You are on page 1of 42

LAPORAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN KEPENDIDIKAN (PPL-K) DI SMK N 2 MERANGIN

Laporan ini Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Pada Mata Kuliah Program Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPL-K) Semester Juli Desember 2011

Oleh: TAUFIK IKHSAN 00612 / 2008 Jurusan Teknik Mesin Program Studi Pendidikan Teknik Mesin

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2011

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini ditulis untuk memenuhi persyaratan dalam mata kuliah Program Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPL-K) Universitas Negeri Padang Semester Juli Desember 2011 di SMK N 2 Merangin

Nama NIM Jurusan Fakultas

: Taufik Ikhsan : 00612/2008 : Teknik Mesin : Teknik

Diperiksa dan disahkan oleh :

Dosen Pembimbing

Guru Pamong

Drs. Jasman, M.Kes NIP. 19621228 198703 1 003

Dharma Ezienry, S.Pd NIP.19710725 200012 1 002

Mengetahui, Kepala SMK Negeri 2 Merangin

Sukardi, S.Pd.I NIP. 19610510 198803 1006

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan hanya kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan PTK ini dengan baik. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berjudul Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Metode Demonstrasi Dan Tanya Jawab Siswa Kelas X Jurusan Teknik Mesin . Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi persyaratan kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPL-K) di Universitas Negeri Padang. Dalam penyusunan laporan PTK ini penulis ingin berterima kasih yang sebesar-besarnya atas segala dukungan dan bantuan kepada: 1. Bapak Drs. Jasman, M.Kes selaku Dosen Pembimbing PPL-K 2. Bapak Dharma Ezienry, S.Pd selaku Guru Pamong di SMK N 2 Merangin 3. Bapak Prof. Ir. Jamaris Jamma, M.Pd selaku kepala UPT-PPL Universitas Negeri Padang 4. Bapak Sukardi, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah SMK N 2 Merangin 5. Majelis Guru, karyawan, dan Karyawati SMK N 2 Merangin 6. Orang tua yang sudah memberikan dukungan dan doa nya 7. Serta tidak lupa dengan teman-teman seperjuangn PL dengan penulis Semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini dimasa mendatang. Padang, 18 November 2011 Penulis

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... DAFTAR TABEL........................................................................................... i ii iii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. Latar Belakang Masalah...................................................................... Identifikasi Masalah............................................................................ Batasan Masalah.................................................................................. Rumusan Masalah............................................................................... Tujuan Penelitian................................................................................. Manfaat Penelitian...............................................................................

1 1 6 6 7 7 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA......................................................................... Tinjauan Pustaka................................................................................. Belajar dan Pembelajaran.................................................................... Pembelajaran dengan Modul............................................................... Membaca Gambar Teknik................................................................... Hasil Belajar........................................................................................ Kerangka Konseptual.......................................................................... Hipotesis..............................................................................................

8 8 8 11 18 20 24 25

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.................................................... Jenis Penelitian.................................................................................... Definisi Operasional Variabel dan Data Penelitian............................. Populasi dan Sampel........................................................................... Desain Penelitian................................................................................. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data.......................................... Uji Coba Instrumen.............................................................................

26 26 27 28 30 32 33

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL Tabel 1. Perencanaan Pembelajaran..................................................... Tabel 2. Kehadiran Siswa Sebelum Menggunakan Metode................. Tabel 3. Aktivitas siswa Sebelum Menggunakan Metode.................... Tabel 4. Kehadiran Siswa Minggu Ke-1 ............................................. Tabel 5. Aktivitas Siswa Minggu Ke-1................................................ Tabel 6. Kehadiran Siswa Minggu Ke-2.............................................. Tabel 7. Aktivitas Siswa Minggu Ke-2................................................ Tabel 8. Kehadiran Siswa Minggu Ke-3.............................................. Tabel 9. Aktivitas Siswa Minggu Ke-3................................................ Tabel 10. Ringkasan Kehadiran Siswa................................................. Tabel 11. Ringkasan Aktivitas Siswa................................................... 27 28 29 29 30 30 30 31 31 32 32

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus.......................................................................................... Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).................................. Lampiran 3. Biodata Mahasiswa...................................................................... Lampiran 4. Foto-foto....................................................................................... Lampiran 5. Laporan Observasi....................................................................... Lampiran 6. Lembar Pengamatan................................................................... . Lampiran 7. Lembar Daftar Hadir Siswa Kelas X TP-2................................... Lampiran 8. Lembar Kegiatan PPL-K Di SMK N 2 Merangin........................ Lampiran 9. Lembar Keterangan Selesai PPL-K..............................................

36 38 48 49 53 75 78 79 85

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan pada dasarnya telah berjalan sejalan manusia itu ada. Upayaupaya pendidikan dilakukan dalam rangka memberikan kemampuan kepada manusia untuk dapat hidup mandiri dan hidup bersama ditengah-tengah masyarakat. Dewasa ini pendidikan mengalami banyak perbaikan demi terwujudnya citacita dan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Undangundang nomor 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Proses pendidikan di sekolah dimulai dari pendidikan taman kanak-kanak hingga kejenjang yang lebih tinggi. Satu tingkatan yang akan dilalui adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) yang salah satunya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelompok Teknologi dan Industri. Sejalan dengan itu dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik untuk

