You are on page 1of 32

Gangguan proses pikir adalah penyimpangan dari pikiran yang rasional, logis, dan bertujuan.

Gangguan isi pikiran a. Obsesi : Munculnya pikiran patologis yang menetap dan berulang-ulang, dan perasaan atau inpuls yang tidak dapat dihapuskan secara sadar dengan cara-cara yang masuk akal. Dalam keadaan tenang pasien mengetahui bahwa hal tersebut tidak ada dasar rasional dan sematamata disebabkan oleh proses psikologis yang ada dalam dirinya bukan oleh sebab dari luar. Resistensi terhadap pikiran atau impuls itu akan dituruti oleh ansietas ( Morgan, 1991 ). b. Fantasi : Isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang diinginkan. Gangguan arus pikiran yaitu tentang cara dan lajunya proses asosiasi dalam pemikiran yang timbul dalam berbagai jenis: 1. Perseverasi: berulang-ulang menceritakan suatu idea, pikiran atau tema secara berlebihan. Seoraqng penulis pernah mendengar seorang pasien berkata,Nanti besok saya pulang, ya saya sudah kangen rumah, besok saya sudah berada di rumah, sudah makan enak di rumah sendiri, ya pak dokter, satu hari lagi nanti saya sudah bisa tidur di rumah, besok ayah akan datang

mengambil saya pulang. 2. Asosiasi longgar: mengatakan hal-hal yang tidak ada hubungannya satu sama lain, umpama, saya mau makan. Semua orang dapat berjalan. Bila ekstrim, maka akan terjadi inkoherensi. Asosiasi yang sabgat longgar dapat silihat dari ucapan seorang penderita seperti berikut ini, .Saya yang menjalankan mobil kita harus membikin tenaga nuklir dan harus minum es krim. 3. Inkoherensi: gangguan dalam bentuk bicara, sehingga satu kalimat pun sudah sukar ditangkap atau diikuti maksudnya. Suatu waham yang aneh mungkin diterangkan secara incoherent. Inkoherensi itu boleh dikatakan merupakan asosiasi yang longgar secara ekstrim. Seorang penulis pernah menerima surat antara lain sebagai berikut, Saya minta dijanji, tidur, lahir, dengan pakaian lengkap untuk anak saya satu atau lebih menurut pengadilan Allah dengan suami jodohnya yang menyinggung segala percobaan. 4. Kecepatan bicra: untuk mengutarakan pikiran mungkin lambat sekali atau sangat cepat. 5. Benturan (blocking): jalan pikiran tiba-tiba berhenti atau berhenti di tengah sebuah kalimat.

Pasien tidak dapat menerangkan kenapa ia berhenti. 6. Logorea: banya bicara, kata-kata dikeluarkan bertubi-tubi tanpa control mungkin coherent atau incoherent. 7. Pikiran melayang (flight of ideas): perubahan yang mendadak lagi cepat dalam pembicaran, sehingga suatu idea yang belum selesai diceritakan sudah disusul oleh idea yang lain. Umpamanya seorang pasien pernah bercerita, Waktu saya datang ke rumah sakit kakak saya baru mendapat rebewes, lalu untung saya pakai kemeja biru, hingga pak dokter menanyakan bila sudah makan. 8. Asosiasi bunyi (clang association): mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan bunyi, umpamanya pernah didengar, Saya mau makan di Tarakan, seakan-akan berantakan. 9. Neologisme: membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum, misalnya Saya radiltu semua partimun. 10. Irelevansi: isi pikiran atau ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau dengan hal yang sedang dibicarakan.

11. Pikiran berputar-putar (circumstantiality): menuju secara tidak langsung kepada idea pokok denga menambahakan banyak hal yang remehremeh, yang menjemukan, dan yang tidak relevant. 12. Main-main dengan kata-kata: menyajak (membuat sajak) secara tidak wajar. Umpamanya pernah seorang penulis menerima sajak yang antara lain berbunyi: Wahai jagoku yang tersembunyi Meskipun kau jago Tanpa kau hatiku sunyi Tanpa kau hatiku mewangi 13. Afasi: mungkin sensorik (tidak atau sukar mengerti bicara orang lain) atau motorik (tidak dapat atau sukar berbicara), sering kedua-duanya sekaligus dan terjadi karena kerusakan otak. 2. Fantasi: ialah isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang diharapkan atau diinginkan, tetapi dikenal sebagai tidak nyata. Fantasi yang kreatif menyiapkan si individu untuk bertindak sesudahnya: fntasi dalam lamunan merupakan pelarian bagi keinginan yang tidak dapat dipenuhi. Pada psedologia fantastika (psedologia fantastica) orang itu percaya akan kebenaran

fantasinya secara intermittent dan selama jangka waktu yang cukup lama untuk bertindak sesuai dengan itu. 3. Fobi: rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh pasien, biarpun diketahuinya bahwa hal itu irasioanl adanya. Fobi itu dapat mengakibatkan kompulsi, umpamanya fobi kotor atau fobi kuman menimbulkan kompulsi cuci-cuci tangan. Ini perlu dibedakan dari kecemasan yang mengambang (free-floating anxiety) atau kecemasan terhadap keadaan umum, nisalnya takut akan jatuh sakit, takut gagal dalam usahanya. 4. Obsesi: isi pikiran yang kukuh (persistent) timbul, biarpun tidak dikehendakinya, dan diketahuinya bahwa hal itu tidak wajar atau tidak mungkin. 5. Preokupasi: pikiran terpaku hanya pada sebuah idea saja, yang biasanya berhubungan dengan keadaan yang bernada emosional yan kuat. Ini belum merupakan, tetapi dapat menjadi obsesi. DAFTAR ARTI ISTILAH TENTANG GEJALA DAN TANDA PSIKIATRI

