You are on page 1of 23

PETA KONSEP

STANDART KOMPETENSI Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa. KOMPETENSI DASAR 1.1 Menjelaskan teori Atom Bohr dan mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik. 1.2. Menjelaskan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom dan teori hibridisasi untuk meramalkan bentuk molekul. 1.3. Menjelaskan interaksi antar molekul (gaya antar molekul) dengan sifatnya. INDIKATOR Menjelaskan teori atom mekanika kuantum Menentukan bilangan kuantum (Kemungkinan elektron berada) Menggambarkan bentuk-bentuk orbital Menjelaskan kulit dan sub kulit serta hubungannya dengan bilangan kuantum Mengunakan prinsip aufbau, aturan hund, dan asas larangan pauli untuk menuliskan konfigurasi electron dan diagram orbital Menghubungakan konfigurasi electron suatu unsur dengan letaknya dalam letak unsur dalam sistem periodik. Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori domaian electron. Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan elektron Menjelaskan perbedaan sifat fisis (titik didih, titik beku) berdasarkan gaya antar molekul, gaya london, gaya van der waals dan ikatan hydrogen. Menerapkan hubungan antara besarnya gaya london, gaya van der walls dan ikatan hydrogen.

BAB I SRTUKTUR ATOM, SISTEM PERODIK UNSUR DAN IKATAN KIMIA A. Struktur Atom Model Atom Niels Bohr Spektum Unsur Spektrum adalah kumpulan dari beberapa frekuensi atau panjanggelombang radiasi cahaya. Bila cahaya matahari dilewatkan melalui prisma, maka cahaya tersebut diuraikan menjadi beberapa warna pelangi, yang saling meliputi satu dengan yang lainnya. Uraian warna itu disebut spektrum kontinu. Bentuk spectrum dari suatu unsur berupa garis-garis, sehingga sering disebut dengan spectrum garis atau spectrum atom Setiap unsur spectrum atomnya bersifat khas, sehingga untuk mengidentifikasi suatu unsur dapat didasarkan pada spectrum atomnya. Teori Atom modern (Mekanika Kuantum) a. Teori Kuantum dari Max Planck (1990) Menytakan: Energi radiasi dipancarkan atau diserap suatu benda bersifat diskrit, dalam bentuk kelipatan dari satuan energi yang disebut kuantum. Energi setiap kuantum berbanding lurus dengan frekuensi radiasi yang dipancarkan atau diserap.

E h f

Karena,

, maka

E h

E = energi kuntum (Joule) h = tetapan Planck (6,63 x 10-34 joule detik) -1 f = frekuensi radiasi (detik ) c = kecepatan cahaya (3x108 m.detik-1) = panjang gelombang (meter) Untuk cahaya , satu kuantum radiasi disebut foton. Contoh Soal : Satu elektron dalam atom natrium mengalami transisi dari tingkat energi yang tinggi ketingkat enrgi rendah dengan memberi cahaya kuning. Jika panjang gelombang cahaya 588,9 nm.Hitunglah

a. energi yang dipancarkan b. frekkuensi gelombang cahaya tersebut Jawab :

E h

b. Louis De Broglie (1924) Ia mengemukan bahwa elektron yang bergerak mempunyai sifat-sifat gelombang. Ia menggabungkan persamaan Einstein ( energi suatu partikel bermassa m). Louis De Broglie berpendapat jika sesuatu merupakan gelombang sebagaimana sinar dipertimbangkan sebagai aliran suatu partikel maka ia mengusulkan bahwa suatu partikel seperti electron dapat dipikirkan sebagai gelombang. Tidak seperti sinar dengan kecepatan tetap. Electron berjalan dengan kecepatan tidak tetap (variasi) . subsitusi kecepatn cahaya (C) dan kecepatan electron (v) menghasilkan c. Prinsip ketidak pastian Heisenberg Tidak mungkin menemukan kecepatn dengan posisi electron secara bersamaan, tetati yang dapat ditentukan hanyalah kebolehjadian ( Probabilitas) menentukan electron pada posisi dari suatu partikel yang kecil tidak dapat ketahui secara d. Erwin Schrodinger Berhasil menyusun persamaan gelombang untuk electron dengan menggunakan prinsip mekanika gelombang. Hasil penjabaran persamaan Schrodinger menunjukkan bahwa energi suatu electron ditentukan oleh 3 bilangan kuantum. Menurut Schrodinger, elektron- elektron yang mengelilingi inti terdapat didalam suatu orbital (daerah 3 dimensi disekitar inti dimana electron dengan energi tertentu dapat ditemukan dengan kemungkinan yang terbesar.

6,63 10 14 joule det ik 3

Heiseberg

Max Planck

Schrodinger

Louis de broglie Neils Bohr

2. Bilangan kuantum Untuk menyatakan kebolehjadian kedudukan elektron pada suatu orbital digunakan bilangan kuantum 1) Bilangan Kuantum utama (n) Bilangan Kuantum utama menunjukkan tingkat energi electron dan sesui dengan tingkat energi atom Bohr (menunjukkan lintasan elektron/kulit atom) Harga bilangan kuantum merupakan bilangan bulat positif mulai dari satu lintasan /kulit (n) 1 2 3 4 lambang kulit K L M N 2) Bilangan Kuantum Azimut / Sekunder (l) Bilangan Kuantum Azimut menunjukkan subkulit/sublintasan dimana elektron bergerak dan menentukan bentuk orbital. Bilangan kuantum ini bergantung pada bilangan kuantum utama. Harga l = 0 dimana (n-1) 1-1 = 0 Harga l = 1 dimana (n-1) 2-1 = 0 Harga l = 2 dimana (n-1) 3-1 = 0 Bentuk orbital : l=0 menyatakan subkulit s l=1 menyatakan subkulit p l=2 menyatakan subkulit d l=3 menyatakan subkulit f 3) Bilangan Kuantum Magnetik (m) Bilangan kuantum magnetic menyatakan kedudukan atau orientasi electron karena pengaruh medan magnet yang kuat. Harga m = -1..+1 l = 0 m = 0 (1 orbital) l = 1 m = -1,0,+1 (3 orbital) l = 2 m = -2,-1,0,+1,+2 (5 orbital) l = 3 m = -3,-2,-1,0,+1,+2,+3 (7 orbital) 4) Bilangan Kuantum Spin (s) larangan pauli Bilangan kuantum spin menyatakan arah rotasi elektron dalam orbital searah jarum jam (+) +

berlawanan arah jarum jam (-) - Jika notasi orbital [] maka: orbital s2 bilangan kuantum m = -1,0,+1 orbital s6 bilangan kuantum m = -2,-1,0,+1,+2 orbital s10 bilangan kuantum m = -3,-2,-1,0,+1,+2,+3 Kulit n Max. l Sub m kulit K 1 2 0 1s2 0 L 2 8 0 2s2 0 1 2p6 -1,0,+1 0 3s2 0 M 3 18 1 3p6 -1,0,+1 2 3d10 -2,-1,0,+1,+2 0 4s2 0 6 N 4 32 1 4p -1,0,+1 2 4d10 -2,-1,0,+1,+2 3 4f14 -3,-2,-1,0,+1,+2,+3

Jumlah Orbital 1 1 3 1 3 5 1 3 5 7

3. Bentuk-bentuk orbital 1). Orbital s Orbital yang paling sederhana, merupakan orbital yang berbentuk seperti bola

2). Orbital p Orbital sub kulit p mempunyai bentuk bola yang terpilin, mempunyai 3 orbital yaitu Px, Py, dan Pz. Letak ketiga orbital ini pada 3 sumbu yaitu sumbu x, y dan z yang saling berpotongan tegak lurus dan ketiga orbital ini mempunyai tingakt energi yang sama

3). Orbital d Subkulit d mempunyai 5 orbital membentuk seperti roset dan lima orbital ini mempunyai tingak energi yang sama.

