You are on page 1of 38

1

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan Industri yang bergerak maju dengan pesat, akan menuntut penyediaan energi yang cukup besar pula, terlebih lagi pada negara-negara berkembang. Pembangkit tenaga listrik merupakan salah satu penyedia yang memiliki kontribusi yang sangat penting di antara penunjang-penunjang energi lain. Berbagai macam sumber energi yang dapat digunakan pada suatu pusat pembangkit listrik dapat di kategorikan sebagai berikut : 1. Sumber energi dari alam seperti air, panas bumi, angin, matahari. 2. Sumber energi dalam bentuk bahan bakar seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Sumber energi tersebut bisa di gunakan dalam PLTA, PLTU, PLTG. Salah satu pusat pembangkit tenaga yang menghasilkan energi listrik adalah PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas). Perubahan energi yang terjadi di awali dengan perubahan energi yang terkandung dalam uap panas di dalam bumi yang tersalurkan keluar dari celah di kerak bumi. Kemudian panas tersebut di gunakan untuk menggerakkan turbin yang di teruskan untuk menggerakkan generator. Generator mengubah dari energi mekanis ke energi listrik. Dengan adanya Kunjungan Kerja Lapangan (KKL) mahasiswa Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Non Reguler Kerjasama PT.PLN (Persero) ke lokasi-lokasi pembangkit listrik diatas yang telah kami adakan diharapkan dapat menumbuhkan pengetahuan kami di bidang

pembangkitan tenaga listrik di Indonesia. Dalam hal ini, mahasiswa juga diharuskan untuk melakukan evaluasi selama kami melakukan kunjungan berupa laporan sebagai informasi, pengetahuan, pengalaman serta paling tidak kami akan mengerti apa yang akan kami hadapi setelah kami lulus nanti.

1.2

Pembatasan Masalah Laporan Kunjungan Kerja Lapangan ini disusun secara khusus untuk

membahas mengenai PLTP Darajat UBP Kamojang, yang mencakup komponen komponen utama, proses produksi serta dampak dan pemakaian energi listrik dari pembangkitan ini.

1.3

Maksud dan Tujuan Kegiatan Maksud dan tujuan pelaksanaan Kunjungan Kerja Lapangan ini adalah

untuk memenuhi kebutuhan sks dalam menempuh jenjang pendidikan Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Non Reguler Kerjasama PT.PLN (Persero). Secara garis besar tujuan dari Kunjungan Kerja Lapangan ini adalah supaya penulis mengetahui aplikasi teori dengan keadaan di lingkungan kerja PT. PLN (Persero), khususnya di PT. Indonesia Power UBP Kamojang. Adapun secara lebih detail Kuliah Kerja Lapangan ini bertujuan : 1. Bagi mahasiswa a. Menambah wawasan pengetahuan mengenai proses produksi tenaga listrik di PLTA, PLTU, PLTGU, PLTP maupun PLTD serta pada proses penyebarannya melalui Gardu Induk PLN. b. Untuk memperoleh kesempatan dalam menganalisa permasalahan yang ada di lapangan berdasarkan teori yang di peroleh selama proses belajar. c. Untuk memperoleh wawasan tentang dunia kerja. 2. Bagi institusi pendidikan a. Menjalin kerjasama antara pihak universitas dengan dunia industri. b. Mendapatkan bahan masukan pengembangan teknis pengajaran antara link and match dunia pendidikan dan dunia kerja. c. Untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi. 3. Bagi perusahaan : a. Membina hubungan baik dengan pihak instituisi pendidikan dan siswanya.

b.

Untuk merealisasikan partisipasi dunia usaha terhadap pengembangan dunia pendidikan.

1.4

Manfaat Kegiatan Diharapkan setelah melakukan kunjungan kerja lapangan ini, mahasiswa

diharapkan dapat : 1. Mempelajari cara kerja dan pengoperasian pembangkit listrik dari bahan dasar primer (seperti air, gas, gas uap, panas bumi serta solar). 2. Mengetahui setiap pengaturan pengaturan yang berkaitan dengan setiap kegiatan pembangkitan listrik. 3. Mengetahui cara cara perawatan (maintenance) pada setiap komponen komponen pembangkit listrik yang bersangkutan. 4. Mengetahui berbagai aplikasi peralatan di berbagai pusat pembangkitan listrik. 5. Mendapatkan gambaran dunia kerja.

1.5

Waktu dan Tempat Kegiatan Kegiatan Kunjungan Kerja Lapangan (KKL) kami adakan mulai tanggal 3

sampai 7 September 2012 dengan rincian sebagai berikut : Kunjungan pertama tanggal 3 September 2012 pukul 08.00 WIB di Gardu Induk Ungaran, Jawa Tengah. Kunjungan kedua tanggal 3 September 2012 pukul 14.00 WIB di PT.Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Mrica Sub Unit PLTA Garung,

Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Kunjungan ketiga pada tanggal 4 September 2012 pukul 09.30 WIB di PT.Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Kamojang Sub Unit PLTP Darajat, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kunjungan keempat pada tanggal 5 September 2012 pukul 08.00 di PT.Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkitan Muara Karang (PLTU dan PLTGU), Jakarta.

Kunjungan kelima pada tanggal 5 September 2012 pukul 13.00 WIB di PT.Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Priok Sub Unit PLTD Senayan.