bekerja pada bidang tertentu. Untuk memenuhi harapan tersebut perlu banyak factor yang harus dipertimbangkan, diantaranya adalah proses dan hasil belajar. Proses pembelajaran disekolah melibatkan guru dan siswa. Kedua komponen tersebut harus saling melengkapi dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, guru merupakan komponen yang sangat penting dan menentukan keberhasilan pendidikan dalam mewujudkan tujuannya. Guru merupakan faktor utama yang berkaitan langsung dengan kegiatan pembelajaran dikelas karena itu guru mempunyai peranan strategis dalam menunjang pencapaian tujuan pendidikan disekolah. Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan tersebut seorang guru diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang searah dan teratur, sehingga anak dapat belajar dengan baik sesuai dengan yang diinginkan. Namun kenyataan dilapangan, khususnya di SMK N 2 Merangin terlihat meskipun para guru antusias untuk mencapai tujuan pendidikan, tetapi para siswanya memiliki minat yang rendah dalam belajar. Hal ini terlihat antara lain: a) pada waktu penyajian materi di dalam kelas, siswa sibuk dengan HP, b) banyak dari siswa yang minta izin keluar ruangan selama kegiatan PBM berlangsung, c) siswa tidak konsentrasi penuh terhadap materi yang diajarkan, d) dan banyak siswa yang mengerjakan aktifitas lain yang tidak berhubungan dengan pembelajaran. Akibatnya proses pembelajaran yang kurang mengesankan ini, memicu turunnya aktifitas siswa terhadap pembelajaran, dan berimplikasi terhadap rendahnya prestasi siswa.

Untuk menimbulkan ketertarikan siswa akan pembelajaran yang sedang berlangsung, maka peneliti mencoba mengubah metode/strategi yang digunakan dalam pembelajaran. Oleh karna itu peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Metode Demonstrasi dan Tanya jawab Siswa Kelas X Jurusan Teknik Mesin

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan pada latar belakang, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Banyaknya siswa yang keluar masuk kelas diwaktu proses pembelajaran. Adanya siswa yang kurang bersemangat dan berminat dalam belajar. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses interaksi pembelajaran. Besarnya pengaruh lingkungan sekitar sehingga siswa cenderung bermain daripada belajar. 5. Tidak adanya bahan bacaan wajib bagi siswa sehingga siswa belum memiliki dasar tentang materi yang diberikan. 6. Guru-guru masih menggunakan metode klasikal tanpa adanya interaksi dengan siswa.

C. Batasan Masalah Agar didalam penelitian ini didapat suatu kesimpulan yang baik, maka dari beberapa masalah penulis membatasi masalah yaitu adanya siswa yang kurang bersemangat dan minat dalam pembelajaran serta banyaknya siswa yang keluar masuk kelas di waktu proses pembelajaran.

D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas dapat dirumuskan masalah-masalah yang perlu diteliti lebih lanjut: 1. Apa yang menyebabkan siswa berbicara tanpa memperhatikan pelajaran dalam proses pembelajaran? 2. Apa yang menyebabkan siswa sering keluar masuk disaat pembelajaran berlangsung? 3. Bagaimana minat siswa dalam belajar dengan menggunakan metode demonstrasi dan tanya jawab? 4. Apa kelemahan dalam penggunaan metode demonstrasi dan tanya jawab ini?

E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengidentifikasi penyebab siswa berbicara tanpa memperhatikan pelajaran dalam proses pembelajaran. 2. Untuk mengidentifikasi penyebab siswa sering keluar masuk disaat pembelajaran berlansung.

3. Mengetahui minat siswa dalam belajar dengan menggunakan metode Demonstrasi danTanya jawab. 4. Mengetahui kelemahan metode demonstrasi dan tanya jawab.

F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diantaranya yaitu: 1. Bagi SMK N 2 Merangin, yaitu sebagai salah satu solusi untuk bisa meningkatkan minat belajar siswa. 2. Sebagai referensi berbagai penerapan metode

pembelajaran dalam usaha meningkatkan minat belajar siswa. 3. 4. lainnya. Sebagai alat evaluasi dalam pembelajaran. Bahan bacaan dan penelitian lanjut bagi peneliti

BAB II LANDASAN TEORI

A. Definisi Minat Belajar Minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keefektifan belajar siswa. Jadi, unsur efektif merupakan faktor yang menentukan keterlibatan secara aktif dalam proses pembelajaran (James dalam Usman, 2002:27). Kondisi pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menunjukkan adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan dalam belajar. Karena dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu, dan sebaliknya tanpa minat orang tidak melakukan apapun. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat-sifat siswa, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat, maupun yang bersifat afektif, seperti motivasi, rasa percaya diri, dan minatnya (Usman, 2002:27). Minat berarti ingin, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegitan itu. Sedangkan belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri individu. Menurut Gagne (1985), belajar merupakan suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari pertumbuhan. Gie (1994:28) menyatakan: minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang siswa dengan segenap

kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang berbagai bidang.

