You are on page 1of 11

SATUAN PENYULUHAN POKOK BAHASAN SUBPOKOK BAHASAN HARI/TANGGAL WAKTU TEMPAT SASARAN : Gangguan psikologi pada masa nifas

: Post partum blues : Rabu / Mei 2012 : 5 menit : Puskesmas F : Ibu pasca salin

A. TUJUAN 1. Tujuan Instruksional Umum Setelah mendapatkan penjelasan tentang postpartum blues diharapkan ibu nifas dapat memahami perubahan perasaan yang ibu alami dan datang ke petugas kesehatan untuk menanyakan keadaan yang sedang dialami.

2. Tujuan Instruksional Khusus a. Ibu dapat menyebutkan pengertian dari postpartum blues. b. Ibu dapat menyebutkan tanda dan gejala postpartum blues. c. Ibu dapat menyebutkan penyebab postpartum blues. d. Ibu dapat mengatasi masalah postpartum blue.

B. MATERI 1. Pengertian Postpartum blues. 2. Tanda dan Gejala Postpartum blues 3. Penyebab Postpartum blues 4. Penatalaksanaan Postpartum blues.

C. SUMBER 1. 2. 3. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

4. http://www.bascommetro.com/2010/03/baby-blues.html

D. METODE 1. Ceramah 2. Tanya Jawab

E. MEDIA

1. LCD 2. Dan lain-lain.

F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Bidan 1.Memberi salam dan memperkenalkan diri. 2.Menjelaskan pengertian dari postpartum blues 3.Menjelaskan tanda dan gejala postpartum blues 4.Menjelaskan penyebab postpartum blues 5.Menjelaskan penatalaksanaan postpartum blues 6.Memberi kesempatan ibu nifas untuk bertanya 7.Menjawab pertanyaan ibu nifas Ibu Nifas 1.Menjawab salam dan mendengarkan 2. Mendengarkan dan memperhatikan 3.Mendengarkan dan memperhatikan 4.Mendengarkan dan memperhatikan 5. Mendengarkan dan memperhatikan 6.Menanyakan tentang penjelasan yang belum jelas. 7.Mendengarkan , memperhatikan jawaban.

8.Menutup/mengakhiri ceramah 9.Memberi salam

8.Mendengarkan dan memperhatikan 9.Menjawab salam

G. EVALUASI 1. Prosedur : Pada akhir pembelajaran 2. Bentuk : Esai.

LANDASAN TEORI POSPARTUM BLUES A. Pengertian Baby Blues atau yang juga dikenal sebagai Post Partum Syndrome adalah merupakan salah satu gangguan psikologis ibu masa nifas yang berupa kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu, yakni sekitar 2 hari hingga 2 minggu sejak kelahiran bayi. Dimana terjadi perubahan hormon si ibu, juga kelelahan pasca melahirkan. Ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya. Perubahan perasaan saat hamil sehingga sulit menerima bayinya (Zein, 2004).

B. Etiologi Penyebab terjadinya Baby Blues antara lain adalah: 1. Perubahan hormon. 2. Stres 3. ASI tidak keluar, sehingga payudara membengkak. 4. Frustasi karena bayi tidak mau tidur, menangis, dan gumoh. 5. Kelelahan pasca melahirkan, dan sakit akibat luka jahitan atau operasi. 6. Suami yang tidak membantu, tidak mau mengerti perasaan istri maupun persoalan lain dengan suami. 7. Problem dengan orang tua atau mertua.

8. Takut kehilangan bayi . 9. Sendirian mengurus bayi, tidak ada yang membantu. 10. Takut untuk memulai hubungan suami-istri (seks),anak akan terganggu. 11. Bayi sakit (kuning, dll). 12. Rasa bosan si ibu. 13. Problem dengan si sulung.