1.6

Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan data adalah suatu cara penulisan yang digunakan

untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap, tepat, jelas yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan Kunjungan Kerja Lapangan. Metode yang kami gunakan dalam pembuatan laporan kegiatan Kunjungan Kerja Lapangan tersebut adalah : 1. Metode Observasi Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan, dalam hal ini kami secara langsung datang ke tempat lokasi pembangkit listrik tersebut berada, dengan tujuan agar mendapatkan gambaran nyata tentang proses Power Plant di pembangkit listrik 2. Metode Wawancara Metode wawancara kami gunakan dengan cara bertanya langsung kepada petugas di lapangan agar mendapatkan penjelasan secara langsung mengenai segala sesuatu tentang pembangkit listrik. 3. Metode Studi Literatur Metode ini kami gunakan dengan membaca dan mempelajari buku panduan maupun softcopy yang diberikan dari pihak pemateri agar dapat melengkapi laporan yang kami buat.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


2.1 Sejarah Perusahaan Unit PLTP Darajat merupakan salah satu Unit Pembangkit Panas Bumi, unit PLTP Darajat terletak di kaki Gunung Papandayan dan lokasi Unit PLTP Darajat terletak di Kampung CileuleuyDesa Padawaas, Kecamatan Samarang Kabupaten Garut pada ketinggian 1750 meter diatas permukaan laut. Dengan perkiraan mengandung energi panas bumi yang setara dengan 200 MW energi listrik dalam waktu 25 tahun.Saat ini, UBP Kamojang mengoperasikan PLTP dengan kapasitas total sebesar 375 MW. GENERATING UNIT Kamojang 1 Kamojang 2 Kamojang 3 Darajat 1 Gunung Salak 1 Gunung Salak 2 Gunung Salak 3 DAYA TERPASANG 30 MW 55 MW 55 MW 55 MW 55 MW 55 MW 55 MW Mitsubishi Mitsubishi Mitsubishi Mitsubishi Ansaldo Ansaldo Ansaldo MANUFACTURER TAHUN OPERASI 1982 1987 1987 1994 1994 1994 1997

Tabel 2.1 Daya Terpasang Indonesia Power UPB Kamojang


Catatan (Note) : PLTP Gunung Salak Unit I, II dan III telah ditingkat masing-masing menjadi 60 MW pada 2005

UBP Kamojang mulai beroperasi pada 22 Oktober 1982 walaupun secara resmi Presiden Soeharto baru meresmikan operasi Unit I pada 7 Februari 2003.Pembangunan PLTP di Sub UBP Darajat diselesaikan pada 1993, mulai beroperasi pada 6 Oktober 1994, diikuti dengan pembangunan PLTP di Sub UBP Gunung Salak yang terdiri Unit I yang mulai beroperasi pada 12 Maret 1994, Unit II yang mulai beroperasi pada 12 Juni 1994 dan Unit III yang beroperasi pada 16 Juli 1997.

Pada awal operasinya Unit Gunung Salak I, II, dan III kapasitas terpasang masing masing unit adalah 55 MW, pada 2005 kapasitas unit ditingkatkan (uprated) menjadi masing masing 60 MW. Panas bumi adalah energi terbarukan yang bersih dan memiliki beberapa keunggulan: mudah didapat secara kontinyu dalam jumlah besar, ketersediaannya tidak terpengaruh oleh cuaca, bebas polusi udara karena tidak menghasilkan gas berbahaya. Lapangan panas bumi Kamojang diperkirakan memiliki potensi energi sebesar 300 MWe. Indonesia merupakan negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia dengan potensi energi panas bumi sebesar 27 Gwe (Potensi Panas Bumi dunia 50 Gwe). Potensi ini perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dan mengurangi ketegantungan terhadap energi fosil yang semakin menipis.Saat ini, UBP Kamojang mengoperasikan PLTP dengan kapasitas total sebesar 375 MW.

2.2

Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Nilai PT. Indonesia Power PT. Indonesia Power sebagai perusahaan memiliki visi, misi, motto, dan

tujuan. a. Visi PT. Indonesia Power: Visi PT.Indonesia Power adalah menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan lingkungan. Penjabaran Visi : 1. Maju, berarti perusahaan bertumbuh dan berkembang sehingga menjadi perusahaan yang memiliki kinerja setara dengan perusahaan sejenis di dunia 2. Tangguh, memiliki sumber daya yang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan sulit disaingi. Sumber daya PT. Indonesia Power berupa manusia, mesin, keuangan maupun sistem kerja berada dalam kondisi prima dan antisipatif terhadap setiap perubahan 3. Andal, sebagai perusahaan yang memiliki kinerja memuaskan stakeholder.

4. Bersahabat dengan lingkungan, memiliki tanggung jawab sosial dan keberadaannya bermanfaat bagi lingkungan b. Misi PT. Indonesia Power: Misi PT. Indonesia Power adalah melakukan usaha dalam bidang pembangkitan tenaga listrik dan mengembangkan usaha-usaha lain yang berkaitan berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat, guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang. c. Motto Motto PT. Indonesia Power adalah Bersama...kita maju. d. Tujuan Tujuan PT. Indonesia Power adalah : 1. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan. 2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan. 3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh

pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan. 4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi, maupun kelestarian lingkungan. 5. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat di atas saling menghargai antar karyawan dan mitra serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme. e. Nilai Perusahaan : IP-HaPPPI 1. INTEGRITAS Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik kepada Perusahaan.

2. PROFESIONAL Menguasai pengetahuan, ketrampilan, dan kode etik sesuai dengan bidang pekerjaanya. 3. HARMONI Serasi, selaras, dan seimbang dalam pengembangan kualitas pribadi, hubungan dengan stakeholder, dan hubungan dengan lingkungan hidup. 4. PELAYANAN PRIMA Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan stakeholder. 5. PEDULI Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stakeholder serta memelihara lingkungan sekitar. 6. PEMBELAJAR Terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta kualitas diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan kemudian berbagi dengan orang lain.
7. INOVATIF

Terus-menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru dalam usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik proses maupun produk dengan tujuan peningkatan kinerja.

2.3

Makna Bentuk dan Warna Logo Logo PT. Indonesia Power adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Logo Indonesia Power Makna bentuk dan warna logo PT. Indonesia Power (perusahaan) merupakan cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya.