B. Konfigurasi Elektron Susunan elektron suatu atom berkaitan dengan tingkat energi yang dimiliki dan bergantung pada nomor atom. Konfigurasi elektron dapat ditentukan dengan bantuan diagram mnomenik moller dan menggunakan prinsip Aufbau, aturan Hund dan larangan Pauli. 1. Prinsip/asas Aufbau pengisian orbital dimulai dari tingakt energi yang terrendah kemudian tingkat energi yang lebih tinggi. 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f

Berdasarkan ketentuan tersebut maka urutan pengisian (kofigurasi) elektron mengikuti tanda panah pada gambar berikut! 1s2 1s2 1s2 1s2 1s2 1s2 1s2 1s2 Gambar 1. Diagram Curah Hujan 2. Aturan Hund Pengisian elektron pada orbital p,d,f mula-mula diisi pada tiap-tiap orbital searah jarum jam sampai penuh kemudian berlawanan arah jarum jam/ berpasangan 3. Larangan Pauli. Dalam atom tidak ada 2 elektron yang mempunyai keempat kebilangan kuantum sama. Jika 2 elektron yang mempunyai orbital yang sama, maka kedua elektron ini harus berbeda bilangan kuantum spinnya Contoh : 2He : 1s2 elektron 1, n = 1, l = 0, m = 0, s = + elektron 1, n = 1, l = 0, m = 0, s = - Akibat larangan pauli ini, tiap orbital hanya bisa diisi oleh 2 elektron . Perkecualian : a. No. atom : 24,29,41,42,44,45,47,78,79 s terluar s1 b. No. atom : 46 s terluar s0 Karena pada umumnya susunan penuh dan penuh relatif lebih stabil Elektron Valensi Elektron valensi adalah elektron-elektron yang berada pada kulit terluar atau mempunyai tingakat energi tertinggi atau bilangan kuantum utama terbesar Elektron valensi berperan dalam pembentukan ikatan kimia Unsur-unsur yang mempunyai elektron valensi sama mempunyai sifat-sifat kimia sama Contoh : Lambang Unsur Konfigurasi Elektron Elektron valensi 1s2 2s1 1 3Li 2 2s22p63s1 Na 1s 1 11 2 2s22p63s23p6 4s1 K 1s 1 19 2 2 1 1s 2s 2p 3 5B 1s2 2s22p63s23p1 3 13Al Perhatikan contoh penulisan konfigurasi elektron dari beberapa atom berikut! Ikutilah langkah-langkah berikut! 1. Tentukanlah jumlah elektron dari atom unsur tersebut! Jumlah elektron dari atom unsur sama dengan nomor atom unsur tersebut. 2. Tuliskan jenis subkulit yang dibutuhkan secara urut berdasarkan diagram curah hujan yang telah Anda baca yaitu: 1s-2s-2p-3s-3p-4s-3d-4p-5s-4d-5p-6s-4f-5d-6p-7s-5f-6p-7p-8s Isikan elektron pada masing-masing subkulit dengan memperhatikan jumlah elektron maksimumnya. 3. Berdasarkan jumlah orbital tiap subkulit dan tiap orbital maksimum terisi dua elektron, maka jumlah elektron maksimum 2s1 2s2 2s2 2s2 2s2 2s2 2s2 2p1 2p6 2p6 2p6 2p6 2p6 3s1 3s2 3s2 3s2 3s2 3p1 3p6 3p6 3p6 4s1 4s2 4s2 3d1 3d10 4p1

pada tiap-tiap subkulit adalah: Subkulit s maksimum isi 2 elektron Subkulit p maksimum isi 6 elektron Subkulit d maksimum isi 10 elektron Subkulit f maksimum isi 14 elektron Elektron ditulis agak ke atas setelah tanda orbital. Jika subkulit paling rendah sudah terisi maksimum, maka sisa elektron dimasukkan pada subkulit berikutnya. Perhatikan contoh dengan mengikuti langkah-langkah tersebut! Atom unsur dengan tanda atom S akan kita buat konfigurasi elektronnya maka: 1. Nomor atom unsur tersebut = 16 (lihatlah angka yang tertulis di bawah tanda atom). Dengan demikian jumlah elektron atom tersebut sebanyak 16. 2. 3. Jenis subkulit yang dibutuhkan secara urut kita tuliskan sebagian, mulai dari yang paling kiri 1s-2s-2p-3s-3p-4s Isikan pada subkulit 1s sebanyak 2 elektron. Sisanya isikan pada subkulit berikutnya.

Sehingga konfigurasi elektron untuk atom unsur dengan tanda atom S dapat dituliskan secara berurut sebagai berikut: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 latihan soal : Buatlah konfigurasi elektron untuk atom unsur-unsur dengan tanda atom sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. : : : : :

Bagaimana konfigurasi elektron dengan nomor-nomor besar atau banyak? Unsur - unsur dengan nomor atom besar atau banyak tentunya akan terlihat lebih panjang dan tidak praktis. Untuk itu, konfigurasi elektron atom berelektron banyak dapat disingkat penulisannya dengan penulisan lambang unsur gas mulia yang sesuai. Konfigurasi elektron gas mulia : 1. 2He: 1s2 2. 10Ne: 1s2 2s2 2p6 3. 18Ar: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4. 36Kr: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5. 54Xe: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6. 86Rn: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6 Contoh : Konfigurasi elektron untuk Ca: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 Dapat Anda singkat penulisannya menjadi seperti berikut ini : Ca: [Ar] 4s2 Skema ini digunakan untuk memudahkan dalam menyingkat.

Latihan Soal Buatlah konfigurasi elektron yang singkat untuk atom unsur dengan tanda atom sebagai berikut : 1. 2. 3. : : :

Penjelasan yang sudah Anda pelajari merupakan konfigurasi elektron untuk atom, bagaimana untuk ion? 1. Ion (+)bermuatan positip : adalah atom netral yang melepaskan sebagaian elektronnya. Elektron yang dilepaskan letaknya pada kulit terluar. Contoh: memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1.

Jika berbentuk ion K+ maka elektron pada kulit terluarnya akan melepas sebanyak 1, sehingga konfigurasi elektronnya menjadi 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6. 2. Ion (-)bermuatam negatip adalah : atom netral yang menerima atau menyerap elektron. Elektron yang diterima ini akan menempati orbital dari subkulit terluar yang belum penuh atau maksimum. Contoh: memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p5. Jika berbentuk ion F maka elektron pada kulit terluar akan bertambah sebanyak 1, sehingga konfigurasi F- menjadi 1s2 2s2 2p6. Contoh Soal : Buatlah konfigurasi elektron dari ion berikut! 1. Ca2+ (nomor atom Ca=20) 2. O2- (nomor atom O=8) Penyelesaian: 1. Ca2+ memiliki elektron 20 2 = 18 Jumlah elektron ion = nomor atom muatan Konfigurasi elektron atom 20Ca 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 sehingga konfigurasi elektron ion Ca2+ menjadi 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 2. O2- memiliki muatan 8 + 2 = 10 Jumlah elektron ion = nomor atom + muatan Konfigurasi atom 8O 1s2 2s2 2p4 sehingga konfigurasi elektron ion O2- menjadi 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 Hal lain yang harus Anda perhatikan dalam menuliskan konfigurasi elektron adalah kestabilan. Atom akan lebih stabil bila kulit atau subkulit terisi elektron penuh atau setengah penuh.

Contoh Soal : Konfigurasi elektron yang benar adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 bukan 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4. Karena orbital d maksimum berisi 10 elektron maka akan lebih stabil jika orbital d diisi 5 atau 10 elektron. Bagaimana dengan konfigurasi elektron ?

