Professional Documents
Culture Documents
Oleh : E l f i t r a
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Padjadjaran
Staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas
1. Pendahuluan
S
umatera Barat adalah sebuah propinsi yang terletak di pantai barat
adalah etnik Minangkabau yang dikenal sebagai penganut agama Islam yang
taat. Meskipun juga ditemukan berbagai suku bangsa lain, secara umum
daerah ini relatif homogen secara etnik. Orang Minang sejak lama memiliki
dan struktur adat istiadat lainnya. Maka dari itu tidak mengherankan kalau
Sumatera Barat pada tahun 2000 berjumlah sekitar 4.220.318 jiwa yang terdiri
persegi. Mata pencarian penduduk Sumatera Barat sebagian besar pada sektor
Data statistik tahun 2001 menunjukkan gambaran bahwa sekitar 21% dari
penduduk hidup dari sektor pertanian, 16% pada sektor industri dan sisanya
rantau. Luhak dianggap sebagai wilayah inti secara adat dan kebudayaan,
di luar wilayah inti ini disebut daerah rantau yang mencakup daerah pesisir
sekaligus. Hampir keseluruhan dari wilayah propinsi ini dilintasi oleh jajaran
indah menjulang, seperti Gunung Marapi (2.891 m), Sago, Singgalang (2.877
m), dan Gunung Tandikek (2.438 M). Di sebelah bagian utara, yakni
3
m), sementara bagian selatan luhak dijumpai Gunung Talang dan Kerinci
(3.805 m).
daerah Agam serta sejumlah danau yang terletak di wilayah kabupaten Solok,
yakni Danau Singkarak, Talang serta Danau Diatas dan Dibawah. Dua danau
yang disebut terakhir lebih dikenal sebagai “danau kembar” terletak di daerah
budaya dan tradisi yang eksotik. Suku ini dikenal sebagai salah satu kelompok
Kondisi alam yang demikian tentu saja menjadi sebuah potensi besar
daerah saat ini melirik ekonomi ini menjadi momentum yang tepat sekaligus
tantangan bagi Sumatera Barat yang memang minus dari segi sumber daya
4
dan berdiamnya orang-orang asing dalam suatu kota, daerah atau negara.
memperlihatkan anatomi dari tiga unsur, yaitu; manusia (man), orang yang
melakukan perjalanan wisata; ruang (space), daerah atau ruang lingkup tempat
melakukan perjalanan; dan waktu (time), yakni waktu yang digunakan selama
dalam perjalanan dan tinggal di daerah tujuan. Untuk itu dia merumuskan
“A proposeful human activity that serves as a link between people either within
one same country or beyond the geographical limits or states. It involves the
temporary displacement of people to another region, country or continent for
the satisfaction of varied needs other than exercising a renumerated function.
For the concerned tourism is an industry who “product” are consumed on the
spot forming “invisible-exports”. The benefit accuring there from can be
withnessed in the economic, cultural and social life of its community”.
waktu ke tempat atau daerah yang sama sekali masih asing baginya (Yoeti,
minuman di tempat tujuan wisata nanti. Selanjutnya tentang seluk beluk objek
dan atraksi wisata yang ada, aktivitas yang dapat dilakukan oleh wisatawan
selama berkunjung dan sarana belanja dan souvenir (buah tangan) untuk
dibawa pulang.
semua hal yang menyangkut prasarana dan sarana wisata sudah harus
pariwisata L.A. Kreck (dalam Yoeti, 1996) membagi prasarana menjadi dua
utilities (air, listrik serta sumber-sumber energi lain) dan sistem perbankan.
Sementara yang dimaksud dengan prasarana sosial adalah semua faktor yang
apparatus).
roda perekonomian, seperti listrik, air bersih, jaringan jalan dan transportasi,
adalah seperti; rumah sakit, apotek, bank, kantor pos, SPBU dan administrasi
kedatangan wisatawan untuk menginap dan tinggal, dan recreative and sportive
plant; semua fasilitas yang dapat digunakan untuk tujuan rekreasi dan olah
yang penting, dengan demikian diharapkan adanya usaha yang aktif bagi
dengan mudah dapat kita saksikan di sejumlah objek wisata yang ada, dimana
wisata.
alieanasi dalam jangka waktu tertentu di lingkungan kerja. Akan tetapi faktor
terminal bus, bandar udara oleh para calo ataupun para petugas lainnya. Di
kota Padang sebagian besar sopir taksi tidak menggunakan tarif resmi dalam
uang dan kamera yang sering dialami oleh turis asing di berbagai objek wisata
ketersediaan general infrastructures dan basic needs of civilized life untuk wilayah
Jaringan jalan sudah menjangkau seluruh objek wisata sekalipun yang berada
di pelosok pedesaan dengan kondisi yang baik. Demikian juga halnya dengan
sistem telekomunikasi yang sudah semakin lancar, baik yang disediakan oleh
pemerintah maupun swasta. Akan tetapi yang perlu menjadi catatan adalah
memadai dan memuaskan. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain,
petugas imigrasi, bea dan cukai, petugas kesehatan, polisi dan pejabat-pejabat
cerminan bagi wisatawan akan “citra” daerah itu sendiri setelah mereka
pulang.
bagi negara. Sebaliknya imej yang terbentuk bersifat positif bagi wisatawan
tersebut, dengan sendirinya akan menjadi promosi bagi keluarga dan kerabat
11
bahwa sumber utama informasi tentang daerah (negara) yang akan mereka
lain yang persentasenya lebih rendah adalah lewat biro-biro perjalanan (tour
Indonesia mencapai angka 5,2 juta (tahun 2003). Dari angka tersebut propinsi
20-30 ribu setahunnya atau hanya 0,5 % dari angka nasional. Padahal daerah
aktivitas yang kompleks, yang dapat dipandang sebagai suatu sistem yang
sosial, budaya dan seterusnya (Pitana dan Gayatri, 2005). Melihat pariwisata
di Sumatera Barat harus sudah mengacu kebijakan yang jelas dan terarah yang
handal. Hal ini bukan hanya diberlakukan bagi mereka yang bergerak di
dan hotel, restoran dan bar, tourist operator, kerajinan dan souvenir, dan usaha
jasa terkait) melainkan juga yang tidak kalah penting adalah bagi petugas dan
yang baik serta dukungan prasarana dan aksesibilitas akan mampu menjadi
domestik sesungguhnya juga sangat potensial, dalam hal ini menarik untuk
menyimak gagasan seorang tokoh perantau Minang, dr. Fasli Jalal, Phd., agar
pengelola wisata melirik pasar perantau yang jumlahnya sekitar 7 juta orang.
Memang, selama ini hampir tak pernah ada tawaran paket-paket wisata yang
Sumbar, selain menikmati keindahan alam mereka juga bisa belajar kesenian
5. Penutup
DAFTAR PUSTAKA