Professional Documents
Culture Documents
Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Untuk merencanakan Lapisan Tebal Perkerasan pada perencanaan konstruksi jalan raya, data-datanya yaitu : 1. Komposisi kendaraan awal umur rencana pada tahun 2005 a. Mobil penumpang (1+1) = 1850 Kendaraan b. Bus 8 ton (3+5) = 385 Kendaraan c. Truk 2 as 10 ton (4+6) = 75 Kendaraan d. Truk 2 as 13 ton (5+8) = 35 Kendaraan e. Truk 3 as 20 ton (6+7+7) = 25 Kendaraan Jalan akan dibuka pada tahun 2009 2. Klasifikasi Jalan Klasifikasi Jalan = 1 Jalan = Kolektor Lebar Jalan = 7 meter Arah = 2 jalur, 2 arah tanpa median 3. Umur Rencana (5+5) tahun 4. Pertumbuhan lalu lintas = 5 % selama pelaksanaan = 5 % perkembangan lalu lintas 5. Curah hujan rata-rata pertahun : 750 mm/tahun 6. Kelandaian jalan 6% 7. Jenis lapisan perkerasan yang digunakan : Lapisan permukaan : Laston Pondasi atas : Batu pecah kelas A Pondasi bawah : Sirtu Kelas B 8. Data CBR : 4 5 6 7 8 9 10 5 4 8 7.1.1 Menghitung LHR ( Lintas Harian Rata-Rata) a. Komposisi Kendaraan awal umur rencana (2005) a. Mobil penumpang (1+1) = 1850 kendaraan b. Bus 8 ton (3+5) = 385 kendaraan c. Truk 2 as 10 ton (4+6) = 75 kendaraan d. Truk 2 as 13 ton (5+8) = 35 kendaraan e. Truk 3 as 20 ton (6+7+7) = 25 kendaraan + = 2370Kendaraan
7.1
b.
( 1+ i )n
a. b. c. d.
Mobil penumpang 1850 x ( 1 + 0,05) = 4 Bus 8 ton 385 x ( 1 + 0,05) = 4 Truk 2 as 10 ton 75 x ( 1 + 0,05) = 4 Truk 2 as 13 ton 35 x ( 1 + 0,05) = 4 e. Truk 3 as 20 ton 25 x ( 1 + 0,05) LHR 2009
c.
LHR 2009 ( 1+ i )n
a. b. c. d.
Mobil penumpang 2249 x ( 1 + 0,05) = 2870 5 Bus 8 ton 468 x ( 1 + 0,05) = 597 5 Truk 2 as 10 ton 91 x ( 1 + 0,05) = 116 5 Truk 2 as 13 ton 43 x ( 1 + 0,05) = 54 5 e. Truk 3 as 20 ton 30 x ( 1 + 0,05) = 39 LHR 2014 = 3677
d.
LHR 2014 ( 1+ i )n
a. b. c. d.
Mobil penumpang 2870 x ( 1 + 0,05) = 3663 5 Bus 8 ton 597 x ( 1 + 0,05) = 762 5 Truk 2 as 10 ton 116 x ( 1 + 0,05) = 148 5 Truk 2 as 13 ton 54 x ( 1 + 0,05) = 69 5 e. Truk 3 as 20 ton 39 x ( 1 + 0,05) = 49 LHR 2014 = 4692
7.1.2
Menentukan Angka Ekivalen Angka ekivilen per sumbu dapat dilihat pada tabel di bawah :
Beban Sumbu Kg 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 8160 Lb 2205 4409 6614 8818 11023 13228 15432 17637 18000
Angka Ekivalen Sumbu Tunggal Sumbu Ganda 0,002 0,0036 0,0003 0,0183 0,0016 0,0577 0,0050 0,1410 0,0121 0,2923 0,0251 0,5415 0,0466 0,9238 0,0795 1,000 0,086
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Analisa Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987)
a. b. c. d. e.
