You are on page 1of 11

PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN

O L E H
NUR FADHILAH FAK. KESEHATAN MASYARAKAT

PUSAT INFORMASI DAN KONSELING HEALTH EDUCATION OF REPRODUCTIVE TEENAGERS

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wataala, karena berkat bimbingan, petunjuk, rahmat, nikmat, dan karunia-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul Pendewasaan Usia Perkawinan dapat terselesaikan dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang dialami, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil, terwujudlah makalah ini meskipun dalam bentuk sederhana. Penulis juga menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, seperti halnya makalah ini yang belum sempurna. Makalah ini terselesaikan bukan hanya kerja keras penulis sendiri. Akan tetapi, adanya kontribusi dan bantuan dari berbagai pihak. Olehnya itu, penulis tak lupa menghanturkan banyak terima kasih. Penulis juga sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar,

Maret 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... \DAFTAR ISI ................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................................. B. Rumusan Masalah ......................................................................................... C. Tujuan ........................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendewasaan Usia Perkawinan ................................................... B. Tujuan Program Pendewasaan Usia Perkawinan .......................................... C. Tren Usia Kawin Di Indonesia ...................................................................... D. Program Pendewasaan Usia Perkawinan dan Perencanaan Keluarga ........... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................... B. Saran .............................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pada tahun 2010 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia 233 juta jiwa (Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2000-2025, BPS, BAPPENAS, UNFPA). Indonesia menghadapi banyak masalah berkaitan dengan bidang kependudukan yang dikhawatirkan akan menjadi masalah besar dalam pembangunan apabila tidak ditangani dengan baik. Sejalan dengan cita-cita mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, maka sudah selayaknya kependudukan menjadi titik sentral dalam perencanaan pembangunan.

Permasalahan kependudukan pada dasarnya terkait dengan kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk. Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera telah mengamanatkan perlunya pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas dan pengarahan mobilitas penduduk agar mampu menjadi sumber daya yang tangguh bagi pembangunan dan ketahanan nasional. Salah satu program pembangunan yang berkaitan dengan kependudukan adalah Program Keluarga Berencana yang bertujuan mengendalikan jumlah penduduk diantaranya melalui program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP). Pendewasaan Usia Perkawinan bertujuan untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar di dalam merencanakan keluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, ditinjau dari aspek kesehatan, ekonomi, psikologi dan agama. Tujuan PUP seperti ini berimplikasi pada perlunya peningkatan usia perkawinan yang lebih dewasa sehingga berdampak pada penurunan Total Fertility Rate (TFR). Program Pendewasaan Usia Perkawinan di dalam pelaksanaannya telah

diintegrasikan dengan program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR) yang merupakan salah satu program pokok Pembangunan Nasional yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM 2010-2014). Arah kebijakan Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja adalah mewujudkan Tegar Remaja dalam rangka Tegar Keluarga untuk mencapai Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Tegar remaja adalah membangun setiap remaja Indonesia menjadi TEGAR, yaitu remaja yang menunda usia perkawinan, berperilaku sehat, menghindari resiko TRIAD KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS), menginternalisasi Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera dan menjadi contoh, idola, teladan dan model bagi remaja sebaya.

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Pendewasaan Usia Perkawinan ? 2. Apa saja tujuan program Pendewasaan Usia Perkawinan ? 3. Bagaimana tren usia kawin di Indonesia ? 4. Apa saja program Pendewasaan Usia Perkawinan dan perencanaan keluarga ? 5. C. Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui 1. Pengertian Pendewasaan Usia Perkawinan 2. Tujuan program Pendewasaan Usia Perkawinan

3. Tren usia kawin di Indonesia 4. Pogram Pendewasaan Usia Perkawinan dan perencanaan keluarga ?

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendewasaan Usia Perkawinan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. PUP bukan sekedar menunda sampai usia tertentu saja tetapi mengusahakan agar kehamilan pertamapun terjadi pada usia yang cukup dewasa. Bahkan harus diusahakan apabila seseorang gagal mendewasakan usia perkawinannya, maka penundaan kelahiran anak pertama harus dilakukan. Dalam istilah

KIE disebut sebagai anjuran untuk mengubah bulan madu menjadi tahun madu. Pendewasaan usia perkawinan merupakan bagian dari program Keluarga Berencana Nasional. Program PUP memberikan dampak pada peningkatan umur kawin pertama yang pada gilirannya akan menurunkan Total Fertility Rate (TFR).

B. Tujuan Program Pendewasaan Usia Perkawinan Tujuan PUP yaitu memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar di dalam merencanakan keluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan jumlah dan jarak kelahiran.