Secara keseluruhan nama Indonesia Power merupakan nama yang kuat untuk melambangkan lingkup usaha perusahaan sebagai power utility company di Indonesia. Walaupun bukan merupakan satu-satunya power utility company di Indonesia, namun karena perusahaan memiliki kapasitas terbesar di Indonesia bahkan di kawasannya , maka nama Indonesia Power dapat dijadikan brand name. Bentuk : 1. Karena nama yang kuat, INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan dasar jenis huruf (font) yang tegas dan kuat : FUTURA BOOK / REGULAR dan FUTURA BOLD 2. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf O melambangkan TENAGA LISTRIK yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan. 3. Titik / bulatan merah (red dot) di ujung kilatan petir merupakan simbol perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I. Titik ini merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini, diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili. Warna : 1. Merah Diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri. 2. Biru Diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata POWER, maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri yaitu berteknologi tinggi, efisien, aman dan ramah lingkungan.

2.4

Lokasi Perusahaan Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang berlokasi di daerah perbukitan sekitar

1500 meter dari permukaan laut dan 42 km ke arah tenggara Kota Bandung,

10

terdiri dari tiga Sub Unit Bisnis Pembangkitan, yaitu: Sub UBP Kamojang, Sub UBP Darajat, dan Sub UBP Gunung Salak. Unit bisnis ini mengelola dan mengoperasikan tujuh Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Unit PLTP Darajat merupakan salah satu Unit Pembangkit Panas Bumi, unit PLTP Darajat terletak di kaki Gunung Papandayan dan lokasi Unit PLTP Darajat terletak di Kampung CileuleuyDesa Padawaas, Kecamatan Samarang Kabupaten Garut pada ketinggian 1750 meter diatas permukaan laut.

Gambar 2.2 Lokasi Perusahaan

11

2.5

Struktur Organisasi Berikut adalah Struktur Organisasi PT Indonesia Power UBP Kamojang

Gambar 2.3 Struktur Organisasi

12

BAB III LANDASAN TEORI


3.1 Sumber Daya Panas Bumi Menurut salah satu teori, pada prinsipnya bumi merupakan pecahan yang terlempar dari matahari. Karenanya, bumi hingga kini masih mempunyai inti panas sekali yang meleleh. Kegiatan-kegiatan gunumg berapi dibanyak tempat dipermukaan bumi dipandang sebagai bukti dari teori ini. Magma yang menyebabkan letusan-letusan vulkanik juga menghasilkan sumbersumber uap dan air panas pada permukaan bumi. Dibanyak tempat, air dibawah tanah bersinggungan dengan panas di perut bumi dan menimbulkan suhu tinggi dan tekanan tinggi.Ia mengalir kepermukaan sebagai air panas, lahar panas dan aliran uap. Kita bisa menggunakan tidak hanya hembusan alamiah tetapi dapat membor hingga bagian dasar uap, atau menyemprotkan air dingin hingga bersinggungan dengan karang kering yang panas untuk memanaskannya menjadi uap.

Gambar 3.1. Isi Perut Bumi Pada dasarnya bumi terdiri dari tiga bagian sebagaimana terlihat pada Gambar 3.1. Bagian paling luar adalah lapisan kulit/kerak bumi (crust),. Tebalnya rata-rata 30-40 Km atau lebih didaratan, dan dilaut antara 7 dan 10 Km. Bagian berikutnya dinamakan mantel, mantel bumi (mantle) merupakan lapisan yang semi-cair atau batuan yang meleleh atau sedang mengalami perubahan fisik akibat pengaruh tekanan dan temperatur tinggi disekitarnya, yang terdiri atas batu yang dalamnya mencapai kira-kira 3000 Km, dan yang berbatasan dengan inti bumi

13

yang panas sekali. Bagian luar dari inti bumi (outer core) berbentuk liquid. Inti ini terdiri atas inti cair atau inti meleleh, yang mencapai 2000 Km. Kemudian lapisan terdalam dari inti bumi (inner core) berwujud padat. inti keras yang mempunyai garis tengah sekitar 2600 Km. Panas inti mencapai 5000 0C lebih. Diperkirakan ada dua sebab mengapa inti bumi itu panas. Pertama disebabkan tekanan yang begitu besar karena gravitasi bumi mencoba mengkompres atau menekan materi, sehingga bagian yang tengah menjadi paling terdesak. Sehingga kepadatan bumi menjadi lebih besar sebelah dalam. Sebab kedua bahwa bumi mengandung banyak bahan radioaktif seperti Uranium-238, Uranium-235 dan Thorium-232. Bahan bahan radioaktif ini membangkitkan jumlah panas yang tinggi. Panas tersebut dengan sendirinya berusaha untuk mengalir keluar, akan tetapi ditahan oleh mantel yang mengelilinginya. Menurut perkiraan rata-rata panas yang mencapai permukaan bumi adalah sebesar 400 kkal/m2 setahun. Dipermukaan bumi sering terdapat sumber-sumber air panas, bahkan sumber uap panas. Panas itu datangnya dari batu-batu yang meleleh atau magma yang menerima panas dari inti bumi. Gambar 3.2 memperlihatkan secara skematis terjadinya sumber uap, yang biasanya disebut fumarole atau geyser serta sumber air panas. Magma yang terletak didalam lapisan mantel, memanasi lapisan batu padat. Diatas batu padat terletak suatu lapisan batu berpori, yaitu batu mempunyai banyak lubang kecil. Bila lapisan batu berpori ini berisi air, yang berasal dari air tanah, atau resapan air hujan, atau resapan air danau maka air itu turut dipanaskan oleh lapisan batu padat yang panas itu. Bila panasnya besar, maka terbentuk air panas, bahkan dapat terbentuk uap dalam lapisan batu berpori. Bila diatas lapisan batu berpori terdapat satu lapisan batu padat, maka lapisan batu berpori berfungsi sebagai boiler. Uap dan juga air panas bertekanan akan berusaha keluar. Dalam hal ini keatas, yaitu kearah permukaan bumi.

