You are on page 1of 59

1

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN SIKAP ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH TANJUNGANOM, KECAMATAN BATURETNO, KABUPATEN WONOGIRI
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III ( Tiga ) Kesehatan Bidang Gizi

Diajukan Oleh : PRATIWI YULIANINGSIH J 300060034

Disusun Oleh: PRATIWI YULIANINGSIH J300060034

PROGRAM STUDI DIII GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya tulis ilmiah berjudul HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN SIKAP ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN DI MI TANJUNGANOM, KECAMATAN BATURETNO, KABUPATEN WONOGIRI ini telah mendapat persetujuan.

Surakarta, Pembimbing I Pembimbing II

Mei 2009

Dyah Widowati, SKM

Pramudya Kurnia, STP, MAgr

Program Diploma III Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Ketua Program Studi Gizi

Dwi Sarbini, SST. M. Kes

ii

PERNYATAAN PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah berjudul HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN SIKAP ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN DI MI TANJUNGANOM, KECAMATAN BATURETNO, KABUPATEN WONOGIRI ini telah mendapat persetujuan. Surakarta, Tim Penguji: 1. Penguji I 2. Penguji II 3. Penguji III Pramudya Kurnia, STP, MAgr Eni Purwani, MSi Muwakhidah, SKM, M.Kes ( ( ( ) ) ) Juli 2009

Mengesahkan FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dekan,

Arif Widodo, A. Kep, M. Kes

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Seungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain) dan kepadaTuhan-Mulah hendaknya kamu berharap (QS. Al- Insyiroh:6-8). Doa adalah nyanyian hati yang selalu dapat membuka jalan terang kepada singgasana Tuhan meskipun terhimpit tangisan seribu Jiwa (Penulis). Syukurilah apa yang kita punya (Penulis) Kejujuran adalah kunci dari segala-galanya yang akan membawa kita ke jalan yang terang (Penulis). Jalanilah hidup ini apa adanya dan berusahalah mendapatkan apa yang kamu inginkan. (Penulis) PERSEMBAHAN Syukur Alhamdulillah Kepada Alloh SWT atas segala karunia dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Karya Sederhana ini penulis persembahakan kepada : Kedua orang tuaku tercinta, sebagai ungkapan terima kasih atas doa, motivasi, nasehat, kasih sayang dan semua yang telah dikorbankan untukku. Untuk adiku (Dik Rika, Dik Dina, dan Dik Dimas), Terima kasih atas dukungan dan doanya dan semoga kalian sukses.amin. Untuk mas iwan sebagai ungkapan terima kasih atas doanya, motivasi, nasehat, kasih sayang dan semua yang dikorbankan untukku, dan semoga komitmen kita tercapai. Amien. Untuk temanku (vinna, canggih, eny, wahyu, putri, dan tina) semoga persahabatan kita tetap abadi, dan terima kasih atas semuannya. Temanku satu kelas gizi D3 terimakasih atas dukungan, dan Doanya. Untuk kelompokku dicangkol (Sarie, mbah peyok, mama mey, dan tina) thanks atas kerjasamanya semoga kita semua sukses. Amiin. Dan untuk Ibu Hadi di cangkol, terima kasih atas bantuan, dukungan, dan doanya. Untuk temanku dikos safira atun, yus, ita, Dita, mbak dian, luky terima kasih atas bantuan dan doanya.

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Alloh SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta dengan usaha yang sungguh-sungguh akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sebagai syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Gizi. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini: 1. Bapak Arif Widodo, A. Kep, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Ibu Dwi Sarbini, SST. M. Kes, selaku Ketua Program Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 3. Ibu Dyah Widowati, SKM, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, nasehat, waktu, dan berbagai arahan kepada penulis selama penyusunan karya tulis ilmiah ini. 4. Bapak Pramudya Kurnia, STP, MAgr, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, nasehat, waktu, dan berbagai arahan kepada penulis selama penyusunan karya tulis ilmiah ini. 5. Ibu Eni Purwani, MSi dan Ibu Muwakhidah, SKM, M.Kes, selaku penguji yang telah memberikan masukan, saran dan kritik untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini. 6. Bapak Ibu Dosen Program Studi DIII Gizi di Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu dan semoga bermanfaat di dunia dan diakhirat. 7. Semua Staf Karyawan atas pelayanan yang baik di Universitas Muhammadiyah Surakarta ini. 8. Responden terima kasih atas bantuan yang diberikan dan atas kerja samanya.

9. Semua pihak yang telah membantu selama penelitian dan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini. Akhirnya untuk semua pihak yang membantu, penulis tidak dapat membalas segala amal kebaikan dan pengorbanannya, semoga Alloh membalas segala amal kebaikanNya.amin Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini bagi semua pihak yang memerlukan dan bagi pembaca. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juli 2009 ` Penulis PRATIWI YULIANINGSIH

vi

DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN.. i ii

HALAMAN PENGESAHAN iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI.. vii DAFTAR TABEL.. ix DAFTAR GAMBAR. x DAFTAR LAMPIRAN.. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah 3 C. Tujuan Penelitian.... 3 D. Manfaat Penelitian... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis. 6 B. Kerangka Teori.. 20 C. Kerangka Konsep... 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian . 22 B. Lokasi dan Waktu Penelitian.... 22 C. Populasi dan Sampel.. 23 D. Definisi Operasional.. 23

vii

E. Jenis Variabel. 24 F. Jenis Data, Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data. 24 G. Pengolahan Data dan Analisa Data.... 25 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah .......................................................................... 27 B. Karakteristik Umum Responden .. ............................................................... . 27 C. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Sikap Anak dalam Memilih Makanan Jajanan ............................................................................ 30 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 33 B. Saran.. 34 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Distribusi Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin . 28 Tabel 2. Distribusi Siswa Berdasarkan Pengetahuan Gizi.. 28 Tabel 3. Distribusi Siswa Berdasarkan Sikap Anak Dalam Memilih Makanan Jajanan ....................................................................... 29 Tabel 4. Distribusi Siswa Berdasarkan Pengetahuan Gizi Dan Sikap Anak Dalam Memilih Makanan Jajanan 30

ix

10

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Kerangka Teori. Gambar 2. Kerangka Konsep. 20 21

11

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Pengetahuan Gizi Anak sekolah.... Lampiran 2. Kuesioner Tentang Sikap Anak Sekolah Dalam Memilih Makanan Jajanan .. Lampiran 3. Master Tabel Lampiran 4. Hasil Olahan Data 2 3 4 1

xi

12

ABSTRAK PROGRAM STUDY DIPLOMA III GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH, JULI 2009 PRATIW YULIANINGSIH HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN SIKAP ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN DI MI TANJUNGANOM, KECAMATAN BATURETNO, KABUPATEN WONOGIRI 5 Bab, 33 Halaman, 2 Gambar, 10 Tabel, 13 Lampiran Pengetahuan gizi adalah kepandaian dalam memilih makananan jajanan yang sehat. Pengetahuan gizi anak sangat mempengaruhi sikap anak dalam memilih makanan jajanan. Pengetahuan anak dapat diperoleh baik secara internal maupun secara eksternal. Untuk pengetahuan secara internal yaitu pengetahuan yang berasal dari dirinya sendiri berdasarkan pengalaman hidup, sedangkan secara eksternal yaitu pengetahuan yang berasal dari orang lain sehingga pengetahuan anak tentang gizi bertambah.Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno. Tujuan khusus penelitian ini adalah : menilai pengetahuan gizi anak, mendeskripsikan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan, menganalisis pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. Jenis Penelitian observasional. Populasi adalah anak Sekolah Dasar kelas lima dan kelas enam. Sampel berjumlah 60 anak yang merupakan total populasi. Analisis data dengan menggunakan kuesioner dan data diolah menggunakan SPSS versi 14 dengan uji statistik metode Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan gizi baik 42 anak (70 %), dan pengetahuan gizi tidak baik sebesar 18 anak (30 %). Sikap anak dalam memilih makanan jajanan yang tepat 50 anak (83,33%), dan sikap dalam memilih makanan jajanan tidak tepat 10 anak (16,67 %). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak dalam memilih makanan jajanan (p = 0,059), Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan tidak berarti sikap yang diambil tepat. Diharapkan adanya kantin sekolah, pihak sekolah diharapkan materi gizi melalui pendidikan jasmani disekolah, dan bagi guru dapat menghimbau dan menetapkan peraturan mengenai makanan jajanan yang sehat pada anak didiknya. Kata kunci jajanan. Daftar Pustaka : pengetahuan gizi, sikap anak dalam memilih makanan : 2003- 2007

xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena anak adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini. Upaya peningkatan sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan. Tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam masa tubuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupan makanan pada anak tidak dapat selalu dilaksanakan dengan benar dan menyimpang. Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada organ-organ dan sistem tubuh anak. Foodborne diseases atau penyakit bawaan makanan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di banyak negara. Penyakit ini dianggap bukan termasuk penyakit yang serius untuk jangka pendek, sehingga sering kali kurang diperhatikan oleh orang tua, masyarakat atau instansi yang terkait dengan masalah ini (Anonim, 2007). Menurut Sampurno (2005), masalah keracunan makanan sudah menjadi langganan di Indonesia. Hampir setiap tahun kasus keracunan selalu ada. Dari seluruh kasus keracunan selalu ada, semua bersumber pada pengolahan makanan yang tidak higienis. Makanan jajanan anak sekolah yang diproduksi secara tradisional dalam bentuk indusri rumah tangga diragukan keamanannya. Meskipun jajanan yang diproduksi industri makanan tersebut berteknologi tinggi, belum tentu terjamin keamanannya. Oleh karena itu, keamanan makanan jajan merupakan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian serius, konsisten dan disikapi bersama (Iswaranti dkk, 2007) Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Semarang mendapati 90% jajanan yang ada di beberapa sekolah tidak layak dikonsumsi. 1 1

Makanan jajanan selain mengandung bahan pengawet buatan, terdapat bahan pewarna buatan yang bisa membahayakan tubuh manusia (Anonim, 2007). Iswaranti (2007) mengemukakan, makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari pencemaran mikrobiologi dan tidak melebihi ambang batas zat kimia. Bila terjadi hal seperti itu, maka dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Tersedianya pangan dalam keluarga belum menjamin kebutuhan gizi seseorang sudah terpenuhi. Kecukupan gizi seseorang sepenuhnya tergantung pada apa yang dimakan. Status gizi anak dapat memberikan informasi penting tentang keadaan gizi anak pada saat sekarang atau masih lampau (Roedjito, 2005). Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan gizi adalah kebiasaan makan. Anak usia sekolah mempunyai kebiasaan jajan. Kebiasaan jajan cenderung menjadi bagian dari budaya dari keluarga. Makanan jajanan yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan gizi akan mengancam kesehatan anak. Nafsu makan anak berkurang dan jika berlangsung lama akan berpengaruh pada status gizi (Susanto, 2003). Pengetahuan gizi anak sangat berpengaruh terhadap pemilihan makanan jajanan. Pengetahuan anak dapat diperoleh baik secara internal maupun eksternal. Untuk pengetahuan secara internal yaitu pengetahuan yang berasal dari dirinya sendiri berdasarkan pengalaman hidup sedangkan secara eksternal yaitu pengetahuan yang berasal dari orang lain sehingga pengetahuan anak tentang gizi bertambah (Solihin, 2005). Sikap pemilihan makanan jajanan merupakan hasil perubahan pada anak SD dan mengalami perubahan terus-menerus menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dan tingkat budaya tersebut salah satu faktor yang mempengaruhi sikap pemilihan makanan jajanan adalah sikap dalam pemilihan makanan (Solihin, 2005). Salah satu sikap penting dan mendasar sebagai sebab timbulnya masalah gizi kurang adalah adanya sikap pemilihan makanan jajanan individu yang tidak sesuai dengan kaidah gizi, oleh karena itu upaya penyadaran akan

gizi pada anak SD perlu ditingkatkan sehingga anak SD mengetahui makanan jajanan yang baik dan bergizi (Susanto,2003). Dari segi gizi sebelumnya makana jajanan belum tentu jelek, karena ternyata makanan jajanan kaki lima menyumbang asupan energi bagi anak sekolah sebanyak 36%, protein 29%, dan zat besi 52%, tetapi keamanan jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi masih dipertanyakan (Anonim, 2007). Hasil survai data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri 2007 jumlah anak sekolah dasar di Kabupaten Wonogiri sebanyak 41.226 anak sekolah dasar yang berstatus gizi baik sebesar 88.91% sedang yang berstatus gizi kurang sebesar 6.395% dan yang berstatus gizi buruk sebesar 0,365%. Di kecamatan Baturetno sendiri jumlah anak sekolah dasar sebanyak 2,387 balita, yang berstatus gizi baik sebesar 90,2%, yang berstatus gizi kurang sebesar 12,755%, yang berstatus gizi buruk sebesar 0,125%, dan yang berstatus gizi lebih adalah 0,255%. Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti ingin meneliti hubungan pengetahuan gizi dengan sikap anak sekolah dalam memilih makanan jajanan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah ini adalah Apakah ada hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno.

2. Tujuan Khusus a. Menilai pengetahuan gizi anak Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno. b. Mendeskripsikan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno. c. Menganalisis pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sekolah a. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para guru dalam menghimbau dan menetapkan peraturan mengenai makanan jajanan yang sehat bagi para anak didiknya dalam rangka mengantisipasi munculnya masalah gizi khususnya kejadian infeksi atau angka kesakitan pada anak sekolah, karena pada dasarnya, penindak lanjutan masalah keamanan jajanan anak sekolah tidak lepas dari partisipasi pihak sekolah. b. Memberikan pengertian tentang gizi pada anak didiknya serta memberikan deskripsi atau gambaran sikap dalam pemilihan makanan yang baik dan faktor yang mempengaruhinya yang dimasukkan melalui pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan disekolah. 2. Bagi Siswa Memberikan pengertian pada siswa bahwa pengetahuan gizi dan sikap dalam memilih makanan jajanan yang sehat dan bergizi, agar siswa dapat mengantisipasi dirinya sendiri untuk memilih makanan jajanan yang aman dan sehat, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi dan kesehatannya selalu terjaga.

3. Bagi Peneliti Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, dan menambah wawasan tentang hubungan pengetahuan gizi dengan sikap anak terhadap pemilihan makanan jajanan yang baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Makanan Jajanan a. Pengertian Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima atau dalam bahasa Inggris disebut street food menurut FAO didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut (Iswaranti dkk, 2007). b. Kandungan Zat Gizi dan Zat kimia Makanan Jajanan 1) Kandungan Zat Gizi Dari segi gizi sebenarnya makanan jajanan belum tentu jelek, karena ternyata makanan jajanan kaki lima menyumbang asupan energi bagi anak sekolah sebanyak 36%, protein 29% dan zat besi 52%, tetapi keamanan jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi masih dipertanyakan (Anonim, 2007). Makanan jajanan umumnya mengandung zat tepung, gula, garam, lemak dan kolesterol, hal ini menyebabkan risiko tinggi terjadinya hipertensi, Diabetes Militus ataupun penyakit lain yang berhubungan dengan penyakit jantung (Didinkaem, 2006). 2) Kandungan Zat Kimia Boraks, zat pengawet, dan pewarna berbahya, merupakan bahan aditif (tambahan) makanan. Sementara bahan aditif terutama yang terbuat dari bahan kimia harus dibatasi penggunaannya. Jika tidak dikendalikan, dalam jangka panjang, bahan-bahan aditif tersebut bisa menjadi bersifat karsinogenik (memicu timbulnya kanker) (Baliwati dkk, 2004). 6