Proses penegakan diagnosis dalam psikiatri dimulai dengan pengambilan riwayat penyakit dengan teliti, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan status psikiatrik. Dibawah ini disajikan daftar istilah yang biasa dipakai untuk menjelaskan dan memberi batasan mengenai tanda dan gejala dalam psikiatri Afek : Adalah emosi atau perasaan yang dikemukakan penderita dan dapat diperiksa atau diamati orang lain. Afek adalah tanda obyektif yang ditemukan pada pemeriksaan status psikiatri,- berbeda dengan mood (lihat keterangan dibawah) yang merupakan pengalaman / perasaan subyektif yang dilaporkan oleh penderita. Afek dapat dinyatakan dalam beberapa cara : Dengan menyebutkan jenis emosi yang diutamakan dan dapat diamati : kemarahan, kesedihan, elasi dan lain-lain. Dengan menyebutkan intensitas dan derajat emosi yang diekspresikan : datar, tumpul, sempit atau luas. Afek disebut datar apabila tidak terdapat ekspresi perasaan, muka tidak berubah dan suara monoton. Pada afek tumpul, ekspresi perasaan sangat kurang. Afek sempit adalah keadaan dimana ekspresi perasaan berkurang tetapi tidak seberat afek tumpul. Sedangkan afek luas adalah menunjukkan keadaan normal dimana semua perasaan diekspresikan penuh. Dengan menyebut keserasiannya. Dianggap tidak serasi (in appropriate) apabila terdapat ketidak cocokan yang menyertai pikiran atau pembicaraan (tertawa pada waktu menceritakan bahwa semua orang sedang dalam ketakutan).

Ambivalensi : Suatu keadaan dimana seseorang mempuyai dua perasaan atau ide yang kuat yang saling bertentangan. Penderita tidak mampu untuk mengambil keputusan apakah bereaksi pada yang satu atau yang lain, sahingga terdapat kesulitan dalam bertindak. Merupakan ciri gangguan obsesif-kompulsi atau skizofrenia. Anhedonia : Kehilangan minat pada kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan. Merupakan ciri gangguan depresi. Anorexia : Berkurang atau hilangnya nafsu makan. Merupakan ciri depresi. Anxiety : Suatu perasaan tidak menyenangkan yang sama dengan perasaan takut, tetapi tidak ada sumber bahaya yang nyata. Terdapat penghayatan, antisipasi atau ketakutan akan kemungkinan datangnya bahaya. Anxiety kadang-kadang didefinisikan sebagai keadaan fisiologik perangsangan autonomic. Free-floating anxiety (kecemasan mengambang) adalah kecemasan yang terjadi pada tidak adanya obyek kecemasan yang nyata. Fobia adalah kecemasan hebat yang timbul akibat obyek atau keadaan spesifik, walaupun yang bersangkutan menyadari bahwa perasaan tersebut tidak masuk akal. Pikiran autistik : Adalah pikiran yang timbul dari fantasi. Realitas dunia luar dirasakan secara subyektif dan diartikan secara kayal.

Preokupasi terhadap duninya sendiri mengakibatkan orang autistic menarik diri terhadap realitas dunia luar. Kepatuhan otomatik (Befehl outomasi) : Yaitu kepatuhan terhadap aba-aba tanpa pertimbangan realitas dan logika. Salah satu ciri katatonia. Bloking : Putusnya pikiran yang ditandai oleh putusnya secara sementara atau terhentinya pembicaraan. Nampaknya penderita berusaha mengingat apa yang sedang dipikirkan atau dikatakan. Katalepsi : Keadaaan dimana seseorang beku / memaku pada hamper setiap sikap yang diberikan pemeriksa. Suatu ciri katatonia. Katatonia : Sindrom yang ditandai oleh sikap katalepsi, stereotipi, mutisme, stupor, negativisme, kepatuhan otomatik, echolalia, dan echopraxi. Digolongkan menjadi 2 sub tipe : eksaltasi dan stupor katatonia. Dahulu katatonia dianggap sebagai sub tipe skizofrenia. Sekarang dianggap merupakan ciri gangguan afektif (khususnya manik), skizofrenia, gangguan mental organik dan psikosis psikosis lain. Fleksibilitas serea : Jenis spesifik katalepsi dimana pemeriksa menemukan pada usaha menggerakkan bagian-bagian tubuh penderita. Suatu ciri katatonia. Sirkumtansialiti : Gangguan komunikasi dimana rangkaian assosiasi terputus oleh penyimpangan dari pokok pembicaraan, sebelum tujuan utama pembicaraan selesai diutarakan.

Penyimpangan pembicaraan tersebut sama sekali tidak atau kurang relevant terhadap apa yang dibicarakan. Dapat ditemukan pada sejumlah keadaan patologik atau dapat dianggap normal apabila merupakan kebiasaan yang membosankan. Klang Assosiasi : Meng-asosiasi-kan kata satu dengan kata lain yang tidak mempunyai hubungan logik, dengan bunyi (seperti puisi) atau dengan arti (seperti sindiran). Contoh : My head is rock candy, dandy, randy, sandy, piece of rock, mutual of omaha. Dapat ditemukan pada episode manik atau psikosis lain. Kesadaran berkabut : Hendaya kesadaran terhadap lingkungan. Sudah banyak dijelaskan dimana-mana, yaitu merupakan hendaya kesadaran yang paling ringan diantara kontinum kesadaran kompos mentis sampai koma. Kompulsi : Dorongan untuk mengulang beberapa tindakan dengan cara yang ritualistik dan stereotipitik, dan tidak dapat dikendalikan dengan tindakan atau pikiran. Tindakan kompulsif tersebut biasanya mempunyai makna simbolik. Penderita mengerti bahwa tidak terdapat hubungan logik antara tingkah laku motorik dengan keinginan atau ketakutan dalam khayalannya. Tindakan kompulsif sering tidak menyenangkan, menjemukan, atau menyengsarakan, tetapi usaha untuk tidak melakukannya hanya akan memperberat timbulnya kecemasan. Dan kecemasan tersebut hanya akan berkurang dengan melakukan dorongan tersebut. Dapat ditemukan pada gangguan obsesi kompulsi skizofrenia.

