You are on page 1of 4

SETNET Set net adalah alat tangkap yang merupakan bentuk bangunan dari lembaran jaring (net webbing)

yang ditanan di dalam air untuk jangka waktu tertentu (Andreev, 1966 dan Hendro Rumeli, 1978). Set net termasuk jenis alat yang bersifat statis dan terhadap ikan yang menjadi tujuan penangkapan sifatnya pasif. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan adalah ikan yang bermigrasi ke daerah pantai (coastal migration) dan jaring haruslah dipasang pada tempat yang dilalui Ikanikan yang mempunyai sifat datang bermigrasi ke arah pantai adalah ikan yang menjadi tujuan penangkapan misalnya yellowtail, mackerel, sardine, salmon, cakalang, tuna dan lain sebagainya (Ayodhya, 1979). Sebagai alat yang sifatnya pasif dan terendam di dalam air untuk jangka waktu tertentu, maka untuk menentukan konstruksi, bahan jaring (kekuatan dan daya tahan jarring), struktur set net dan pemasangan setnet, banyak factor-faktor yang perlu dipertimbangkan misalnya; kedalaman perairan, kekuatan arus, bentuk sudut dari dasar perair tingkah laku ikan yang menjadi tujuan penangkapan, gelombang, angin, dan faktor oseanografis lainnya (Ayodhya, 1979. Hendro Rumell, 1978). 2. Bagian Setnet Konstruksi set net ada berbagai jenis tergantnng daerahnya. Oleh karena itu sulit untuk menentukan bentuk dan ukuran sebagai standard. Untuk ini biasanya berdasarkan pada kedalaman dari perairan. Setnet biasanya terdiri dari 3 bagian yaitu; bag (kantong), barrier net (play ground, serambi) dan leader net (penaju), akan tetapi dapat mempunyai beberapa bentungk kantong (Nomura dan Yamazaki, 1975). Sedangkan Hendro & Rummell (1978) menyatakan bahwa set net adalah alat tangkap dengan bagian-bagian yaitu; fence (penaju), entrance (ijebijeb) , trap (serambi) dan crib (kantong). 2.1. Penaju Penaju adalah bagian terdepan dari setnet. Penaju terpasang tegak lurus atau searah dengan bagian-bagian yang lain (tergantung tipenya) dan penaju dipasang mengarah ke pantai. Penaju merupakan bagian terpenting dari se. Fungsinya untuk menghadang dan mengajak ikanikan ke arah mulut jarring. Berhasil tidaknya penangkapan dengan set net ditentukan oleh tepat tidaknya cara pemasangan, arah dan desain penaju. Untuk jenis-jenis ikan yang berbeda maka akan timbul

perbedaan tingkah laku terhadap penaju. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain, kondisi. Perairan dimana penaju terpasang, bentuk terpasangnya penaju, sudut antara penaju dengan garis pantai, garis isodepth dan berbagai faktor lainnya. Panjang penaju tergantung kondisi perairan dan besar kecilnya setnet itu sendiri, sedangkan lebar (tinggi) penaju 1.2 - 1.5 kali kedalaman perairan. Panjang optimal dari penaju sangat penting dalam menentukan efisiensi dari setnet. Hal ini sesuai dengan Nomura (1967) dalam Nikorov (1975) menyatakan bahwa ikan dapat berenang sepanjang penaju untuk menempuh jarak 300 - 3000 meter. 2.2. Ijeb-ijeb Ijeb-ijeb adalah pintu masuknya ikan-ikan dari luar kedalam serambi dan terus ke kantong. Menurut Andreev (1966) ijeb-ijeb berdasarkan bentuknya dapat dibedakan yaitu; ijebijeb dengan tirai dimana ikan-ikan setelah masuk keserambi, tirai segera tertutup, dan bentuk kedua adalah ijeb-ijeb yang menyerupai kerucut. Bentuk kerucut ini dapat dibedakan pula atas 3 jenis yaitu : 1. Bentuk vertical, ialah ijeb-ijeb yang terbentuk dari dua buah dinding jaring yang berdiri tegak, dengan arah menyudut satu sama lain dari depan ke belakang. 2. Bentuk horizontal, ialah ijeb-ijeb yang terdiri atau terbentuk dari dinding-dinding samping, bawah dan permukaan air sebagai dinding atasnya. Ketiga sisi dinding, yaitu dinding bawah dan kedua dinding samping menyudut atau sama lain , sehingga bentuknya semakin ke belakang semakin menyempit. 3. Bentuk cerobong, ialah ijeb-ijeb yang biasanya terdapat pada jenis-jenis alat perangkap, di indonesia disebut bubu.