B. Jenis-Jenis Metode Mengajar Proses belajar mengajar yang baik hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode mengajar secara bergantian atau saling bahu membahu satu sama lain. Masing-masing metode ada kelemahan dan ada keuntungannya. Tugas guru adalah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Ketepatan penggunaan metode tersebut sangat bergantung dengan tujuan, isi PBM, dan kegiatan belajar. Dengan demikian metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting karena keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung kepada cara guru menggunakan metode pembelajaran. Lebih lanjut Slameto (2003:65) menyatakan metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Jenis-jenis metode mengajar yang digunakan adalah: 1. Metode ceramah 2. Metode tanya jawab 3. Metode latihan 4. Metode diskusi 5. Metode tugas belajar dan resitasi 6. Metode kerja kelompok

7. Metode demonstrasi dan eksperimen 8. Metode sosiodrama 9. Metode problem solving 10. Metode sistem regu 11. Metode karya wisata 12. Metode resource person 13. Metode survey masyarakat 14. Metode simulasi, 15. Metode penemuan/discovery 16. Metode penyajian secara kasus, 17. Metode mengajar non-direktif, 18. Metode mengajar berdasarkan prinsip-prinsip interdisiplinaritas 19. Metode unit teaching, dll.

C. Metode Demonstrasi Beberapa ahli pendidikan menyatakan pendapatnya mengenai metode demonstrasi. Metode demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada murid (dalam http://udhiexz.wordpress.com/2008 /08/08/metode-demonstrasi-dan-eksperimen/). Sedangkan menurut Djajadisastra (1982: 93), metode demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung obyeknya, atau caranya melakukan sesuatu atau mempertunjukkan prosesnya.

Dari beberapa pendapat di atas, kami menyimpulkan bahwa metode demonstrasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menyampaikan suatu materi pelajaran dengan cara memperagakan sehingga memperjelas pengertian serta pemahaman murid mengenai materi tertentu. Metode demonstrasi ini lebih sering digunakan dalam pembelajaran yang memberikan materi tentang suatu proses atau cara kerja suatu benda. Dengan demikian, murid tidak hanya dapat membayangkan saja, tetapi mereka dapat mengamati atau menyaksikannya secara langsung. 1. Syarat Pelaksaan Metode Demonstrasi Menurut Djajadisastra (1982: 96), agar metode demonstrasi dapat dilaksanakan secara maksimal maka perlu diperhatikan beberapa syarat sebagai berikut: a. Menetapkan tujuan demonstrasi. Penetapan tujuan demonstrasi harus dilakukan agar tidak terjadi pemborosan waktu, materi, dan tenaga. Selain itu, dapat digunakan untuk mengetahui kecakapan apa yang diharapkan akan dimiliki murid setelah demonstrasi dilaksanakan.

b. Guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Sebelum guru mendemonstrasikan sesuatu, ia harus mempelajari teorinya dan berlatih mempraktekkannya terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan pada saat melaksanakan demonstrasi. Jadi, guru harus mempersiapkan diri baik secara teoritis

maupun

praktis.

Misalkan

saja,

guru

harus

membongkar

dan

memasangkan kembali suatu alat peraga. Untuk itu, guru harus benarbenar memahami seluk beluk dari alat tersebut.

c. Mempersiapkan alat-alat peraga yang akan digunakan. Alat-alat peraga perlu dipersiapkan agar tidak mengganggu ketertiban maupun sistematika penyajian pada waktu demonstrasi.

d. Mempersiapkan tempat pelaksanaan demonstrasi. Tempat pelaksanaan demonstrasi harus dipersiapkan dengan memperhitungkan bagaimana murid mengikuti jalannya demonstrasi dan kondisi ruang kelas. Hal tersebut perlu diperhatikan agar murid merasa nyaman dalam mengikuti jalannya demonstrasi sehingga materi yang disampaikan benar-benar dipahami murid.

e. Memperhatikan jatah waktu yang tersedia. Demi keberhasilan tujuan dari demonstrasi, guru harus membagi waktu yang disediakan untuk penjelasan teoritis, menjelaskan obyek yang didemonstrasikan, dan menarik kesimpulan atau inti/prinsip-prinsip dari hal-hal yang telah dipertunjukkan. Pembagian waktu harus

memperhatikan jenis kegiatan atau obyek yang didemonstrasikan. Waktu yang diberikan untuk demonstrasi harus yang terbanyak karena metode

demonstrasi memang dimaksudkan agar murid-murid memperoleh kesempatan untuk belajar langsung dari pengamatan langsung terhadap obyeknya sehingga murid-murid dapat melakukan pengamatan dengan cermat, teliti, dan berkali-kali serta benar-benar memahami prinsip-prinsip dari obyek yang didemonstrasikan.

f. Fokus pada satu hal/obyek Hal ini bertujuan agar tidak mengacaukan tanggapan murid-murid mengenai benda yang diamatinya. Demonstrasi diadakan guna

memperjelas sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.

g. Memberikan kesempatan pada murid untuk melakukan demonstrasi. Demonstrasi tidak selalu dilakukan oleh guru. Akan lebih baik apabila murid melakukan demonstrasi sendiri meskipun tidak semua hal yang didemonstrasikan dapat dilakukan oleh murid.

h. Memberikan kesempatan bertanya kepada murid. Pada waktu guru mendemonstrasikan suatu obyek, murid harus betul-betul memperhatikan hal-hal yang dijelaskan oleh guru. Tetapi itu tidak berarti bahwa murid-murid harus diam saja. Murid hendakanya diajak/dipancing untuk menanyakan apa yang kurang dimengerti sehingga mereka puas dan memahami apa yang mereka amati.

i. Guru tidak boleh malas dalam melakukan demonstrasi. Sifat malas merupakan penghalang bagi kesuksesan guru dalam mengajar. Untuk itu, guru harus mampu mengatasi rasa malas pada dirinya.