Pikiran konkrit : Pikiran yang ditandai oleh berkurangnya kemampuan untuk membentuk abstraksi. Penderita tidak mampu berfikir secara meta metaporik atau hipotetik. Pikiran terbatas pada satu dimensi arti, kata atau uraian kalimat diartikan menurut apa adanya (literally). Perbedaan arti yang halus sering diabaikan atau tidak diperhatikan. Biasa ditemukan pada penderita gangguan mental organik atau skizofrenia. Konfabulasi : Fabrikasi peristiwa-peristiwa atau data yang dipakai untuk mengisi kekosongan riwayat atau sama sekali khayal dalam memberi jawaban atas pertanyaan yang tidak dijawab berdasarkan kenyataan karena adanya hendaya daya ingat yang bersifat organik. Suatu ciri sindrom amnestik. Kebingungan (confusion) : Gangguan kesadaran disertai hilangnya orientasi terhadap tempat, waktu dan orang (lihat disorientasi). Kebingungan mungkin disebabkan karena adanya hendaya hilangnya daya ingat (pada dementia) karena kurangnya perhatian (pada delerium). Delerium : Gangguan kesadaran yang terjadi akibat penyakit otak organik (biasa bersifat akut) dan disertai kesadaran berkabut, gelisah kebingungan, retardasi atau agitasi psikomotor dan labilitas afek. Keadaan ini mempunyai onset yang cepat dan berfluktuasi, perjalanan yang hilang timbul dan terdapat gangguan tidur. Waham : Kepercayaan atau ide yang keliru, tetapi tetap

dipertahankan walaupun terdapat bukti yang jelas bertentangan. Merupakan hendaya daya nilai realitas. (kepercayaan tidak dianggap sebagai waham apabila diperoleh dari sejumlah besar anggota lain sebuah kelompok atau kebudayaan yang luas). Waham selalu merupakan bukti adanya psikosis, sebagai contoh misalnya : Waham dikendalikan, yaitu bahwa pikiran, perasaan atau tingkah laku dikendalikan oleh kekuatan dari luar. Waham kebesaran, yaitu suatu kepercayaan bahwa seseorang merupakan orang yang penting dan berpengaruh, mungkin mempunyai kelebihan kekuatan yang terpendam, atau benar-benar merupakan figur orang kuat sepanjang sejarah (Napoleon komplek). Waham diincar, perasaan bahwa diikuti, diancam, diganggu atau bersekongkol untuk melawannya. Waham tersangkut, yaitu setiap kejadian disekelilingnya mempunyai hubungan pribadi seperti perintah atau pesan khusus. Penderita percaya bahwa orang asing disekitarnya memperhatikan dirinya, penyiar televisi mengirimkan pesan dengan bahasa sandi. Demensia : Kemerosotan intelektual (karena sindrom otak organik yang mengakibatkan perubahan kepribadian sehingga menghasilkan hendaya daya ingat, pikiran abstrak, judgement dan pengendalian impuls. Tidak ditemukan kesadaran berkabut. Demensia dapat bersifat kronik (dengan onset perlahan) atau akut, dapat revelsibel atau irivelsibel. Dipersonalisasi : Suatu perasaan aneh, tidak nyata dan terlepas dari

lingkungan atau diri sendiri. Dapat ditemukan pada berbagai jenis gangguan jiwa seperti depresi, kecemasan, skisofrenia, epilepsi dan keadaan hipnagogi. Mungkin dapat juga merupakan hal normal yang ditemukan pada remaja. Derailment : Pembicaraan, dorongan hendaya (volition), atau pikiran yang terlepas dari rangkaian semula, dimana berpindah secara acak dari topik, pikiran atau tingkah laku yang ke arah yang lain. Derealisasi : Suatu perasaan dimana lingkungan disekitarnya berubah atau tidak nyata. Depersonalisasi dan derealisasi biasanya muncul bersama-sama dan mungkin merupakan aspek fenomena yang sama pula. Pikiran Dereistik : Kegagalan dalam menggunakan fakta realitas sebagai bahan pertimbangan, sehingga pikiran tidak didasarkan pada pengalaman dan logika tetapi lebih didasarkan pada kayalan. Disorentasi : Orientasi waktu yang jelek misalnya tidak tahu hari, bulan musim atau tahun. Orientasi tempat yang jelek yaitu : tidak mengetahui nama gedung dimana ia berada, atau nama kota, negara atau daerah dimana ia tinggal. Orientasi jelek yaitu, tidak mengetahui siapa sebenarnya dia. Disorentasi merupakan salah satu kreteria diagnosis untuk Delerium dan dapat dilihat pada Delerium dan gangguan daya ingat organik. Ekolali : Pengulangan pembicaraan orang lain.

Ekopraxi : Meniru gerakan gerakan orang lain. ( Ekolalali dan ekopraxi dapat ditemukan pada gangguan perkembangan pervasif, gangguan mental organic, katatonia, dan gangguan psikotik yang lain Flight of ideas : Serangkaian pikiran yang diucapkan secara cepat disertai perpindahan materi pembicaraan yang mendadak tanpa alas an logic yang nyata. Flight of ideas berkaitan dengan paksaan bicara ( pressure of speech ). Sering sulit dibedakan antara Flight of ideas dengan assosiasi longgar. Secara klasik, hubungan logic pada flight of ideas dianggap lebih coherent dibandingkan pada assosiasi longgar. Namun demikian, pada bentuk yang berat, flight of ideas dapat berbentuk incoherent atau kacau. Dapat ditemukan pada atau gangguan mental organic, skisofrenia dan keadaan psikotik atau non psikotik lain. Folie a deux : Suatu gangguan jiwa yang ditandai ole hide waham yang ditularkan diantara orang orang yang hidup dengan hubungan dekat, biasanya dalam hubungan keluarga. Salah satu anggota keluarga nampaknya selalu mempengaruhi atau mendominasi anggota lain. Ide waham ( biasa diancam ) akan mengakibatkan jenis tingkah laku aneh seperti mempersiapkan diri menghadapi hari kiamat. Formikasi : Lihat pada halusinasi. Fugue: Mengembara atau melarikan diri dari rumah atau tempat kerja secara tak terduga atau mendadak, dan diduga

mempunyai identitas baru. Terdapat amnesia terhadap identitas semula dan tidak terdapat daya ingat apabila fugue berakir. Halusinasi : Persepsi sensorik yang palsu, yang sebenarnya tidak ada. Berlainan dengan illusi dimana terdapat distorsi persepsi pada apa yang sebenarnya ada. Demikian pula, hal ini berbeda dengan waham karena hal ini merupakan gangguan pikiran. Disamping itu, waham selalu merupakan tanda psikosisi karena merupakan petunjuk adanya hendaya daya nilai realitas, sedangkan halusinasi tidak selalu merupakan tanda psikosis, misalnya melihat gajah berwarna jambon tetapi yang bersangkutan mengetahui bahwa hal tersebut sebenarnya tidak ada, bukan merupakan tanda psikosis. Seorang yang merasa kulitnya dirayapi kutu kutu dan percaya bahwa kutu kutu itu benar benar ada, hal itu bukan hanya halusinasi tetapi pertanda psikosis. Sebagai contoh : Halusinasi pendengaran yaitu persepsi palsu tentang bunyi atau suara ( mendengar musik, suara manusia, bunyi kendaraan bermotor, bisikan dan lain lain). Halusinasi pengecapan yaitu persepsi palsu tentang pengecapan. Halusinasi tentang penciuman / bau yaitu persepsi palsu tentang bau. Halusinasi somatic yaitu persepsi palsu tentang sesuatu yang terjadi dalam atau terhadap badan, seperti perasaan adanya pisau yang menancap di badan atau perasaan adanya kena aliran listrik pada lengan ( biasanya disertai dengan pikiran waham yang berhubungan dengan sensasi tersebut ).

