayur setiap kali berak, jangan diberi obat urus-urus, istirahat cukup dan gizi seimbang serta bawa ke rumah sakit atau Puskesmas 3) Konstipasi (sulit berak) Sulit berak disebabkan karena kurang minum, kurang gerak/aktivitas berkurang, makanan yang kurang bergizi, penyakit lain, depresi, obatobatan. Penyakit ini dapat di cegah dengan pemberian makanan yang mengandung serat misalnya sayuran dan buah, olah raga dan aktivitas yang teratur. 4) Kurang nafsu makan (anorexia) dan kehilangan berat badan 10

5)

6)

7)

8)

Pada orang lanjut usia, penyebab penyakit ini kebanyakan karena psikis/kejiwaan, depresi, kecemasan, penyakit jantung, efek samping obat dan lain-lain. Untuk itu, diperlukan makanan yang bergizi seimbang dengan 4 sehat 5 sempurna, porsi makan yang sedikit tapi sering, dan berikan makanan yang menimbulkan minat serta tidak membahayakan atau merangsang. Inkontinensia alvi Yaitu ketidak mampuan menahan rasa ingin berak sehingga kotoran keluar dengan sendirinya. Penyebabnya bisa karena penurunan fungsi syaraf dan otot dari saluran untuk berak, penyakit yang lain, obat-obatan. Penyakit ini ditandai dengan adanya kotoran yang cair dan tak berbentuk keluar merembes atau kotoran yang sudah berbentuk keluar di pakaian atau saat di tempat tidur. Cara penanganan seperti masalah diare dan konstipasi Infeksi lambung Infeksi ini bisa disebut gastritis dan ulkus peptikum. Keluahan yang timbul antara lain penurunan berat badan, nafsu makan menurun, mual dan etrasa tidak enak di tubuh, demam, nyeri perut, dll. Penanganan perlu di bawa ke dokter. Di rumah perlu dihindarkan makanan yang merangsang seperti pedas, merica, terlalu panas atau terlalu dingin, mengandung lemak, hindari alkohol, makanan kecut, kopi, rokok, dll. Hepatitis Perlu penjagaan makanan yang bersih dan gizi seimbang, hal ini bisa dilakukan dengan memasak makanan, menutup makanan, memilih makanan kebutuhan lansia. Menjaga tidak terkontaminasi dengan darah atau cairan pasien hepatitis. Sirosis Suatu penyakit lanjutan dari hepatitis dengan pembesaran perut, mual, muntah, lemah, demam, nyeri/pegal-pegal, kuning pad mata/kulit, dll. Perlu di bawa ke dokter/rumah sakit.

e)

Sistem Urinaria (kencing) Inkontinensia urin/ngompol Penyakit ini disebabkan karena gangguan pada syaraf dan otot saluran kencing, misalnya disebabkan karena tumor, batu, stroke, spinkter mengendur, obat-obatan dll. Untuk itu, disarankan pada usia lanjut diharapkan menghindari minum banyak pada malam hari, mengurangi minum kopi dan teh, mengurangi minuman dan makanan manis, melatih respon kencing, melatih perilaku berkemih, obat-obatan, pembedahan, sesuai dengan petunjuk dokter. Penyakit ginjal Sistem Muskuloskeletal (Kulit, Rambut dan Tulang) Untuk penyakit kulit dan rambut perlu perawatan kulit dan rambut sehari-hari. Sedangkan penyakit tulang yang sering dirasakan lanjut usia antara lain: 1) Osteoporosis Adalah keadaan berkurangnya massa tulang karena proses menua. Gejalany ayaitu nyeri tulang belakang, pemendekan tinggi badan, tulang belakang melengkok, tulang keropos, tulang menjadi lebar tapi rapuh sehingga tulang terasa nyeri sekali dan cenderung untuk patah. 11

f)