C. Tanda dan Gejala 1. Cemas tanpa sebab 2. Menangis tanpa sebab 3. Tampak khawatir mengenai bayi 4. Tidak percaya diri terhadap kemampuan menjadi seorang ibu 5. Merasa kurang menyayangi bayinya 6. Tidak sabar 7. Sensitif 8. Mudah tersinggung

D. Penatalaksanaan Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menangani ibu dengan Baby Blues, antara lain adalah: 1. Minta bantuan suami keluarga yang lain untuk melakukan pekerjaan sehari-hari, seperti mengurus rumah sehingga dapat mengurangi pekerjaan ibu, ibu dapat beristirahat dan mengurangi kelelahan. 2. Beritahu suami apa yang sedang ibu rasakan. Minta di dudukan dan pertolongannya, karena dukungan dari suami memang yang paling ampuh, perhatian suami sangat menyenangkan hati dan benar-benar sangat membantu. Minta bantu suami untuk bergantian gendong, memandikan, dan lain-lain. 3. Buang rasa cemas dan kekhawatiran, mencoba untuk belajar tenang dengan cara menarik nafas panjang dan meditasi atau Yoga. Dapat dilakukan sendirian ataupun kelompok dan pada tempat yang tenang, bersih, dan nyaman sehingga pikiran bisa rileks. 4. Tidur ketika bayi tidur. Ini adalah waktu yang efektif untuk tidur, dimana ibu tidak perlu khawatir akan anaknya dan ibu dapat mengetahui jika bayinya terbangun.

5. Berolahraga ringan/ melakukan latihan / senam nifas. Hal tersebut penting mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perut menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti:

Dengan tidur terlentang dan lengan disamping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu kedada, tahan 1 hitungan sampai 5. rileks dan ulangi 10 kali Untuk memperkuat tonus vagina ( latihan kegel) Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot, perut dan panggul dan tahan hingga lima hitungan. Kendurkan dan ulangi sebanyak 5 kali Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.

6. Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu dan Bounding Attachment. 7. Tidak perfeksionis dalam hal mengurus anak. 8. Bicarakan rasa cemas dan komunikasi dengan orang yang bisa kita percaya dan masalah ibu, seperti orang terdekat atau tenaga kesehatan (bidan). 9. Bersikap fleksibel. 10. Merawat bayi dengan berfikir bahwa kesempatan merawat bayi hanya datang satu kali. 11. Cari hiburan dan luangkan waktu untuk diri sendiri 12. Bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru. Bersosialisasi / membaur dengan banyak orang dapat membuat kita jadi lebih rileks dan melupakan sejenak beban / masalah di rumah. 13. Berikan pelayanan KB agar ibu lebih fokus dalam merawat bayinya sebelum kehamilan berikutnya.

POSTPARTUM BLUES

Keadaan dimana ibu merasa sedih berkaitan dengan bayinya disebut baby blues. Penyebabnya antara lain: perubahan perasaan saat hamil, perubahan fisik dan emosional. Perubahan yang ibu alami akan kembali secara perlahan setelah beradaptasi dengan peran barunya.

Gejala baby blues antara lain: 1. Menangis 2. Perubahan perasaan 3. Cemas 4. Kesepian 5. Khawatir dengan bayinya
6. Penurunan libido

7. Kurang percaya diri Hal-hal yang disarankan pada ibu adalah sebagai berikut:
1. Minta bantuan suami atau keluarga jika ibu ingin istirahat

2. Beritahu suami tentang apa yang dirasakan oleh ibu


3. Buang rasa cemas dan khawatir akan kemampuan merawat bayi

4. Meluangkan waktu dan cari hiburan untuk diri sendiri Ibu merasakan kesedihan karena kebebasan, otonomi, interaksi sosial, kurang kemandirian. Hal ini akan mengakibatkan depresi pasca persalinan (depresi post partum). Depresi masa nifas merupakan gangguan afeksi yang sering terjadi pada masa nifas, dan tampak dalam minggu pertama pasca persalinan. Insiden depresi post partum sekitar 10-15 persen. Post partum blues disebut juga maternity blues atau sindrom ibu baru. Keadaan ini merupakan hal yang serius, sehingga ibu memerlukan dukungan dan banyak istirahat. Adapun gejala dari depresi post partum adalah: 1. Sering menangis 2. Sulit tidur
3. Nafsu makan hilang

4. Gelisah 5. Perasaan tidak berdaya atau hilang kontrol


6. Cemas atau kurang perhatian pada bayi

7. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi


8. Pikiran menakutkan mengenai bayi

9. Kurang perhatian terhadap penampilan dirinya sendiri


10. Perasaan bersalah dan putus harapan (hopeless)

11. Penurunan atau peningkatan berat badan


12. Gejala fisik, seperti sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar

Beberapa faktor predisposisi terjadinya depresi post partum adalah sebagai berikut:
1. Perubahan hormonal yang cepat (yaitu hormon prolaktin, steroid, progesteron dan

estrogen)
2. Masalah medis dalam kehamilan (PIH, diabetus melitus, disfungsi tiroid)

