You are on page 1of 5

ANATO MI AND FISIOLOGI DARAH

Darah merupakan bagian dari cairan ekstrasel yang berfungsi : Mengangkut oksigen dari paru2 Bahan nutrisi dari saluran cerna Mengangkut hormon dari kelenjar endokrin Bahan tersebut diangkut keseluruh sel, dimana bahan tersebut akan berdifusi dari kapiler ke jaringan interstitiel selanjutnya masuk kedalam sel untuk digunakan dalam aktivitas sel. Bahan yang dihasilkan dari metabolisme sel akan dikeluarkan dan diangkut oleh darah untuk diekskresi. Fungsi Darah : Fungsi transport Fungsi regulasi Fungsi pertahanan tubuh Komposisi darah : Plasma 55 % dari volume darah Sel darah 45 % dari volume darah Komposisi plasma : Air ; (90-92 %) sebagai pelarut, absorbsi dan pelepasan panas Protein - Albumin ; dihasilkan di hati berfungsi mempertahankan tekanan osmotik agar normal (25 mmHg) - Globulin ; berfungsi untuk respon imun - Fibrinogen ; berfungsi untuk pembekuan darah Komposis sel darah 1.Leukosit ; - Granulosit (neutrofil, eosinofil, basofil) - Agranulosit (monosit, limfosit) 2. Eritrosit 3. Trombosit Granulosit : berasal dari sel induk di sumsum tulang merah dari mieloblas menjadi mielosit sebelum berdiferensiasi menjadi salah satunya Neutrofil : fungsi utamanya melindungi terhadap benda asing yang masuk tubuh khususnya kuman dan melenyapkan bahan limbah. Sel-sel ini tertarik ketempat infeksi ke tempat infeksi oleh substansi kimia yang dilepaskan oleh sel-sel cedera Eosinofil : banyak diantaranya bermigrasi keluar pembuluh darah menuju daerah tubuh yang terpapar misal, jar ikat dibawah kulit, membran mukosa saluran nafas dan cerna, pelapis vagina dan rahim. Fungsi eosinofil melindungi tubuh terhadap bahan asing (parasit). Basofil : sel ini menggetahkan histamin, yang menimbulkan vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas dinding kapiler. Hal ini mempermudah fagosit dan substansi protektif lain spt zat anti, tiba dicelah jaringan bersama sel mast mengumpul didaerah radang yang menyembuh. Agranulosit : disebut demikian karena di dalam sitoplasmanya tidak terdapat granula Monosit : sel mononuklir besar asal sumsum tulang merah. Beredar didalam darah, berfungsi terutama di jaringan sesudah berkembang menjadi makrofag. Keduanya menghasilkan interleukin 1 yang bekerja pada hipotalamus, menaikkan suhu badan pada infeksi dengan

kuman, merangsang pembentukan globulin oleh hati dan meningkatkan produksi limfosit T aktif. Limposit : ada dua jenis limposit - limposit-T, diaktifkan o/ timosin dalam kel timus - limposit-B, diaktifkan dalam jaringan limpoid. Sebagian beredar dalam darah dan lainnya menetap di jaringan limpoid, bila limposit aktif bertemu anti gen maka masing2 dapat berkembang menjadi sel efektor yang menghadapi anti gen itu dan sel memori yang menetap dalam jaringan limpoid (apabila serangan kedua, sudah dikenali). Eritrosit : sel ini berbentuk cakram bikonkaf, tanpa inti, berdiameter 7-8 mikrometer. Eritrosit mengandung hemoglobin yang memberinya warna merah Hemoglobin : protein kompleks terdiri atas protein, globin dan pigmen hem (mengandung besi). Jadi besi penting untuk Hb. Kebutuhan besi pria dan wanita berbeda karena pria hanya kehilangan 1 mg besi/hari sedangkan wanita kehilangan sampai 20 mg besi selama menstruasi normal. Trombosit : merupakan keping darah, asalnya dari sel megakariosit dalam sumsum tulang merah. Jumlah normalnya berkisar antara 200.000 350.000 per mm3 darah. - Fungsinya : berkaitan pembekuan darah. Pada penyakit demam berdarah, jumlahnya sangat menurun (dikatakan trombositopeni) dan pasien cenderung berdarah dibawah kulit (purpura) atau di selaput lendir. Proses pembentukan sel darah Terjadi awal masa embrional, sebagian besar pada hati dan sebagian kecil pada limpa. Pada minggu ke 20 masa embrional mulai terjadi pada sumsum tulang. Semakin besar janin peranan pembentukan sel darah terjadi pada sumsum tulang Setelah lahir semua sel darah dibuat disumsum tulang, kecuali limposit yang juga dibentuk dikelenjar limpe, thymus dan lien Setelah usia 20 tahun sumsum tulang panjang tidak memproduksi lagi sel darah kecuali bagian proximal humerus dan tibia.
http://ettaabu.blogspot.com/2011/06/anatomi-and-fisiologi-darah.html