Penyakit ini disebabkan karena kekurangan vitamin D dan proses menua sehingga perlu suplay kalsium, vitamin D dari luar selain menjaga keamanan lansia agar tidak berada pada kondisi jatuh. 2) Rematoid arthritis/rematik Gejala yang timbul antara lain kaku sendi pada pagi hari > 1 jam, pembengkakan pada sendi, penonjolan pada kulit dan tulang. Penyakit ini sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. 3) Osteoartritis Faktor resiko penyebab timbulnya penyakit ini antara lain: umur, pada wanita setelah usia 50 tahun, kegemukan, trauma/perlukan yang berulang, kelainan bawaan, adanya kristal di sendi/tulang, perokok, diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, beban berat yang di pikul dan daerah menanjak/berbukit. Gejala: nyeri lutut, krepitasi, kaku pagi hari < 30 menit, umur > 38 tahun, pembesaran tulang, nyeri pinggung, nyeri tangan. Penanganan seperti penyakit tulang yang telah di sebut diatas.

b.

Psikologis/Kejiwaan Dengan perubahan di bidang kejiwaan, maka lansia merasa dirinya sendiri, kehilangan sesuatu yang berharga dan akan menyebabkan lansia stress, tidak mau makan, depresi, gangguan proses berfikir. Muncul perilaku yang harus diperhatikan, misalnya: mengembara (ngelutus), meremasa-remas jari, berbicara cepat, terus berbicara, gerakan anggota tubuh berulang, menggigit, melempar barang, meludah, mencaci/menngomel, tendangan, mengumpat, isolasi diri, menolak makan/minum, curiga, menghayal, halusinasi. Lebih lengkapnya bisa dilihat pada uraian berikut ini: a) Kehilangan memori: Depresi, merasa tidak berguna b) Kebingungan: percakapan tidak tepat, kurang mampu merawat diri, sering apatis, kebingungan pada pagi hari, kebingungan malam hari, tidak mampu berorientasi pada orang, tempat dan waktu. c) Paranoid/curiga: ketakutan, kekhawatiran, merasa terancam, dll. d) Gangguan suasana hati: perubahan emosi yang mendadak. Maka perlu kesabaran untuk menentramkan hati dan memberi dukungan e) Depresi: karena kehilangan, reaksi obat, ditandai dengan menurunnya BB dan nafsu makan, lelah, apatis, menurunnya perhatian. f) Resiko tinggi kekerasan: karena menurunnya kemandirian, tidak mampu bergerak, stroke dan sakit terminal g) Harga diri rendah: karena berkuraqngnya kemampuan baik fisik, psikis maupun sosial. h) Sulit tidur i) Kekurangan nutrisi 12

j) k)

Kurang mampu merawat diri Menapause Adalah masa berhentinya haid dengan gejala terasa panas pada bagian atas dada, leher dan muka, keringat banyak, rasa takut, tegang, depresi, mudah sedih, cepat marah, mudah tersinggung, gugup dan jiwa kurang mantap, rasa lelah, kemunduran status gizi, tidak bisa tidur, pusing, rasa sakit seluruh badan, perubahan nafsu seks dan berdebar-debar. Dalam hal ini perlu dukungan sepenuhnya dari keluarga dan lingkungan sekitar sehingga tetap merasa berguna dengan tetap dihargai, dianggap sebagai bagian dari masyarakat yang masih mempunyai potensi. c. Sosial/Hubungan kemasyarakatan Bagi lansia yang tidak dapat menerima perubahan diatas, maka akan mengisolasi diri dan tidak mau berkumpul atau berhubungan dengan orang lain. Tetap ibagi yang menyadarinya, maka mereka tetap mampu untuk mengikuti kegiatan sosial dan berhubungan dengan lingkungan sekitar. Ekonomi Karena turunnya seseorang dari jabatan semula, atau sudah tidak bekerja lagi maka akan terjadi penurunan penghasilan atau bahkan tidak mendapatkan penghasilan. Hal ini menyebabkan menurunnya kepercayaan dan harga diri sehingga mampu menyebabkan masalah psikologis dan sosial seperti di atas.

d.