Berdasarkan tabel didapat angka ekivalen : Mobil penumpang (1+1) = 0,0002 + 0,0002 = Bus 8 ton (3+5) = 0,0183 + 0,1410 = Truk 2 as 10 ton (4+6) = 0,0577 + 0,2923 = Truk 2 as 13 ton (5+8) = 0,1410 + 0,9238 = Truk 3 as 20 ton (6+7+7) = 0,2923 + 0,5415 + 0,5415 =
7.1.3
Menentukan LEP
Dari data yang telah di dapat, dapat dihitung nilai LEP yaitu : a. b. c. d. Mobil penumpang 2249 x 0,5 x 0,0004 = Bus 8 ton 468 x 0,5 x 0,1593 = Truk 2 as 10 ton 91 x 0,5 x 0,35 = Truk 2 as 13 ton 43 x 0,5 x 1,0648 = e. Truk 3 as 20 ton 30 x 0,5 x 1,3753 LEP 2009 Menentukan LEA 0,44974 37,2738 15,9535 22,6497 = 20,8961 + = 97,2229
7.1.4
Perhitungan LEA untuk 5 tahun (2014) a. b. c. d. Mobil penumpang 2870 x 0,5 x 0,0004 Bus 8 ton 597 x 0,5 x 0,1593 Truk 2 as 10 ton 116 x 0,5 x 0,35 Truk 2 as 13 ton 54 x 0,5 x 1,0648 e. Truk 3 as 20 ton 39 x 0,5 x 1,3753 LEA 2014 Perhitungan LEA untuk 10 tahun (2019) Mobil penumpang 3663 x 0,5 x 0,0004 Bus 8 ton 762 x 0,5 x 0,1593 Truk 2 as 10 ton 148 x 0,5 x 0,35 Truk 2 as 13 ton 69 x 0,5 x 1,0648 e. Truk 3 as 20 ton 49 x 0,5 x 1,3753 = 0,57399 = 46,3362 = 20,3612 = 28,9074 = 26,6693 = 124,084
a. b. c. d.
158,366
Dari data, dapat dihitung LET yaitu : LET 5 = ( LEP + LEA5) = (97,223 + 124,084) = 110,653 LET 10 = ( LEA5 + LEA 10) = (124,0838 + 158,366) = 141,224 7.1.6 Menentukan LER LER = LET x UR/10 LER5 = LET5 x 5/10 = 110,653 x 0,5 = 55,327 LER5 = 1,67 x 55,327 LER5 = 92,396 LER10 = = = = = LET10 x 10/10 141,225 x 1 141,225 2,5 x 141,225 353,062
Penentuan Harga CBR Dari data yang didapat data CBR sebesar : 4 5 6 7 8 9 10 5 4 8 CBR rata-rata = = = = 4+5+6+7+8+9+10+5+4+8 10 6,6 10 4
Untuk nilai R tergantung dari jumlah data yang terdapat dalam 1 segmen. Besarnya nilai R seperti yang diperlihatkan pada tabel di bawah ini :
6 7 8 9 >10
CBR segmen = = = 7.1.8 a.
Menentukan Tebal Lapisan Perekerasan Menentukan Nilai DDT (Daya Dukung Tanah) Dari hasil pemeriksaan data CBR, kita dapat menentukan nilai DDT dengan cara berikut : DDT = 4,3 . Log 4,7 + 1,7 = 4,3 x0,672 + 1,7 DDT = 4,6 Gambar Korelasi DDT dan CBR dapat dilihat pada Lampiran B.1 Menentukan Faktor Regional (FR) % kendaraan berat = Jumlah kendaraan berat x 100 % Jumlah semua kendaraan = 520 x 100% 2370 = 21,9409 % Dari data yang diberikan diketahui : Curah hujan 750 mm/thn = iklim I < 900/thn Landai Jalan 6 % = Kelandaian II ( 6 - 10 % ) Nilai FR dapat kita lihat pada tabel dibawah :
b.
Curah Hujan
Sumber : Iklim I Petunjuk Perencana < 900 an Tebal mm/th Perkerasa Iklim II 1,5 2,0 2,5 2,0 2,5 n Lentur > 900 Jalan Raya mm/th dengan metode Analisa Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987) Maka Faktor Regional yang didapat adalah = 1 c.
Kelandaian III (> 6 %) % kendaraan berat 30 % > 30 % 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5
2,5
CBR tanah dasar rencana Nilai CBR yang di dapat melalui metode grafis dan analitis adalah = 4,7
d.
Indeks Permukaan (IP) Untuk mendapatkan nilai IP dapat dilihat dari nilai LER dan tabel indeks permukaan di bawah ini. Nilai LER untuk 5 tahun kedepan adalah 92,396. Nilai LER untuk 10 tahun kedepan adalah 353,062. Dengan klasifikasi jalan kolektor.
Klasifikasi Jalan Kolektor Arteri 1,5 1,5 2,0 2,0 2,0 2,5 1,5 2,0 2,0 2,0 2,5 2,5
Tol 2,5
Analisa
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987) Klasifikasi jalan arteri, LER5 = 92,396 = 10 100, IP LER10 = 353,062 = 100 1000, IP IP yang digunakan adalah = 2 e. Indeks Permukaan pada awal umur rencana (ITP) ITP dapat ditentukan melalui grafik nomogram. Untuk perlukan data sebagai berikut, IP, IPo, DDT, LER, dan dilihat pada tabel berikut.