2.3 Serambi Serambi adalah bagian jaring yang terletak antara penaju dan kantong. Bagian ini terdiri dari dinding-dinding samping kiri kanan dan dinding depan kiri kanan (Hendro Rumeli , 1978) Kedua dinding samping itu dari depan menyudut satu sama lain ke arah belakang dan bersambung dengan ijeb-ijeb bagian dalam. Sedangkan dinding-dinding depan masing-masing mulai darii ujung depan dinding samping mengarah ke belakstng, juga menyudut satu sama lain dan bersambung dengan pintu bagian luar. Pintu luar dan ijeb-ijeb searah dan seakan-akan terletak pada satu sumbu. Jarak antara ujung dinding belakang pintu luar dengan belakang

serambi harus cukup jauh, sehingga ikan-ikan yang akan masuk ke serambi tidak tertumbuk oleh dinding belakang serambi dan dapat langsung masuk ke kantong tanpa adanya rintangan yang memungkinkan ikan-ikan terkejut dan ada kecenderungan untuk keluar. Bagi set net yang menggunakan serambi lebih dari satu , maka bentuk serambi semuanya sebangun, hanya ukurannya masing- masing berbeda-beda, yaitu serambi yang terdepan paling besar dan semakin ke belakang menjadi lebih kecil ukurannya (Hendro Rumeli, 1978). 2.4. Kantong Kantong adalah bagian set net yang paling belakang. Bentuk dan ukuran kantong berpengaruh terhadap kapasitas jumlah ikan yang dapat ditampung. Karena itu ukuran kantong harus cukup besar untuk menampung ikan yang hidup antara dua kali pengangkatan dan ukuran kantong harus cukup besar untuk mencegah keluarnya ikan (Andreev, 1966). Kapasitas ikan pada kantong tergantung dari disain kantong itu sendiri, ukuran, jumlah pintu dan pemeliharaan dari kantong ketika operasi penangkapan (Andreev, 1966). Menurut ANDREEV (1966) bentuk kantong ada dua macam yaitu, bentuk longitudinal dan transverse. Bentuk longitudinal dioperasikan pada perairan-perairan yang kedalamannya kurang dari 10 meter. Pada bentuk ini sumbu kantong terpanjang sejajar dengan penaju dan bentuk yang demikian kurang baik untuk perairan yang dalam dengan arus yang kuat, karena sumbu terpanjang dari kantong tegak lurus dengan arah arus, sehingga sulit dioperasikan. Bentuk transverse sumbu kantong terpanjang tegak lurus dan sejajar dengan arah arus. Bentuk transverse dioperasikan pada kedalaman perairan lebih dari 10 meter dan kondisi arus yang kuat. Pada penangkapan yang besar, digunakan kantong ukuran besar. 3 Cara Kerja Cara beroperasi setnet sangat sederhana, yaitu dengan mengangkat bagian kantong dari set net, Pada pengangkutan kantong terlebih dahulu ijeb-ijeb ditutup. Selanjutnya kantong diangkat sedikit demi sedikit untuk mempersmpit ruang gerak ikan, sehingga ikan-ikan menjadi tersudut. Dengan cara demikian ikan-ikan akan mudah ditanggok keatas perahu dengan scoop net. Pada alat setnet ikan tidak hanya tertangkap pada kantong, melainkan terjerat juga di penaju dan serambi. Pengambilan ikan yang terjerat pada penaju dan serambi dilakukan dengan mengangkat jaring perlahan-lahan. Ikan-ikan yang terjerat diambil dengan tangan dari atas perahu. Jaring yang telah diambil ikannya segera diturunkan kedalam air agar jangan menjadi beban dan memudahkan operasi. Faktor arus perlu diperhatikan dalam operasi pengangkatan

kantong. Diusahakan pada waktu operasi tidak melawan arus, agar lebih memudahkan operasi. Pada waktu pengangkatan kantong sebaiknya perlahan-lahan, agar ikan yang terkumpul dalam kantong tidak terkejut untuk melarikan diri keluar kantong. Selain itu perlu diperhatikan agar jaring jangan sampai tersangkut pada bagian perahu sewaktu operasi.

You might also like