You are on page 1of 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

LATAR BELAKANG Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentangKesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.1 Masalah kesehatan nasional sampai saat ini masih cukup tinggi dilihat dari indicator keberhasilan secara umum, yaitu : angka harapan hidup 70,5, angka kematian ibu 228/100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi 34/1.000 kelahiran hidup, angka prevalensi gizi kurang 18,4 %. Status kesehatan tersebut akan lebih buruk pada kelompok masyarakat miskin yaitu 4 kali lebih besar. Hal tersebut karena keterbatasan pengetahuan, akses pelayanan kesehatan dan kemampuan membayar pelayanan kesehatan yang semakin mahal. 1 Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, sejak tahun 1998 pemerintak melaksanakan berbagai upaya pemeliharaan kesehatan penduduk miskin. Pada tahun 2005 pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin diselenggarakan dalam mekanisme asuransi kesehatan yang dikenal dengan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin/Askeskin. Atas pertimbangan pengendalian biaya kesehatan, peningkatan mutu, transparansi, dan akuntabilitas dilakukan perubahan mekanisme pada tahun 2008 yang dikenal dengan jaminan kesehatan masyarakat. Bila masih ada masyarakat yang miskin dan perlu pengobatan dan terapi tidak terdaftar dalam kuota Jamkesmas maka menjadi tanggung jawab pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dan pengelolaanya mengikuti mekanisme

Jamkesmas (SE 028/MENKES/2009) dengan menberikan jaminan kesehatan masyarakat daerah/jaminan kesehatan daerah. Jamkesmas adalah program bantuan social untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) program jamkesmas pada dasarnya adalah upaya penyempurnaan program askeskin yang telah berjalan 4 tahun khususnya dalam hal ketepatan sasaran. 2 Beberapa masalah selama pelaksanan jamkesmas , jamkesmasda/jamkesda masih banyak ditemui sehingga manfaat yang dirasakan belum optimal. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 PENGERTIAN JAMKESMAS DAN JAMKESMASDA Jamkesmas merupakan singkatan dari jaminan kesehatan masyarakat dan merupakan bagian dari pengentasan kemiskinan yang bertujuan agar akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dapat ditingkatkan sehingga tidak ada lagi maskin yang kesulitan memperoleh pelayanan kesehatan karena alasan biaya. 3 Jamkesmasda merupakan tanggung jawab pemerintah Kota bagi masyarakat miskin yang membutuhkan pengobatan tetapi tidak terdaftar dalam kuota Jamkesmas, yang pengelolaannya mengikuti mekanisme Jamkesmas. II.2 TUJUAN DAN SASARAN JAMKESMAS DAN JAMKESMASDA Tujuan umum : Meningkatkan akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. 4 Tujuan khusus : a. Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu mendapat pelayanan kesehatan di puskesmas serta jaringannya dan rumah sakit. b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. 4 Sasaran : Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya. 4

II.3 TATA LAKSANA KEPESERTAAN Dalam menetapkan keanggotaan peserta Jamkesmas terdapat beberapa ketentuan umum yang antara lain : 4 1) Peserta Program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak mampu selanjutnya disebut peserta Jamkesmas tahun 2008, yang terdaftar dan memiliki kartu dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. 2) Jumlah sasaran peserta program Jamkesmas tahun 2008 sebesar 19,1 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa bersumber dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 yang dijadikan dasar penetapan jumlah sasaran peserta secara nasional oleh Menkes Kesehatan RI (MENKES). Berdasarkan jumlah sasaran nasional tersebut Menkes membagi alokasi sasaran kuota kabupaten/kota. 3) Berdasarkan kuota/kota sebagaimana butir kedua di atas, bupati/walikota menetapkan peserta Jamkesmas kabupaten/kota dalam satuan jiwa berisi nomor, nama dan alamat peserta dalam bentuk keputusan bupati/walikota. Apabila jumlah peserta Jamkesmas yang ditetapkan bupati/walikota melebihi dari jumlah kuota yang telah ditentukan, maka menjadi tanggung jawab Pemda setempat. 4) Bagi kabupaten/ kota yang telah menetapkan peserta Jamkesmas lengkap dengan nama dan alamat peserta serta jumlah peserta Jamkesmas yang sesuai dengan kuota, segera dikirim daftar tersebut dalam bentuk dokumen elektronik (soft copy) dan dokumen cetak (hard copy) kepada : a) PT Askes (persero) setempat untuk segera diterbitkan dan didistribusikan kartu peserta, sebagai bahan analisis dan pelaporan.

