You are on page 1of 21

JENIS JENIS BATUAN Semua batuan pada mulanya berasal dari magma.

Magma merupakan batu-batuan cair yang terletak di bawah permukaan bumi. Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi, misalnya saat terjadi letusan. Magma yang sudah mencapai permukaan bumi disebut lava. Di atas permukaan bumi lava akan membeku. Lava yang telah membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku yang berada di muka bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai akibat terkena panas, hujan, serta aktifitas tumbuhan dan hewan. Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan dapat kembali membatu yang disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Batuan sedimen atau beku tersebut dapat berubah bentuk karena adanya perubahan temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan malihan atau batuan metamorf. Untuk lebih memahami jenis-jenis batuan perhatikan uraian berikut: 1. Batuan Beku Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku.Batuan yang termasuk jenis batuan beku diantaranya adalah :

a. Basal Basal adalah batuan beku yang berwarna gelap, kristalnya halus. Batu Basal terbentuk dari pendinginan lava yang mengandung gelembung gas tetapi gasnya telah menguap. Ciri-ciri utama batu basal terdiri dari atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau ke abu-abuan dan berlubang-lubang.

Penggunaan batu basal Batu basal digunakan untuk berbagai tujuan. Biasanya batu basal dihancurkan untuk digunakan sebagaibahan bangunan. Basal yang telah dihancurkandigunakan untuk dasar jalan, bahan campuran beton, pemberat kereta api, batu filter dalam bidang pembuangan. Basal juga dapat dipotong menjadi lembaran tipis basal dipotong dan kadang-kadang dipoles untuk digunakan sebagai ubin lantai, bangunan veneer, monumen dan objek batu lain. b. Batu Apung

Batu Apung Batu apung terbentuk dari pendinginan magma yang mengandung gelembung gas. Ciri-ciri utama batu apung adalah warna ke abu-abuan berpori-pori, bergelembung, ringan hingga dapat terapung di air. Batua apung dimanfaatkan sebagai alat penggosok. c. Batu Kaca atau Obsidian

Pisau dari batu obsidian Batu obsidian terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat. Ciri- ciri utama batu ini adalah mengkilap seperti kaca dan tidak ada kristal. Warnanya bervariasi dari hitam pekat, hitam dengan motif kecoklatan atau kemerahan, juga ada yang berbintik-bintik putih.

Perhiasan perak dengan hiasan batu obsidian Jaman dahulu batu obsidian digunakan untuk membuat pisau, kepala panah,mata tombak, dan senjata lainnya. d. Batu Granit

Batu granit terbentuk dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat dibawah permukaan bumi. Ciri-ciri utama batu granit yakni warna nya putih sampai abu-abu, kadang-kadang terdiri atas kristal-kristal kasar.

Meja dapur dari batu granit Granit telah digunakan selama ribuan tahun. Granit yang dipotong dan dipoles kasar dalam bangunan , jembatan, paving, monument dan lain sebagainya. Dalam ruangan, granit dibentuk lembaran dan dipoles untuk digunakan sebagai ubin, anak tangga bahkan meja.

2. Batuan Sedimen Batuan sedimen/endapan terbentuk oleh batuan beku yang terkikis, kemudian mengalami proses pengangkutan lalu diendapkan di tempat lain. Batuan sedimen dibedakan oleh jenis zat pengangkutnya, yaitu : 1. Batu sedimen aeolis : batuan hasil proses pengangkutan oleh angin 2. Batu sedimen aluvial : batuan hasil proses pengangkutan dan pembentukan oleh air yang mengalir. Contoh : delta di muara sungai 3. Batu sedimen marin : batuan hasil proses pengangkutan dan dibentuk oleh air laut. Contoh : sand-dune di pantai 4. Batu sedimen glasial : batuan hasil proses pengangkutan dan pembentukan oleh gletser atau es yang mengalir Jenis-jenis batuan endapan diantaranya: a. Konglomerat Konlomerat adalah jenis batuan beku yang butiran penyusunnya membulat.

