You are on page 1of 96

PT.

YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

BAB II RUANG LINGKUP STUDI


2.1. LINGKUP RENCANA KEGIATAN

2.1.1. Status dan Lingkup Rencana Usaha / Kegiatan yang Akan Ditelaah Status Studi AMDAL PT. YYY merupakan perusahaan swasta nasional yang dikhususkan membidangi usaha perkebunan dan pengolahan kelapa sawit (Akte Pendirian pada Lampiran 1). Sebagai langkah awal dilakukan pembuatan studi kelayakan teknis dan ekonomis. Studi ini disamping akan dijadikan sebagai kelayakan teknis dalam kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, juga sebagai bahan penilaian dampak lingkungan rencana kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang akan dilaksanakan. Studi kelayakan teknis yang telah dilakukan menghasilkan bahwa secara teknis kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit di lahan rawa dengan batas koordinat seperti pada Tabel 2-1 layak dilakukan, dan secara ekonomis juga menguntungkan untuk diusahakan. Sehingga untuk mengetahui apakah juga layak secara lingkungan, maka akan dilakukan studi AMDAL. Pelaksanaan Amdal itu sendiri dilakukan secara berurutan, yaitu dimulai dengan penyusunan studi kelayakan teknis dan ekonomis terlebih dahulu yang disusun tahun 2006, kemudian dilanjutkan penyusunan Amdal dan diakhiri nantinya dengan kemungkinan modifikasi proyek dengan upaya pengelolaan. lahan, survei, dan lain-lain). Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha/Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang Secara administratif, rencana lokasi perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY terletak di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar. Untuk mencapai lokasi proyek dapat ditempuh melalui jalan darat dan sungai. Melalui jalan darat dari Kota Martapura ke arah timur, masuk jalan akses pengangkutan batubara di desa Pada saat studi ini dilakukan kegiatan masih pada tahap persiapan (perijinan, inventaisasi pemilik

RUANG LINGKUP STUDI (2-1)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Surian kemudian menuju ke arah utara melalui jalan tanah yang telah diperkeras dengan laterite menyusuri saluran sekunder masuk ke Desa Alalak Padang atau ke Desa Makmur Karya dari arah selatan. Sedangkan melalui jalan sungai dari Kota Martapura dengan menggunakan perahu sampai ke Sungai Rangkas Tengah, dilanjutkan kearah Simpang Lima dan berbelok ke utara menuju daerah transmigran Jejangkit dengan waktu tempuh 1,5 jam. Untuk lebih jelasnya, lokasi rencana kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY disajikan pada Gambar 2.1. Selanjutnya titik-titik koordinat wilayah rencana perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY secara lebih rinci dapat dilihat dalam Tabel 2.1. Tabel 2-1. Koordinat Lokasi Perkebunan dan pabrik kelapa Sawit PT. YYY Lintang Selatan (LS) 030105,4 030442,3 030819,2 031002,5 031109,1 031109,1 030746,2 030231,5

Bujur Timur (BT) 1144954,6 1145600,1 1145351,8 1145516,9 1145248,6 1144921,7 1144952,6 1144943,4

Salah satu hal penting yang diperhatikan dalam penyusunan Amdal perkebunan ini adalah kesesuaian lokasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dan Rencana Tata Ruang Kabupaten Banjar. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 9 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dan Rencana Tata Ruang Kabupaten Banjar lokasi proyek termasuk dalam Kawasan Budidaya Tanaman Perkebunan Lahan Basah (KBTPLB). Hal ini menunjukan bahwa lahan rencana perkebunan PT.
RUANG LINGKUP STUDI (2-2)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

YYY tidak melanggar kaidah tata ruang yang ada baik di provinsi maupun kabupaten. Untuk lebih jelasnya, penetapan kawasan pembangunan lahan perkebunan PT. YYY dengan RTRW selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.3. Sedangkan menurut Kepmenhut No. 453 selengkapnya dapat dilihat Gambar 2.4. Rencana Usaha / Kegiatan Penyebab Dampak Aspek penting yang dilingkup dalam proses studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY adalah sebagai berikut : (i) rencana kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang dibatasi pada komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak perubahan secara mendasar terhadap komponen lingkungan, (ii) komponen lingkungan hidup yang ditelaah, dimana dibatasi hanya pada komponen lingkungan yang mengalami perubahan secara mendasar akibat serangkaian kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, (iii) kegiatan lain yang ada di sekitar lokasi proyek. Lingkup kegiatan pada perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar mencakup penguraian tahapan kegiatan, metode perkebunan, dan pengolahan kelapa sawit yang dapat diuraikan sebagai berikut : (1.) Rencana Jadwal Pelaksanaan Proyek

Secara umum aktivitas perkebunan dan pengolahan kelapa sawit oleh PT. YYY dibedakan atas 3 (tiga) tahapan kegiatan, yakni tahap pra-konstruksi, konstruksi dan operasi. Ketiga tahapan kegiatan di atas terbagi kedalam 2 (dua) kegiatan utama yaitu perkebunan dan industri pengolahan kelapa sawit. pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan dan Tahap kegiatan pada pemanenan tanaman. sektor perkebunan kelapa sawit meliputi pembersihan lahan, pesemaian/pembibitan, Sedangkan tahap kegiatan pada sektor pengolahan kelapa sawit meliputi pengangkutan dan pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil, CPO) dan minyak inti sawit (kernel palm oil, PKO).

RUANG LINGKUP STUDI (2-3)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2-1. Peta Lokasi Proyek

RUANG LINGKUP STUDI (2-4)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2-2. Kesesuian tata ruang dengan RTRWP

RUANG LINGKUP STUDI (2-5)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2-3.

Kesesuaian dengan RTRW Kabupaten Banjar

RUANG LINGKUP STUDI (2-6)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2-4. Status lahan menurut Kepmenhut No. 453

RUANG LINGKUP STUDI (2-7)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Pemilihan kegiatan yang menimbulkan dampak dan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak ditetapkan melalui suatu proses pelingkupan (scoping). Proses pelingkupan dilakukan melalui studi pendahuluan di lapangan, serangkaian diskusi antara anggota tim, hasil pertemuan dan konsultasi dengan berbagai pihak (pemrakarsa, pejabat pemerintah, para pakar, tokoh masyarakat dan/atau yang mewakili masyarakat yang terkena dampak) dan telaahan berbagai laporan studi sebelumnya yang relevan dengan rencana kegiatan proyek serta termasuk penjaringan lewat pengumuman di koran daerah (Lampiran 2). Selengkapnya rencana jadwal pelaksanaan kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2-2. Kegiatan A. 1 2 B. 1 2 Prakonstruksi Pengadaan lahan Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi Pembukaan lahan Mobilisasi Peralatan Material Pembangunan Sarana Prasarana Pembangunan pabrik Operasi Pembibitan Penanaman Pemeliharaan Pemanenan
RUANG LINGKUP STUDI (2-8)

Jadwal rencana kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit PT. YYY 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 s/d 2034

X X

X & X

3 4 C. 1 2 3 4

X X

X X X X X X X X X X X X X X X X

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

5 6 7

Pengolahan Pengangkutan Pengolahan Limbah X

X X X

X X X

X X X

X X X

Sumber : PT. YYY (2007) (2.) Rencana Penggunaan lahan

Berdasarkan izin lokasi yang dimiliki rencana luas tapak proyek perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY adalah seluas 15.000 hektar. Dengan demikian luas plasma yang harus dikembangkan oleh perusahaan minimal 3.000 ha (20% dari luas inti) Dari areal tapak proyek perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY seluas 15.000 hektar, sebagian besar akan digunakan sebagai kebun kelapa sawit yang diproyeksikan hingga mencapai 14.350 hektar, selain itu juga digunakan untuk jalan dan saluran (420 hektar), emplasemen (108 hektar), dan pabrik 15 hektar serta pembangunan fasilitas umum (107 hektar). Site plan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY disajikan pada Gambar 2.4, sedangkan rencana penggunaan lahan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY selengkapnya disajikan pada Tabel 2.3. Tabel 2-3. Rencana pemanfaatan lahan kebun PT. YYY Luas (ha) 14.350 420 108 15 2 5 100 15.000

No. Penggunaan Lahan 1 Areal Tanaman 2 Jalan dan Saluran 3 Emplasemen 4 Pabrik 5 Penampungan Air Baku 6 IPAL 7 Fasilitas Umum Jumlah

RUANG LINGKUP STUDI (2-9)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2-5. Site plan kebun dan pabrik kelapa sawit PT. YYY

RUANG LINGKUP STUDI (2-10)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

(3.)

Rencana Produksi Kebun dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

Dari tapak proyek seluas 15.000 ha, areal yang akan tertanam kelapa sawit diproyeksikan akan mencapai 14.350 ha serta areal pabrik pengolahan seluas 22 ha. Kapasitas pabrik pengolahan kelapa sawit PT. YYY adalah 80 ton TBS/jam. Pada pengelolaan kebun yang baik, produksi TBS dari perkebunan kelapa sawit PT. YYY dengan kelas kesesuaian potensial untuk kelapa sawit yang termasuk S2 (cukup sesuai) dengan S3 (sesuai marjinal) diperkirakan produksi sebesar 20 - 25 ton TBS/ha/tahun. Dengan perkiraan produksi ini maka bila luas tanaman kelapa sawit mencapai 14.350 ha akan dihasilkan produksi maksimal 260.000 ton TBS/tahun, seperti yang disajikan Tabel 2.4. Berdasarkan perkiraan potensi produksi, maka kapasitas pabrik dapat dihitung. Dengan asumsi tiga shift kerja perhari (20 jam kerja perhari) dengan 25 hari kerja perbulan serta kapasitas produksi maksimum yang disesuaikan dengan produksi bulanan diperhitungkan sebesar 10,5%, maka untuk mengolah seluruh produksi TBS tersebut akan dibutuhkan pabrik dengan kapasitas minimal (14.350 ha x 20 ton TBS/ha x 10,5%) : (25 hari x 20 jam) = 60,27 ton TBS/jam (dalam hal ini PT. YYY merencanakan kapasitas pabrik terpasang 80 TBS/jam). Tanaman kelapa sawit tenera unggul yang bersumber dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit dapat menghasilkan 23 - 28 ton TBS/ha/tahun (Tabel 2.5). Dengan tingkat produktivitas yang demikian, dapat diperoleh sekitar 5.5 - 7,5 ton CPO dan 0,5 ton minyak inti sawit/ha/tahun pada tingkat oil extraction rate (rendemen CPO) 23 26% dan kernel extraction rate (rendemen inti) 6,5 8% (Asmono et al., 2001).

RUANG LINGKUP STUDI (2-11)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tabel 2-4.

Proyeksi produksi TBS kebun inti, CPO dan inti sawit di PT. YYY
Proyeksi produksi TBS Produksi Produksi CPO PKO (ton/ tahun) (ton/ tahun) 1 2 ,94 8 1 9,472 2 8,003 3 5 ,03 5 40,01 4 45 ,2 86 5 0,85 3 5 4,5 3 3 5 8,2 1 3 61 ,893 63 ,3 7 0 63 ,3 7 0 60,7 2 9 5 8,089 5 8,74 9 5 2 ,808 5 2 ,808 5 0,1 68 5 0,1 68 47,5 2 7 47,5 2 7 2 ,81 5 4,2 3 3 6,088 7,61 6 8,699 9,845 1 1 ,05 5 1 1 ,85 5 1 2 ,65 5 1 3 ,4 5 5 1 3 ,776 1 3 ,776 1 3 ,2 02 1 2 ,62 8 1 2 ,772 1 1 ,480 1 1 ,480 1 0,906 1 0,906 1 0,3 3 2 1 0,3 3 2

Tahun 2 01 0 2 01 1 2 01 2 2 01 3 2 01 4 2 01 5 2 01 6 2 01 7 2 01 8 2 01 9 2 02 0 2 02 1 2 02 2 2 02 3 2 02 4 2 02 5 2 02 6 2 02 7 2 02 8 2 02 9 2 03 0

Luas (ha.) 6,2 5 5 7,05 5 7,85 5 8,65 5 9,45 5 1 0,2 5 5 1 1 ,05 5 1 1 ,85 5 1 2 ,65 5 1 3 ,45 5 1 4,3 5 0 1 4,3 5 0 1 4,3 5 0 1 4,3 5 0 1 4,3 5 0 1 4,3 5 0 1 4,3 5 0 1 4,3 5 0 1 4,3 5 0 1 4,3 5 0 1 4,3 5 0

Produktivitas (ton/ ha./ tahun) 9.0 1 2 .0 1 5 .5 1 7.6 1 8.4 1 9.2 2 0.0 2 0.0 2 0.0 2 0.0 1 9.2 1 9.2 1 8.4 1 7.6 1 7.8 1 6.0 1 6.0 1 5 .2 1 5 .2 1 4.4 1 4.4

Jumlah (ton/ tahun) 5 6,2 95 84,660 1 2 1 ,7 5 3 1 5 2 ,3 2 8 1 73 ,972 1 96,896 2 2 1 ,1 00 2 3 7,1 00 2 5 3 ,1 00 2 69,1 00 2 75 ,5 2 0 2 75 ,5 2 0 2 64 ,040 2 5 2 ,5 60 2 5 5 ,43 0 2 2 9,600 2 2 9,600 2 1 8,1 2 0 2 1 8,1 2 0 2 06,640 2 06,640

Sumber : PT. YYY

Tabel 2-5.

Karakter varietas unggul kelapa sawit

No.

Varietas

Kerapatan Tanaman (phn./ ha.) 143 143 130 130 143 130 143 130

Kecepatan Potensi Produksi Potensi Produksi Potensi Hasil Pertumbuhan TBS TBS Rata-rata CPO (cm/ thn.) (ton/ ha./ thn.) (ton/ ha./ thn.) (ton/ ha./ thn.) 40-55 65-85 65-85 65-85 60-70 60-80 55-70 60-75 32 30 31 32 31 30 36 39 2 5-2 8 2 4-2 7 2 4-2 7 2 2 -2 4 2 4-2 5 2 4-2 7 2 6-2 7 2 5-2 8 7.6 7.5 7.7 7.4 7.9 7.8 7.9 7.5

Produksi CPO Rata-rata (ton/ ha./ thn.) 6.5-7.3 6.2 -2 5 6.0-6.7 5.7-6.2 6.0-6.3 5.5-7.0 5.9-7.0 5.8-7.3

Rendemen Minyak (%) 2 3-2 6 2 3-2 5 2 3-2 5 2 3-2 6 2 3-2 5 2 3-2 6 2 3-2 6 2 3-2 6

Produksi Minyak Inti (ton/ ha./ thn.) 0.49 0.51 0.56 0.62 0.54 0.54 0.60 0.62

1 Sungai Pancur 1 2 Sungai Pancur 2 3 Dolok Sinumbang 4 Bahjambi 5 Marihat 6 Avros 7 Le Me 8 Yangambi Sumber : Yan Fauzi et al. (2 005)

RUANG LINGKUP STUDI (2-12)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

(4.)

Rencana Penggunaan Sumberdaya Air

Air digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk pembibitan, rumah tangga karyawan, kantor, dan PKS. Keperluan air untuk operasional kebun dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY rencananya akan dipenuhi dari sungai terdekat yang di perbesar kapasitasnya sehingga mampu menampung air dalam jumlah yang besar guna memenuhi kebutuhan PKS terutama pada saat musim kemarau, sedangkan pengambilan air langsung dari Sungai Barito dengan jarak 7 km merupakan alternatif lain. Menurut perhitungan teknis, rata-rata kebutuhanan air di pembibitan setara dengan curah hujan 3,4 mm/hari (34.000 liter/ha/hari atau 2,25 liter per polibag). Penyiraman tidak perlu dilakukan jika turun hujan pada hari tersebut Rumahtangga karyawan diperkirakan Kantor diperkirakan akan memerlukan air 25 dengan curah hujan minimum 8 mm. memerlukan air sebesar 950 m3/hari.

m3/hari. Keperluan air untuk PKS dihitung berdasarkan kapasitas riil PKS, namun untuk perhitungan penggunaan air nantinya dihitung berdasarkan kapasitas maksimum PKS. Kebutuhan air untuk mengolah 1 ton TBS adalah 1,0 m3 (dengan rasio 1 : 1), sehingga pada saat kapasitas maksimum PKS mengolah produksi 80 ton TBS/jam dibutuhkan air sebanyak 80 m 3/jam atau 1.600 m3/hari (setara 20 jam kerja mesin/hari). Kebutuhan air tersebut akan dipenuhi dari Sungai Barito dengan cara membuat waduk penampungan air baku seluas sekitar 2 ha yang dibuat di dekat bangunan pabrik. Secara rinci penggunaan air untuk kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit PT. YYY disajikan pada Tabel 2.6. Tabel 2-6. Rencana penggunaan air untuk keperluan kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit PT. YYY
Sumber Air Sung a i Ba rito Sung a i Ba rito Sung a i Ba rito Sung a i Ba rito Sung a i Ba rito Sung a i Ba rito Sung a i Ba rito Sung a i Ba rito Sung a i Ba rito Jumla h (m / jam) 2 .1 3 5 .1 1 1 1 6.5 6 4 8.4 47 .1
3

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Uraian Pemakaian Air Kantor da n Peruma ha n Ka ryawan Pencucia n Pabrik Pressing Sta tion Hydrocylone/ Ripple Mile Vacum Injector Stea m Boiler Bearing Coller, Fa n Bea ring , Under Furnace Turbo Alterna tor Clarifikasi Jumla h Peng g una an Air
RUANG LINGKUP STUDI (2-13)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

(5.)

