You are on page 1of 26

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Sensasi adalah proses menangkap stimuli dan tahap paling awal dalam penerimaan informasi sedangkan persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi dan mensensasikan sesuatu stimulus. Hasil dari persepsi dan sensasi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu lain, karena persepsi dan sensasi bersifat individual. Contohnya pada perbedaan kapasitas alat indera menyebabkan perbedaan dalam memilih pekerjaan atau jodoh, mendengarkan musik, atau memutar radio. Yang lebih jelasnya, sensasi mempengaruhi persepsi, jadi keduanya saling berhubungan satu sama lain. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. 2. 3. 4. 5. Apakah pengertian dari sensasi dan persepsi ? Apa sajakah Macam-macam dari sensasi dan persepsi ? Bagaimana proses terjadinya sensasi dan persepsi ? Apa sajakah Perpedaan dari sensasi dan persepsi ? Bagaimana aplikasi sensasi dan persepsi ?

1.3 TUJUAN 1.3.1 Tujuan umum Mengetahui secara global tentang sensasi dan persepsi dilihat dari segi sosial, psikologi maupun yang lainya.

1.3.2 Tujuan khusus 1) 2) 3) 4) 5) mengetahui pengertian dari sensasi dan persepsi mengetahui macam-macam dari sensasi dan persepsi mengetahui proses terjadinya sensasi dan persepsi mengetahui Perpedaan dari sensasi dan persepsi mengetahui aplikasi sensasi dan persepsi

1.4 MANFAAT Agar mahasiswa mengetahui apa dan bagaimana sensasi dan persepsi terkait dengan disiplin ilmu psikologi kognitif untuk selanjutnya mahasiswa dapat mengaplikasikannya pada masyarakat dan kehidupan sehari-hari.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SENSASI Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi, atau dalam bahasa inggrisnya sensation, berasal dari kata latin, sensatus, yang artinya dianugerahi dengan indra, atau intelek. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat. Sebuah sensasi dipandang sebagai kandungan atau objek kesadaran puncak yang pribadi dan spontan. Apa pun definisi sensasi, fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat indra, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat inderalah, manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemapuan untuk berinteraksi dengan dunianya. 2.2 PERSEPSI Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967). Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu objek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci objek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi objek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya. Hasil interaksi antara dua faktor, yaitu faktor rangsangan sensorik yang tertuju kepada individu atau seseorang dan faktor pengaruh yang mengatur atau mengolah rangsangan itu secara intra-psikis. faktor-faktor pengaruh itu, dapat bersifat biologis, sosial, dan psikologis. Karena adanya proses pengaruh-mempengaruhi antara kedua faktor tadi, di mana di dalamnya bergabung pula proses asosiasi, maka terjadilah suatu hasil interaksi tertentu yang bersifat "gambaran psikis".

2.1.1 Persepsi Sosial Persepsi sosial (social perceptio ) : suatu proses ( tepatnya, proses-proses ) yang kita gunakan untuk mencoba memahami kehidupan, kita sering kali melakukan hal ini. Menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk mencoba mengarti perilaku orang lain apa yang mereka sukai sebagai individu, mengapa mereka bertingkah laku ( atau tidak bertingkah laku ) tertentu dalam suatu situasi dan bagaimana prilaku mereka nanti dalam situasi yang berbeda. 2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi Perbedaan persepsi dapat disebabkan oleh hal-hal berikut : 1.Perhatian Biasanya kita tidak akan menangkap seluruh rangsang yang ada di sekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus antara orang yang satu dengan orang yang lain ini dapat menyebabkan perbedaan persepsi. 2. Set Set Merupakan harapan seseorang akan rangsang yang akan timbul. Perbedaan setantara orang yang satu dengan orang yang lain akan dapat menyebabkan perbedaan persepsi. 3.Kebutuhan Kebutuhan manusia, baik sesaat ataupun menetap pada dirinya akan mempengaruhi persepsinya terhadap suatu objek. Sedangkan setiap orang memiliki kebutuhannya masingmasing yang belum tentu sama dengan orang lain, sehingga perbedaan ini dapat menyebabkan adanya perbedaan persepsi. 4. Sistem nilai Sistem nilai yang berlaku pada masyarakat akan berpengaruh terhadap bagaimana seseorang mempersepsikan suatu objek.

5. Ciri kepribadian Ciri kepribadian juga akan mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan suatu objek. Dua orang dengan ciri kepribadian yang berbeda dapat memiliki persepsi yang berbeda terhadap sebuah objek yang sama. 6. Gangguan kejiwaan Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi. Halusinasi inipun bersifat individual, sehingga setiap orang akan memiliki persepsi yang berbeda terhadap suatu objek.