Mirip halnya dengan maka konfigurasi elektron adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 bukan 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9 Konfigurasi elektron dalam atom selain diungkapkan dengan diagram curah hujan, seringkali diungkapkan dalam diagram orbital. Ungkapan yang kedua akan bermanfaat dalam menentukan bentuk molekul dan teori hibridisasi pada modul berikutnya. Kita ingat kembali bahwa : 1. Orbital-orbital dilambangkan dengan kotak 2. Elektron dilambangkan sebagai tanda panah dalam kotak 3. Banyaknya kotak ditentukan berdasarkan bilangan kuantum magnetik, yaitu: subkulit s digambarkan subkulit p digambarkan subkulit d digambarkan 4. 5. Untuk orbital-orbital yang berenergi sama dilambangkan dengan sekelompok kotak yang bersisian, sedangkan orbital dengan tingkat energi berbeda digambarkan dengan kotak yang terpisah Satu kotak orbital berisi 2 elektron, satu tanda panah mengarah ke atas dan satu lagi mengarah ke bawah

Pembuatan konfigurasi elektron dalam diagram orbital memenuhi aturan atau kaidah Hund. B. Sistem Periodik Unsur-Unsur 1. Dasar Penyusunan Sistem periodik bentuk panjang disusun berdasarkan kenaikan nomor atom (kenaikan jumlah proton/muatan inti) dan Konfigurasi Elektron Kulit Terluar ns1 ns2 ns2 np1 ns2 np2 ns2 np3 ns2 np4 ns2 np5 ns2 np6 UNSUR UTAMA Elektron Nomor Valensi Golongan 1 2 3 4 5 6 7 8 IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA Nama Golongan Alkali Alkali tanah Aluminium Karbon Nitrogen Oksigen Halogen Gas mulia UNSUR TRANSISI Konfigurasi Nomor Ketetangan Elektron Sub Golongan kulit (n-1)d ns (n-1)d1 ns2 IIIB (n-1)d2 ns2 IVB (n-1)d3 ns2 VB (n-1)d5 ns1 VIB (n-1)d5 ns2 VIIB 6 2 (n-1)d ns karena (n-1)d7 ns2 VIIIB sifatnya (n-1)d8 ns2 (n-1)d9 ns1 IB 10 2 (n-1)d ns IIB kemiripa n sifat. Sistem periodik bentuk panjang dibagi ke dalam : periode dan golonga n. 2. 3.

4. 5. 6. 7. 8. 9. Hubungan Konfigurasi Elektron dan Golongan Unsur Periode Golongan

Lajur horisontal Ditunjukkan oleh nomor kulit yang paling luar Banyaknya periode sistem periodik ada 7 buah Artinya suatu atom maksimim mempunyai kulit sebanyak 7 buah

Lajur vertikal Mempunyai sifat-sifat yang mirip. Kemiripan sifat tersebut karena adanya kesamaan konfigurasi elektron, kulit terluarnya. Unsur-unsur dibagi menjadi 2 kelompok: 1. Unsur golongan utama : Unsur yang terdapat dalam blok s dan p 2. Unsur golongan transisi: Unsur yang terdapat dalam blok d dan f

Unsur Golonga n Lantanid a Mempun yai konfigura si

elektron subkulit terluar : 4f1-14, 5s2 5p6, 6s2 Unsur Golongan Aktanida Mempunyai konfigurasi elektron subkulit terluar : 5f1-14, 6s2 6p6, 7s2 Berdasarkan hubungan tersebut kita dapat menentukan letak unsur (baik golongan maupun periode) dalam sistem periodik unsur. Penentuan Golongan Unsur utama : ditentukan oleh jumlah elektron valensi, yaitu elektron pada ns atau ns np. Unsur transisi : ditentukan oleh jumlah elektron pada sub kulit (n-1) d. ns Contoh Soal : Tentukan letak unsur yang mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut : a. P : 1s2 2s22p4 R : 1s2 2s22p63s23p3 b. Q : 1s2 2s22p63s2 S : 1s2 2s22p63s23p63d54s2 Jawab : Letak unsur dalam sistem periodik ditentukan oleh elektron valensinya : a. Konfigurasi elektron valensi unsur P : 2s22p4 Unsur P terletak pada : periode 2 golongan VI A b. Konfigurasi elektron valensi unsur Q : 3s2 Unsur Q terletak pada : periode 3 golongan II A c. Konfigurasi elektron valensi unsur R : 3s23p3 Unsur R terletak pada : periode 3 golongan V A d. Konfigurasi elektron valensi unsur S : 3d54s2 Unsur S terletak pada : periode 4 golongan VII B C. Ikatan Kimia 1. Teori Domain Elektron Teori ini dapat digunakan untuk meramalkan bentuk molekul suatu senyawa berdasarkan gaya tolak menolak elektronelektron pada kulit luar atom pusat Domain elektron berarti posisi keberadaan elektron. Satu domain adalah satu pasangan elektron ikatan (PEI), dapat berupa ikatan tunggal atau ikatan rangkap satu atau satu pasangan elektron bebas (PEB). Contoh : Pada senyawa NH3 H Rumus Lewis HN ada 4 domain elektron H Pada senyawa SO2 Rumus Lewis O S O ada 3 domain elektron Pada senyawa CO2

Rumus Lewis O C O ada 2 domain elektron Prinsip Dasar Teori Domain Elektron Sesama domain elektron saling tolak menolak sedemikian rupa sehingga tolak menolak diantara domain elektron tersebut menjadi sekecil-kecilnya. Urutan kekuatan tolak-menolak sesama domain elektron adalah sebagai berikut : PEB Vs PEB > PEB Vs PEI > PEI Vs PEI Bentuk molekul hanya ditentukan oleh pasangan elektron ikatan Merumuskan tipe molekul Atom pusat diberi simbol A Pasangan elektron ikatan diberi simbol X Pasangan elektron bebas diberi simbol E Contoh : 1. Senyawa yang molekulnya memiliki 4 domain elektron ikatan dan 0 domain elektron bebas tipe molekulnya dirumuskan AX4 2. Senyawa yang molekulnya memiliki 4 domain elektron ikatan dan 2 domain elektron bebas tipe molekulnya dirumuskan AX 2E2 Hubungan domain elektron, tipe molekul, sudut ikatan dan bentuk molekul dinyatakan sebagai berikut : Jumlah Jumlah Tipe Sudut Bentuk Contoh PEI PEB Molekul Ikatan Molekul 4 0 AX4 109,50 Tetrahedral CH4 3 1 AX3E 109,50 *) Piramida segitiga NH3

10

2 2 AX2E2 109,50 *) Planar bentuk V H2O 3 0 AX3 1200 Segitiga sama sisi BF3, SO3 2 1 AX2E 1200 *) Planar bentuk V SO2 2 0 AX2 1800 linier BeF2,SO2 * molekul yang memiliki pasangan elektron bebas (PEB) sudut ikatannya lebih kecil dibandingkan sudut ikatan idealnya.

Untuk meramalkan bentuk molekul suatu senyawa dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1. Gambarkan stuktur lewis (rumus lewis) senyawa tersebut 2. Tentukan jumlah PEI (X) dan PEB (E) disekeliling atom pusat 3. gunakan hasil no. 2 untuk merumuskan tipe molekulnya Dengan mengetahui tipe molekul, maka bentuk molekul senyawa dapat diramalkan Contoh: Ramalkan bentuk molekul dari : a. BeCl2 b. HOCl c. SiF4 2. Gaya antar molekul Coba renungkan kenapa air dapat berubah dalam tiga wujud? Air akan menjadi padat (es) jika suhunya diturunkan, tetapi jika suhu dinaikan (diberi kalor), maka air berubah menjadi uap. Mengapa dapat demikian? Pertanyaan tersebut akan dapat kalian ketahui jawabannya setelah mempelajari subbab ini. Kehidupan di dunia tidak akan terlepas dari ikatan. Coba bayangkan dapatkah kalian hidup sendirian tanpa teman? Rasanya sangat sulit bukan? Semua makhluk selalu ingin berikatan. Manusia hidup dengan menjalin berbagai ikatan, mulai dari ikatan perkawinan berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Kemudian ikatan lebih lanjut mulai dari satu keluarga, satu rukun tetangga (RT), rukun warga (RW), sampai ikatan yang lebih besar dengan berbagai tujuan. Demikian pula halnya dengan atom dan molekul yang merupakan benda mati itupun tidak luput dari ikatan. Ikatan yang terjadi antaratom beraneka ragam, mulai dari ikatan karena perbedaan muatan (positif negatif), ikatan karena gaya berdasarkan gaya tarik-menarik dipol-dipol sesaat, ikatan yang membentuk jembatan hidrogen, dan ikatan-ikatan yang lain. Kenyataan di alam sangat jarang ditemukan atom dalam bentuk bebas. Atom-atom dalam bentuk bebas hanya ditemui pada suhu relatif tinggi. Agar menjadi stabil, atom-atom akan saling membentuk kelompok atom (misalnya O2, H2) atau membentuk molekul (CH4, H2O). Atom yang membentuk molekul akan mempunyai sifat jauh berbeda dengan atom-atom asalnya. Pada setiap molekul terdapat gaya tarik-menarik antaratom. Gaya tarik-menarik antaratom dalam molekul dinamakan ikatan kimia. Dalam bab ini akan dipelajari gaya tarik-menarik antarmolekul. Apa gaya tarik-menarik antarmolekul itu? Gaya tarik-menarik antarmolekul, yaitu gaya yang menyebabkan antarmolekul menjadi terikat dalam satu kelompok atau merupakan interaksi antara molekul-molekul dalam suatu zat (unsur atau senyawa) melalui gaya elektrostatis. Gaya antarmolekul ini sangat dipengaruhi