Rencana Sistem Perjernihan Air

Sebelum didistribusikan untuk memenuhi keperluan PKS dan rumahtangga karyawan, air dari Sungai Barito dipompa ke instalasi air (water treatment) untuk dijernihkan. Proses penjernihan air adalah sebagai berikut: 1) Air dari Sungai Barito dialirkan melalui pipa berdiameter 6 inci dan ditampung di kolam penampungan (clarifier tank). Air yang masuk ke dalam kolam diberi bahan kimia sebagai koagulan seperti tawas dengan dosis 50 - 125 ppm dan soda ash 25 50 ppm. Tingkat pemberian koagulan ini tergantung pada kualitas air yang diambil dari sungai, semakin rendah kualitas air yang diambil, maka semakin besar pula dosis bahan kimia yang ditambahkan. Pemberian koagulan ini dilakukan dengan cara menginjeksikan koagulan melalul pipa sebelum air sampai di clarifier tank. Dari clarifier tank ini, air jernih ditampung pada beberapa water tank untuk didistribusikan menuju tempat yang membutuhkan air. Proses ini selain akan menghasilkan air yang memenuhi persyaratan, juga menghasilkan bahan sediment. Secara periodik akan dilakukan pengangkatan sedimen agar kolam penampungan tetap dalam keadaan design yang diinginkan (kapasitas tetap). Sedimen yang terangkat kemudian diangkut dengan menggunakan truk dan disebarkan pada daerah yang relatif rendah (cekungan). 2) Boiler memerlukan air yang mumi dan bebas ion, agar tidak merusak boiler dan mesin-mesin lainnya. Untuk itu perlu dilakukan pemurnian air sehingga sesuai dengan standar. Pengolahan air untuk boiler dilakukan dengan proses demineralisasi dan cleaerasi. Demineralisasi bertujuan untuk menghilangkan kandungan mineral di dalam air dengan jalan substitusi anion dan kation. Dalam proses ini kation yang digunakan adalah resin dengan prinsip kerja menjerap kation maupun anion yang terdapat dalam air sehingga air menjadi bebas ion. Selanjutnya resin yang sudah jenuh dan harus segera dilakukan proses regenerasi. Deaerasi adalah suatu proses untuk melepaskan gas-gas yang terlarut di dalam air seperti gas O2 dan CO2. Proses ini biasanya menggunakan deaerator, berupa silinder mendatar yang dilengkapi dengan pipa
RUANG LINGKUP STUDI (2-14)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

injeksi steam yang mengarah ke atas. Prinsip kerjanya, air yang masuk harus berlawanan dengan sistem yang masuk sehingga udara yang terlarut di dalam air akan keluar sempuma. Suhu air di dalam deaerator sekitar 105 oC. Keadaan ini dapat mengurangi jumlah gas terlarut, selain itu kondisi air dengan suhu tersebut sangat baik karena dapat berfungsi sebagai panas pendahuluan sebelum masuk ke dalam boiler. (6.) Rencana Penggunaan Energi

Sumber energi diperlukan untuk kegiatan kebun, perumahan, kantor, penerangan, dan PKS rencananya bersumber dari mesin genset. Khusus untuk PKS dan perumahan disekitarnya, sumber energi tambahan berasal dari turbin (boiler) dari PKS manakala proses pengolahan CPO berlangsung. Penggunaan genset untuk PKS diperlukan untuk masa awal pengolahan pabrik. Genset Turbin masing-masing berkapasitas 300 KVA sebanyak 2 unit dan 1000 KVA sebanyak 3 unit. perumahan berkapasitas karyawan 80 KVA. dan kantor Untuk induk menggunakan Divisi listrik dari emplasement menggunakan Untuk genset genset

berkapasitas 70 KVA sebanyak 2 unit.

Mesin genset akan menggunakan solar

sebanyak, 2.000 liter perbulan (2 unit genset 30 KVA). Oli bekas dan operasional genset sebanyak 84 liter/bulan akan dikumpulkan dalam drum berukuran 200 liter untuk selanjutnya dijual kepada pengumpul resmi atau dimusnahkan sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 86 tahun 1990 tentang Tata Cara Pemusnahan Pelumas Bekas dan Pengawasamya. Pengolahan kelapa sawit di PKS, diperlukan energi listrik 15 s.d. 17 kW/ton TBS (Bapedal, 1998). (7.) Rencana Pengolahan Limbah

Limbah yang dihasilkan dari perkebunan dan PKS adalah limbah padat, cair, gas. Gambaran jenis-jenis limbah yang dihasilkan oleh PKS secara lengkap disajikan pada Gambar 2.6 dan Gambar 2.7.

RUANG LINGKUP STUDI (2-15)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tahap Proses

Fungsi

Limbah/Dampak

Sterilisasi (Pengukusan)

Mempermudah perontokan Mengurangi kadar air Inaktivasi enzim lipase

Limbah cair panas Kebisingan

Perontokan (Treshing)

Memisahkan buah dari tandan

Limbah padat Kebisingan

Pelumatan (Digesting)

Menghancurkan daging buah Melepaskan sel yang

Kebisingan

Ekstraksi Minyak

Memisahkan minyak daging buah dari bagian lain

Limbah padat (sabutyang bercampur dengan inti sawit)

Pemurnian (Klarifikasi)

Membersihkan minyak dari kotoran lain

Limbah padat (sludge) Limbah cair panas

Gambar 2-6.

Tahap proses, fungsi dan limbah pengolahan minyak sawit (CPO) (Bapedal, 1998).

RUANG LINGKUP STUDI (2-16)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tahap Proses

Fungsi

Limbah/Dampak

Ampas dan Biji

Pemisahan Biji dan Serabut

Memisahkan biji dari sabut dan kotoran lain

Limbah padat

Pengeringan

Mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti sawit

Pemecahan Biji (nut Cracking)

Memecah cangkang dengan cara lemparan

Debu dan Kebisingan

Pemisahan Inti Sawit dengan Cangkang

Memisahkan inti sawit dari cangkang dan kotoran lain

Limbah padat (cangkang, batu, dll) Limbah cair Kebisingan

Pengempaan

Mengeluarkan minyak dari inti sawit

Limbah padat (bungkil)

Minyak Inti Sawit

Gambar 2-7. Tahap proses, fungsi dan limbah pengolahan minyak inti sawit (PKO) (Bapedal, 1998)

RUANG LINGKUP STUDI (2-17)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

(a)

Limbah Padat

Limbah padat pada pembangunan kebun dan PKS meliputi limbah padat dari hasil kegiatan pembukaan lahan dan operasional PKS. Pada kegiatan pembukaan lahan dihasilkan limbah kayu yang tidak dimanfaatkan, ranting, daun dari pohon dan semak belukar. Limbah padat hasil pengolahan kelapa sawit berupa janjangan kosong, serabut, cangkang, dan lumpur (sludge). Limbah kayu yang dihasilkan pada saat pembukaan lahan akan dimanfaatkan untuk menahan tanggul/tukungan individual dan limbah daun, pelepah, serta serasah dimanfaatkan untuk menutup tanah dan dibiarkan menjadi humus. Jumlah limbah padat yang dihasilkan dari proses pengolahan kelapa sawit diperkirakan berupa janjangan kosong (21,5%), serabut (12,9%), cangkang (5,4%), dan lumpur (4,1%). Total limbah padat yang dihasilkan PKS diperkirakan sebesar 43,95%. Dengan kapasitas pabrik 80 ton TBS/jam maka limbah padat total sebesar 13,16 ton/jam atau 263 ton/hari. Tahapan proses produksi yang menghasilkan limbah ini adalah pada tahap pemisahan buah dari tandan yang menghasilkan janjangan kosong, pemisahan biji kelapa sawit dengan sabut yang menghasilkan serabut, tahap pemecahan biji dengan inti sawit yang menghasilkan cangkrang, dan tahap pemurnian (klarifikasi) yang menghasilkan lumpur. Limbah padat dari proses pengolahan kelapa sawit dapat dipergunakan sebagai pupuk, mulsa, dan dijual sebagai bahan bakar alternatip bagi industri. secara keseluruhan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Limbah daun, pelepah serta serasah dapat dimanfaatkan untuk menutup tanah sebelum penanaman dan dibiarkan menjadi humus. kelapa sawit. Janjangan kosong akan dimanfaatkan sebagai pupuk atau mulsa yang akan disebarkan pada lahan kebun Cangkang akan dijual kepada pihak luar sebagai bahan alternatif bahan bakar pengganti batubara. Serabut akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk operasional boiler. Sedangkan lumpur yang mengendap pada IPAL setelah dikeringkan akan digunakan untuk pupuk bahan organik di areal perkebunan.
RUANG LINGKUP STUDI (2-18)

Dengan

demikian limbah padat dari rencana perkebunan dan pengolahan kelapa sawit

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Pemanfaatan janjangan kosong sebagai pupuk organik memerlukan waktu degradasi 6 bulan sampal 1 tahun melalui proses pengomposan. Pengomposan limbah padat kelapa sawit dilakukan dengan sistem aerobik dengan memanfaatkan mikroorganisme aerobik (kapang, bakteri dan actinomicetes). Selain pemanfaatan mikroorganisme tersebut dalam pengomposan ditambahkan starter atau aktivator dari kotoran lemak. Nantinya janjangan kosong akan dipotong-potong menjadi bagian-bagian kecil dan kemudian ditaburkan di atas permukaan tanah pada lahan penanaman kelapa sawit. Praktek ini akan mengurangi penggunaan pupuk pabrikan hingga 50%. (b) Limbah Cair Limbah cair yang akan dihasilkan dari seluruh proses produksi CPO diperkirakan maksimal sebesar 60% dari jumlah TBS yang diolah. Dengan demikian pada pengoperasian pabrik kelapa sawit secara penuh dengan kapasitas 80 ton TBS/jam akan menghasilkan limbah cair sebesar 48 ton/jam atau 920 ton/hari. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kualitas limbah cair yang dihasilkan berpotensi mencemari badan air penerima limbah. Hasil penelitian limbah cair pabrik kelapa sawit tersebut disajikan pada Tabel 2.7. Tabel 2-7.
No. 1 2 3 4 5 6

Kualitas limbah cair pabrik kelapa sawit


Satua n mg /l mg /l mg /l mg /l mg /l mg /l Limbah Cair Kisara n Rata -rata 8,2 00 - 3 5 ,000 2 1 ,2 80 1 5 ,1 03 - 65 ,1 00 3 4 ,72 0 1 ,3 3 0- 5 0,700 3 1 ,1 70 1 2- 1 2 6 41 1 90 - 1 4 ,72 0 3 ,075 3 .3 - 4.6 4.0 Baku Mutu 1 00 3 5 0 2 5 0 5 0 2 5 6- 9

Parameter Ling kung an BOD COD TSS Nitrog en Total Minya k dan Lema k pH

Sumber: PPKS dalam IPB (2000) Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) berasal dari unit proses pengukusan (sterilisasi), proses klarifikasi dan buangan dari hidrosiklon di PKS. Limbah cair tersebut berbentuk kental berwarna coklat, dan berbau dengan kandungan lemak 60 ppm dan minyak 0.8 % dan mengandung bahan organik yang sangat tinggi.
RUANG LINGKUP STUDI (2-19)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Namun,

senyawa

organik

dapat

dirombak

(mengalami

degradasi)

secara

mikrobiologis oleh mikroba (bakteri aerob maupun anaerob). Karakteristik fisika dan kimia LCPKS segar disajikan dalam Tabel 2.8 dan Tabel 2.9. Tabel 2-8.
No. 1 pH 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3

Karakteristik fisika dan kimia LCPKS


Pa rameter Sa tua n o C mg /l mg /l mg /l mg /l mg /l mg /l mg /l mg /l mg /l mg /l mg /l Kisara n Nila i 4 .0-6.0 60-80 3 0,000 - 70,000 1 5 ,000 - 40,000 1 5 ,000 - 3 0,000 2 0,000 - 60,000 40,000 - 1 2 0,000 6,5 00 - 1 5 ,000 5 00 - 900 90 - 1 40 2 60 - 4 00 1 ,000 - 2 ,000 2 5 0- 3 5 0

Suhu Total Pada tan Total Pada tan Tersuspensi Total Pada tan Terla rut BOD COD Minyak Total N Total P Total K Total Ca Total Mg

Sumber: PPKS dalam IPB (2000) Tabel 2-9.


No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Karakteristik limbah cair PKS menurut sumbernya


Parameter Mutu Rebusan 4 .0 - 4 .9 3 0 - 88 1 .1 - 6.1 6.0 - 3 8.5 1 .3 - 1 4.3 5 .5 - 2 7.0 1 0.3 - 5 2 .5 42- 3 2 0 60 -5 90 Ekstraksi 3 .9 - 4 .8 3 6 - 77 6.8 - 8.5 3 1 .0 - 47.5 1 8.4 - 3 1 .0 1 6.8 - 3 0.0 45 .0 - 64.0 2 3 0- 3 3 0 45 0- 72 0 Klarifikasi 4.5 3 0 7.0 - 8.5 45 .8 - 60 2 4.1 - 3 5 .0 3 0 47.9 - 60.0 1 ,000 nd Hidriksilon dan Boiler 4 .7 - 6.2 3 0- 7 0 0.8 - 1 .6 1 .1 - 2 .6 0.3 - 2 .0 1 .1 - 2 .0 0.6 -3 .6 2 0- 2 3 2 0- 2 6 Keseluruhan 3 .8 - 4 .5 3 0- 7 5 0.2- 8.6 1 1 .5 - 67.9 4 .1 - 60.4 1 0.3 - 47.5 1 5 .6 - 5 3 .6 0- 1 1 0 1 80 - 1 ,82 0

pH Suhu (oC) Minya k dan Lemak (ribu mg / L) Pa data n Total (ribu mg / L) Pa data n Tersuspensi (ribu mg / L) BOD (ribu mg / L) COD (ribu mg / L) Total P (mg / L) Total N (mg / L)

Sumber : Pusat Penelitian Kelapa Sawit (2004).

Rencana Pengelolaan Limbah Cair

PT. YYY merencanakan penanganan limbah cair tersebut dengan sistem pengolahan limbah dalam IPAL. Desaign IPAL nantinya disesuaikan dengan kondisi fisik lahan basah. Kolam-kolam limbah didesain menggunakan tanggul dari beton
RUANG LINGKUP STUDI (2-20)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

untuk mencegah penyebaran limbah ke perairan umum ketika musim hujan. Desain kolam limbah untuk PKS PT. Palmina dengan kapasitas 80 ton TBS/jam dengan tujuan untuk dibuang ke perairan umum dengan kandungan BOD kurang dari 100 ppm mengacu pada desain kolam limbah dari PPKS selengkapnya disajikan pada Gambar 2.8.

Gambar 2-8. Desain kolam limbah (PPKS, 2006)

(a)

Limbah Gas (Udara) dan Kebisingan

Limbah udara berasal dari pembakaran solar pada generating set dan pembakaran sabut pada boiller. Gas buangan ini dibuang ke udara terbuka dan dikendalikan dengan pemasangan penangkap debu (dust collector) untuk mengikat debu dalam sisa gas pembakaran, kemudian dialirkan melalui cerobong asap setinggi 25 m dari permukaan tanah. Debu dari dust collector secara reguler ditampung dan dibuang ke lapangan untuk penimbunan daerah rendah yang ada di sekitar perkebunan.

RUANG LINGKUP STUDI (2-21)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin-mesin produksi di PKS cukup tinggi, mengingat mesin yang digunakan umumnya mesin-mesin yang besar. 6) Rencana Tangki Timbun

Sebagai kelengkapan prasarana pabrik pengolahan kelapa sawit PT. YYY berencana membangun dua unit tangki timbun CPO dekat dengan PKS masingmasing dengan kapasitas 2.000 ton. 7) Rencana Umur Kegiatan

Umur kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY tidak dapat ditentukan mengingat bahan baku dapat diperbaharui dengan cara melakukan pengaturan waktu tanam dan peremajaan tanaman kelapa sawit apabila tanaman sudah mengalami penurunan produksi. Umur tanaman kelapa sawit ditentukan selama 30 tahun sejak saat ditanam. Sejak tanam hingga umur empat tahun baru berbuah dan dapat dipanen, namun dengan produksi yang relatif kecil (buah pasir). Selanjutnya relatif umur 7 hingga 15 tahun, tanaman kelapa sawit mengalami produksi puncak yakni rata-rata 20-30 ton TBS/ha./tahun, khusus pada lahan basah produksi pada kisaran umur tersebut dapat mencapai 35 ton TBS/ha./tahun, selanjutnya terus mengalami penurunan produksi hingga umur 25 tahun. Umur 25 tahun ke atas, tanaman kelapa sawit sudah dinyatakan tidak layak ekonomis lagi untuk dipanen dengan pertimbangan perbandingan biaya pemeliharaan dan produksi. Tanaman yang tidak produktif lagi akan ditebang dan kembali diremajakan (replanting) yakni dengan menanam tanaman kelapa sawit baru. 8) Tahapan Rencana Kegiatan Penyebab Dampak

Rencana kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY terbagi atas 3 tahap kegiatan, yaitu tahap pra-konstruksi, konstruksi dan operasi. yang ditimbulkan diuraikan sebagai berikut : Uraian komponen kegiatan yang ditelaah pertahapan kegiatan berkaitan dengan dampak

RUANG LINGKUP STUDI (2-22)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

a) (1) (2) (3) (4)

Tahap Pra Konstruksi Survei Lahan Pengadaan dan Pembebasan Lahan Rekrutmen Tenaga Kerja Mobilisasi Peralatan

(1)

Survei Lahan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi pengukuran atau pemetaan

topografi, penentuan trace / aligmen lokasi perkebunan dan pengolahan kelapa sawit serta kebutuhan prasarana lainnya termasuk penyclidikan tanah (soil investigation), sehingga dapat ditentukan jenis tanah yang sesuai (land suitable) guna mendukung peruntukan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Secara umum survei/sigi yang dilakukan pada dasarnya untuk mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, sebagai berikut. 1. Pengecekan tanah untuk menentukan lokasi yang tepat untuk perkebunan dan pengolahan kelapa sawit serta sarana penunjangnya. 2. Untuk mengetahui kesesuaian atau kelayakan teknis dan ekonomis dalam hubungannya dengan perencanaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. 3. Mendeliniasi lokasi lahan yang cocok untuk kebun dan infrastruktur lainnya serta memberikan faktor pembatasnya 4. Memberikan saran dan rekomendasi rencana perkebunan dan pengolahan kelapa sawit di calon lokasi yang sesuai dengan kesesuaian lahannya. 5. Merancang kedudukan lokasi pabrik, jalan, pengambilan air termasuk di dalamnya perencanaan kemajuan kebun.

