You are on page 1of 14

Perkembangan Emosional

06 Desember 2010

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995) Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala pertama perilaku emosional ialah keterangsangan umum terhadap stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang berlebih-lebihan ini tercermin dalam berbagai aktivitas pada bayi yang baru lahir. Kemampuan mengekspresikan emosi pada manusia adalah kemampuan yang harus dipelajari, oleh karena itu stimulasi emosi yang tepat dan akurat terhadap konteks perlu diajarkan pada anak-anak agar mereka dapat beremosi dengan tepat semasa berhubungan dengan dunia sekitarnya. Perkembangan emosional seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya pola asuh orang tua dalam keluarga, pengalaman traumatic, tempramen, perubahan interaksi dengan teman sebaya, perubahan interaksi dengan sekolah, dan perubahan interaksi dengan masyarakat. B. Rumusan masalah 1. Bagaimana pengaruh emosi terhadap perilaku individu? 2. Bagaimana tahapan perkembangan emosi pada individu?

Perkembangan Peserta Didik

Page 1

Perkembangan Emosional 3. Bagaimana peran keluarga, sekolah dan

06 Desember 2010 masyarakat terhadap

perkembangan emosional anak? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh emosi terhadap perilaku individu. 2. Untuk mengetahui tahapan perkembangan emosi pada anak. 3. Untuk mengetahui peran keluarga, sekolah dan masyarakat terhadap perkembangan emosional anak.

Perkembangan Peserta Didik

Page 2

Perkembangan Emosional

06 Desember 2010

BAB II DASAR TEORI

A.

Pengertian Emosi Menurut English and English emosi adalah A complex feeling state accompanied by characteristic motor and glandular activities , yaitu suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris. Sedangkan Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam). Warna afektif disini dapat diartikan sebagai perasaan perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi ( menghayati ) suatu situasi tertentu, contohnya gembira, bahagia, putus asa, terkejut, benci, tidak senang dan sebagainya ( Yusuf Syamsu, 2006 ). Kadang seseorang masih dapat mengontrol keadaan dirinya sehingga emosi yang dialami tidak tercetus keluar dengan perubahan atau tanda tanda fisiknya. Hal ini berkaitan dengan pendapat yang dikemukakan Ekman dan Friesen yang dikenal dengan display rules, yang dibagi menjadi tiga rules, yaitu masking, modulation dan simulation. Masking adalah keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau dapat menutupi emosi yang dialaminya. Emosi yang dialaminya tidak tercetus melalui ekspresi fisiknya, misalnya orang yang sangat sedih karena kehilangan anggota keluarganya, Kesedihan tersebut dapat diredam atau ditutupi, dan tidak ada gejala fisik yang menyebabkan tampaknya perasaan sedih tersebut. Sedangkan pada modulation seseorang tidak mampu meredam secara tuntas mengenai gejala fisiknya, tetapi hanya dapat menguranginya saja, misalnya karena sedih, ia menangis tetapi tidak terlalu kuat dan keras. Pada simulation seseorang sebenarnya tidak mengalami emosi, tetapi ia seolah olah mengalami emosi dengan menampakkan gejala gejala fisik. Display rules sebenarnya dipengaruhi oleh unsur budaya, misalnya adalah tidak etis kalau menangis

Perkembangan Peserta Didik

Page 3

Perkembangan Emosional

06 Desember 2010

dengan meronta ronta di hadapan umum meskipun kehilangan keluarga yang sangat dicintainya ( Walgito Bimo, 2004 ). B. Ciri ciri Emosi Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri ciri sebagai berikut : a. b. c. Lebih bersifat subyektif daripada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan berpikir Bersifat fluktuatif ( tidak tetap ) Banyak pengenalan panca indera Mengenai ciri ciri emosi ini dapat dibedakan antara emosi anak dan emosi pada orang dewasa sebagai berikut : Emosi Anak Emosi Orang Dewasa 1 Berlangsung singkat dan berakhir1. Berlangsung lebih lama . tiba - tiba 2 Terlihat lebih hebat dan kuat . 3 Bersifat sementara / dangkal . 4 Lebih sering terjadi berakhir dengan lambat 2. Tidak terlihat hebat / kuat 3. Lebih 4. Jarang terjadi dan bersangkut paut dengan peristiwa

. 5 Dapat diketahui dengan jelas dari5. Sulit diketahui karena lebih pandai . tingkah lakunya menyembunyikannya

Tabel. 1.2. Karakteristik Emosi pada Anak dan Orang Dewasa C. Pengelompokan emosi Emosi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi kejiwaan ( psikis ). a. Emosi Sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar. b. Emosi Psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan alasan kejiwaan. Yang termasuk emosi jenis ini diantaranya adalah :

Perkembangan Peserta Didik

Page 4

Perkembangan Emosional 1. Perasaan ini diwujudkan dalam bentuk :

06 Desember 2010

Perasaan Intelektual, yaitu yang mempunyai sangkut paut dengan ruang lingkup kebenaran. a) rasa yakin dan tidak yakin terhadap suatu hasil karya ilmiah b) rasa gembira karena mendapat suatu kebenaran c) rasa puas karena dapat menyelesaikan persoalan persoalan ilmiah yang harus dipecahkan

2.