11

kepolaran dari masing-masing molekul. Gaya tarik-menarik antarmolekul sangatberkaitan dengan sifat fisika dari senyawa yang bersangkutan. Beberapa sifat fisika dari senyawa antara lain titik didih, titik beku, kelarutan, kerapatan, tekanan uap, dan tekanan osmosis. Bab 1 Struktur Atom dan Bentuk Molekul 25 Secara garis besar terdapat tiga (3) jenis gaya tarik-menarik antarmolekul, yaitu a. gaya tarik-menarik dipol sesaat-dipol terimbas, b. gaya tarik-menarik dipol-dipol, dan c. ikatan hidrogen. 1. Gaya tarik-menarik dipol sesaat-dipol terimbas (gaya London) Elektron akan senantiasa bergerak dalam orbital. Perpindahan elektron dari satu orbital ke orbital lain mengakibatkan suatu molekul yang tadinya bersifat nonpolar dapat menjadi polar. Sehingga timbul dipol (polar) sesaat. Dipol tersebut disebut sesaat karena dapat berubah jutaan kali setiap detiknya. Hal ini disebabkan adanya tarikan antara elektron satu molekul dan inti molekul lain. Suatu getaran dalam sebuah molekul mengimbas suatu geseran dalam elektron-elektron molekul tetangga. Tarikan lemah ini pertama kali diuraikan oleh ilmuwan fisika, berasal dari Jerman, FritzLondon (dikenal London), pada tahun 1930-an sehingga sering disebut gaya London. Mekanismenya terlihat seperti gambar di bawah ini. Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Molekul nonpolar mempunyai sebaran muatan lautan electron setimbang dan simetris dalam keadaan normal, electron terdistribusi merata dalam molekul. 2) Pada waktu-waktu tertentu (sesaat) dapat terjadi pengutuban atau pembentukan dipol yang disebut dipol sesaat. 3) Sisi bermuatan parsial negatif dari dipol sesaat akan mempengaruhi kerapatan elektron molekul terdekat sehingga membentuk dipol, hal ini memungkinkan dua molekul membentuk ikatan yang disebut gaya London. 4) Gaya tarik-menarik ini hanya berlangsung sesaat, dikarenakan dipol sesaat dan terimbas muncul mengikuti fluktuasi elektron. Molekul mempunyai sifat polarisabilitas berbeda-beda. Polarisabilitas merupakan kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau mengimbas suatu dipol. Polarisabilitas Dipol yang terbentuk karena pengaruh kerapatan elektron molekul yang saling mendekat disebut dipol terimbas. Gambar 1.12 Mekanisme terjadinya gaya London. Gaya London Nonpolar Nonpolar Dipol sesaat Nonpolar Dipol sesaat Dipol terimbas Nonpolar Nonpolar (a) (b) (c) (d) + + + 26 Mari Belajar Kimia SMA-MA Kelas XI IPA JILID 2 sangat erat hubungannya dengan massa relatif molekul. Pada umumnya molekul dengan jumlah elektron yang besar akan lebih mudah mengalami polarisabilitas. Jika semakin besar nomor massa molekul relatif, maka semakin kuat pula gaya London yang bekerja pada molekul itu. Misal, dua molekul propana saling menarik dengan kuat dibandingkan dua molekul metana. Molekul dengan distribusi elektron besar lebih kuat saling menarik daripada molekul yang elektronnya kuat terikat. Misal molekul I2 akan saling tarik-menarik lebih kuat daripada molekul F2 yang lebih kecil. Dengan demikian titik didih I2 akan lebih besar jika dibandingkan dengan titik didih F2. Molekul yang mempunyai bentuk molekul panjang lebih mudah mengalami polarisabilitas dibandingkan dengan molekul dengan bentuk simetris. Misal deretan hidrokarbon dengan rantai cabang akan mempunyai titik didih lebih rendah jika dibandingkan dengan hidrokarbon dengan rantai lurus. Normal butana mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan isobutana yang memiliki rantai cabang. CH3 CH2 CH2 CH3 CH3 CH CH3 n-butana CH3 isobutana 2. Gaya tarik-menarik dipol-dipol Molekul dengan sebaran elektron tidak simetris akan bersifat polar. Molekul ini akan memiliki perbedaan muatan (dipol) yang menyebabkan bersifat polar. Molekul yang mempunyai momen

12

dipol permanen disebut polar. Sedangkan senylautanya dinamakan senyawa polar. Molekul-molekul yang ada di dalam senyawa polar cenderung untuk menyusun diri sehingga ujung yang berbeda muatan akan saling mendekat dan saling tarik-menarik. Gaya tarikmenarik dipol-dipol merupakan gaya tarik-menarik antara dua molekul polar. Dipol-dipol molekul tersebut akan saling tarik pada kutub-kutub dengan muatan berllautanan, yaitu positif dan negatif. Kekuatan tarikan yang timbul akan lebih besar daripada tarikan pada molekul nonpolar. Jadi, zat-zat yang mempunyai molekulmolekul polar cenderung memiliki titik didih dan titik leleh lebih tinggi daripada molekul nonpolar dengan ukuran sama. Gambar 1.13 Bagan gaya tarik dipol-dipol suatu senyawa. (a) (b) Bab 1 Struktur Atom dan Bentuk Molekul 27 Gaya antarmolekul, seperti gaya London dan gaya tarik dipol-dipol, secara bersama-sama sering disebut sebagai gaya Van der Waals . Gaya London terdapat pada setiap zat, baik bersifat polar maupun nonpolar. Sedangkan gaya tarik dipole-dipol hanya terdapat dalam senyawa polar. Dalam hal ini, gaya Van der waals juga memiliki peran cukup penting. Karena dalam membandingkan titik didih atau sifat fisika lainnya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi, gaya tarik dipol sesaat-dipol terimbas atau gaya tarik menarik dipol-dipol. Gaya London lebih dominan daripada dipol-dipol. Jelaskan mana yang lebih besar titik didihnya HI atau HCl? Jawab HCl mempunyai momen dipol 1,08 lebih polar jika dibandingkan dengan HI (0,38). Kenyataan HI mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan HCl, mengapa? Jika ditinjau dari massa molekul relatif, maka massa molekul relatif HCl (Mr = 35,5) lebih kecil dari HI (Mr = 127,9). Oleh karena itu, massa HI lebih besar dari HCl sehingga gaya London HI lebih kuat dari HCl. Dengan demikian, gaya Van der Waal HI lebih besar daripada HCl. Contoh lain CO2 dan H2O. Karbon dioksida, CO2 bersifat karakteristik dari molekul-molekul di mana momen ikatan saling mematikan. Artinya momen dipol (total dipol) molekul tersebut sama dengan 0. Walaupun ikatan kovalen dalam molekul tersebut, C = O, bersifat polar, penataan yang simetris dari ikatan menyebabkan momen-momen ikatan saling meniadakan dan molekul keseluruhan bersifat nonpolar. Dari rumus senylautanya saja, dapat diduga bahwa molekul H2O akan analog dengan molekul CO2. Tetapi pada kenyataannya, H2O mempunyai momen dipol yang cukup besar. Selain itu, H2O memiliki domain elektron bebas dan membentuk sudut sehingga molekul H2O bersifat polar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini. Contoh Gambar 1.14 Bentuk molekul H2O dan CO2. 28 Mari Belajar Kimia SMA-MA Kelas XI IPA JILID 2 3. Ikatan hidrogen Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik-menarik dipol-dipol dengan kekuatan besar (sekitar 5-10 kali lebih besar). Ikatan ini terjadi jika molekul polar mengandung satu atom hydrogen terikat pada atom yang sangat elektronegatif seperti F, O, dan N. Ikatan kovalen polar antara hidrogen dan salah satu atom itu akan terpolarisasi dan tarikan antara molekul-molekul itu cukup kuat. Besar energi ikatannya sekitar 13-30 kJ mol1. Atom-atom yang dapat membentuk ikatan hidrogen adalah N dalam NH3, O dalam H2O, dan F dalam HF. Hal ini dapat dipahami karena ketiga atom tersebut memiliki elektronegativitas yang tertinggi. Perhatikan gambar di bawah ini. Senyawa H2O Senyawa HF Pada umumnya terdapat hubungan antara titik didih suatu senyawa dengan massa molekul relatifnya. Titik didih akan naik jika massa molekul relatif juga naik, kecuali HF, H2O, dan NH3. Ketiga senyawa tersebut mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan senyawa lain dalam kelompoknya. Perhatikan Gambar 1.16. Fakta tersebut menunjukkan bahwa adanya gaya tarik-menarik antarmolekul HF, H2O, dan NH3 bersifat polar,gaya dipol-dipolnya tidak cukup kuat untuk menerangkan titik didih yang mencolok tersebut. Gambar 1.15 Ikatan hidrogendalam senyawa H2O dan HF. Tanda ... menunjukkanikatan hidrogen. Sumber: General Chemistry, Principles and Modern Application, Petrucci R. H, Harwood W. S, dan Herring G. F Gambar 1.16 Hubungan titik didih dengan massa molekul. Bab 1 Struktur Atom dan Bentuk Molekul 29