(2)

Pengadaan dan Pembebasan Lahan

Penentuan lokasi rencana perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY berdasarkan pertimbangan : 1) Hasil studi rencana teknis kebun dan pabrik serta sarana prasarana lainnya.
RUANG LINGKUP STUDI (2-23)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

2) Areal rencana lokasi merupakan areal yang sesuai dengan RTRWP Kalimantan Selatan dan RTRW Kabupaten Banjar. 3 ) Aksesibilitas yang mudah dari calon lokasi ke tempat kegiatan lainnya. Dalam kegiatan pengadaan dan pembebasan lahan untuk areal kebun pada prinsipnya tidak dilakukan kompensasi (ganti rugi). Peran serta masyarakat sekitar kebun nantinya akan dilibatkan dalam program plasma. Jika tanah yang sudah digarap masyarakat tersebut berada dalam lokasi proyek (berdasarkan izin lokasi), maka lahan tersebut akan menjadi enclave atau dijadikan cadangan kebun plasma. Komitmen perusahaan dalam pengelolaan kebun menggunakan program plasma. Direncanakan, program plasma akan mulai dilakukan paling lambat pada akhir tahun 2008, yang dikelola melalui koperasi (KUD) yang akan dibentuk sebelumnya. Dalam program plasma ini, setiap kepala keluarga (KK) akan mengelola lahan maksimal seluas 2 Ha. Penetapan dan alokasi lahan plasma ditentukan dari lahan yang ditawarkan oleh masyarakat melalui koordinasi KUD. kemitraan ini selama satu siklus perkebunan PT. dan prasarananya sudah diuraikan pada Tabel 2.3. Dengan demikian pola Rencana YYY (30 tahun).

penggunaan lahan untuk kepentingan kebun dan pabrik pengolahan serta sarana

(3)

Rekrutmen Tenaga Kerja

Rencana keperluan tenaga kerja untuk kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit akan menangani bidang manajemen, administrasi, tenaga teknis kebun, dan perencanaan teknik meliputi operasional pembukaan lahan, pembuatan jalan, pembangunan fasilitas dan sarana prasarana lainya. tenaga kerja dari masyarakat lokal. Pada tahap konstruksi sebagian besar komponen kegiatan dikerjakan secara swakelola dengan melibatkan Sedangkan pada tahap operasi diperlukan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak, baik keperluan kebun maupun pabrik kelapa sawit. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan kebun dan PKS diperkirakan sebanyak 1.982 orang meliputi staff administrasi (tenaga kerja tetap) hingga buruh lepas yang menangani kegiatan pembukaan lahan, persemaian, pemeliharaan, pemanenan dan pengangkutan serta pengolahan. Bidang pekerjaan
RUANG LINGKUP STUDI (2-24)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

yang meliputi jumlah dan kualifikasi serta asal tenaga kerja yang dibutuhkan disajikan pada Tabel 2.10, sedangkan struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2.9. Komitmen PT. YYY untuk tenaga kerja adalah memberdayakan tenaga kerja lokal minimal 60 % dari jumlah yang diperlukan dengan syarat harus memenuhi kualifikasi, keterampilan dan pendidikan yang sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan. Melalui program CSR nantinya, pembinaan masyarakat sekitar dalam peningkatan keterampilan yang diperlukan perusahaan akan dilakukan supaya kualifikasi tenaga kerja dapat memenuhi standarisasi tenaga kerja yang diperlukan.

GENERAL ESTATE MANAGER

MANAGER KEBUN INTI

MANAGER PABRIK

ASISTEN KEPALA

KEPALA TATA USAHA

ASISTEN KEPALA

KEPALA TATA USAHA

ASISTEN

KEPALA DEKSI SEKSI

ANALISIS

KEPALA SEKSI

MANDOR I, MEKANIK

SEKSI

KEPALA BAGIAN

SEKSI

TENAGA HARIAN

KARYAWAN

KARYAWAN

KARYAWAN

Gambar 2-9. Struktur Organisasi Perkebunan Kelapa Sawit PT. YYY.

RUANG LINGKUP STUDI (2-25)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tabel 2-10. Rencana penggunaan tenaga kerja


Pekerja Per Satuan Tugas Pekerja Tetap
LakiLaki Perempuan Jumlah Yang diperlukan LakiLaki

Pekerja Tidak Tetap


Perempuan Jumlah Yang diperlukan

Clerk Supervisi Public Relation Security Legal Nurseries Incorse of Newplanting Immature Oil Palm Upkeep Mature Oil Palm Plucking Tecnical Driver Emplacement Watcmen Total

2 1 3 4 3 13

1 1

3 1 3 4 3 14

3 1 4 6 4 18

11 56 1 8 2 45 6 270 109 131 19 17 22 697

1 1 244 100 346

12 57 1 8 2 45 6 514 209 131 19 17 22 1.043

19 112 2 14 4 84 9 958 375 214 48 39 44 1.922

Sumber: PT. YYY, 2006 Proses penerimaan tenaga kerja PT. YYY harus melalui berbagai tahap dan memenuhi Standard Operational Procedor (SOP) yang tetap ditetapkan perusahaan maupun peraturan perundangan yang berlaku. Proses penerimaan tenaga kerja diawali dengan mempublikasikan pengumuman secara terbuka melalui media masa, selanjutnya dilakukan proses seleksi sesuai ketentuan yang berlaku. tenaga kerja sekitar 0,2 x rencana luas lahan. Pada saat ini di kantor PT. YYY di lokasi perkebunan terdapat tenaga kerja dengan posisi : Pengurus Kebun (1 orang). Kepala Seksi (1 orang), Asisten Agronomi (3 orang), Asisten Survei (1 orang), Kepala Pembibitan (1 orang) dan tenaga security (20 orang). Sedangkan dua lokasi pembibitan PT. YYY sudah menyerap tenaga kerja harian sekitar 120 orang. Rencana kebutuhan tenaga kerja PT. YYY disajikan pada Tabel 2.10, dengan rasio jumlah

RUANG LINGKUP STUDI (2-26)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

(4) Mobilisasi Peralatan Mobilisasi peralatan mencakup kegiatan pemindahan peralatan dari dan ke dalam lokasi proyek yang dilakukan pada awal dan akhir kegiatan konstruksi. Mobilisasi peralatan ini meliputi kegiatan pengerahan dan pengangkutan peralatan-peralatan berat yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan baik untuk pembukaan lahan, pembuatan jalan, dan pembangunan sarana dan prasarana, dan operasional kebun. Peralatan didatangkan secara langsung oleh kontraktor. Pengangkutan peralatan tersebut dilakukan melalui jalur sungai/laut dengan menggunakan kapal dan jalur darat juga digunakan untuk mengangkut peralatan dan material yang berasal dari daerah sekitar tapak proyek (lokal). Pengangkutan menggunakan jalur darat akan melewati jalan negara/provinsi dan jalan kabupaten hingga mencapai lokasi proyek. Material serperti semen, pasir, koral, kayu untuk pondasi dan bahan lainnya dibeli di tempat penjualan terdekat kemudian diangkut ke masing-masing lokasi pembangunan sesuai dengan kapasitas dan volume yang dibutuhkan. Penjelasan mengenai jenis kegiatan, jenis peralatan, jumlah, kapasitas dan cara mobilisasi peralatan yang akan digunakan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.11. Tabel 2-11. Peralatan yang akan dipergunakan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY No A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 B 1 Peralatan Kendaraan / Alat Berat Excavator Buldozer kapal / Klotok Dump truck Fram Tractor Water pump Pick up Jeep Truk Tanki Truk Kernel Traktor Peralatan Bengkel Mesin compressor (Tian Li) Kapsitas/Jumlah 1.5 m3 / 7 unit 5 m3 / 4 unit 6 unit 30 ton / 12 unit 18 unit 15 unit 7 unit 2 unit 12 ton / 5 unit 12 ton / 1 unit 4 ton / 1 unit 1 unit Cara Pengarahan Lewat sungai Lewat sungai Dijalankan Dijalankan Dijalankan Diangkut truk Dijalankan Dijalankan Dijalankan Dijalankan Dijalankan Diangkut truk

RUANG LINGKUP STUDI (2-27)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 C 1 2

Mesin compressor (Robin EY 15) Mesin las (Tian Li portable) Travo las (50 - 500 A) Mesin bor duduk Mesin gerinda potong Elektrik drill Disc grinder 4" Chain block 5 ton Tangga alumunium 6 m Safety belt Nazzia taster Torque wrench (britool 20-100 Ft) Torque wrench (britool 200-600 Ft) Blender set Garage jack 10 ton Hydroulic jack 10 ton Teri removal Oil can Multy tester AC/DC Bearing puller Bearing puller Hand riveter Ring piston wrench Mechanical tool standard Peralatan Penunjang Lainnya Peralatan survey dan pembuatan Blok Tanam (Theodolite, kompas, meteran, peta peta). Peralatan pembibitan, penanaman dan pemeliharaan. a. Cangkul b. Arit c. Hotu d. Hand Sprayer e. Chisel f. Dodos g. Ganco h. Kapak i. Pisau enggrek J. Angkong Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Lahan. a. Pompa b. Menara Pantau c. Pesawat Orari
RUANG LINGKUP STUDI (2-28)

1 unit 1 unit 2 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 set 1 pcs 1 Pcs 1 set 1 Pcs 1 Pcs 1 set 1 Pcs 1 Pcs 1 set 1 set 1 set 3 set 2 set 1500 buah 1500 buah 1 set 250 buah 150 buah 200 buah 200 buah 200 buah 200 buah 200 buah 5 unit 3 unit 8 unit

Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Pabrik PKS (80 ton TBS/jam)

1 unit 2 unit 3 unit 1 unit 2 unit 2 unit

5 Generator Set Turbin 300 KVA 6 Generator Set Turbin 1.000 KVA) 7 Generator Set (80 KVA) 8 Generator Set (70 KVA) 9 Generator Set (30 KVA) Sumber : PT. YYY (2006).

Diangkut truk dan trailer Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk Diangkut truk

b)

Tahap Konstruksi (1) Pembukaan Lahan (2) Pembangunan Sarana dan Prasarana (3) Pembangunan PKS

(1) Pembukaan Lahan Areal yang diperuntukan bagi lokasi proyek adalah seluas 15.000 ha. beserta fasilitas penunjangnya. Bagi lahan dialokasikan untuk tujuan lain. Kegiatan pembukaan lahan dilakukan secara bertahap dengan sistem mekanis dengan alat berat excavator tanpa pembakaran sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor 38/KB.110/SKI/DJ.BUN/05.95 tentang Petunjuk Teknis Pembukaan Lahan Tanpa Pembakaran Untuk Perkebunan. Kayu-kayu hasil pembukaan lahan dipergunakan untuk membangun jembatan, perumahan dan jalan. Tahapan kegiatan pembukaan lahan meliputi: Bloking dan Pancang Rumpukan yang memenuhi Luasan

dimaksud akan dialokasikan untuk areal perkebunan dan pengolahan kelapa sawit kesesuaian untuk tanaman sawit akan dijadikan kebun, namun bagi lahan yang kurang sesuai

Pekejaan bloking adalah pekerjaan memberikan batas areal yang akan dikerjakan yang didahului oleh tim survey ke dalam lahan dan menentukan batas-batas yang sesuai dengan program yang akan dikerjakan. Pekerjaan ini disesuaikan dengan master plan kebun yang telah dibuat dan membuat petak-petak blok sebagai batasan terkecil untuk bididaya tanaman kelapa sawit. Blok yang dibuat berukuran
RUANG LINGKUP STUDI (2-29)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

300 m X 1000 m sehingga luas tiap blok berjumlah 30 hektar. Setelah dilakukan bloking diteruskan dengan pembuatan parit sebagai batas blok dan sebagai bahan badan jalan yang akan dibuat belakang hari setelah memenuhi standart penggunaan jalan perkebunan. Pekerjaan lanjutan adalah dengan memancang untuk pembuatan rumpukan yang akan diteruskan dengan perumpukan mekanis oleh alat berat excavator. Rumpuk Mekanis

Rumpuk mekanis adalah pekerjaan pembersihan lahan yang akan ditanami kelapa sawit dengan cara mengumpulkan pohon-pohon atau tanaman-tanaman yang ada di areal/lahan secara teratur dan rapi membentuk barisan-barisan sampai areal siap ditanami kelapa sawit dan tidak mengganggu tanaman budidaya. (3) Pembangunan Sarana dan Prasarana

Pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit berupa : jalan, jembatan, saluran drainase, pintu air, gorong-gorong, kantor, perumahan karyawan, pos Checker, pembangkit listrik, sarana air bersih, IPAL dan fasilitas penunjang lainya. Komponen-komponen tersebut bekerja secara terintegrasi dan harmonis satu sama lain. a) Pembangunan Jalan, Jembatan, dan Gorong-Gorong

Untuk kelancaran transportasi, kebun dan pabrik memerlukan pembangunan jalan penghubung berupa jalan utama (main road), jalan koleksi (collecting road), jalan lingkungan dalam kawasan pemukiman, jembatan dan gorong-gorong. Pembangunan jalan dan jembatan direncanakan 5 % dari total areal perkebunan. Jalan Kebun

Jalan kebun dapat dibuat lebih awal sebelum land clearing. Jalan kebun dirancang sebagai batas setiap blok kebun yang memiliki dimensi 300 m x 1.000 m atau seluas 30 hektar. Untuk main road memiliki orientasi mata angin Utara Selatan, sedangkan collecting road Timur Barat. Orientasi tersebut dimaksudkan untuk manajemen pengelolan jalan dimana jalan collection road harus mendapat lama penyinaran yang lebih lama dibandingkan dengan main road. Keperluan jalan pada
RUANG LINGKUP STUDI (2-30)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

setiap blok adalah 300 m untuk main road dan 1.000 m untuk collecting road. Lebar main road 10 m dan collecting road 6 m. Pembuatan kedua jalan ini menggunakan material uruk dari pembuatan saluran drainase primer (main drain) dan sekunder (sub-drain). Selain jalan di atas, nantinya di dalam kebun akan dibuatkan jalan panen (pasar pikul). Jalan panen berfungsi sebagai jalan bagi tenaga kerja dalam mengangkut buah dari pohon ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan juga sebagai jalan bagi tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan merawat tanaman. Lebar jalan panen dibuat 1,0 2,0 meter searah dengan main road pada interval pada satu setiap dua gawangan (barisan tanaman kelapa sawit). Jalan Penghubung

Jalan penghubung adalah jalan yang menghubungkan pusat kegiatan proyek dengan jalan propinsi atau jalan kabupaten. Jalan penghubung tersebut Pada tahap direncanakan dengan klasifikasi sama dengan jalan kabupaten.

pembangunan biasanya jalan ini diperkeras dengan sirtu, namun demikian bila telah menghasilkan maka untuk kelancaran transportasi CPO keluar kebun jalan diaspal. Pembangunan Saluran Drainase dan Jembatan/Gorong-gorong

Keberhasilan kegiatan perkebunan kelapa sawit di lahan rawa sangat tergantung pada pengelolaan air (water management). Jaringan saluran drainase dibangun untuk mengatasi faktor-faktor pembatas yang terdapat pada kegiatan budidaya perkebunan kelapa sawit di lahan rawa sehingga nantinya sesuai untuk budidaya kelapa sawit. Perencanaan saluran drainase meliputi perencanaan pembuatan saluran dan bangunanbangunan pendukungnya seperti jembatan/gorong-gorong dan pintu-pintu air. Setiap jalan yang melintas saluran drainase atau badan air alami akan dilengkapi dengan jembatan permanen atau gorong-gorong beton. Ada tiga saluran yang nantinya akan dibuat pada kebun PT. Palmina, yaitu : (a) Saluran Primer, merupakan saluran yang dapat menampung limpasan air dari saluran cabang maupun dari sungai yang berada dan berbatasan dengan lahan perkebunan. Saluran yang dibangun kedua sisi jalan utama (main road).
RUANG LINGKUP STUDI (2-31)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Dimensi saluran utama adalah lebar atas 2 meter, lebar dasar 1,5 meter, dan kedalaman 2 meter. Pada jarak 300 m dari ujung saluran utama dipasang pintu pengendali yang berfungsi untuk mengendalikan muka air di saluran utama. Dalam keadaan darurat, misalnya banjir, pintu saluran dapat dibuka. (b) Saluran Sekunder, merupakan saluran yang dibangun pada satu sisi jalan koleksi (collection road). Saluran koleksi ini berukuran lebar atas 1.5 m, lebar dasar 1 m dan kedalaman 1,5 m yang berfungsi untuk menampung aliran air dari saluran tersier dan menjadi stabilisator limpasan air dari Saluran Utama. Jarak antara saluran cabang ini adalah 1 km melebar dan 2 km membujur. Pada bagian ujung Saluran Cabang dilengkapi dengan pintu pengendali (stop log) yang berfungsi untuk mengatur tinggi muka air. Saluran Cabang bermuara dan tegak lurus ke Saluran Utama. (c) Saluran tersier, merupakan saluran yang dibuat pada bagian tengah blok kebun dengan bentuk menyerupai sisir dengan interval 1 : 10, artinya setiap 10 baris tanaman kelapa sawit akan dibuat satu saluran tersier. Saluran tersier berfungsi untuk mempercepat proses drainase dalam blok kebun. b) Pembangunan Kantor dan Perumahan