2. Prinsip-Prinsip Metode Demonstrasi Untuk melaksanakan metode demonstrasi dengan benar, kita perlu memperhatikan prinsip-prinsip pelaksaannya. Menurut Hamalik (1989:148), demonstrasi akan lebih efektif bila dilaksanakan mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Setiap langkah demonstrasi harus bisa dilihat dengan jelas oleh murid. Agar siswa mengetahui bagaimana suatu proses itu dilakukan, maka guru harus memastikan bahwa semua siswa dapat mengikuti setiap langkah proses demonstrasi dengan jelas. Hal ini dimaksudkan agar siswa satu dengan siswa yang lain memiliki pengetahuan yang secara umum sama mengenai cara kerjanya, tanpa ada yang tertinggal sehingga guru tidak perlu mengulangi langkah-langkah yang telah dilakukan.

b. Semua penjelasan secara lisan hendaknya dapat didengar dengan jelas oleh semua murid.

Sedapat mungkin guru harus mengusahakan agar suaranya dapat didengar oleh seluruh siswa. Oleh sebab itu, guru harus mampu memilih cara yang tepat agar murid-muridnya dapat menerima penjelasannya dengan baik dan jelas. Dengan demikian tidak akan terjadi

kesalahpahaman terhadap materi yang didemonstrasikan.

c. Anak-anak (murid) harus tahu apa yang sedang mereka amati. Demonstrasi dilakukan untuk memberi pemahaman yang lebih jelas pada siswa. Untuk itu mereka harus mengetahui apa yang sedang mereka amati dalam proses demonstrasi, sehingga murid benar-benar mengerti apa yang sedang didemonstrasikan dan bagaimana proses demonstrasi itu berjalan.

d. Demonstrasi harus direncanakan dengan teliti. Tugas guru adalah melakukan demonstrasi di depan muridmuridnya. Oleh sebab itu, agar tidak terjadi kesalahan pemahaman mengenai proses demonstrasi, guru harus mengerjakan demonstrasi dengan teliti dan hati-hati.

e. Guru sebagai demonstrator harus mengerjakan tugasnya dengan lancar dan efektif. Sebagai demonstrator berarti seorang guru telah menguasai proses demonstrasi secara menyeluruh. Untuk itu sebisa mungkin

gurulah yang mengontrol proses demonstrasi agar dapat berjalan lancar sehingga siswa pun dapat belajar secara efektif melalui demonstrasi tersebut.

f. Demonstrasi dilaksanakan pada waktu yang tepat. Untuk melaksanakan demonstrasi, guru perlu

memperhitungkan/menentukan waktu yang tepat agar demonstrasi benarbenar berjalan lancar tanpa adahambatan. Guru dan siswa memiliki kesempatan yang luas untuk melaksanakan demonstrasi tanpa terdesak oleh sesuatu hal.

g. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk melatih apa yang telah mereka amati. Demonstrasi dilaksanakan untuk membantu siswa dalam memahami suatu materi tertentu dan akan lebih baik jika siswa dapat mengalaminya sendiri. Untuk itu berilah kesempatan kepada siswa untuk melatih apa yang telah mereka amati dengan kemampuan yang mereka miliki.

h. Sebelum demonstrasi dimulai, hendaknya semua alat telah tersedia. Agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam menggunakan alat-alat, maka guru harus siap menyediakan alat-alat yang akan digunakan untuk demonstrasi. i. Sebaiknya demonstrasi disertai dengan ringkasannya di papan tulis.

Agar siswa tidak mengalami kebingungan dalam menulis hasil demonstrasi atau kesimpulan, maka sebaiknya guru menulis secara ringkas hasil atau kesimpulannya di papan tulis sehingga seluruh siswa dapat melihat dan mencatat.

j. Jangan melupakan tujuan pokok. Pelaksanaan demonstrasi memiliki tujuan yang akan dicapai sebagai tercapainya keberhasilan belajar siswa. Untuk itu, tujuan pokok merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan guru dan menjadi hal utama dalam pelaksanaan demonstrasi.

k. Jika diperkirakan demonstrasi itu sulit supaya sebelumnya dicoba terlebih dulu. Kesalahan dapat terjadi saat melakukan demonstrasi. Untuk menghindarinya, guru mencoba terlebih dahulu sebelum demonstrasi dilakukan di kelas sehingga tidak terjadi kesalahpahaman terhadap pemahaman siswa.

l. Perlu ada laporan hasil demonstrasi. Untuk mengetahui kebenaran hasil demonstrasi, maka perlu ada laporan pelaksanaannya. Hal tersebut dimaksudkan agar guru tahu sejauh mana keberhasilan demonstrasi itu. D. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab dimaksudkan untuk memberi motivasi kepada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya selama mendengarkan pelajaran, ataupun guru yang mengajukan pertanyaan dan siswa yang menjawab. Baik pertanyaan seputar materi atau pokok bahasan maupun perluasannya serta pengalaman yang dihayati , sehingga pelajaran akan menjadi lebih mendalam. Metode tanya jawab mempunyai tujuan agar siswa dapat mengerti dan mengingat-ingat tentang fakta yang dipelajari , didengar ataupun dibaca, sehingga mereka memiliki pengertian yang mendalam mengenai fakta itu. Selain itu metode tanya jawab mampu menjelaskan langkah-langkah berfikir atau proses yang ditempuh dalam memecahkan masalah, sehingga jalan pikiran siswa tidak meloncat-loncat, dan siswa mampu memecahkan masalah dengan tepat dan cepat. Penggunaan metode tanya jawab biasanya baik untuk maksud-maksud yang diperlukan untuk menyimpulkan atau mengiktisarkan. Dalam tanya jawab guru bisa melihat daya tangkap siswa, dan tingkat konsentrasi siswa. Metode tanya jawab digunakan dengan maksud: a. Melanjutkan/ meninjau pelajaran yang lalu. b. Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerja sama siswa. c. Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa. Metode tanya jawab kurang mengenai sasaran bila guru akan mengungkap maksud seperti : a. Ingin menilai taraf dan kadar pengetahuan siswa, sebab pertanyaan yang diajukan tidak pernah bermaksud untuk menguji atau mengevaluasi siswa, melainkan seharusnya hanya untuk mengingatkan kembali apa yang telah