Sedikitnya 19.465 jenis makanan yang dijadikan sampel pengujian dalam penelitian BPOM tahun 2006, ditemukan 5,6% sampel tidak layak diedarkan. Sebanyak 185 item mengandung pewarna berbahaya, 94 item mengandung boraks, 74 item mengandung formalin, dan 52 item mengandung benzoate atau pengawet dalam kadar berlebih. Badan POM kemudian menariknya dari peredaran untuk dimusnahkan. Disamping itu, Badan POM juga memeriksa sebanyak 36 dari 267 industri yang terdaftar produknya, belum memenuhi persyaratan. Dari 927 unit industri rumah tangga berizin SP (Sertifikat Penyuluhan) yang diperiksa, ternyata ditemukan sebanyak 542 unit sarana belum memenuhi persyaratan (Anonim, 2007). 3) Bahan Tambahan Makanan Bahan tambahan makanan adalah bahan-bahan yang ditambahkan kedalam makanan selama produksi, pengolahan, pengemasan, atau penyimpanan untuk tujuan tertentu. Seperti telah diketahui bahwa bahan makanan tambahan digunakan di industri-industri makanan untuk meningkatkan mutu pangan olahan, dan pengunaan bahan tambahan makanan tersebut hanya diperbolehkan jika ditujukan untuk keperluan berikut: a) Mempertahankan nilai gizi makanan b) Konsumsi golongan tertentu yang memerlukan makanan diit c) Mempertahankan mutu atau kestabilan makanan untuk memperbaiki sifat-sifat organoleptiknya hingga tidak menyimpang dari sifat ilmiahnya, dan dapat membantu mengurangi makanan yang dibuang d) Keperluan pembuatan, pengolahan, penyediaan, perlakuan, pewadahan, pembungkusan, pemindahan, atau pengangkutan (Winarno, 2002).

Contoh- contoh Bahan Tambahan Makanan (BMT) No Bahan Tambahan Jenis Makanan Makanan Jajanan Bakso Boraks 1. Tahu goreng, mi Formalin 2. Rhodomin B, kuning 3. Es sirup, es kucir, es Methanil yellow cendol Aspartam, 4. ringan Siklamat, Sakarin, Makanan (chiki, mi kering monosodium berbumbu, dan lainGlutamat (MSG) lain) (Sumber: Media Indonesia, 2004)

Fungsi Pengempal Pengawet Pewarna Pemanis Perasa

Bahan-bahan ini dapat terakumulasi pada tubuh manusia dan bersifat karsinogenik yang dalam jangka panjang menyebabkan penyakit-penyakit seperti antara lain kanker dan tumor pada organ tubuh manusia. Belakangan juga terungkap tentang reaksi penyimpangan makanan makanan tertentu yang ternyata dapat mempengaruhi fungsi otak termasuk gangguan perilaku pada anak sekolah. Gangguan perilaku tersebut meliputi gangguan tidur, gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan bicara, hiperaktif hingga memperhebat gejala pada penderita autis (Anonim, 2007). Pengaruh jangka pendek penggunaan BTP ini menimbulkan gejala-gejala yang sangat umum seperti pusing, mual, muntah, diare atau kesulitan buang air besar (Anonim, 2007). Menurut PERSAGI seperti yang dikutip oleh (Irwanti, 1999) makanan jajanan yang sehat dan bergizi memenuhi syarat zat gizi sebagai berikut : a) Harus mempunyai kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai usia, jenis iklim, pekerjaan. b) Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bahan makanan setempat dan selera terhadap makanan.

c) Bentuk dan porsi disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan keadaan fungsi tubuh. d) Memperhatikan kebersihan makanan dan lingkungan. Adanya kemajuan ilmu teknologi, berbagai macam produk jadi secara mudah dapat ditemukan di pasar swalayan sampai warungwarung yang berupa bumbu-bumbu dan penyedap yang diproses menjadi produk instant lainnya. Hasil industri pangan ini di satu sisi mencerminkan kemajuan bidang ini, namun disisi lain juga menimbulkan masalah tersendiri. Dari hasil Evaluasi Pengawasan Mutu Deperindag Tahun 1992 / 1993 menunjukkan bahwa dari 5 jenis bahan pangan yaitu garam beriodium, makanan ringan (ekstrudat), mie instant, kopi bubuk dan saus cabe banyak diantaranya yang tidak memenuhi standarisasi (Saidi, 2003). Kebiasaan jajan pada anak sudah menjadi kebiasaan yang umum dan dapat ditemui di berbagai tingkat sosial ekonomi masyarakat. Bagi anak yang tidak terbiasa makan pagi, makanan jajanan berfungsi sebagai makanan yang pertama kali masuk ke saluran pencernaan, sehingga sebagian orang jajanan menjadi penting artinya. 2. Jenis Makanan Jajanan a. Makanan jajanan manis disebut juga kue dibagi menjadi dua yaitu: 1) Kue basah jenisnya antara lain: bubur sungsum, kolak, nagasari, bolu kukus, kue lapis, kelepon, ubi rebus, dan lain-lain. 2) Kue kering jenisnya antara lain: aneka gorengan seperti pisang goreng, ubi goreng, mendoan, bakwan, tahu isi, sukun goreng dan lain-lain. Aneka kue panggang seperti: cake, kue seprit, bolu dan kue-kue yang dipanggang dalam cetakan seperti pukis, carabikang, apem, dan kue Lumpur.

10

b. Makanan jajanan Asin 1) Kue basah, misalnya: lemper arem-arem, lumpia, risoles, kroket, sosis solo, makaroni schotel dan lain-lain. Kue basah asin biasanya disajikan dengan tambahan cabe rawit. 2) Kue kering, misalnya: kue batang keju, kastangels, sus kering, bola asin dan lain-lain. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan jajanan a. Pengetahuan Gizi Pengetahuan Gizi adalah kepandaian memilih makanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam memilih makanan jajanan yang sehat. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil pengetahuan dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan What, misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya. Pengetahuan secara perorangan maupun bersama ternyata langsung dalam dua bentuk dasar yang sulit ditentukan mana kiranya yang paling asli atau mana yang paling berharga dan yang paling manusiawi. Bentuk satu adalah mengetahui saja dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati manusia (Notoatmojo, 2003). Pengetahuan gizi anak sangat berpengaruh terhadap pemilihan makanan jajanan. Pengetahuan anak dapat diperoleh baik secara internal maupun eksternal. Untuk pengetahuan secara internal yaitu pengetahuan yang berasal dari dirinya sendiri berdasarkan pengalaman hidup sedangkan secara eksternal yaitu pengetahuan yang berasal dari orang lain sehingga pengetahuan anak tentang gizi bertambah (Solihin, 2005).

11

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Solihin, 2005) bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu, faktor internal dan faktor eksternal yaitu: 1) Faktor internal meliputi: a) Kesehatan Status kesehatan sangat mempengaruhi status gizi seseorang. Infeksi dan demam dapat menyebabkan merosotnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencernakan makanan. Parasit dalam usus, seperti cacing gelang dan cacing pita bersaing dalam tubuh dalam memperoleh makan dan dengan demikian menghalangi zat gizi ke dalam arus darah. Keadaan gizi yang demikian membantu terjadinya kurang gizi. Sehat berarti keadaan fisik, mental dan sosial anak berfungsi secara optimal dan seimbang, keseimbangan ini akan terganggu jika seseorang anak berada dalam keadaan yang tidak optimal baik fisik, mental maupun sosial. b) Intelegensi Intelegensi sangat besar sekali pengaruh terhadap pengetahuan anak yang mempunyai intelegensi yang lebih tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai intelegensi rendah. c) Perhatian Keaktifan jika yang tinggi yang semata-mata setuju pada suatu obyek. Jika perhatian anak kurang terhadap suatu materi, maka pemahaman terhadap materi tersebut akan berkurang dan menurun. d) Minat Kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang berbagai kegiatan yang diminati anak, diperhatikan

