You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas latar belakang, tujuan, waktu dan tempat pelaksanaan, metode serta sistematika penulisan grand case study.

1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk biologi, psikologi, sosial, spiritual yang mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan sehat dan sakit yaitu keadaan penyesuaian terhadap situasi yang timbul dan merupakan keberhasilan atau kegagalan yang dialami dalam

memepertahankan keseimbangan. Bagi individu yang mampu menyesuaikan diri terhadap situasi yang timbul maka akan mencapai kesehatan yang optimal, tetapi bagi yang tidak mampu menyesuaikan diri akan mengalami gangguan kesehatan termasuk kesehatan jiwa. Kesehatan jiwa merupakan bagian dari kesehatan yaitu suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya

perkembangan itu berjalan selaras dengan orang lain. Menurut WHO sehat adalah keadaan keseimbangan yang

sempurna baik fisik, mental dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Menurut UU Kesehatan RI no. 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 1

2 Gangguan jiwa didefenisikan sebagai suatu sindrom atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distress (misalnya gejala nyeri) atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting) (Videbeck, 2008). Menurut UU kesehatan Jiwa No.3 tahun 2000 Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan Fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang dan

perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa manusia selalu dilihat sebagai kesatuan yang utuh (holistik) dari unsur badan

(organobiologi), jiwa (psiko edukatif), sosial (sosio kultural), yang tidak dititik beratkan pada penyakit tetapi pada kualitas hidup yang

dimilikinya yang terdiri dari kesejahteraan dan produktifitas ekonomi serta kesehatan jiwanya. Menurut Dadang hawari dalam bukunya pendekatan holistik pada gangguan jiwa menyebutkan bahwa salah satu bentuk gangguan jiwa yang terdapat diseluruh dunia adalah gangguan jiwa Skizofrenia dan salah satu jenis Skizofrenia adalah Skizofrenia Paranoid . Skizofrenia paranoid merupakan skizofrenia yang dikarakteristikkan dengan kecurigaan yang ekstrim terhadap orang lain dengan halusinasi dan waham kejar atau waham kebesaran (Towsend, 2003).

3 Berdasarkan data laporan insiden kasus gangguan jiwa yang dirawat di rumah sakit jiwa Provinsi Jawa Barat Priode bulan Januari sampai April 2011 dapat dilihat pada table Berikut :

Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Penyakit Gangguan Jiwa rumah sakit jiwa provinsi jawa barat.

No 1 2 3 4

Jenis Gangguan Jiwa Schizofrenia Hebefrenik Schizofrenia Paranoid Schizofrenia Residual Episode Depresi;

Jumlah (orang) 277 261 115 Gangguan 95

Persentase (%) 30 % 28 % 13 % 10 %

Suasana Perasaan YTT 5 Gangguan Sementara 6 7 Schizofrenia YTT 30 3% 2% Psikosa Akut dan 77 8%

Episode Manik dan Gangguan 22 Afektif Bipolar

Gangguan Mental dan Perilaku 18 Akibat Zat Psikoaktif

2%

Gangguan

Anxietas

Fobik; 14

2%

Gangguan Anxietas Lainnya 10 Gangguan Psikotik Non Organik 13 2%

4 Lainnya Total 922 100%

Sumber : Laporan Diagnosa Penyakit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Periode Januari-April 2011 Halusinasi merupakan salah satu gangguan presepsi atau

gangguan daya tangkap yang mana gangguan ini merupakan salah satu dari gangguan jiwa diatas. Presepsi adalah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan serta perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui dan mengartikan setelah panca indranya mendapat rangsangan.(WF.Maramis, 2005). Halusinasi merupakan salah satu gejala positif dari skizofrenia. Halusinasi adalah gangguan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan di mana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh/baik. Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada pasien dengan gangguan jiwa, Halusinasi sering diidentikkan dengan Schizofrenia. Dari seluruh pasien Skizofrenia, 70% diantaranya mengalami halusinasi. Gangguan jiwa lain yang juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manik depresif, delirium dan defisit perawatan diri. Tabel dibawah ini menjelaskan angka kejadian Gangguan sensori persepsi halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat :

5 Tabel 1.2 Daftar Distribusi Diagnosa Keperawatan Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Periode Bulan Januari-April 2011 No Diagnosa Keperawatan 1 Jumlah (orang) Persentase (%) 61 %

