You are on page 1of 12

Macam-macam kata penghubung: (1) Sebab itu, karena itu, oleh karena itu, dan itulah sebabnya, yang

digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat dengan makna yang menyatakan akibat atau alasan Contoh: Sungai-sungai dan saluran-saluran air di Jakarta penuh dengan sampah dan kotoran. Oleh karena itu, kita tidak perlu heran kalau bahaya banjir selalu mengancam Akhir-akhir ini bahaya kebakaran nampak maningkat. Sebab itu, kita harus meningkatkan kewaspadaan. (2) maka, kalau begitu, jika demikian, begitulah, dan jika begitu, yang digunakan untuk menguhubungkan kalimat dengan kalimat, dengan makna menyatakan kesimpulan. Contoh: A: Kita belum membayar uang langganan listrik, besok hari Minggu, dan hari Senin sudah tanggal 21. B: Kalau begitu, kita harus membayarnya sekarang. Dia belum membayar SPP selama 3 bulan, maka dia harus dikeluarkan dari sekolah. (3) sementara itu yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat dengan makna yang menyatakan waktu Contoh: Kenaikan gaji baru berlaku mulai bulan April. Sementara itu, harga barang-barang sudah naik lebih dahulu. (4) apalagi, selain itu, dan tambahan lagi, yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat dengan makna yang menyatakan menguatkan atau menegaskan Contoh: Anak-anak itu memang nakal. Apalagi kalau jauh dari orang tuanya. (5) sebaliknya yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat dengan makna yang menyatakan pertentangan Contoh: Di kantor dia sangat galak terhadap bawahannya. Sebaliknya, di rumah sangat takut pada istrinya. (6) namun yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat dengan makna yang menyatakan mepertentangkan Contoh:

Sejak kecil dia kami asuh, kami didik, dan kami sekolahkan. Namun, setelah dewasa dan jadi orang besar dia lupa kepada kami.

Catatan: (a) Kata penghubung namun sesungguhnya sama fungsinya dengan kata penghubung tetapi. Namun, kata penghubung tetapi hanya digunakan sebagai penghubung antarklausa, sedangkan kata penghubung namun digunakan sebagai penghubung antarkalimat. (b) Kata penghubung namun untuk lebih menegaskan, dapat diikuti dengan kata begitu dan demikian. Contoh: Sejak kecil dia kami rawat dan kami sekolahkan. Namun begitu, setelah dewasa dan jadi orang dia lupa kepada kami. Dia memang bandel, keras kepala, dan suka membantah. Namun demikian, hatinya baik dan suka menolong. (7) Sebaliknya digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat dengan makna yang menyatakan mempertentangkan dengan tegas. Dapat digunakan di antara dua buah klausa atau dua buah kalimat. Contoh: Di hadapan kita dia memang ramah. Sebaliknya, jauh dari kita sombongnya bukan main. (8) bahkan digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat dengan makna yang menyatakan menguatkan Contoh: Saya tidak hadir karena sekit. Lagipula saya tidak diundang (9) itupun digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat dengan makna yang menyatakan menguatkan. Kalimat pertamanya biasanya diawali dengan kata penghubung hanya. Contoh: Hanya baju-baju bekas ini yang disumbangkannya kepada kita. Itupun diberikan dengan setengah hati. (10) Kata penghubung DAN Untuk menyatakan gabungan biasa (a) di antara dua buah kata benda Contoh: Ibu dan ayah pergi ke Bogor. (b) di antara dua buah kata kerja Contoh: Mereka makan dan minum di kelas. (c) di antara dua buah kata sifat yang tidak bertentangan Contoh: Anak itu rajin dan pandai.