Anatomi dan Fisiologi Sel Darah Merah


1. Sel Darah Merah Sel darah merah atau eritrosit adalah merupakan cakram bikonkaf yang tidak berinti yang berdiameter 8m, tebal bagian tepi 2m pada bagian tengah tebalnya hanya 1 m atau kurang. Karena se itu lunak dan lentur maka dalam perjalanannya melalui mikrosirkulasi konfigurasinya berubah. Stroma bagian luar yang mengandung protein terdiri dari antigen kelompok A dan B serta Rh yang menentukan golongan darh seseorang. Komponen utama sel darah merah adalah protein hemoglobin (Hb) yang mengangkut O2 dan CO2 dan

mempertahankan Ph normal melalui serangkaian dapar intraseluler. Molekul- molekul Hb terdiri dari 2 pasang rantai polipeptida (globulin) dan 4 gugus hem, masing- masing mengandung sebuah atom besi. Konfigurasi ini memungkinkan pertukaran gas yang sangat sempurna. Jumlah sel darah merah kira- kira per milimeter kubik darah pada rata- rata orang dewasa dan berumur 120 hari. Keseimbangan yang tetap di pertahankan antara kehilangan dan penggantian sel darah setipa hari. Pembentukan sel darah merah di rangsang oleh hormone glikoprotein, eritroprotein, yang di anggap berasal dari ginjal. Pembentukan eritoproteindi pengaruhi oleh hipoksia jaringan yang di pengaruhi factor- factor seperti perubahan O2 atmosfir, berkurangnya kadar O2 dalam arteri, dan berkurangnya konsentrasi hemoglobin. Eritoprotein merangsang sel induk untuk memulai proliferasi dan pematangan sel sel- sel darah merah. Selanjutnya, pematangan tergantung pada jumlah zat- zat makanan yang cocok seperti Vitamin B12, asam folat, protein- protein, enzim- enzim, dan mineral seprti besi dan tembaga. 2. Haemoglobin Haemoglobin adalah pigmen merah yang membawa oksigen dalam sel darah merah, suatu protein yang mempunyai berat molekul 64.450. Sintesis haemoglobin dimulai dalam pro eritroblas dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit, karena ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah, maka retikulosit tetap membentuk sedikit mungkin haemoglobin selama beberapa hari berikutnya. Tahap dasar kimiawi pembentukan haemoglobin. Pertama, suksinil KoA, yang dibentuk dalam siklus krebs berikatan dengan glisin untuk membentuk molekul pirol. Kemudian, empat pirol bergabung untuk membentuk protopor firin IX yang kemudian bergabung dengan besi untuk membentuk molekul heme. Akhirnya, setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang yang disebut globin, yang disintetis oleh ribosom, membentuk suatu sub

unit hemoglobulin yang disebut rantai hemoglobin. Terdapat beberapa variasi kecil pada rantai sub unit hemoglobin yang berbeda, bergantung pada susunan asam amino di bagian polipeptida. Tipe-tipe rantai itu disebut rantai alfa, rantai beta, rantai gamma, dan rantai delta. Bentuk hemoglobin yang paling umum pada orang dewasam, yaitu hemoglobin A, merupakan kombinasi dari dua rantai alfa dan dua rantai beta. Pembentukan hemoglobin terjadi pada sumsung tulang melalui semua stadium pematangan. Sel darah merah memasuki sirkulasi sebagai retikulosit dari sumsung tulang. Retikulasot adalah stadium terakhir dari perkembangan sel darah merah yang belum matang dan mengandung jala ysng terdiri dari serat- serat reticular. Sejumlah kecil hemoglobin masih di haslikan selama 24 jam sampai 48 jam pematangan; retikulim kemudian larut dan menjadi sel darah merah yang matang. 3. Proses pengahancuran Sel darah merah Waktu sel adarah merah menua, sel ini menjadi lebih kaku dan lebih rapuh, akhirnya pecah. Hemoglobin difagositosis terutama di limpa, hati, dan sumsung tulang, kemudian di reduksi menjadi globin dan hem, globin kemudian masuk kembali sumber asam amino. Besi di bebaskan dari hem dan sebagian besar di angkut oleh protein plasma tranferin ke sumsung tulang untuk pembentukan sel darah merah baru. Sisa besi di simpan di dalam hati dan jaringna tubuh laindalam bentuk feretindan hemosiderin, simpanan ini akan di gunakan lagi di kemudian hari (Guyton, 1981). Sisa hem di reduksi menjadi karbon monoksida (CO) dan bileverdin. CO ini di angku dalm bentuk karboksi hemoglobin. Dan di keluarkan melalui paru- par. Bileverdin di reduksi menjadi bilirubun bebas yang perlahan di keluarkan ke dalam plasma, dimana bilirubin bergabung ke dalam albuminplasma kemudian di angkut ke dalam sel- sel hati untuk diekskresi ke dalam kanalikuliempedu (Robinson, 1983) Bila da penghancuran aktif sel- sel darah merah seperti pada hemolisis, pembebasan jumlah bilirubun

cepat ke dalam cairan ekstraseluler menyebabkan kulit dan konjungtiva terlihat kuning keadaan ini di sebut ikterus (Guyton, 1981).
http://muhammadarisetiawan.blogspot.com/2011/01/anatomi-dan-fisiologi-sel-darah-merah.html

You might also like