You are on page 1of 15

BUDAYA POLITIK PAROKIAL

PENGERTIAN BUDAYA

Kata budaya berasal dari Bahasa Saduri pendahulu atau leluhur mereka karena budaya bersifat turun-temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi. Jika berbicara masalah budaya mungkin orang akan langsung mengkait-kaitkannya dengan adat istiadat atau kesenian. Padahal dari pengertian budaya saja sudah dapat kita ambil kesimpulan bahwa budaya adalah segala sesuatu yang berasal dari akal manusia termasuk agama, ilmu pengetahuan, taknologi, bangunan, dan bahasa.

PENGERTIAN POLITIK

Kata politik berasal dari Bahasa Yunani yaitu Polis yang berarti negara kota atau policy yang dalam Bahasa Inggris berarti kebijakan. Sedangkan dalam Bahasa Arab, politik disebut juga dengan siyasah yang berarti cerdik atau bijaksana. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa politik selalu berkaitan dengan pengambilan keputusan, kebijakan, dan kekuasaan. Politik pada dasarnya mempunyai ruang lingkup negara, karena negara adalah lembaga politik tinggi yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Politik juga mencakup ide, asas, sejarah, dan kelompok masyarakat.

BUDAYA POLITIK MENURUT PARA AHLI

Dari pembahasan tentang pengertian budaya dan pengertian politik diatas, pasti kita sudah paham atau minimal sudah mempunyai sedikit gambaran mengenai apa itu budaya politik. Agar semakin jelas, berikut adalah beberapa pengertian budaya politik menurut para ahli :.

1. Sidney Verba : Politik merupakan suuatu sistem kepercayaai empirik, simbolik, serta nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan.

2. Alan R. Ball : Budaya politik merupakan suatu susunan yang terdiri atas sikap, kepercayaan, emosi, dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem dan isu politik.

3. Robert Dahl : Budaya politik adalah aspek politik dari sistem nilai-nilai yang terdiri ide, pengetahuan, adat istiadat, tahayul dan mitos. Kesemuanya ini dikenal dan diakui sebagain besar masyarakat. Budaya politik tersebut memberi rasional untuk menolak atau menerima nilai-nilai dan norma lain.

4. Lucian Pye : Budaya politik terlebih pada aspek perkembangan politik di negara berkembang, dengan indikator pokok menyangkut wawasan politik, bagaiman hubungan antara tujuan, dan cara standar untuk penilain aksi-aksi politik serta nilai-nilai yang menonjol bagi aksi politik.

5. Mochtar Masoed : Budaya politik adalah sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan pemerintahan negara dan politik di negaranya.

6. Marbun : Budaya politik adalah adalah sikap, pilihan, dan orientasi politik warga negara terhadap sistem politik di negaranya dan yang dilaksanakan dalam masyarakatnya.

7. Rusadi Sumiputra : Budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh seluruh anggota sistem politik tersebut.

PAROKIAL

Budaya politik parokial merupakan budaya politik yang terdapat dalam suatu masyarakat, dimana masyarkat tersebut tidak memiliki partisipasi, bahkan tidak peduli sama sekali terhadap perkembangan politik negaranya. masyarakat yang memiliki budaya politik ini lazimnya tinggal di pedalaman yang menutup diri terhadap perubahan social dan tidak mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga mereka cukup saja mewakilkan aspirasinya kepada kepala adat jika ada hal-hal yang berkaitan dengan event politik yang diselenggarakan oleh negara misalnya pemilu, pilleg, pilkada dan sebagainya. Dalam budaya politik parochial terdapat integrasi antara pemimpin politik dengan pemimpin lainnya, misalnya pemimpin agama, ekonomi, budaya. Seorang kepala adat memimpin segala hal tak hanya politik ketika menjadi wakil masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya, tapi sekaligus menjadi pemimpin agama pada upacara upacara keagamaan, pemimpin ekonomi ketika mempertahankan hidup (survival) keluarga dan warganya dengan bertani, berkebun, berburu, dan sebagainya. Juga sebagai pemimpin budaya yang harus menjaga adat istiadat supaya tidak dipengaruhi oleh budaya lain yang dapat merusak kearifan local.

