You are on page 1of 12

DIKSI KARYA ILMIAH Makalah Ini dipresentasikan Dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh: Inal Doge NIM: 088121679

Dosen pembimbing: Dr. Gusti Sastra, M.Hum.

KOSENTRASI TAFSIR HADIS PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) IMAM BONJOL PADANG 1434 H/2013 M

DIKSI KARYA ILMIAH I. Pendahuluan Berbahasa Indonesia yang baik dan benar, peranan bahasa yang utama ialah sebagai penyampai maksud dan perasaan seseorang kepada orang lain. Ditintau dari sudut ini, maka benarlah sudah bahasa seseorang bila sudah mampu mengemban ammat tersebut. Namun, mengingat bahwa situasi kebahasaan itu bemacam-macam, maka tidak selamanya bahasa yang benar itu baik, atau sebaliknya bahasa yang baik itu benar.1 Agar bahasa yang dipakai itu benar maka dibutuhkan dua hal sebagai syarat penting bagi pengguna bahasa Indonesia. Pertama: memahami baik-baik kaidah bahasa Indonesia. Kedua : memahami benar situasi kebahasaan yang dihadapinya. Dalam pembahsan ini penulis menampilkan bahasa Indonesia yang baku, fungsi bahasa baku, cirri bahasa baku, dan peranan diksi dalam karya ilmiah. II. Pembahasan A. Bahasa Indonesia 1. Mengenal Bahasa Baku Ragam bahasa orang yang berpendidikan, yakni bahasa dunia

pendidikan, merupakan pokok yang sudah agak banyak ditelaah orang. Ragam itu jugalah yang kaidah-kaidahnya paling lengkap jika dibandingkan dengan ragam bahasa yang lain. Ragam itu tidak saja ditelaah tetapi juga diajarkan disekolah. Apa yang dahulu disebut bahasa melayu tinggi dikenal juga sebagai bahasa sekolah. Sejarah umum perkembangan bahasa menunjukkan bahwa ragam bahasa itu memperoleh gengsi dan wibawa yang tinggi karena ragam itu juga dipakai oleh kaum yang berpendidikan dan kemudian dapat menjadi pemuka diberbagai kehidupan yang penting.pemuka masyarakat yang berpendidikan umumnya terlatih dalam ragam bahasa sekolah itu. Ragam itulah yang dijadikan tolak bandingan bagi pemakaian bahasa yang benar.
1

Joko widaghdo, bahasa Indonesia pengantar kemahiran berbahasa diperguruan tinggi, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo persada, 1994 ). H.1

Fungsinya sebagai tolak menghasilkan nama bahasa baku atau bahasa standar baginya. Proses tersebut terjadi didalam banyak masyarakat bahasa yang terkemuka seperti prancis, inggris, jerman, belanda, spanyol dan italia. Diindonesia agak berlainan: pejabat tinggi, pemuka dan tokoh masyarakat kita dewasa ini berusia antara 50 dan 70 tahun dan tidak semuanya memperoleh kesepakatan memahiri ragam bahasa sekolah dengan secukupnya. Peristiwa revolusi kemerdekaan kita agaknya yang menjadi musababnya. Karena itu, mungkin tidak amat tepat menyamakan bahasa Indonesia yang baku dengan bahasa golongan pemimpin masyarakat secara menyeluruh.2 Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat. Ragam baku yang lain antara lain, dalam penulisan laporan karangan ilmiah,undangan, dan percakapan telpon perlu dikembangkan lebih lanjut. Ciri kedua yang menandai bahasa baku ialah sifat kecendikiaan-nya perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur,logis, dan masuk akal. Proses pencendikian bahasa itu sangat amat penting karena pengenalan ilmu dan teknologi modern, yang kini umumnya masih bersumber pada bahasa asing, harus dapat dilangsungkan lewat buku bahasa Indonesia. Pencendikiaan bahasa Indonesia tidak perlu diartikan sebagai pemberatan bahasa. Ciri ketiga proses pembakuan sampai taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman versi bahasa.3 2. Fungsi Bahasa Baku Bahasa baku empat memiliki fungsi, tiga diantaranya sebagai pelambang atau simbolik, sedangkan yang satu lagi bersifat objektif. 1) fungsi pemersatu
Hasan Alwi dan kawan-kawan, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Pusat Bahasa Dan Balai Pustaka, 2003) edisi ketiga, cetakan keenam: 2003.H.13
3 2

