You are on page 1of 8

Kamis, 24 Maret 2011

Laporan Praktikum Kimia Organik Sifat Asam dan Basa


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN 1 SIFAT ASAM DAN SENYAWA ORGANIK

Disusun : Nama : Yoga Kevan Rahmat NIM : 31109071 Kelas : Farmasi 2B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA 2011


A. Judul Sifat Asam dan Basa Senyawa Organik B. Tujuan 1. Mengenal dan memahami sifat-sifat asam dan basa senyawa organic. 2. Mengenal perbedaan tingkat keasaman antara senyawa alifatis dan aromatis. C. Dasar Teori
Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau sering disebut dengan korosif. Asam juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas hydrogen, sebagai indicator sederhana terhadap senyawa asam, dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah. Secara kimia, kita dapat mendefinisikan asam

sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air) dengan pH kurang dari 7. Senyawa asam banyak kita temukan dalam kehidupan sehari hari, seperti pada makanan dan minuman. Selain itu, senyawa asam dapat pula kita temukan di dalam lambung. Di dalam lambung terdapat asam klorida yang berfungsi membunuh kuman. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam; walaupun demikian, mencicipi rasa asam, terutama asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan. Menurut Brnsted-Lowry asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Brnsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).

Menurut Arrhenius asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.

Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut: Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air. Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat. Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam. Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit. Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air.Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. jadi kita menggunakan nama kostik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk kalium hidroksida (KOH). Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Basa ini dapat merubah lakmus merah menjadi warna biru.

Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut : Kaustik Rasanya pahit Licin seperti sabun Nilai pH lebih dari sabun Mengubah warna lakmus merah menjadi biru Dapat menghantarkan arus listrik Apabila kita memiliki beberapa zat dan kita tidak mengetahui zat tersebut termasuk asam atau basa, maka bagaimanakah cara kita mengetahui sifat keasaman atau kebasaan zat tersebut? Kita tidak selalu dapat menggunakan indra kita untuk memastikan dengan aman suatu zat termasuk asam atau basa. Ingat, beberapa asam dan bas sangat berbahaya. Skala pH (power of hydrogen) berkisar dari 10 sampai 14. Nilai 7 menunjukkan suatu zat bersifat netral (tidak asam-tidak basa). Suatu asam memiliki nilai pH yang lebih kecil dari 7. Semakin nilai pH mendekati angka 0, maka tingkat keasamannya semakin kuat, sedangkan jika nilai pH suatu zat mendekati 7, maka tingkat keasamannya semakin lemah (berkurang). Senyawa basa memiliki nilai pH yang lebih besar dari 7. Semakin nilai pH mendekati nilai 14, tingkat kebasaannya semakin kuat. D. Alat dan Bahan

1. Alat

: a. Pipet tetes b. pH paper universal c. Lakmus merah dan biru d. Plat tetes

2. Bahan

: a. Asam Asetat b. NaOH c. Asam Benzoat d. Phenol e. Formaldehid f. Etil Asetat g. Aseton h. Eter i. Salislat j. Toluen k. Piridin l. Anilin

E. Prosedur 1. Ambil sejumlah pH paper universal dan lakmus sesuai dengan jumlah bahan yang diperlukan. 2. Tetesi masing-masing dengan lakmus. 3. Periksa dan cata hasilnya. 4. Ulangi sekali lagi.

Gambar :

10

11

12

Keterangan : 1 2 3 4 Asam Asetat NaOH Asam Benzoat Phenol

5 6 7 8 9 10 11 12

Formaldehid Etil Asetat Aseton Eter Salisilat Toluen Piridin Anilin

F. Hasil Pengamatan

No

Bahan / Zat

Lakmus Biru

Lakmus Merah

pH Meter

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Asam Asetat NaOH Asam Benzoat Phenol Formaldehid Etil Asetat Aseton Eter Salisilat Toluen Piridin Anilin

Merah Biru Merah Biru Merah Merah Merah Merah Merah Merah Biru Merah

Merah Biru Merah Merah Merah Merah Merah Merah Merah Merah Merah Merah

5 13 4 7 5 5 5 5 2 5 7 5

Asam Basa Asam Netral Asam Asam Asam Asam Asam Asam Netral Asam

G. Pembahasan Dari percobaan praktikum yang telah dilakukan ini, didapat hasil senyawa asam, basa dan netral. Penggunaan pH meter adalah untuk mengukur ketelitian nilai pH terkecil. Sedangkan pH paper universal penggunaannya hanya dengan menyamakan warna pada kertas lakmus merah dan biru dengan warna pada pH paper universal sehingga diketahui pH bahan sesuai standar yang telah ada.

Masing-masing zat dimasukkan ke dalam plat tetes kemudian dari tiap lubang yang berisi zat dimasukkan dua buah kertas lakmus (merah dan biru), setelah dicelupkan kedua lakmus tersebut lalu diamati perubahan warna yang terjadi, tetapi cara ini hanya untuk membedakan apakah zat itu asam atau basa. Cara yang kedua dengan mencelupkan pH paper universal ke dalam masing-masing zat, dengan cara ini didapat berapa besarnya pH dari zat itu, cara ini lebih baik dari cara lakmus. Nilai pH untuk larutan Asam Asetat, Asam Benzoat, Formaldehid, Etil Asetat, Aseton, Eter, Salisilat, Toluen, dan Anilin adalah kurang dari 7, berarti sifat larutan itu adalah asam. Dan untuk NaOH bersifat basa karena pH nya lebih dari 7 yaitu 13. Sedangkan untuk Phenol dan Piridin dalam percobaan ini bersifat netral, yang memiliki pH 7. Sebenarnya Anilin termasuk ke dalam basa lemah dan termasuk jenis basa aromatik, tetapi dalam percobaan ini Anilin bersifat asam dengan pH 5.

H. Simpulan Asam adalah senyawa yang bila dilarutan dalam air mengalami disosiasi membentuk ion hidrogen dan merupakan donor proton serta sebagai penerima pasangan elektron. Sedangkan basa adalah senyawa yang bila dilarutan dalam air mengalami disosiasi membentuk ion hidroksida dan merupakan akseptor proton serta sebagai pemberi pasangan elektron. Dalam mengukur pH dapat menggunakan 2 alat yaitu pH paper universal dan pH meter. Hasil pengukuran pH menggunakan pH lebih teliti dari pada menggunakan pH meter universal. Larutan yang bersifat asam adalah Asam Asetat, Asam Benzoat, Formaldehid, Etil Asetat, Aseton, Eter, Salisilat, Toluen, dan Anilin. Sedangkan NaOH bersifat basa, Phenol dan Piridin bersifat netral dalam percobaan ini.

I. Daftar Pustaka http://naynienay.wordpress.com/2007/12/01/asam-basa-senyawa-organik/ http://id.wikipedia.org/wiki/Asam http://dennifa.files.wordpress.com/2008/06/asam-dan-basa.pdf http://industri10grandtino.blog.mercubuana.ac.id/files/2010/10/PerkembanganAsam-dan-Basa.pdf http://www.scribd.com/doc/16383790/Indikator-Asam-basa http://www.dokterumum.net/article/laporan-praktikum-sifat-asam-dan-basa-

senyawa-organik.html

Dicatat oleh Yoga Kevan Rahmat di Kamis, Maret 24, 2011

You might also like