Halusinasi taktil Yaitu sensasi palsu tentang sentuhan. Biasanya disertai pikiran waham yang berkaitan dengan sensasi tersebut. Formikasi (berasal dari bahasa latin formica yang berarti semut) suatu jenis halusinasi taktil yang khusus yaitu suatu sensasi kutu yang merayap pada atau dibawah kulit. Halusinasi visual yaitu persepsi visual yang palsu pada keadaan mata terbuka pada lingkungan dengan penerangan yang cukup. (bayangan yang terlihat pada mata yang tertutup bukan merupakan halusinasi murni). Halusinasi hipnagogi atau hipnopompi berturut-turut adalah bayangan yang dialami pada waktu kesadaran menurun (twilight state) yang terjadi pada waktu seseorang akan tertidur atau terbangun. Kedua jenis halusinasi tersebut (hinagogi dan hipnapompi) bukan merupakan halusinasi murni. Semua halusinasi yang diuraikan di atas dapat ditemukan pada sizofrenia, gangguan afektif atau gangguan mental organik. Halusinasi dengan halusinasi somatik lebih sering terdapat pada gangguan jiwa fungsional, sedangkan halusinasi visual lebih memberi petunjuk pada ke arah gangguan jiwa organik, walaupun dapat juga ditemukan pada gangguan jiwa fungsional. Halusinasi kecap, bau dan taktil memberi petunjuk kuat ke arah gangguan mental organik. Halusinasi taktil paling sering ditemukan pada keadaan lepas alkohol atau intoksikasi alkohol. Ideas of reference : Sama dengan waham tersangkut tetapi derajatnya lebih ringan.

Ilusi : Distorsi persepsi tentang objek barang yang sebenarnya ada. Inkoherensi : Pembicaraan yang tidak dapat dimengerti karena adanya assosiasi longgar yang berat, distorsi tata bahasa atau susunan kalimat, atau memakai istilah yang aneh. Insomnia : Kesulitan tidur, apakah initial insomnia yaitu kesulitan jatuh tidur, middle insomnia yaitu bangun tengah malam kemudian disertai kesulitan tidur lagi, late insomnia yaitu bangun terlalu pagi tanpa dapat tidur lagi. Assosiasi longgar : (lihat tangensialiti dan flight of ideas). Gangguan pikiran dan pembicaraan dimana ide-ide berpindah dari subjek satu ke yang lain tanpa alasan jelas. Pembicaraan tidak sadar pada ketidakserasian itu. Merupakan tanda klasik dari skizofrenia tetapi dapat juga dilihat pada jenis psikosis lain. Mood / alam perasaan : Perasaan atau emosi yang dialami secara subyektif seperti yang dituturkan oleh penderita dalam wawancara. Mood merupakan emosi yang melekat (pervasiva) dan berkepanjangan (sustained). Berbeda dengan afek, yaitu merupakan keadaan perasaan yang dinyatakan oleh pemeriksa selama dilakukan wawancara psikiatrik. Mood dapat dinyatakan sesuai jenis emosi yang dituturkan penderita, seperti sedih, perasaan kalut, bahagia, elasi, marah, atau cemas. Mood dianggap disforik apabila dirasakan penderita secara tidak menyenangkan misalnya ditandai oleh irritabilitas, marah atau depresi. Mood dapat

meningkat, ekspansif atau euphorik yaitu ditandai dengan perasaan sejahtera yang meningkat, energik dan rasa harga diri yang meningkat. Serasi mood : Istilah yang dipakai pada halusinasi atau waham yang isinya sesuai dengan mood yang menonjol. Halusinasi atau waham yang serasi dengan mood pada manik misalnya secara khas berupa waham kebesaran, percaya akan kemampuan sendiri dan identifikasi dengan orangorang terkenal. Waham dan halusinasi yang serasi dengan mood pada depresi misalnya rasa tidak berguna, perasaan berdosa, merasa tidak mampu, mende rita penyakit, kematian, nihilisme dan merasa dihukum. Tidak serasi mood (afek): Istilah yang dipakai untuk waham atau halusinasi yang isinya tidak jelas berhubungan dengan mood yang menonjol. Misalnya waham diancam, waham tersangkut, waham dikendalikan, sisip pikir, sedot pikir dimana tidak jelas berkaitan isi isinya dengan tema serasi afek diatas. Waham dan halusinasi yang tidak serasi afek dapat ditemukan pada skizofrenia, kadang-kadang pada manik atau depresi. Mutisme : Tidak mau berbicara sama sekali. Salah satu ciri katatonia. Neologisme : Memperkenalkan kata-kata baru dengan arti yang baru, kadang-kadang dibentuk dari potongan kata yang lain. Merupakan ciri skizofrenia atau keadaan psikotok lain.