Konglomerat

Breksi b. Breksi Batu breksi tersusun atas batuan yang kristalnya tajam

Batu Pasir

c. Batu Pasir Sandstone atau batu pasir terbentuk dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terkumpul pada suatu tempat. d. Batu kapur/batu gamping

Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, yakni berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral pengotornya. Penggunaan batu kapur sudah beragam diantaranya untuk bahan campuran bangunan, industri karet dan ban, kertas, dan lain-lain. e. Gipsum

Gipsum umumnya berwarna putih, kelabu, cokelat, kuning, dan transparan. Endapan gipsum biasanya terdapat di danau, laut, mata air panas, dan jalur endapan belerang yang berasal dari gunung api.

Gipsum memiliki banyak kegunaan sejak zaman prasejarah hingga sekarang. Beberapa kegunaan gipsum yaitu:

Bahan perekat. Penyaring dan sebagai pupuk tanah Sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan Untuk bahan baku kapur tulis

f. Coal/Batu bara

Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil, merupakan batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Batu bara umumnya dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Namun dewasa ini penggunaan batu bara semakin dikurangi, di samping merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, penggunaan batu bara juga menimbulkan pencemaran. 3. Batuan Malihan (Metamorf) Batuan malihan bersal dari batuan beku dan batuan endapan yang berubah karena pengaruh suhu dan tekanan tinggi dalam kerak bumi. Macam-macam batuan malihan atau metamorf adalah : a. Marmer atau batu Pualam

Batu marmer

Marmer adalah batu gamping yang berubah karena tekanan dan suhu tinggi di dalam kerak bumi. Marmer atau batu pualam mempunyai permukaan yang mengkilap dengan garis-garis warna lembut melintang banyak digunakan batu hiasan karena indah dipandang.

Barang kerajinan dari batu marmer Batu pualam sering digunakan untuk membut berbagai barang kerajinan seperti meja, asbak, guci dan berbagai hiasan lainnya. b. Batu Sabak Batu sabak adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan sedimen berbutir halus, misalnya serpih yang berubah karena tekanan dan suhu tinggi. Jaman dahulu lembaran tipis batu sabak digunakan sebagai alat tulis sebagai pengganti buku.

c. Batu Kuarsa Batu kuarsa berasal dari batu pasir yang berubah karena suhu dan tekanan yang tingi. Batu kuarsa kristalnya berbentuk prisma segi enam, transparan dengan warna yang amat beragam. Sejak jaman dahulu kuarsa dimanfaatkan untuk pembuatan kaca dan keramik dan sebagian dijadikan batu perhiasan. http://shultansatria.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-batuan.html

JENIS JENIS BATUAN YANG MENYUSUN BUMI

1. Granit

Granit mempunyai tekstur peneris dan biasanya granular. Batuan terdiri dari ortoklas yang unhedral/ mikroklin, sedikit plagioklas (albite atau oligklas) dan kwarsa yang tak berwarna atau putih dengan ebntuk yang tidak teratur. Kuarsanya mengisi ruang diantara kristal-kristal yang lain. Mineral gelap seperti biotit, hornblende, augit hanya dalam jumlah yang sedikit. Mineral accesosir lainnya contohnya adalah magnetik, hematite, turmalin dan pirit. Jika biotit adalah adalah mineral gelap yang ada maka disebut dengan granit biotit. Granit hernblande juga sering dijumpai. Granit yang banyak mengandung phanocenit disebut granit porfisris. Jenis yang lain granit olivin dan granit muskofit. Granit pada umumnya mengandung 50% ortoklas (mikrolin), 2% plagioklas (albite atau digoklas), lebih dari 20% kwarsa dan 3 15 % biotit. 2. Diorit

Batuan ini bertekstur feneris, mengandung feldspar plagioklas calsiksodik dalam jumlah yang besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi ortoklas, kwarsa tidak ada, tetapi mengandung augit dalam jumlah sedikit. Harnbledia biasanya lebih banyak dari biotit. Diorite sangat mirip dengan gabro, tetapi diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada labradorit. Batuan dengan plagioklas yang lebih basa disebut dengan gabro. Jika banyak penokris disebut dengan porfir diorit. diorit terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35% mineral silikat gelap seperti biotit dan augit. Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan epidot. Varietas yang umum adalah diorite hornblende. Warna diorit cerah abuabu gelap hijau keabu-abuan. 3. Gabro