Bangunan kantor dan perumahan perusahaan antara lain berupa bangunan kantor pusat perkebunan (inti, plasma, dan afdeling), gudang, garasi kendaraan, penjernih air dan guest house. Bangunan perumahan karyawan baik staf maupun non staf dirancang untuk memiliki kondisi yang layak dan memadai. Komplek perumahan dilengkapi dengan bangunan fasilitas umum seperti sekolah, mushola, dan klinik kesehatan. Lahan yang akan digunakan untuk pembangunan kantor dan perumahan dipilih dengan mempertimbangkan persyaratan lingkungan antara lain sebagai berikut : (a) (b) (c) (d) Lahan harus sesuai dengan peruntukan bangunan Lingkungan yang sehat dan nyaman bagi para penghuni Fasilitas air bersih cukup tersedia Sanitasi yang baik dan mudah diterapkan

RUANG LINGKUP STUDI (2-32)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

c)

Pembangunan Fasilitas Penunjang Lainnya

Bangunan fasilitas penunjang lainnya berfungsi untuk mendukung kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang akan dilakukan oleh perusahaan, antara lain berupa menara pantau. Menara pantau dibangun pada lokasi strategis vang berfungsi sebagai pemantau kegiatan-kegiatan di dalam perkebunan dan pengolahan kelapa sawit seperti memantau kondisi lahan terhadap bahaya api di musim kemarau, pencurian, dan gangguan keamanan lainnya. Bangunan menara pantau terbuat dari kayu dengan ketinggian 12 meter, dibuat sebanyak 3 (tiga) buah dan ditempatkan 2 orang petugas yang dilengkapi dengan peralatan teropong, alat komunikasi, dll. 4). Pembangunan PKS Pabrik pengolahan kelapa sawit PT. YYY dan emplasemennya direncanakan

dibangun pada areal seluas 123 ha. Rencana kapasitas pabrik pada tahap pertama adalah 40 ton TBS/jam dan akan ditingkatkan menjadi 80 ton TBS/jam. Rencana badan air yang akan digunakan untuk keperluan pabrik sebagai sumber air adalah sungai-sungai terdekat (Sungai Barito) dengan lokasi dibangunnva pabrik. Dengan rasio 1:1 antara TBS yang diolah dan keperluan air, maka pada kapasitas maksimun 80 ton TBS/jam selama 20 jam diperlukan 1.600 m3 air setiap harinya. Tersedianya sumber air yang memadai merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan dalam menentukan letak lokasi suatu pabrik, disamping faktorfaktor lainnya seperti jarak angkut bahan baku dan hasil produksi yang diusahakan sependek mungkin untuk menekan biaya pengangkutan dan lain sebagainya. Pemilihan lokasi pabrik ini dilakukan dengan memperhitungkan adanya batasanbatasan yang umum berlaku antara lain mengenai penggunaan sumber air dari sungai agar mensuplai kebutuhan air untuk pengelolaan sepanjang tahun. Topografi yang ideal untuk pabrik dipilih yang datar namun demikian pembuatan loading ramp dibutuhkan tempat yang lebih tinggi dari unit rebusan sehingga perlu dilakukan penimbunan.

RUANG LINGKUP STUDI (2-33)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Lokasi yang dipilih harus memiliki daya dukung tanah yang cukup baik karena tanah harus mampu menopang semua bangunan dan peralatan pabrik yang dibangun diatasnya. Disamping itu lokasi pabrik harus bebas banjir dan memiliki drainase vang baik. Untuk ketepatan letak pabrik pada saatnya perlu dilakukan penelitian tanah (Sounding and Drilling) sebelum pembangunan pabrik dimulai. Pertimbangan lain yang diperhatikan adalah arah angin yang sering terjadi di lokasi sedapat mungkin asap dari cerobong pabrik tidak mencemari udara di lingkungan komplek permukiman karyawan atau penduduk sekitamya termasuk tingkat kebisingannya. Pabrik kelapa sawit (PKS) adalah unit ekstraksi minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) dari TBS kelapa sawit. Pengembangan tanaman kelapa sawit selalu disertai dengan pembangunan pabrik. Hal ini disebabkan minyak sawit mudah mengalami perubahan kimia dan fisika selama minyak dalam tandan dan pengolahan. Perencanaan pembangunan pabrik haruslah selaras dengan rencana penanaman dan rencana produksi TBS. Menurut SK Menteri Pertanian No.107/Kpts/2000, sebuah pabrik kelapa sawit (PKS) hanya dapat didirikan apabila pcrusahaan tersebut mempunyai kebun yang mampu memasok 50 % dari kapasitas PKS yang akan dibangun (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2004). Direncanakan pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit PT. YYY akan

berlangsung selama 1 tahun mulai dibangun tahun ke 3 dan diharapkan dapat diselesaikan diuji coba dan dioperasikan pada tahun ke 4 untuk mengolah TBS dan menghasilkan CPO serta PKO. Lay out (tata letak) pabrik kelapa sawit PT. YYY disajikan dalam Gambar 2.10. dari suatu PKS meliputi : 1) 2) 3) 4) 5) Jembatan timbang Penerimaan TBS dan penimbangan (Loading ramp) Stasiun Rebusan (Sterilization) Stasiun Pelepaan Buah (Tresching) Stasiun Kempa (Pressing)
RUANG LINGKUP STUDI (2-34)

Pabrik kelapa sawit tersusun atas unit-unit proses

yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik dan kimia. Bagian-bagian

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2-10. Lay-out pabrik kelapa sawit PT. YYY


RUANG LINGKUP STUDI (2-35)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) c) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (1)

Stasiun Klarifikasi (Clarification) Stasiun Deparicarping Stasiun Pengutipan Inti Stasiun Ketel Unit Pembangkit Energi Tangki Timbun CPO Oil trep Effluent treatment dan sludge decanter system Kolam penyediaan air Bangunan Kantor Laboratorium Bengkel Tempat ibadah dan pos jaga. Tahap Operasi Persemaian Penanaman Pemeliharaan Pemanenan Pengangkutan Pengolahan CPO - PKO Pengelolaan limbah. Persemaian

Persemaian atau pengadaan bibit kelapa sawit dilakukan dalam dua tahap yaitu persemaian tahap I (pre nursery) dan tahap II pembibitan (main nursery). Untuk menghindari kerusakan pada kecambah, bila kecambah yang diterima bagian dari tanaman tidak dapat langsung ditanam maka harus disimpan pada tempat yang sejuk dan lembab. Bagian atas kantong kecambah diusahakan tetap mengembung. Lokasi untuk persemaian dipilih pada areal yang tetap, datar, cukup sumber air
RUANG LINGKUP STUDI (2-36)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

penyiraman, bebas banjir dan bebas dari gangguan binatang liar. seyogyanya dipilih disentral areal atau pada areal rencana lokasi pabrik. Persemaian Tahap I (pre nursery)

Lokasi

Pada persemaian tahap I ini kegiatannya relatif lebih mudah karena arealnva lebih kecil dan hemat pemakaian kantong plastik (polybag) besar karena bibit di persemaian ini merupakan hasil seleksi kecambah yang sudah baik. Bibit dirawat dalam persemaian selama 3 bulan. Persiapan areal persemaian. Areal persemaian yang telah dipilih terlebih dahulu dilakukan pembersihan dari gulma . Kantong plastik kecil (baby polybag) ukuran 15 x 20 cm tebal 0,08 mm yang telah diisi dengan top soil sampai tinggi mencapai 1 cm dari bibir kantong, disusun rapat membentuk bedengan kayu diberi plang kayu agar kantong tidak tumbang. Antara bedeng yang satu dengan bedeng yang lain diberi jarak sekitar 50 cm yang berfungsi untuk jalan kontrol. Sebelum penyemaian, bedeng-bedeng ini disiram terlebih dahulu selama lebih kurang satu minggu. Untuk mengetahui perkembangan bibit hingga di lapangan, maka penyemaian diberi label atau / papan nama yang berisikan nomor, kelompok kecambah, jumlah dan tanggal semai pada setiap bedeng. Ukuran papan 12 x 20 cm, warna dasar di cat kuning dan tulisan hitam. Seleksi dan Penyamaian Kecambah. Kecambah - kecambah yang menunjukkan gejala kelainan (abnormal), patah, busuk dan sebagainya dibuang. Jadi yang disemai hanya kecambah yang normal saja. Kecambah ditanam tepat di tengahtengah kantong dalam lobang yang dibuat dengan jari sekitar 1,5 cm dengan posisi bagian akar (tandannya tumpul dan kasar) menghadap ke atas. kecambah ditutup dengan tanah sekitar 1,0 - 1,5 cm. Pemeliharaan. Persemaian disiram 2 kali sehari (pagi dan sore) terkecuali jika hari hujan dengan curah hujan minimal 8 mm. Bibit dalam semaian dilakukan penyiangan 2 minggu sekali, termasuk pekerjaan tambah tanah dan konsolidasi bibit. Selanjutnya

RUANG LINGKUP STUDI (2-37)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Seleksi Semai. Seleksi semai dapat dilaksanakan pada saat penyiangan, yakni bila dijumpai pertumbuhan bibit yang tidak normal dan keadaannya tidak mungkin lagi sembuh, maka semai tadi harus segera di cabut dan dibuang. Besamya seleksi pada tahap persemaian ini sekitar 10 - 15 %. Persemaian Tahap II (main nursery)

Pada persemaian tahap II atau pembibitan ini adalah tempat membesarkan bibit dari pre nursery yang telah diseleksi dan dipindahkan ke dalam kantong plastik sebesar berukuran 43,5 cm x 50 cm, berlobang-lobang sebesar 0,3 dan tebal 0.2 mm. Lamanya bibit dalam pembibitan utama sekitar 8 - 12 bulan. Persiapan areal. Areal pembibitan dilengkapi dengan instalasi air untuk penyiraman bibit dan parit drainase untuk mengalirkan air pada waktu hujan. Kantong plastik besar ukuran 42,5 x 50 cm, tebal 0,2 mm yang telah diisi dengan top soil sampai tinggi sekitar 1 cm dari bibir kantong, diatur pada areal pembibitan dengan jarak tanam 85 x 85 x 85 cm (segi tiga sama sisi). Sebelum ditanam kantong plastik dibiarkan selama 1 minggu agar tanah cukup padat dan kelembaban merata dengan jarak tanam ini jumlah bibit yang diperoleh sekitar 13.500 - 14.500 per hektar. Penanaman per nomor kelompok. Untuk mengetahui perkembangan bibit, tiap kelompok harus diberi papan nama yang memuat nomor kelompok, jumlah bibit dan tanggal tanam dalam kantong besar, demikian juga pada tiap-tiap kantong harus diberi nomor kelompok. Bibit dari pre-nursery yang telah berumur sekitar 3,5 bulan yang telah diseleksi dipindahkan ke kantong plastik besar vang telah disusun di lapangan. Penanaman dapat dilaksanakan dengan cara memotong kantong plastik kecil pada bagian bawahnva. Kemudian tanah beserta bibit kecil ditanam dalam kantong plastik besar, setelah itu ditanam di sekitar bola tanah, bibit kecil dipadatkan dan diratakan. Kecambah-kecambah yang menunjukkan gejala kelainan fisik dan fisiologis disingkirkan. Pemeliharaan. Pemeliharan pemibibitan utama mencakup pelaksanaan pekejaan penyiraman, penyiangan, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit. Jumlah air yang dibutuhkan per bibit dalam kantong plastik besar setiap hari dua liter, penyiraman dapat dilaksanakan pagi dan sore hari. Jika hari hujan dengan curah
RUANG LINGKUP STUDI (2-38)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

hujan di atas 10 mm, maka penyiraman pada hari itu dapat ditiadakan. Penyiraman dapat dilaksanakan dengan cara manual memakai selang plastik atau gembor. Sedangkan penyiangan dilaksanakan dengan rotasi sekitar 20 - 30 hari sekali tergantung dari pertumbuhan rumput. Penyiangan dapat dilaksanakan dengan menggunakan herbisida yang telah terdaftar resmi. Pemberantasan hama dan penyakit yang umum terdapat pada pembibitan adalah belalang (Valanga), Kumbang malam (Apogonia), Adoretus (Lepadoretus), penyakit collante dan bercak daun (Culvularia dan Helminthosporium). Pemberantasan hama dan penyakit dilaksanakan secara kimiawi. Pemupukan pada pembibitan dilaksanakan secara rutin setiap 2 minggu sekali, pada umur tanaman 0 - 3 bulan dengan menggunakan NPK (15:15:6:4) sebanyak 2,5 gram/tanaman/2 minggu, umur tanaman 3 - 10 bulan dengan NPK (12:12:17:2) sebanvak 10 gram/tanaman/2 minggu dan Kieserite sebanyak 5 gram/tanaman/2 minggu. Bibit dalam pembibitan utama secara berkala dilaksanakan pemeriksaan, bila terdapat polybag yang miring segera ditegakan dan polybag pecah diganti. Bila tanah dalam polybag berkurang hingga bonggol bibit terbuka maka ditimbun tanah kembali dan dipadatkan. Seleksi Bibit. Seleksi bibit dimaksudkan untuk menyingkirkan semua bibit yang abnormal dan mempertahankan bibit yang normal serta bermutu baik untuk ditanam di lapangan. Untuk mendapatkan bibit yang baik dan menghindari perawatan pada bibit abnormal, maka seleksi bibit dilaksanakan tiap 2 bulan sekali sampai saat akan dipindahkan ke lapangan. Lebih kurang 2 minggu sebelum diangkut ke lapangan, bibit diputar agar akar yang menembus polybag putus. Besarnya seleksi pada saat pembibitan ini sekitar 15 - 20%. Pegangkutan bibit ke lapangan bisa menggunakan traktor dengan trailer atau truk sampai di tempat areal yang akan ditanam, selanjutnya untuk sampai di lobang tanam bibit diangkut secara manual (dilangsir). Direncanakan luas areal persemaian adalah 42 ha, dengan kapasitas 12.000 bibit per hektar. Bahan yang digunakan adalah kecambah dari varietes "Tenera" yang bersumber dari London Sumatera Ind. Pemesanan kecambah kelapa sawit dilakukan 1 tahun atau paling lambat enam bulan sebelum bibit diperlukan.