12

terus-menerus disertai rasa senang berbeda dengan perhatian yang sifatnya sementara. e) Bakat Kemampuan untuk belajar, kemampuan itu akan terealisasi menjadi kecakapan nyata sesudah belajar/ berlatih. 2) Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan seseorang meliputi: a) Keluarga Keluarga sangat menentukan dalam pendidikan anak karena keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama dan pertama. Secara tradisional, ayah mempunyai prioritas utama atas jumlah dan jenis makanan tertentu dalam keluarga, dan justru golongan yang rawan terhadap masalah gizi mempunyai prioritas paling akhir yaitu wanita dan anak-anak. Jika kebiasaan budaya pembagian kebiasaan budaya pembagian pangan yang tidak merata dalam unit keluarga terus diterapkan, maka akan menyebabkan bencana baik bagi kesehatan maupun kehidupan. b) Metode pembelajaran Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui didalam mengajar, untuk menghindari pelaksanaan cara belajar yang salah perlu suatu pembinaan. Dengan metode belajar yang tepat dan efektif, akan efektif pula hasil belajar anak. c) Masyarakat Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga mempengaruhi belajar anak. Pengaruh ini terjadi karena keberadaannya dalam masyarakat adalah berhubungan dengan media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

13

b. Sikap dalam memilih makanan jajanan Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap seorang anak adalah komponen penting dalam perilaku dalam memilih makanan jajanan, dan kesehatannya, kemudian diasumsikan bahwa adanya hubungan langsung antara sikap dan perilaku anak. Sikap positif anak terhadap kesehatan kemungkinan tidak otomotis berdampak pada perilaku anak menjadi positif, tetapi sikap yang negatif terhadap kesehatan hampir pasti berdampak negatif pada perilakunya (Notoadmodjo, 2003). Sikap pemilihan makanan jajanan merupakan hasil perubahan pada anak SD dan mengalami perubahan terus-menerus menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dan tingkat budaya tersebut salah satu faktor yang mempengaruhi sikap pemilihan makanan jajanan adalah sikap dalam pemilihan makanan (Notoadmodjo, 2003). 1) Komponen-komponen sikap Menurut Azwar (2004) struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu: a) Komponen kognitif Kepercayaan anak mengenai apa yang berlaku apa yang benar bagi objek sikap. b) Komponen afektif Menyangkut masalah emosianal subyektif anak terhadap suatu obyek sikap. c) Komponen perilaku Kecenderungan perilaku yang ada didalam diri anak berkaitan dengan objek yang dihadapinya.

14

Menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2003) sikap terdiri dari berbagai tingkat yaitu: (1) Menerima Anak mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). (2) Merespon Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. (3) Menghargai Mengajak teman untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan mendiskusikan dengan teman lain terhadap suatu masalah adalah indikasi sikap tingkat tiga. (4) Bertanggung jawab Bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. c. Pembentukan sikap Menurut Azwar (2004) faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu: 1) Pengalaman pribadi Jika berbagai pangan yang berbeda tersedia dalam jumlah yang cukup, biasanya orang memiliki pangan yang telah dikenal dan yang disukai. Hal tersebut disebabkan oleh : (1) Banyaknya informasi yang dimiliki seseorang tentang kebutuhan tubuh akan gizi selama beberapa masa dalam perjalanan hidupnya, (2) kemampuan seseorang untuk menerapkan pengetahuan gizi ke dalam memilih makanan jajanan dan pengembangan cara pemanfaatan pangan yang sesuai. Pengalaman pribadi adalah apa yang telah ada yang sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan anak dalam memilih makanan jajanan.

15

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting Di antara orang yang biasanya dianggap penting oleh individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru. Pada umumnya anak cenderung untuk memiliki sikap searah dengan sikap orang yang dianggap penting. 3) Pengaruh kebudayaan Kebudayaan masyarakat mempunyai makanan kekuatan yang berpengaruh dalam memilih jajanan yang akan

dikonsumsi. Aspek sosial Budaya pangan adalah fungsi pangan dalam masyarakat yang berkembang sesuai dengan keadaan lingkungan, agama, adat, kebiasaan, dan pendidikan masyarakat tersebut (Baliwati, 2004). Suhardjo (2003), mengungkapkan bahwa sikap dalam memilih makanan jajanan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : a) Kebudayaan mempengaruhi orang dalam memilih makanan jajanan yaitu mencangkup jenis pangan apa yang harus diproduksi, bagaimana diolah, disalurkan, dan disajikannya. Pengembangan kebiasaan makan, kebiasaan makan, mempelajari cara yang berhubungan dengan konsumsi pangan dan menerima atau menolak bentuk atau jenis pangan tertentu, dimulai dari permulaan hidup akan menjadi bagian perilaku yang berakar diantara penduduk. b) Segi psikologi Sikap anak terhadap makanan banyak makanan banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dan respons yang diperlihatkan oleh orang lain terhadap makanan sejak masa kanak-kanak. Pengalaman tersebut dapat mempengaruhi sikap suka atau tidak suka individu terhadap makanan. Kebudayaan di mana anak hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap anak. Kebudayaan

16

telah menanamkan jenis pengaruh sikap anak terhadap pemilihan makanannya. 4) Media massa Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi mempunyai pengaruh besar pada anak dalam memilih makanan. 5) Lembaga pendidikan Lembaga pendidikan sebagai suatu system mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep pada anak. 6) Pengaruh faktor emosional Sebagai bentuk merupakan pernyataan yang didasari oleh emosional yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau penggalihan bentuk mekanisme pengetahuan EQ. d. Penilaian sikap Untuk menilai sikap seseorang dapat menggunakan skala atau kuesioner. Skala penilaian sikap dapat mengandung serangkaian pernyataan tentang permasalahan tertentu. Responden yang akan mengisi diharapkan menentukan sikap setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan tertentu. Skala pengukuran sikap oleh Likert dibuat dengan pilihan jawaban sangat setuju terhadap suatu pernyataan dan sangat tidak setuju (Niven, 2003). e. Kebiasaan Makan jajan siswa disekolah Hampir semua (93,8%) siswa mengkonsumsi jajanan setiap harinya. Terdapat kurang lebih 130 jenis makanan jajanan anak sekolah dasar, baik berupa nasi, aneka makanan ringan/snack, permen dan minuman. Dari sekian jenis tersebut hanya sebagian (46,9%) yang mencantumkan komposisi bahan dan hanya sebagian kecil (<10%) yang mencantumkan zat gizinya (Hidayati dkk, 2007) Kebiasaan siswa mengkonsumsi makanan jajanan disekolah biasanya kurang mendapat perhatian dari orang tuanya, hal ini

17

dibuktikan dari berbagai jenis jajanan yang dipilih oleh siswa yang kurang beragam kandungan gizinya, seperti es sirup, es lilin, sate gandum, basgor, aneka chiki,rambak, makaroni, cakue, jelly, permen, cilok, dan lain-lain. Selain kurang beragam kandungan gizinya, banyak pula yang tidak memiliki izin dari departemen kesehatan. Hal yang sangat menghawatirkan adalah kandungan pewarna dan pemanis sistesis serta pengawet yang berbahaya yang dilarang penggunaannya untuk makanan atau minuman (Hidayati dkk, 2007). Menurut Moehji (2003), kebiasaan jajan memiliki kelemahankelemahan antara lain sebagai berikut: 1) Jajanan tersebut biasanya banyak mengandung hidrat arang. Walaupun ada zat-zat makanan lain, tentu jumlahnya sedikit. 2) Dengan terlalu sering jajan, maka anak akan kenyang. Akibatnya anak tidak mau makan nasi, atau jika mau, jumlah yang dihabiskan hanya sedikit sekali. 3) Kebersihan dari jajanan itu sangat diragukan. 4) jika sering kali keinginan anak untuk jajan tidak dipenuhi, maka anak akan menangis dan akan menolak untuk makan 5) Dari segi pendidikan, kebiasaan jajan ini tidak dapat dianggap baik, lebih-lebih jika anak hanya diberikan uang dan membeli sendiri makanan itu.

