You are on page 1of 6

Cara Menghitung Pajak Import

30 Sep Indonesia mengenakan 2 jenis pajak atas import, yaitu : PPn Import dan PPh Pasal 22. Pajak Import = PPn Import + PPh Pasal 22 PPn Import dikenakan 10% dari nilai CIF dan Import Duty. Maka formulanya menjadi sebagai berikut : PPn Import = 10% x [ CIF + ID] Dimana CIF = ID = Import Duty Contoh : PT. Royal Bali Gemilang melakukan impor barang dari China, dengan rincian sebagai berikut : Nilai Barang yang di Impor (FOB) = USD 3,500.00 Insurance = USD 100.000 Freight = USD 250.00 Import Duty = USD 150.00 Perhitungan : PPn Import = 10% x [ (USD 3,500.00 + USD 100.00 + USD 250.00) + USD 150.00 ] PPn Import = USD 400.00 contoh lain : CIF (Nilai Pabean dalam rupiah) Rp100.000,00 BM (sesuai HS) 5% x Rp 100.000,00 Rp. 5.000,00 PPN 10% x Rp.105.000,00 Rp.10.500,00 PPh (dgn API)2.5% x Rp.105.000,00 Rp. 2.625,00 + Jumlah BM dan PDRI yang seharusnya dibayar Rp.18.125,00 I. Biaya transportasi (freight) Biaya transportasi (freight) barang impor ke pelabuhan atau tempat impor di Daerah Pabean adalah biaya transportasi yang sebenarnya atau seharusnya dibayar yang umumnya tercantum dalam B/L atau AWB dari barang impor yang bersangkutan. : Freight

Cost

(FOB)

Insurance

Apabila biaya transportasi yang tercantum dalam B/L atau AWB bukan biaya transportasi yang sebenarnya atau seharusnya dibayar, biaya transportasi adalah biaya transportasi yang sebenarnya atau yang seharusnya dibayar sepanjang importir dapat menunjukkan bukti nyata atas biaya transportasi tersebut Apabila importir tidak dapat menunjukkan bukti nyata dimaksud, maka biaya transportasi ditetapkan sebagai berikut: A. Untuk transportasi laut

15% dari harga FOB untuk barang yang berasal dari Eropa, Amerika, dan Afrika;10% dari harga FOB untuk barang yang berasal dari Asia-non- Asean dan Australia;

5% dari harga FOB untuk barang berasal dari negara Asean B. Untuk transportasi udara besarnya biaya transportasi ditetapkan berdasarkan tarif IATA (International Air Transport Association) Dalam hal terdapat lebih dari satu jenis barang yang tergolong dalam klasifikasi tarif yang berbeda dalam satu Pemberitahuan Impor Barang (PIB), besarnya biaya transportasi untuk tiaptiap jenis barang dihitung berdasarkan perbandingan hargatiap jenis barang dengan harga keseluruhan barang, dikalikan jumlah keseluruhan biaya transportasi.II. Biaya Asuransi Biaya asuransi yang berkaitan dengan pengangkutan barang adalah sebagaimana tercantum dalam polis asuransi. Apabila asuransi ditutup di dalam negeri, maka nilai rupiah dari premi asuransi dalam menetapkan nilai pabean dianggap nihil, dengan syarat importir wajib menyerahkan polis asuransi. Apabila importir tidak dapat menunjukkan polis asuransi, besarnya biaya asuransi ditetapkan setengah per seratus (0.5%) dari harga C&F (Cost and Freight). Dalam hal terdapat lebih dari satu jenis barang yang tergolong dalam klasifikasi tarif yang berbeda dalam satu Pemberitahuan Impor barang (PIB), besarnya biaya asuransi untuk tiap-tiap jenis barang dihitung berdasarkan perbandingan harga tiap jenis barang dengan harga keseluruhan barang dikalikan jumlah keseluruhan biaya asuransi.

CONTOH PENGHITUNGAN BEA MASUK DAN PAJAK DALAM RANGKA IMPOR SEMENTARA
CIF (Nilai Pabean dalam rupiah) BM (sesuai HS) 5% x Rp 100.000,00 PPN 10% x Rp. 105.000,00 Rp100.000,00 Rp. 5.000,00 Rp.10.500,00