dipelajari atau apa yang telah dialami siswa. Mungkin juga dengan tanya jawab tersebut guru bermaksud untuk menghubungkan pelajaran lama dengan pelajaran baru, atau menggunakan tanya jawab untuk situasi dan masalah baru. b. Kalau pertanyaan bisa dijawab dengan ya atau tidak, atau benar salah; pertanyaan semacam itu kurang pada tempatnya bila ditampilkan pada siswa. Karena tidak mendorong siswa untuk mengingat atau memikirkan jawabannya kembali; tetapi sekedar menebak atau cukup untuk menduga-duga saja. c. Bila pertanyaan tersebut menghendaki jawaban yang sederhana tetapi kompleks dan jawaban sangat dibatasi, mengakibatkan pikiran siswa tidak berkembang. d. Pertanyaan yang baik ditujukan pada seluruh kelas; baru ditunjuk seseorang atau menunggu sampai ada yang menunjukkan jari untuk menjawabnya. Jadi tidak selayaknya jika jika pertanyaan itu bila ditujukan untuk siswa tertentu saja. Padahal hak dan kewajiban setiap siswa itu sama. Bahkan guru perlu menggugah siswa yang pemalu dan pendiam.

Keunggulan dari metode ini antara lain kelas akan lebih hidup, karena sambutan kelas lebih baik, siswa tidak hanya mendengarkan ceramah saja. Dengan tanya jawab partisipasi siswa lebih besar dan berusaha mendengarkan pertanyaan guru dengan baik dan mencoba untuk memberi jawaban yang tepat, sehingga siswa menerima pelajaran dengan aktif berfikir, tidak pasif mendengarkan saja.

Namun metode ini juga mempunyai kelemahan yaitu kelancaran jalannya pelajaran sedikit terhambat karena diseling dengan tanya jawab. Juga jawaban siswa belum tentu selalu benar bahkan kadang-kadang dapat menyimpang dari persoalannya. Dan resiko kemungkinan untuk menyimpang dari persoalan tersebut besar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian praktik dalam bentuk penelitian tindakan (action research) dengan jenis diagnostik. Menurut Arikunto (1999) penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan dosen dan guru. Dengan adanya penelitian kelas, tenaga pengajar dapat mengarahkan perkembangan pendidikan dan pengajaran yang dilakukan oleh tenaga pengajar.

B. Setting Penelitian 1. Latar Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK N 2 Merangin , subjek penelitian di kelas X (Teknik Pemesinan 2). Alasan pemilihan kelas ini adalah: a. Minat yang dimiliki siswa dalam kelas cendrung bervariasi dari rendah, sedang, tinggi. Hal ini terlihat dari kecendrungan siswa yang sering keluar masuk kelas. b. Kurangnya interaksi tanya jawab sewaktu guru melakukan evaluasi di waktu pembelajaran. c. Banyaknya siswa yang mengantuk dan tidak konsentrasi disaat proses pembelajaran sedang berlansung.

2. Kehadiran Peneliti Peneliti mengajar di kelas X dan XI tiga kali dalam seminggu yaitu hari Senin (13.30 17.30), Selasa (09.00 13.30), Kamis (7.30 13.30).

3. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan September, semester ganjil (Juli Desember). Mata diklat yang diajarkan adalah Menggunakan Perkakas Tangan (MPT).

C. Prosedur Penelitian Penelitian ini didahului dengan analisis segala permasalahan yang berkaitan dengan proses pembelajaran di ruang kelas. Selanjutnya permasalahan yang terdeteksi akan dilakukan perumusan masalah, rencana tindakan yang akan diterapkan pada kelas sebagai upaya dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran. Rencana penelitian direncanakan seperti model penelitian yang dikembangkan oleh Lewin dalam Arikunto (1999:83) dengan empat komponen pokok yang dapat menunjang langkah-langkah

penelitian yaitu, (1) perencanan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Dalam satu putaran (siklus) direncanakan oleh peneliti terdiri dari perencanaan, tindakan, pemantauan, dan refleksi. Lama penelitian direncanakan satu bulan, dengan lama pertemuan disesuaikan dengan lama jam mengajar.