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 TEORI SENSASI Sensasi (sensation) : mengacu pada pendeteksian dini terhadap energi dari dunia fisik. Studi terhadap sensasi umunya berkaitan dengan struktur dan proses mekanisme sensorik. beserta stimulasi yang mempengaruhi mekanisme-mekanisme tersebut. Deteksi energy fisik yang di hasilkan atau di pantulkan oleh benda-benda fisik, sel-sel tubuh yang melakukan pendeteksi ini, organ inderawi ( mata, telinga, hidung, kulit dan jaringan tubuh ) proses penginderaan menyadarkan kita akan adanya suara, warna, bentuk dan elemen kesadaran yang lain. Tanpa sensasi kita tidak dapat menyentuh dalam arti sesungguhnya dunia nyata. Tapi untuk membuat dunia yang mendera indera kita menjadi sesuatu yang masuk akal. 3.1.1 Sensasi Normal Penerimaan, persepsi dan reaksi adalah 3 komponen setiap pengalaman sensori. Dalam menjalankan fungsinya organ sensori berkaitan erat dengan sistem persyarafan yang berfungsi sebagai reseptor dan penghantar stimulus sehingga tercipta sebuah persepsi yang dapat menimbulkan reaksi dari individu. 3.1.2 Sensasi murni Sensasi murni jarang terjadi, jika mendengar suara aneh, betapapun asingnya, kita akan segera menghubungkannya dengan suatu bentuknya yang telah kita lihat sebelumnya. Sensasi murni itu terjadi mungkin dalam peristiwa saat rangsangan warna ditunjukkan untuk pertama kali kepada seseorang yang sejak lahirnya buta, tetapi tiba-tiba dapat melihat (Mahmud, 1990:41)

3.2 PROSES SENSASI Sistem saraf mengubah pesan pesan menjadi kode salah satu kode yaitu kode anatomis. Pertama kali diperkenalkan pada 1826 oleh seorang ahli fisiologi Johannes muller sebagai doktrin energy syaraf spesifik. Menurut doktrin,berbagai modalitas sensorik yang

berbeda muncul karena sinyal yang diterima oleh organ indera merangsang beragam jalan syaraf yang menuju area otak yang beragam pula. Sinyal dari mata menyebabkan impuls berjalan sepanjang saraf optik, menuju ke korteks visual.sinyal dari telinga. Sinyal dari telinga menyebabkan impuls berjalan dari saraf auditoris menuju ke korteks auditoris. Gelombang cahaya dan suara menghasilkan sensasi berbeda karena adanya perbedaan anatomi ini. Sensasi mengacu pada pendeteksian dini terhadap stimuli. Serta Sensasi merupakan unsur-unsur pengalaman pancaindera yang disebabkan perangsang-perangsang diluar manusia, yaitu cahaya, suara, bau, manis dan sebagainya. Sensasi mampu kita inderalah yang akhirnya diproses oleh reseptor dan oleh pemrosesan kognitif tingkat tinggi. Sistem sensorik kita memiliki keterbatasan kemampuan manerima sensasi, sehingga dengan sendirinya pengetahuan kita tentang dunia pun terbatas. Konsep kita mengenai proses perseptual bahwa pendeteksian dan penginterpretasian sinyal-sinyal sensori, di tentukan oleh energi stimulus yang dideteksi oleh sistem-sistem sensorik dan oleh otak dan hasil pemrosesan disimpan dimemori dalam bentuk pengetahuan ( knowledge), yang akan digunakan kelak dalam suatu kejadian nyata. Sensasi merupakan proses penerimaan rangsang oleh alat indera/penginderaan yang belum diberi makna. Proses sensasi yaitu S-O-RS = Stimulus-Organisme-Respons, adapun prosesnya yaitu : Proses fisik kealaman. Proses fisiologis : stimulus yang mengenai alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses psikologis : proses di otak yang menyebabkan organisme mampu menyadari apa yang diterima dengan inderanya. Ini merupakan proses terakhir dari sensasi dan merupakan pengamatan atau sensasi yang sebenarnya. 3.3 MACAM MACAM SENSASI 1. Sensasi Penglihatan Alat penginderaannya yaitu mata, dengan melalui penglihatan individu bisa melihat keindahan atau kejelekan di lingkungannya, serta mata adalah salah satu instrumen manusia : stimulus mengenai alat indera atau reseptor disebut sebagai proses