RUANG LINGKUP STUDI (2-39)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Berdasarkan kerusakan kecambah, bibit yang siap disalurkan ke pembibitan utama ditentukan maksimal 75%. Gulma yang tumbuh dalam pembibitan dicabut dengan tangan setiap 2 minggu sekali, sekaligus dilakukan penambahan tanah pada kantong-kantong plastik yang kurang tanahnya. Pemupukan dilakukani jika diperlukan. Pupuk yang diberikan adalah urea atau pupuk majemuk dengan konsentrasi 0,20% atau 2 gram/liter melalui penyemprotan. Hama dan penyakit yang umum mengganggu bibit muda seperti semut, jangkrik, belalang, tikus dan cacing. Sedangkan penyakit adalah Helminthosporium antracnose blast. Pengelolaan naungan dilaksanakan sampai umur 1,5 bulan, sehingga bibit hanya memperoleh pencahayaan sekitar 30 %. Seleksi dilakukan terhadap bibit yang menyimpang atau rusak. Pembibitan awal (PN) PT. YYY berada di lokasi pembibitan utama, pada lahan datar, dekat dengan sumber air dan berada di lokasi penanaman. Terletak di tengah lokasi perkebunan PT. YYY. Jumlah bibit yang tersedia pada tahun 2007 sebanyak 160.000 dan tahun 2008 sebanyak 360.000 bibit. Pemberian serasah (mulching) berupa sisa tanaman atau cangkang sawit dapat mengurangi penguapan air dan pemupukan. Cangkang dapat ditabur dalam bibit sebanvak 0,5 kg/polibag. Penggemburan tanah dilaksanakan agar tanah dalam Pengendalian hama dan polibag tidak memadat yang mulai dilaksanakan setelah bibit berumur 3 bulan. Jalan dan parit dibuat agar berfungsi dengan baik. digunakan dicantumkan dalam Tabel 2.12. Tabel 2-12. Dosis pupuk pada pembibitan kelapa sawit PT. YYY Umur bibit (minggu) 2 4 6 8,10,12 14,16,18 20 22 Pupuk majemuk 15-15-6-4 5,0 5,0 5,0 7,5 10,0 Dosis pupuk (g/bibit) Pupuk majemuk 1212-17-2 15,0 15,0 Kiserit 5,0 penyakit dilakukan secara dini dan berkesinambungan. Jenis dan dosis pupuk yang

RUANG LINGKUP STUDI (2-40)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

24 26 28 30 32 34 36 Jumlah Sumber : PT YYY (2007)

67,5

15,0 20,0 20,0 20,0 25,0 25,0 25,0 180,0

5,0 7,5 7,5 10,0 35,0

Seleksi bibit dilakukan untuk pemilihan bibit yang mutunya sesuai dengan standar. Bibit yang dibawah standar atau tidak normal dimusnahkan. Seleksi dilakukan pada umur 4,8 dan 12 bulan. disajikan pada Tabel 2.13. Bibit dipindahkan ke kebun setelah umurnya 12 - 14 bulan. Dalam 15 - 20 hari sebelum diangkat, akar bibit yang keluar dari polibag dan menembus tanah dipotong dengan cara memutar bibit 180o lalu dilakukan penyiraman yang intensif. Pengumpulan bibit dilakukan dengan cara mengelompokkan untuk memudahkan seleksi dan menghitung jumlah bibit. Pengangkutan bibit dilakukan secara hati-hati untuk menghindari rusaknya akar dan pecahnya tanah dalam polibag. Tabel 2-13. Rata-rata pertumbuhan bibit kelapa sawit jenis D x P Jumlah pelepah 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 8,5 7 10,5 8 11,5 9 13,5 10 15,5 11 16,5 12 18,5 Sumber: PT YYY (2007). (2) Penanaman Setelah pembukaan lahan selesai, maka untuk menentukan titik tanam dilakukan pemancangan. Jarak antar pancang merupakan jarak tanam yang menentukan
RUANG LINGKUP STUDI (2-41)

Rata-rata pertumbuhan bibit kelapa sawit jenis D x P

Umur (bulan)

Tinggi (cm) 20,0 25,0 32,0 39,0 52,2 64,3 88,8 101,9 114,1 126,9

Diameter batang (cm) 1,3 1,5 1,7 1,8 2,7 3,6 4,5 5,5 5,8 6,0

Keterangan Pre nuersery Main nursery sda sda sda sda sda sda sda Siap salur

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

jumlah populasi jumlah tanaman per hektar. Rencana jarak tanam yang digunakan 9,2 m segitiga sama sisi (pancang mata lima), sehingga jumlah populasi tanaman 134 - 136 pokok / hektar. Sebelum penanaman, terlebih dahulu dibuat lubang tanam. Pembuatan lubang

tanam dilakukan minimal 2 minggu sebelum tanam. Pada titik pancang dibuat lubang tanam 60 cm x 60 cm dan dalam 60 cm. Pancang diletakkan di samping lubang. Setelah itu diberi pupuk TSP sebanyak 0,5 kg/lubang. Pada waktu Selanjutnya tanah dipadatkan penanaman, kantong plastik dibuang kemudian bibit ditimbun sehingga tinggi leher tanaman sama dengan tinggi permukaan lobang. agar tanaman tidak miring. Setelah bibit berumur 10 - 12 bulan dilakukan seleksi, kemudian bibit dipindah tanam. Sehari sesudah tanam, dilakukan pemeriksaan mengenai kedalaman tanam dan kondisi tanaman apakah miring, tergenang air, atau bibit abnormal. Terhadap bibit yang abnormal diadakan perbaikan atau diganti. Direncanakan, penanaman pada tahun pertama (2007) mencapai areal seluas 800 ha, tahun kedua (2008) seluas 1600 ha, tahun ketiga (2009) seluas 5.250 ha, dan tahun keempat (2010) seluas 6.255 ha. Dengan demikian, dari tahun keempat (2010) hingga tahun ke-28 (2034) luas keseluruhan kebun kelapa sawit PT. YYY mencapai luas 13.350 ha. Rencana alokasi penanaman kelapa sawit pada areal kebun PT. YYY disajikan pada Tabel 2.14 (3) Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan terhadap kebun kelapa sawit PT. YYY terbagi atas 2 tahap yaitu Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM). Termasuk dalam kegiatan pemeliharaan ini adalah kegiatan pemeliharaan sarana prasarana (jalan pikul, jalan panen dan saluran drainase).

RUANG LINGKUP STUDI (2-42)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tabel 2-14. Rencana alokasi penanaman kelapa sawit di kebun PT.YYY No. 1 2 3 4 5 6 Uraian Pembuatan Lahan Pembibitan Penanaman Pemeliharaan TBM-1 Pemeliharaan TBM-2 Pemeliharaan TBM-3 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Jumlah -------------------------- hektar ----------------------45 2.100 5.250 6.255 14350 40 100 120 260 2.000 5.000 7.350 14.350 2.000 5.000 14.350 2.000 7.000 -

Sumber : PT YYY (2006).

a) Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Pemeliharaan Tanaman Penutup Tanah

Untuk mengurangi penguapan air dan agar tidak ditumbuhi gulma pesaing, terutama selama tajuk tanaman belum menutup, maka ditanam tanaman penutup tanah (land cover crop, LCC). Kriteria yang digunakan dalam memilih penutup tanah, antara lain : (i) bukan pesaing tanaman, (ii) mudah diperbanyak, pertumbuhannya cepat dan tidak mengandung hama dan penyakit berbahaya bagi tanaman pokok, (iii) memberikan bahan organik yang tinggi, (iv) memiliki kemampuan menekan gulma. Umumnya LCC yang dipergunakan adalah jenis kacangan (leguminosa) yang bcrsifat menjalar, seperti Calopogonium caeruleum (CC), Calopogonium monocoides (CM), Pueraria phaseoloides (PP), Centrosema pubescens (CP) dan Macuna cochinchinensi (MC). Berbagai komposisi campuran penanaman kacangan dianjurkan yang disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan perbandingan campuran tergantung dari daya tumbuh biji dan persediaannya seperti ditunjukkan oleh Tabel 2.15.

RUANG LINGKUP STUDI (2-43)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tabel 2-15.

Rencana komposisi campuran penanaman kacangan penutup tanah di kebun kelapa sawit PT. YYY Jenis kacangan (kg/ha) CP PP 8 12 8 8 1 2,3 3,4 -

CC PJ 1 1 3 2 3 3 4 1 5 2 6 0,6 7 0,6 8 3 Sumber : PT. YYY (2006).

No.

CM 2,3 3

MC 2

Untuk menghasilkan pertumbuhan yang baik, tanaman kacangan tersebut dipupuk dengan dosis seperti pada Tabel 2.16 Tabel 2-16. Jenis dan dosis pemupukan tanaman kacangan penutup tanah di kebun kelapa sawit PT. YYY Umur (bulan) 1 3 6 Tahun ke-2 Sumber : PT. YYY (2006). Pemberantasan Tumbuhan Pengganggu (Gulma) Jenis pupuk 15-15-6-4 Rack Fosfet (RP) Rack Fosfet (RP) Rack Fosfet (RP) Dosis (kg/Ha) 40 80 120 200

Gulma yang tumbuh di sekitar bibit atau tanaman kelapa sawit perlu diberantas sebab dapat merugikan tanaman pokok, bahkan menurunkan produksi. Gulma menjadikan tanaman pokok berkompetensi dalam memperoleh air, unsur hara, bahaya maupun CO2. Selain itu, gulma dapat berperan sebagai tanaman inang bagi hama dan penyakit. Tabel 2.17. Beberapa gulma pada kebun kelapa sawit disajikan dalam

RUANG LINGKUP STUDI (2-44)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tabel 2-17. Beberapa gulma pada tanaman kebun kelapa sawit No Nama 1 Alang-alang 2 Rumput pahit 3 Paitan 4 Teki-tekian 5 Teki-tekian 6 Krisan 7 Bambu-bambuan 8 Lampujangan 9 Mikania 10 Putihan 11 Babadotan 12 Wedusan 13 Kentangan 14 Pakis kawat 15 Kucingan 16 Bayam duri Sumber : Yan Fauzi et al. (2005). Nama Latin Imperata cvlindrica Axonopus compressus Passpalum conjugatum Cyperus rotundus Cyperus. cyperoides Rhynchospora corymbosa Ottocloa nodosa Panicum repens Mikania micrantha Eupatopium odoratum Ageratum conyzoides Ageratum. houstonianum Boreira latifolia Gleichenia linearis Mimosa invisa Amaranthu spinosus

Dalam pemeliharaan tanaman penutup tanah, dilakukan pengendalian gulma pada tanaman penutup tanah kacangan yang bertujuan untuk mempertahankan kondisi areal agar tetap murni tanaman kacangan. Berbagai tingkat penyiangan gulma, adalah: (i) membuang semua gulma (clean weeding), dikerjakan sesaat ketika lahan akan ditanami kacangan penutup tanah, (ii) membuang semua gulma, sehingga yang tumbuh hanyalah tanaman penutup tanah saja, dilaksanakan pada umur tanaman 0-6 bulan dengan rotasi 2 minggu, (iii) penyiangan yang tersisa hanyalah tanaman penutup tanah sekitar 8 % dan rumput lunak 15% dilakukan pada umur tanaman 7-12 bulan dengan rotasi 3 bulan, (iv) penyiangan yang dilakukan sehingga tersisa tanaman penutup tanah sekitar 70 % dan rumput lunak 30 %, dilaksanakan pada tanaman berumur 7-12 bulan, (v) penyiangan dengan cangkul untuk membuang gulma perdu, dilaksanakan pada tanaman berumur 13-30 bulan, dan (vi) penyiangan dengan membabat sampai batas tinggi yang dikehendaki (30 cm) sedangkan alang-alang harus dihilangkan sama sekali.

RUANG LINGKUP STUDI (2-45)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Pengendalian gulma dengan wiping dilakukan secara rutin agar tanaman selalu bebas dari gulma. Wiping gulma dilakukan menggunakan herbisida glyphosate dengan konsentrasi 0,5 %. Pada areal bebas gulma, dosis pemakaian herbisida tersebut 6-10 ml/ha/rotasi. Garuk Piringan (Cyrcle Weeding) Minimum

Piringan tanaman dibuat pada saat menjelang pemupukan pertama.

jaringan - jaringan yang dibuka dengan diameter 1 m dan diperlebar hingga 3,0 m sesuai dengan perkembangan umur tanaman. Perawatan piringan tanaman dilakukan dengan cara menggaruk rumput-rumput yang tumbuh dengan menggunakan alat khusus. Rotasi pemeliharaan piringan biasanya dilakukan 3 - 4 kali dalam satu tahun. Pemeliharaan piringan pohon dilakukan dengan cara manual dan cara kimia. Dalam cara manual, penyiangan dilakukan untuk menyingkirkan semua jenis tumbuhan dari permukaan tanah selebar piringan pohon yang telah ditentukan, sehingga tanah bersih dari rumput. Jari-jari piringan pohon disesuaikan dengan umur tanaman kelapa sawit, yaitu: TBM 1 = 100 cm, TBM 2 = 125 cm, dan TBM 3 = 150 cm. Rotasi kapasitas pengendalian gulma piringan pohon adalah sebagai berikut : TBM 1 TBM 2 TBM 3 = 2,5 HK/ha/rotasi, 4 kali/tahun = 3,0 HK/ha/rotasi, 4 kali/tahun = 4,0 HK/ha/rotasi, 4 kali/tahun.

Pemeliharaan piringan cara kimia mulai dapat dilaksanakan pada areal TBM 3, dengan rotasi 4 x setahun (R.6), menggunakan bahan glyphosate dengan dosis 300 ml/ha/rotasi. Pelaksanaannya harus ekstra hati-hati, agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap tanaman pokok. Pemupukan

Setelah bibit tanaman di lapangan, tanaman sudah harus dipupuk. Secara ideal pemupukan dilakukan setelah pekerjaan garuk piringan selesai sehingga pupuk dapat digunakan oleh tanaman secara maksimum. Adapun dosis pemupukan tentative untuk areal rencana proyek disajikan dalam Tabel 2.18
RUANG LINGKUP STUDI (2-46)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tabel 2-18. Dosis pemupukan tanaman kelapa sawit menurut umur tanaman Umur (Bulan) Urea 1 0,10 3 0,25 5 0,25 8 0,25 12 0,50 16 0,50 20 0,50 24 0,50 28 0,75 32 0,75 Jumlah 4,35 Sumber : PT. YYY. Jenis dan Dosis Pupuk (Kg/pokok) RP MOP Kieserite HGF-B CuSO4 0,15 0,10 0,10 0,50 0,15 0,10 0,35 0,25 0,02 0,10 0,75 0,35 0,25 0,50 0,50 0,03 0,20 1,00 0,50 0,50 0,75 0,50 0,05 1,00 0,75 0,75 0,20 1,00 0,75 3,25 4,50 3,70 0,10 0,60 2007. ZnSO4 0,10 0,10 0,20 0,20 0,60 Dolomit 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 3,00

Pemberian pupuk N pada umur 1 bulan dilakukan dengan cara menabur pupuk mulai dari pangkal batang sampai sejauh 30 - 40 cm. Pemberian pupuk NPK, MOP dan tanah mineral (Kieserite) serta borate pada umur selanjutnya dilakukan dengan menaburkan pupuk secara merata sampai sejauh lebar tajuk. Kastrasi

Kastrasi adalah tindakan kultur teknis untuk membuang semua bunga pada waktu tanaman berumur 12 - 20 bulan, atau jika sekitar 35% tanaman telah berbunga. Manfaat dari pekerjaan ini adalah menghindarkan sumber penyakit dari tandan atau bunga busuk yang tidak dipanen karena belum memenuhi kriteria. Merangsang pertumbuhan vegetatif dan waktu panen dapat disesuaikan dengan rencana. Penyerbukan

Hadirnya serangga Elaedibius cameranicus dalam teknik budidaya kelapa sawit akhir-akhir ini setelah menghilangkan pekerjaan penyerbukan buatan yang biasanya dilakukan setelah kastrasi. Penggunaan serangga ini sudah terbukti berperan aktif sebagai pelaksana penyerbukan alamiah yang berhasil meningkatkan produksi.

RUANG LINGKUP STUDI (2-47)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Persiapan Panen

Panen umumnya dapat dimulai dari setelah tanaman kelapa sawit berumur 32 bulan. Agar panen dapat berjalan lancar diperlukan persiapan panen yang mencakup : 1) Pembuatan atau pembukaan jalan panen untuk mempermudah pemanen mengangkut buah 2) Pembuatan tempat pengumpulan hasil (TPH) sebelum diangkut ke pabrik 3) Pemangkasan (tunas) pendahuluan untuk mempermudah pemotongan tandan 4) Pembuatan titik pikul pada areal terdapat parit / drainase. Pemberantasan Hama dan Penyakit

Hama yang biasanya menyerang pada tanaman kelapa sawit yang masih muda adalah tikus, dan babi. Untuk mengatasi hal ini biasanya diberi umpan beracun dengan menggunakan Klerat untuk tikus, sedangkan untuk babi dengan jerat babi (perangkap). Sedang hama lain yang kadang timbul adalah ulat api (Famili Limacucididae) dan ulat kantong (Famili Psychidae) dilakukan dengan PHT menggunakan tanaman bunga pukul 12. corbetti dan Metisa plana. Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan cara penyemprotan dengan larutan insektisida yang sesuai dengan bahan aktif tetradifon, triazolos, karbaril, klopirifos. Pada gejala serangan dini dapat juga dilaksanakan secara manual (kutipan) atau hand picking. Jenis penyakit yang biasa menyerang penyakit akar dan penyakit daun anthracnose pada tingkat lanjut serangan ini menyebabkan tanaman layu dan mati. Tanaman yang mati sebagai akibat serangan penyakit tersebut sebaiknya dibongkar dan dibakar. Jenis jamur lain yang sering menyerang adalah Marasmius, jamur ini menyerang buah menjadi busuk. Cara pemberantasannya dilakukan dengan cara sanitasi kebun. Penyakit lain yang umumnya menyerang tanaman muda adalah
RUANG LINGKUP STUDI (2-48)

Dari dua famili tersebut yang sering

dijumpai menyerang tanaman adalab Thosea asigna, Setora nitens, Mahasena

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

penyakit tajuk (Crown Deseases) karena penyakit ini disebabkan oleh faktor genetis maka penggunaan bibit harus dihindarkan dari pohon induk yang mempunyai sifat ini. Serangan Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit akan mengakibatkan turunnya produksi. Kehilangan daun sebanyak 50 % pada tanaman berumur 1-2 tahun akan menurunkan produksi 12-24 %. Pengendalian Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit dilaksanakan dengan cara: monitoring populasi, pengendalian ketika populasi hama sudah kritis, pemanfaatan musuh alami Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit. Penggunaan pestisida digunakan apabila populasi serangan melebihi ambang batas ekonomi atau dengan kata lain dalam rangka pengendalian hama dan penyakit dilakukan melalui konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Adapun langkahlangkah yang harus dilakukan dalam konsep PHT yaitu : melaksanakan teknologi budidaya secara benar, penggunaan tanaman secara resisten, pengendalian secara mekanis merupakan komponen utama dan pengendalian dengan pestisida merupakan komponen penunjang. Kumbang penggerek pucuk dikendalikan dengan cara : monitoring populasi setiap 6 baris diperiksa 1 tahun baris, padat populasi kritis 3-5 ekor/ha pada TBM I, 15-20 ekor/ha pada TBM III, penghancuran tempat meletakkan telor, pemberantasan secara kimia dengan insektisida butiran karbofuran 0,3 g/pohon atau 3 butir kapur barus/pohon setiap 1-2 bulan, menggunakan ferotrap terdiri dari I kantong feromon sintetik (Etil-4 metil oktanpate) yang digantung dalam ember plastik (1 fetot ferotrap/60 hari). Busuk tandan (Marasinus bunch rot) dikendalikan dengan cara : mengurangi kelembaban jarak tanam optimal, pemeliharaan, pemupukan berimbang, penyemprotan dengan fungisida seperti Difolatan 4 F atau Actidione. Busuk pangkal batang dikendalikan dengan menggunakan biofungisida Marfu yang diproduksi oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dengan dosis seperti diperlihatkan dalam Tabel 2.19.