PPh (dgn API)2.5% x Rp.105.000,00 Jumlah BM dan PDRI yang seharusnya dibayar

Rp. 2.625,00 - + Rp.18.125,00

1. Untuk pembayaran BM dan PDRI impor sementara selama 1 (satu) tahun adalah : BM 12 x 2%/Bulan x Rp. 5.000,00 Rp 1.200,00 (dengan SSBC) PPN 12 x 2%/Bulan x Rp. 10.500,00 Rp 2.520,00 (dengan SSP) PPh 12 x 2%/Bulan x Rp. 2.625,00 Rp 630,00 (dengan SSP) + yang dibayar Rp 4.350,00 yang dijaminkan Rp 18.125,00 Rp 4.350,00 Rp 13.775,00 2. Apabila diperpanjang 1 (satu) tahun, metode yang dipergunakan untuk pembayaran BM dan PDRI sama dengan Angka 1 yang dibayar Rp 4.350,00 yang dijaminkan Rp 18.125,00 (2 x Rp 4.350,00) Rp 9.425,00 3. Apabila dibayar atau tidak diekspor kembali, perhitungan BM dan PDRI adalah sebagai berikut: BM dan PPN dihitung sesuai kurs dan tarif pada saat pemasukannyaPPh dihitung sesuai kurs pada saat pelunasannya Contoh : CIF (Nilai Pabean dalam rupiah) Rp100.000,00 BM (sesuai HS) 5% x Rp 100.000,00 Rp. 5.000,00 PPN 10% x Rp. 105.000,00 Rp.10.500,00 PPh ( dengan API) 2,5% x (CIF valuta asing x kurs pada saat pelunasan + BM, sehingga menjadi), .dimisalkan Rp. 3.000,00 + Jumlah BM dan PDRI yang terutang Rp.18.500,00 BM dan PDRI yang telah dibayar selama 2 (tahun) penggunaan adalah Rp 8.700,00 Jumlah BM dan PDRI yang masih harus dibayar adalah Rp 9.800,00Sanksi administrasi berupa denda 100% x BM Rp. 5.000,00 *) yang terdiri : BM Rp 5.000,00 (2 x Rp 1.200,00) PPN Rp 10.500,00 (2 x Rp 2.520,00) PPh Rp 3.000,00 (2 x Rp 630,00) Jumlah Rp 9.800,00 Rp. 2.600,00 (dengan SSBC) Rp 5.460,00 (dengan SSP) Rp 1.740,00 (dengan SSP) +

PPh Pasal 22 dikenakan sebesar 7.5% dari nilai CIF dan Import Duty, formulanya : PPh Pasal 22 = 7.5% x [CIF + ID] Dengan menggunakan contoh yang sama, maka besarnya PPh Pasal 22 yang dikenakan adalah sebesar USD 300.00 Sekaligus besarnya Pajak Import yang akan dikenakan dapat dihitung

ACCOUNTING, FINANCE & TAXATION


Articles & Tips : Accounting, Financial & Taxation

Home

Update dan postingan baru dari blog ini bisa anda temukan di website accounting yang baru (Accounting, Financial & Tax). Di situs yang baru ini makin banyak topik di bahas, berbagai accounting standard, concept dan contoh kasus yang bervariasi. Dengn ciri khas yang sama: detail, mendalam, dan practical. Diupdate setiap hari, termasuk perkembangan terkini dari international accounting standard [IAS], International Financial Reporting Standard [IFRS], GAAP Codification [ASC], Auditing Standard, dll. Dan, semuanya disajikan dengan interface yang lebih user friendly, clear navigation yang mengkaitkan antara satu topic dengan topic lain, dengan tingkat accuracy yang selalu dievaluasi dari waktu ke waktu. "Accounting theories and concept" adalah penting, akan tetapi apalah artinya concept dan theory jika tidak diwujudkan dalam tingkatan implementasi. Per 2011, saya juga aktif menulis di JurnalAkuntansiKeuangan.com (JAK) yang di launch baru-baru ini. Salam, Lie Dharma Putra

Oct 8, 2007
IMPORT DUTY CALCULATION (Perhitungan Bea Masuk)

Import Duty (Bea Masuk) merupakan bagian yang paling critical yang perlu dipahami. Dari pengalaman saya selama ini, perhitungan dibagian Import Duty ini lah yang jarang orang ketahui. Sebelum masuk ke Cara perhitungan Bea Masuk, perlu dipahami hal-hal penting berikut : Purchase (FOB, C&F & CIF): Silahkan baca artikel saya sebelumnya : Landing Cost, Purchase, dan Freight Cost Calculation. Pahami pengertian dan perbedaannya. Insurance : Baca kembali article saya : Landing Cost (Sub: Insurance) Harmonize System Code (biasa di singkat HS): Harmonize System Code wajib anda pahami dan ketahui. Ingin saya upload di sini agar bisa anda download langsung dari sini, sayang file-nya masih berupa PDF yang sangat besar. Untuk sementara Harmonize System Code bisa anda temukan di Ditjend Bea dan Cukai Indonesia (DJBC). Harmonize System Code ini adalah kode untuk mengelompokkan jenis komoditi import yang nantinya akan menentukan tariff yang akan digunakan didalam penentuan Import Duty. Okay here we go..! masuk ke perhitungan : Import Duty = Tariff x CIF Atau : Import Duty = Tariff x (FOB + Freight Cost + Insurance) Contoh : PT. Royal Bali Gemilang melakukan import dari China, sebagai berikut : Items : Hand croche Glove Matrials : 100% Acrylic Qty : 1000 pcs Unit Price (FOB) : USD 3.50/pc Freight Cost (IATA) : USD 300.00 Insurance = USD 150.00 Note on FOB : No discount applied , Sales Tax included Berapa Import Duty (Bea Masuknya) ?. Petunjuk : Harmonize System Code untuk Glove (Sarung Tangan) yang terbuat dari acrylic adalah : 6116.93.00.00 (HS Code untuk komoditi lain silahkan download di DJBC). Tariff untuk HS ini adalah : 15%

You might also like