Catatan: (1) Kalau kedua kata sifat yang digabungkan dengan kata penghubung DAN itu sifatnya bertentangan, maka tidak mungkin menduduki fungsi predikat. Jadi, tidak mungkin: Contoh: Anak itu rajin dan malas. Tetapi dapat menduduki fungsi subjek. Seperti: Kaya dan miskin di hadapan Tuhan sama saja. (2) Jika yang digabungkan lebih dari dua buah kata, maka kata penghubung DAN hanya digunakan di antara dua buah kata yang terakhir. Kami memerlukan kertas, lem, gunting, dan benang. (d) di antara dua buah klausa (bagian kalimat) dalam sebuah kalimat majemuk/luas. Contoh: Saya main piano dan adik menggesek biola. Jika klausa-klausa yang digabungkan itu lebih dari dua buah, maka kata penghubung DAN hanya digunakan di antara dua buah klausa yang terakhir. Contoh: Kami belajar di ruang dalam, ayah membaca koran di serambi depan, dan adik-adik bermain di halaman. (11) Kata Penghubung DENGAN Untuk menyatakan gabungan biasa, dapat digunakan di antara dua buah kata benda. Contoh: Dia dengan anaknya sudah datang. (12) Kata penghubung SERTA Untuk menyatakan gabungan biasa digunakan di antara dua buah kata benda. Contoh: Kakek serta nenek akan datang minggu depan. (13) Kata penghubung ATAU Untuk menyatakan memilih, dapat digunakan di antara: (a) dua buah kata benda atau frase benda Contoh: Nama orang itu Adi atau Andi. (b) dua buah kata kerja Contoh: Jangan menegur atau mengajak bicara anak-anak nakal itu. (c) dua buah kata sifat yang berlawanan maknanya Contoh: Kaya atau miskin di hadapan Tuhan tak ada bedanya. (d) kata kerja atau kata sifat dengan bentuk ingkarnya.

Contoh: Kamu mau datang atau tidak, itu adalah urusanmu! (e) dua buah klausa dalam sebuah kalimat majemuk setara. Contoh: Saya yang datang ke rumahmu, atau kau yang datang ke rumahku? Catatan: Kalau yang harus dipilih terdiri lebih dari dua unsur, maka kata penghubung ATAU ditempatkan di antara kedua unsur yang terakhir. Contoh: Teh, kopi, atau air putih yang hendak kau minum? (14) Kata penghubung TETAPI Untuk menyatakan mempertentangkan, digunakan di antara: (a) dua buah kata sifat yang terkontras di dalam sebuah kalimat. Contoh: Anak itu cerdas tetapi malas. (b) dua buah klausa yang subjeknya merujuk pada idenditas yang sama sedangkan predikatnya adalah dua buah kata sifat yang berkontras. Contoh: Anak itu memang bodoh tetapi hatinya jujur. (c) dua buah klausa yang subjeknya merujuk pada idenditas yang tidak sama dengan predikatnya adalah dua buah kata sifat yang berlawanan. Contoh: Ali sangat pandai tetapi Sudin sangat bodoh. (d) dua buah klausa yang klausa pertama berisi pernyataan dan klausa kedua berisi pengingkaran dengan kata TIDAK. Contoh: Kami ingin melanjutkan sekolah tetapi tidak ada biayanya. Catatan: Kata penghubung tetapi jangan digunakan sebagai penghubung antarkalimat. Contoh: Ibu mengizinkan saya pergi ke sana. Tetapi ayah melarang (seharusnya: Ibu mengizinkan saya pergi ke sana, tetapi ayah melarang). (15) Kata penghubung SEDANGKAN Untuk menyatakan mempertentangkan atau mengkontraskan, digunakan di antara dua buah klausa. Contoh: Ayahnya menjadi dokter di Puskesmas, sedangkan ibunya menjadi bidan. (16) Kata penghubung SEBALIKNYA

Berfungsi mempertentangkan dengan tegas. Dapat digunakan di antara dua buah klausa atau dua buah kalimat. Contoh: Dia sangat baik, sebaliknya kakaknya sangat nakal. (17) Kata penghubung MALAH atau MALAHAN Berfungsi menguatkan mempertentangkan, digunakan di antara dua buah klausa yang amanat keduanya bertentangan. Contoh: Dinasehati baik-baik bukannya menurut, malahan dia melawan kita. (18) Kata penghubung LAGIPULA Untuk menyatakan menegaskan, digunakan di dalam kalimat (klausa) tambahan. Contoh: Daerah ini hawanya sejuk, lagipula pemandangannya indah. (19) Kata penghubung APALAGI Berfungsi untuk menguatkan Contoh: Mereka bertiga tidak berani melawan dia, apalagi saya seorang diri. Catatan: Secara opsional, kata penghubung APALAGI dapat diikuti kata KALAU dan JIKA, bila digunakan pada kalimat-kalimat yang tidak bersubjek. Contoh: Dia memang nakal, apalagi kalau di sekolah (20) Kata penghubung JANGANKAN Berfungsi menguatkan-mempertentangkan digunakan: (a) di depan klausa pertama pada sebuah kalimat majemuk setara; sedangkan pada klausa kedua biasanya disertakan partikel PUN. Contoh: Jangankan seribu, serupiah pun tak punya. (b) di depan klausa pertama pada sebuah kalimat majemuk setara, sedangkan klausa keduanya diawali dengan kata SEDANGKAN. Contoh: Jangankan cuma mendaki bukit itu, sedangkan Gunung Merapi yang lebih tinggi sudah pernah kudaki. (c) di depan klausa pertama pada sebuah kalimat majemuk setara, sedangkan klausa keduanya diawali dengan kata MALAH atau MALAHAN. Contoh: Jangankan membantu kita, malah kita yang harus membantunya. (21) Kata penghubung MELAINKAN