C. Tren Usia Kawin Di Indonesia Hasil data SDKI tahun 2007 menunjukkan median usia kawin pertama berada pada usia 19,8 tahun sementara hasil SDKI 2002-2003 menunjukkan angka 19,2 tahun. Angka ini mengindikasikan bahwa separuh dari pasangan usia subur di Indonesia menikah dibawah usia 20 tahun. Lebih lanjut data SDKI 2007 menunjukkan bahwa angka kehamilan dankelahiran pada usia muda (< 20 tahun) masih sekitar 8,5%. Angka ini turun dibandingkan kondisi pada SDKI 2002-2003 yaitu 10,2%. Apabila pencapaian dilihat selama 5 tahun terakhir, pencapaian usia kawin pertama 19,2 tahun (2002-2003) menjadi 19,8 tahun (2007) berarti peningkatannya hanya 0,6 sedangkan 5 tahun kedepan (2014) diharapkan bisa dinaikan menjadi 21 tahun. Jika pencapaian 5 tahun kedepan seperti 5 tahun terakhir maka untuk mencapai 21 tahun memerlukan waktu 2 kali lipat atau 10 tahun. Ini harus dijadikan tantangan bagi program KB ke depan. Dalam Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007 remaja berpendapat usia ideal menikah bagi perempuan adalah 23,1 tahun. Sedangkan usia ideal menikah bagi laki-laki 25,6 tahun. Terdapat kenaikan jika dibandingkan dengan hasil SKRRI 2002-2003 yaitu remaja berpendapat usia ideal menikah bagi perempuan 20,9 tahun. Sedangkan usia ideal menikah bagi laki-laki 22,8 tahun. Apabila dilihat dari pendapat remaja dalam SKRRI 2007 ini, bisa dikatakan bahwa sebenarnya remaja kita sudah memiliki pandangan yang baik tentang usia menikah yang ideal. Hanya saja kondisi ini harus juga didukung oleh lingkungan keluarga dan masyarakat. Pandangan terhadap usia ideal menikah ini juga harus diikuti dengan pemahaman yang benar tentang

perencanaan keluarga, kesiapan ekonomi keluarga, serta kesiapan psikologi dalam berkeluarga.

D. Program Pendewasaan Usia Perkawinan dan Perencanaan Keluarga Program Pendewasaan Usia kawin dan Perencanaan Keluarga merupakan kerangka dari program pendewasaan usia perkawinan. Kerangka ini terdiri dari tiga masa reproduksi, yaitu : 1) Masa menunda perkawinan dan kehamilan, 2) Masa menjarangkan kehamilan dan 3) Masa mencegah kehamilan. Kerangka ini dapat dilihat seperti bagan dibawah ini.

BAGAN PERENCANAAN KELUARGA

Dari bagan tersebut yang terkait langsung dengan pendewasaan usia kawin adalah bagian pertama dari keseluruhan kerangka program pendewasaan usia kawin dan perencanaan keluarga. Bagian kedua dan ketiga dari kerangka dimaksud adalah untuk pasangan usia subur. Informasi berkaitan dengan masa menjarangkan kehamilan dan masa mencegah kehamilan, perlu disampaikan kepada para remaja agar informasi tersebut menjadi bagian dari persiapan mereka untuk memasuki kehidupan berkeluarga. Dibawah ini akan diuraikan ciri dan langkah-langkah yang diperlukan bagi remaja apabila memasuki ketiga masa reproduksi tersebut. 1. Masa Menunda Perkawinan dan Kehamilan Kelahiran anak yang baik, adalah apabila dilahirkan oleh seorang ibu yang telah berusia 20 tahun. Kelahiran anak, oleh seorang ibu dibawah usia 20 tahun akan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan anak yang bersangkutan. Oleh sebab itu sangat

dianjurkan apabila seorang perempuan belum berusia 20 tahun untuk menunda perkawinannya. Apabila sudah terlanjur menjadi pasangan suami istri yang masih dibawah usia 20 tahun, maka dianjurkan untuk menunda kehamilan, dengan menggunakan alat kontrasepsi seperti yang akan diuraikan dibawah ini. Beberapa alasan medis secara objektif dari perlunya penundaan usia kawin pertama dan kehamilan pertama bagi istri yang belum berumur 20 tahun adalah sebagai berikut: a. Kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian pada saat persalinan, nifas serta bayinya. b. Kemungkinan timbulnya risiko medik sebagai berikut: 1) Keguguran 2) Preeklamsia (tekanan darah tinggi, cedema, proteinuria) 3) Eklamsia (keracunan kehamilan) 4) Timbulnya kesulitan persalinan 5) Bayi lahir sebelum waktunya 6) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) 7) Fistula Vesikovaginal (merembesnya air seni ke vagina) 8) Fistula Retrovaginal ( keluarnya gas dan feses/tinja ke vagina) 9) Kanker leher Rahim