Perasaan

Sosial,

yaitu

perasaan

yang

menyangkut

hubungan dengan orang lain, baik bersifat perorangan maupun kelompok. Wujud perasaan ini seperti: a) rasa solidaritas b) persaudaraan ( ukhuwah ) c) simpati d) kasih sayang, dan sebagainya 3. Perasaan Susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai nilai baik dan buruk atau etika ( moral ). Contohnya : a) rasa tanggung jawab ( responsibility ) b) rasa bersalah apabila melanggar norma c) rasa tentram dalam mentaati norma 4. Perasaan Keindahan ( estetis ), yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan keindahan dari sesuatu, baik bersifat kebendaan ataupun kerohanian 5. Perasaan Ketuhanan, yaitu merupakan kelebihan manusia sebagai makluk Tuhan, dianugrahi fitrah ( kemampuan atau perasaan ) untuk mengenal; Tuhannya. Dengan kata lain, manusia dianugerahi insting religius ( naluri beragama ). Karena memiliki fitrah ini, maka manusia di juluki sebagai Homo Divinans dan Homo Religius atau makluk yang berke-Tuhan-an atau makluk beragama.

Perkembangan Peserta Didik

Page 5

Perkembangan Emosional

06 Desember 2010

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengaruh Emosi Terhadap Perilaku Individu Ada beberapa contoh pengaruh emosi terhadap perilaku individu diantaranya sebagai berikut: a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai b. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa ( frustasi ). c. Menghambat atau mengganggu konsentrsi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup ( nervous ) dan gagap dalam berbicara. d. Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Sedangkan perubahan emosi terhadap perubahan fisik (jasmani) individu dapat di jelaskan dengan gambaran sebagai berikut. a. Canon telah mengadakan penelitian dengan sorotan sinar rontgen terhadap seekor kucing yang baru selesai makan. Ia melihat bahwa perut besarnya aktif melakukan gerakan yang teratur untuk mencerna makanan. Kemudian dibawa ke depannya seekor anjing yang besar dan buas/galak. Pada saat itu, Canon melihat bahwa proses mencerna terhenti seketika, dan pembuluh darah di bagian lambung mengkerut, di samping itu tekanan darah bertambah dengan sangat tinggi,

Perkembangan Peserta Didik

Page 6

Perkembangan Emosional

06 Desember 2010

ditambah lagi dengan perubahan yang bermacam macam pada kelenjar kelenjar seperti bertambahnya keringat dan kekurangan air liur. b. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Gambaran lainnya dapat di lihat pada table di bawah ini : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Perubahan Fisik Reaksi elektris pada kulit Peredaran darah bertambah cepat Denyut jantung bertambah cepat Bernapas panjang Pupil mata membesar Air liur mengering Bulu roma berdiri Pencernaan terganggu, otot menegang atau bergetar ( tremor ) Tabel Jenis Jenis Emosi dan Dampaknya padaPerubahan Fisik B. Tahap Tahap Perkembangan Emosional Perkembangan emosional dibagi menjadi 5 fase dimulai dari fase bayi sampai fase dewasa. 1. Fase Bayi Fase bayi dimulai sejak berakhirnya masa orok sampai akhir tahun kedua dari kehidupan. Masa bayi ini memiliki ciri ciri perkembangan emosional sebagai berikut : a. Usia 0-8 minggu Kehidupan bayi sangat dikuasai oleh emosi (impulsive). Emosi anak sangat bertalian dengan perasaan indrawi (fisik), dengan kualitas perasaan: senang, dan tidak senang jasmaniah. Misalnya, bayi senyum atau tidur pulas kalau merasa kenyang, hangat dan nyaman; dan dia menangis kalau lapar, haus, kedinginan atau sakit. b. Usia 8 minggu-1 tahun Pada masa ini perasaan psikis sudah mulai berkembang. Anak merasa senang (tersenyum)apabila melihat mainan digantungkan di depan matanya atau melihat orang yang telah di kenalnya. Tidak Jenis Emosi Terpesona Marah Terkejut Kecewa Sakit / Marah Takut / Tegang Takut Tegang