b) Rumah sakit setempat untuk digunakan sebagai data peserta Jamkesmas yang dapat dilayani di Rumah Sakit, bahan pembinaan, monitoring dan evaluasi, pelaporan dan sekaligus sebagai bahan analisis. c) Dinas Kesehatan kabupaten/ kota atau tim pengelola Jamkesmas Propinsi setempat sebagai pembinaan, monitoring, evaluasi dan bahan analisis. d) Dinas Kesehatan kabupaten/ kota atau tim pengelola Jamkesmas Provinsi setempat sebagai bahan kompilasi kepesertaan, pembinaa, monitoring, evaluasi, analisis, pelaporan serta pengawasan. e) Departemen kesehatan RI, sebagai database kepesertaan nasional, bahan dasar verifikasi tim pengelola pusat, pembayaran klaim rumah sakit, pembinaan, monitoring, evaluasi, analisis, pelaporan serta pengawasan. 5) Bagi pemerintah kabupaten/ kota yang telah menetapkan jumlah dan nama, masyarakat miskin (no, nama, dan alamat), selama proses penerbitan distribusi kartu belum selesai, kartu peserta lama atau Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) masih berlaku sepanjang yang bersangkutan ada dalam daftar masyarakat miskin yang ditetapkan oleh bupati/ walikota. 6) Bagi pemerintah kabupaten/kota yang belum menetapkan jumlah, nama dan alamat masyarakat miskin secara lengkap diberikan waktu sampai dengan akhir Juni 2008. Sementara menunggu surat keputusan tersebut sampai dengan penertbitan dan pendistribusian kartu peserta, maka kartu peserta lama atau SKTM masih diberlakukan. Apabila sampai batas waktu tersebut pemerintah kabupaten/ kota belum dapat menetapkan sasaran masyarakat miskinnya, maka terhitung 1 Juli 2008 pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat miskin di wilayah tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah daerah setempat.

7) Pada tahun 2008 dilakukan penerbitan kartu peserta Jamkesmas baru yang pencetakan blanko, entry data, penertbitan dan distribusi kartu sampai ke peserta menjadi tangung jawab PT Askes (Persero). 8) Setelah peserta menerima kartu baru maka lama yang diterbitkan sebelum tahun 2008, dinyatakan tidak berlaku lagi meskipun tidak dilakukan penarikan kartu peserta. 9) Bagi masyarakat miskin yang tidak mempunyai kartu identitas seperti gelandangan, pengemis, anak terlantar, karena sesuatu hal tidak terdaftar dalam surat keputusan bupai/ walikota, akan dikoordinasikan oleh PT Askes (Persero) dengan Dinas Sosial setempat untuk diberikan kartunya. 10) Bagi bayi yang terlahir dari keluarga peserta Jamkesmas langsung menjadi peserta baru sebaliknya bagi peserta yang meninggal dunia langsung hilang hak kepesertaanya. 4

BAGAN 1 Alur Registrasi dan Distribusi Kartu Peserta JAMKESMAS Dalam menetapkan keanggotaan peserta Jamkesmasda terdapat beberapa ketentuan umum yang antara lain : 4

1. Bagi masyarakat miskin yang tidak terdaftar dalam Kuota Jamkesmas yang membutuhkan pengobatan terapi 2. Setiap peserta Jamkesmasda wajib memiliki identitas berupa kartu Jamkesmasda bukti sah atas hak peserta untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Kartu Jamkesmasda sebagaimana yang dimaksud tercantum nama, nomor dan status peserta, tanggal lahir,alamat, pemberi pelayanan kesehatan serta masa berlaku kartu.
PT. ASKES

Kartu Pemda Kota bagian Kesra Lurah dan Camat

MASKIN

RT

Bagan 2 Alur registrasi kartu JAMKESMASDA

II.4 PELAYANAN KESEHATAN 4.1 Pelayanan Jamkesmas

1. Setiap peserta Jamkesmas berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang meliputi : a. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) b. Pelayanan Rawat inap tingkat pertama (RITP) c. Pelayanan pertolongan persalinan d. Pelayanan gawat darurat e. Pelayanan Rawat jalan tingkat lanjutan (RJTL) f. Pelayanan Rawat inap tingkat lanjutan (RITL) 2. Pelayanan kesehatan dalam program ini adalah menerapkan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan dan berdasarkan wilayah pukesmas. 3. Perawatan rawat jalan tingkat pertama dinerikan di Pukesmas dan jaringannya, perawayatan tingkat lanjutan diberikan di Rumah Sakit yang bekerjasama dengan pemerintah daerah. 4. Pelayanan diberikan di Pukesmas perawatan dan ruang rawat inap kelas 3 di Rumah sakit Pemrintah dan Rumah Sakit Swasta yang bekerjasama dengan pemerintah daerah. (Dinas kesehatan kota Jambi) 5. Pada keadaan gawat darurat seluruh pemberi pelayanan kesehatan (PPK) wajib memberikan pelayanan kepada peserta walaupun tidak sebagai PPK jaringan Jamkesmas sebagai sebagian dari fungsi sosisal PPK, selanjutnya PPK tersebut segera merujuk ke PPK jaringan Jamkesmas untuk penangan lebih lanjut. 6. Pelayanan obat di Pukesmas beserta jaringanya dan di rumah sakit dengan ketentuan sebagai berikut : a. Obat yang diberikan untuk peserta Jamkesmas adalah obat pelayanan kesehatan dasar (PKD) yang tersedia di Pukesmas dan jaringannya. b. Obat yang diberikan untuk peserta Jamkesmas di rumah sakit adalah obat dan habis pakai di Rumah Sakit mengacu pada Formularium obat Jamkesmas