Negativisme : Menentang secar ekstrim atau menolak saran. Suatu ciri katatonia. Obsesi : Ide, bayangan, atau keinginan yang berulang-ulang timbul dan mendominasi proses pikir. Isinya mungkin tidak dapat diterima atau diinginkan, tetapi harus menerus memaksa kesadaran. Merupakan ciri gangguan obsesi kompulsi dan beberapa kasus skizofrenia. Serangan Panik : Serangan cemas yang disertai palpitasi, perasaan sedang mengalami hukuman, takut kehilangan kendali, perasaan tertekan di dada, hiperventilasi, kepala terasa ringan, nausea, dan parestesia perifer. Tidak ditemukan kelainan kardiovaskular, endokrin atau penyakit fisik lain yang dapat dipakai untuk menjelaskan gejala. Dapat ditemukan pada sejumlah besar gangguan psikotik atau non psikotik serta pada orang normal yang sedang mengalami stres yang berat. Paranoia : Gangguan psikotik dengan ciri waham kebesaran dan diancam, kecurigaan, hipersensitivitas, cemburu, kewaspadaan berlebihan, berhati-hati, dendam, tidak ada rasa humor, suka bertengkar, keras kepala. DSM III membagi gangguan paranoid menjadi paranoia : Gangguan paranoia bersama Gangguan paranoia akut Gangguan paranoia tidak khas Skizofrenia paranoid merupakan gangguan yang berdiri sendiri. Ide-ide paranoid merupakan gejala yang selalu ditemukan pada penderita paranoid, yang percaya bahwa

setiap orang mempunyai niat buruk terhadap penderita, yang merasa bahwa dirinya sedang dimata-matai, yang merasa dirinya menjadi objek persengkokolan jahat. Dalam hal ini termasuk ideas of references, ide kebesaran dan ide cemburu. Ide paranoid berbeda dengan waham paranoid, dimana ide paranoid dihayati kurang meresap dibanding waham paranoid. Gaya paranoid (Paranoid style) adalah tingkah laku yang ditandai oleh rasa kewaspadaan berlebihan, suka bertengkar, kaku, tidak mempunyai rasa humor, cemburu, keras kepala, kecurigaan, dan perhatian terhadap peristiwa lingkungan yang memperberat kecurigaan paranoid. Preserverasi : Pengulangan tingkah laku atau mengucapkan kata, ungkapan atau konsep yang diulang-ulang dalam berbicara. Preserverasi dapat dilihat pada gangguan mental organik, scizofrenia dan gangguan psikotik lain. Fobia : Ketakutan tak rasional pada benda-benda atau situasi sehingga hidupnya didominasi oleh tingkah laku menghindar. Kemiskinan isi bicara : Pembicaraan yang selalu kabur, tidak konkret, diulangulang atau stereotipik. Kemiskinan bicara : Jumlah pembicaraan yang menurun dan tidak spontan, terdiri hanya kata-kata singkat dan jawaban tdak terucapkan terhadap setiap pertanyaan. Paksaan bicara (Pressure of speech ) : Pembicaraan yang cepat dan tak dapat dihentikan seperti

yang bersangkutan untuk tetap berbicara. Bicara keras dan empatik serta sukar diputus. Dapat mendominasi percakapan atau tetap akan bicara walaupun tidak ada yang mendengarkan atau menanggapi. Merupakan ciri manik dan dapat ditemukan pula pada keadaaan psikotik lain, gangguan mental organik dan keadaan non psikotik akibat stress. Agitasi Psikomotor : Kegelisahan motorik dan hiperaktivitas yang berkaitan dengan ketegangan, kecemasan dan iritabilitas. Retardasi Psikomotor : Aktivitas motorik yang menurun, pembicaraan menjadi kalut, kemiskinan bicara, jawaban pertanyaan menjadi lambat dengan suara yang merendah dan monoton yang berhubungan dengan perasaan atau kelelahan. Psikosis : Derajat gangguan pikiran dimana seseorang tidak dapat lagi membedakan antara realitas dan khayalan (fantasi) karena tidak mampu menilai realitas. Psikosis mungkin bersifat sementara (jam atau hari) atau menetap (beberapa bulan atau tahun). Hendaya pada psikosis bukan hilangnya kontak dengan realitas, tetapihilangnya kemampuan untuk menilai pengalaman-pengalaman dengan tepat dan benar, yaitu membedakan data dimana yang berasal dari prekosensi, harapan atau emosi dirinya sendiri. Psikosis dapat diberikan batasan sebagai hendaya daya nilai realita. Perasaan realitas (realiti sense ) dapat pula terganggu pada keadaan tanpa psikosis. Seseorang dapat merasa bahwa ia diikuti dengan mengalami halusinasi. Seorang mungkin mengalami distersi terhadap penilaian tentang kelebihan dan

kelemahannya. Sesuai dengan hipotesis ini, psikosis tidak dapat ditegakkan walaupun bersifat bizare, tidak seuai dengan bukti-bukti objektif serta ditolak atau setidaktidaknya diragukan. Apabila daya nilai realitas sudah terganggu maka kemampuan untuk menghayati yang aneh sudah terganggu, sehingga penderita tidak lagi mampu atau tidak lagi dapat menilai bukti-bukti eksternal. Ide-ide membeku menjadi waham yang makin lama makin aneh dan rumit. Pikiran makin lama makin dipenuhi oleh fantasi atau dunia subjektif, sehingga bukti-bukti eksternal diabaikan. Batas antara ide atau persepsi psikotik dan non psikotik tidaklah tegas. Terdapat kontinum dari distori non psikotik minimal sampai distori pikiran non psikotik yang sangat berat, dari hendaya daya nilai realitas ringan sampai berat, dari psikosis ringan yang disertai waham sirkumskrip sampai keadaan psikotik yang bizare atau kacau. Perasaan realitas : Perasaan, pikiran dan persepsi tentang realitas nyata. Daya nilai realitas : Suatu proses penilaian dan hipotesis realitas terhadap kenyataan dunia luar. Gejala peringkat pertama Schneider (Scheneiders first rank symptoms) : Gejala-gejala yang menurut psikiater Jerman Kurt Scheneider merupakan tanda psthognomonia skizofrenia apabila tidak ditemukan penyakit organik. Jenis halusinasi dengar yang khas mendengar pikirannya sendiri berbicara keras, mendengar suara orang bercakap-cakap satu dengan yang lain, atau mendengar suara yang selalu memberi komentar pada setiap tingkah