RUANG LINGKUP STUDI (2-49)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tabel 2-19. Rencana dosis dan aplikasi biofungisida Marfu di kebun kelapa sawit PT.YYY No Sasaran Bibit kelapa sawit Tanah pengisi polibag main nursery Dosis gr/pohon Cara aplikasi

Dicampurkan dengan tanah pengisi Ditaburkan di permukaan tanah di dalam polibag pada Bibit di main nursery 10 saat pemindahan bibit ke main nursery Perlindungan tanaman muda pada areal tanaman ulang Dimasukkan ke lubang Lubang tanam 200 tanam Tanah hasil galian lubang 200 Dicampur ke dalam tanah tanam TBM I 200 Ditaburkan pada piringan TBM II 200 Ditaburkan pada piringan TBM III 200 Ditaburkan pada piringan Eradikasi sumber penularan Rajangan tanaman sakit 200 Ditaburkan Dimasukkan ke dalam 4 Lubang tanam sisipan 200 lubang Tanah hasil galian lubang 200 Ditaburkan tanam sisipan Pengobatan tanaman sakit dengan gejala lanjut Tanaman penimbun Dicampurkan merata ke 1000 dalam 1 m3 pangkal batang

Sumber : PT. YYY (2007). b) Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)

Untuk dapat berhasil dengan baik, pemeliharaan tanaman menghasilkan juga harus dilakukan dengan cara intensif, termasuk kepentingan pengawasan yang terus menerus atas keberadaan hama dan penyakit Pemeliharaan tanaman menghasilkan, pada prakteknya dapat dibagi atas kelompok dan umur tanaman sebagai berikut:
RUANG LINGKUP STUDI (2-50)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

1) 2) 3)

tanaman muda (umur 1 - 5 tahun) tanaman remaja (umur 6 - 14 tahun) tanaman tua (umur 15 - 25 tahun)

Tingkat intensitas pemeliharaan pada ketiga kelompok tersebut adalah sama kecuali dalam dosis pemupukan mulai dikurangi bahkan dihentikan dua tahun menjelang penanaman ulang (replanting). Pekerjaan pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) yang perlu dilakukan antara lain mencakup : Perawatan Gawangan

Perawatan gawangan meliputi pemberantasan alang-alang, dongkel anak kayu dan sembung rarnbat. Cara pelaksanaannya pada dasarnya sama dengan perawatan tanaman penutup tanah pada tanaman belum menghasilkan. Pemeliharaan Jaringan

Pemeliharaan jaringan pada tanaman menghasilkan dapat dilakukan dengan cara kimiawi dengan menggunakan larutan herbisida (bahan aktif glyposate, dalopon, atau sejenisnva) dengan atomizer sprayer. Rotasi pekerjaan ini relatif lebih lama karena efek dari herbisida tersebut sehingga rotasinya 3 - 4 kali dalam setahun. Pemupukan

Dosis pemupukan pada tanaman yang menghasilkan hendaknya didasarkan pada hasil analisis daun yang direkomendasikan oleh badan penelitian atau bagian riset. Pedoman pemupukan yang akan dilakukan sebagai berikut : Pemupukan TM dilakukan dengan memberikan unsur hara makro (N, P, K, Mg, dan Ca) dan unsur mikro (B, Cl, S, Zn dan Cu). Jenis pupuk yang akan digunakan adalah: SP36, RP dun TSP ; sumber K adalah MOP dan abu, kiserit dan dolomit. Pemupukan mengacu standar nasional yang spesifikasinya ditunjukkan dalam Tabel 2.20. Tabel 2-20. No 1 2 Urea ZA Spesifikasi pupuk berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Jenis pupuk N N
RUANG LINGKUP STUDI (2-51)

Unsur hara

Kandungan Min 46% 21%

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

S P2O5 (total) P2O5 (larut asam sitrat) Ca + Mg A12O3 + Fe2O3 3 Rock phosphate Kadar air Kehalusan : - Lolos saringan 80 mesh - Lolos saringan 25 mesh 4 SP-36 P2O5 5 K2O K2O 6 Kieserit MgO S MgO CaO Al2O3 + Fe2O3 Kadar air 7 Dolomit SiO2 Ni Kehalusan : - Lolos saringan 80 mesh - Lolos saringan 25 mesh Sumber : Pedoman Pusat Penelitian Marihat, 1985.

23% Min 28% Min 10% Setara CaO Maks 3% Maks 3% Min 50% Min 80% 35 % Min 60% Maks 26% Maks 21% Maks 30% Maks 30% Maks 30% Maks 5% Maks 3% Maks 5% 100% Min 50%

Dalam tahapan penentuan dosis pupuk dilakukan pembuatan kesatuan contoh daun (KCD) dan pengambilan contoh daun. Dosis pupuk ditentukan berdasarkan faktorfaktor : tanah (jenis, fisik dan kimia tanah), iklim (curah hujan, hari hujan dan penyebaran), hasil uji penelitian pemupukan, umur tanaman, produktivitas tanaman, realisasi pemupukan 2 tahun sebelumnya, hasil analisis hara daun dan tanah, hasil pengamatan tanaman secara visual di lapangan. Pada areal datar, pupuk Pemupukan ditaburkan di piringan pohon, sedangkan di areal bergelombang-berbukit serta areal yang sering tergenang air dilaksanakan dengan cara dibenam. untuk semua jenis pupuk. dilakukan pada saat curah hujan 60-200 mm/bulan, dengan selang waktu 2 bulan

RUANG LINGKUP STUDI (2-52)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Pemeliharaan jalan dan parit dilakukan dengan perawatan. Jalan utama dirawat setiap 6 bulan sekali dengan pengerasan, kemudian digrader dan dipadatkan dengan compactor. Perawatan parit juga dilaksanakan setiap 6 bulan.

Pemberantasan Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilaksanakan dengan sistem pengendalian hama terpadu (PHT) terhadap UPDKS dan tikus. Pengendalian berdasarkan monitoring populasi, memanfaatkan musuh alami dan mengutamakan pelestarian. Penggunaan insektisida merupakan tindakan terakhir dan dipilih jenis yang aman terhadap lingkungan, parasitoid dan predator. Monitoring UPDKS dilakukan dengan mengamati 1 pohon contoh/ha, setiap 1 bulan. Populasi kritis UPDKS disajikan pada Tabel 2.21. Tabel 2-21. Tingkat populasi kritis ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS) Populasi kritis (Jumlah ulat/pelepah) 5 10 5 10 20 30 10 20 10 20 10 20 45 5 10 5 10 5 10 25

No Jenis UPDKS 1 S. asigna 2 S. nitens 3 D. triana 4 D. diducta 5 D. bradleyi 6 D. bisura 7 B. bisura 8 M. piana 9 D. inclusa 10 D. mendosia 11 A. phidippus Sumber: PT YYY (2007).

Penggunaan pestisida digunakan apabila populasi serangan melebihi ambang batas ekonomi atau dengan kata lain dalam rangka pengendalian hama dan penyakit dilakukan melalui konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Adapun langkahlangkah yang harus dilakukan dalam konsep PHT yaitu : melaksanakan teknologi budidaya secara benar, penggunaan tanaman secara resisten, pengendalian secara

RUANG LINGKUP STUDI (2-53)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

mekanis merupakan komponen utama dan pengendalian dengan pestisida merupakan komponen penunjang. Penggunaan insektisida sintetik diupayakan sebagai tindakan terakhir dan sedapat mungkin dipilih jenis insektisida serta teknik aplikasi vang paling aman bagi lingkungan, khusus bagi kelangsungan hidup parasitoid dan predator UPDKS. Beberapa jenis insektisida yang dapat digunakan untuk pengendalian UPDKS disajikan pada Tabel 2.22 Tabel 2-22. Rencana jenis, dosis dan cara aplikasi insektisida dalam pcngendalian UPDKS di kebun kelapa sawit PT. YYY. Jenis insektisida Contoh Bahan aktif produk Bacillus thuringiensis Bacillus thuringiensis Deltamet-rin Triklorfon Thuricida HP Bactospeine Decis 2,5 ES

No 1 2 3 4

Dosis 300 - 500 g/ha 300 - 500 g/ha 375 - 750 g/ha 1000 g/ha

Cara aplikasi Semprot fogging Fogging Semprot/ fogging

Hama sasaran Ulat api, ulat bulu & ulat kantung Ulat api dan ulat bulu Ulat bulu

Dipterex 95 SP Sumber : PT. YYY (2007).

Beberapa jenis tikus yang dapat dijumpail di areal kebun sawit adalah tikus belukar (Rattus tiomanicus), tikus sawah (Rattus argentiventer), tikus rumah (Rattus diardii) dan tikus huma (Rattus exulans). Pengendalian tikus akan dilakukan dengan cara monitoring populasi tikus setiap bulan sekali, yang selanjutnya dikendalikan dengan : (i) menggunakan rodentisida (klerat) RMB bila populasi sudah tinggi, dan (ii) menggunakan musuh alami. Penyakit BPP (busuk pangkal pinang) yang disebabkan oleh Genoderma boninse, karat daun (red rust), penyakit busuk tandan buah dikendalikan dengan cara dibongkar bersama akarnya dan dimusnahkan. Lubang bekasnya dan 6 pohon sekitarnya ditaburi Marfu P, dengan dosis 200 g/pohon. Tanaman yang terserang

RUANG LINGKUP STUDI (2-54)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

ringan dibuang 4 lubang di piringan pohon sedalam 30 cm, kemudian dimasukkan 75 g Marfu P/lubang. Pengendalian penyakit karat daun (red rust) yang disebabkan oleh ganggang hijau (algae) C. ephaleuros cukup dengan penunasan secara teratur setiap < 9 bulan. Jika serangannya berat (30 - 40 %), baru dilakukan pengendalian dengan menggunakan fungisida berupa khlorotanil, mankozeb, triadimefon, koper oksida, dengan konsentrasi 0,1 - 0,2 % disemprot hingga membasahi permukaan daun yang terserang. Pengendalian penyakit busuk tandan buah yang disebabkan oleh Marasmus palmivorus dilakukan dengan cara : (i) mengatur kelembaban kebun, seperti penyiangan di piringan pohon serta penunasan pelepah cara teratur, (ii) melakukan eradiasi dengan membuang dan membakar semua tandan busuk, (iii) melaksanakan panen secara teratur dengan pusingan < 10 hari, (iv) mengendalikan serangan tikus dan hama Tirathaba, (v) melaksanakan penyemprotan dengan fungisida, antara lain Difolatan 4 F (kaptafol), Actidiore (sikloheksimid), Bayleton 250 cc (triadimetol) dengan konsentrasi 0,1-0.2 % dengan pusingan 10 - 14 hari. Penunasan

Penunasan dilakukan dengan putaran 6 - 8 bulan sekali dengan system songgo dua yang berarti dua pelepah dibawah buah tertua ditinggalkan dan merata keliling pohon. Tunasan harus merapat ke batang dan berbentuk tapak kuda. Pada waktu menunas, pakis dan tanaman lain yang tumbuh dibatang dan buah busuk dibuang. Pelapah hasil pemotongan dibagi dua dan diletakkan di gawangan yang bukan digunakan sebagai jalan panen. Pemeliharaan Jalan Pikul

Pemeliharaan jalan pikul dilakukan dengan cara manual ataupun kimiawi, secara manual dilakukan dengan cara slashing dibabat tandas. Tetapi biasanya dikerjakan secara kimiawi sejalan dengan waktu pemeliharaan piringan. Pemeliharaan Saluran Drainase

RUANG LINGKUP STUDI (2-55)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Saluran

drainase

dipelihara

secara

rutin

dengan

cara

pembersihan

dan

pembuangan lumpur dan tanaman yang tumbuh di saluran. Pemeliharaan Jalan Panen

Selambat - lambatnya 6 (enam) bulan sebelum panen dimulai, jalan panen, titipan panen, tempat pengumpulan hasil (TPH) sudah harus dibuat. TPH dibuat dengan ukuran 3 x 3 meter dan harus selalu bersih dari gulma. Sensus Pokok

Sensus pokok bertujuan untuk mengetahui jumlah pohon dan kondisi pohon. Pekerjaan sensus pokok dilakukan setahun sekali. Pemangkasan Daun Tua

Pemangkasan daun tua dilakukan 9 bulan sekali. Pelepah daun dikumpulkan dan ditumpuk pada gawangan mati atau diantara tanaman diluar jalan panen dan piringan sebagai sumber bahan organik dan mencegah pencucian unsur organik. Pada saat penunasan diusahakan sampai songgo dua pada tanaman dibawah 10 tahun dan songgo satu untuk tanaman diatas 10 tahun yang sudah menggunakan egrek, sehingga setelah ditunas jumlah pelepah daun tersisa 48 54 pelepah. (4) Pemanenan Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit mulai menghasilkan buah pada umur 30 bulan setelah tanam. Buah pertama yang keluar (buah pasir) belum dapat diolah di PKS karena kandungan minyaknya yang rendah. Buah sawit normal berukuran 12 - 18 g/butir yang duduk pada bulir. Setiap bulir berisi sekitar 10 - 18 butir tergantung kepada kesempurnaan penyerbukan. Bulir-bulir ini menyusun tandan buah yang berbobot rata-rata 20 - 30 kg/tandan. Setiap TBS berisi sekitar 2.000 buah sawit. TBS inilah yang dipanen dan diolah di PKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2004). Cara panen yang banyak diterapkan di perkebunan kelapa sawit dewasa ini adalah sistem giring. Pada sistem ini, pemanenan diberi acak tertentu dari lahan yang akan dipanen dan si pemanen mengerjakan beberapa gawang. Acak merupakan acak

RUANG LINGKUP STUDI (2-56)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

tidak tetap dan bila selesai dikerjakan pemanenan pindah ke acak berikutnva yang telah ditetapkan. Keuntungan dari cara ini ialah cepat dipanen dan diangkut keluar, sehingga cepat sampai di pabrik. Kriteria untuk dapat mulai dipanen antara lain : jumlah kerapatan panen lebih dari 60 % dan mutu tandan sudah baik (berat tandan rata-rata di atas 3 kg). Penentuan matang panen vang umum diterapkan adalah 2 brondolan per kg berat tandan. Tabel 2.23 menyajikan derajat kematangan buah berdasarkan banyaknya brondolan yang jatuh. Untuk mendapatkan mutu CPO yang baik, maka mutu yang diolah harus berdasarkan kriteria kematangan yang optimal yaitu kondisi buah tingkat fraksi 2 dan 3. Pada kondisi 2 dan 3 kandungan minyak dalam TBS relatif tinggi dengan kadar garam asam lemak bebas (FFA) yang rendah. Pada tandan buah yang masih mentah (fraksi 0 dan 1) kandungan minyak CPO sangat rendah, sedangkan bila TBS terlalu matang (fraksi 4 dan 5) maka kualitas minyak menjadi rendah karena kadar asam lemak bebasnya tinggi. Untuk mendapatkan jumlah dan kualitas minyak CPO yang baik maka dibutuhkan koordinasi yang baik antara pemanen, pengawas lapangan, bagian fraksi dan staf pabrik. Tandan buah segar yang telah dipanen harus segera ditangani dan diusahakan secepatnya diproses dalam pabrik. Tabel 2-23. Fraksi 00 0 1 2 3 4 5 Tingkat kematangan buah berdasarkan banyaknya brondolan yang jatuh. Jumlah Brondolan Tidak ada 1 - 12,5 buah luar brondol 12,5 - 25 buah luar brondol 25 - 50 buah luar brondol 50 - 75 75 - 100 Buah dalam brondol dan terdapat buah busuk Warna Buah Hitam Hitam Kemerahan Merah Kekuningan Merah Kekuningan Tingkat Kematangan Sangat mantah Mentah Kurang matang Matang Matang Lewat matang Lewat matang

Sumber:PT YYY (2006). Pelaksanaan panen pada tahap awal (pohon setinggi 2 - 5 m), dilakukan dengan menggunakan dodos, sedangkan apabila tinggi tanaman sudah tidak lagi
RUANG LINGKUP STUDI (2-57)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

memungkinkan (> 5 m) maka alat panen yang digunakan adalah kapak dan galah bambu dilengkapi pisau enggrek pada ujungnya. (5) Pengangkutan TBS dan CPO

Buah kelapa sawit memiliki sifat perisable (segera mengalami kerusakan penurunan kualitas dan rendemen) bila tidak segera diolah (Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2004). Tandan buah segar hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak segara diolah, kandungan asam lemak bebasnya semakin meningkat. Untuk menghindari hal itu, maksimal 8 jam setelah panen, TBS harus segara diolah (Tim Penulis PS, 2001). Buah serta brondol diangkut ke TPH setelah gagang tandan dipotong serapatnya. Pengangkutan buah dilakukan dari tempat yang paling jauh guna memudahkan memikul tandan ke TPH. Pada TPH buah disusun secara terbalik sebanyak 5 - 10 tandan per baris, kemudian pangkal tandan diberi nomor dan brondol ditempat terpisah. TBS diangkut ke PKS menggunakan truk, traktor dan trailer. CPO dan inti sawit, diangkut menggunakan truk tangki CPO, sedangkan inti sawit diangkut dengan truk kernel. Angkutan TBS. Untuk kapasitas PKS sebesar 80 ton TBS/jam dan operasional PKS selama 20 jam/hari akan diperlukan TBS sebesar 20 jam x 80 ton TBS/jam = 1.600 ton TBS/hari. Jika menggunakan truk dengan kapasitas 6 ton, maka untuk 1.600 ton TBS/hari tersebut akan dilakukan 267 trip pengangkutan TBS per hari. Jika setiap truk dalam sehari dapat mengangkut sebanyak 4 trip, maka diperlukan truk pengangkut sebanyak 67 unit truk per hari. TBS yang diangkut berasal dari kebun inti dan plasma. Pengangkutan TBS dengan menggunakan traktor dan trailer dilakukan jika alat angkut truk mengalami kerusakan atau jumlah TBS melimpah diluar daya angkut truk. Angkutan CPO. Dari 1.600 ton TBS/hari akan dihasilkan CPO sebanyak 22 % x 1.600 ton TBS/hari = 352 ton CPO/hari. CPO akan diangkut ke dermaga dengan menggunakan truk tangki berkapasitas 12 ton CPO, sehingga untuk mengangkut CPO setiap hari diperlukan 30 trip angkutan. Kapasitas pengapalan adalah 3.000