c. Apabila terjadi kekurangan atau ketiadaan obat sebagaimana dimaksud pada huruf a maka pemenuhan kebutuhan obat masih dapat mengajukan permintaan Buffer Stock yang ada di Provinsi d. Apabila terjadi kekurangan atau ketiadaan obat sebagaima dimaksud pada huruf b maka Rumah Sakit berkewajiban memenuhi obat tersebut melalui koordinasi dengan Dinas Kesehatan e. Pemberiaan obat untuk pasien Rawat Jalan tingkat pertama (RJPP) dan Rawat jalan tingkat lanjut (RJTL) diberikan selama 3 hari kecuali untuk penyakit-penyakit kronis tertentu dapat diberikan lebih dari 3 hari sesuai dengan ketentuan medis f. Instalasi Farmasi atau Apotik dapat mengganti obat sebagaimana dimaksud pada huruf b dengan obat-obatan sejenis dan harganya sepadan dengan sepengetahuan dokter penulis resep. g. Pada kasus-kasus diagnosis sederhana dokter yang memeriksa harus mencantumkan nama jelas serta menandatangani berkas pemeriksaa (Resume Medik) h. Pada kasus-kasus dengan diagnosa yang komplek harus dicantumkan nama dokter yang memeriksa dengan diketahui oleh Komite Medik Rumah sakit i. Pembayaran pelayanan kesehatan mengacu pola tarif paket jamkesmas (INADRG) j. Vertifikasi pelayanan di pukesmas dilaksanakan oleh tim pengelola Jamkesmas Kota Jambi. k. Vertifikasi pelayanan jamkesmas di rumah sakit dilaksaanakan oleh pelaksana vertifikasi Indepent. l. Pesereta tidak dikenakan biaya termasuk menebus resep obat di Apoti Rumah sakit. m. Dokter dilarang memberikan resep obat, bahan medis habis pakai dan vaksin kepada peserta untuk di beli pada Apotik di luar Rumah Sakit.

4.2 Pelayanan Jamkesmasda Setiap peserta Jamkesmasda berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang meliputi: a. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) b. Pelayanan Rawat inap tingkat pertama (RITP) c. Pelayanan pertolongan persalinan d. Pelayanan gawat darurat e. Pelayanan Rawat jalan tingkat lanjutan (RJTL) f. Pelayanan Rawat inap tingkat lanjutan (RITL) 1. Pelayanan kesehatan sebagai mana dimaksud diatas menerapkan pelayanan berjenjang berdasarakan rujukan 2. Perawatan Rawat jalan tingkat pertama sebagaiman dimaksud diatas pada huruf a diberikan dipukesmas dan jaringannya, perawatan rawat jalan lanjutan diberikan dirumah sakit H. Abdul Manap, Raden Mattaher, Rumah Sakit jiwa dan rujukan luar daerah Provinsi. 3. Pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud di ats pada huruf b diberikan di pukesmas perawatan dan ruang rawat inap kelas 3 di rumah sakit H. Abdul Manap, Raden Mattaher, Rumah Sakit jiwa dan rujukan luar daerah Provinsi. 4. Pelayanan gawat darurat sebagai manan dimaksud diatas pada huruf d seluruh pemberi pelayanan kesehatan (PPK) wajib memberikan pelayanan kepada peserta walaupun tidak sebagai PPK jaringan Jamkesmasda sebagai bagian dari fungsi PPK, selanjutnya PPK tersebut segera merujuk ke PPK jaringan jaringan Jamkesmasda untuk penangan lebih lanjut. 5. Pelayanan obat di Pukesmas beserta jaringanya dan di rumah sakit H Abdul manap dengan ketentuan sebagai berikut : a. Obat yang diberikan untuk peserta Jamkesmasda di pukesmas adalah obat pelayanan kesehatan dasar (PKD) yang tersedia di Pukesmas dan jaringannya. b. Obat yang diberikan untuk peserta Jamkesmasda di rumah sakit adalah obat dan habis pakai di Rumah Sakit sesuai dengan DPHO.

