Professional Documents
Culture Documents
KEWAJIBAN
(UTANG)
Istilah kewajiban adalah istilah resmi dan yuridis dalam statemen keuangan
sedangkan utang adalah istilah generik atau umum.
Pengertian
FASB mendefinisikan kewajiban dalam rerangka konseptualnya sebagai berikut
(SFAC No. 6, prg. 35):
Liabilities are probable future sacrifice of economic benefits arising from
present obligations of a particular entity to transfer assets or provide
services to other entities in the future as a result of past transactions
events.
(Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup
pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk
mentransfer aset atau menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain di
masa datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.)
1
Teori Akuntansi Semester I T.A 2008/2009
Kelompok: 1 Grup: B1
2
Teori Akuntansi Semester I T.A 2008/2009
Kelompok: 1 Grup: B1
Keharusan Sekarang
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa
datang harus timbul akibat keharusan (obligations atau duties) sekarang.
Pengertian ”sekarang” (present) dalam hal ini mengacu pada dua hal: waktu dan
adanya. Waktu yang dimaksud adalah tanggal pelaporan (neraca). Artinya, pada
tanggal neraca kalau perlu atau kalau dipaksakan (secara yuridis, etis, atau
rasional) pengorbanan sumber ekonomik harus dipenuhi karena keharusan untuk
itu telah ada. Tentu saja jumlah rupiah pengorbanan yang dipaksakan pada tanggal
neraca tidak akan sebesar jumlah rupiah yang akan dibayar di masa yang akan
datang (setelah tanggal neraca). Perbedaan ini terjadi akibat sifat yang melekat
pada kewajiban yaitu bunga yang bermakna sebagai nilai waktu uang atau harga
penundaan (the time value of money or the price of delay).
Keharusan Kontraktual adalah keharusan yang timbul akibat perjanjian
atau peraturan hukum yang di dalamnya kewajiban bagi suatu kesatuan usaha
dinyatakan secara eksplisit atau implisit dan mengikat. Kewajiban ini muncul
karena aspek hukum sebagai lingkungan eksternal yang tidak dapat dihindari
(unavoidable) dan yang dapat memaksakan secara hukum untuk memenuhinya
(legally enforceable). Penghindaran kewajiban dari keharusan kontraktual
menimbulkan sanksi atau hukuman (penalty).
Keharusan Konstruktif adalah keharusan yang timbul akibat kebijakan
kesatuan usaha dalam rangka menjalankan atau memajukan usahanya untuk
memenuhi apa yang disebut praktik usaha yang baik (best business practices) atau
etika bisnis (business ethics) dan bukan untuk memenuhi kewajiban yuridis.
Keharusan demi keadilan adalah keharusan yang ada sekarang yang
menimbulkan kewajiban bagi perusahaan semata-mata karena panggilan etis atau
moral daripada karena peraturan hukum atau praktik bisnis yang sehat. Keharusan
3
Teori Akuntansi Semester I T.A 2008/2009
Kelompok: 1 Grup: B1
ini muncul dari tugas (duties) kepada pihak lain untuk melaksanakan sesuatu yang
dipandang wajar, dan benar menurut hati nurani (conscience) dan rasa keadilan
(sense of justice). Tidak ada sanksi hukum untuk tidak memenuhi keharusan ini
tetapi kewajiban ini mengikat lantaran sanksi sosial atau moral.
Keharusan bergantung atau bersyarat adalah keharusan yang
pemenuhannya (jumlah rupiahnya atau jadi-tidaknya dipenuhi) tidak pasti karena
bergantung pada kejadian masa datang atau terpenuhinya syarat-syarat tertentu di
masa datang. Kebergantungan (contingency) adalah suatu kondisi, situasi, atau
serangkaian keadaan yang melibatkan ketidakpastian (uncertainty) yang
menyangkut laba (gain contingency) atau rugi (loss contingency) yang mungkin
terjadi. Munculan (outcome) yang harus dikonfirmasi dengan kejadian atau syarat
masa datang untuk kedua kebergantungan tersebut adalah:
1. Yang berkaitan dengan kebergantungan laba.
2. Yang berkaitan dengan kebergantungan rugi.
a. Cukup pasti (probable)
b. Agak pasti (reasonably possible)
c. Jauh dari pasti (remote)
4
Teori Akuntansi Semester I T.A 2008/2009
Kelompok: 1 Grup: B1
5
Teori Akuntansi Semester I T.A 2008/2009
Kelompok: 1 Grup: B1
Pengakuan
Kam mengajukan empat kaidah pengakuan untuk menandai pengakuan kewajiban
yaitu (hlm. 119-120):
1. Ketersediaan dasar hukum. Ketersediaan dasar hukum yang
menimbulkan daya paksa hanya merupakan karakteristik pendukung
definisi kewajiban. Jadi, kaidah ini tidak mutlak sehingga kewajiban juga
dapat diakui bila terdapat bukti substantif adanya keharusan konstruktif
atau demi keadilan.