13

Peristiwa tersebut menunjukkan adanya ikatan hydrogen pada senyawa itu. Ikatan FH, OH, dan NH bersifat sangat polar, atom H dalam senyawa tersebut sangat positif. Akibatnya atom H dari satu molekul terikat kuat pada atom tetangganya yang memiliki elektronegativitas tinggi. Kerjakan di buku latihan kalian. 1. Ramalkan bentuk geometri PCl5 berdasarkan teori domain elektron dan hibridisasi. 2. Jelaskan mengapa titik didih propana lebih tinggi dari isopropana. 3. Air yang kita gunakan sehari-hari termasuk senyawa polar. Mengapa senyawa polar cenderung memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih tinggi daripada senyawa nonpolar dengan ukuran sama? 4. Apa yang kalian ketahui tentang gaya Van der Waals ? Jelaskan. 5. Telah digambarkan ikatan hidrogen dalam senyawa H2O dan HF. Bagaimana ikatan hidrogen dalam senyawa NH3? E. Sifat Fisik yang Dipengaruhi Gaya Antarmolekul Gaya antarmolekul mempengaruhi sifat fisik dari suatu zat atau senyawa. Beberapa sifat fisik itu antara lain titik didih dan tegangan permukaan. 1. Titik didih Titik didih suatu cairan merupakan temperatur di mana tekanan uap yang meninggalkan cairan sama dengan tekanan luar. Jika hal tersebut terjadi, maka akan terbentuk gelembunggelembung uap dalam cairan. Karena tekanan uap dalam gelembung sama dengan tekanan uap udara, maka gelembung itu dapat mendorong diri lewat permukaan dan bergerak ke fase gas di atas cairan. Keadaan seperti itu disebut mendidih. Titik didih suatu zat juga menggambarkan besarnya energy yang diperlukan untuk mengatasi gaya tarik-menarik antarmolekul dalam zat tersebut. Jika gaya tarik-menarik semakin kuat, maka 30 SenyawaTitikDidih (oC) Gaya Antarmolekul yang Terlibat CH4 161,5 Gaya LondonHCl85 Gaya tarik-menarik dipol-dipol C3H642,1 Gaya London , tapi karena ukurannya yang besar maka titik didihnya lebih tinggi dari HCl SO2 10 Gaya tarik-menarik dipol-dipol (gayaLondon juga terlibat) H2O 100 Ikatan hidrogen diperlukan energi yang besar, akibatnya titik didih menjadi tinggi. Perhatikan titik didih beberapa senyawa pada Tabel 1.8. Tabel 1.8 Titik didih beberapa senyawa. 2. Tegangan permukaan (surface tension) Tegangan permukaan (surface tension) merupakan gaya yang cenderung membuat permukaan cairan melengkung. Hal ini dikarenakan pada permukaan zat cair jumlah molekulnya lebih sedikit dibandingkan molekul zat cair di bawah permukaan. Akibatnya, molekul di permukaan mengalami gaya tarik-menarik yang lemah sehingga molekul permukaan cenderung tertarik ke dalam. Baik dalam tetesan atau cairan jika bersentuhan dengan tempatnya, maka permukaan yang melengkung itu mempunyai luas sekecil mungkin pada suasana tersebut untuk meminimalkan energi permukaan. Jika gaya antarmolekul semakin kuat, maka tegangan permukaan yang dihasilkan semakin besar. Sebagai contoh, air, (H2O), mempunyai tegangan permukaan 0,073 N m1 lebih tinggi daripada benzena, (C6H6), yaitu sebesar 0,029 N m1. Hal ini dikarenakan H2O bersifat polar dan mempunyai gaya antarmolekul jauh lebih kuat daripada gaya antarmolekul benzena yang bersifat nonpolar. Gaya antarmolekul dalam air adalah ikatan hidrogen sedangkan benzena adalah gaya London. C. Ikatan Kimia Di kelas X kita telah mempelajari konsep ikatan kimia, yaitu tentang ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam. Pada pokok bahasan ini, kita akan mempelajari bentuk molekul dalam ikatan kimia yang akan mempengaruhi gaya tarikmenarik antarmolekul dan sifat-sifat gas. 1. Bentuk Geometri Molekul Bentuk molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Berikut ini bentuk geometri dari beberapa molekul.

Gambar 1.16 Bentuk geometri dari beberapa molekul sederhana

14

Kita dapat menentukan bentuk molekul dari hasil percobaan maupun dengan cara meramalkan bentuk molekul melalui pemahaman struktur electron dalam molekul. Pada subbab ini, kita akan membahas cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori tolak-menolak elektron-elektron pada kulit luar atom pusatnya. a. Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) menyatakan bahwa pasangan elektron dalam ikatan kimia ataupun pasangan electron yang tidak dipakai bersama (yaitu pasangan elektron mandiri) saling tolakmenolak, pasangan elektron cenderung untuk berjauhan satu sama lain. Menurut asas Pauli, jika sepasang elektron menempati suatu orbital, maka elektron lain bagaimanapun rotasinya tidak dapat berdekatan dengan pasangan tersebut. Teori ini menggambarkan arah pasangan elektron terhadap inti suatu atom. Gaya tolak-menolak antara dua pasang elektron akan semakin kuat dengan semakin kecilnya jarak antara kedua pasang elektron tersebut. Gaya tolakan akan menjadi semakin kuat jika sudut di antara kedua pasang elektron tersebut besarnya 90. Selain itu, tolakan yang melibatkan pasangan elektron mandiri lebih kuat daripada yang melibatkan pasangan ikatan (Ralph H. Petrucci, 1985). Berikut ini adalah urutan besarnya gaya tolakan antara dua pasang elektron. Urutan kekuatan tolak-menolak sesama domain elektron adalah sebagai berikut : PEB Vs PEB > PEB Vs PEI > PEI Vs PEI b. Teori Domain Elektron Teori domain elektron merupakan penyempurnaan dari teori VSEPR. Domain elektron berarti kedudukan elektron atau daerah keberadaan elektron, dengan jumlah domain ditentukan sebagai berikut (Ralph H. Petrucci, 1985). 1. Setiap elektron ikatan (baik itu ikatan tunggal, rangkap, atau rangkap tiga) berarti 1 domain. 2. Setiap pasangan elektron bebas berarti 1 domain. Teori domain elektron mempunyai prinsip-prinsip dasar sebagai berikut (Ralph H. Petrucci, 1985). a. Antardomain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak-menolak sehingga domain elektron akan mengatur diri (mengambil formasi) sedemikian rupa, sehingga tolak-menolak di antaranya menjadi minimum. Susunan ruang domain elektron yang berjumlah 2 hingga 6 domain yang memberi tolakan minimum, dapat dilihat pada tabel 1.7. b. Urutan kekuatan tolak-menolak di antara domain elektron adalah: tolakan antar domain elektron bebas > tolakan antara domain elektron bebas dengan domain elektron ikatan > tolakan antardomain electron ikatan. Perbedaan daya tolak ini terjadi karena pasangan elektron bebas hanya terikat pada satu atom saja, sehingga bergerak lebih leluasa dan menempati ruang lebih besar daripada pasangan elektron ikatan. Akibat dari perbedaan daya tolak tersebut adalah mengecilnya sudut ikatan karena desakan dari pasangan elektron bebas. Hal ini juga terjadi dengan domain yang mempunyai ikatan rangkap atau rangkap tiga, yang pasti mempunyai daya tolak lebih besar daripada domain yang hanya terdiri dari sepasang elektron.

c. Bentuk molekul hanya ditentukan oleh pasangan elektron terikat. No. senyawa Rumus Lewis Rumus struktur 1. 2. 3. H2O CO2 C2H2 .. H :O: H .. .. H :O: H .. .. H :O: H HO-H 4 2 3

Jumlah Domain Elektron

15

4.