10

c. Pemberiaan obat untuk pasien Rawat Jalan tingkat pertama (RJPP) dan Rawat jalan tingkat lanjut (RJTL) diberikan selama 3 hari kecuali untuk penyakit-penyakit kronis tertentu dapat diberikan lebih dari 3 hari sesuai dengan ketentuan medis. d. Instalasi Farmasi atau Apotik dapat mengganti obat sebagaimana dimaksud pada huruf b dengan obat-obatan sejenis dan harganya sepadan dengan sepengetahuan dokter penulis resep. e. Pada kasus-kasus diagnosis sederhana dokter yang memeriksa harus mencantumkan nama jelas serta menandatangani berkas pemeriksaa (Resume Medik) f. Pada kasus-kasus dengan diagnosa yang komplek harus dicantumkan nama dokter yang memeriksa dengan diketahui oleh Komite Medik Rumah sakit g. Pesereta tidak dikenakan biaya termasuk menebus resep obat di Apoti Rumah sakit. h. Dokter dilarang memberikan resep obat, bahan medis habis pakai dan vaksin kepada peserta untuk di beli pada Apotik di luar Rumah Sakit. 4.3 Prosedur pelayanan Jamkesmas dan jamkesda Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta sebagai berikut : a. Peserta yang memelurkan pel;ayanan kesehatan dasar berkunjung ke pukesmas dan jaringannya. b. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan peserta harus menunjukkan kartu identitas jamkesmas dan jamkesda c. Peserta yang memelurkan pelayanan rujukan maka yang bersangkutan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan disertai surat rujukan dari pukesmas dan kartu peserta yang ditumjukkan sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, keculai kasus emergensi

11

Pelayanan rujukan sebagaimana dimaksud diatas pada huruf c meliputi : a. Pelayanan rawat jalan lanjutan spesialistik di rumah sakit b. Pelayanan rawat inap kelas 3 di rumah sakit c. Pelayanan obat-obatan d. Pelayanan rujukan spesimen dan penunjang diagnostik II.5. PENDANAAN DANA 5.1 Pendanaan Jamkesmas Dana program jamkesmas di puskesmas dan jaringannya bersumber dari DIPA sekretarian Ditjen Bina kesehatan Masyarakat. 1. Alokasi dana program Jamkesmas merupakan satu kesatuan untuk pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya. 2. Alokasi dana sebagaimana dimaksud pada angaka 1 untuk setiap pukesmas di tetapkan denga keputusan kepala dinas kesehtan berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan tetang alokasi dana perkabupaten atau Kota. 5.2 Jamkesmasda Dana program Jamkesmasda di pukesmas dan jaringannya bersumber dari APBD kota Jambi 1. Alokasi dana program Jamkesmasda merupakan satu kesatuan untuk pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya. 2. Alokasi dana sebagaimana dimaksud pada angaka 1 untuk setiap pukesmas di tetapkan denga keputusan kepala dinas kesehatan Kota jambi setelah mendapatkan ketetapan oleh walikota Jambi 3. Alokasi dana tiap pukesmas dihitung berdasarakan jumlah masyarakat miskin di kali Rp. 1000. Dikali 12 bulan. 4. Alokasi dana jamkesmasda setiap pukesmas dibayarkan langsung kepukesmas melalui rekening Giro POS pada masing-masing Puskesmas.

12

5.3 Pencairan dan Pemanfaatan Dana di Puskesmas a. Puskesmas membuat Plan Of Action (POA) yang telah dibahas dan disepakati sebelumnya pada forum lokakarya mini Puskesmas. b. Kegiatan dan pembiayaan sebagaimana yang dimaksud pada huruf a disepakati oelh Tim Pengelola jamkesmas kota jambi dalam Minilokakarya setiap bulan. c. Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada huruf b disetuji oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi. d. Pencairan dana berikutnya dilakukan dengan tetap membuat: 1. Rencana kegiatan dan pembiayaan (POA) dari hasil minilokakarya; dan 2. Membuat laporan pemanfaatan dana sebelumnya dan laporan hasil kegiatan. e. Laporan sebagaimana dimaksud dalam huruf d divertifikasi oleh Tim Pengelola Jamkesmas Dinas Kesehatan Kota Jambi. II.6 PEMANFAATAN DANA Pemamfaatan dana Jamkesmas dan Jamkesmasda 1. Setiap peserta Jamkesmas dan Jamkesmasda yang memperoleh pelayanan kesehatan dikenakan retribusi sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku. 2. Retribusi jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada angka 1 disetor ke kas Daerah. 3. Penyetoran sebagaimana dimaksud diatas untuk rawat jalan disetorkan sebanyak 55% sedangkan sisanya 45% digunakan langsung untuk jasa medis dan jasa sarana. 4. Penyoran sebgai mana maksud diatas untuk raway inap disetorkan sebanyak 100% sedangkan, jasa medis dan jasa sarana diberikan dengan rincian sebagai berikut : a. Jasa medis 20 % b. Jasa sarana 20%