= =
1,5 2,0 2
menentukan ITP dari grafik nomogram di FR. Untuk mendapatkan angka Ipo, dapat
Jenis Lapis Perkerasan LASTON LASBUTAG HRA BURDA BURTU LAPEN LATASBUM BURAS LATASIR JALAN TANAH JALAN KERIKIL
IPo 4 3,9-3,5 3,9 3,5 3,4 3,0 3,9 3,5 3,4 3,0 3,9 3,5 3,4 3,0 3,4 3,0 2,9 2,5 2,9 2,5 2,9 2,5 2,9 2,5 2,4 2,4
Roughness (mm/km) 1000 >1000 2000 >2000 2000 >2000 < 2000 < 2000 3000 >3000
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Analisa Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987) Dari tabel dan grafik nomogran di dapat hasil : Untuk 5 tahun kedepan IP = 2 IPo = 3,9 3,5
DDT = 4,6 LER5 = 92,396 FR = 1 Maka diperoleh ITP = 7,25 (nomogram 4 Lampiran B.2) Untuk 10 tahun kedepan IP = 2 IPo = 3,9 3,5 DDT = 4,6 LER10 = 353,062 FR = 1 Maka diperoleh IPo = f.
Menetapkan Tebal Perkerasan Variabel-variabel untuk menetapkan lapisan tebal perkerasan dilihat pada tabel-tabel berikut.
Tabel 8.8 Koefisien Kekuatan Relatif Koefisien Kekuatan Relatif a1 a2 a3 0,40 0,35 0,32 0,30 0,35 0,32 0,28 0,26 0,30 0,26 0,25 0,20 0,28 0,26 0,24 0,23 0,19 0,15 0,13 0,15 0,13 0,14 0,13 0,12 0,13 0,12 0,11 Kekuatan Bahan MS (kg) 744 590 454 340 744 590 454 340 340 340 590 454 340 Kt(kg/cm) 22 18 CBR % 100 80 60 70 50 30 Jenis Bahan
LASTON
LASBUTAG HRA MACADAM LAPEN (MEKANIS) LAPEN (MANUAL) LASTON ATAS LAPEN (MEKANIS) LAPEN (MANUAL) Stab tanah dengan semen Stab dengan kapur Batu pecah (Kelas A) Batu pecah (Kelas B) Batu pecah (Kelas C) Sirtu/pitrun (Kelas A) Sirtu/pitrun (Kelas B) Sirtu/pitrun (Kelas C)
0,10
20
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Analisa Komponen Untuk 5 Tahun Koefisien kekuatan relatif, dilihat dari tabe koefisien relatif - Lapisan permukaan : Laston, MS 744 a1 = 0,40 - Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A a2 = 0,14 - Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B a3 = 0,12
Tabel 8.6 batas-batas minimum tebal lapisan perkerasan untul lapis permukaan
ITP < 3,00 3,00 6,70 6,71 7,49 7,50 9,99 10,00
Tebal Minimum Bahan (cm) 5 Lapis pelindung : (Buras/Burtu/Burdu) 5 Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lsbutag, Laston 7,5 Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lsbutag, Laston 7,5 Lasbutag, Laston 10 Laston
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Analisa Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987)
Tabel 8.7 batas-batas minimum tebal lapisan perkerasan untul lapis pondasi
ITP
Tebal Bahan Minimum (cm) 15 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur 20 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur 10 Laston Atas 20 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam 15 Laston Atas 20 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam, Lapen, Laston atas 25 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam, Lapen, Laston atas
Tebal lapisan minimum dilihat dari ITP = 6,8 Lapisan permukaan : Laston, MS 744 d1 = 7,5 Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A d2 = 20 Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B d3 = 10
ITP 7,25 d3
= a1 x d1 + a2 x d2 + a3 x d3 = 3 + 2,8 + 0,12 d3 = 5,8 + 0,12 d3 = 12,08 cm = 12 cm ( untuk D3 tebal minimum adalah 10 cm)
Untuk 10 Tahun Koefisien kekuatan relatif, dilihat dari tabe koefisien relatif - Lapisan permukaan : Laston, MS 744 a1 = 0,40 - Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A a2 = 0,14 - Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B a3 = 0,12 Tebal lapisan minimum dilihat dari ITP = 8,3 - Lapisan permukaan : Laston, MS 744 d1 = 7,5 - Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A d2 = 20 - Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B d3 = 10 ITP 8,5 d3 = a1 x d1 + a2 x d2 + a3 x d3 = 3 + 2,8 + 0,12 d3 = 5,8 + 0,12 d3 = 22,5 cm = 23 cm Untuk 10 Tahun 0,4 d1 + 0,14 d2 + 0,12 d3 = 0,4 d1 + 2,8 + 2,76 = 5,56 + 0,4 d1 = 7,35 cm = 7 cm = 7,5 - 7 = 0,5 cm = 3 cm (syarat tebal minimum)
8,5 = 8,5 d1 d0 d0