2. Keterterapan konsep dasar konservatisma. Kaidah ini merupakan
penjabaran teknis kriteria keterandalan. Keadaan-keadaan tertentu yang
menjadikan konsep konservatisma terterapkan dapat memicu pengakuan
6
Teori Akuntansi Semester I T.A 2008/2009
Kelompok: 1 Grup: B1
7
Teori Akuntansi Semester I T.A 2008/2009
Kelompok: 1 Grup: B1
Pengukuran
Pengukuran yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat
terjadinya adalah penghargaan sepakatan (measured considerations) dalam
transaksi-transaksi tersebut dan bukan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa
datang. Hal ini berlaku khususnya untuk kewajiban jangka panjang.
Untuk kewajiban jangka pendek, kos penundaan dianggap tidak cukup material
sehingga jumlah rupiah kewajiban yang diakui akan sama dengan jumlah rupiah
pengorbanan sumber ekonomik (kas) masa datang. Dengan kata lain, untuk
kewajiban jangka pendek, kos pendanaan (financing cost) atau kos penundaan
(bunga sebagai nilai waktu uang) dianggap tidak material.
Penghargaan sepakatan suatu kewajiban merefleksi nilai setara tunai atau nilai
sekarang (current value) kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber
ekonomik seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya.
8
Teori Akuntansi Semester I T.A 2008/2009
Kelompok: 1 Grup: B1
akhir jangka kontrak, pengukuran jumlah rupiah (kos) utang dan aset untuk dasar
pencatatan pertama kali yang tepat adalah kos tunai implisit.
Diskun Obligasi
Diskun utang obligasi pada waktu penerbitan adalah suatu jumlah rupiah debit
yang menunjukkan biaya bunga yang harus dibayar pada tanggal jatuh tempo.
Dengan demikian, diskun tersebut harus dilaporkan dalam neraca sebagai
pengurang nilai nominal (jatuh tempo) utang obligasi.
Premium Obligasi
Mengartikan premium obligasi sebagai “pendapatan tangguhan” (deferred
income) jelas tidak tepat karena secara konseptual pendapatan atau laba tidak
timbul dari proses pemerolehan utang.
Penilaian
Kalau pengukuran mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang (the value
of current obligation) pada saat terjadinya, penilaian mengacu pada penentuan
nilai keharusan sekarang pada setiap saat antara terjadinya kewajiban sampai
9
Teori Akuntansi Semester I T.A 2008/2009
Kelompok: 1 Grup: B1
dilunasinya kewajiban. Makin mendekati saat jatuh tempo, nilai kewajiban akan
makin mendekati nilai nominal (face value) kewajiban.
Pelunasan
Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang sengaja dilakukan oleh kesatuan usaha
untuk memenuhi (to satisfy) kewajiban pada saatnya dan dalam kondisi normal
usaha (in due course of business) sehingga dia terbebas dari kewajiban tersebut.
Pada mulanya FASB menetukan kriteria lenyapnya suatu kewajiban dalam SFAC
No. 76 (prg. 3) sebagai berikut:
1. Debitor membayar/melunasi kreditor dan bebas dari semua keharusan
yang berkaitan dengan utang.
2. Debitor telah dibebaskan secara hukum dari statusnya sebagai penanggung
utang (obligor) utama baik oleh keputusan pengadilan maupun oleh
kreditor dan dapat dipastikan (probable) bahwa kreditor tidak akan
diharuskan untuk melakukan pembayaran di masa datang yang berkaitan
dengan utang dengan penjaminan dalam bentuk apapun (debt under any
guarantees).
3. Debitor menaruh kas atau aset lainnya yang tidak dapat ditarik kembali
dalam suatu perwalian (trust) yang semata-mata digunakan untuk
pelunasan pembayaran bunga serta pokok suatu pinjaman tertentu dan
sangat kecil kemungkinan bagi debitor untuk diharuskan lagi melakukan
pembayaran di masa datang yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.
10
Teori Akuntansi Semester I T.A 2008/2009
Kelompok: 1 Grup: B1
Utang Terkonversi
Instrumen finansial pada dasarnya merupakan alat pembayaran atau penjaminan
sehingga dapat digunakan oleh pemegangnya untuk melunasi utang. Utang
terkonversi atau konvertibel (convertible debt) merupakan salah satu instrumen
finansial tersebut. Sekuritas utang semacam ini biasanya mempunyai status
sebagai kewajiban dan ekuitas sekaligus. Artinya, pemegang instrumen
mempunyai hak istimewa untuk mengubah status utang menjadi ekuitas setiap
saat selama hak tersebut masih berlaku (belum habis). Instrumen semacam ini
merupakan salah satu bentuk dari apa yang disebut sekuritas hibrida (hybrid
securities).