SO2

.. .. H :O: H ..

Jumlah domain (pasangan elektron) dalam suatu molekul dapat dinyatakan sebagai berikut: Atom pusat dinyatakan dengan lambang A. Domain elektron ikatan dinyatakan dengan X. Domain elektron bebas dinyatakan dengan E. Tipe molekul dapat dinyatakan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Menentukan jumlah elektron valensi atom pusat (EV). 2) Menentukan jumlah domain elektron ikatan (X). 3) Menentukan jumlah domain elektron bebas (E).
E
( EV X ) 2

Contoh soal : Tentukan tipe molekul dari senyawa-senyawa biner berikut ini: a. BF3 c. ClF3 b. PCl3 Jawab: a. Jumlah elektron valensi atom pusat (boron) = 3 Jumlah domain elektron ikatan (X) = 3 Jumlah domain elektron bebas = E
( EV X ) 2

Tipe molekul: AX3E. b. Jumlah elektron valensi atom pusat (fosfor) = 5 Jumlah domain elektron ikatan (X) = 3 Jumlah domain elektron bebas = E
(5 3) 2

=1

Tipe molekul: AX3. c. Jumlah elektron valensi atom pusat (klorin) = 7 Jumlah domain elektron ikatan (X) = 3 Jumlah domain elektron bebas = E Tipe molekul: AX3E2. Cara penetapan tipe molekul dengan menggunakan langkah-langkah di atas hanya berlaku untuk senyawa biner berikatan tunggal. Untuk senyawa biner yang berikatan rangkap atau ikatan kovalen koordinasi, maka jumlah elektron yang digunakan untuk membentuk pasangan terikat menjadi dua kali jumlah ikatan. Tentukan tipe molekul senyawa-senyawa biner rangkap berikut ini. a. XeO4 b. SO3 Tipe molekul: AX3 Langkah-langkah yang dilakukan untuk meramalkan geometri molekul adalah: a. Menentukan tipe molekul. b. Menggambarkan susunan ruang domain-domain elektron di sekitar atom pusat yang memberi tolakan minimum. c. Menetapkan pasangan terikat dengan menuliskan lambang atom yang bersangkutan. d. Menentukan geometri molekul setelah mempertimbangkan pengaruh pasangan elektron bebas. Contoh: Molekul air, H2O Langkah 1: Tipe molekul adalah AX2E2 (4 domain). Langkah 2: Susunan ruang pasangan-pasangan elektron yang member tolakanminimum adalah tetrahedron. Langkah 3: Menentukan pasangan terikat dengan menuliskan lambing atom yang terikat (atom H). Langkah 4: Molekul berbentuk V (bentuk bengkok). Hasil percobaan menunjukkan bahwa sudut ikatan HOH dalam air adalah 104,5, sedikit lebih kecil daripada sudut tetrahedron (109,5). Hal ini terjadi karena desakan pasangan elektron bebas. :O:
(7 3) 2

=2

16

HH Susunan ruang pasanganpasangan elektron Bentuk molekul Sumber: General Chemistry, Principles and Modern Aplication, Ralph H. Petrucci, 4th ed, 1985. Gambar 1.17 Bentuk molekul CH4 B. Teori Hibridisasi Teori domain elektron dapat digunakan untuk meramalkan bentuk molekul, tetapi teori ini tidak dapat digunakan untuk mengetahui penyebab suatu molekul dapat berbentuk seperti itu. Sebagai contoh, teori domain elektron meramalkan molekul metana (CH4) berbentuk tetrahedron dengan 4 ikatan C-H yang ekuivalen dan fakta eksperimen juga sesuai dengan ramalan tersebut, akan tetapi mengapa molekul CH4 dapat berbentuk tetrahedron? Pada tingkat dasar, atom C (nomor atom = 6) mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut. 6C : 1s2 2s2 2p2 Dengan konfigurasi elektron seperti itu, atom C hanya dapat membentuk 2 ikatan kovalen (ingat, hanya elektron tunggal yang dapat dipasangkan untuk membentuk ikatan kovalen). Oleh karena ternyata C membentuk 4 ikatan kovalen, dapat dianggap bahwa 1 elektron dari orbital 2s dipromosikan ke orbital 2p, sehingga C mempunyai 4 elektron tunggal sebagai berikut. 6C : 1s2 2s2 2p2 menjadi: 6C : 1s2 2s1 2p3 Namun demikian, keempat elektron tersebut tidaklah ekuivalen dengan satu pada satu orbital 2s dan tiga pada orbital 2p, sehingga tidak dapat menjelaskan penyebab C pada CH4 dapat membentuk 4 ikatan ekuivalen yang equivalen. Untuk menjelaskan hal ini, maka dikatakan bahwa ketika atom karbon membentuk ikatan kovalen dengan H membentuk CH4, orbital 2s dan ketiga orbital 2p mengalami hibridisasi membentuk 4 orbital yang setingkat. Orbital hibridanya ditandai dengan sp3 untuk menyatakan asalnya, yaitu satu 6C: 1s2 2s1 2p3 mengalami hibridisasi menjadi 6C : 1s2 (2sp3)4 Hibridisasi tidak hanya menyangkut tingkat energi, tetapi juga bentuk orbital gambar. Sekarang, C dengan 4 orbital hibrida sp3, dapat membentuk 4 ikatan kovalen yang equivalen. Jadi, hibridisasi adalah peleburan orbital-orbital dari tingkat energi yang berbeda menjadi orbital-orbital yang setingkat. Jumlah orbital hibrida (hasil hibridisasi) sama dengan jumlah orbital yang terlihat pada hibridasi itu. Berbagai tipe hibridisasi disajikan dalam tabel 1.9. C. Gaya Tarik Antarmolekul Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan berbagai jenis zat yang partikelnya berupa molekul dan berbeda fasa. Dalam fasa gas, pada suhu tinggi dan tekanan yang relatif rendah (jauh di atas titik didihnya), molekul-molekul benar-benar berdiri sendiri, tidak ada gaya tarik antarmolekul. Akan tetapi, pada suhu yang relatif rendah dan tekanan yang relatif tinggi, yaitu mendekati titik embunnya, terdapat suatu gaya tarik-menarik antarmolekul. Gaya tarik menarik antar molekul itulah yang memungkinkan suatu gas dapat mengembun (James E. Brady, 1990). Molekul-molekul dalam zat cair atau dalam zat padat diikat oleh gaya tarikmenarik antar molekul. Oleh karena itu, untuk mencairkan suatu zat padat atau untuk menguapkan suatu zat cair diperlukan energi untuk mengatasi gaya tarik-menarik antar molekul. Makin kuat gaya tarik antar molekul, makin banyak energi yang diperlukan untuk mengatasinya, maka semakin tinggi titik cair atau titik didih. D. Gaya Tarik-Menarik Dipol Sesaat Dipol Terimbas (Gaya London) Antar molekul nonpolar terjadi tarik-menarik yang lemah akibat terbentuknya dipol sesaat. Pada waktu membahas struktur elektron, kita mengacu pada peluang untuk menemukan elektron di daerah tertentu pada waktu tertentu. Elektron senantiasa bergerak dalam orbit. Perpindahan electron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar, sehingga terbentuk suatu dipol sesaat. Dipol yang terbentuk dengan cara itu disebut dipol sesaat karena dipol itu dapat berpindah milyaran kali dalam 1 detik. Pada saat berikutnya, dipol itu hilang atau bahkan sudah berbalik arahnya. Suatu saat yang mungkin terjadi digambarkan pada gambar 1.18.

