You are on page 1of 3

RSUD DR SOETOMO SURABAYA STANDART ASUHAN KEPERAWATAN A. KONSEP DASAR 1.

DEFINISI

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN


DENGAN EDEMA PARU AKUT No. Dokumen: No. Revisi : Halaman : 1.02.04.2.4.001 1 dari 2 Tanggal Terbit : Ditetapkan Direktur : 23-Sep-02

Edema Paru Akut merupakan efusi serus dan cairan plasma ke jaringan interstitium paru-paru dan alveoli. 2. PATOFISIOLOGI 3. GEJALA KLINIS Gelisah, cemas dan panik. Ketidaknyamanan yang kurang jelas. Dispnea, orthopnea. Batuk produktif, sputum berbuih bertitik darah. Takikardi. Cyanosis. Inspirasi dan ekspirasi wheezing. Distensi vena juguler. Nyeri dada bila edema paru merupakan dampak dari miokard infark.

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penumpukan cairan pada alveoli. 2. Kecemasan berhubungan dengan sesak, takut pada kematian, dan kurangnya pengetahuan tentang proses dan prognosa penyakit. 3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan cardiac output.

B. PERENCANAAN 1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penumpukan cairan pada alveoli. 1) Kaji status respiratori (kecepatan, kedalaman, suara nafas) dan adanya batuk produktif. 2) Longgarkan pakaian yang dapat menekan otot-otot pernafasan. 3) Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman. 4) Monitor tanda-tanda vital dan suara nafas. 5) Manitor blood gas arteri. 6) Observasi tanda-tanda hipoksia jaringan perifer. 7) Anjurkan klien untuk latihan nafas efektif dengan cara bernafas dalam dan melakukan latihan batuk yang efektif. 8) Kolaborasi : Pemberian oksigen. Pemberian diuretik, analgesik narkotik (morphin). Pemeriksaan kadar Hb dan Analisa Gas Darah. 9) Evaluasi efek dari pemberian terapi. 2. Kecemasan berhubungan dengan sesak, takut pada kematian, dan kurangnya pengetahuan tentang proses dan prognosa penyakit. 1) Kaji tingkat kecemasan klien. 2) Anjurkan klien mengungkapkan masalahnya atau mengajukan pertanyaan. 3) Diskusikan bersama klien dan keluarga tentang proses penyakit, perlunya perawatan dan follow up. 4) Diskusikan tentang faktor-faktor resiko penyakit. 5) Diskusikan tentang pengobatan, tujuan dan efek samping obat. 6) Monitor tanda-tanda vital. 7) Kolaborasi : Pemberian oksigen. Pemberian anti anxiety, analgesik narkotik (morphin), sedativ dan tranguilizers. Pemberian diuretik. 3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan cardiac output. 1) Anjurkan klien untuk istirahat total. 2) Monitor tanda-tanda vital. 3) Monitor tanda-tanda disritmia. 4) Kaji adanya perubahan sensori seperti letargi, disorientasi, cemas, dan depresi.

5) Observasi kualitas nadi perifer (kuat/lemah, reguler/irreguler) dan keadaan kulit (suhu, warna kelembaban dan turgor). 6) Monitor bunyi jantung, murmur, pericardial friction rub. 7) Monitor ECG serial dan observasi foto thoraks. 8) Kolaborasi dalam pemberian obat-obat inotropik, vasodilator dan digitalis.

You might also like