Berfungsi menyatakan koreksi atau pembetulan, digunakan di antara dua buah klausa. Klausa pertama biasanya diserta dengan kata ingkar BUKAN, yang diletakkan di muka unsur kalimat yang akan dikoreksi. Contoh: Bukan dia yang datang, melainkan ayahnya. (22) Kata penghubung HANYA Kata penghubung HANYA digunakan dengan aturan: (a) untuk menyatakan mengecualikan, digunakan di antara dua buah klausa. Contoh: Semua orang setuju hanya dia yang tidak setuju. (b) untuk menyatakan mengoreksi, digunakan di antara dua buah klausa. Klausa pertama berisi pernyataan positif, dan klausa kedua berisi pernyataan yang mengurangi kepositifan klausa pertama. Contoh: Kue ini enak sekali, hanya kurang manis. (23) Kata penghubung KECUALI Berfungsi untuk membatasi, digunakan: (a) di depan kata benda atau frase benda. Contoh: Semua sudah hadir kecuali Anwar. (b) di antara dua buah klausa. Contoh: Saya pasti datang, kecuali kalau turun hujan lebat. (24) Kata penghubung LALU Berfungsi mengurutkan, digunakan di antara dua buah klausa pada sebuah kalimat majemuk setara. Contoh: Dipetiknya bunga itu, lalu diberikannya kepadaku. (25) Kata penghubunga KEMUDIAN Berfungsi mengurutkan, digunakan di antara dua buah klausa pada sebuah kalimat majemuk setara sebagai varian dari kata penghubung LALU. Contoh: Diambilnya mangga itu, kemuadian dikupasnya dengan hati-hati. Catatan: Kata penghubung lain yang fungsinya sama dengan kata penghubung KEMUDIAN atau LALU adalah kata penghubung SESUDAH ITU, SETELAH ITU, dan SELANJUTNYA. Kelima kata penghubung ini dapat digunakan secara bersamaan kalau klausa-klausa yang akan digabungkan itu terdiri lebih dari dua buah. Contoh:

Diambilnya selembar kertas dan sebuah pena lalu ditulisnya sebuah surat kemudian dipanggilnya anaknya, selanjutnya disuruh anaknya itu mengantarkan surat itu.

(26) Kata penghubung MULA-MULA Kata penghubung MULA-MULA, biasanya disertai dengan kata penghubung mengurutkan yang lain, seperti LALU, KEMUDIAN, SELANJUTNYA, SESUDAH ITU, dan SETELAH ITU, dengan fungsi untuk mengatur, digunakan di depan klausa pertama pada sebuah kalimat majemuk setara yang terdiri dari beberapa klausa, Contoh: Mula-mula dipersilahkannya anak itu duduk, lalu diberinya bahan bacaan, kemudian ditinggalnya ke dalam, sesudah itu didatanginya lagi anak itu, selanjutnya diajaknya anak itu bicara, dan akhirnya ditanyakannya apa maksud kedatangan anak itu. (27) Kata penghubung YAKNI Berfungsi untuk menjelaskan, digunakan di antara unsur kalimat dengan bagian yang merupakan penjelas unsur kalimat itu. Contoh: Kedua pencuri itu, yakni Dadi dan Dali, telah tertangkap kemarin. (28) Kata penghubung YAITU Berfungsi untuk menjelaskan Contoh: Maksud kedatangannya yaitu untuk menyampaikan pesan ayah kepada kami. (29) Kata penghubung ADALAH Berfungsi untuk menjelaskan, digunakan: (a) di antara dua buah unsur yang sama maknanya. Contoh: Bis adalah kendaraan umum yang dapat mengangkut banyak penumpang. (b) di muka suatu perincian Contoh: Hasil daerah Lampung adalah kopra, lada, dan cengkeh. (30) Kata penghubung IALAH Kata penghubung IALAH secara bebas dapat digunakan sebagai varian kata penghubung ADALAH. Berfungsi untuk menjelaskan. Contoh: Yang tidak mengikuti darmawisata kemarin ialah Ani. (31) Kata penghubung BAHWA