untuk menerima informasi pada tahap awal dan mata adalah jendela yang menghubungkan manusia dengan dunia. Misalnya, melihat seseorang yang cantik atau ganteng, melihat rambu-rambu lalu lintas dan sebagainya. 2. Sensasi Pendengaran Sensasi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara pada manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Melalui indera pendengaran ini kita bisa membedakan suara-suara yang keras, lemah dan lembut dari suatu dialog percakapan, atau mendengarkan nada-nada musik yang indah. Indra yang digunakan untuk mendengarkan adalah telinga yang akan terstimulasi oleh adanya gelombang suara. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi sebagai pengumpul suara yang kemudian di salurkan ke telingat tengah melalui lubang auditori. Di telinga tengah ini terdapat gendang telinga yang fungsinya untuk mengubah suara menjadi getaran yang kemudian disalurkan oleh tulang martil,landasan dan sanggurdi ke telinga bagian dalam. Telinga dalam terdiri dari koklea, saluran separuh bulat dan saraf auditori yaitu saraf pendengaran yang menghantarkan getaran atau pesan pendengaran dari koklea ke otak untuk ditafsirkan. Di otak pula, terdapat pusat pendengaran yang akan memproses getaran-getaran yang sampai dan getaran ini akan ditafsirkan sebagai pendengaran. Disebabkan hal inilah, kita dapat menikmati sensasi pendengaran. Contohnya yaitu mendengarkan berita tentang peperangangan ataupun perdamaian, mendengarkan musik pada saat sedang bosan, mendengarkan suara-suara seperti ambulance dan sebagainya. 3.Sensasi Perabaan Alat penginderaannya yaitu kulit, dengan alat perabaan inilah kita bisa merasakan permukaan benda yang halus atau yang kasar, basah mauun kering. Dengan perabaan ini pula kita dapat merasakan rasa sakit apabila tersentuh benda tajam atau kasar. Contoh dari perabaan ini yaitu lembutnya pada saat menyentuh selimut dan kasarnya pada saat berjalan di bebatuan dan sebagainya. 4. Sensasi Pengecapan

Alat penginderaannya yaitu lidah, Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra pengecap yang terdapat kemoreseptor (bagian yang berfungsi untuk menangkap rangsangan kimia yang larut pada air) untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda. Letaknya yaitu pada : 1. Rasa Asin = Lidah Bagian Depan 2. Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi 3. Rasa Asam = Lidah Bagian Samping 4. Rasa Pahit = Lidah Bagian Belakang

Contohnya yaitu kita dapat merasakan enaknya masakan ibu kita, pahitnya buah pare/kopi, manisnya gula, asamnya cuka, asinnya garam. Dan apabila itu semua dapat kita rasakan maka kita akan bisa membedakan mana makanan yang tidak enak dan makanan yang enak. 5. Sensasi Penciuman Alat penginderaannya yaitu hidung, dengan alat penciuman itu kita dapat membedakan mana yang wangi dan mana yang bau. Misalnya ketika seseorang memakai parfum akan tercium wanginya, tapi ketika mobil sampah lewat maka akan tercium/menyengatnya bau yang tidak sedap seperti bau busuk. 3.4 SYARAT SYARAT SENSASI a. Adanya objek yang di amati atau kekuatan stimulus objek menimbulkan stimulus yang mengenai indera (reseptor) sehingga terjadi sensasi. Untuk bisa diterima oleh indera diperlukan kekuatan stimulus yang disebut sebagai ambang mutlak (absolute threshold). b. Kepastian alat indera (reseptor) yang cukup baik serta syaraf (sensoris) yang baik sebagai penerus kepada pusat otak (kesadaran) untuk menghasilkan respon. c. Pengalaman dan lingkungan budaya pengalaman dan budaya mempengaruhi kapasitas alat indera yang mempengaruhi sensasi.

3.5 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SENSASI 1. Faktor Eksternal Kuat lemahnya stimulus distraksi dari lingkungan, jarak stimulus terhadap alat indera, dan durasi stimulus. Stimulus yang berasal dari luar apakah sangat signifikan untuk diterima oleh syaraf dan otak. Misalnya alat pendengaran 2. Faktor Internal Faktor internal lebih kepada kefungsian alat indera kita sendiri. Jika alat indera kita masih baik maka dalam menerima rangsangan akan lebih efektif lagi, dan tidak timbul keragu-raguan sehingga dapat sinkron dengan alat pengolahan yaitu syaraf dan otak. 3.6 APLIKASI SENSASI Penerapan pendekatan belajar menurut Gestalt terhadap Pemerolehan Pengetahuan dalam Pembelajaran Matematika. Menurut pandangan penganut psikologi gestalt, persepsi manusia tidak hanya sebagai kumpulan stimulus yang berpengaruh langsung terhadap pikiran. Pikiran manusia menginterpretasikan semua sensasi/informasi. Sensasi/informasi yang masuk dalam pikiran seseorang selalu dipandang memiliki prinsip pengorganisasian/struktur tertentu. Artinya, pengenalan terhadap suatu sensasi tidak secara langsung menghasilkan suatu pengetahuan, tetapi terlebih dahulu menghasilkan pemahaman terhadap struktur sensasi tersebut. Pemahaman terhadap struktur sensasi atau masalah itu akan memunculkan pengorganisasian kembali struktur sensasi itu ke dalam konteks yang baru dan lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami atau dipecahkan. Kemudian, akan terbentuk suatu pengetahuan baru.