4. Anak Sekolah Dalam bidang ilmu gizi dan kesehatan, yang disebut anak sekolah kelas V dan VI adalah anak yang berusia usia antara 10-12 tahun adalah usia anak disekolah dasar. Pada permulaan usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah, dengan demikian anak- anak mulai masuk kedalam dunia baru, dimana mulai banyak berhubungan denagan orang- orang diluar keluarganya dan berkenalan pula dengan suasana dan lingkungan baru dalam hidupnya. Hal ini dapat mempengaruhi kebiasaan makan mereka.

18

Pengalaman-pengalaman baru, kegembiraan di sekolah menyebabkan anak-anak sering menyimpang dari kebiasaan waktu makan yang sudah diberikan kepada mereka (Moehji, 2003). Pada anak masuk sekolah, mereka mulai masuk kedalam dunia baru, di mana dia mulai banyak berhubungan dengan orang-orang diluar keluarganya dan berkenalan pula dengan suasana dan lingkungan baru dalam kehidupannya. Hal ini tentu saja banyak mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Pengalaman-pengalaman baru, kegembiraan-kegembiraan di sekolah, menyebabkan anak-anak menyimpang dari kebiasaan waktu makan yang sudah diberikan kepada mereka (Moehji, 2003). Adapun faktor yang memperburuk keadaan gizi anak-anak sekolah adalah: a) Anak-anak pada usia ini pada umumnya selalu dapat memilih dan menentukan makanan apa yang dia sukai dan mana yang tidak. Sering kali anak-anak ini memilih makanan yang salah, lebih- lebih jika orang tuanya tidak memberikan petunjuk apa-apa kepadanya. b) Kebiasaan jajan, dalam usia ini anak-anak senang sekali jajan. Mungkin sudah menjadi kebiasaan di rumahnya, tetapi mungkin akibat pengaruh dari kawannya. Kadang-kadang anak-anak ini menolak untuk makan pagi di rumah dan sebagai gantinya, mereka cenderung meminta uang untuk jajan. Jajan yang mereka beli sudah jelas bahanbahan atau makanan-makanan yang kurang nilai gizinya. c) Sering setiba di rumah karena terlalu lelah bermain di sekolah, anakanak tidak mau makan lagi. Salah satu jalan yang dapat ditempuh guna memperbaiki keadaan anak-anak sekolah pada umumnya adalah sedapat mungkin, sebelum mereka berangkat ke sekolah diusahakan agar diberi makan terlebih dahulu. Kebiasaan demikian seharusnya sudah dimulai sejak anak ini mulai masuk sekolah (Moehji, 2003).

19

Sifat-sifat anak usia sekolah adalah: a) Pertumbuhan agak lambat, digantikan dengan pertumbuhan otot dan tulang menuju usia dewasa. b) Pertumbuhan anak wanita lebih cepat dari pada anak laki-laki. c) Rata- rata pertumbuhan BB 1,8-3,1 kg/ tahun. d) Lebih individualistis, membentuk kehidupan social di luar keluarga. e) Aktif, kurang menggantungkan diri pada orang tua, lebih percaya pada lingkungan diluar rumah. f) Fisik lebih aktif, sibuk atau tergesa-gesa. Anak usia sekolah biasanya memiliki aktifitas bermain yang menguras banyak tenaga, dengan demikian terjadi ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Akibatnya tubuh anak menjadi kurus untuk mengatasinya kita harus mengawasi waktu bermain anak sehingga anak memiliki waktu istirahat yang cukup. Pada anak sekolah, pemberian makanan diutamakan untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan baru serta memenuhi kebutuhan karena adanya aktifitas yang meningkat (Lisdiana, 2003). Untuk meningkatkan nafsu makan anak dapat pula dengan memberinya obat penambah nafsu makan sesuai dosis yang dianjurkan. Kurangnya nafsu makan dapat disebabkan banyak jajan. Apabila jajan yang dipilih anak ternyata kurang mengandung nilai gizi dan kebersihannya kurang terjaga, tentunya akan menimbulkan dampak yang merugikan kesehatan (Lisdiana, 2003).

20

B. KerangkaTeori

Ekonomi

Sosial Budaya

Ketersediaan Makanan Jajanan yang Ada

Pengetahuan anak SD

Pengetahuan Gizi

Sikap Anak Sekolah Dalam Memilih Makanan Jajanan

Intake Zat Gizi

Gambar 1 Kerangka teori tentang hubungan pengetahuan gizi dan sikap anak SD dalam memilih makakanan jajanan.

21

C. Kerangka Konsep

Pengetahuan Gizi

Sikap Anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan

Gambar 2 Kerangka konsep tentang hubungan pengetahuan gizi dan sikap anak SD dalam memilih makanan jajanan

22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis explanatory research dengan pendekatan cross sectional atau penelitian penjelasan karena menjelaskan hubungan antar variabel yaitu variabel bebas pengetahuan gizi. Variabel terikat yaitu sikap anak dalam memilih makanan jajanan dan berdasarkan jenis penelitian termasuk penelitian observasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak sekolah dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. Alasan pemilihan lokasi di Madrasah Ibtidaiyah adalah sebagai berikut: a. Anak yang bersekolah di sana berasal dari daerah yang jauh dari sekolah, sehingga anak tidak sempat sarapan dari rumah dan hanya jajan di sekolah. b. Sekolah tersebut tidak mempunyai warung sekolah atau kantin, yang ada hanya penjual jajanan di luar pagar dan penjual keliling. 2. Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada tanggal 19 Juni 2009 sampai dengan tanggal 21 Juni 2009.

24

23

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi berjumlah 60 orang, yang diambil dari anak SD kelas V dan VI yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. 2. Sampel Pada penelitian ini sampel berjumlah 60 orang yang merupakan total populasi. D. Definisi Operasional No Definisi Skala Literatur Iswarawanti 1 Makanan jajanan yang dijual oleh dkk, 2007 pedagang kaki lima atau dalam bahasa Inggris disebut street food menurut FAO didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. 2 Pengetahuan Gizi adalah menggali apa Skala:Nominal Notoatmojo, 2003 yang anak tahu tentang apa yang dia ajukan misalnya tentang zat gizi dan menu seimbang. Misalnya menjawab pertanyaan tentang telur merupakan sumber protein nabati. Pengetahuan gizi dikategorikan menjadi 2 yaitu: Baik jika jawaban benar : 70% total skor. Tidak baik jika jawaban benar kurang dari 70% total skor. 3 Sikap dalam memilih makanan jajanan Skala:Nominal Notoatmojo, 2003 adalah reaksi atau respon anak yang masih tertutup terhadap suatu obyek atau tingkah laku anak dalam memenuhi akan makan, yang meliputi frekuensi dan jenis makanan jajanan yang dikonsumsinya.

24

Sikap dalam memilih makanan jajanan dikategorikan menjadi 2 yaitu: Tepat jika jawaban benar : 70% dari total skor. Tidak tepat jika jawaban benar kurang dari 70% dari total skor. Anak sekolah kelas V dan VI adalah anak yang berusia antara 10-12 tahun adalah usia anak di sekolah dasar.

Moehji, 2003

E. Jenis Variabel 1. Variabel bebas : Pengetahuan gizi 2. Variabel terikat : Sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan F. Jenis Data, Instumen Penelitian dan Cara pengumpulan Data 1. Jenis data dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu data primer dan data sekunder. a. Data primer 1) Identitas sampel, yaitu nama, jenis kelamin dan umur. 2) Data mengenai pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan yamg diperoleh dengan koesioner. 3) Data jumlah penjual di dalam dan di luar sekolah. b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan pihak lain, yaitu untuk mendukung data-data primer. Data sekunder meliputi : 1) Data monografi sekolah. 2) Data demografi. 2. Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data dengan menggunakan metode, yaitu : a. Wawancara melalui kuesioner pengetahuan gizi dan sikap dalam memilih makanan jajanan di sekolah.