Ibid.H.14

Bahasa baku mengperhubungkan semua penutur sebagai dialek bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa dan meningkatkan proses identifikasi penutur orang seorang dengan seluruh masyarakat itu. Komunikasi antar suku dilakukan dengan bahasa Indonesia maka terciptalah perasaan satu bangsa.4 2) fungsi pemberi kekhasan Fungsi pemberi kekhasan yang diemban oleh bahasa baku mebedakan bahasa itu dari bahasa yang lain. Karena fungsi itu, Bahasa baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan. 3) fungsi pembawa kewibawaan Pemilikan bahasa baku membawa serta kewibawaan atau prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat pemerolehan bahasa itu sendiri. 4) fungsi sebagai kerangka acuan. Selanjutnya fungsi bahasa baku sebagai kerangka acuan bagi pemakaian dengan adanya norma dan kaidah ( yang dikondifikasi ) yang jelas. norma kaidah itu menjadi tolak ukur bagi betul tidaknya pemakaian bahasa orang seorang atau golongan. Bahasa baku juga menjadi kerangka acuan bagi fungsi estitika bahasa yang tidak saja terbatas pada bidang susastra, tetapi juga mencakup segala jenis pemakain bahasa seperti di dalam permainan kata,iklan, dan tajuk berita.5 3. Ciri bahasa baku 1). Memakai ucapan baku

, Kusno Budi Santoso ,Tata Bahasa praktis Bahasa Indonesia, ( Jakarta : bratara karya Aksara,1988

),H.2
5

Ibid. H.14-15

2). Menggunakan ejaan resmi EYD.6 3). Terbatasnya unsur daerah, baik leksikal maupun gramatikal. Unsure Leksikal ( unsure yang berupa kata) misalnya : nuwun sewu seharusnya maaf Unsur Gramatikal ( unsure yang bersifat ketata bahasaan ) Contoh bahasa tidak baku: Baju budi kebasahan Contoh bahasa baku: Baju kodri terlalau basah.7 4). Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat,dan sebagainya. 5). Pembicaraan didepan umum seperti dalam ceramah, kuliah, khotbah, dan sebagainya.8 4. Bahasa yang baik dan benar Jika bahasa sudah baku atau standar, baik yang ditetapkan secara resmi lewat surat putusan pejabat pemerintah atau maklumat, maupun yang diterima berdasarkan keputusan umum dan yang wujudnya dapat kita saksikan pada praktik pengajaran bahasa kepada khalayak. Maka dapat dengan lebih muda pembedaan antara bahasa yang benar dengan yang tidak. Pemakaian bahasa yang dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar. Adapun bahasa yang baik pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur jenis pemakain bahasa.9 bahasa yang baku dan benar tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan pemakaian kalimat. Contohnya : Maryam : Berapakah ibu mau menjual bayam itu? Sedangkan bahasa yang baik tetapi benar contohnya : Maimunah : berapa nih, Bu, bayemnya?
6

Ejaan yang disempurnakan mengatur mulai huruf, penulisan kata,penulisan partikel,penulisan angka,penulisan unsure serapan, sampai pada penggunaan tanda baca.
7

Joko Widaghdo, Op.Cit. H.7-8. Kusno Budi Santoso , Tata Bahasa praktis Bahasa Indonesia . Op.Cit. H.3 Ibid, H. 21

B. Pilihan kata atau Diksi 1. Pengertian Diksi Dalam KBBI (2002 : 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan10 Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.11 Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karangmengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang diperlukan. Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu. Hal yang utama mengenai diksi adalah : a. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang

dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan

10

Pbsindonesia.Fkip-Uninus.Org. ( 03 april 2013 ) Wikipedia. (03 april 2013 ).