17

Gambar 1.. Gaya London Dipol sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas pada molekul di sekitarnya, sehingga membentuk suatu dipol terimbas. Hasilnya adalah suatu gaya tarik-menarik antarmolekul yang lemah. Penjelasan teoritis mengenai gaya-gaya ini dikemukakan oleh Fritz London pada tahun 1928. Oleh karena itu gaya ini disebut gaya London (disebut juga gaya dispersi) (James E. Brady, 1990). Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu molekul disebut polarisabilitas. Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. Pada umumnya, makin banyak jumlah elektron dalam molekul, makin mudah mengalami polarisasi. Oleh karena jumlah elektron berkaitan dengan massa molekul relatif, maka dapat dikatakan bahwa makin besar massa molekul relatif, makin kuat gaya London. Misalnya, radon (Ar = 222) mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan helium (Ar = 4), 221 K untuk Rn dibandingkan dengan 4 K untuk He. Molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami polarisasi dibandingkan molekul yang kecil, kompak, dan simetris. Misalnya, normal pentana mempunyai titik cair dan titik didih yang lebih tinggi dibandingkan eopentana. Kedua zat itu mempunyai massa molekul relatif yang sama besar. Gaya dispersi (gaya London) merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yang molekulnya bertarikan hanya berdasarkan gaya London, yang mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah dibandingkan dengan zat lain yang massa molekul relatifnya kira-kira sama. Jika molekul-molekulnya kecil, zat-zat itu biasanya berbentuk gas pada suhu kamar, misalnya hidrogen (H2), nitrogen (N2), metana (CH4), dan gas-gas mulia. E. Gaya Tarik Dipol-dipol Molekul yang sebaran muatannya tidak simetris, bersifat polar dan mempunyai dua ujung yang berbeda muatan (dipol). Dalam zat polar, molekulmolekulnya cenderung menyusun diri dengan ujung (pol) positif berdekatan dengan ujung (pol) negatif dari molekul di dekatnya. Suatu gaya tarik-menarik yang terjadi disebut gaya tarik dipol-dipol. Gaya tarik dipol-dipol lebih kuat dibandingkan gaya dispersi (gaya London), sehingga zat polar cenderung mempunyai titik cair dan titik didih lebih tinggi dibandingkan zat nonpolar yang massa molekulnya kira-kira sama. Contohnya normal butana dan aseton (James E. Brady, 2000). Gaya-gaya antarmolekul, yaitu gaya dispersi (gaya London) dan gaya dipole-dipol, secara kolektif disebut gaya Van der Waals. Gaya dispersi terdapat pada setiap zat, baik polar maupun nonpolar. Gaya dipol-dipol yang terdapat pada zat polar menambah gaya dispersi dalam zat itu. Dalam membandingkan zat-zat yang mempunyai massa molekul relatif (Mr) kira-kira sama, adanya gaya dipol-dipol dapat menghasilkan perbedaan sifat yang cukup nyata. Misalnya, normal butana dengan aseton. Akan tetapi dalam membandingkan zat dengan massa molekul relatif (Mr) yang berbeda jauh, gaya dispersi menjadi lebih penting. Misalnya, HCl dengan HI, HCl (momen dipol = 1,08) lebih polar dari HI (momen dipol = 0,38). Kenyataannya, HI mempunyai titik didih lebih tinggi daripada HCl. Fakta itu menunjukkan bahwa gaya Van der Waals dalam HI lebih kuat daripada HCl. Berarti, lebih polarnya HCl tidak cukup untuk mengimbangi kecenderungan peningkatan gaya dispersi akibat pertambahan massa molekul dari HI. Gambar 1.19 Bentuk molekul dan polarisabilitas F. Ikatan Hidrogen Antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom hydrogen terjadi ikatan hidrogen. Titik didih senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA, diberikan pada gambar 1.20.

18

Gambar 1.20 Ti t i k didih senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA. Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter and Change, Martin S. Silberberg. 2000. Perilaku normal ditunjukkan oleh senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, yaitu titik didih meningkat sesuai dengan penambahan massa molekul. Kecenderungan itu sesuai dengan yang diharapkan karena dari CH4 ke SnH4 massa molekul relatif meningkat, sehingga gaya Van der Waals juga makin kuat. Akan tetapi, ada beberapa pengecualian seperti yang terlihat pada gambar, yaitu HF, H2O, dan NH3. Ketiga senyawa itu mempunyai titik didih yang luar biasa tinggi dibandingkan anggota lain dalam kelompoknya. Fakta itu menunjukkan adanya gaya tarik-menarik antarmolekul yang sangat kuat dalam senyawa-senyawa tersebut. Walaupun molekul HF, H2O, dan NH3 bersifat polar, gaya dipol-dipolnya tidak cukup kuat untuk menerangkan titik didih yang mencolok tinggi itu. Perilaku yang luar biasa dari senyawa-senyawa yang disebutkan di atas disebabkan oleh ikatan lain yang disebut ikatan hidrogen (James E. Brady, 2000). Oleh karena unsur F, O, dan N sangat elektronegatif, maka ikatan F H, O H, dan N H sangat polar, atom H dalam senyawa-senyawa itu sangat positif. Akibatnya, atom H dari satu molekul terikat kuat pada atom unsur yang sangat elektronegatif (F, O, atau N) dari molekul tetangganya melalui spasangan elektron bebas pada atom unsur berkeelektronegatifan besar itu. Ikatan hidrogen dalam H2O disajikan pada gambar 1.21. Gambar 7.21 Molekul polar air (kiri) dan ikatan hidrogen pada air (kanan). Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter and Change, Martin S. Silberberg. 2000. Latihan Soal : 1. Diketahui massa molekul dari beberapa zat sebagai berikut. N2=28, O3=48, F2=38 Ar=40, dan Cl2=71. Susunlah zat-zat itu berdasarkan titik didihnya dan jelaskan alasan Anda! 2. Ramalkan titik didih unsur-unsur halogen, dari atas ke bawah bertambah atau berkurang? Jelaskan jawaban Anda! 3. Urutkan interaksi antarpartikel ikatan kovalen, ikatan Van der Waals, dan ikatan hidrogen, dimulai dari yang terlemah! Latihan Soal : 1. Di dalam sistem periodik, unsur-unsur transisi terletak di antara golongan-golongan . A. IIA dan IIB D. B. IIA dan IIIA C. IIB dan IIIB E. D. IA dan IIB E. IIIB dan VIIIB 2. Unsur-unsur transisi-dalam mulai dijumpai pada periode . A. 3 D. 6 B. 4 E. 7 C. 5 3. Suatu atom unsur X mempunyai susunan elektron: 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 3d5, 4s1. Unsur tersebut adalah . A. logam alkali D. unsur halogen B. unsur golongan IB E. unsur transisi