3.7 TEORI PERSEPSI Perubahan dalam pemenuhan kebutuhan manusia sangat dipengaruhi oleh persepsi individu yang berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini akan membawa konsekwensi terhadap permasalahan keperawatan yang ditegakan pada setiap individu. Meskipun sumber

masalah yang dihadapinya sama, akan tetapi setiap individu memiliki persepsi dan respon yang berbeda-beda. 3.8 PERSEPSI MENURUT PARA AHLI Persepsi menurut para ahli adalah sebagai berikut: 1) Persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu, sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya (Bimo Walgito). 2) Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu, sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Davidoff).

3.9 FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PERSEPSI Seperti telah dipaparkan didepan bahwa dalam persepsi individu mengorganisasikan dan memginterprestasikan stimulus yang diterimanya.sehingga stimulus tersebut mempunyai arti bagi individu yang bersangkutan.Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa stimulus merupakan salah satu factor yang berperan dalam persepsi. Berkaitan dengan factor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa factor,yakni: 1.Perhatian(attention) Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya

Perhatian,Perhatian adalah Proses mental ketika stimuli atau rangkaia stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainya melemah (Kenneth E. Andersen). A. Faktor Eksternal Penarik Perhatian Hal ini ditentukan oleh faktor-faktor situasional personal. Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan perharian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention getter) dan sifat-sifat yang menonjol, seperti : Gerakan (Movement) secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak. Intensitas Stimuli (Stimulus Intensity), kita akan memerharikan stimuli yang menonjol dari stimuli yang lain

Kebaruan (Novelty), hal-hal yang baru dan luar biasa, yang beda, akan menarik perhatian.

Perulangan (Repeatation), hal-hal yang disajikan berkali-kali bila deisertai sedikit variasi akan menarik perhatian. B. Faktor Internal Penarik Perhatian

Apa yang menjadi perhatian kita lolos dari perhatian orang lain, atau sebaliknya. Ada kecenderungan kita melihat apa yang ingin kita lihat, dan mendengar apa yang ingin kita dengar. Perbedaan ini timbul dari faktor-faktor yang ada dalam diri kita. Contoh-contoh faktor yang memengaruhi perhatian kita adalah : Faktor-faktor Biologis Faktor-faktor Sosiopsikologis. Motif Sosiogenis, sikap, kebiasaan , dan kemauan, memengaruhi apa yang kita perhatikan. 3.10 OBJEK YANG DI PERSEPSI Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi,tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai saraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.Namun, sebagaian terbesar stimulus datang dari luar individu.

3. 11 ALAT INDERA , SYARAF, DAN PUSAT SUSUNAN SYARAF Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada syaraf sensorik sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor kepusat susunan saraf,yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris. 3.11.1 Faktor-faktor Fungsional yang Menentukan Persepsi Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang termasuk apa yang ingin kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi

bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memeberikan respons pada stimuli itu. 3.11.2 Faktor-faktor Struktural yang Menentukan Persepsi Faktor-faktor struktural berasal semata-mara dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkanny pada system saraf individu. Para psikolog Gestalt, seperti Kohler, Wartheimer, dan Koffka, merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang bersifat structural. Prinsip-prinsip ini kemundian terkenal dengan nama teori Gestalt. Menurut teori Gestalt, mempersepsi sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan. Dengan kata lain, kita tidak melihat bagian-bagiannya. Jika kia ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah; kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan. 3.12 PROSES TERJADINYA PERSEPSI Proses terjadinya persepsi dapat dijelas sebagai berikut : Stimulus Sel reseptor pada organ indera syaraf sensorik tak individu menyadari adanya stimulus tersebut. Objek menimbulkan stimulus,dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor.perlu dikemukakan bahwa antara ocjek dan stimulus itu berbeda,tetapi ada kalanya bahwa objek dan stimulus itu menjadi satu,misalnya dalam hal tekanan Benda sebagai objek langsung mengenai kulit,sehingga akan terasa tekanan tersebut. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensorik keotak.Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis.Kemudian terjadilah proses diotak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat,atau apa yang didengar,atau apa yang diraba.Proses yang terjadi diotak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut proses psikologis.Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa taraf terakhir dari proses persepsi adalah individu menyadari tentang misalnya apa yang dilihat,atau apa yang didenga ,atau apa yang doraba,yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera.Proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi sebenarnya.Respon sebagai akibat dari perspsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk.

Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persispan dalam persepsi itu.Hal terebut karena keadaan menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenai oleh satu stimulus saja,tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang ditimgulkan oleh keadaan sekitarnya.Namun demikian tidak semua stimulus mendapatkan respon individu untuk dipersepsi.Stimulus mana yang akan dipersepsi atau mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. 3.13 ORGANISASI PERSEPSI Dalam organisme atau individu mengadakan persepsi timbul satu masalah apa yang dipersepsi terlebih dahulu,apakah bagian merupakan hal yang dipersepsi terlebih dahulu,baru kemudian keseluruhanya.ataukah keseluruhannya dipersepsi lebih dahulu baru kemudian bagian bagiannya.Hal ini berkatan bagaimana seseorang mengorganisasikan apa yang dipersepsi. Dalam hal ini memang ada 2 teori yabg berbeda satu dengan yang lainnya,atau bahkan bias dikatakan berlawanan dalam hal persepsi ini,yaitu: 1.Teori Elemen Menurut teori ini dalam individu mempersepsi sesustu maka yang dipersepsi mula adalah bagian-bagiannya baru kemudian keseluruhan. 2.Teori Gestalt. Menurut teori ini seseorang mempersespsi sesustu maka yang dipersepsi terlebih dahulu adalah keseluruhannya,atau gestalnya baru kemudian bagian-bagiannya.Sampai saat ini kedua teori tersebut masih bertahan namun rupa-rupannya teori gestalt lebih berkembang dari pada teori elemen.Baik teori elemen maupun teori gestalt keduannya berpebgaruh dalam berbs\agai macanm bidang,misalnya dalam psikologi belajar.Lingkungan sekitar kita menjadi bermakna karena adanya organisasi persepsi.Organisasi persepsi ini dilatar belakangi oleh prinsip-prinsip antara lain: 1.Hukum Gestalt. Hukum-hukum persepsi menurut teori grstalt adalah sebagai berikut: a.Hukum Pragnanz.

Pragnanz berarti penting ,meaningful penuh arti atau berarti.Jadi apa yang dipersepsi menurut hokum ini penuh arti.Suatu kebulatan yang mempinyai arti penuh b.Hukum Figure-ground. Dalam persepsi dikemukakan adanya dua bagian dalam paceptual field,yaitu Figure merupakan bagian yan dominan,dan ground yang melatarbelakangi atau melengkapi c.Hukum Kedekatan. Bahwa apabila stimulus itu sling berdekatan satu dengab yang lain aka nada kecenderungan untuk dipersepsi sebagai suatu keseluruhan. d.Hukum kesamaan(Similitary). Bahwa stimulus atau objek yang sama mempunyai kecenderungan untuk dipersepsi sebagai suatu kesatuan atau sebagai suatu gestalt. e.Hukum kontinutas. Bahwa stimulus yang mempunyai arti kontinutas satu dengan yang lain,akan terlihat dari ground dan akan dipersepsi sebagai suatu kesatuan. f.Hukum Kelengkapan atau ketertutupan(Closure). Bahwa dalam persepsi adanya kecenderungan orang mempersepsi sesustu yang kurang lengkap menjadi lengkap,sehingga menjadi sesuatu yang pebuh arti. 2.Analisis Feature. Bahwa Neuron pada otak peka terhadap konfigurasi special seperti kurva,sudut dan tepi.keberdaan neuron ini memungkinkan stimulus yang diterima dapat dibagi-bagi menjadi unsur-unsur penyusunan. 3.Top Down dan Bottom Up proccesing Pada top down processing ; persepsi dibimbing oleh pengetahuan tingkat tinggi,pengalaman,harapan dan motifasi .memungkinkan kita menghubungkan pengalaman dengan persepsi.

Bottom up processing ; mencakup pengenalan dan pemerosesan informasi tentang masing-masing komponen stimulus. 4.konstansi bentuk. Adalah suatu fenomena dimana objek fisik dipersepsikan secara tepat dan konsisten,meski pada perubahan dalam penampakan atau dalam lingkungan fisik.misalnya,melihat seseorang berjalan mendekati kita.dari jauh kelihatan kecil lalu besar,tapi kita tidak mempersersikannya bahwa orang tersebut membesar

3.14 Aplikasi Persepsi Melalui Panca Indera Beragam stimulus tersebut merupakan dasar dalam pembentukan persepsi yang dating dari banyak sumber melalui: Indera penglihatan (visual) Indera pendengaran (auditori) Indera perabaan (taktil) Indera penciuman (olfaktori) Indera pengecap/rasa (gustatori) 3.14.1 Persepsi melalui indera penghilatan Mata hanyalah merupakan salah satu alat atau bagian yang menerima stimulus, dan stimulus ini dilangsungkan oleh syaraf sensoris ke otak, hingga akhirnya individu dapat menyadari apa yang dilihat. Secara alur dapat dikemukakan bahwa proses persepsi berlangsung sebagian berikut : 1. Stimulus mengenai alat indera, ini merupakan yang bersifat kealamaan ( fisis) 2. Stimulus kemudian dilangsungkan ke otak oleh syaraf sensoris, proses ini merupakan proses fisiologi