RUANG LINGKUP STUDI (2-58)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

ton CPO per sekali pengapalan. Dengan demikian, setiap 8 9 hari akan ada sekali pengapalan. Angkutan PKO. Dari 1.600 ton TBS/hari akan dihasilkan PKO sebanyak 0,05 % x 1.600 ton TBS/hari = 90 ton PKO/hari. PKO akan diangkut ke dermaga, kapasitas pengapalan adalah 2.000 ton CPO per sekali pengapalan. Dengan demikian, setiap 20 25 hari akan ada sekali pengapalan, sedangkan jumlah angkutan yang diperlukan setiap pengapalan sebanyak 17 trip dengan menggunakan truk kapasitas 12 ton. Kebutuhan jenis dan jumlah alat angkut TBS, CPO dan PKO disajikan pada Tabel 2.24. Tabel 2-24. Pengangkutan TBS, CPO dan inti sawit Jenis Angkutan Truk Traktor + Trailer Truk Tangki Truk Kernel Jumlah Angkutan 67 15 8 1 Kapasitas Angkutan (ton unit) 6 8 12 12

Bahan yang Diangkut TBS CPO Inti Sawit

Sumber : PT. YYY (2006) (6) Pengolahan

Jumlah dan kapasitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Direncanakan kapasitas PKS PT. YYY adalah 80 ton TBS/jam, dengan operasional PKS 20 jam/hari. Fraksionasi hasil pengolahan tandan buah segar disajikan pada Gambar 2.10. Sedangkan diagram alir dari proses pengolahan kelapa sawit disajikan pada Gambar 2.11. Tandan Buah Segar diangkut ke lokasi pabrik minyak sawit menggunakan truk. Sebelum dimasukan ke dalam loading ramp. TBS tersebut harus ditimbang terlebih dahulu pada jembatan penimbangan (weighing bridge). a) Perebusan (Sterillizer) Tandan buah segar setelah ditimbang, dimasukkan ke dalam lori rebusan yang terbuat dari plat baja berlubang-lubang (cage) dan langsung dimasukan ke dalam
RUANG LINGKUP STUDI (2-59)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Sterilizer yaitu bejana perebusan yang menggunakan uap air bertekanan antara 2,2 - 3,0 kg/cm2. Proses perebusan ini dimaksudkan untuk: (a) mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan kualitas minyak, (b) agar buah mudah lepas daril tandannya dan (c) memudahkan pemisahan cangkang dan anti dengan keluarnya air dari biji. Proses ini biasanya berlangsung selama 90 menit menggunakan uap air yang berkekuatan antara 280 - 290 kg/ton TBS. Dengan proses ini dapat dihasilkan kondensat yang mengandung 0,5 % minyak ikutan pada temperatur tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat Pit. Tandan buah yang sudah direbus dimasukkan ke dalam thresher dengan menggunakan hoisting crane. b) Perontokan Buah dan Tandan (Thresher) Pada threser, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut terlepas kemudian ditampung dan dibawa oleh fit conveyor ke digester. Secara garis besar urutan kerjanya adalah sebagai berikut: (1) Buah kelapa sawit yang sudah tiba di pabrik dan sudah ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam lori perebusan yang berkapasitas 2,5 ton setiap lori. Buah beserta lorinya direbus dalam tempat perebusan (sterilizer) selama 60 menit. (2) Pelepasan buah dan pelumatan.

RUANG LINGKUP STUDI (2-60)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

TANDAN BUAH SEGAR (100%)

PENGUAPAN BLOW DOWN (11,1%) BRONDOLAN (67%)

TANDAN KOSONG (21,5%)

CPO KASAR (43,5%)

BIJI & AMPAS (23,5%)

UNSUR N (1,5%) CPO 22,5% UNSUR P (0,5%) SOLID 4,1% UNSUR K (1,5%) AIR 16,9% UNSUR Mg (0,9%) BIJI (10,4%) KERNEL (5%) CANGKANG (5,4%) AMPAS (12,9%) SERAT (11,5%) AIR (1,4%)

Gambar 2-11. Fraksionasi hasil pengolahan TBS (3) Buah yang sudah direbus dimasukkan ke dalam mesin pelepas buah (stripping, thresher), kemudian buah telah rontok itu di bawa ke dalam mesin pelumat (digester). Tandan kosong diangkut ke tempat pembakaran, digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan uap yang digunakan dalam proses sterilisasi. (4) Pengeluaran minyak. (5) Dilakukan pengepresan dengan menggunakan alat tipe hidraulic. centrifugal atau press continuous screw. Buah yang sudah lumat dipres sehingga minyak keluar dan dipisahkan dari ampasnya. Minyak ditampung dan dilakukan pemurnian. Minyak yang sudah keluar dialirkan ke dalam Crude Oil Tank (tangki minyak mentah). (6) Pemurnian (clarification)
RUANG LINGKUP STUDI (2-61)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

(7) Minyak yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam tangki pemumian. Dari sini akan dihasilkan minyak sawit mentah (CPO). Selanjutnya CPO ini disimpan dalam tangki timbun (CPO storage). (8) Pemisahan biji dari sisa-sisa daging buah. (9) Sisa pengepresan yang berupa ampas, di bawa ke alat pembuang sisa daging buah (depericarper). silo dan dikeringkan. 10) Pabrik biji (kernel plant) Ukuran ampas kempa (cake breaker conveyor) : berfungsi membawa ampas kempa ke pemisah serabut dan biji (nut / fibre seperator, depericarper). Pemisah ampas biji (depericarper) Pemeram biji : berfungsi memeram biji sampai kering, dengan conveyor masuk ke drum pemisah biji (nut grading drum). Selanjutnya sampai ke alat pemecah biji (nut cracker). Pemecah biji (nut cracker): berfungsi memecah biji yang sudah diperam dan hasil pecahannya dimasukkan ke vibrating gaute. Pemisah getar : Dari nut cracker dimasukkan ke kolom pembersih (dust separator) yang membebaskan mass cracker dari abu dan benda ringan lainnya. Mass cracker yang sudah bersih masuk ke pemisah getar yang berfungsi membebaskan biji yang tidak pecah. diproses ulang ke nut cracker. Hydrocyclone: Berfungsi memisahkan inti dengan cangkang. Silo pengering inti (kernel dryer) : Berfungsi mengeringkan inti yang berasal dari hydrocyclone sampai kadar air sesuai dengan ketentuan (7%). Gudang inti (kernel storage) : Penyimpanan produksi inti (kernel) disimpan dalam goni isi 80 kg atau disimpan dalam gudang bentuk curah. Biji yang tidak pecah Pemisahan biji dari sabut menggunakan proses pengeringan dan pengembusan. Biji yang sudah terpisah, kemudian diangkut ke

RUANG LINGKUP STUDI (2-62)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

TBS 100%

PEREBUSAN
Tandan Rebus 88,5%

PENEBAHAN
Tandan Kosong 21,5% Buah Rebus 67%

Penguapan 0,4% Air Blowdown 11,1%

DIGESTER Pembakaran di Unit Incenerator


Minyak 17,2% Air 7,9%

Pupuk/Abu 0,05%
Minyak bersih 17,2% Sledge 26,3% AIR CLARIFIER
Air 7,9% Minyak bersih 4,1%

SCREW PRESS
23,5%
BOILER

DEPERICARTER I
10,6% Ampas 12,9%

VACUM DRYER
CPO 22,5%

Sludge 26,3%

DEPERICARTER II

Sludge Centrifugal
26,0%

CRACKER
CANGKANG

Air PEMISAH ANGIN


14,4%

Minyak 0,2%

4,2%

PURIFIER
PENGERINGAN 1,0%

2,2%

1,2%

TANGKI TIMBUN CPO

TANGKI TIMBUN CPO

PEMISAHAN DENGAN AIR

39,4%

5,0% GUDANG KERNEL

Minyak 0,2% Limbah Cair 9,7%

TANGKI PENGUMPUL LIMBAH CAIR

Air Blowdown 11,1%

Limbah Cair 55 %

UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Gambar 2-12. Diagram alir proses pengolahan kelapa sawit


RUANG LINGKUP STUDI (2-63)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

c) Pengolahan Minyak dari Daging Buah Brondolan buah (buah lepas) yang dibawa oleh fruit conveyor dimasukan ke dalam digester atau peralatan pengaduk, supaya buah terlepas dari biji. Dalam proses pengadukan (digester) ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar stabil antara 80 90oC. keluar dari biji dan fibre. Setelah masa buah dari proses pengadukan selesai Untuk proses pengepresan ini perlu tambahan panas Dari pengepressan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepressan (screw press) agar minyak sekitar 10 -15% terhadap kapasitas pengepressan. akan diperoleh minyak mentah, arnpas dan biji. Sebelum minyak mentah tersebut ditampung pada crude oil tank, harus dilakukan pemindahan kandungan pasirnya pada sand trap, kemudian dilakukan penyaringan (vibrating screen). Sedangkan ampas dan biji yang masih mengandung minyak (oil sludge) dikirim ke pemisah ampas dan biji (Depericarper). Dalam proses penyaringan minyak mentah tersebut perlu ditambahkan air panas untuk melancarkan penyaringan tersebut. Minyak mentah (crtide oil) kemudian dipompakan ke dalam decenter guna memisahkan solid dan liquid. Pada fase cair yang berupa minyak air dan masa jenis ringan ditampung pada continuous setting tank, minyak dialirkan ke oil tank. Pada fase padat yang terdiri dari air dan padatan terlarut ditampung ke dalam sludge tank yang kemudian dialirkan ke sludge seperator untuk memisahkan minyaknya. d) Proses Pemurnian Minyak Minyak dari oil tank dialirkan ke dalam oil purifier untuk depericaper melalui cake brake conveyor yang dipanaskan dengan uap air. Selanjutnya dialirkan ke vacum driver untuk memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian melalui sarvo balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (oil storage tank). e) Proses Pengolahan Inti Sawit Ampas kempa yang terdiri dari biji dan serabut dimasukkan ke dalam depericaper melalui cake brake conveyor yang dipanaskan dengan uap air agar sebagian kandungan air dapat diperkecil, sehingga press cake terurai dan memudahkan
RUANG LINGKUP STUDI (2-64)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

proses pemisahan.

Pada depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan biji.

Pemisahan terjadi akibat perbedaan berat dan gaya isap blower. Biji tertampung pada Nut Silo yang dialiri dengan udara panas antara 60 - 800C selama 18 - 24 jam agar air turun dari sekitar 21 % menjadi 4%. Sebelum biji dimasukkan ke dalam nut craker, terlebih dahulu diproses ke dalam nut grading drum untuk dapat dipisahkan ukuran besar kecilnya biji yang disesuaikan dengan fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke nut craker sebagai alat pemecah. Masa biji pecah dimasukkan ke dry separator (proses pemisahan debu dan cangkang halus) untuk memisahkan cangkang halus, biji utuh dengan cangkang/inti. Masa cangkang bercampur inti dialirkan masuk ke dalam kernel drier untuk proses pengeringan sampai kadar airnya mencapai 7 % dengan tingkat pengeringan 500C, 600C dan 700C dalam waktu 14 - 16 jam. Selanjutnya guna memisahkan kotoran, maka dialirkan melalui winnowing kernel (kernel storage), sebelum diangkut dengan truk ke pabrik pemroses berikutnya.

d.

Kegiatan-kegiatan yang Ada di Sekitar Rencana Lokasi Proyek dan Dampak yang Ditimbulkannya

Kegiatan-kegiatan yang ada di sekitar rencana lokasi kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY digambarkan pada Gambar 2.12, sedangkan uraian secara singkat kegiatan dimaksud sebagai berikut: Sebelah Utara adanya Aktivitas perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. Kharisma Inti Usaha (PT. KIU) yang secara kumulatif akan menimbulkan sifat dampak yang serupa dengan dampak kegiatan PT. YYY, dengan sifat yang saling memperkuat (sinergetik) terhadap berupa penurunan kualitas air, tanah, flora dan fauna darat. Sebelah Selatan adanya Aktivitas perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. Monrad lntan Barakat yang secara kumulatif juga akan menimbulkan sifat dampak yang serupa dengan dampak kegiatan PT. YYY, dengan sifat yang saling

RUANG LINGKUP STUDI (2-65)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

memperkuat (sinergetik) terhadap berupa penurunan kualitas air, tanah, flora dan fauna darat. Sebelah Barat ada aktivitas perkebunan dan pabrik kelapa sawit milik PT. Putra Bangun Bersama (PBB). Kegiatan ini secara kumulatif akan menimbulkan sifat YYY. Selain itu ada juga dampak yang serupa dengan dampak kegiatan PT.

aktivitas transportasi, air di Sungai Barito serta pemukiman penduduk desa sepanjang sungai tersebut yang terdapat di sekitar tapak proyek (Kecamatan Jejangkit, Rantau Badauh dan Cerbon), aktivitasnya mengeluarkan limbah ceceran minyak dan oli mesin tranportasi sungai yang mereka gunakan. Selain itu aktivitas pemukiman akan mengeluarkan limbah domestik sehingga apabila tidak dikelola dengan baik dapat menurunkan kualitas lingkungan perairan sungai. Sebelah Timur ada aktivitas penebangan hutan galam, pencari purun dan jebakan sumur ikan di dalam hutan alam terutama pada musim kemarau, terdapat di dalam dan sekitar tapak proyek dimana aktivitasnya akan menyebabkan degradasi hutan galam dan purun sehingga apabila tidak dikelola dengan baik dapat menurunkan kualitas lingkungan hutan galam dan sekitamya.

2.1.2. Alternatif-alternatif yang Akan Dikaji dalam AMDAL a. Dasar Pemikiran dalam Mengkaji Alternatif

Seperti disinggung di muka bahwa langkah pertama yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Amdal adalah adanya kesesuaian lokasi proyek dengan Tata Ruang Wilayah. Oleh sebab itu pemilihan alternatif dalam penyusunan studi AMDAL ini akan memperhitungkan aspek tata ruang, terutama kemungkinan keberadaan kawasan lindung, (resapan, lahan gambut), pemukiman penduduk (desa, UPT), juga kegiatan lain yang berkaitan atau tumpang tindih dengan pengunaan lahan lainnya yang dilakukan oleh pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan dan aktivitas masyarakat umum (jalan negara, pusat pemerintahan, pasar dan fasilitas umum lainnya).

RUANG LINGKUP STUDI (2-66)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Gambar 2.13.