Gabro merupakan batuan basis dengan tekstur fenekris. Didalam gabro, mineral gelap jumlahnya hampir sama dengan mineral cerah, tetapi kebanyakan gabro mempunyai perbandingan yang bervariasi antara mineral gelap dan mineral terang. Mineralmineral silikat dalam jumlah yang berarti adalah piroksin, biasanya augit dan ovilin, hornblende atau biotit ada dalam jumlah sedikit. Jika piroksin mengkristal dalam sistem ortorombis, batuannya disebut Neorit (suatu varietas dari gabro). Dalam gabro tertentu, kwarsa, garnet dan kerundum ada dalam jumlah sedikit. Batuan gabbro yang seluruhnya terdiri dari feldsfar labradorit kristalin kasar disebut anortosit.Warna dari gabro hitam, hijau, dan abu-abu gelap.

4. Liparit

Lapirit merupakan batuan bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap. 5. Andesit

Andesit merupakan batuan bertekstur halus dari diorite, terdiri dari feldspar terutama plagioklas, tetapi plagioklas sodik adalah tipe yang utama kwarsa tidak ada, tetapi ada mineral gelap seperti hornblende atau augit. Jika hornblende atau augit yang banyak, maka batuannya disebut dengan andesit hornblende atau andesit biotit. Warna dari andesit abu-abu hijau, tetapi sering merah atau jingga. Andesit sulit dibedakan dengan desit, latit, dan tracit. meskipun demikian kebanyakan andesit adalah porfitis. Jika banyak penokrisnya disebut dengan porfir andesit. Jikan tanpa penokris dengan absidian. Batuapung dari komposisi andesit juga diketemukan, demikian juga tuff andesit dan breksi andesit. 6. Basalt

Basalt merupakan klompok dari gabro tetapi berbutir halus yang mengandung mineral-mineral silikat gelap dan feldespar dalam jumlah besar. Warnanya abu-abu gelap, hijau gelap, ciklat dan hitam. Dalam basalt, augit dan olivin banyak tetapi hornblende dan biotit jarang atau tidak sama sekali. Vatietas basalt yang mengandung kristal feldespar yang panjang yang kedudukannya sekarang dan berasosiasi dengan augit disebut dengan diabas. Basalt biasanya mengandung 50% plagioklas, 30% augit dan 10% olivin. Basalt biasanya mempunyai tekstur butur halus dan batuannya berat. Jika penokrisnya banyak disebut dengan porfir basalt. 7. Dasit

Dasit merupakan batuan yang memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang, mineral plagioklas berbutir kasar dalam masa dasar lebih halus. Dasit mengandung 15-20% kwarsa, kurang lebih 60% feldaspar dan 10-20% biotit atau hornblande. Mineral silikat ada dalam jumlah sedikit. Misalnya biotit, hornblende, dan augit. Jika panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak, disebut dengan porfir dan dasit. Masa dasar dari batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi dapat juga secara gradual menjadi glass. 8. Skoria

Skoria merupakan batuan yang terbentuk jika air dan gelombang-gelombang gas lainnya keluar melalui lava yang mampat (stiff lava), yang luabang-lubangnya lebih besar kalau dibandingkan dengan purnice. Warna skoria coklat kemerahan sampai abu-abu gelap dan hitam. 9. Obsidian

Merupakan gelas volkanik dengan kilat seperti kaca terang dan pecahan konkoidal yang bagus. Warnanya umumnya hitam, tetapi warna lain seperti merah, coklat dan abu-abu. Wara ini tidak menunjukan tentang komposisinya. Warna kebanyakan disebabkan oleh partikel seperti debu dari magnetik atau hematite. Kebanyakan obsidian mempunyai berat jenis 2,4. Obsidian terbentuk sebagai hasil pendinginan yang terlau cepat dari magma ekstrusif, selain itu dapat juga dari hasil suatu magma yang viskus. Obsidian mempunyai komposisi yang sebanding dengan batuanfanerik lainnya. Karena batuan glassy tidak dapat diidentifikasi dengan mata biasa karena tak ada kristalnya, analisis khemis diperlukan untuk menentukan komposisi yang tepat, meskipun kebanyakan obsidian sebanding dengan granit dalam komposisinya. 10. Batu Apung