3. Di otak sebagian pusat susunan urat syaraf terjadilah proses yang akhirnya individu dapat menyadari atau mempersepsikan tentang apa yang diterima melalui alat indera.proses yang terjadi dalam otak ini merupakan proses psiklogi 3.14.2 Persepsi melalui indera pendengaran Telinga dapat dibagi atas beberapa bagian yang masing-masing mempunyai fungsi atau tugas sendiri-sendiri, yaitu : 1. Telinga bagian luar : merupakan bagian yang menerima stimulus dari luar. 2. Telinga bagian tengah : merupakan bagian yang meneruskan stimulus yang diterima oleh telinga bagian luar, jadi bagian ini merupakan transformer. 3. Telinga bagian dalam : merupakann reseptor yang sensitif yang merupakan saraf-saraf penerima. Apabila individu dapat menyadari apa yang di dengar, maka individu dapat mempersepsikan apa yang didengar, dan terjadilah suatau pengamatan atau persepsi 3.14.3 Persepsi Melalui Indera Penciuman Sel-sel peneriama atau reseptor bau terletak dalam hidung sebelah dalam. Stimulusnya berujud benda-benda yang bersifat khemis atau gas yang dapat menguap, dan mengenai alatalat penerima yang ada dalam hidung, kemudian diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak, dan sebagai respons dari stimulus tersebut orang dapat menyadari apa yang diciumnya yaitu bau diciumnya. 3.14.4 Persepsi Melalui Indera pengecap Indera pengecapan terdapat di lidah.stimulusnya merupakan benda cair.zat cair itu mengenai ujung srl penerima yang terdapat pada lidah, yang kemudian dilangsungkan oleh syaraf sensoris ke otak, hingga akhirnya orang dapat menyadari atau mempersepsikan tentang apa yang dicecap itu. Memgenai rasa ini ada 4 macam : Pahit Manis Asin

Asam

3.14.5 Persepsi Melalui Indera Kulit Indera ini dapat merasakan rasa sakit, raabaan, tekanaan dan temperature. Tetapi tidak semua bagian dari kulit dapat menerima rasa-rasa ini Cuma pada bagian tertentu saja yang dapat meneriama stimulus-stimulus tertentu. Serta stimulus yang dapat menimbulkan rasa sakit dapat bersifat khemis maupun electrical dan sebangsanya yang pada pokoknya stimulus itu cukup kuat menimbulkan kerusakan pada kulit, dan hal ini menimbulkan rasa sakit. 3.14.6 Panca indera Indera Penglihatan Pendengaran Perasa/ pengecapan Penciuman Peraba Stuktur Mata Telinga Lidah Hidung Kulit Stimulus Gelombang cahya Gelombang suara Senyawa kimia Senyawa kimia Tekanan Reseptor Sel batang dan sell kerucut Sel-sel rambut Ujung saraf perasa Sel-sel rambut Sel-sel saraf

3.15 PERUBAHAN PERSEPSI 1. Halusinasi Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar/bangun 2. Ilusi Perbedaan antara sensasi dan interpretasi (persepsi) terhadap pengalaman indera dipengaruhi pengalaman masa lalu, menunjukkan struktur permanen, kokoh dalam otak, menyediakan wawasan cara kerja sistem persepsi, interpretasi atau penilaian yang salah tentang penerapan yang sungguh terjadi pada panca indera, mis: bunyi angin didengarnya seperti dipanggil nama, bayangan daun dilihat seperti orang 3. Depersonalisasi Perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya sudah tidak seperti biasa lagi, mis: pengalaman diluar tubuh/ OBE, salah satu bagian tubuhnya bukan kepunyaannya lagi

4. Derealisasi Perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan kenyataan, mis: merasakan segala sesuatu seperti dalam mimpi 5. Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi Mis: anastesi, parastesi, gg penglihatan, perasaan nyeri, makropsia/mikropsia 6. Gangguan psikofisologik Gejala atau gangguan pada bagian tubuh yang disebabkan oleh gangguan emosi, mis: pada kulit urtikaria, pada otot dan tulang LBP, pada pernafasan timbul sesak/asma, pada jantung terjadi palpitasi, pencernaan mual/muntah diare, perkemihan sering berkemih, mata berkunang2, telinga tinitus 3.17 PERBEDAAN SENSASI DAN PERSEPSI Sensasi sering dibedakan dari persepsi, yang melibatkan penilaian, inferensi, interpretasi, bias, atau prakonseptualisasi, sehingga bisa salah, sensasi dipandang sebagai pasti, ditentukan secara mendasar, fakta kasar. Menurut beberapa pendapat, sensasi lebih berkonotasi pada sebuah hubungan denagn perasaan ( terapi bukan dengan emosi ), sedangkan persepsi lebih berhubungan dengan kognitif. Sensasi sering digunakan secara sinomin dengan kesan indrawi, sense datum, sensum, dan sensibilium. Jadi, proses sensasi dan presepsi itu berbeda. Dalam ungkapan lain