Penundaan kehamilan pada usia dibawah 20 tahun ini dianjurkan dengan menggunakan alat kontrasepsi sebagai berikut: a. Prioritas kontrasepsi adalah oral pil, oleh karena peserta masih muda dan sehat b. Kondom kurang menguntungkan, karena pasangan sering bersenggama (frekuensi tinggi) sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi. c. AKDR/Spiral/IUD bagi yang belum mempunyai anak merupakan pilihan kedua. AKDR/Spiral/IUD yang digunakan harus dengan ukuran terkecil. \ 2. Masa Menjarangkan kehamilan Masa menjarangkan kehamilan terjadi pada periode PUS berada pada umur 20-35 tahun. Secara empiric diketahui bahwa PUS sebaiknya melahirkan pada periode umur 20-35 tahun, sehingga resiko-resiko medic yang diuraikan diatas tidak terjadi. Dalam periode 15 tahun (usia 20-35 tahun) dianjurkan untuk memiliki 2 anak. Sehingga jarak ideal antara dua kelahiran bagi PUS kelompok ini adalah sekitar 7-8 tahun. Patokannya

adalah jangan terjadi dua balita dalam periode 5 tahun. Untuk menjarangkan kehamilan dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi. Pemakaian alat kontrasepsi pada tahap ini dilaksanakan untuk menjarangkan kelahiran agar ibu dapat menyusui anaknya dengan cukup banyak dan lama. Semua kontrasepsi, yang dikenal sampai sekarang dalam program Keluarga Berencana Nasional, pada dasarnya cocok untuk menjarangkan kelahiran. Akan tetapi dianjurkan setelah kelahiran anak pertama langsung menggunakan alat kontrasepsi spiral (IUD).

3. Masa Mencegah Kehamilan Masa pencegahan kehamilan berada pada periode PUS berumur 35 tahun keatas. Sebab secara empiric diketahui melahirkan anak diatas usia 35 tahun banyak mengalami resiko medik. Pencegahan kehamilan adalah proses yang dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Kontrasepsi yang akan dipakai diharapkan berlangsung sampai umur reproduksi dari PUS yang bersangkutan yaitu sekitar 20 tahun dimana PUS sudah berumur 50 tahun. Alat kontrasepsi yang dianjurkan bagi PUS usia diatas 35 tahun adalah sebagai berikut: a. Pilihan utama penggunaan kontrasepsi pada masa ini adalah kontrasepsi mantap (MOW, MOP). b. Pilihan ke dua kontrasepsi adalah IUD/AKDR/Spiral c. Pil kurang dianjurkan karena pada usia ibu yang relatif tua mempunyai kemungkinan timbulnya akibat sampingan.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. 2. Tujuan PUP yaitu memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar di dalam merencanakan keluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan

dengan kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan jumlah dan jarak kelahiran. 3. Hasil data SDKI tahun 2007 menunjukkan median usia kawin pertama berada pada usia 19,8 tahun sementara hasil SDKI 2002-2003 menunjukkan angka 19,2 tahun. Angka ini mengindikasikan bahwa separuh dari pasangan usia subur di Indonesia menikah dibawah usia 20 tahun. 4. Langkah-langkah yang diperlukan bagi remaja apabila memasuki masa reproduksi adalah menunda perkawinan dan kehamilan, menjarangkan kehamilan, dan mencegah kehamilan

B. Saran 1. BKKBN diupayakan lebih aktif melakukan sosialisasi tentang program pendewasaan usia perkawian sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat yang kuat. 2. Program Pusat Informasi dan Konseling (PIK) yang digalakkan oleh BKKBN bagi remaja maupun mahasiswa harus terus digulirkan. 3. Untuk para remaja sebaiknya janganlah menikah dini/ menikah di bawah usia 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Lakukanlah persiapan terlebih dahulu, baik persiapan fisik (umur), mental (psikologi), persiapan ekonomi, persiapan sosial dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2008. Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia. Jakarta Mardiya. 2010. Pendewasaan Usia Perkawinan.

http://mardiya.wordpress.com/2010/12/03/pendewasaan-usia-perkawinan-oleh-drsmardiya/ (Diakses pada 19 Maret 2013)

PIKM

Jogja.

2012.

Pendewasaan

Usia

Perkawinan.

http://pikmjogja.wordpress.com/2012/07/03/pendewasaan-usia-perkawinan-pup/ (Diakses pada 20 Maret 2013) Putih, Kertas. 2012. Tren Usia Kawin Di Indonesia. (Diakses

http://kertasputih15.blogspot.com/2012/06/tren-usia-kawin-di-indonesia.html pada 20 Maret 2013)

You might also like