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pendidikan yang rendah memicu budaya politik parochial semakin kuat tertanam dalam keyakinan masyarakat. Sebenarnya tak hanya masyarakat pedalaman, tak menutup kemungkinan juga masyarakat perkotaan

jika tingkat partisipasi politik minim bisa dikategorikan memiliki budaya politik yang sama dengan sebab yang berbeda. Jika pada masyarakat pedalaman budaya politik parokial terjadi terjadi karena kurangnya pendidikan sehingga akses informasi terhadap pendidikan politik sangat minim, maka pada masyarakat perkotaan justru sebaliknya, meskipun pendidikannya relative lebih baik dan didukaung oleh sarana dan prasarana yang memadai untuk pendidikan politik, justru karena informasi dari media cetak dan elektronik seputar masalah politik Negara yang tak ada habisnya mengakibatkan masyarakat kota menjadi hilang harapan (hopeless) terhadap sistem politik yang sedang berjalan

Budaya politik parokial rentan sekali dimanfaatkan, sebab sifatnya desentralisir. Di pedalaman, ketua adat menjadi pemimpin politik masyarakat sekitarnya. Jika ketua adat berhasil dirayu dengan uang, jabatan, dan lain-lain lalu siap mengarahkan masyarakatnya untuk memilih seseorang atau suatu partai tanpa masyarakat ketahui terlebih dahulu. Itulah kekurangan yang mungkin sering dimanfaatkan oknum tertentu.

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH

Pemerintah memiliki tanggung jawab lebih dalam mengubah budaya politik parokial ini supaya tingkat partisipasi politik masyarakat dalam politik meningkat melalui peningkatan kualitas pendidikan yang merata ke semua wilayah Indonesia terutama daerah daerah terpencil yang harus diprioritaskan.

Di samping itu pemerintah menciptakan budaya politik yang kompetitif, sportif, dan manusiawi jauh dari politik uang money politic, primordial / kesukuan, dan intimidasi terhadap suatu partai politik dari hal ini diharapkan agar masyarakat yang berpendidikan namun telah putus asa karena labilnya suasana politik kembali memiliki harapan dengan berpartisipasi pada pemilu, pileg, pilkada dan sebagainya.

FAKTOR PENDIDIKAN YANG RENDAH

Jika pada masyarakat pedalaman budaya politik parokial terjadi karena kurangnya pendidikan sehingga akses informasi terhadap pendidikan politik sangat minim. Maka pada masyarakat perkotaan justru sebaliknya, meskipun pendidikannya relative lebih baik dan di dukung oleh sarana prasarana yang memadai untuk pendidikan politik, Justru karena informasi dari media cetak dan elektronik seputar masalah politik Negara yang tak ada habisnya mengakibatkan masyarakat kota menjadi hilang harapan terhadap system politik yang sedang berjalan.

Budaya politik parokial rentan sekali dimanfaatkan sebab sifatnya desentralisir, contohnya saja di pedalaman ketua adat yang menjadi pemimpin politik masyarakat sekitarnya jika ketua adatnya berhasil dirayu dengan uang, jabatan, dan lain lain lalu siap mengarahkan masyarakatnya untuk memilih seseorang atau suatu partai tanpa masyarakat ketahui terlebih dahulu itulah kekurangan yang mungkin sering dimanfaatkan oleh oknum tertentu

MENGAPA PADA BUDAYA POLITIK PAROKIAL PARTISIPASI POLITIK BEGITU RENDAH ?

Dalam budaya politik parokial terdapat integrasi antara pemimpin politik dengan pemimpin lainnya, misalnya pemimpin agama, ekonomi, budaya. Seorang kepala adat memimpin segala hal. untuk menyampaikan aspirasinya. jadi dapat di simpulkan bahwa hilangnya politik dalam budaya parokial dikarenakan pemimpin yang otoriter dan menghegemoni kepentingan - kepentingan rakyatnya dengan katan lain

masyarakat tidak turut campur dalam pengambilan keputusan serta keputusan hanya berporos pada pemimpin / ketua suku saja.