D. Langkah-Langkah Penelitian 1. Perencanaan

Menurut Arikunto (2000) rencana penelitian merupakan tindakan yang tersusun, teratur, yang akan diterapkan dalam penelitian dan pandangan kedepan dalam sebuah tindakan. Kegiatan Awal a. Peneliti mempelajari silabus mata pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. b. Membuat rancangan pembelajaran yang relevan dengan materi ajar. c. Membuat modul bahan ajar sesuai dengan materi ajar dari berbagai sumber yang bisa dijadikan reverensi. d. Mempersiapkan segala sesuatu yang nantinya dibutuhkan dalam kegiatan observasi seperti blanko observasi. Kegiatan Inti a. Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa dan memberikan motivasi kepada siswa dengan menetapkan standar kompetensi siswa sebagai tujuan akhir dari pembelajaran. b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya untuk mengukur kemampuan awal siswa. c. Mendemonstrasikan materi sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. d. Meminta respon siswa terhadap berbagai permasalahan yang relevan dengan materi ajar. e. Meminta siswa untuk mengemukakan beberapa contoh yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. dasar kepada siswa

f. Melempar kesempatan kepada siswa yang lainnya untuk mengemukakan pendapatnya selain dari pendapat yang telah dikemukakan temannya. g. Menarik kesimpulan dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan siswa. Kegiatan Akhir a. Memberikan latihan untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami materi ajar dan untuk mempersamakan pemahaman siswa mengenai materi tersebut. b. Mengevaluasi kegiatan pembelajaran untuk pedoman dalam pembelajaran berikutnya.

2. Tindakan Menurut Madya (1994:20) tindakan/action dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya yang dilakukan secara sadar dengan perencanaan yang matang. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah aplikasi dari perencanaan yang telah direncanakan dalam perencanaan. Tindakan yang akan dilakukan adalah: a. Memberikan motivasi b. Menjelaskan materi pelajaran c. Melempar beberapa pertanyaan kepada siswa, sehingga terjadi interaksi dalam pembelajaran. d. Meminta umpan balik dan memberikan penguatan kepada siswa. e. Memantau aktifitas siswa dalam pembelajaran.

3. Pemantauan Menurut Madya (1994:22) pemantauan yang dilakukan untuk

mendokumentasikan

pengaruh

tindakan

berkaitan.

Pemantauan

dilakukan oleh peneliti dengan mencatat segala sesuatu yang terjadi pada lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya. Pemantauan dilakukan ketika jam pembelajaran sedang berlansung (dari awal hingga akhir). Hal-hal yang dilakukan pengamatan antara lain: Aspek Siswa a. Keadaan siswa dalam kelas ketika terjadi interaksi pembelajaran yang dilakukan. b. Keadaan siswa ketika tanya jawab dalam pembelajaran. c. Prilaku siswa dalam menjawab pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa lainnya. d. Perilaku siswa secara keseluruhan dalam pembelajaran. Aspek Pembelajaran a. Kesesuaian perencanaan pembelajaran yang direncanakan. b. Kondisi kelas saat pembelajaran berlansung. c. Pelaksanaan evaluasi.

4. Refleksi Refleksi menurut Arikunto (2000:29) adalah mendapatkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dan kemudian dijadikan dasar dalam

menentukan tindakan selanjutnya. Sedangkan menurut Madya (1994:23) refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatatkan dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, dan persoalan serta tindakan dalam tindakan strategi. Refleksi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

mengumpulkan data secara kualitatif yaitu dengan menggunakan catatancatatan pada lembar observasi. E. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian tindakan kelas yang akan direncanakan menurut Madya (1994:33) catatan anekdot adalah deskripsi tentang apa yang perseorangan lakukan dalam situasi nyata tertentu dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Dalam upaya merealisasikan penelitian ini maka peneliti akan membuat catatan anekdot sebagai gambaran dalam melakukan analisis data secara lebih mendalam. Catatan yang mencakup catatan lapangan dan segala kejadian dalam pembelajaran. Format dokumentasi dipergunakan untuk mengumpulkan segala arsip yang akan dianalisis menjadi hasil penelitian.

Tabel Kehadiran Siswa Minggu ke I Jumlah Siswa 38 sakit Jumlah Siswa Yang Tidak Hadir % izin % alpa % Jumlah % siswa tidak hadir

II III

38 38

Tabel Aktifitas Siswa Minggu ke Aktifitas siswa Hadir tepat waktu Bertanya Menanggapi Berbicara tanpa memperhatikan pelajaran Keluar masuk saat pembelajaran berlansung F. Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis persentasi. Analisis deskriptif untuk mendapatkan gambaran data yang yang menjelaskan fakta-fakta yang mempengaruhi kinat belajar siswa dengan menggunakan metode tanya jawab dan latihan. Sedangkan analisis persentase untuk mendapatkan seberapa persen penungkatan minat belajar siswa dengan menggunakan metode tanya jawab dan latihan. Dalam hal ini rumus yang digunakan untuk mendapatkan persentase adalah rumus statistik persentase (Surachmad, 1990:9). ada % tidak %

X = (f/n) x 100% Keterangan: X : besarnya persentase f : frekuensi

: jumlah responden

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Perencanaan Perencanaan jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan pada hari Kamis pukul 11.00 13:30 WIB. Pada pertemuan pertama, Kamis tanggal 08 September 2011 pokok bahasan yang dibahas adalah Pemahaman