25

b. Pengamatan langsung terhadap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan. G. Pengolahan Data dan Analisas Data 1. Pengolahan Data Pengolahan yang dilakukan terhadap data primer adalah : a. Identitas Responden Identitas responden diperoleh dari kuesioner tentang identitas yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin. b. Pengetahuan Gizi dan Sikap Dalam Memilih Makanan Jajanan Sikap pemilihan makanan jajanan didapatkan dari hasil wawancara melalui kuesioner tentang sikap pemilihan makanan jajanan yang meliputi : jenis makanan, frekuensi jajan, alasan jajan dan uang saku. Kemudian dilakukan pengolahan terhadap data-data diatas, yaitu : a) Editing Yaitu melakukan pengecekan kelengkapan data meliputi data identitas responden. b) Coding Yaitu memberikan kode pada variabel pengetahuan gizi dan sikap anak dalam memilih makanan jajanan kemudian diklasifikasikan penggolongan. c) Entry Data Memasukkan data pemilihan makanan jajanan, hubungan pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar ke komputer. d) Tabulating Yaitu mengelompokkan data sesuai variabel yang diteliti dengan melakukan penyajian table dan grafik yang meliputi data pemilihan makanan jajanan, pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar. menurut jenisnya untuk mempermudah

26

2. Analisis Data Analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square Test. Analisis data dilakukan dengan menggunakan proses SPSS versi 14. Interpretasi : a) Bila P < 0,05 Ho ditolak berarti ada hubungan pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar terhadap pemilihan makanan jajanan. b) Bila P 0,05 Ho diterima berarti tidak ada hubungan pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar terhadap pemilihan makanan jajanan.

27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom merupakan salah satu sekolah yang terletak di wilayah pedesaan, tepatnya di Kelurahan Tanjunganom, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. Madrasah Ibtidaiyah beramatkan di Tanjunganom RT 04/RW 09 Kelurahan/Kecamatan wonogiri. Berdiri sejak tahun 1959. Fasilitas yang disediakan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom antara lain : ruangan kelas, 1 ruang guru, ruang Kepala Sekolah, ruang UKS, 1 kamar mandi siswa, dan satu kamar mandi guru. Meskipun ruang UKS sudah tersedia, namun kegiatannya tidak aktif. Jumlah guru yang ada di Sekolah Dasar MI Tanjunganom adalah 10 orang, yang terdiri dari : Kepala Sekolah, 6 orang guru kelas, 1 orang guru olah raga, 2 orang guru bantu, dan 1 orang penjaga, sehingga jumlah karyawan adalah 11 orang. Sedangkan jumlah seluruh siswa pada tahun 2009 adalah 170 orang, yang terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan. Kegiatan Sekolah yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom meliputi pramuka, dan olah raga. Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom tidak mempunyai kantin sekolah, tetapi di luar sekolah tersebut ditemukan pedagang-pedagang yang menjual makanan jajanan. B. Karakteristik Umum Responden 1. Jenis Kelamin Populasi dan sampel pada penelitian ini berjumlah 60 orang yang diambil dari dua kelas, kelas V dan VI yang terdapat 29 anak laki-laki (48,33 %) dan 31 anak perempuan (51,67 %).

27

28

Tabel 1 Distribusi Siswa Berdasarkan Jenis kelamin Jenis Kelamin Laki- laki Perempuan Jumlah Jumlah (N) 29 31 60 Prosentase (%) 48,33 51,67 100,00

2. Pengetahuan Gizi Anak Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom Hasil dari data yang diambil didapatkan pengetahuan gizi dengan nilai tertinggi menjawab benar 24 dari 25 pertanyaan dan nilai terendah menjawab benar 9 dari 25 pertanyaan. Pengetahuan gizi dikategorikan menjadi dua yaitu : Baik jika jawaban benar 70 % dari total skor dan tidak baik jika jawaban benar kurang dari 70 % dari total skor. Distribusi responden menurut pengetahuan gizi dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Distribusi Siswa Berdasarkan Pengetahuan Gizi Pengetahuan Gizi Baik Tidak Baik Jumlah Jumlah (N) 42 18 60 Prosentase (%) 70 30 100

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa distribusi responden menurut pengetahuan gizi baik sebanyak 42 anak (70%), sedangkan responden yang pengetahuan gizinya tidak baik sebesar 18 anak (30%). Dari hasil survai keadaan ekonomi orang tua siswa rata-rata menengah kebawah, dan pengetahuan siswa yang sudah baik dipengaruhi oleh media massa, misalnya televisi, majalah, poster, dan penyuluhan tentang gizi.

29

3. Sikap Anak Dalam Memilih Makanan Jajanan Hasil dari data yang diambil didapatkan sikap anak dalam memilih makanan jajanan dengan nilai tertinggi menjawab benar 10 dari 10 pertanyaan dan nilai terendah menjawab benar 4 dari 10 pertanyaan. Sikap dalam memilih makanan jajanan dikategorikan menjadi dua yaitu : tepat jika jawaban benar 70 % dari total skor dan tidak tepat jika jawaban benar kurang dari 70 % dari total skor. Berdasarkan data yang diambil dari pertanyaan sikap anak dalam memilih makanan jajanan sebagian besar menjawab tepat pada soal nomor lima, dan kebanyakan menjawab salah pada pertanyaan nomor dua karena pada pertanyaan nomor dua siswa belum paham, sehingga siswa perlu adanya teori tentang bagaimana dalam memilih atau membedakan bungkus makanan yang baik, (soal no dua dan lima terdapat pada lampiran). Berdasarkan hasil pengamatan sikap siswa pada saat istirahat ada yang langsung membeli makanan jajan, ada juga yang duduk-duduk terlebih dahulu, dan ada juga siswa yang sebelum jajan mempertimbangkan dahulu apa yang akan dibeli. Tetapi karena tidak ada kantin sekolah dan yang ada hanyalah pedagang diluar pagar sekolah maka siswa tidak ada pilihan lain untuk membeli makanan jajanan yang dijual oleh pedagang yang diluar pagar sekolah. Distribusi responden menurut sikap anak dalam memilih makanan jajanan dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Distribusi Siswa Berdasarkan Sikap Anak Dalam Memilih Makanan Jajanan Sikap Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Tepat Tidak Tepat Jumlah Jumlah (N) 50 10 60 Prosentase (%) 83,33 16,67 100

30

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa distribusi menurut sikap anak dalam memilih makanan jajanan yang tepat sebanyak 50 anak (83,33 %), sedangkan sikap anak dalam memilih makanan jajanan yang tidak tepat adalah sebesar 10 anak (16,67 %). Sikap dalam memilih makanan jajanan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu Kebudayaan mempengaruhi orang dalam memilih makanan jajanan yaitu mencangkup jenis pangan apa yang harus diproduksi, bagaimana diolah, disalurkan, dan disajikannya. Pengembangan kebiasaan makan, kebiasaan makan, mempelajari cara yang berhubungan dengan konsumsi pangan dan menerima atau menolak bentuk atau jenis pangan tertentu, dimulai dari permulaan hidup akan menjadi bagian perilaku yang berakar diantara penduduk, media massa sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi mempunyai pengaruh besar pada anak dalam memilih makanan, orang tua, teman sebaya, teman dekat, guru pada umumnya anak memiliki sikap searah dengan sikap orang yang dianggap penting (Suhardjo, 2003).