laku penderita. Halusinasi somatik biasanya bersifat seksual, disertai kepercayaan yang bersifat yang sesuai dengan sensasi tersebut. Sensasi fisik tersebut biasanya diyakini karena dibuat orang dengan kekuatan, atau suges hipnotik. Sedot pikir : suatu kepercayaan bahwa seseorang telah mengambil keluar pikiran penderita. Sisip pikir : suatu kepercayaan bahwa orang lain telah menyisipkan pikirannya ke kepala penderita. Siar pikir : suatu kepercayaan pikiran penderita dapat diketahui orang lain. Persepsi delasional : meletakkan persepsi yang mempunyai kemaknaan abnormal, khususnya tentang diri sendiri pada persepsi asli. Misalnya penderita menginterprestasi lampu merah sebagai suatu nasehat dari alamlain untuk yidak menjadi orang jahat. Pikiran dikendalikan : suatu kepercayaan bahwa perasaan, perilaku, dan dorongan impuls berasal dari, dipengaruhi oleh atau dikendalikan oleh kekuatan atau orang dari luar. Stereotip : Gerakan tanpa tujuan yang dilakukan berulang-ulang. Merupakan ciri katatonia dan dapat terlihat juga pada skisofrenia. Intoksitasi obat yang berkasiat seperti ampetamin dapat juga mengakibatkan gejala serupa. Stupor: Merupakan penurunan derajat kesadaran dimana aktifitas mental dan fisik sangat minimal karena hendaya organik. Stupor dapat juga merupakan keadaan funsional dimana

nampaknya penderita tidak menyadari lingkungannya, tidak responsive, tidak ada gerakan, tetapi mengetahui sekitarnya. Suatu ciri katatonia, depresi atau skisofrenia. Tangensialiti: Gangguan komunikasi dimana pembicaraan penderita terlepas sama sekali dari pokok pembicaraan semula atau pertanyaan yang diajukan kepadanya, dan tidak kembali kearah pokok pembicaraan tersebut. Mungkin hal ini disebabkan penderita menyimpang dari pokok pembicaraan atau memperkenalkan tema baru. Keadaan ini berhubungan dengan asosiasi longgar, dimana terdapat lompatan pembicaraan dari topic satu ke topik yang lain. Tangensialiti sering digunakan secara sinonim dengan asosiasi longgar, tetapi yang disebut terakhir bersifat penyimpangan pembicaraan yang berulang dari pokok-pokok pembicaraan yang tidak berhubungan. Pikiran tangensial masih bersifat coherent, sepanjang hal ini menyentuh pokok utama. Merupakan ciri berbagai macam keadaan normal atau patologik. Gangguan pikiran : Gangguan pikiran yang berpengaruh pada proses bahasa, komunikasi, isi proses pikir. Gangguan isi pikiran ditandai dengan oleh waham dan hal yang tidak logic. Gangguan pikiran formal adalah gangguan bentuk atau proses pikir yang berbeda dengan isi pikiran. Gangguan pikiran formal ditandai oleh kegagalan mematuhi kaidah susunan, semantic atau logika kalimat. Dapat bervariasi dari bloking yang sederhana atau sirkomsialiti ringan sampai asosiasi longgar atau gangguan daya nilai realitas. Secara klasik gangguan pikiran formal merupakan tanda utama skizofrenia. Tetapi karena arti yang sebenarnya dari

gangguan pikiran formal belum mapan, maka hal ini tidak digunakan pada uraian DSM III. Tanda-tanda vegetatif : Dalam menguraikan tanda-tanda depresi istilah tersebut dipakai untuk keadaan gangguan tidur, hilang nafsu makan, kurangnya berat badan, konstipasi, hilangnya minat seksual. Fungsi vegetatif diartikan sebagai fungsi fisiologik saraf autonom yang berkaitan dengan pertumbuhan, nutrisi atau homeostatis organisme. `````````````````````````````````````````````````````````````````````````` A. Gangguan menyeluruh dalam bentuk atau proses pikir1 1. Gangguan mental: sindrom perilaku atau psikologis yang nyata secara klinis dan disertai distress atau disabilitas, bukan sekedar respons yang diharapkan terhadap peristiwa tertentu atau terbatas dalam hubungan antara seseorang dengan masyarakat. 2. Psikosis: ketidakmampuan untuk membedakan kenyataan dari khayalan; uji realitas terganggu, disertai pembentukan realitas baru (berlawanan dengan neurosis, gangguan mental dengan uji realitas yang tetap baik, perilaku dapat tidak bertentangan dengan norma sosial umum, tapi berlangsung lama atau berulang tanpa terapi) 3. Uji realitas: evaluasi dan penilaian objektif terhadap dunia di luar dirinya 4. Gangguan bentuk pikir: kelainan dalam bentuk pikir dan bukannya isi pikir, cara berpikir ditandai dengan asosiasi longgar, neologisme, dan konstruksi yang tidak logis; proses pikir terganggu, dan orangnya disebut psikotik.

5. Pikiran tak logis: pikiran yang mengandung kesimpulan yang salah atau kontradiksi internal; hanya dianggap psikopatologis bila sangat nyata dan tidak disebabkan oleh nilai budaya atau defisit intelektual. 6. Dereisme: aktivitas mental yang tidak sejalan dengan logika atau pengalaman 7. Pemikiran autistik: preokupasi dengan dunia pribadi di dalam dirinya sendiri; istilah yang biasa digunakan cukup bersinonim dengan dereisme. 8. Pemikiran magis: bentuk pikiran dereistik; cara berpikir yang menyerupai fase preoperasional pada anak (Jean Piaget), ketika pikiran, kata-kata, atau tindakan dianggap memiliki kekuatan (contohnya, menyebabkan atau mencegah suatu peristiwa). 9. Proses pikir primer: istilah umum untuk cara berpikir dereistik, tidak logis, magis; normal terdapat dalam mimpi, terdapat secara abnormal pada psikosis. 10. Tilikan emosional: tingkat pemahaman atau kesadaran yang mendalam yang cenderung mengarah ke perubahan kepribadian dan perilaku yang positif. B. Gangguan spesifik dalam bentuk pikir1 1. Neologisme: kata baru yang diciptakan oleh pasien, seringkali dengan menggabungkan suku kata dari katakata lain, untuk alasan psikologis yang idiosinkratik. 2. Word salad: pencampuran kata atau frase yang inkoheren. 3. Sirkumstansialitas: gaya bicara tak langsung yang terlambat mencapai poin tertentu namun akhirnya dapat berangkat dari poin asal ke tujuan yang dikehendaki ditandai oleh detail dan kata-kata sisipan yang berlebihan