disebutkan,sensasi ialah penerimaan stimulus lewat alat indra, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak (Mahmud, 1990:4). Meskipun alat untuk menerima stimulus itu serupa pada setiap individu, interpretasinya berbeda.sedangkan mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi. Untuk membedakan sensasi dan persepsi secara lebih jelas, kita bias membandingkan protet sebuah pemandangan dengan lukisan pemandanagn. Protet itu berupa pemandanagn sebagaiman yang diterima alat indra, sedangkan lukisan pemandanagn bergantung pada interpretasinya pelukis.dengan perkataan lain, mata menerima, sedangkan pikiranmempersepsikan.

BAB 4 PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Proses penginderaan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembau, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai alat perabaan. Persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat datang dalam diri individu sendiri. Tetapi sebagian besar stimulus datang dari luar individu yang bersangkutan. Karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan aktif dalam persepsi.serta dapat dikemukakan karena perasaan, sedangkan sensasi dapat ditemukan pada waktu proses menangkapnya stimuli. Sensasi merupakan deteksi awal yang diperoleh dari stimulus dari dalam diri yaitu melalui anggota tubuh individu yang selanjutnya di pantulkan pada sel-sel organ inderawi seperti( mata, telinga, hidung, kulit dan jaringan tubuh ). Proses penginderaan menyadarkan kita akan adanya suara, warna, bentuk dan elemen kesadaran yang lain. Tanpa sensasi kita tidak dapat menyentuh dalam arti sesungguhnya dunia nyata. Tapi untuk membuat dunia yang mendera indera kita menjadi sesuatu yang masuk akal. Proses sensasi dan presepsi itu berbeda. Dalam ungkapan lain disebutkan,sensasi ialah penerimaan stimulus lewat alat indra, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak. Meskipun alat untuk menerima stimulus itu serupa pada setiap individu, interpretasinya berbeda. Persepsi dipengaruhi oleh pengetahuan, hipotesis, dan prasangka-prasangka serta sinyal-sinyal sersorik, misalnya: Ilusi. 4.2 SARAN

Mahasiswa mampu dan mengerti tentang macam-macam dari sensasi dan persepsi serta bagaimana proses terjadinya. Agar kita semua bisa lebih berhati-hati didalam menyingkapi sesuatu yang ada di sekitar kita. Karena pola sensasi dan persepsi itu kadang terjadi tanpa kita sadari, itu semua terjadi dari proses apa yang kita lihat dan kita pikirkan. Sensasi dan persepsi itu datangnya dari rangsangan stimulus yang ada didalam diri kita sendiri. STUDI KASUS Seorang pria di stasiun Washington DC dan mulai bermain biola. Saat itu pagi Januari yang dingin. Dia memainkan 6 lagu Bach selama kurang lebih 45 menit. Di waktu tersebut, karena pada jam sibuk, di perkirakan ada sekitar 1,100 orang melewat stasiun tersebut, banyak diantara mereka dalam perjalanan untuk bekerja. Tiga menit berlalu, dan ada seorang pria tua meperhatikan bahwa ada seorang musisi bermain. Dia memperlambat kecepatannya, dan berhenti beberapa detik, dan kemudian dengan segera tergesa-gesa untuk menemui jadwalnya. Semenit kemudian, pemain biola itu menerima tips 1 dollar pertamanya dari seorang wanita melemparkan uang tersebut tanpa berhenti dan melanjutkan berjalan. Beberapa menit kemudian, seseorang bersandar di dinding untuk mendengarkannya, tetapi pria tersebut melihat jamnya dan mulai berjalan lagi. Jelas bahwa dia terlambat untuk bekerja. Seseorang yang memperhatikan dengan sangat seksama adalah seorang bocah berumur 3 tahun. Ibunya membawanya dengan terburu-buru tetapi anak tersebut berhenti untuk melihat sang pemain biola. Akhirnya, ibunya menarik dengan kuat, dan anak tersebut kembali berjalan, sambil membalikkan kepalanya. Aksi ini terulang oleh beberapa anak lainnya. Setiap orang tua, tanpa terkecuali, memaksa mereka untuk lanjut berjalan. Dalam 45 menit musisi itu bermain, hanya 6 orang yang berhenti dan berdiam diri untuk sesaat. Sekitar 20 orang memberikannya uang, tetapi lanjut berjalan dalam kecepatan normal mereka. Dia dapat mengumpulkan $32. Ketika dia selesai bermain dan keheningan muncul, tidak ada seorang pun memperhatikannya. Tidak ada seorangpun yang bertepuk tangan atau memberikan penghargaan apapun. Tidak ada seseorangpun yang mengetahuinya, bahwa sang pemain biola adalah Joshua Bell, salah seorang musisi paling bertalenta di dunia. Ia baru saja memainkan salah satu musik terumit yang pernah dituliskan, dalam sebuah biola seharga 3.5 juta dollar. Dua

hari sebelum permainannya di kereta api bawah tanah, Joshua Bell bermain dalam sebuah teater di Boston dengan tiket yang sold-out dengan harga rata-rata $100.