13

5. Besarnya biaya jasa pelayanan di tentukan sebagai berikut : a. Pelayanan rawat inap paket Rp. 50.000/hari b. Pertolongan pertolongan persalinan normal Rp. 480.000 c. Pertolongan persalinan dengan penyulit paket Rp. 700.000/persalinan d. Pelayannan spesialis Rp. 20.000/konsultasi e. Transportasi rujukan kendaraan roda empat f. Transportasi pengatar laporan jamkesmasda g. Transportasi Pusling II.7. PEMBAYARAN DAN PERTANGGUNJAWABAN DANA DI PUKESMAS Pembayaran ke Puskesmas dan jaringannya harus dipertanggung jawabkan dengan dilakukan verifikasi pelayanan meliputi: RJTP (jumlah kunjungan dan rujukan), RITP, Persalinan, Transportasi Rujukan, Pelayanan Spesialistik oleh Tim Pengelola JAMKESMAS Kabupaten/Kota. 4 Verifikasi Verifikasi adalah kegiatan penilaian administrasi klaim yang diajukan PPK yang dilakukan oleh Pelaksana Verifikasi dengan mengacu kepada standar penilaian klaim. Tujuan dilaksanakannya verifikasi adalah diperolehnya hasil pelaksanaan program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin yang menerapkan yang prinsip kendali biaya dari dan kendali TT mutu. yang Tiap-tiap tersedia di RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM akan ditempatkan pelaksana verifikasi jumlahnya diperhitungkan jumlah RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan beban kerja. 4 Verifikasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat meliputi: verifikasi administrasi kepesertaan, administrasi pelayanan dan administrasi keuangan. Pelaksana Verifikasi dalam melaksanakan tugas sehari-hari di RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM berdasarkan beban kerja di bawah koordinasi Tim Pengelola JAMKESMAS Kabupaten/ Kota. 4

14

Pelaksana verifikasi ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi atas nama Menteri Kesehatan yang ditugaskan untuk melaksanakan penilaian administrasi klaim yang diajukan PPK, dengan mengacu kepada standar penilaian klaim, dan memproses klaim sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya. 4 Proses verifikasi dalam pelaksanaan JAMKESMAS, meliputi: 4 1. Pengecekan kebenaran dokumen identitas peserta program Jaminan Kesehatan Masyarakat 2. Pengecekan adanya Surat Rujukan dari PPK dan Penerbitan SKP (Surat Keabsahan Peserta), (1 dan 2) Oleh PT Askes. 3. Proses memastikan dikeluarkannya data entry rekapitulasi pengajuan klaim oleh petugas RS sesuai dengan format pengajuan klaim 4. Pengecekan kebenaran penulisan paket/diagnosa, prosedur, No. Kode 5. Pengecekan kebenaran besar tarif sesuai paket/diagnosa, prosedur, No. Kode 6. Pengiriman rekapitulasi pengajuan klaim yang di tanda tangani oleh Direktur RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM ke TIM Pengelola JAMKESMAS Pusat, tembusan Tim Pengelola JAMKESMAS Propinsi/Kabupaten/Kota 7. Mengirim laporan rekapitulasi dan realisasi ke Tim pembayaran Pengelola klaim Pusat, RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM Propinsi,Kabupaten/Kota.

15

BAB III MASALAH-MASALAH JAMKESMAS DAN JAMKESMASDA DI PUKESMAS PUTRI AYU III.1. KEPESERTAAN JAMKESMAS DI PUSKESMAS PUTRI AYU Peserta program Jamkesmas dan jamkesmasda adalah setiap orang miskin dan tidak mampu. Data tersebut bersumber dari data badan pusat statistik (BPS). Berdasarkan kuota kabupaten/kota, Bupati dan Walikota telah menetapkan peserta di wilayahnya dan telah menjadi kepesertaan Jamkesmas nasional. Bila masih ada yang miskin dan perlu pengobatan tetapi tidak masuk dalam SK bupati (diluar kuota) pendanaanya menjadi tanggung jawab pemerintah Provinsi, kabupaten dan kota dengan memberikan kepesertaan Jamkesda/Jamkesmasda. Semua peserta Jamkesmas dan jamkesmasda mendapatkan kartu kepesertaan yang dapat digunakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 1 Sampai saat ini belum semua database sasaran 76,4 juta jiwa dapat didistribusikan kartunya terutama terhadap gelandangan, pengemis dan anakanak terlantar yang sulit untuk di data, double entri, peserta pindah daerah, kelahiran baru dan meninggal dunia.1

Tabel 1. Jumlah keluarga miskin peserta program Jamkesmas Kota Jambi tahun 2008 di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu.