otot

Perkembangan Peserta Didik

Page 7

Perkembangan Emosional

06 Desember 2010

merasa senang (menangis) terhadap benda, situasi, atau orang asing. Pada masa ini, perasaan anak mengalami diferensiasi (penguraian), yaitu dari perasaan senang dan tidak senang jasmaniah menjadi perasaan-perasaan: senang, tidak senang,marah, jengkel, terkejut dan takut. c. Usia 1 tahun-3 tahun Gejala-gejala perkembangan emosi pada usia ini adalah sebagai berikut: 1) Emosinya sudah mulai terarah pada sesuatu (orang, benda atau makhluk lain) 2) Sejajar dengan perkembangan bahasa yang sudah dimulai pada usia 2 tahun maka anak dapat menyatakan perasaannya dengan menggunakan bahasa. 3) Sifat sifat perasaan anak pada fase ini : a. Labil, artinya mudah kembali berubah (sebentar menangis, sebentar tertawa). b. Mudah tersulut (dipengaruhi) tetapi tidak bertahan lama dan sifatnya dangkal. 2. Fase Prasekolah Anak usia prasekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 2-6 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria atau wanita,dapat mengatur diri dalam buang air, dan mengenabeberapa hal yang dianggap berbahaya. Pada usia 4 tahun,anak sudah mulai menyadari akunya bahwa dirinya berbeda dengan orang lain. Bersamaan dengan itu, berkembang pula perasaan harga diri yang menuntut pengakuan dari lingkungannya. Jika lingkungannya (terutama orangtuanya) tidak mengakui harga diri anak, seperti memperlakukan anak dengan keras, maka pada diri anak akan berkembang sikap-sikap keras kepala/ menentang atau menyerah menjadi penurut yang diliputi rasa harga diri kurang dengan sifat pemalu.

Perkembangan Peserta Didik

Page 8

Perkembangan Emosional

06 Desember 2010

Beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa anak yaitu takut, cemas, marah, cemburu, kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, kasih saying, phobi, dan ingin tahu. Perkembangan keberhasilan memberikan anak emosi belajar. yang Oleh sehat sangat itu agar membantu dalam mereka bagi rangka dapat karena

mengembangkan emosi anak yang sehat, guru-guru seyogyanya bimbingan kepadamereka, mengembangkan a. Kemampuan untuk mengenal, menerima dan berbicara tentang perasaan-perasaan b. Menyadari bahwa ada hubungan antara emosi dengan tingkah laku social. c. Kemampuan untuk menyalurkan keinginannya tanpa mengganggu perasaan orang lain. d. Kemampuan untuk peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain. 3. Menginjak usia sekolah, anak Fase Anak Sekolah mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah di terima di masyarakat. Oleh karena itu dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol emosinya.Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan pembiasaan. Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang emosinya stabil maka perkembangan emosi anak cenderung stabil. Akan tetapi apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil dan kurang control maka perkembangan emosi anak cenderung kurang stabil. Emosi emosi yang secara umum dialami pada tahap perkembangan usia sekolah ini adalah marah, takut, cemburu, iri hati, kasih saying, rasa ingin tahu, dan kegembiraan.

Perkembangan Peserta Didik

Page 9

Perkembangan Emosional 4.

06 Desember 2010

Fase Remaja Masa remaja merupakan puncak emosionalitas yaitu perkembangan emosi yang tinggi pertumbuhan fisik, terutama organ-organ seksual mempengaruhu berkembangnya emosi atau perasaan dan dorongandorongan baru yang dialami sebelumnya seperti perasaan cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada usia remaja awal, perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitive dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi social, emosinya bersifat negative dan temperamental, sedangkan remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosinya. Remaja yang dalam proses perkembangannya berada dalam iklim yang kondusif, cenderung akan memperoleh perkembangan emosinya secara matang. Kematangan emosi ini datandai oleh: 1. 2. tidak pesimis. Biehler (1972) membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun. Ciri-ciri emosional usia 12-15 tahun 1. Cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka 2. Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri 3. Kemarahan biasa terjadi 4. Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri 5. Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun 1. Pemberontakan remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak menuju dewasa Adekuensi Mengendalikan emosi: tidak mudah tersinggung, tidak agresif, bersifat optimis dan amosi: cinta kasih, simpati, senang menolong orang lain, respek dan ramah.

Perkembangan Peserta Didik

Page 10

Perkembangan Emosional 2. 3.