11

kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat

nuansa-nuansa makna dari suatu gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kekompok masyarakat pendengar. c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan

sejumlah besar kosa kata atau pembendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.

2. Beberapa kata yang mempunyai kemiripan atau kesamaan, maupun bentuk. a. Pemakaian kata perlombaan dan pertandingan Kedua kata ini mempunyai kemiripan arti, namun keduanya tidak bervariasi satu dengan yang lain. Artinya kalimat yang seharusnya memakai kata perlombaan, tidak dapat diganti dengan kata pertandingan. Sebab kata pertandingan berarti suatu persaingan untuk mendapatkan kualitas diatas yang lain. Adapun yang termasuk perlombaan antara lain adalah berlari, balap sepeda, berenanag, menyanyi, estapet, baca puisi,balap kuda, dan sebagainya. Sedangkan pertandingan adalah bentu adu kekuatan atau keterampilan dan sebagainya yang antara pelawan dengan lawan berhadapan. Yang termasuk pertandingan antara lai sepak bola, tenis, bulu tangkis, voley, catur,gulat, ping pong, dan sebagainya. Contoh: 1. Dalam peringatan 17 Agustus yang lalu, diadakan pertandingan catur antar-RT se-DKI.

2. Dalam rangka memperingati hari pendidikan Nasional, pemerintah akan mengadakan perlombaan mengarang untuk tingkat SMTA.12 b. Pemakain kata tidak dan bukan. Kata tidak dan bukan sama-sama kata ingkar. Kata tidak dipakai untuk mengingkari kata kerja, kata sifat, kata keterangan, dan perluasannya. Sedangkan kata bukan adalah kata ingkar yang dipakai untuk mengingkari kata benda, kata benda, kata ganti, dan kata bilang. Contoh : 1. Anak kecil itu tidak menangis ditinggal oleh ibunya pergi. 2. Harga buku itu tidak mahal bila dilihat isinya. 3. Ia tidak akan berangkan sebelum kujemput. 4. Anak itu bukan adik saya. 5. Bukan dia yang mengarang buku lagu itu. 6. Bukan lima orang anak yang dianjurkan pemerintah, tetapi dua orang.13 c. Pemakaian antar dan antara Kata antar dipakai apabila dikuti oleh dua objek atau dua hal, yang biasa dikombinasikan dengan pemakaian kata dengan, dan kadang-kadang didahului kata depan di ( diantara ). Contoh: 1. tidak ada masalah apa-apa antara saya dan dia. 2. Harus ada perasaan saling menghormati dan saling mempercayai antara ( diantara ) guru dengan murid.14

12

Kusno Budi Santoso.Problematika Bahasa Indonesia. ( Jakarta: Rineka Cipta, 1990 ),H.105-106. Ibid.H.107

13

Sedangkan kata antar15 sebagai kata tugas dan diikuti satu objek antara hal yang bermakna jamak, dan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Contoh: 1. Masalah itu hanya didiskusikan antarmurid. 2. Kita senantiasa menjaga dan meningkatkan kerukunan antarwarga. 3. Perkelahian antarpelajar, akan menghambat perkembangan dan kemajuan bangsa dan Negara di masa akan datang.16 d. Pemakaian kata krisis dan kritis. Kata krisis merupakan bentuk asal dari bahasa inggris crisis artinya kemelut atau saat yang genting atau gawat. Sedangkan kritis merupakan bentuk dari bahasa inggris critic yang artinya pertimbangan atau penilaian terhadap sesuatu. Maka kata krisis dan kritis hanya mempunyai persamaan perangai ( sama-sama kat sifat / menunjukkan sifat ) namun tidak mempunyai kesamaan arti dan bentuk. Kata krisis dipakai untuk menerangkan kesifatan suatu keadaan dan kondisi, sedangkan kritis dipakai untuk menerangkan sikap seseorang. Perhatikan contoh berikut ini 1. Anak kecil itu sangat kritis, karena itu kita harus hati-hati berbicara dengan dia. 2. Andi ialah murid yang sangat kritis, sehingga ia disegani gurunya.17 e. Pemakaian kata kami dan kita.