3. Karakter pribadi (harga diri, ketidakdewasaan) 4. Marital dysfunction atau ketidakmampuan membina hubungan dengan orang lain 5. Riwayat depresi, penyakit mental dan alkoholik 6. Unwanted pregnancy 7. Terisolasi
8. Kelemahan, gangguan tidur, ketakutan terhadap masalah keuangan keluarga,

kelahiran anak dengan kecacatan/penyakit Jika ibu mengalami gejala-gejala di atas, maka segeralah memberitahu suami, bidan atau dokter. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat-obatan atau konsultasi dengan psikiater. Perawatan di rumah sakit akan diperlukan apabila ibu mengalami depresi berkepanjangan. Beberapa intervensi yang dapat membantu ibu terhindar dari depresi post partum antara lain: 1. Pelajari diri sendiri 2. Tidur dan makan yang cukup
3. Olahraga 4. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan

5. Beritahukan perasaan Anda


6. Dukungan keluarga dan orang lain

7. Persiapan diri yang baik 8. Lakukan pekerjaan rumah tangga


9. Dukungan emosional 10. Dukungan kelompok depresi post partum

11. Bersikap tulus ikhlas dalam menerima peran barunya Referensi Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 87-96). Irhami. 2010. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas. zikramyblog.blogspot.com/2010/06/zikra-proses-adaptasi-psikologis-ibu.html Diunduh 19 Oktober 2010 Pukul 08.55 PM Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 63-69). Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 85-100). The_wie. 2009. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Dalam Masa Nifas.

the2w.blogspot.com/2009/10/proses-adaptasi-psikologis-ibu-dalam.html Diunduh 19 Oktober 2010 Pukul 08.55 PM

Seorang ibu yang berada pada periode pascapartum mengalami banyak Seorang ibu yang berada pada periode pascapartum mengalami banyak perubahan baik perubahan fisik maupun psikologi. Perubahan psikologi pascapartum pada seorang ibu yang baru melahirkan terbagi dalam tiga fase: taking in dimana pada fase ini ibu ingin merawat dirinya sendiri, banyak bertanya dan bercerita tentang pengalamannya selama persalinan yang berlangsung 1 sampai 2 hari. taking hold dimana pada fase ini ibu mulai fokus dengan bayinya yang berlangsung 4 sampai 5 minggu. fase letting-go dimana ibu mempunyai persepsi bahwa bayinya adalah perluasan dari dirinya, mulai fokus kembali pada pasangannya dan kembali bekerja mengurus hal-hal lain. Perubahan tersebut merupakan perubahan psikologi yang normal terjadi pada seorang ibu yang baru melahirkan. Namun, kadang-kadang terjadi perubahan psikologi yang abnormal. Gangguan psikologi pascapartum dibagi menjadi tiga kategori yaitu postpartum blues atau kesedihan pascapartum, depresi pascapartum nonpsikosis, dan psikosis pascapartum. Postpartum blues dapat terjadi sejak hari pertama pascapersalinan atau pada saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan. Postpartum blues merupakan gangguan suasana hati pascapersalinan yang bisa berdampak pada perkembangan anak karena stres dan sikap ibu yang tidak tulus terus-menerus bisa membuat bayi tumbuh menjadi anak yang mudah menangis, cenderung rewel, pencemas, pemurungdan mudah sakit. Keadaan ini sering disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan yang bila tidak segera diatasi bisa berlanjut pada depresi pascapartum yang biasanya terjadi pada bulan pertama setelah persalinan. Saat ini postpartum blues yang sering juga disebut maternity blues atau baby blues diketahui sebagai suatu sindrom gangguan afek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan. Penyebab Postpartum Blues Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya postpartum blues, antara lain: Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi. Faktor demografi yaitu umur dan paritas. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan. Latar belakang psikososial ibu Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya. Gejala Postpartum Blues Gejala gejala postpartum blues tampak dari perubahan sikap seorang ibu yang