Dapat digunakan dengan aturan: (a) untuk mengantarkan objek, digunakan pada klausa yang menjadi anak kalimat objek pada sebuah kalimat. Contoh: Ayah berkata bahwa hari ini dia akan pergi ke Bogor. (b) untuk mengantarkan subjek digunakan di dalam kalimat pasif. Contoh: Bahwa hari ini ada pelajaran matematika saya sudah tahu. (32) kata penghubung JADI untuk menyimpulkan, digunakan di muka kalimat akhir suatu tuturan atau bagian tuturan. Contoh: Ibunya meninggal ketika ia berumur dua tahun. Ayahnya meninggal sewaktu dia berusia empat tahun. Jadi, sejak kecil ia sudah yatim piatu. (33) Kata penghubung KARENA Berfungsi untuk menyatakan alasan, digunakan di depan frase, atau klausa yang berfungsi sebagai keterangan di dalam sebuah kalimat majemuk setara. Contoh: Dia tidak masuk sekolah karena hujan. Kata penghubung KARENA merupakan bagian dasar dari unsur keterangan dalam kalimat, maka letaknya dapat dipindahkan menurut tempat letaknya unsur keterangan itu. Jadi dapat diubah menjadi: Karena hujan, dia tidak masuk sekolah. (34) Kata penghubung KALAU Berfungsi menyatakan syarat, digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada suatu kalimat majemuk bertingkat. Contoh: Kalau kamu ikut, saya pun akan ikut. Karena letak klausa yang menjadi anak kalimat dan klausa yang menjadi induk kalimat dapat ditukar tempatnya, maka letak kata penghubung KALAU bisa pada awal kalimat ataupun tengah kalimat. (35) Kata penghubung JIKA Berfungsi untuk menyatakan syarat, secara bebas dapat digunakan sebagai varian dari kata penghubung KALAU. Contoh: Jika kamu pergi, saya juga akan ikut pergi. Secara terbatas, dapat juga dipergunakan kata penghubung JIKALAU, BILA, APABILA, dan BILAMANA sebagai varian dari kata penghubung KALAU dan JIKA.

(36) Kata penghubung ASAL Berfungsi menyatakan syarat yang harus dipenuhi, digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada suatu kalimat majemuk bertingkat. Contoh: Saya dapat menyelesaikan pekerjaan itu asal kamu mau membantu dengan baik. (37) Kata penghubung ANDAIKATA Berfungsi menyatakan syarat yang diandaikan, digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat dari suatu kalimat majemuk bertingkat. Contoh: Andaikata kamu tidak datang, saya akan menggantikan kamu memimpin rapat ini. Catatan: (a) secara fungsional, ANDAIKATA sama dengan penghubung KALAU dan JIKA, tetapi secara semantik berbeda. KALAU dan JIKA menyatakan syarat yang harus dipenuhi sedangkan ANDAIKATA menyatakan syarat yang diandaikan. (b) Secara agak bebas dapat digunakan kata penghubung ANDAIKATA dan SEANDAINYA dengan fungsi dan arti yang sama dengan kata penghubung ANDAIKATA. (38) Kata penghubung MESKIPUN Berfungsi menyatakan keterangan atau kesungguhan, digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada suatu kalimat majemuk bertingkat. Contoh: Meskipun hujan lebat, dia pergi juga ke sekolah. Catatan: (a) Secara bebas, kata penghubung MESKIPUN dapat diganti dengan bentuk singkatnya, yaitu MESKI. (b) Secara bebas, kata penghubung WALAUPUN (atau WALAU), BIARPUN (atau BIAR), SUNGGUHPUN, dan KENDATIPUN (atau KENDATI) dapat digunakan sebagai varian kata penghuung MESKIPUN. (39) Kata penghubung SUPAYA Berfungsi menyatakan tujuan, digunakan: (a) di depan kata atau frase yang menduduki fungsi keterangan di dalam sebuah kalimat tunggal. Contoh: Beras itu harus dicuci dulu supaya bersih. (b) di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada sebuah kalimat majemuk bertingkat. Contoh:

Kami berangkat pagi-pagi supaya kami tidak terlambat tiba di sekolah.