Batuapung adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengandung buih yang terbuat dari gelembung pendingin gelas dan biasanya disebut juga batuan gelas volkanik silikat. Batuan ini terbentuk dari magma asam oleg aksi letusan gunung api yang

mengeluarkan meterialnya ke udara, kemudian mengalami transfortasi secar horizontal terakumulasi sebagai batuan piroklastis. Batuapung mempunyai sifat vesikular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak akibat ekspansi buih gasalah yang terkandung didalamnya dan pada umumnya terdapat sebagai bahan lepas atau fragmen-fragmen dalam breksi gunungapi. Sedangkan mineral yang terdapat didalam batu apung adalah feldspar, kuarsa, obsidian, kristobalit dan tridimit. 11. Breksi

Breksi merupakan bagian yang halus dari batuan bersama dengan pengikat, mengeras menjadi massa batuan. Pengikat berasal dari konglomerat/breksi sendiri karena adanya pelarutan atau pengendapan kembali material batuan, yang biasanya terdiri dari calcite, silikat, dan oksida besi. Matrik dapat berupa quartz, feldspar atau clay. 12. Konglomerat

Konglomerat merupakan batuan sedimen klastis yang tersusun dari fragmen yang memnulat dan berdiameter >2mm, sedangkan breksi tersusun dari fragmen yang menyudut. Kebanyakan fragmen pada breksi atau konglomerat adalah cusrtzite, vein, cuartz, chert, rhyolite dan batugaping. 13. Batu Pasir

Batu pasir tersusun dari fragmen berukuran 2mm. Butir-butir pasir tersusun atas mineral quartz, chert, feldspar partikel batuan dan kadang-kadang calcite atau dolmite. Batu pasir dapat dibedakan menjadi 3 tipe yaitu orthoquartazite, arkosa dan greywacke yang masing-masing mengandung quartz, feldspar dan partikel batuan. 1. Batuan pasir yang terutama tersusun dari quartz yang disebut puresandstone, jika pengikatnya silikat Calcareous sandston dan batu pasir yang pengikatnya material karbonat yaitu Calcite atau Dolmite. Agrilaceous Sandston adalah batu pasir yang pengikatnya matrik yang sangat halus dan liat. Bila lebih dari 95% terdiri dari butir quartz dan pengikatnya bukan silikat disebut quatzstone sandstone, sedangkan jika pengikatnya silikat disebut quartzitic sanstone. 2. Graywackes berisi fragmen batuan, biasanya biasanya berukuran besar dan mengalami sortasi berisi matriks yang halus (>15%), terdiri dari mineral clay, chlorite, sericite, hometite dan chert. Greenstone atau schist atau mineral gelap seperti = auggite, serprntine, hornblende, dan bijih besi. Biasanya pengikat pada greywacke berupa : silty, muddy atau calcareous., penyusun utama greymacke ialah : quartz ( 20 070%), feldspar (> 50%) dan batuan (>20%). Pelapisamn pada greywacke bervariasi, ada yang masif, terutama yang berbutir kasar, tetapi sering didapatkan lapisan yang tipis pada batuan yang hulus. Jarang didapat cross bedding, hampir selalu ada ripple merk, jarang didapat fosil. 3. c. Arkosa merupakan batuan pasir yang mengandung feldspart + 20 30 % yang berasal dari batuan beku asam. Pada arkosa, feldspar tidak lebih dari 50 % . biasanya potash dan sedafeldspar lebih banyak dari feldspar. Quartz merupakan mineral klastis yang paling utama, sedangkan feldspar yang kedua, muscovite dan biotite ada dalam jumlah kecil. Arkose

biasanya terikat bersama dengan calcite, oksida besi, mineral clay, sedang silikat jarang didapat. Umumnya arkosa berwarna light pink pinkish gray, karena adanya feldspar. Partikel pada arkosa kadang-kadang berbutir kasar, menyudut sampai agak membulat dan mengalami sortasi yang baik. pelapisan pada arkosa umumnya kurang, sering terjadi cross badding yang jelas.