14

Ibid.H. 108.

Untuk memperjelas pembahasan tentang kata antar dapat dirujuk buku karya Kusno budi santoso problematika bahasa Indonesia. H. 108-101.
16

15

Ibid, H. 108-109. Ibid.H.111-112

17

Kata kami dan kita sama-sama kata ganti orang pertama jamak, namun arti dan fungsi yang dimilikinya berbeda. kata kami untuk seorang jamak yang digantikan ( untuk orang yang berbicara dan anggotanya ). Sedangkan kata kita adalah ganti orang pertama jamak, yang menggantikan baik orang yang berbicara maupun orang yang diajak berbicara. Contohnya: 1. kami dari OSIS, merencanakan akan mengadakan karya wisata, kata ketua OSIS kepada pembinanya. 2. kita kemukakan masalah ini nanti dalam rapat , kata husin kepada Eri.18 f. Pemakaian suatu hal atau sesuatu hal. Pada contoh dibawa ini, dapat dibandingkan pemakain bentuk suatu dengan sesuatu 1.Rupanya Engkau Menyembunyikan Suatu Hal Kepadaku. 2.Rupanya engkau menyembunyikan sesuatu kepadaku. 3.Rupanya Engkau Menyembunyikan Suatu Kepadaku. Kalimat contoh ketiga adalah kalimat yang salah karena suatu tidak tepat dan tidak boleh digunakan seperti itu dalam kalimat.suatu hal berfungsi sebagai objek kalimat.19kata suatu dan sesuatu keduanya merupakan kata ganti tak tentu, namun sifat ketidaktentuan itu berbeda, karena perbedaan sifat ketidak tentuan. Kata suatu untuk jenis benda atau hal Yang digantikan. Contohnya : dia sedang berdiam disuatu tempat. Bebeda dengan suatu maka sesuatu sifat ketidaktentuannya terletak pada brnda atau hal yang

18

Ibid.H. 112-113. J.S.Badudu, Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar, ( Jakarta : PT. gramedia, 1983 ) h,22.

19

10

digantikannya. Dan kata sesuatu tidak boleh diikuti lansung benda atau hal. Contohnya: diam-diam dia memperhatikan sesuatu.20

C. Kesimpulan Bebahasa dengan baik dan benar merupakan sebuah wibawa bagi manusia yang berpendidikan maka mempelajari bahasa Indonesia dengan sunguh-sunguh telah mengantarkan kita kepada manusia yang berwibawa, sesuai fungsi bahasa baku. Untuk lebih memperdalam pembahasa tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar dan diksi karya ilmiah dibutuhkan pembahsan lebih lanjut dengan merujuk buku-buku yang berkaitan dengan diksi dan karya ilmiah.

20

Kusno Budi Santoso , Tata Bahasa praktis Bahasa Indonesia, Op.Cit.H.115.

11

KEPUSTAKAAN Alwi, Hasan dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Dan Balai Pustaka, Jakarta, 2003. Santoso, Kusno Budi.Problematika Bahasa Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 1990. Santoso, Kusno Budi,Tata Bahasa praktis Bahasa Indonesia, bratara karya Aksara, Jakarta, 1988. Widaghdo, Joko, Bahasa Indonesia : Pengantar Kemahiran Berbahasa Diperguruan Tinggi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994. Badudu, Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar, Jakarta : PT. gramedia, 1983.

12

You might also like