Pembahasan Persepsi yang terbentuk dari kelompok kami adalah : Khalayak tidak memperhatikan atau mengabaikan karena pemain biola yang tidak menarik ( Faktor Eksternal ) Khalayak tidak memperhatikan atau mengabaikan karena kebutuhan waktu untuk bekerja yang mendesak ( Faktor Internal ) Pembentukan kesan atau pemberian persepsi didasari oleh kegiatan atribusi. Atribusi merupakan langkah awal dari pembentukan kesan dan merujuk pada proses mengenali penyebab dari tingkah laku orang lain dan sekaligus memperoleh pengetahuan tentang sifatsifat serta disposisi-disposisi yang menetap pada orang lain. Teori atribusi meliputi 3 hal yaitu : 1. Teori Korespondensi Inferensial Mempertanyakan bagaimana seseorang mengambil keputusan berdasarkan observasi terhadap perilaku seseorang. 2. Teori Atribusi Kausal Menjawab pertanyaan mengapa perilaku orang lain, dengan memusatkan pada hal yang berhubungan dengan 3 informasi: - Konsensus : derajat kesamaan reaksi orang lain terhadap stimulus atau peristiwa tertentu dengan orang yang kita obsevasi - Konsistensi : derajat kesamaan reaksi seseorang terhadap suatu stimulus atau peristiwa yang sama pada waktu yang berbeda

- Distingsi : derajat perbedaan reaksi seseorang terhadap berbagai stimulus atau peristiwa yang berbeda-beda

PENYEBAB INFORMASI Konsensus rendah Internal Konsistensi tinggi

Khalayak tidak memperhatikan atau mengabaikan karena kebutuhanwaktu untuk bekerja yang mendesak Rata rata yang memperhatikan permainan biola tersebut hanyalah anak kecil Masyarakat mengabaikan pertunjukan yang dimainkan dari menit pertama hingga terakhir

Distingsi rendah Masyarakat memperhatikan waktu yang mendesak PENYEBAB INFORMASI Khalayak tidak memperhatikan atau mengabaikan karena pemain biola yang tidak menarik Banyak masyarakat yang tidak memperhatikan permainan biola Masyarakat mengabaikan pertunjukan yang dimainkan dari menit pertama hingga terakhir

Konsensus tinggi Eksternal Konsistensi tinggi

Distingsi tinggi Masyarakat juga mengabaikan sekelilingnya

3. Teori Regulasi Fokus Dalam mengatur perilaku untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, individu mengadopsi satu dari dua perspektif berfikir yang berbeda : -fokus promosi, dimana penekanannya adalah pada unsur keberadaan atau ketiadaan hasil yang positif -fokus preventif, dimana penekanan pada hasil yang negative

Kesimpulan Persepsi terhadap suatu hal yang dilakukan setiap orang tidak pernah ada yang salah, Tuhan menciptakan kita dengan berbagai keanekaragaman, maka kita sebagai manusia harus bisa memanfaatkan keadaan tersebut. Perbedaan seharusnya menyatukan seluruh pemikiran. Berhentilah sejenak dan dengarkan. Sering kali kita bergerak terlalu cepat dan terburu-buru sehingga kita kehilangan begitu banyak hal berharga di dalam hidup kita. Lingkungan kita memiliki arti dan makna tersendiri. Tinggalah kita yang mengolah informasi-informasi tersebut

DAFTAR PUSTAKA Arendi, Hannah.Psikologi edisi 9.Jilid 1 hal 236 (online) diakses tanggal 29 Januari 2013 Solso, Robert L, Otto H. Maclin dan M. Kimberly Maclin.2002. psikologi kognitif edisi ke-delapan. Jakarta : erlangga Wade, carole dan carol tavris.2004.psikologi edisi sembilan jilid 1. Jakarta : erlangga Walgito, Bimo.1980.Pengantar Psikologi Umum Yogyakarta : penerbit andi Karyono, M.si. Pengantar Psikologi Kognitif, Badan Penerbit: Universitas Diponegoro, Semarang, Juni 2009

TUGAS MAKALAH PSIKOLOGI KOGNITIF SENSASI & PERSEPSI

DISUSUN OLEH :

Aditya Tudhing Permana M. Rizky hutomo Zaenal Abidin

M2A008101 15010110141054 15010110141082

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

You might also like