14

Gambar 3.2 skema terjadinya sumber air panas dan sumber uap Gejala panas bumi pada umumnya tampak dipermukaan bumi berupa mata air panas, fumarola, geyser dan sulfatora. Dengan jalan pengeboran, uap alam yang bersuhu dan tekanan tinggi dapat diambil dari dalam bumi dan dialirkan kegenerator turbo yang selanjutnya menghasilkan tenaga listrik.

3.2

Langkah Konsevasi Energi Panas Bumi Langkah awal dalam mempersiapkan konservasi energi panas bumi yang

pertama yaitu studi tentang sistem panas bumi terutama karaktersitik sumber panas bumi. Kita mulai dari dapur magma. magma sebagai sumber panas akan menyalurkan panas yang cukup signifikan ke dalam batuan-batuan pembentuk kerak bumi. makin besar ukuran dapur magma, tentu akan makin besar sumber daya panasnya dan semakin ekonomis untuk dikembangkan. Selanjutnya adalah kondisi Hidrologi, kita tahu bahwa yang dimanfaatkan pada pembangkit listrik adalah uap air dari panas bumi dengan suhu dan tekanan tertentu. sehingga kondisi hidrologi merupakan salah satu faktor penentu dalam hal ketersedian air. sehingga sumber pemasok air harus diperhatikan dalam pengembangan energi panas bumi, biasanya sumber pemasok berasal dari air tanah, air connate, air laut, air danau, es atau air hujan. Kemudian yang perlu diperhatikan juga adalah volume batuan dibawah permukaan bumi yang mempunyai cukup porositas dan permeabilitas untuk meloloskan fluida sumber energi panas bumi yang terperangkap didalamnya, yang

15

sering disebut sebagai Reservoir, dan Reservoir panas bumi biasanya diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu : Reservoir yang bersuhu rendah (<150C) dan Reservoir yang bersuhu tinggi (>150C). Yang dapat digunakan untuk sumber pembangkit tenaga listrik dan dikomersialkan adalah yang masuk kategori high temperature. Namun dengan perkembangan teknologi, sumber panas bumi dengan kategori low temperature juga dapat digunakan asalkan suhunya melebihi 50C. Pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat beroperasi pada suhu yang relatif rendah yaitu berkisar antara 122 s/d 4820 0F (50 s/d 250 0C). Bandingkan dengan pembangkit pada PLTN yang akan beroperasi pada suhu sekitar 10220 0F atau 5500 0C. Selain hal-hal diatas, kita juga harus memperhitungkan umur panas bumi, walaupun termasuk energi terbarukan, namun bukan berarti panas bumi memiliki umur tidak terbatas , sehingga perhitungan umur panas bumi juga merupakan hal yang sangat penting terutama dalam hitungan keekonomiannya.

3.3

Perhitungan Energi Panas Bumi Perkiraan atau penilaian potensi panas bumi pada prinsipnya

mempergunakan data-data geologi, geofisika, dan geokimia. Analisa-analisa kimia memberikan parameter-parameter yang dapat digunakan untuk perkiraan potensi panas bumi suatu daerah. Rumus yang ada adalah sangat kasar dan merupakan perkiraan garis besar. Diantara rumus yang ada atau sering dipakai adalah metode Perry dan metode Bandwell, yang pada umumnya merupakan rumus empirik. Metode Perry pada dasarnya mempergunakan prinsip energi dari panas yang hilang. Rumus untuk mendapatkan energi metode Perry adalah sebagai berikut :

E = D x Dt x P

16

di mana: E = arus energi (Kkal/detik) D = debit air panas (L/det) Dt = perbedaan suhu permukaan air panas dan air dingin (0C) P = panas jenis (Kkal/kg) Untuk perhitungan ini, data suhu dinyatakan dalam derajat celcius, debit air panas dalam satuan liter per detik, sedangkan isi chlorida dalam larutan air panas dinyatakan dalam miligram per liter.

3.4

Prinsip kerja PLTP secara umum Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik (Power

generator) yang menggunakan panas bumi (Geothermal) sebagai energi penggeraknya. Prinsip kerja pembangkit listik tenaga panas bumi secara singkat adalah sebagai berikut: Air panas yang berasal dari steam sumur uap akan disalurkan ke Steam receiving header, kemudian oleh separator air dengan uap dipisahkan, kemudian uap akan digunakan untuk menggerakkan turbin sehingga dihasilkan listrik.

3.5

Teknologi dan Prinsip Kerja PLTP Secara garis besar, Teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat

dibagi menjadi 3(tiga), pembagian ini didasarkan pada suhu dan tekanan reservoir. Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal power plants), pembagian ini didasarkan pada suhu dan tekanan reservoir.Yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-beda. a. Uap Kering (dry steam) Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas (>235 derajat celcius), dan air yang tersedia di reservoir amat sedikit jumlahnya. Seperti terlihat digambar, cara kerja nya adalah uap dari

17

sumber panas bumi langsung masuk ke turbin melalui pipa. kemudian turbin akan memutar generator untuk menghasil listrik. Teknologi ini merupakan teknologi yang tertua yang telah digunakan pada Lardarello, Italia pada tahun 1904. Jenis ini adalah cocok untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan gas yang tinggi. Contoh jenis ini di Indonesia adalah PLTP Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP Dieng 1 x 2000 kW.

Gambar 3.3 Dry Steam Power Plant

Bilamana uap kering tersedia dalam jumlah lebih besar, dapat dipergunakan PLTP jenis condensing, dan dipergunakan kondensor dengan kelengkapan nya seperti menara pendingin dan pompa, Tipe ini adalah sesuai untuk kapasitas lebih besar. Contoh adalah PLTP Kamojang 1 x 30 MW dan 2 x 55 MW, serta PLTP Darajad 1 x 55 MW.
b. Flash steam

Teknologi ini bekerja pada suhu diatas 1820C pada reservoir, cara kerjanya adalah Bilamana lapangan menghasilkan terutama air panas, perlu dipakai suatu separator yang memisahkan air dan uap dengan menyemprotkan cairan ke dalam tangki yang bertekanan lebih rendah sehingga cairan tersebut menguap dengan cepat menjadi uap yang memutar turbin dan generator akan menghasilkan listrik. Air panas yang tidak menjadi uap akan dikembalikan ke reservoir melalui injection wells.