19

C. salah satu unsur lantanida 4. Diketahui konfigurasi elektron dari beberapa unsur sebagai berikut. X : 1s2, 2s2 Y : 1s2, 2s2, 2p3 Z : 1s2, 2s2, 2p6 U : 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s1, 3d5 V : 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d10 Berdasarkan konfigurasi elektronnya, unsur yang paling stabil adalah . A. X D. U B. Y E. V C. Z 5. Unsur yang elektron terakhirnya memiliki bilangan kuantum n = 3, l = 2, m = 1, dan s = + dalam sistem periodik terletak pada . A. periode 4, golongan IVB D. periode 3, golongan IVB C. periode 4, golongan VIIIB E. periode 3, golongan VIIIB E. periode 4, golongan IIB 6. Tiga unsur yang dalam sistem periodik terletak diagonal satu sama lain memiliki susunan elektron terluar menurut aturan adalah . A. 2s2, 2p1, 2s2, 2p2, 2s2, 2p3 D. 2s2, 2p3, 3s2, 3p3, 4s2, 4p3 B. 3d3, 4s2, 4d3, 5s2, 5d3, 6s2 E. 2s2, 2p3, 3s2, 3p4, 4s2, 4p5 C. 3d1, 4s2, 3d2, 4s2, 3d3, 4s2 7. Jumlah elektron tidak berpasangan yang paling banyak akan dijumpai pada golongan . A. VA D. VIA B. VB E. VIB C. VIIB 8. Ion M3+ mempunyai konfigurasi elektron: 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 3d5. Pernyataan yang tidak benar mengenai unsur M adalah . A. mempunyai nomor atom 26 D. terletak pada periode 4 B. termasuk unsur transisi E. merupakan anggota golongan VIIIB C. mengandung lima elektron tidak berpasangan 9. Ion X2- mempunyai konfigurasi elektron: [Ar] 3d5, 4s2, 4p6. Dalam sistem periodik, unsur X terletak pada . A. periode 4, golongan VIA (16) D. periode 4, golongan VIIA (17) B. periode 4, golongan VIIIA (18) E. periode 5, golongan IA (1) C. periode 5, golongan IIA (2) 10. Jika unsur A membentuk senyawa yang stabil A(NO3)2, maka konfigurasi electron unsur tersebut adalah . A. 1s2, 2s2, 2p6, 3s2 D. 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p2 B. 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p4 E. 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6 C. 1s2, 2s2, 2p6 11. Unsur fosforus (Z = 15) dan unsur vanadium (Z = 23) mempunyai kesamaan dalam hal . A. nomor periode D. nomor golongan B. bilangan oksidasi paling rendah E. subkulit terakhir yang diisi oleh elektron C. jumlah elektron yang tidak berpasangan 12. Konfigurasi elektron atom titanium adalah 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 3d2, 4s2. Senyawa berikut yang tidak dapat dibentuk adalah . A. K3TiO3 D. K2TiF6 B. TiO2 E. K2TiO4 C. TiCl3 13. Unsur uranium (Z = 92) termasuk dalam kelompok unsur A. golongan IVA D. aktinida C. golongan IVB E. lantanida E. golongan VIB 14. Raksa (merkuri) dalam sistem periodik terletak pada periode 6 golongan IIB. Elektron terakhir atom raksa memiliki bilangan kuantum, yaitu . A. n = 5, l = 2, m = +2, s = D. n = 5, l = 2, m = +2, s = + C. n = 6, l = 0, m = 0, s = E. n = 6, l = 0, m = 0, s = + E. n = 6, l = 2, m = +2, s = 15. Tiga unsur yang dalam sistem periodik atau susunan berkala letaknya diagonal satu terhadap yang lain memiliki susunan elektron terluar menurut aturan adalah A. 2s2, 2p1, 2s2, 2p2, 2s2, 2p3 D. 2s2, 2p2, 3s2, 3p3, 4s2, 4p3

20

C. 3d3, 4s2, 4d3, 5s2, 5d3, 6s2 E. 2s2, 2p3, 3s2, 3p4, 4s2, 4p5

E. 3d1, 4d2, 3d2, 4s2, 3d3, 4s2

16. Unsur P (Z = 15) bersenyawa dengan unsur Cl (Z = 17) membentuk PCl3. Banyaknya pasangan elektron bebas pada atom pusat dalam senyawa PCl3 adalah A. 0 D. 3 B. 1 E. 4 C. 2 17. Bentuk molekul IF3 adalah . A. segitiga planar D. piramida trigonal B. planar bentuk T E. tetrahedral C. segi empat planar 18. Molekul XCl3 mempunyai momen dipol sama dengan nol. Bentuk molekul itu adalah A. Linear D. segitiga planar B. Tetrahedral E. piramida trigonal C. segi empat datar 19. Peristiwa perpindahan elektron berlangsung pada pembentukan senyawa . A. HBr D. H2SO4 B. NH4Cl E. NH3 C. AlH3 20. Sulfida di bawah ini yang mengandung ikatan kovalen adalah . A. Na2S D. CS2 B. BaS E. PbS C. Al2S3 21. Unsur A (Z = 52) bersenyawa dengan unsur B (Z = 55), membentuk senyawa . A. AB yang berikatan kovalen D. A2B yang berikatan kovalen B. AB2 yang berikatan kovalen E. AB2 yang berikatan ion C. A2B yang berikatan ion 22. Di antara kelompok senyawa berikut, kelompok yang semua anggotanya bersifat polar adalah... . A. H2O, NH3, CH4, dan PCl5 D. NH3, IF3, PCl3, dan BCl3 C. XeF6, XeF2, XeF4, dan XeO4 E. HCl, BeCl2, CCl4, dan BCl3 E. CIF, CIF3, NCl3, dan PCl3 23. Sudut ikatan dalam molekul air adalah 104,5, lebih kecil dari sudut tetrahedron (109,5). Hal ini terjadi karena . A. dalam molekul air terdapat 4 pasang elektron yang ekuivalen B. gaya tolakmenolak elektron bebas > pasangan elektron ikatan C. gaya tolakmenolak elektron bebas = pasangan elektron ikatan D. gaya tolakmenolak elektron bebas < pasangan elektron ikatan E. volume atom oksigen lebih besar dari hidrogen 24. Jika arus listrik dialirkan melalui NaCl cair dan HCl cair, maka . A. hanya NaCl yang meneruskan aliran listrik B. hanya HCl yang meneruskan aliran listrik C. NaCl dan HCl meneruskan aliran listrik D. NaCl dan HCl tidak meneruskan aliran listrik E. NaCl dan HCl meneruskan aliran listrik hanya jika dilarutkan ke dalam air 25. Ikatan yang terdapat dalam molekul (antara atom N dengan atom H) dan antar molekul NH3 adalah . A. kovalen dan Van der Waals D. ion dan gaya dispersi C. kovalen koordinasi dan gaya dipol-dipol E. kovalen dan ikatan hidrogen E. kovalen dan gaya London 26. Gaya tarikmenarik antarmolekul yang paling kuat terjadi pada zat . A. A D. D B. B E. E C. C 27. Titik didih metana (CH4) lebih tinggi daripada neon (Ne) karena . A. massa molekul metana lebih besar daripada neon B. molekul metana mempunyai lebih banyak elektron daripada neon C. polarisabilitas metana lebih besar daripada neon D. molekul metana membentuk ikatan hidrogen, neon tidak E. molekul metana polar, neon tidak 28. Suatu padatan dengan struktur kristal ionik akan memiliki sifat-sifat, yaitu .

21

A. lunak, titik lebur rendah, dan tidak menghantar listrik B. keras, titik lebur rendah, dan cairannya menghantar listrik C. keras, titik lebur rendah, dan tidak menghantar listrik D. lunak, titik lebur tinggi, dan cairannya menghantar listrik E. keras, titik lebur tinggi, dan cairannya menghantar listrik 29. Unsur X (Z = 32) dalam inti atomnya mengandung 16 neutron. Unsur Y dalam inti atomnya mengandung 13 proton dan 14 neutron. Jika unsur X dan Y berikatan, maka senyawa yang terbentuk mempunyai harga Mr sebesar ... . A. 150 D. 86 B. 145 E. 59 C. 91 30. Unsur V memiliki satu elektron di kulit yang paling luar, dan unsur W memiliki keelektronegatifan yang tinggi. Ikatan antara V dan W adalah . A. ikatan kovalen polar D. ikatan ion B. ikatan kovalen nonpolar E. ikatan logam C. ikatan kovalen koordinasi Zat Cair Tekanan Uap Jenuh (mmHg) pada 25C A 20 B 35 C 56 D 112 E 224 1. Jelaskan yang dimaksud dengan orbital! 2. Sebutkan empat macam bilangan kuantum! 3. Tentukan keempat bilangan kuantum pada elektron terakhir dari: a. 11Na f. 30Zn b. 15P h. 22Ti c. 35Br i. 55Cs d. 24Mg j. 13Al 4. Tuliskan konfigurasi elektron pada subkulit, kemudian tentukan golongan dan periode dari: a. 12Mg f. 32Ge b. 24Cr g. 47Ag c. 30Zn h. 56Ba d. 15P i. 82Pb e. 9F j. 36Kr 5. Perkirakan bentuk molekul dari: a. SF4 (nomor atom S = 16, F = 9) b. PCl5 (nomor atom P = 15, Cl = 17) c. SeO2 (nomor atom Se = 34, O = 8) d. TiO2 (nomor atom Ti = 22, O = 8) e. SO3 (nomor atom S = 16, O = 8) 6. Apakah prinsip utama dari teori VSEPR dalam menentukan bentuk suatu molekul? 7. Apakah yang dimaksud dengan ikatan dipol? 8. Apakah yang dimaksud dengan ikatan hidrogen? Berikan contohnya! 9. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan gaya London! 10. Apakah gaya London berlaku untuk molekul-molekul polar?

22

You might also like