(40) Kata penghubung AGAR Berfungsi menyatakan tujuan, digunakan secara bebas, dapat digunakan sebagai varian kata penghubung SUPAYA. Contoh: Kami melakukan tindakan keras itu agar mereka sadar dan mau memperbaiki kesalahan mereka. Catatan: Tidak dianjurkan untuk menggunakan kata penghubunga AGAR dan SUPAYA secara bersamaan, seperti: Kami melakukan tindakan keras itu agar supaya mereka sadar dan mau memperbaiki kesalahan mereka. (41) Kata penghubung KETIKA Berfungsi menyatakan kesamaan waktu, digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada kalimat majemuk bertingkat. Contoh: Dia datang ketika kami sedang makan. Catatan: Kata penghubung KETIKA secara bebas dapat diganti dengan kata penghubung TATKALA dan SEWAKTU. (42) Kata penghubung SESUDAH Berfungsi menyatakan waktu lebih dahulu, digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada kalimat majemuk bertingkat. Contoh: Sesudah membangun jembatan itu, kami akan mendirikan sebuah sekolah dasar. Catatan: Kata penghubung SESUDAH secara bebas dapat diganti dengan kata penghubung SETELAH. (43) Kata penghubung SEBELUM Berfungsi menyatakan waktu kemudian, digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada kalimat majemuk bertingkat. Contoh: Ayah membaca Koran pagi sebelum berangkat kerja. (44) Kata penghubung SEJAK Berfungsi menyatakan awal waktu atau awal tempat, digunakan: (a) di depan kata benda atau frase benda yang menyatakan waktu. Contoh: Dia tinggal di Jakarta sejak tahun 1975. (b) di depan kata benda atau frase benda yang menyatakan tempat.

Contoh: Sejak di sekolah kepalaku sudah pening. (c) di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada kalimat majemuk bertingkat. Contoh: Sejak dimarahi guru bulan lalu, kelakuannya sudah berubah. Catatan: Kata penghubung SEJAK secara terbatas dapat diganti dengan kata penghubung SEMENJAK atau SEDARI. (45) Kata penghubung UNTUK Berfungsi menyatakan sasaran, digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada sebuah kalimat majemuk bertingkat. Contoh: Untuk mengamankan pelaksanaan ujian, dua orang polisi ditempatkan di setiap sekolah. Catatan: (a) kata penghubung UNTUK secara terbatas dapat diganti dengan kata penghubung GUNA. (b) Kata penghubung UNTUK memiliki fungsi yang sama dengan kata penghubung SUPAYA atau AGAR. Bedanya kata penghubung UNTUK lazim diikuti kata kerja atau frase kerja, sedangkan kata penghubung SUPAYA atau AGAR lazim diikuti kata benda atau frase benda. Contoh: Jalan raya itu diperlebar untuk melancarkan arus lalu lintas. Bandingkan dengan: Jalan raya itu diperlebar supaya/agar arus lalu lintas menjadi lancar. (46) Kata penghubung YANG Berfungsi menyatakan ketentuan atau penjelasan, digunakan di antara kata benda atau frase benda dengan: (a) kata sifat atau frase sifat Contoh: anak yang baik mempunyai banyak teman. (b) kata kerja atau frase kerja Contoh: Rumah yang baru dibangun sudah hancur lagi. Catatan: (a) Bahwa kata penghubung YANG berfungsi menyatakan ketentuan, dapat dilihat dari perbedaan makna antara bentuk rumah baru bermakna umum, sedangkan rumah yang baru bermakna tertentu. (b) Kata penghubung YANG dapat digunakan secara luas untuk lebih memberi ketentuan atau penjelasan pada sebuah kata benda atau frase benda.

Contoh: Orang yang pernah kita jumpai di kebun raya Bogor yang meminjamkan kita payung tatkala turun hujan, yang kebetulan membawa dua buah payung, kemarin datang ke sini. (c) secara terbatas dalam pertuturan sekarang ada juga digunakan bentuk atau konstruksi:Kata Benda + Yang + Kata Benda, seperti: Contoh: Ahmad yang dokter. (47) kata penghubung SAMPAI berfungsi menyatakan akibat, digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada kalimat majemuk bertingkat. Contoh: pencuri itu dikeroyok orang sekampung sampai seluruh mukanya babak belur. Catatan: Secara bebas kata penghubung SAMPAI dapat diganti fungsinya dengan kata penghubung HINGGA atau SEHINGGA. (48) kata penghubung SEPERTI berfungsi menyatakan perbandingan, digunakan di antara dua buah klausa dalam kalimat majemuk setara. Contoh: Dia berjalan tergesa-gesa seperti dikejar hantu. Kata penghubung SEPERTI secara agak terbatas dapat diganti dengan kata penghubung LAKSANA, SEUMPAMA, BAGAI, atau SEBAGAI. (49) Kata penghubung TEMPAT Berfungsi menyatakan tempat pada kalimat majemuk sematan. Contoh:
Rumah tempat mereka tinggal terbakar tadi malam.

You might also like