Spiritual/Keagamaan Kebanyakan akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. G. GIZI PADA USIA LANJUT Masalah yang timbul antara lain gizi lebih (kegemukan) atau gizi kurang (nafsu makan menurun). Lansia membutuhkan makanan dengan gizi yang seimbang sehingga akan membantu metabolisme tubuh agar tetap sehat. Zat gizi yang harus tersedia antara lain: 1. Protein: susu, telur, daging, kacang-kacangan, susu kedelai, kacang hijau. 2. Lemak: hindari makanan yang mengandung lemak. 3. Hidrat Arang: beras, singkong, gaplek, dll. 4. Vitamin: A, B6, asam folat, C, D 5. Mineral: zat besi dan calsium 6. Air dan Serat: sangat dibutuhkan dan harus di konsumsi lebih banyak. Pedoman Makanan Usia Lanjut 1. Makanlah setiap hari beraneka ragam bahan makanan dari semua golongan bahan makanan selama tidak ada kontra indikasi 2. Makanlah sesuai dengan kecukupan gizi usia lanjut 13

e.

3. liter/hari 4. terutama yang berasal dari hewan. 5.

Gunakan cairan minimal 2 Batasi jumlah lemak makanan

Makanlah sumber hidrat arang sedikitnya 50% kalori, pilihlah biji-bijian, kacang-kacangan dan buah-buahan. 6. Gunakanlah bahan makanan yang banyak mengandung zat besi sweperti kacang-kacangan, hati, daging, bayam, sayuran hijau. 7. Minum lah susu tanpa lemak, atau makanlah sumber zat kalsium lain seperti ikan dan sayuran. 8. Batasi garam dapur dan makanan yang di awetkan. 9. Gunakan bahan makanan segar, cegah penggunaan tablet vitamin bila tak perlu 10. Kurangi kopi, teh, coklat 11. Batasi alkohol dan sebaiknya di hindari. 12. Latihan/olah raga minimal 3 x seminggu 13. Hindari merokok H. LATIHAN JASMANI/OLAH RAGA PADA USIA LANJUT Prinsip olah raga pada usi alnjut adalah: 1. Yang perlu dilatih adalah: ketahanan jantung dan paru, kelenturan, kekuatan otot, komposisi tubuh. 2. Selalu memperhatikan keselamatan 3. Latihan teratur dan tidak terlalu berat 4. Permainan dalam bentuk ringan sangat dianjurkan 5. Latihan dengan dosis berjenjang (perlahan-lahan) 6. Hindari kompetisi-kompetisi 7. Perhatikan kontra indikasi latihan Olah raga yang bisa dilakukan: Jalan kaki ringan / jogging Aerobik Senam ringan (senam tera)

I. a.

ASPEK KEHIDUPAN SEKSUAL USIA LANJUT Wanita Telah disebutkan diatas, bahwa wanita akan mengalami menopause sekitar 40-45 tahun. Hal ini akan mempengaruhi kehidupan seksual wanita. Maka disarankan untuk para isteri: 1. Usahakan fungsi sebagai ibu rumah tangga dan isteri berjalan sebaik-baiknya. 14

2.

Usahakan tetap mempertahankan dan meningkatkan keindahan tubuh/fisik agar tetap menarik. Perhatikan juga kecantikan watak/kepribadian. 3. Pelihara terus kesehatan (hygiene) alat kelamin. 4. Menopause bukan berarti bahwa kehidupan seksual berhenti. b. Pria Penyakit yang rasakan laki-laki akan mempengaruhi kehidupan seksual pria: 1. Tingkatkan kesediaan/kerelaan untuk berdialog dengan isteri, berikan bimbingan, dorongan dan arahan yang dapat membantunya mengatasi gejala menopause dan purna menopause 2. Jauhkan egoisme dan kembalikan (atau tingkatkan) kemesraan bersama isteri. Berikan perhatian secukupnya.

15

You might also like