16

No 1 2 3 4

Kelurahan Sungai Putri Murni Solok Sipin Legok Total

Jumlah KK 473 384 1104 2110

Jumlah jiwa 2483 3806 4651 8950

CBR 0,0302 0,0218 0,0237 0,0237

Bayi 75 83 110 212

Bumil 82 91 121 233

Pada tabel 1. tampak bahwa peserta Jamkesmas di empat kelurahan yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas putri ayu yang telah memiliki kartu adalah sebanyak 4071 KK atau sebanyak 19890 jiwa. Tabel 2 Peserta JAMKESMASDA tahun 2008 di wilayah kerja Pukesmas Putri Ayu NO. 1. 2. 3. 4. Total Kelurahan Sungai Putri Murni Solok Sipin Legok Jumlah jiwa 676 2.43 2.148 9

Pada tabel 2. tampak bahwa peserta Jamkesmas di empat kelurahan yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas putri ayu yang telah memiliki kartu adalah sebanyak 3076 jiwa. Pada laporan tahunan 2010 Puskesmas Putri Ayu terdapat data sebagi berikut : 1. Jumlah penduduk di wilayah kerja pukesmas Putri Ayu berdasarkan data akhir tahun 2010 adalah 39.195 jiwa dengan rincian : a. Legok b. Murni : 14.420 : 5.384

17

c. Sungai Putri d. Solok Sipin a. Legok b. Murni c. Sungai Putri d. Solok Sipin

: 9.168 : 10.223 : 2.676 : 1.125 : 1.674 : 2.117

2. Jumlah kepala keluarga

3. Sedangkan jumlah Keluarga miskin yang ada 14.616 yang diambil dari angka kepesertaan Jamkesmas sebanyak 10.111 dan Jamkesmasda 4.505. Kepesertaan JAMKESMAS dan JAMKESMASDA merupakan salah satu

masalah yang dihadapi di Puskesmas Putri Ayu yaitu diantaranya : 1. Pertama dilihat dari jumlah data peserta jamkesmas dan jamkesmasda tahun 2008 dan pada data yang terdapat pada laporan tahunan 2010 yang berbeda jumlahnya, untuk itu sebaiknya peserta Jamkesmas dan Jamkesmasda harus dilakukan pendataan ulang mengingat banyaknya warga yang masih membutuhkan. 2. Kepesertaan yang dirasakan kurang merata ini dilihat dari sebagian pasien yang berobat adalah masyarakat miskin namun tidak memiliki kartu peserta JAMKESMAS dan JAMKESMASDA. Hal ini diungkapkan oleh Petugas puskesmas : .. tidak semua masyarakat miskin yang berobat memiliki kartu peserta Jamkesmas dan Jamkesmnasda, ada sebagian yang tidak menjadi peserta, nah inilah salah satu masalah disini, mungkin mereka tidak terdata atau karena tempat tinggal yang berpindah-pindah sehingga tidak terdata sebagai orang miskin.. 3. Kepersertaan yang dirasakan kurang adil Ini dingungkapkan oleh petugas pukesmas dan beberapa keluarga pasien yang di wawancarai mengatakan :

18

..........ada beberapa pasien yang benar-benar membutuh yang tidak mampu/ miskin yang layak mendapatkan kartu Jamkesmas dan Jamkesmada tapi tidak memliki kartu tersebut dikarenakan alasan kuota yang sudah habis. Sebaliknya ada juga beberapa pasien yang dilihat secara ekonomi mampu namun mendapatkan kartu Jamkesmas/Jamkesmasda dengan beberapa alasan bahwa mereka hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari namun tidak mampu untuk berobat ketika sakit 4. Prosedur kepengurusan untuk menjadi peserta Jamkesmasda Dari beberapa pasien yang diwawancari mengatakan prosedurnya terlalu panjang (ribet), membingungkan dan tidak dimengerti oleh beberapa orang (mungkin salah satunya disebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat) sehingga banyak masyarakat miskin yang belum mengurus kartu Jamkesmasda dan hanya mengurus ketika benar-benar perlu (kepepet) yaitu ketika sudah di rawat di Pukesmas ini dilihat dari bebrapa pasein yang dirawat di pukesmas yang tidak memiliki kartu Jamkesmasda dan ingin mengurus kartu tersebut karena merasa tidak mampu dan layak mendapatkan Jamkesmasda. Wawancara dari petugas pukesmas : .. sejauh ini masyarakat miskin yang belum memuliki kartu peserta JAMKESMAS dan JAMKESMASDA tetap dilayani dan mereka disuruh untuk meminta surat keterangan tidak mampu ke RT tempat tinggalnya ..

Sampai saat ini belum semua database sasaran 76,4 juta jiwa dapat didistribusikan kartunya terutama terhadap gelandangan, pengemis dan anakanak terlantar yang sulit untuk di data, double entri, peserta pindah daerah, kelahiran baru dan meninggal dunia.