4. Tangensialitas: ketidakmampuan untuk mencapai asosiasi pikiran yang mengarah ke tujuan; pembicara tidak pernah beranjak dari poin awal ke tujuan yang diinginkan. 5. Inkoherensi: pikiran yang secara umum tidak dapat dipahami; pikiran atau kata-kata yang keluar tanpa hubungan logis maupun tidak sesuai tata bahasa, mengakibatkan disorganisasi. 6. Perseverasi: respon yang menetap terhadap stimulus sebelumnya meski telah diberikan stimulus baru; sering disebabkan oleh gangguan kognitif. 7. Verbigerasi: pengulangan atau kalimat tertentu tanpa makna. 8. Ekolalia: pengulangan kata atau kalimat yang diucapkan seseorang yang bersifat psikopatologis; cenderung berulang dan persisten dapat diucapkan dengan intonasi mengejek atau terputus-putus. 9. Kondensasi: penggabungan berbagai konsep menjadi satu. 10. Jawaban tidak relevan: jawaban yang tidak selaras dengan pertanyaan yang diajukan (orang tersebut tampak mengabaikan atau tidak memperhatikan pertanyaan). 11. Asosiasi longgar: aliran pikiran berupa perpindahan ide dari satu subjek ke subjek lain dalam cara yang sama sekali tidak berhubungan; bila parah, pembicaraan dapat menjadi inkoheren. 12. Derailment: deviasi alur berpikir yang terjadi secara berangsur atau mendadak tanpa bloking; kadang digunakan sebagai sinonim asosiasi longgar. 13. Flight of ideas: permainan kata-kata atau verbalisasi kontinu dan cepat yang menghasilkan

perpindahan konstan dari satu ide ke ide lain; ide cenderung berhubungan dan pada keadaan yang tidak begitu parah, pendengar masih dapat mengikutinya. 14. Clang association: keterkaitan kata-kata dengan bunyi yang mirip namun berbeda arti kata-kata tersebut tidak memiliki hubungan logis; dapat mencakup pembentukan rima dan sajak. 15. Bloking: interupsi alur pikiran secara mendadak sebelum suatu pikiran atau ide tuntas; setelah jeda sebelum suatu pikiran atau ide tuntas; setelah jeda sejenak, seseorang tampak tidak ingat hal yang sedang atau akan dikatakan (disebut juga sebagai deprivasi pikiran). 16. Glosolalia: pengungkapan wahyu melalui katakata yang tidak dapat dimengerti artinya (juga disebut sebagai bicara dalam lidah); tidka dianggap sebagai gangguan berpikir bila dikaitkan dengan praktek agama Pantekosta tertentu; disebut juga sebagai kriptolalia, bahasa tutur pribadi. C. Gangguan isi pikir spesifik1 1. Miskin isi: pikiran yang hanya memberi sedikit informasi karena hampa, pengulangan kosong, atau kalimat samar. 2. Ide berlebihan: kepercayaan salah yang menetap dan tidak masuk akal, dipertahankan tidak seteguh waham. 3. Waham: kepercayaan yang salah, didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang realitas eksterna, tidak konsisten dengan latar belakang intelegensi dan budaya pasien; tidak dapat dikoreksi dengan penalaran. Waham bizar: kepercayaan yang salah dan aneh, sangat tidak masuk akal (contohnya, penyusup dari angkasa luar telah menanamkan elektroda ke dalam otaknya).

b.

Waham sistematik: kepercayaan yang salah atau kepercayaan yang disatukan oleh satu peristiwa atau tema tunggal (contohnya, seseorang merasa dikejar-kejar oleh CIA, FBI, atau mafia). c. Waham yang kongruen-mood: waham yang isinya sesuai dengan mood (contohnya, pasien depresi yang percaya bahwa dirinya bertanggung jawab akan kehancuran dunia). d. Waham yang tidak kongruen-mood: waham dengan isi yang tidak sesuai dengan mood atau netral terhadap mood (misalnya, seorang pasien depresi yang memliki waham kendali pikir atau siar isi pikir). e. Waham nihilistik: perasaan yang salah bahwa dirinya, orang lain, dan dunia ini tidak ada atau akan mengalami kiamat. f. Waham kemiskinan: kepercayaan yang salah pada seseorang bahwa ia bangkrut atau akan kehilangan semua harta bendanya. g. Waham somatik: kepercayaan salah yang melibatkan fungsi tubuh (contohnya, kepercayaan bahwa otaknya membusuk atau meleleh). h. Waham paranoid: termasuk diantaranya adalah waham kejar dan waham rujukan, kendali, dan kebesaran (dibedakan dari ide paranoid, yaitu kecurigaan dengan kadar lebih rendah dari proporsi waham). i. Waham kejar: kepercayaan yang salah pada seseorang yang merasa dirinya dilecehkan, dicurangi, atau dikejar; sering ditemukan pada pasien dengan kasus hukum yang memiliki kecenderungan patologis untuk mengambil tindakan hukum karena adanya suatu perlakuan salah yang imajiner.

ii. Waham kebesaran: konsep seseorang akan arti penting diri, kekuatan atau identitiasnya yang terlalu dilebih-lebihkan. iii. Waham rujukan: kepercayaan yang salah dalam diri seseorang bahwa perilaku orang lain ditujukan kepada dirinya; bahwa peristiwa, objek, atau orang lain memiliki kepentingan tertentu dan luar biasanya, biasanya dalam konotasinegatif; berasal dari ide rujukan, yaitu ketika seseorang secara salah merasa bahwa orang lain membicarakan dirinya (contohnya, kepercayaan bahwa orang di tv dan radio berbicara kepada atau mengenai dirinya). i. Waham menyalahkan diri: perasaan menyesal dan rasa bersalah yang tidak pada tempatnya. j. Waham kendali: perasaan yang salah bahwa keinginan, pikiran, atau perasaan seseorang dikendalikan oleh kekuatan dari luar. i. Penarikan pikiran: waham bahwa pikiran seseorang dihilangkan dari dirinya oleh orang atau kekuatan lain. ii. Insersi pikiran: waham bahwa suatu pemikiran ditanamkan ke otak seseorang oleh orang atau kekuatan lain. iii. Diar pikiran: waham bahwa pikiran seseorang dapat didengar oleh orang lain, seolah-olah pikiran tersebut disiarkan di udara. iv. Kendali pikiran: waham bahwa pikiran seseorang dikendalikan oleh orang atau kekuatan lain. k. Waham ketidaksetiaan (waham cemburu): kepercayaan salah yang berasal dari kecemburuan patologis seseorang bahwa kekasihnya tidak setia.

l.