11
Teori Akuntansi Semester I T.A 2008/2009
Kelompok: 1 Grup: B1
Contoh yang paling sering dijumpai dalam praktik adalah obligasi terkonversi
(convertible bond). Obligasi terkonversi pada umumnya diterbitkan untuk
menarik para investor karena mereka dapat menggeser risiko atau mengubah
status sekuritas menjadi lebih menguntungkan. Hak konversi digunakan untuk
menarik investor untuk mengimbangi tingkat bunga nominal yang terlalu rendah
dibanding tingkat bunga umum. Oleh karena itu, harga perdana biasanya jauh
lebih tinggi dari obligasi biasa (nonterkonversi/nonconvertible) dengan tingkat
risiko (rating) yang sama. Kelebihan ini dapat dipandang sebagai harga hak
konversi yang setara dengan hak opsi atau waran (options atau warrants)
seandainya saham diterbitkan secara terpisah.
Hendriksen dan van Breda (1991, hlm. 688) menunjukkan bahwa obligasi
terkonversi biasanya mempunayai karakteristik sebagai berikut:
1. Tingkat bunga nominal jauh di bawah tingkat bunga pasar untuk obligasi
biasa yang setara.
2. Harga konversi yang ditetapkan lebih tinggi dari harga pasar saham biasa.
3. Harga konversi tidak pernah menurun selama masa hak konversi kecuali
karena penyesuaian yang diperlukan akibat pengambilan hak yang melekat
pada saham biasa seperti dalam hal terjadi pemecahan saham atau dividen
saham.
Penyajian
Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca atas dasar urutan kelancarannya
sejalan dengan penyajian aset. PSAK No. 1 (pasal 39) menggariskan bahwa aset
lancar disajikan menurut likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan
jatuh tempo. Ini berarti kewajiban jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada
kewajiban jangka panjang. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca
untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan. Dari segi urutan perlindungan dan
jaminan (sequence of protection), utang yang dijamin pada umumnya disajikan
lebih dahulu untuk menunjukkan bahwa dalam hal terjadi likuidasi utang ini harus
dibayar lebih dahulu. Juga, dari sudut urutan perlindungan, kewajiban disajikan
lebih dahulu daripada ekuitas.
PSAK No. 1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria
sebagai kewajiban jangka pendek harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
12
Teori Akuntansi Semester I T.A 2008/2009
Kelompok: 1 Grup: B1
Hak Mengkompensasi
Telah disinggung sebelumnya bahwa kewajiban tidak selayaknya disajikan di
neraca dengan mengkompensasinya atau mengkontraknya dengan aset yang
dianggap berkaitan. Ada kalanya hak mengkompensasi diperbolehkan bila kondisi
tertentu dipenuhi. Kondisi ini biasanya berkaitan dengan apa yang disebut sebagai
kontrak bersyarat (conditional contracts) dan kontrak pertukaran (exchange
contracts).
Kontrak bersyarat adalah kontrak yang hak dan kewajibannya bergantung pada
timbulnya kejadian masa datang tertentu yang belum tertentu terjadi dan dapat
mengubah saat (timing) penerimaan, penyerahan, atau pertukaran jumlah rupiah
atau instrumen keuangan. Contoh kontrak semacam ini misalnya adalah futures
contracts dan forward purchase-sale contract. Kontrak pertukaran adalah
kontrak yang mewajibkan adanya pertukaran aset dan kewajiban di masa datang
dan bukan hanya transfer aset dari satu pihak saja. Contoh kontrak semacam ini
misalnya adalah interest rate swaps dan currency swaps.
Hak mengkompensasi adalah hak yuridis debitor, lantaran kontrak atau lainnya,
untuk menghapus semua atau sebagian utang kepada pihak lain dengan cara
mengkompensasi utang tersebut dengan jumlah yang pihak lain berutang kepada
debitor. Hak mengkompensasi dikatakan ada bilamana semua kondisi berikut
dipenuhi:
1. Tiap pihak dari dua pihak yang berkontrak utang kepada yang lain suatu
jumlah rupiah tertentu.
2. Pihak pelapor (reporting party) mempunyai hak mengkompensasi jumlah
yang diutangnya dengan jumlah yang diutang pihak lain.
3. Pihak pelapor memang berniat untuk mengkompensasi.
4. Hak mengkompensasi terpaksakan secara hukum.
13
Teori Akuntansi Semester I T.A 2008/2009