19

Melihat dari berbagai permasalahan yang ada dalam pelaksaan Jamkesmas dan Jamkesmasda menyebabkan tujuan dan sasaran di laksakannya program tersebut belum dapat tercapai secara optimal. III.2. PENDANAAN DAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMKESMAS DAN JAMKESMASDA Sumber pendanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat sektor (JAMKESMAS) di Puskesmas Putri Ayu berasal dari APBN

kesehatan yang diberikan setiap satu tahun sekali. Alokasi dana di hitung berdasarkan jumlah sasaran JAMKESMAS di wilayah Puskesmas Putri Ayu (kuota) dikalikan Rp. 1.000,- dikalikan 12 bulan. Pembagian dana kepada Puskesmas diatur oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.1 Dana untuk kegiatan pelayanan kesehatan program Jamkesmas di Puskesmas Putri Ayu dan jaringannya disalurkan melalui PT.Pos Indonesia (Persero). Untuk pencairan/pengambilan dana dari rekening giro Puskesmas, Puskesmas Putri Ayu membuat Plan Of Action (POA) kegiatan dan pembiayaannya. Berdasarkan POA tersebut Puskesmas mengusulkan pencairan dana sebagai uang muka kegiatan (POA bulan pertama) kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Pencairan dana bulan berikutnya tetap dengan membuat POA dan laporan pemanfaatan dana sebelumnya serta dilampiri laporan bulanan hasil kegiatan. Seperti yang diungkapkan oleh pengurus Jamkesmas di Puskesmas Putri Ayu: .. dana program Jamkesmas ini disalurkan melalui Giro Pos, dan untuk mencairkan dana, kita membuat POA kegiatan dan pembiayaannya untuk mendapat rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kota untuk pencairan dana. Dana tidak bisa dicairkan jika pada bukti pengambilan tidak disahkan oleh kepala dinas kesehatan kota .. Puskesmas tidak diperbolehkan mencairkan dana dari rekening giro pos Puskesmas apabila bukti pengambilan/slip tidak disahkan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk.

20

Puskesmas Putri Ayu merupakan pusat pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama dan pelayanan rawat inap. 1. Pelayanan yang diberikan baik dan tidak membedakan antara pasien JAMKESMAS, JAMKESMASDA ataupun pasien umum. Hal ini didapat dari wawancara dengan beberapa pasien JAMKESMAS dan JAMKESMASDA: .. kami dilayani dengan baik dan cepat, tidak dipersulit. Begitu datang, kami ke loket mengambil kartu berobat kemudian keruang dokter setelah itu kami ke apotek untuk mengambil obat .. 2. Pada pasien yang mau berobat memakai kartu jamkesmas untuk sementara waktu di rujuk ke rumah sakit lanjutan ini disebabkan oleh belum adanya pemberitahuan secara tertulis dari Dinkes mengenai pemberhentian dana Jamkesmas. III.3 SISTEM RUJUKAN Dari beberapa wawancara dengan pasien peserta JAMKESMAS, pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan di Puskesmas, namun mereka sedikit dipusingkan dengan sistem rujukan yang mengharuskan mereka ke rumah sakit kota terlebih dahulu sebelum akhirnya mereka dirujuk ke rumah sakit Raden Mattaher. Peserta tidak diperbolehkan langsung berobat ke rumah sakit tanpa melalui pelayanan di Puskesmas dan jaringannya. Dikarenakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta menerapkan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan. Sistem rujukan inilah yang mengharuskan mereka untuk di rujuk ke rumah sakit kota dahulu. Pasien yang baru pertama kali mengalami sistem rujukan ini biasanya tidak terlalu keberatan, lain halnya dengan pasien yang sudah pernah dirujuk sebelumnya, mereka akan meminta agar langsung di rujuk ke rumah sakit Raden Mattaher. Pada prakteknya sisitem rujukan macam masalah banyak mengalami berbagai ini dilihat dari hasil wawancara petugas pukesmas dan

21

beberapa pasien yang berobat ke pukesmas Putri Ayu yang tidak mau mengikuti sistem rujukan ada beberapa pasien yang datang ke pukesmas Putri Ayu : 1. Hanya meminta Rujukan untuk berobat ke rumah sakit tanpa berobat dahulu di pukesmas putri ayu dengan berbagai alasan diantaranya sudah berobat di RS tersebut sebelumnya, pasienya sedang di rawat di RS tersebut dan lain sebagainya. 2. Tidak mau dirujuk ke Rumah sakit Kota pengen langsung dirujuk ke RS Raden Mattaher Jambi. 3. Ada juga pasien yang tidak mau dirujuk ke Rumah sakit dan hanya mau berobat di Pukesmas Putri Ayu saja dikarenakan alasan keyamanan dan kepuasaan pelayanan kesehatan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. KESIMPULAN