18

Gambar 3.4 Flash Steam Power Plan


c. Binary cycle

Teknologi ini menggunakan suhu uap reservoir yang berkisar antara 107-1820C. Cara kerjanya adalah uap panas di alirkan ke salah satu pipa di heat exchanger untuk menguapkan cairan di pipa lainnya yang disebut pipa kerja. pipa kerja adalah pipa yang langsung terhubung ke turbin, uap ini akan menggerakan turbin yang telah dihubungkan ke generator. dan hasilnya adalah energi listrik. Cairan di pipa kerja memakai cairan yang memiliki titik didih yang rendah seperti Isobutana atau Iso-pentana.

Gambar 3.5. Binary Steam Power Plant

Keuntungan teknologi binary-cycle adalah dapat dimanfaatkan pada sumber panas bumi bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan emisi. karena alasan tersebut teknologi ini diperkirakan

19

akan banyak dipakai dimasa depan. Sedangkan teknologi 1 dan 2 diatas menghasilkan emisi carbondioksida, nitritoksida dan sulfur, namun 50x lebih rendah dibanding emisi yang dihasilkan pembangkit minyak.

3.6

Potensi Panas Bumi di Indonesia Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya panas

bumi yang terbesar di Indonesia. Potensi panas bumi di Jawa Barat mencapai 5411 MW atau 20% dari total potensi yang dimiliki Indonesia. Sebagian potensi panas bumi tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik, seperti : PLTP Kamojang didekata Garut, memiliki unit 1,2,3 dengan kapasitas total 140 MW. Potensi yang masih dapat dikembangkan sekitar 60 MW. PLTP Darajat, 60 Km sebelah tenggara Bandung dengan Kapasitas 55 MW. PLTP Gunung Salak di Sukabumi, terdiri dari unit 1,2,3,4,5,6 dengan kapasitas total 330 MW. PLTP Wayang Windu di Panggalengan dengan Kapasitas 110 MW. Walaupun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) hanya mengolah sumber panas yang tersimpan di reservoir perut bumi, bukan berarti tidak memerlukan biaya. Investasi untuk menggali energi panas bumi tidak sedikit karena tergolong berteknologi dan berisiko tinggi. Investasi untuk kapasitas di bawah satu MW, berkisar US$ 3.000-5.000 per kilowatt (kW). Sementara untuk kapasitas di atas satu MW, diperlukan investasi US$ 1.500-2.500 per kW. Karakter produksi dan kualitas produksi akan berbeda dari satu area ke area yang lain. Penurunan produksi yang cepat, merupakan karakter produksi yang harus ditanggung oleh pengusaha atau pengembang, ditambah kualitas produksi yang kurang baik, dapat menimbulkan banyak masalah di pembangkit. Misalnya, kandungan gas yang tinggi mengakibatkan investasi lebih besar.Dalam pembangkitan listrik, harga jual per kWh yang ditetapkan PLN dinilai terlalu murah sehingga tak sebanding dengan biaya eksplorasi dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Dalam hat ini, PLN tidak bisa disalahkan karena tarif dasar listrik yang ditetapkan pemerintah masih di bawah harga komersial, yaitu tujuh sen dollar AS per kWh.

20

BAB IV PROSES PRODUKSI LISTRIK PADA PLTP


4.1 Proses Produksi Energi Listrik di PLTP Darajat

Gambar 4.1 diagram skematik proses produksi Pada gambar diagram skematik di atas, terlihat bahwa fluida panas bumi keluar dari perut bumi melalui sumur produksi. Fluida ini selanjutnya dialirkan dan di-flashing ke dalam separator. Di dalam separator terjadi pemisahan antara air dan uap kemudian melewati Demister yang berfungsi untuk mengeliminasi butir butir air yang terbawa oleh uap dari sumur sumur panas bumi. Demister ini dipasang pada jalur uap utama setelah alat pemisah akhir (final separator) yang ditempatkan pada bangunan rangka besi yang sangat kokoh dan terletak di luar gedung pembangkit. Air hasil pemisahan ini selanjutnya dialirkan ke sumur injeksi sedangkan uapnya dialirkan menuju turbin. Di turbin, uap selanjutnya akan memutar sudu-sudu turbin sehingga pada akhirnya akan dihasilkan energi listrik.

21

Fluida yang keluar dari turbin selanjutnya dialirkan ke kondensor. Di dalam kondensor, fluida yang masih dalam keadaan dua fasa ini akan dikondensasikan. Pada dasarnya, prinsip dari proses kondensasi ini adalah mengalirkan fluida dingin ke fluida dua fasa tersebut sehingga fluida dingin akan menyerap sebagian kalor dari fluida dua fasa. Kalor yang terserap ini kira-kira hampir sama dengan kalor laten pada keadaan tersebut. Kalor laten merupakan kalor yang dibutuhkan untuk mengubah air menjadi uap atau kalor yang dilepaskan ketika uap mengembun menjadi air. Akhir dari proses kondensasi ini adalah terubahnya fluida dua fasa menjadi fluida satu fasa air akibat terserapnya sebagian kalor dari fluida dua fasa oleh fluida dingin. Dalam hal ini, fluida dingin diperoleh dari air di menara pendingin yang dialirkan ke kondensor. Fluida yang keluar dari kondensor merupakan fluida satu fasa air, namun demikian temperatur dari fluida ini relatif tidak berubah terhadap temperatur awal saat memasuki kondensor. Hal ini karena proses pelepasan kalor dari fluida tersebut hanya cukup untuk mengubah fasanya menjadi air tetapi tidak cukup untuk menurunkan temperaturnya. Oleh karena itu, fluida yang keluar dari kondensor ini selanjutnya dialirkan menuju menara pendingin untuk diturunkan temperaturnya. Setelah didinginkan di menara pendingin, sebagian dari fluida ini dialirkan kembali ke kondensor untuk mengkondensasikan fluida berikutnya yang keluar dari turbin dan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam perut bumi dengan mengandalkan head dari cooling tower ke tempat reinjeksi. Proses seperti ini terus berulang dan mencipatakan sebuah siklus.