14. Tufa Gelas

Tufa Gelas merupakan batuan piroklastik yang disusun oleh material hasil gunung api yang banyak mengandung debu vulkanik dan mineral gelas, dengan warna putih kekurangan, abu-abu dan kuning kecoklatan. Kegunaan digunakan sebagai timbunan. 15. Batu Gaping

Batu Gapingmerupakan batuan carbonat yang paling banyak terdapat, demngan kenampakan textur aphanitik sampai phanero-cristalin. Warna putih keabu-abuan, abu-abu, abu-abu gelap, hitam, kuning, coklat, dan lainnya oleh adanya kotorankotoran, oksid besi dan zat-zat organik. Limestone berbutir mulus, pecahannya conchoidal. Bila ditetesi HCL memercik/berbuih. Mudah larut terutama dalam air yang mengandung CO2 sehingga terjadi lubang-lubang, celah-celah, diaklas- diaklas dan lainnya. tebal dapat dari beberpa centimeter sampai beberapa ratus meter. Beberapa limestone seluruhnya dapat terdiri dari butir-butir calcit. Keras dari

limestone sangat berbeda-beda, ada yang keras dan ada yang lunak, agak keras, dan sebaginya, tergantung dari texturnya. Selama proses pelapukan dari limestone, calcium carbonatnya dapat terlarut, dan yang tertinggal adalah kotoran-kotorannya, yang kemudian dapat terkonsentrasi dan membentuk clay atau loams yang berwarna merah atau kuning, oleh aksidasi dari mineral-mineral oksida besi. 16. Travertin

Calcium carbonat tidak larut dalam air murni, tetapi bila aornya mengandung CO2 maka calcium carbonat itu mudah berubah menjadi biocarbonat. Jadi dibawah tekanan atmosfer, air yang banyak mengandung CO2 secara perlahan-lahan melarutkan calcium carbonat, terutama bila air tersebut berasal dari tempat yang dalam dengan tekanan yang lebih besar dan kandungan CO2 nya lebih banyak, maka daya melarutkan lebih tinggi. Bila larutan tersebut mencapai permukaan bumi dibawah tekanan atmosfer, calcium carbonatnya segera diendapkan oleh proses evaporasi, dan proses ini dapat dipercepat oleh adanya kegiatan dari tumbuhtumbuhan (algae). Calcum carbonat yang doiendapkan di mulut/lubang mata air itu disebut travertine. Pada gua-gua kapur, terjadi pula pengendapan dari calcium carbonat oleh tetesan-tetesan air secara perlahan-lahan yang terdiri dari kristal-kristal halus dan kompak, yang disebut dengan dripstone. Warna putih, kuning, atau cokelat. Struktur fibrous atau konsentris. Yang tumbuh dari bawah disebut stalagnite. 17. Serpin

Serpin berasal dari lumpur yang mengendap. Terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau tanah liat, pada umumnya sepertiga terdiri atas kuarsa, sepertiga bahan tanah, sepertiga bahan lain termasuk karbonat, besi oksida, feldspar, dan zat organik. Berwarna abu-abu kehijauan, merah, atau kuning. Dimanfaatkan sebagi bahan bangunan. Berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah liat. 18. Sekismika