Gangguan sensori persepsi 8922 halusinasi

2 3 4 5 6 7

Isolasi sosial Perilaku kekerasan Waham Harga diri rendah Defisit perawatan diri Resiko bunuh diri

1823 1799 902 647 446 194 14810

12 % 12 % 6% 5% 3% 1% 100%

Total

Sumber : Catatan Rekam Medik RSJ Prov. Jawa Barat Periode Januari-April 2011

Berdasarkan data tabel 1.2 diatas diagnosa keperawatan jiwa Gangguan Persepsi Sensori berada pada tingkat Pertama sebanyak 8922 orang (61%). gangguan sensori persepsi halusinasi berdampak langsung pada permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan dasar klien itu sendiri seperti : gangguan kebutuhan nutrisi, kebutuhan istirahat tidur, kebutuhan personal hygine, kebutuhan rasa aman, komunikasi, sosialisasi, spiritual dan aktualisasi diri, amuk bahkan cenderung mengalami kekerasan akibat

6 halusinasinya, sehingga dengan demikian sebagai seorang perawat profesional dituntut untuk menggali permasalahan serta memberikan tindakan yang tepat sesuai dengan permasalahan yang dialami klien dengan harapan akan memberikan dampak positif bagi perkembangan mental klien. Berdasarkan uraian dan data diatas yang didapatkan maka penulis tertarik untuk membahas tentang ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. I DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG MERPATI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT.

1.2. Tujuan Penulisan Dalam bagian ini akan di bahas tujuan khusus dan tujuan umum dari Penulisan makalah Ini. 1.2.1. Tujuan Umum Untuk memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien dengan kasus Gangguan Persepsi sensori : halusinasi dengar, dengan pendekatan proses keperawatan. 1.2.2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penulisan penulis mampu : a. Mengumpulkan, mengkaji dan menganalisa data-data klien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar. makalah ini adalah agar

7 b. Menentukan diagnosa keperawatan klien dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar. c. Memprioritaskan masalah sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia. d. Menentukan intervensi keperawatan klien dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar. e. Mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam bentuk pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah ditetapkan. f. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. g. h. Melakukan pendokumentasian. Mengidentifikasi keperawatan hambatan/kendala klien dengan dalam melakukan persepsi asuhan sensori:

pada

gangguan

halusinasi dengar.

1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Grand Case Study Waktu pelaksanaan grand case study adalah pada tanggal 10 Maret 2013 sampai 15 Maret 2013. Dan tempat pelaksanaan dilakukan selama tiga minggu di Ruang Rawat Tenang Wanita Merpati Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, Bandung.

8 1.4 Metode Penulisan makalah pada studi kasus menggunakan metode deskriptif yaitu menggambarkan masalah- masalah yang terjadi, didapatkan pada saat melaksanakan asuhan keperawatan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah ; 1. Wawancara. Melakukan Tanya jawab langsung kepada pasien dan keluarga, perawat, dokter serta tim kesehatan lainnya. 2. Observasi partisipasi aktif. Mengadakan pengawasan langsung terhadap pasien serta melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan masalah yang dihadapi. 3. Studi kepustakaan. Mempelajari literatur-literatur yang

berhubungan dengan perilaku halusinasi. 4. Studi dokumentasi. Mengumpulkan data dengan mempelajari catatan medik dan hasil pemeriksaan yang ada pada rekam medik pasien.

1.5

Sistematika Penulisan Grand Case Study Dalam penulisan kasus ini , disusun secara sistematika yang terdiri

dari : BAB I : PENDAHULUAN . Menguraikan tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, waktu , tempat, metode dan sistematika penulisan grand case study.

9 BAB II : TINJAUAN TEORITIS. Membahas tentang uraian teoritis atau konsep dasar yang berisi penyakit, etiologi, tanda dan gejala, aspek psikososial yang timbul pada kasus, pohon masalah psikososial, serta rencana asuhan keperawatan dan rasional. BAB III : TINJAUAN KASUS. Membahas tentang uraian gambaran kasus klien kelolaan, asuhan keperawatan yang mengikuti pola proses keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. BAB IV : PEMBAHASAN dan KESIMPULAN. Membahas tentang uraian pembahasan dan kesimpulan yang mengikuti pola proses keperawatan (pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi).

You might also like