baru melahirkan, antara lain: mudah tersinggung (iritabilitas), menangis dengan tiba-tiba, cemas yang berlebihan, mood yang labil, clouding of consciousness, gangguan selera makan, merasa tidak bahagia, tidak mau bicara, mengalami gangguan tidur, tidak bergairah khususnya terhadap hal-hal yang semula sangat diminatinya, sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan. Asuhan Keperawatan Postpartum Blues Asuhan dan dukungan yang lebih awal dari perawat sangat penting dalam membantu orang tua memahami bahwa kondisi postpartum blues hanya bersifat sementara. Asuhan Keperawatan yang diberikan kpada ibu yang mengalami postpartum blues bersifat holistik meliputi perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis secara bersamaan dengan melibatkan lingkungannya yaitu suami, keluarga dan juga teman dekat si ibu. Pengkajian: terhadap pasien postpartum Blues meliputi: Kondisi Maternal. Meliputi faktor yang mempengaruhi perubahan peran setelah melahirkan seperti proses persalinan, kondisi bayi usia ibu, pengalaman ibu dengan persalinan sebelumnya, dan sosial ekonomi. Postpartum blues. Mengobservasi gejala-gejala postpartum blues Pemeriksaan tambahan. Meliputi latar belakang budaya ibu, tingkat kedewasaan ibu, tingkat pengetahuan ibu, tingkat kesesuaian antara harapan ibu dengan keadaan bayi, dukungan suami, mengobservasi perilaku kedekatan ibu dan bayi, sikap yang diperlihatkan bayi dan sikap yang maladaptif dari masa pascamelahirkan. Diagnosa dan implementasi Keperawatan Diagnosa keperawatan postpartum blues yaitu 1. Resiko tinggi ketidakefektifan koping individu berkaitan perubahan emosional yang tidak stabil pada ibu Implementasi: Berikan lingkungan yang mendukung Berikan kesempatan yang adekuat kepada ibu untuk istirahat dan tidur. Berikan ibu keringanan dalam merawat bayi Berikan pendidikan kesehatan bagi pasangan klien atau orang yang sangat penting tentang perilaku yang diharapkan. 2. Resiko tinggi terganggunya psikologi ibu berkaitan dengan kegagalan dalam pendekatan antara ibu dan bayi.Implementasi: Berikan kebutuhan ibu pada fase taking in; berikan kesempatan pada ibu untukmengekspresikan perasaan yang sedang dialaminya. Libatkan ibu untuk berpartisipasi dalam merawat bayinya; tempatkan bayi dan ibu dalamruangan yang sama jika kondisinya memungkinkan. Berikan asuhan keperawatan pada bayi jika ibu sangat kelelahan untuk berpartisipasi. Berikanpendidikan pada ibu berhubungan dengan cara perawatan fisik, teknik menyusui bayi, awasiaktivitas fisik ibu, diskusikan keadaan bayi yang normal dan cara berkomunikasi dengan bayi. Lakukan follow-up kesehatan komunitas untuk mengidentifikasi risiko seperti sudah berusiatua, dukungan sosial yang tidak adekuat, kegagalan dalam merawat bayi. 3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan penyebab, perjalanan dan penanganan postpartum blues. 4. Perubahan peran sebagai orang tua berhubungan dengan pengaruh

komplikasi fisik dan emosional Implementasi: Berikan pendidikan kesehatan tentang postpartum blues pada ibu dan keluarga. Berikan waktu untuk berinteraksi antara ibu dan bayi segera setelah proses kelahiran dankondisi bayi mengijinkan. Berikan lingkungan yang mendukung untuk bertanya dan mengekspresikan perasaan. Anjurkan lebih cepat dan sering kontak skin-to-skin dan eye-to eye antara ibu dan bayi . Sediakan waktu yang cukup untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang kondisibayi mereka dan membantu mereka dalam perawatan. Anjurkan orang tua untuk berpartisipasi dalam perawatan bayi.Kembangkan pendekatan tim untuk mendukung dan memberikan semangat yang positifterhadap interaksi ibu dan bayi.

DAFTAR PUSTAKA Bobak, Lowdermilk, Jensen. (2004). Buku Ajar: Keperawatan Maternitas (ed 4). Jakarta: EGC. Cunningham, F.G. dkk.(2005). Obstetri Williams (edisi 21). Jakarta: EGC Matson, S. & Smith, J.E. (2004). Core Curriculum Maternal Newborn Nursing (3rd edition). USA: Eilsevier Saunders. Reeder, S.J., Martin, L.L. & Koniak- Griffin, D. (1997). Maternity Nursing: Family, Newborn, and Womens Health Care (18th ed). Philadelphia: Lippincott.

You might also like