fungsi-fungsi perkakas tangan, pertemuan kedua tanggal 15 September 2011 dengan pokok bahasan Menggunakan macam-macam perkakas tangan, pertemuan ketiga tanggal 22 September 2011 dengan pokok bahasan Syaratsyarat keselamatan kerja dalam menggunakn perkakas tangan. Yang menyampaikan materi pembelajaran adalah peneliti sendiri sekaligus sebagai observer. Proses pembelajaran yang diterapkan adalah proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah,demonstrasi, dan tanya jawab. Tabel 1. Perencanaan Pembelajaran Pembelajaran Memberikan tes awal Materi Latihan Kegiatan Guru Memberikan tes dan mengawasi Menjelaskan materi kepada siswa Mendemonstrasikan prosedur latihan Kegiatan Siswa Menjawab tes secara individu Mendengarkan, bertanya, dan menanggapi. Mendengarkan dan bertanya jika ada yang kurang jelas. 2. Pelaksanaan Dari perencanaan yang telah ditetapkan, proses pembelajaran dilakukan dengan pembagian jam pelajaran yaitu, untuk kegiatan awal 15 menit, kegiatan inti 120 menit dan kegiatan akhir 15 menit. Pada pertemuan

pertama, pelaksanaan pembelajaran berjalan sesuai denagan rencana. Dan minggu berikutnya juga sama, pelaksanaan pembelajaran juga berjalan dengan baik sesuai dengan rencana.

3. Pemantauan Pada kesesuaian desain pembelajaran yang direncanakan didapatkan bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi dan tanya jawab mampu memberikan kontribusi positif terhadap minat belajar siswa. Hal ini tampak pada aktifitas siswa selama proses pembelajaran yang datanya dihasilkan dari rata-rata pengamatan peneliti sebagai berikut:

a. Kehadiran siswa dan aktifitas siswa sebelum menggunakan metode tanya jawab dan latihan. Tabel 2. Kehadiran Siswa Minggu Jumlah ke Siswa 38 Sakit 2 Jumlah Siswa Yang Tidak Hadir % 5,2% Izin 1 % 2,5% alpa 5 % 13% Jumla h% siswa tidak hadir 20,7%

Tabel 3. Aktifitas Siswa Minggu ke Aktifitas siswa Hadir tepat waktu Bertanya Menanggapi Berbicara tanpa memperhatikan pelajaran Keluar masuk saat pembelajaran berlangsung ada 28 1 32 9 % 73,5% 2,5% 0% 84,5% 23,5% tidak 10 37 38 6 29 % 26,5% 97,5% 100% 15,5% 76,5%

b. Kehadiran siswa dan aktifitas siswa sesudah menggunakan metode tanya jawab dan latihan. Tabel 4. Kehadiran Siswa Minggu Ke-1 Minggu Jumlah ke I Siswa 38 Sakit Jumlah Siswa Yang Tidak Hadir % 0% Izin 2 % 5,2 % alpa 4 % 10 % Jumlah % siswa tidak hadir 15,2%

Tabel 5. Aktifitas Siswa Minggu Ke-1 Minggu ke Aktifitas siswa Hadir tepat waktu Bertanya Menanggapi Berbicara tanpa memperhatikan pelajaran Keluar masuk saat pembelajaran berlangsung Tabel 6. Kehadiran Siswa Minggu Ke-2 Minggu Jumlah ke Siswa sakit Jumlah Siswa Yang Tidak Hadir % Izin % alpa % Jumlah % siswa tidak ada 32 1 1 28 6 % 84,5% 2,5% 2,5% 73,5% 15,5% tidak 6 37 37 10 32 % 15,5% 97,5% 97,5% 26,5% 84,5%

II

38

2,5 %

2,5 %

7,3 %

hadir 12,3 %

Tabel 7. Aktivitas Siswa Minggu Ke-2 Minggu ke Aktifitas siswa Hadir tepat waktu Bertanya Menanggapi Berbicara tanpa II memperhatikan pelajaran Keluar masuk saat pembelajaran berlangsung ada 33 3 1 26 5 % 86,5% 7,3% 2,5% 68,5% 13,5% tidak 5 35 37 12 33 % 13,5% 92,7% 97,5% 31,5% 86,5%

Tabel 8. Kehadiran Siswa Minggu Ke-3 Minggu Jumlah ke III Siswa 38 sakit 1 Jumlah Siswa Yang Tidak Hadir % 2,5 % Izin % 0% alpa 2 % 5,2 % Jumlah % siswa tidak hadir 7,7 %

Tabel 9. Aktivitas Siswa Minggu Ke-3 Minggu ke Aktifitas siswa Hadir tepat waktu Bertanya Menanggapi Berbicara tanpa memperhatikan pelajaran Keluar masuk saat pembelajaran berlangsung 4. Refleksi ada 35 5 2 23 3 % 92,5% 13,5% 5,2% 60,5% 7,3% tidak 3 33 36 15 35 % 7,3% 86,5% 94,8% 39,5% 92,7%

III

Dilihat dari aktifitas siswa secara individu terutama pada kehadiran siswa sebelum menggunakan metode tanya jawab dan latihan , persentase kehadiran hanya 73,5 yang hadir tepat waktu dan 26,5% tidak hadir tepat waktu. Siswa yang bertanya selama 2 jam pelajaran hanya 1 orang dengan persentase 2,5% ; menanggapi pertanyaan 0% ; berbicara saat jam pelajaran berlangsung sebeesar 84,5% dan yang meminta izin keluar ruangan saat pembelajaran sebesar 23,5% dari keseluruhan siswa. Setelah dilakukan pembenahan dengan menambahkan metode

demonstrasi dan tanya jawab disaat pembelajaran berlangsung, ketidak gairahan siswa dalam belajar mulai berkurang. Hal ini terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 10. Ringkasan Kehadiran Siswa Sesudah Digunakannya Metode Tanya Jawab Dan Latihan (Dalam Bentuk %) Minggu Jumlah ke I II III Siswa 38 38 38 sakit 1 1 Jumlah Siswa Yang Tidak Hadir % 0% 2,5% 2,5% izin 2 1 % 5,2% 2,5% 0% alpa 4 3 2 % 10% 7,3% 5,2% Jumla h% siswa tidak hadir 15,2% 12,3% 7,7%