31

C. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Sikap Anak Dalam Memilih Makanan Jajanan Hubungan Pengetahuan gizi dengan sikap anak Sekolah Dasar dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Disribusi Siswa Berdasarkan Pengetahuan Gizi Dan Sikap Anak Dalam Memilih Makanan Jajanan Pengetahuan Gizi Baik Tidak Baik Sikap Anak Dalam Memilih Makanan Jajanan Tepat % Tidak % tepat 38 63,3 4 6,7 12 20,0 6 10,0 Jumlah N 42 18 % 100 100

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahuai bahwa dengan pengetahuan gizi baik, pada anak dalam memilih makanan jajanan tepat sebanyak 38 anak (63,3 %) dan sikap anak dalam memilih makanan jajanan tidak tepat sebanyak 4 anak (6,7 %). Sedangkan Pengetahuan gizi anak tidak baik, sikap anak dalam memilih makanan jajanan tepat sebanyak 12 anak (20,0%), dan sikap dalam memilih makanan jajanan tidak tepat sebanyak 6 anak (10,0 %). Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa anak yang mempunyai pengetahuan gizi baik dan sikap memilih makanan jajanan tepat sebanyak tiga kali yang dibandingkan pengetahuan gizi baik tidak tepat. Hasil dari uji korelasi Chi Square Test tentang hubungan pengetahuan gizi dan sikap anak sekolah dalam memilih makanan jajanan diperoleh nilai p sebesar 0,059. Dengan demikian nilai p 0,059 lebih dari 0,05, maka Ho diterima sehingga tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak sekolah dalam memilih makanan jajanan. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak sekolah dalam memilih makanan jajanan karena dilihat dari data sosial ekonomi orang tua menengah kebawah sehingga uang saku yang diberikan pada anak sedikit sehingga

32

hanya bisa dibelikan makanan jajanan yang murah, adanya pengaruh dari media massa misalnya iklan di televisi, terutama dikarenakan kebudayaan yang mempengaruhi orang dalam memilih makanan jajanan yaitu mencangkup jenis apa yang harus diproduksi dan jenis makanan apa yang harus dikonsumsi, dan pengaruh dari teman sebaya, misalnya kalau anak tidak mau membeli makanan yang sama nanti tidak dianggap sebagai teman. Penyebab lain tidak adanya hubungan antara pengetahuan gizi dengan sikap anak dalam memilih makanan jajanan adalah dikarenakan di sekolah tersebut tidak mempunyai kantin dan yang ada hanyalah pedagang yang di luar pagar yang menjual makanan yang tidak sehat, maka anak tidak mempunyai pilihan lain untuk membeli makanan yang bersih dan sehat selain makanan yang ada disekolah. Selain itu dari pihak sekolah sendiri juga tidak ada pengawasan ketika anak-anak membeli makanan jajanan. Dari hasil data yang diperoleh jumlah pedagang yang menjual makanan di sekolah tersebut berjumlah sekitar enam penjual makanan jajanan. Makanan jajanan yang dijual di sekolah tersebut berbagai macam makanan jajanan yang kurang sehat seperti: es lilin, es yang warnanya mencolok seperti es sirup, es yang memakai pemanis buatan, dan cilok atau somay yang dimakan memakai saos biasa atau saos yang harganya murah. Hal ini tidak sesuai dengan teori Solihin (2005) yang menyatakan bahwa pengetahuan gizi anak sangat berpengaruh terhadap pemilihan makanan jajanan, dimana pengetahuan gizi anak sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap anak sekolah dalam memilih makanan jajanan. Pengetahuan gizi anak sekolah adalah kepandaian anak dalam memilih makanan jajanan yang baik. Pengetahuan ini sangat bermanfaat dalam sikap dan perilaku anak dalam memilih makanan jajanan yang akan dikonsumsinya.

33

Dengan pengetahuan gizi yang rendah maka akan sulit dalam penerimaan informasi bidang gizi bila dibanding dengan pengetahuan gizi yang baik. Pengetahuan gizi adalah kepandaian anak dalam memilih makanan jajanan dan kepandaian memilih makanan jajanan yang akan dikonsumsi. Pengetahuan ilmu-ilmu tentang gizi secara umum sangat berpengaruh dalam sikap dan perilaku anak dalam memilih makanan jajanan. Tingkat pengetahuan gizi anak yang rendah akan sulit dalam penerimaan informasi dalam bidang gizi bila dibandingkan dengan tingkat pengetahuan gizi anak yang baik (Sayogya, 2003).

34

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Anak yang mempunyai pengetahuan gizi baik adalah 42 anak (70 %) dan yang berpengetahuan gizi tidak baik adalah 18 anak (30%). 2. Anak yang mempunyai sikap yang tepat dalam memilih makanan jajanan adalah 50 anak (83,3%), sikap yang tidak tepat dalam memilih adalah 10 anak (16,7%). 3. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dan sikap anak dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. B. SARAN 1. Bagi Sekolah a. Perlu adanya kantin sekolah dimana untuk menyediakan makanan yang bergizi. b. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para guru dalam menghimbau dan menetapkan peraturan mengenai makanan jajanan yang sehat bagi para anak didiknya dalam rangka mengantisipasi munculnya masalah gizi khususnya kejadian infeksi atau angka kesakitan pada anak sekolah, karena pada dasarnya, penindak lanjutan masalah keamanan jajanan anak sekolah tidak lepas dari partisipasi pihak sekolah. c. Memberikan pengertian tentang gizi pada anak didiknya serta memberikan deskripsi atau gambaran sikap dalam pemilihan makanan yang baik dan faktor yang mempengaruhinya yang dimasukkan melalui pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah.

34

35

2. Bagi Siswa Memberikan pengertian pada siswa bahwa pengetahuan gizi dan sikap dalam memilih makanan jajanan yang sehat dan bergizi, agar siswa dapat mengantisipasi dirinya sendiri untuk memilih makanan jajanan yang aman dan sehat, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi dan kesehatannya selalu terjaga. 3. Bagi Dinas Kesehatan Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan atau informasi untuk perencanaan program guna meningkatkan pengetahuan gizi anak SD. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, dan menambah wawasan tentang hubungan pengetahuan gizi dan sikap anak SD terhadap pemilihan makanan jajanan yang baik.

36

DAFTAR PUSTAKA Anonim. http://www.eepis-its. Perilaku Makan Anak Sekolah. Azwar. S. 2004.Teori Sikap Manusia & Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Baliwati Y. F. Khomsan A., Dwiriani C. M. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya. Jakarta. Dindinkem. 2006. Resiko Kesehatan Anak terhadap Makanan Jajanan. http://www.halalguide.info/content/view/584/70/. Hidayati, L., Dasuki, S., Prasetyaningrum, J., Hanwar, D. 2007. Pengembangan Model Suplementasi Fe dan Zn dalam bentuk permen pada Anak Sekolah Dasar yang Anemia. Hasil Penelitian yang tidak dipublikasikan. UMS. Surakarta. Irawati .A. 2000. Faktor Determinan Status Gizi dan Anemia Murid SD di Desa IDT Penerima PMT_AS di Indonesia. http://digilib ekologi litbang.depkes.go.id. Iswaranti., Widjajarta M., Februhartanty J. 2007. Jajanan di Indonesia berkualitas Buruk. http://www.republika.co.id. Lisdiana. 2003. Waspada Terhadap Kelebihan dan Kekurangan Gizi. Bandar Lampung. Moehji S. 2003. Ilmu Gizi. PT Bhatara karya Aksara. Jakarta. Notoadmojo, S. 2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta, Jakarta. Roedjito. 2005. Gastroenterology Problem Makan Pada Anak. Pediatric Nutricion. Saidi. 2003. http: // www.yahoo. com_pangan dan gizi. Sampurno. Judul Artikel Zat Kimia Masih Ditemukan Dalam Makanan. Media Indonesia edisi 8 Desember. Sajogya, 2004. http:// www.geogle.com_ Pangan dan Gizi. Solihin P. 2005. Ilmu Gizi Pada Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Suharjo. 2003. Berbagai Cara pendidikan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta. Susanto, 2003. Gizi dan Kesehatan. Bayu media, Malang. Winarno F G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta. Widowati, D. 2002. Diklat Gizi Kuliner. Solo.