4.2

Peralatan Pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Suatu PLTP memiliki peralatan-peralatan yang tidak banyak

berbeda dengan suatu PLTU bahkan lebih sederhana karena tidak ada bagian pembangkitan uap. Peralatan suatu PLTP pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian yang besar yaitu : 4.2.1 Bagian Produksi uap dalam

22

Disini untuk peralatan dibagian produksi uap alam terletak dilapangan panas bumi itu sendiri. Adapun peralatan pada bagian produksi uap alam adalah ; a. Peralatan lubang produksi (well head equpment) Adalah peralatan yang terdapat tepat diatas lubang produksi. 1. Service Valve Digunakan untuk pengaturan aliran serta tekanan fluida yang keluar selama pengujian. 2. Shunt off valve Dipergunakan untuk menutup lubang sumur, apabila diadakan perbaikan atau pemeliharaan. 3. Bleed Valve Dipergunakan untuk mengeluarkan gas yang tidak dapat terkondensasi. 4. Bypass Valve Dipergunakan untuk membuang uap yang tidak diperlukan.

Gambar 4.2 Peralatan Lubang Produksi

23

b. Peralatan transmisi cairan ( Uap dan air panas ) 1. Pipa pipa transmisi Yaitu peralatan yang digunakan untuk mentransmisikan cairan ( uap dan air panas ) dari lubang produksi ke PLTP. 2. Drum ( Steam Receives ) Tempat yang digunakan untuk mengumpulkan uap alam dari lubang ubang produksi sebelum uap dialirkan ke turbin PLTP ( uap dari sumur produksi dikumpulkan menjadi satu ). 3. Pemisah Uap ( Steam Sparators ) Alat ini berfungsi sebagai pemisah antara kotoran dan air yang terkandung dalam uap sebelum uap tersebut digunakan untuk menggerakkan turbin. 4. Silensers Alat ini difungsikan untuk menahan kebisingan akibat pengaliran sat sat dengan kecepatan yang tinggi ( uap, gas dan sebagainya ).

4.2.2

Bagian perubahan tenaga uap alam menjadi tenaga listrik a. Turbin Hampir di semua pusat pembangkit tenaga listrik memilii turbin sebagai penghasil gerakkan mekanik yang akan diubah menjadi energi listrik melalui generator. Pada system PLTP Derajat mempergunakan turbin jenis silinder tunggal dua aliran ( single cylinder double flow ) yang merupakan kombinasi dari turbin aksi ( impuls ) dan reaksi.

Gambar 4.3 Turbin

24

Berikut ini spesifikasi turbin uap pada PLTU Derajat; Type condensing turbine rated output maximum capability speed steam presure inlet steam temperatur number of stage konsumsi uap b. Generator Generator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk merubah energi mekanik putaran poros turbin menjadi energi listrik. PLTP kamojang mempergunakan generator jenis hubung langsung dan didinginkan dengan air, memiliki 2 kutub, 3 fasa, 50 Hz dengan putaran 3000 rpm. : 55 mw : 57.750 kw : 3000 rpm : 10 bara : 179.9 C : 6 stage : 360 ton/jam : impulse and reaction double flow

Gambar 4.4 Generator Berikut ini spesifikasi generator pada PLTU Derajat; generator type output voltage : ftlri504/58-2 : 68750 kva : 13800 v

25

current ex.voltage ex. current power factor speed insulation class c. Jet Condenser

: 2875 a : 330 v : (735) rated v : 0.8 : 3000 rpm :f

Kondensor adalah suatu alat untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin dengan kondisi tekanan yang hampa. Uap bekas dari turbin masuk dari sisi atas kondensor, kemudian mengalami kondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan melalui spray nozzle.

Gambar 4.5 Jet Condenser

Berikut ini spesifikasi Jet Condenser type design vaccum kind of cooling water cooling water temp hot water temp quantity of cooling water : direct contact condenser : 0.105 bar abs : recirculating water : 25.5 C : 43.8 C : 8.910 m3/hr

26

d. Liquid Ring Vaccum Pump Pompa vakum berfungsi untuk memperbaiki derajat kevakuman.

Gambar 4.6 Pompa Vakum Spesifikasi Liquid Ring Vaccum Pump type output voltage current speed frequency :p : 350 kw : 6300 v : 38.3 a : 1476 rpm : 50 hz

27

e. Main Cooling Water Pump Main cooling water pump ( MCWP ) adalah pompa pendingin utama yang berfungsi untuk memompakan air kondensat dari kondensor ke cooling tower untuk kemudian didinginkan. Jenis pompa yang digunakan di PLTP Kamojang adalah Vertical Barriel type 1 Stage Double Suction Centrifugal Pamp, dengan jumlah dua buah pompa untuk setiap unit.

Gambar 4.7 Main Cooling Water Pump (MCWP) Spesifikasi Main Cooling Water Pump type output voltage current speed power factor frequency : mla5316a : 670 kw : 6300 v : 80 a : 590 rpm : 0.79 : 50 hz

28

f. Main Transformator Trafo utama yang digunakan adalah type ONAN dengan tegangan 11,8 KV pada sisi primer dan 150 KV pada sisi sekunder. Tegangan output generator 11,8 KV ini kemudian dinaikkan ( step up trafo ) menjadi 150 KV dan dihubungkan secara parallel dengan system Jawa Bali. Kapasitas dari trafo utama adalah 70.000 KVA.