22

a) Jamkesmas merupakan program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin, sedangkan Jamkesda/Jamkesmasda merupakan program bantuan social untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu disuatu daerah program ini diselenggarakan secara nasional namun pelaksanaannya hanya bisa dilakukan didaerah yang berlaku saja. Fasilitas yang diberikan sama hanya berbeda dari ketentuan berlakunya dan juga penanggung jawab dananya. b) Berdasarkan data dari laporan tahunan , tahun 2010 jumlah keluarga miskin yang ada di wilayah kerja Pukesmas Putri Ayu adalah sebanyak 14.616 jiwa yang diambil dari angka kepesertaan Jamkesmas sebanyak 10.111 dan Jamkesmasda 4.505. Kepesertaan JAMKESMAS dan JAMKESMASDA merupakan salah satu masalah yang dihadapi di Puskesmas Putri Ayu diantaranya mengenai: Kepesertaan yang dirasakan kurang merata Kepersertaan yang dirasakan kurang adil Prosedur kepengurusan untuk menjadi peserta Jamkesmasda

c) Sistem rujukan yang diterapkan kepeda peserta JAMKESMAS dan JAMKESMASDA tersebut sudah di coba sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku, namun pada kenyataannya dilapangan prosedur tersebut malah membuat rasa ketidaknyamanan dan menimbulkan opini yang secara tidak langsung menjelaskan rasa ketidakpuasan peserta jamkesmas dan jamkesmasda. V.2. SARAN

23

Melihat dari berbagai permasalahan yang ada pada pelaksaanan Program Jamkesmas dan Jamkesmasda untuk itu diperlukan suatu tindaka lanjut untuk mengatasi masalah- masalah yang ada dalam pelaksanaan Program tersebut ubtuk mencapai tujuan yang optimal yaitu diantaranya dengan cara : Pertama, kepesertaan Jamkesmas belum mencakup semua masyarakat miskin, masih ada sebagian masyarakat miskin yang tidak menjadi peserta Jaminan kesehatan masyarakat tersebut. Untuk itu diharapkan pendataan terhadap masyarakat miskin hendaknya dilakukan lebih gencar dan terkoordinir dengan baik agar tidak ada masyarakat miskin yang tidak masuk dalam database Jamkesmas. Bila perlu data masyarakat miskin di kawasan kerja Puskesmas segera diterbitkan, untuk dilakukan up dating data, serta dibuat petunjuk pelaksanaan pencetakan kartu jamkesmas baru pengganti peserta yang meninggal dunia, pindah atau bayi baru lahir. Promosi kepada masyarakat mengenai program Jamkesmas ini hendaknya juga lebih gencar dilakukan, mengingat sebagian masyarakat yang tinggal di derah pelosok mungkin belum mengetahui tentang adanya program Jamkesmas dan Jamkesmasda ini yang dapat mereka gunakan untuk berobat gratis. Kedua permasalahan mengenai sistem merujuk pasien peserta Jamkesmas dan jamkesmasda dimana pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta Jamkesmas menerapkan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan. Peserta Jamkesmas dan jamkesmasda mungkin belum mengetahui mengenai sistem pelayanan ini karena kurangnya sosialisasi mengenai program Jamkesmas dan Jamkesmasda ini. Karena itu diharapkan dapat diadakan suatu penyuluhan kepada peserta mengenai pelayanan yang bias mereka dapatkan dari program jaminan kesehatan ini termasuk system rujukan yang diterapkan kepada peserta Jamkesmas dan Jamkesmasda. Dengan memperhatikan keterbatasan masyarakat tersebut, Puskesmas diharapkan dapat lebih meningkatkan dan memperbanyak upaya-upaya kesehatan diluar gedung untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada

24

masyarakat sehingga cakupan akan meningkat sehingga seluruh masyarakat khususnya masyarakat miskin dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar. Dalam pembuatan tugas ini tugas ini, terima kasih. belumlah sempurna maka kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan dari

25

DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes RI. (2009). Petunjuk Teknis Program Jaminan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas dan Jaringannya tahun 2009. Jakarta 2. Mukti A.G. Sistem Jaminan Kesehatan : Konsep Desentralisasi Terintegrasi. Yogyakarta. Magister Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. 2008. Hal : 65-67. 3. Prapatan. Bupati/Walikota Diminta Segera Tetapkan Data Peserta Akseskin. 2008. Di unduh dari : http://prapatan.dkk-bpp.com. Di akses pada tanggal 25 November 2010. 4. Depkes RI (2008). Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehata Masyarakat (JAMKESMAS). 2008. Jakarta.
5. Profil Puskesmas. Diunduh dari: http://puskesmastanjungpinang.wordpress.com.

Di akses pada tanggal 25 November 2010. 6. Mukti A.G. Good Govermance dalam Pembiayaan Pelayanan Kesehatan. Magister KP-MAK. FK UGM. Yogyakarta. 2007 7. Azwar, A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara. 1996. Jakarta.

26

You might also like