Sekismika dihasilkan oleh metamorfosa regional dengan tingkat lebih tinggi dibandingkan phyllite, mempunyai foliasi dan kristalin. Ummnya berbutir lebih kasar dari slate dan phyllite tetapi lebih halus dari gneias. Foliasi tersebut terbentuk oleh kristal-kristal berbentuk lempeng (play) dan kristal-kristal prismatik. Mineral-mineral berbentuk lempengan tersebut antara lain : chlorite, sericite, muscovite, biotite, dan tolc, sedangkan mineral-mineral prismatik adalah actinolite, kyanite, hornblede, staurolite, dan silimanite. Kadang-kadang schist hanya terdiri dari satu macam mineral saja, contohnya talc schist, tetapi pada umumnya terdiri dari dua atau lebih mineral seperti calcite - sericalcite albite schist. Sekis sering mengandung mineralmineral yang bersifat antara lempengan dan pragmatik (flaky nor prismatic), tetapi equigracular seperti misalnya : garnet dan feldspar, yang biasanya bertekstur porphyroblastic. Batuan-batuan scihist dapat pula berasal dari gabbro, basalt, ultrabasin, tuff, shale dan sandstone. Jika beberapa teksture asli batuan asal masih ada, akibat tekanan yang kuat, maka batuan disebut, metabasalt, metagabbro dan sebagainya.

19. Genes

Ganes adalah batuan matemorf dengan kristal-kristal yang kasar, biasanya berlapislapis akibat pemisahan mineral-mineral yang berbeda sehingga membentuk foliasi sekunder yang kasar. Terbentuk pada tempat yang dalam dan pada tingkat metamorfise, yang tinggi bersama-sama dengan struktur pegunungan lipatan. Pada prinsipnya gneiss berasal dari batuan beku silllicaous seperti granit, monozit kwarsa, syenite, dan granodiorit, tetapi dapat juga dari rhyolit, tuff, arkosa dan batu pasir feldspatik. Mineral-mineral utama pada gneis adalah kwarsa dan feldspat, sedangkan mineral-mineral yang lain adalah, biotite, horblende dan augite. Warna bervariasi tergantung pada warna mineral dominan yang ada. Pelapisan disini dihasilkan oleh pergantian warna-warna mineral yang terang dan gelap atau oleh perbedaan ukuran butir dengan pelapisan yang tebal dan kasar ataupun tipis. Sering mengandung mineral-mineral metamorf yang lain seperti garnet, epidot, tournaline, graphite, dan silimanite. Jika batuan beku (sebagian bahn induknya) adalah sari batuan mafic tertentu, mungkin greiss tersebut dapat berkembang manjadi serpentine olivin, augite, horblede dan biotite. Jika bahan beku (sebagian bahan induknya) dapat dikenal maka nama batuan dapat ditentukan seperti misalnya : gabbro gneiss, syenite gneiss ataupun granite gneiss. Gneiss yang berasal dari batuan sedimen, contohnya : quatzite gneiss conglomerate gneiss, politic gneiss (dari sedimen clay) dan calc gueniss (dari cilliceous limetone dan dolomite) gneiss yang berbentuk oleh penerobosan mineralmineral batuan beku kedalam folisasi akan menghasilkan campuran batuan dalam bentuk dike yang tipis dari material-material quartzfeldspathic. Ini disebut injection gneiss. Batuan ini tersebar luas dan mungkin menempati bagian terbesar dari tipe gneiss lainnya.

20. Filit

Filit berkaitan dengan perkembangan aktivitas metamorfik yaitu baliknya temperatur atau bertambah besarnya rekristalisasi maka slate berubah menjadi filit. Filit secara dominan tersusun dari mineral-mineral kelompok mika seperti: mika, maricite, dan chlorite. Batuan ini lebih kasar daripada slate, tetapi ada batas yang tegas antara keduanya baik dalam hal ukuran butir maupun kandungan mineralnya. Mineralmineral seperti muscovit, mika, sericite, dan cholite terdapat dalam jumlah yang besar. Mineral-mineral asesore dalam jumlah yang sedikit antara lain megnetit, hematit, graphite, dan tourmaline. Filit disebut pula sericite phllite, chlorite phyllite atau sericite phyllite. Warna dari putih perak, merah sampai kehijau-hijauan. Sifat dalam (tenacery) : brittle dan sering mempunyai pegangan halus hingga agak kasar. Filit dihasilkan oleh metamorfose regional tingkat rendah terutama dari mineral clay, shall, dan juga tuff dan tuffacous sedimen. 21. Sabak