Gambar 4.8 Transformator Utama Spesifikasi Main Transformator type rated power voltage frequency phasa vector group type of cooling : tl-0300 : 66 mva : 13800 v / 150 kv : 50 hz :3 : ynd5 : onan

29

g. Demister Demister adalah sebuah alat yang berbentuk tabung silinder yang berukuran 14.5 m3 didalamnya terdapat kisi kisi baja yang berfungsi untuk mengeliminasi butir butir air yang terbawa oleh uap dari sumur sumur panas bumi. Demister ini dipasang pada jalur uap utama setelah alat pemisah akhir (final separator) yang ditempatkan pada bangunan rangka besi yang sangat kokoh dan terletak di luar gedung pembangkit.

Gambar 4.9 Demister

Berikut ini spesifikasi Demister type design steam flow design pressure design temperature normal operating pressure normal operating temp : vertical : 394 t/h : 14.76 barg : 205 c : 10 bara : 180c

30

h. Cooling Tower Pada PLTP, sistem pendinginannya memenfaatkan udara pegunungan yang dingin dan bersih. Akan tetapi, karena udara bersifat sebagai gas, maka dibutuhkan volume yang besar, dan permukaan pertukaran panas yang luas, agar pendinginannya sempurna. Untuk itu dibutuhkan suatu menara yang tinggi. Pada menara pendingin ini, udara dihisap kedalam dan setelah mendinginkan kondensator, udara yang telah

menjadi panas ini, dihembuskan keluar melalui cerobong menara disebelah atas.

Gambar 4.10 Cooling Tower Berikut ini spesifikasi Cooling Tower type number of cell number of motor voltage speed motor speed fan blade : cross flow :4 :4 : 380 v : 1500 rpm : 132 rpm

number of fan blade : 8

31

i. Reinjection Pump Reinjection pump digunakan untuk memompa fluida dari cooling tower menuju sumur reinjeksi, tapi akhir ini PLTP darajat tidak menggunakan reinjeksi pump melainkan menghandalkan head dari cooling tower ke sumur reinjeksi. Dengan menggunakan prinsip ini PLTP darajat lebih efisien dalam menggunakan listrik.

Gambar 4.11 Reinjection Pump Spesifikasi Reinjection Pump type voltage output frequency current speed : 18 g85w417g1 : 380 v : 75 kw : 50 hz : 210 a : 3000 rpm

power factor : 0.89

32

j. Separator Separator adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pemisah zat zat padat, silica, bintik bintik air, dan zat lain yang bercampur dengan uap yang masuk ke dalam separator.

Gambar 4.12 Separator Berikut ini spesifikasi separator: type design steam flow design pressure design temperature normal operating pressure normal operating temp : cyclone : 394 t/h : 14.76 barg : 205 c : 10.4 bara : 180c

4.3

Penentuan Lokasi Sumber-Sumber Energi Panas Bumi Sumber-sumber geothermal harus dijelaskan letaknya dan dijelajahi

sebelum itu dapat dipakai. Salah satu langkah yang paling penting adalah membuat bagan dari luas daerah, sehingga dapat diketahui bahwa aliran panas yang keluar dekat dengan permukaan adalah pasti lebih besar dari pada jumlah rata-rata dari energi panas yang ada. Suhu permukaan dapat membingungkan

33

sehingga akan lebih dapat diandalkan apabila dibuat ukuran pada kedalaman 2090 m. Pengukuran tentang seberapa baik massa batuan diberbagai kedalaman itu dapat menghantarkan listrik ataupun ukuran-ukuran magnetik,

elektromagnetik dan gaya tarik dianalisis untuk menentukan apakah struktur batuan tersebut sesuai dengan energi geothermal. Selain itu analisis kimia terhadap yang berhubungan dengan endapan panas bumi. Pada

umumnya semua hal tersebut ataupun energi panas bumi (geothermal) terdapat didaerahdaerah bekas gunung berapi yang telah berubah konstruksi gejalagejala alam. Didalam penentuan lokasi sumber PLTP bumi sangat mutlak akibat

dilaksanakan sebagai persyaratan perlu mempelajari : a. Posisi steam reservoir Persyaratan reservoir geothermal yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, adalah : 1. 2. Jarak peresapan batuan tidak terlalu jauh. Jarak terbentuknya uap alam tidak terlalu dalam melebihi

kemampuan teknik pengeboran. 3. Perlu adanya suatu zone kedap air, yaitu batuan penudung yang mencegah hilangnya sumber panas. 4. Curah hujan yang cukup atau tata perairan bawah tanah,

untuk mensuplai air ke reservoir. 5. Daerahnya pernah mengalami gejala geologi dimana terbentuk sruktur yang memungkinkan sumber panas mencapai permukaan, sebagai indikasi adanya air panas. 6. Suhu reservoir menimal 200oC

b. Faktor kegempaan (seismisitas) Seismisitas sangat mempengaruhi suatu PLTP dalam hal: 1. Ekstraksi dan reinjeksi uap alam melahirkan gejala lokal seismiticity

34

2. 3.

Gempa bumi mengakibatkan fasilitas PLTP terpengaruh Gempa bumi mempengaruhi operasi PLTP

Oleh karena itu didalam penentuan lokasi bangunan PLTP perlu memperhatikan gejala seismitik. c. Pemilihan lokasi PLTP Dalam pemilihan lokasi perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Jarak ke sumur produksi Uap Energi Panas Bumi (geothermal) hanya akan ekonomis bila di transport sejauh 4 km 2. Morfologi lokasi Hendaknya dipilih yang cukup representatif sehingga tidak memerlukan biaya yang besar dalam penggalian dan timbunan. 3. Pondasi PLTP Hendaknya terdiri dari pormasi batuan yang kompak jauh dari daerah tektonik. 4. Acces road Untuk memudahkan transport heavy equipment turbo generator transformer. 5. Tersedianya tanah ( tidak ada konflik dalam penggunaan ).

d. Pemilihan material / bahan bangunan untuk peralatan pada PLTP bumi. Mengingat uap geotermal mengandung unsur yang bersifat korosi seperti H2S dan CO2 maka material yang dipilih perlu disesuaikan dengan sifat uap yang ada, hal ini untuk menjamin kelangsungan operasi peralatanperalatan PLTP. e. Tersedianya air Air diperlukan untuk periode selama pembangunan, selama operasi dan untuk pemadam kebakaran. Untuk ini pemilihan lokasi PLTP hendaknya dekat dengan sumber air.