37

LAMPIRAN

38

KUISIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN SIKAP ANAK SD TERHADAP PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DI MI TANJUNGANOM,KECAMATAN BATURETNO, KABUPATEN WONOGIRI

No. Responden Nama responden Alamat Tanggal wawancara

: : : :

PROGRAM STUDI DIII GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

39

KUISIONER PENGETAHUAN ANAK SD TENTANG GIZI PERTANYAAN TENTANG PENGETAHUAN ANAK SD TENTANG GIZI Berilah tanda (v) pada kolom jawaban yang tersedia ! No Pertanyaan 1 Telur merupakan bahan makanan sumber protein nabati 2 Saos merupakan bahan makanan yang tidak sehat 3 Buah dan sayuran merupakan bahan makanan sumber vitamin dan mineral 4 Makanan yang tertutup lebih baik untuk dikonsumsi 5 Menu seimbang terdiri dari Nasi, lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan buah 6 Nasi merupakan sumber bahan makanan sumber karbohidrat 7 Kalau mau jajan sebaiknya memilih di tempat yang bersih 8 Wortel banyak mengandung vitamin A 9 Kekurangan yodium dapat menyebabkan buta senja (kekurangan vitamin A) 10 Ciki atau makanan jajanan yang tidak mengandung zat besi 11 Daging, hati adalah bahan makanan sumber karbohidrat 12 Kurang vitamin B menyebabkan penyakit beri- beri 13 Kalau mau makan sebaiknya cuci tangan terlebih dahulu 14 Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan sariawan 15 Larutan gula garam diberikan pada anak yang diare 16 Sayuran adalah bahan makanan sumber vitamin 17 Makanan bergizi adalah empat sehat lima sempurna 18 Makanan yang mengandung pewarna buatan dan pengawet dapat membahayakan kesehatan 19 Kurang darah disebut juga anemia 20 Dalam memasak sebaiknya tidak menggunakan garam beryodium 21 Tempe dan tahu adalah bahan makanan yang mengandung protein 22 Minuman yang menggunakan sakarin atau pemanis buatan baik untuk kesehatan 23 Susu baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi 24 Fungsi sarapan pagi untuk meningkatkan konsentrasi pada saat belajar 25 Wortel baik untuk kesehatan mata Benar Salah

40

No.IDENTITAS : A. DATA IDENTITAS RESPONDEN: Nama Kelas Umur : : :

Tanggal lahir : Jenis kelamin : B. DATA SIKAP ANAK SD TERHADAP PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN 1. Apakah menurut adik makanan yang menggunakan pemanis itu baik? a. Setuju b. Tidak setuju 2. Apakah menurut adik makanan yang dijual oleh pedagang keliling di luar pagar sekolah itu makanan yang sehat. a. Setuju b. Tidak setuju 3. Apakah menurut adik makanan yang tidak dibungkus (terbuka) itu lebih baik dari pada makanan yang dibungkus (tertutup). a. Setuju b. Tidak setuju 4. Apakah menuruk adik makanan yang berwarna itu baik? a. Setuju b. Tidak setuju 5. Apakah menurut adik minuman yang memakai pewarna itu baik? a. Setuju b. Tidak setuju 6. Apakah menurut adik makanan yang dimakan memakai saos itu baik untuk kesehatan? a. Setuju

41

b. Tidak setuju 7. Apakah menurut adik sarapan di rumah itu lebih baik dari pada jajan di sekolah? a. Setuju b. Tidak setuju 8. Apakah menurut adik uang saku lebih baik ditabung dari pada digunakan untuk jajan? a. Setuju b. Tidak setuju 9. Apakah menurut adik membawa bekal makanan dari rumah itu lebih baik dari pada jajan? a. Setuju b. Tidak setuju 10. Apakah menurut adik jajan makanan sembarangan itu kesehatannya bisa terjaga? a. Setuju b. Tidak setuju

42

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Nama Siswa NB TW TY RAF FR DNH R ALW BW SW DY H I FSK EW OT KS N DS I R AS DS TN MAS EY DS FR YR SAW NAAY OAA RSA I ABY ER5 D VM SB R

Jenis kelamin laki-laki Perempuan laki-laki laki-laki laki-laki Perempuan laki-laki laki-laki laki-laki Perempuan Perempuan laki-laki laki-laki laki-laki Perempuan Perempuan laki-laki Perempuan laki-laki laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan laki-laki Perempuan Perempuan laki-laki laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan laki-laki laki-laki laki-laki laki-laki Perempuan Perempuan laki-laki laki-laki

Pengetahuan Gizi baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik Tidak baik Tidak baik baik Tidak baik baik Tidak baik Tidak baik Tidak baik Tidak baik Tidak baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik Tidak baik baik baik Tidak baik baik Tidak baik baik

Sikap Anak SD dalam memilih makanan jajanan tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat Tidak tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat Tidak tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat Tidak tepat tepat

43

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

NS RCW SW IF DYBM RRS ESU AR R RY DE PN EH S DL NF EK NP SB SLP

Perempuan Perempuan Perempuan laki-laki laki-laki laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan laki-laki Perempuan laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan laki-laki laki-laki Perempuan Perempuan

baik baik baik baik Tidak baik baik baik baik baik baik baik baik Tidak baik Tidak baik Tidak baik Tidak baik Tidak baik baik Tidak baik baik

tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat tepat Tidak tepat Tidak tepat Tidak tepat Tidak tepat Tidak tepat tepat tepat Tidak tepat tepat tepat Tidak tepat tepat

44

MUHAMMADIYAH BAGIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MI TANJUNGANOM ALAMAT: TANJUNGANOM, SARADAN, BATURETNO, WONOGIRI

SURAT KETERANGAN No. 006/ MI. T. 28/ 62/ 2009 Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama NIP Jabatan : Rukiyanto, AMa. : 195111201979031004 : Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom

Menerangkan bahwa: Nama NIM Status : Pratiwi Yulianingsih : J 300060034 : Mahasiswa Gizi DIII Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Benar-benar telah melahsanakan penelitian di Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan seperlunya.

Wonogiri, 9 September 2009 Kepala Sekolah

RUKIYANTO, AMa. NIP: 195111201979031004

45

Crosstabs (Dataset1) C:\Program Files\SPSSEval\olah data kti.sav Case Processing Summary Valid Percent 100,0 % Cases Missing N Percent 0 ,0 % Total Percent 100,0 %

N pengetahuan gizi * sikap anak SD 60

N 60

pengetahuan gizi * sikap anak SD Crosstabulation Sikap anak SD Tidak Tepat tepat 38 4 63,3% 6,7% 12 6 20,0% 10,0% 50 10 83,3% 16,7% Total 42 70,0% 18 30,0% 60 100,0%

Pengetahuan gizi Total

Baik Tidak baik

Count % of total Count % of total Count % of total

Chi Square Tests Value Pearson Chi Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fishers Exact Test N of valid Cases 5,143 3,571 4,735 60 df 1 1 1 Asymp. Sig. (2-sided) ,023 ,059 ,030 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

,052

,033

a. Computed only for a 2 2 table b. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,00.

46

Frequecies (Dataset1) C:\Program Files\SPSSEval\olah data kti.sav Statistics Pengetahuan gizi N Valid Missing 60 0 Pengetahuan gizi Frequency Valid baik Total Frequencies (Dataset1) C:\Program Files\SPSSEval\olah data kti.sav Statistics Sikap anak SD N valid missing 60 0 Sikap anak SD Frequency Valid Tepat Tidak tepat Total 50 10 60 Percent 83,3 16,7 100,0 Valid Percent 83,3 16,7 100,0 Cumulative Percent 83,3 100,0 Baik Tidak 42 18 60 Percent 70,0 30,0 100,0 Valid Percent 70,0 30,0 100,0 Cumulative Percent 70,0 100,0

47

Frequencies (Dataset1) C:\Program Files\SPSSEval\olah data kti.sav Statistics Jenis Kelamin N Valid Missing 60 0 Jenis Kelamin Frequency Valid Lakilaki Perempuan Total 29 31 60 Percent 48,3 51,7 100,0 Valid Percent 48,3 51,7 100,0 Cumulative Percent 48,3 100,0

You might also like