06 Desember 2010

Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka.

C. Pengaruh Keluarga, Sekolah dan Masyarakat Terhadap Emosional Anak Emosi dapat dikembangkan oleh keluaraga, sekolah dan lingkungan. Untuk mengembangkan emosi agar berdampak positif maka perlu dilakukan upaya proses belajar yang salah satunya dengan menggunakan metode atau kegiatan bermain. Melalui bermain anak dapat menumpahkan seluruh perasaannya, seperti: marah, takut, sedih, cemas atau gembira. Dengan demikian, bermain dapat merupakan sarana yang baik untuk pelampiasan emosi, sekaligus relaksasi. Misalnya saja pada saat anak bermain pura-pura atau bermain dengan bonekanya. Selain itu bermain juga dapat memberi kesempatan pada anak untuk merasa kompeten dan percaya diri. Dalam bermain, anak juga dapat berfantasi sehingga memungkinkannya untuk menyalurkan berbagai keinginan-keinginannya yang tidak dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata ataupun menetralisir berbagai emosiemosi negatif yang ada pada dirinya seperti rasa takut, marah dan cemas. John Mayer, psikolog dari University of New Hampshire, mendefinisikan kecerdasan emosi yaitu kemampuan untuk memahami emosi orang lain dan cara mengendalikan emosi diri sendiri. Lebih lanjut pakar psikologi Cooper dan Sawaf (1998) mengatakan bahwa kecerdasan emosional kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari Dapat disimpulkan kecerdasan emosi dapat diartikan kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan dengan orang lain. Jelas bila seorang individu mempunyai kecerdasan emosi tinggi, dapat hidup lebih bahagia dan sukses karena percaya

Perkembangan Peserta Didik

Page 11

Perkembangan Emosional

06 Desember 2010

diri serta mampu menguasai emosi atau mempunyai kesehatan mental yang baik. Guru dan keluarga dapat mengembangkan keterampilan kecerdasan emosional seorang anak dengan memberikan beberapa cara yaitu: 1. Mengenali emosi diri anak , mengenali perasaan anak sewaktu perasaan yang dirasakan terjadi merupakan dasar kecerdassan emosional. kemampuan untuk memantau peraaan dari waktu kewaktu merupakan hal penting bagi pemahahaman anak. 2. Mengelola emosi, menangani perasan anak agar dapat terungkap dengan tepat kemampuan untuk menghibur anak , melepasakan kecemasan kemurungan atau ketersinggungan, atau akibat akibat yang muncul karena kegagalan. 3. Memotivasi anak, penataan emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam keterkaitan memberi perhatian dan kasih sayang untuk memotivasi anak dalam melakukan kreasi secara bebas. 4. 5. Memahami emosi anak. Membina hubungan dengan anak, Setelah kita melakukan identifikasi kemudian kita mampu mengenali, hal lain yang perlu dilakukan untuk dapat mengembangkan kecerdasan emosional yaitu dengan memelihara hubungan. 6. Berkomunikasi dengan jiwa , Tidak hanya menjadi pembicara terkadang kita harus memberikan waktu lawan bicara untuk berbicara juga dengan demikian posisikan diri kita menjadi pendengar dan penanya yang baik dengan hal ini kita diharapkan mampu membedakan antara apa yang dilakukan atau yang dikatakan anak dengan reaksi atau penilaian.

Perkembangan Peserta Didik

Page 12

Perkembangan Emosional

06 Desember 2010

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan 1. Tahapan perkembangan emosional seseorang bermula sejak mereka dilahirkan hingga dewasa. 2. Emosi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. 3. Keluarga, sekolah dan masyarakat dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak. Keluarga dan sekolah dapat mengembangkan kecerdasan emosional seorang anak dengan cara memahami emosi anak, membina hubungan baik dengan anak, dan berkomunikasi dengan jiwa. Saran 1. Sebagai pendidik hendaknya dapat mengetahui proses perkembangan emosional peserta didiknya dan cara mengendalikan emosinya. 2. Keluarga terutama orang tua harus dapat memberikan pendidikan perkembangan emosi sesuai dengan usia anak.

Perkembangan Peserta Didik

Page 13

Perkembangan Emosional

06 Desember 2010

DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu. 2006. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta. Bumi Aksara http://valmband.multiply.com/journal/item/13?&show_interstitial=1&u= %2Fjournal%2Fitem http://de-kill.blogspot.com/2009/01/gejolak-emosi-remaja.html http://puterakembara.org/archives10/00000059.shtml

Perkembangan Peserta Didik

Page 14

You might also like