Tabel 11. Ringkasan Aktifitas Siswa Sebelum Dan Sesudah Digunakannya Metode Tanya Jawab Dan Latihan (Dalam Bentuk %) Aktifitas siswa Sebelum Minggu Sesudah Minggu Minggu

Ket

Hadir tepat waktu Bertanya Menanggapi Berbicara tanpa memperhatikan pelajaran Keluar masuk saat pembelajaran berlangsung B. Pembahasan

73,5% 2,5% 0% 84,5% 23,5%

I 84,5% 2,5% 2,5% 73,5% 15,5%

II 86,5% 7,3% 2,5% 68,5% 13,5%

III 92,5% 13,5% 5,2% 60,5% 7,3%

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan melihat persentase perkembangannya dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi dan tanya jawab sangat baik dan cukup untuk meningkatkan aktifitas belajar . Hal ini ditandai dengan terus meningkatnya persentase siswa yang bertanya dan menanggapi jawaban yang ada. Dan siswa yang berbicara disaat pembelajaran berlangsung serta yang keluar masuk mulai menunjukkan penurunan dari minggu pertama diadakannya observasi hingga minggu terakhir observasi. Ini berarti penggunaan metode demonstrasi dan tanya jawab memberikan kontribusi positif hingga mencapai hasil yang baik. Penelitian yang dilakukan selain untuk mengetahui minat belajar siswa juga dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab berkurangnya minat siswa dalam belajar, yang ditandai dengan banyaknya siswa yang keluar masuk saat pembelajaran berlansung dan banyaknya siswa yang berbicara tanpa

memperhatikan pelajaran. Adapun penyebab siswa kurang berminat dalam belajar adalah:

1. 2. 3.

Siswa tidak memiliki buku pegangan untuk belajar. Guru-guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Guru jarang menggunakan media, dan kalaupun ada tetapi kurang menarik sehingga minat siswa tidak teransang dengan media tersebut.

4.

Siswa terbiasa meminta izin keluar ruangan selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga konsentrasi siswa lainnya menjadi terpecah.

5. 6.

Siswa dibenarkan membawa HP kesekolah. Suasana kelas lain yang meribut sehingga siswa jenuh dengan kebisingan.

Hasil positif yang diperoleh dengan menggunakan metode demonstrasi dan tanya jawab adalah dapat meningkatkan minat belajar siswa. Akan tetapi metode ini juga mempunyai kelemahan, yaitu: 1. Dengan tanya jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan, hal ini karena siswa cendrung mengajukan pertanyaan yang menyinggung hal lain, sehingga tidak bisa dikendalikan. 2. Membutuhkan waktu yang lebih banyak. 3. Siswa cenderung cepat puas dengan jawaban ataupun tanggapan dari siswa lainnya. 4. Tidak semua siswa ikut aktif dalam tanya jawab, karena kondisi psikologis siswa yang majemuk (pemalu). 5. Tidak semua hal yang didemonstrasikan guru dapat diualang berkali-kali. 6. Demontrasi menjadi tidak efektif bila tidak semua murid dapat ikut serta, misalnya alat terlalu kecil sedangkan jumlah murid besar.

7. Bila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kernungkinan murid. menjadi lupa, dan pelajaran tidak akan berarti karena tidak menjadikan pengalaman bagi murid.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan melihat hasil pada tabel persentase aktifitas siswa, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa melalui metode demonstrasi dan tanya jawab mengalami peningkatan (kontribusi positif).

B. SARAN Sesuai dengan kesimpulan diatas maka beberapa saran yang perlu untuk dijadikan pertimbangan adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada guru-guru untuk memvariasikan metode yang digunakan dalam pembelajaran, sehingga tingkat kejenuhan siswa bisa diminimalkan. 2. Diharapkan guru dapat memberlakukan disiplin di kelas selama proses pembelajaran berlangsung agar siswa tidak sering keluar masuk ruangan.

3.

Bagi guru yang akan menggunakan metode yang sama dengan peneliti agar memperhatikan kelemahan dari metode ini, sehingga kelemahan tersebut dapat diminimalkan dimasa yang akan datang dengan

pengkombinasian metode ini dengan metode lainnya. 4. Kepada peneliti berikutnya agar mengambil metode yang lainnya untuk penelitiannya sehingga dapat memperluas dan menambah kajian dalam bidang disiplin keguruan/pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Djajadisastra, Jusuf. 1982. Metode-Metode Mengajar.Bandung: Angkasa Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan.Bandung: PT. Citra Aditya Bakti http://udhiexz.wordpress.com/2008 /08/08/metode-demonstrasi-dan-eksperimen/ Ibrahim. 2000. Kiat Mengatasi Kesulitan Belajar. Jakarta: Elex Media Komputindo. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kelas Sebagai

Madya. 1994. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Oemar Hamalik. 1993. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung: Transito Prasetya Irawan. 1999. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN Press Roestiyah N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka cipta. Suharsimi Arikunto. 1999.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Tarsito. Suharsimi Arikunto. 2000. Metode Statistik. Jakarta: Tarsito

You might also like