35

4.4

Keuntungan dan Kekurangan PLTP Dalam halaman ini kita akan membahas tentang keuntungan dan

kekurangan dari energi panas bumi diatas : 1. Keuntungan PLTP a. Bersih. PLTP, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Matahari

tidak membakar bahan bakar untuk menghasilkan uap panas guna memutar turbin. geotermal Menghasilkan listrik dengan bahan energi bakar

membantu menghemat

pemanfaatan

fosil yang tidak bisa diperbaharui, dan dengan pengurangan pemakaian jenis-jenis bahan bakar ini, kita mengurangi emisi yang merusak atmosfir kita. b. Tidak boros lahan. Lokal area yang diperlukan untuk membangun PLTP ukurannya per MW lebih kecil dibandingkan geotermal hampir tidak hutan, dan semua jenis

pembangkit

lain.Instalasi

memerlukan tidak ada

pembendungan sungai atau penebangan terowongan tambang,

lorong-lorong,

lubang-lubang

terbuka,timbunan limbah atau tumpahan minyak. c. Dapat diandalkan. PLTP dirancang untuk beroperasi 24 jam sehari sepanjang tahun. Suatu pembangkit listrik geotermal terletak diatas sumber

bahan bakarnya.Hal ini membuatnya resisten terhadap hambatan penghasilan listrik yang diakibatkan oleh cuaca dan

bencana alam yang bisa mengganggu transportasi bahan bakar. d. Fleksibel. Suatu PLTP bisa memiliki rancangan moduler, dengan unit tambahan dipasang sebagai peningkatan yang diperlukan

untuk memenuhi permintaan listrik yang meningkat. e. Mengurangi Pengeluaran.

36

Uang

tidak perlu dikeluarkan untuk mengimpor

bahan bakar

untuk PLTP Bahan bakar geotermal, selalu terdapat dimana pembangkit itu berada. f. Pembangunan PLTP di lokasi terpencil bisa meningkatkan standar dan kualitas hidup dengan cara membawa tenaga listrik ke orang yang bertempat tinggal jauh dari sentra populasi yang berlistrik. 2. Kerugian kerugian PLTP a. PLTP selalu dibangun di daerah lapang Panas Bumi dimana terdapat banyak sumber air panas atau uap yang mengeluarkan gas H2S, hal ini akan menyebabkan kandungan H2S akan peralatanperalatan mesin maupun listrik berkarat.

meningkat.Kandungan H2S yang bersifat korosit akan dapat menyebabkan

b. Ancaman akan adanya hujan asam c. Penurunan stabilitas erosi dan amblesan tanah yang akan berakibat pada bahaya (subsidence). Amblesan juga didukung

letak geomorfologi tapak kegiatan yang berada pada kaldera vulkanik dengan munculnya patahan sekelilingnya Faktor lain sesuai dengan

kerucut resent.

yang berpengaruh

adalah posisi Bali secararegional merupakan daerah rawan gempa bumi. Untuk memantau dampak amblesan, maka di tapak terjadi kegiatan amblesan harus dipasang mikro seismograf. Apabila

maka

kegiatan

operasional PLTP harus

dihentikan. d. Menyusut dan menurunnya debit maupun kwalitas sumber mata air tanah maupun danau-danau di sekitar area pembangunan yang akan menyebabkan gangguan pada kehidupan biota perairan dan menurunkan kemampuan tanah untuk menahan air. e. Berubahnya tata guna di mana lahan, perubahan waktu dan ancaman 30-50

kebakaran hutan

diperlukan

antara

tahun untuk mengembalikan fungsi hutan lindung seperti semula.

37

f. Terganggunya kelimpahan dan keanekaragaman jenis biota air karena diperkirakan akan tercemar zat-zat kimia SO2, C02, CO, NO2 dan H2S.

38

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut di atas, kiranya dapat disimpulkan Bahwa : 1. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi tidak menimbulkan pencemaran yang berjumlah besar terhadap lingkungan , suatu hal yang dewasa ini sangat di perhatikandalam setiap pembangunan dan pemanfaatan teknologi, agar alam masih dapat memberikan daya dukungnya bagi kehidupan umat manusia. 2. Selain ramah lingkungan PLTP mempunyai efisiensi yang tinggi yaitu sampai 90% di bandingkan dengan PLTU yg efisiensinya hanya mencapai 65%-75%. 3. Potensi energi panas bumi di Indonesia mencakup 40% potensi panas bumi dunia, tersebar di 251 lokasi pada 26 propinsi dengan total potensi energi 27.140 MW atau setara 219 Milyar ekuivalen Barrel minyak. Kapasitas terpasang saat ini 1.194 atau 4% dari seluruh potensi yang ada. 4. PLTP darajat dengan satu unit berkapasitas 55 MW. Yang termasuk dalam jariingan interconectsi JAMALI (Jawa, Madura, dan Bali).

5.2

Saran

Dari pembahasan di atas saran-saran dari penulis yang bisa di sampaikan : 1. Di harapkan masyarakat luas mengenal ke unggulan apa saja yang terdapat di PLTP. 2. Pada saat Kunjungan Kerja Lapangan sebaiknya semua mahasiswa mengoptimalkan momentum tersebut sebagai tambahan ilmu untuk bekal jadi karyawan PLN kelak. Selain itu juga karena KKL ini sendiri membutuhkan dana yang tidak sedikit.

You might also like