Sabak merupakan batuan berbutir halus dan homogen, mempunyai achistosity planar, tergantung pada pelapisannya. Oleh karena itu biasanya mempunyai beberapa sudut untuk masing-masing perlapisan sehingga batuan menjadi balah/rekah kedalam lapisan yang tipis. Sabak merupakan salah satu istilah struktur dan tidak ada kaitannya dengan komposisinya. Perlapisan asli dari slate masihg dapat terlihat, apabila berasal dari abtuan beku basalt seperti struktur amigdoloidal. Sabak berbutir

sangat halus dan hanya dapat dideterminasi dengan mikroskop. Hanya sedikit mineral sabak yang berbutir kasar seperti: kwarsa, feldspar, cholorite, biotite, magnetite, hematite, kalsit, dan ineral-mineral yang terdapat pada batuan shale. Warna yang ditimbulakan dari warna merah, hijau, abu-abu, hingga hitam. Warna merah karena ada mineral yang hemalit, hijau karena ada mineral cholorite. Warna abu-abu karena adanya mineral-mineral dari karbon dan bahan-bahan organik seperti grafit. Sabak yang berasal dari batu pasir graywacke disebut graywacke slate. 22. Kuarsit

Kuarsit adalah metamorfose dari batuan pasir, jika strukturnya tak mengalami perubahan dan masih menunjukan struktur aslinya. Kuarsit terbentuk akibat panas yang tinggi sehingga menyebabkan rekristalisasi kwarsa dan felsdpar. Akibat tekanan pada kwarsit dapat mengakibatkan hancurnya kwarsit tersebut dan menghasilkan tekstur granoblastik. Kuarsit sangat keras karena adanya sementasi sirikat (biasanya kwasa kristalin) yang terendapkan disekitar butir-butir kuarsa yang lebih besar, sehingga menghasilkan ikatan butir yang sangat kuat. Mineral lain yang dijumpai dalam kuarsit adalah: apatite, zircon, epidote, dan hornblede. Kuarsit dapat berbentuk akibat metamorfisme kontak atau metamorfis regional dari pada panas dan tekanan terhadap batu pasir, chert, vien kuarsit, dan kuarsit pigmatit. Sering berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil. Warna dari kuarsit bervariasi dari putih, coklat hingga mendekati hitam. Adanya hematit memberikan warna merah muda (pink) sedangkan chlori memberikan warna kehijau-hijauan.

23. Marmer

Marmer adalah metamorfisme dari batuan kapur, baik itu batu kapur kalsit maupun batu kapur dolomit. Terbentuknya terutama disebabkan oleh reksistelisasi calsit. (dolomit) yang biasanya berbutir lebih kasar daripada batu kapur aslinya. Marmer yang terbentuk oleh dolomitc disebut marmer dolomit (dolomitic marble). Akibat proses metamorfos dan rekristalisasi, pelapisan sering meliuk atau bahkan tidak terlihat sama sekali. Umumnya marmer danmarmer dolomit terbentuk oleh metamorfisme kontak atau regional dan dijumpai bersama-sama dengan phyllite, slate, schist, dan metakwarsa. Struktur batu kapur sangat bervariasi dari yang berbutir sangat halus hingga berbutir sangat kasar. Pada tipe-tipe metamorfose kontak ditunjukan dari adanya orientasi kristal-kristal yang memanjang sebagai hasil tekanan yang searah. Meneral-mineral aksesor pada marmer banyak macamnya antara lain: tremolit, forserite, periclose, diopside, wollastonite, brucite, spincl, felspar, dan garnet, yang kesemuanya ini tergantung pada macam material batuan asalnya. Warna yang ditimbulakn mulai dari cerah atau putih apabila terdiri dari kalsit dan dolomit, tetapi bisa berwarna kelabu, merah, coklat atau kombinasi warna tergantung pada mineral-mineral aksesornya. Contoh-contoh batuan marmer yakni: breccia marble, tremolite marble, graphite marble, talcose marble, phlogopite marble. http://randhyan626.wordpress.com/2012/09/03/jenis-jenis-batuan-yang-menyusunbumi/ diakses tanggal 6 februari 2013

You might also like