Erotomania: kepercayaan delusional, lebih sering ditemukan pada wanita daripada pria, bahwa seseorang sedang jatuh cinta pada dirinya (juga diskenal sebagai kompleks (clerambault-Kandinsky). m. Pseudologia fantastika: bentuk kebohongan ketika seseorang tampaknya mempercayai bahwa khayalannya menjadi nyala dan terjadi pada dirinya; dikaitkan dengan sindrom Munchausen, berulangkali memalsukan penyakit. 4. Kecenderungan atau preokupasi pikiran: pemusatan isi pikir pada ide tertentu, dikaitkan dengan nada afektif yang kuat, seperti kecenderungan paranois atau preokupasi bunuh diri atau membunuh. 5. Egomania: preokupasi patologis mengenai diri sendiri 6. Monomania: preokupasi terhadap suatu objek tunggal, 7. Hipokondria: kekhawatiran yang berlebihan akan kesehatan yang tidak didasarkan atau patologi organik yang nyata, melainkan interpretasi yang tidak realistis atas tanda atau sensasi fisik yang dianggap abnormal. 8. Obsesi: menetapnya secara patologis suatu pikiran atau perasaan kuat yang tidak dapat dihilangkan dari kesadaran dengan usaha yang logis; dikaitkan dengan ansietas. 9. Kompulsi: kebutuhan patologis untuk bertindak berdasarkan sebuah impuls yang, bila ditahan, akan menimbulkan ansietas; perilaku repetitif sebagai respons terhadap suatu obsesi atau dilakukan berdasarkan aturan tertentu, tanpa maksud tujuan tertentu untuk mengakhirinya selain untuk mencegah sesuatu terjadi di masa akan datang.

10. Koprolalia: secara kompulsif mengeluarkan katakata kotor. 11. Fobia: kengerian patologis yang tidak bervariasi, berlebihan, tidak rasional, dan menetap akan suatu stimulus atau situasi spesifik; sehingga timbul hasrat yang kuat untuk menghindari stimulus yang ditakutkan tersebut. a. Fobia spesifik: rasa takut yang terbatas pada suatu objek atau situasi yang jelas (contohnya, takut akan labalaba atau ular). b. Fobia sosial: takut dipermalukan oleh orang banyak, contohnya takut berbicara di depan umum, takut tampil, atau makan di tempat umum. c. Akrofobia: takut akan ketinggian d. Agoraphobia: takut akan tempat terbuka e. Algofobia: takut akan rasa nyeri f. Ailurofobia: takut akan kucing g. Eritrofobia: takut akan warna merah (merujuk kepada takut mukanya akan bersemu merah). h. Panfobia: takut akan segala hal i. Klaustrofobia: takut akan tempat tertutup. j. Xenophobia: takut akan orang asing k. Zoophobia: takut akan hewan l. Fobia jarum: ketakutan patologis yang intens dan menetap akan disuntik; juga disebut fobia injeksi darah. 12. Noesis: wahyu berupa pencerahan yang terjadi menimbulkan perasaan bahwa seseorang terpilih untuk memimpin atau memerintah. 13. Unio mystica: perasaan berlebih mengenai kesatuan mistis dan suatu kekuatan tak terbatas; tidak dianggap sebagai gangguan isi pikir bila sejalan dengan lingkungan agama atau budaya pasien.

You might also like

  • Subjectif
    Subjectif
    Document1 page
    Subjectif
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • KESEHATAN
    KESEHATAN
    Document14 pages
    KESEHATAN
    Muksin Salim
    100% (14)
  • Damaris
    Damaris
    Document1 page
    Damaris
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • RM 7 THT
    RM 7 THT
    Document1 page
    RM 7 THT
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Anggaranj
    Anggaranj
    Document1 page
    Anggaranj
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Untitled 1
    Untitled 1
    Document1 page
    Untitled 1
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Y
    Y
    Document1 page
    Y
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Purwokerto
    Purwokerto
    Document1 page
    Purwokerto
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • DAMARIS
    DAMARIS
    Document1 page
    DAMARIS
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Surat Lamaran Cpns 2018
    Surat Lamaran Cpns 2018
    Document5 pages
    Surat Lamaran Cpns 2018
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • BNI
    BNI
    Document4 pages
    BNI
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Yudha Oksa (G4D013087)
    Yudha Oksa (G4D013087)
    Document2 pages
    Yudha Oksa (G4D013087)
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Tabel BB Ideal Menurut PB
    Tabel BB Ideal Menurut PB
    Document3 pages
    Tabel BB Ideal Menurut PB
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Iklan Mce
    Iklan Mce
    Document1 page
    Iklan Mce
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Surat Kuasa
    Surat Kuasa
    Document1 page
    Surat Kuasa
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Format Hipertermi Asik Banget
    Format Hipertermi Asik Banget
    Document2 pages
    Format Hipertermi Asik Banget
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document2 pages
    Daftar Isi
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Makanan Sehat Untuk Lansia
    Makanan Sehat Untuk Lansia
    Document6 pages
    Makanan Sehat Untuk Lansia
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document2 pages
    Daftar Isi
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Jadwal Materi Proses AGT 2013 - 0
    Jadwal Materi Proses AGT 2013 - 0
    Document6 pages
    Jadwal Materi Proses AGT 2013 - 0
    lilianayenisafira
    No ratings yet
  • Nic
    Nic
    Document7 pages
    Nic
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Rancangan Penelitian Cross Sectional
    Rancangan Penelitian Cross Sectional
    Document3 pages
    Rancangan Penelitian Cross Sectional
    toroz
    80% (5)
  • Ya
    Ya
    Document8 pages
    Ya
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Jenis Waham
    Jenis Waham
    Document1 page
    Jenis Waham
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Adhd
    Adhd
    Document3 pages
    Adhd
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Ibu
    Ibu
    Document4 pages
    Ibu
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Halusinasi Dengar
    Halusinasi Dengar
    Document4 pages
    Halusinasi Dengar
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Netcut
    Netcut
    Document3 pages
    Netcut
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet
  • Analisa Kasus PBL 6
    Analisa Kasus PBL 6
    Document1 page
    Analisa Kasus PBL 6
    Tuan Muda Okzha
    No ratings yet