STUDI KASUS

ADANYA INDIKASI BUDAYA POLITIK PAROKIAL DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA BARAT

"Pilkada Jawa Barat memang berjalan baik. Namun, di balik itu semua disinyalir ada indikasi-indikasi di lapangan, yaitu kemungkinan terjadinya kecurangan DPD PDIP Jabar menuding pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar melakukan money politic. Modusnya mencairkan dana bantuan desa Rp 100 juta dari

APBD Jabar pada pertengahan Februari lalu. Hal itu dikatakan Ketua Plh DPD PDIP Jabar Tubagus Hasanudin dalam konferensi pers di Kantor DPD PDIP Jabar, Jalan Pelajar Pejuang, Rabu (27/2/2013). Ia mensinyalir bantuan itu merupakan bentuk politik uang sebagai upaya memenangkan pilgub. Dijelaskannya,

Ahmad Heryawan menurutnya berkeliling ke sejumlah daerah dan menjanjikan memberikan bantuan itu. Tak lama kemudian, dana dicairkan. Padahal Heryawan pernah menyatakan bantuan belum dicairkan. Pernyataan itu menurutnya dilontarkan dalam debat cagub yang ditayangkan TV One "Jadi tidak benar Gubernur menunda pencairan dana desa sampai setelah pilgub. Pernyataan itu pernah disampaikan dalam debat kandidat," kata TB, sapaan akrabnya. Seharusnya dana itu dicairkan paling cepat pada April. Tapi pencairan dana sudah dilakukan 13-22 Februari.

Ada 45 desa yang sudah menerima bantuan dengan jumlah total Rp 4,5 miliar. "Dana yang masuk juga ada yang ke rekening pribadi, ini dipertanyakan,"

cetusnya. Beberapa perwakilan desa siap memberikan testimoni bahwa mereka sudah menerima dana bantuan desa. "Tapi yang menyatakan siap memberikan testimoni baru dari Ciamis, Cianjur, Tasikmalaya, sama Cirebon," ucapnya. Berbagai fakta lain sedang dikumpulkan sebagai bahan jika PDIP membawa masalah itu ke MK. Tapi PDIP belum menegaskan bakal ke MK atau tidak.1

Sedangkan aher sendiri mengelak dengan berdalih "Tidak ada money politic, saya tidak tahu tudingannya seperti apa. Kalau tundingannya terkait pencairan dana desa peradaban sebesar Rp100 juta/desa itu bukan money politic, tapi itu program Pemprov Jawa Barat," kata Aher saat ditemui di Gurih 7, Jalan Pajajaran, Bogor Utara, Kota Bogor, Jumat (1/3/2013). Menurutnya, hal seperti itu pasti dilakukan setiap calon gubernur saat berkampanye dalam menyampaikan visi dan misinya. "Bahkan ada cagub yang menjanjikan Rp500 juta / desa / tahun. Saya pikir enggak ada masalah kalau soal program itu," katanya.

PDIP Tuding Bantuan Desa Rp 100 Juta UpayaMoney Politic Aher http://news.detik.com/bandung/read/2013/02/27/170427/2181367/486/pdiptuding-bantuan-desa-rp-100-juta-upaya-money-politic-aher, di akses pada 23 april 2013

Seperti diberitakan, DPD PDIP Jabar menuding pasangan Aher - Demiz melakukan money politic saat berkampanya dengan modus mencairkan dana bantuan desa Rp100 juta dari APBD Jabar pada pertengahan Februari lalu. PDIP mensinyalir bantuan itu merupakan bentuk politik uang sebagai upaya memenangkan pilgub. Dijelaskannya, Ahmad Heryawan menurutnya berkeliling ke sejumlah daerah yang terdiri dari berbagai desa terpencil dan menjanjikan memberikan bantuan itu. Tak lama kemudian, dana pun dicairkan.2

TUGAS I PENGERTIAN & IMPLEMENTASI BUDAYA POLITIK PAROKIAL DI INDONESIA

Aher: Tudingan money politic PDIP sumir! http://daerah.sindonews.com/read/2013/03/01/28/723130/aher-tudingan-moneypolitic-pdip-sumir, di akses pada 23 april 2013

NAMA: ALFIANDA N.H NIM: 093112350750054 HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2012

You might also like