Kegiatan-kegiatan di sekitar proyek yang berpotensi menimbulkan dampak

RUANG LINGKUP STUDI (2-67)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Menyangkut dengan tata ruang, jika lokasi proyek berada pada kawasan hutan produksi, maka dilakukan pelepasan kawasan hutan. rencana lokasi proyek. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi dampak negatif yang dapat muncul dari kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit PT. YYY terhadap komponen lingkungan yang terdapat di dalam tapak proyek dan sekitamya. Alternatif lain yang perlu dikaji dalam studi ini, terutama sangat terkait dengan realitas posisi tapak proyek PT. YYY yang hampir seluruhnya berupa lahan basah (kemungkinan tanah bergambut, sulfat masam dan masalah tata air), tanaman yang diusahakan lebih adaptif pada suasana lingkungan lahan kering, konstruksi bangunan yang sesuai dengan kodisi lahan basah dan terletak dalam satu wilayah administratif (Kabupaten Banjar), tetapi secara pengelolaan lingkungan masuk dalam satu daerah pengaliran sungai yang sama (DAS Barito). Hal ini terutama berimplikasi pada perlunya suatu telaahan alternatif yang mempertimbangkan : (i) tersediannya ruang dan lahan yang tidak tumpang tindih dengan penggunaan lain, (ii) Faktor-Faktor biofisik (Agroklimat) cukup mendukung, dan (iii) Tidak berdampak negatif terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan. Kriteria yang dipergunakan dalam menetapkan suatu alternatif meliputi : a) Menghasilkan alternatif kegiatan PT. YYY yang menghasilkan dampak negatif terhadap lingkungan yang paling kecil dan menghasilkan dampak positif yang paling besar. b) Secara ekonomi efektif dan efisien (bersifat ekonomis, termasuk di dalamnya efisiensi dalam penggunaan sumber daya alam seperti lahan dan air). c) d) Secara teknologi dapat diaplikasi oleh pemrakarsa. Secara sosial bersifat akseptabel (dapat diterima masyarakat). Jika lokasi berada pada kawasan hutan lindung atau cagar alam, maka dilakukan enclave (dikeluarkan) dari

RUANG LINGKUP STUDI (2-68)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

b. Prosedur untuk Memilih Alternatif Secara skematis alur proses atau prosedur pemilihan alternatif kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY dalam studi Amdal dapat dillhat pada Gambar 2.13. Adapun langkah-langkah adalah sebagai berikut : (1) Langkah pertama dalam memilih suatu alternatif adalah dengan jalan menilai kelayakan suatu lahan yang rencananya digunakan untuk lokasi perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY. Dalam hal ini proses yang dilakukan adalah seleksi kesesuaian lokasi dengan Tata Ruang Wilayah dan evaluasi kesesuaian lahan, dimana lahan minimal berharkat sesuai (S3) untuk budidaya tanaman kelapa sawit. (2) Langkah kedua adalah penilaian pemilihan teknologi konstruksi, tata air dan budidaya kelapa sawit sebagai komoditas potensial yang akan dikembangkan di lokasi proyek, pengaturan tata air serta konstruksi fisik. Proses seleksi teknologi yang dilakukan adalah berdasarkan pertimbangan berbasis lahan basah seperti yang telah banyak diterapkan pada Perkebunan Besar Swasta di Sumatera dan Malaysia. Selatan. (3) Langkah ketiga dalam menetapkan suatu alternatif adalah dengan join melakukan evaluasi rencana pembangunan fisik (tata letak) seperti kebun, pabrik, jalan, kantor, mess karyawan dan yang lainnya berdasarkan kesesuaian lahan dan estitika lingkungan. Sebagai contoh kebun diletakkan pada areal yang nilai kesesuaiannya berharkat cukup sesuai (S3), kantor dan mess karyawan diletakkan pada areal yang nilai kesesuaianya berharkat tidak sesuai untuk tanaman kelapa sawit (N2) dan instalasi pengolahan limbah jangan diletakkan dengan pemukiman penduduk. Dalam tahapan ini akan terpilih tata letak yang memenuhi nitai kesesuaian lahan dan nilai estitika lingkungan. Dalam proses ini akan dipilih desain atau teknologi yang berkesesuaian dengan keadaan lingkungan spesifik lahan basah di Kalimantan

RUANG LINGKUP STUDI (2-69)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

INPUT
Rencana kebun & pabrik kelapa sawit PT. Palmina Utama (sesuai izin lokasi)

PROSES
Seleksi tata ruang: RTRWP Kal Sel RTRWK Banjar

OUTPUT
Kawasan / Areal terpilih sebagai lokasi proyek

Tinjauan Kesesuaian Tata Ruang

Teknologi : Seleksi teknologi Sistem berbasis spesifikasi Desain/Teknologi Budidaya lahan basah di Terpilih Tata air Kalimantan Selatan Kontruksi

Tinjauan Kesesuaian Teknologi/Desain


Tata letak : Kebun Pabrik Jalan Kantor, dll Seleksi kesesuaian lahan dan estetika lingkungan Lahan terpilih untuk sarana prasarana: Kebun, pabrik, sarana dan prasarana

Tinjauan Kesesuaian Tata Letak

Proses : Limbah cair Limbah Padat Limbah Gas

Seleksi Proses : Aerob Anaerob Land application

Proses terpilih dengan Zero Waste

Gambar 2-14. Bagan alir proses pemilihan alternatif

(4) Langkah keempat, adalah pemilihan alternatif proses terutama masalah pengelolaan limbah yang dihasilkan baik itu limbah cair maupun limbah padat. Seleksi yang dilakukan meliputi seleksi sistem pengolahan limbah (fisik, kimia,
RUANG LINGKUP STUDI (2-70)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

biologi) dan pemanfaatan limbah yang efisien sehingga hasil akhir pada proses industri minyak kelapa sawit didapatkan dengan limbah yang minimum ( zero waste ) atau produksi bersih. Identifikasi yang dilakukan dengan menelaah seluruh aspek kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit yang akan dilakukan PT. YYY serta komponen lingkungan yang berada di dalam tapak proyek PT. YYY dan sekitarnya, termasuk menelaah (a) peta tapak proyek dan keterkaitannya dengan kegiatan sekitar termasuk studi mengenai kondisi komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak kegiatan proyek PT. YYY, (b) rencana pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan PT. YYY, termasuk desain pengelolaan limbah cair dan padat.

2.2.

Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal

2.2.1. Komponen Lingkungan Fisik-Kimia a. lklim

Pengkajian kondisi iklim di wilayah studi didasarkan pada hasil pengamatan dan pengumpulan data yang dilakukan oleh Stasiun Klimatologi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan yang dimatching dengan Stasiun Klimatologi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Stasiun Klimatologi Pelabuhan Udara Samsudin Noor terletak kurang lebih 40 km dari lokasi daerah studi. Stasiun Meteorologi tersebut merupakan stasiun yang berada pada garis lintang dan elevasi yang berdekatan dengan wilayah studi. Disamping itu juga merupakan stasiun Meterologi yang relatif lebih lengkap. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka data iklim ini cukup representatif untuk digunakan. Berdasarkan hasil pengumpulan data curah hujan dapat diketahui bahwa lokasi sekitar wilayah studi termasuk daerah beriklim tropika basah (tipe iklim Af/Am menurut Koppen) dengan musim kemarau (musim kering) yang singkat atau tipe iklim B menurut Schmidt dab Ferguson dengan jumlah bulan kering (<60 mm) sebanyak 1 sampai 2 bulan dalam satu tahun (Arifin dkk., 2002). Menurut Koppen (1918) dalam Kartasapoetra (1988) daerah dengan tipe iklim demikian memiliki
RUANG LINGKUP STUDI (2-71)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

karakteristik sebagai berikut : suhu udara selalu tinggi dengan suhu selalu tinggi sepanjang tahun dan curah total tahunan < 2.000 mm. Data suhu dan kelembaban udara rata-rata dari Dinas Kimpraswil Provinsi Kalimantan Selatan (Tabel 2.25), menunjukkan bahwa suhu tidak berkisar antara 26,9 - 29,50C dan rata-rata bulanan 280C serta suhu udara maksimum 30,90C. Kelembaban udara berkisar antara 78 830C. Atau rata rata 81%.

Tabel 2-25. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Rata-rata suhu udara dan kelembaban udara Bulan Suhu Udara Ratarata (0C) 27,9 28,2 29,5 28,6 26,9 27,4 28,3 28,2 28,8 27,9 28,5 27,6 28,3 Kelembaban (%) 82,0 83,0 81,0 81,0 81,0 80,0 79,0 77,9 78,0 79,0 81,0 81,0 81,0

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Rata - Rata

Sumber :Dinas Kimpraswil Provinsi Kalimantan Selatan, 2007. Total rata-rata Curah Hujan (CH) tahunan adalah 1.646 mm dan jumlah Hari Hujan (HH) adalah 155 hari. Pada Tabel 2.26 menunjukkan bahwa CH berkisar antara 61 221 mm, tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 221 mm dan terendah pada bulan Agustus 62 mm. Sedangkan CH berkisar antara 7 - 22 hari, tertingi terjadi pada bulan Januari dan terendah bulan Agustus. Selanjutnya musim hujan biasanya terjadi antara bulan Oktober hingga bulan Mei, sedangkan bulan kemarau terjadi biasanya antara bulan April hingga bulan September.

RUANG LINGKUP STUDI (2-72)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Kecepatan angin rata - rata bulanan berkisar antara 5 9 knot dengan arah angin dominan bertiup ke arah timur (60%), ke arah selatan (75%), ke arah barat (39%) dan ke arah utara (42%). Pada saat studi dilaksanakan kecepatan angin rata-rata sebesar 5 hingga 9 knot, dengan arah angin bergerak dari barat ke timur. Hasil pengukuran arah dan kecepatan angin sesaat sekitar lokasi pengamatan menunjukkan bahwa arah angin selama 24 jalan menuju pada empat mata angin, yakni barat-timur, timur-barat, selatan-utara, dan utara-selatan. Kecepatan angin berkisar antara 0,4 - 2,1 m/dt.

Tabel 2-26. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Rata-rata Curah Hujan (CH) dan Hari Hujan (HH) bulanan Curah Hujan (mm) 221 218 213 186 137 104 82 61 92 117 203 192 1.646 Hari Hujan (hari) 22 21 18 16 12 17 10 7 8 10 15 19 155

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Rata - Rata

Sumber : Dinas Kimpraswil Provinsi Kalimantan Selatan Prosentase lamanya penyinaran matahari (n/N) rata-rata bulanan pada lokasi pekerjaan sesuai dengan stasiun meteorologi yang adalah berkisar antara 5.63 jam 11.52 jam dengan rata-rata sebesar 9.05 jam. Lama penyinaran matahari ini sudah dapat dikatakan 100 % karena penyinaran matahari pada waktu siang hari berlangsung lebih dari 8 jam.

b. Kualitas Udara dan Kebisingan 1) Kualitas Udara


RUANG LINGKUP STUDI (2-73)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Parameter kadar debu dan gas-gas di udara yang diukur erat kaitannya dengan dampak yang diperkirakan mungkin terjadi terhadap kualitas udara selama kegiatan proyek terutama tergantung dari banyaknya sumber pencemar yaitu aktivitas yang berlangsung (seperti kegiatan angkutan / transportasi yang melintas pada saat pengukuran), dan variabel lain seperti suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin. Gambaran data kualitas udara di lokasi rencana proyek disajikan pada Tabel 2.27

Tabel 2-27. Hasil pengukuran kualitas udara pada sekitar lokasi kegiatan PT. YYY No Lokasi sampling SO2 0.92 6.42 0.55 3.38 900 NO2 CO (g / m3) 1.69 97.36 5.45 221.25 5.83 74.67 3.69 188.04 400 30,000 TSP 108 859 103 4,051 230

1 Lokasi PT. Kharisma Inti Usaha 2 Pulau Pinang Utara 3 Sungai Bahalang 4 Sungai Puting Baku Mutu Udara Ambien Nasional (PP no. 41 1999)*)

Sumber : Dokumen ANDAL PT. Kharisma Inti Usaha 2) Kebisingan Data tingkat kebisingan di kawasan pembangunan kekun kelapa sawit milik PT. Kharisma Inti Usaha disajikan pada Tabel 2.28 Tabel 2-28. No 1 2 3 4 Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada sekitar lokasi kegiatan PT. YYY Lokasi sampling Lokasi PT. Kharisma Inti Usaha Pulau Pinang Utara Sungai Bahalang Sungai Puting Kebisingan (dBA) 40.1 67.8 50.7 63.8

Sumber : Dokumen ANDAL PT. Kharisma Inti Usaha

RUANG LINGKUP STUDI (2-74)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

c. Fisiografi dan Geologi Fisiografi Wilayah studi umumnya berada pada ketinggian antara tiga meter sampai dengan tujuh meter di atas permukaan laut (dpl) dengan kemiringan lahan datar (0-2 %). Wilayah studi merupakan bagian palembahan Sungai Barito, yaitu suatu dataran pantai tua dengan dataran sungai yang mengalami pengangkatan. Fisiografi tergolong fisiografi rawa belakang (back swamp) dan beting pasir tua (old poin bar), keduanya masih termasuk kelompok lahan-lahan aluvial ( alluvial lands), yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air sungai. Kondisi ini menyebabkan daerah ini sering mengalami banjir musiman dan tergenang dalam waktu lama. Geologi Kegiatan tektonik daerah ini diduga telah berlangsung sejak Jaman Jura, yang menyebabkan bercampurnya batuan ultramafik dan batuan malihan. Pada Jaman Kapur Awal, atau sebelumnya terjadi penerobosan granit dan diorit yang menerobos batuan ultramafik dan batuan malihan. Pada akhir Kapur Awal terbentuk kelompok Alino yang sebagian merupakan Olistotrom, diselingi dengan kegiatan gunung api Kelompok Pitanak. Pada awal Kapur Akhir, kegiatan tektonik menyebabkan tersesarkannya batuan ultramafik dan malihan keatas Kelompok Alino. Pada Kala Paleosen kegiatan teknonik menyebabkan terangkatnya batuan Mezolikum, disertai penerobosan batuan andesit porfir. Pada awal Eosen terendapkannya Formasi Tanjung dalam lingkungan Paralas. Pada kala Oligosen terjadi genang laut yang membentuk Formasi Berai. Kemudian pada Kala Miosen terjadi transgresi laut yang membentuk Formasi Warukin. Gerakan Tektonik terakhir terjadi pada Kala Akhir Miosen, menyebabkan batuan yang tua terangkat, membentuk Tinggian Meratus, dan melipat kuat batuan Tersier dan pra-Tersier. Sejalan dengan itu terjadilah penyesaran naik dan penyesaran geser yang diikuti sesar turun dan pembentukan Formasi Dahor pada Kala Pliosen. Wilayah Studi merupakan bagian dari apa yang dikenal sebagai Cekungan Barito, yaitu suatu teluk pantai geosinklinal dan dataran rendah aluvial yang terbentuk dari
RUANG LINGKUP STUDI (2-75)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

endapan-endapan sungai zaman Resen atau Kwarter.

Cekungan Barito sampai

dengan kota Amuntai terdapat di wilayah bagian barat Pegunungan Meratus dan merupakan sabuk luar yang seolah-olah melingkari lahan kering yang elevasinya lebih tingi. Semula wilayah ini masih termasuk dalam relik sahul sunda. Sesudah zaman glasial Pleistosen dataran ini tergenang, kemudian secara berangsurangsur terisi endapan Kapuas dan Kahayan. Dengan mundurnya laut selama zaman Pleistosen pembentukan tanah pada cekungan Barito menjadi semakin jelas (Gambar 3-2). Cekungan marin terus-menerus terisi oleh endapan sungai sehingga terbentuk suatu paya (marsh) atau rawa pasang surut yang ditumbuhi vegetasi spesifik rawa. Vegetasi ini mengikat lumpur dan material lain yang terbawa arus dan mempengaruhi pembentukan endapanendapan yang heterogen. Tingkat perkembangan terakhir dicapai di bawah transgresi laut sesudah zaman Pleistosen. Struktur geologi wilayah studi cenderung di dominasi oleh lempung dengan sisipansisipan pasir halus. Endapan kwarter sampai resen terdiri dari endapan aluvium, yaitu terdiri dari lempung hitam keabuan yang lunak dengan sisipan-sisipan pasir halus meliputi daerah yang sebagian besar berupa rawa dan endapan diluminium, terdiri dari pasir lempungan sampai lempung pasiran, pasir, kerikil, kerakal, kwarsa, kerikil linorit meliputi daerah yang lebih tinggi. Korelasi satuan batuan di daerah wilayah studi merupakan endapan permukaan dan batuan sedimen berjenis Aluvium yang meliputi kerikil, pasir, lanau, lempung dan lumpur yang diperkirakan terbentuk pada masa Kenozoikum pada zaman Kuarter kala Holosen dan diduga berumur kurang lebih 10.000 tahun. Stratigrafi wilayah studi dari muda ke tua adalah sebagai berikut : 1. Lapisan atas tanah (top soil) Terdiri dari bahan organik dan lempung abu-abu berkerikil dan berpasir sampai kedalaman sekitar 2,0 m dari permukaan tanah. 2. Satuan Lempung Lunak

RUANG LINGKUP STUDI (2-76)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Lempung berwarna abu-abu kecoklatan mengandung sisa tanaman dengan tekstur lempung liat berdebu, plastisitas sedang-tinggi dengan butir terbesar 0,2 mm. Satuan ini berada pada elevasi +3,359 m sampai dengan +2,359 m. Pada lapis di bawahnya masih didominasi satuan lempung abu-abu lunak berjenis lempung berliat, dengan lapisan cukup tebal, yaitu antara elevasi rata-rata +0,860 m sampai dengan 29,14 m. 3. Satuan Lempung Sedang Pada lapis di bawah lempung lunak masih merupakan satuan lempung berwarna abu-abu sedang yang lembab sedikit berpasir, dengan fraksi dominan adalah lempung, lapisan ini berada antara kedalaman 26 m sampai dengan 30 m.

4.

Satuan Pasir Pasir putih kasar sampai padat sedikit berkerikil mendominasi lapisan ini. Lapisan ini cukup tebal, yakni pada kedalaman elevasi 35,0 m sampai dengan 60 m.

d. Ruang, Lahan dan Tanah Lokasi rencana Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. YYY secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Areal rencana proyek ini mengambil luasan sebesar 15.000 ha dengan merevitilisasi lahan lahan yang selama ini belum tergarap (lahan tidur). Mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah, baik itu Rencana Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 9 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan (lihat Gambar 2.2) lokasi proyek sebagian besar termasuk dalam Kawasan Budidaya Tanaman Pertanian Lahan Basah. Namun demikian berdasarkan hasil penapisan dengan SK Menhutbun No. 453/Kpts11/1999 Tanggal 17 Juni 1999, maka areal rencana perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY dari peta Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah VI Banjarbaru termasuk ke dalam Kawasan Areal Penggunaan Lain.

RUANG LINGKUP STUDI (2-77)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Lokasi proyek hampir seluruhnya merupakan daerah rawa yang berkembang dari satuan lahan dataran alluvial. Pola penggunaan lahan yang dominan pada wilayah ini adalah hutan rawa yang didominasi oleh vegetasi galam (Melaleoca leucadendrum) yang merupakan ciri khas tumbuhan pioner pada wilayah tanah sulfat masam. Sebagian dari wilayah ini sudah dibuatkan oleh pemerintah beberapa saluran drainase untuk membuang kelebihan air, seperti kanal Saka Ramai di Desa Batik Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala yang memiliki lebar 6 meter dan dalam 2 meter serta Kanal Antasan Muning yang membelah cekungan rawa di sekitar lokasi proyek. Di bagian Selatan juga terdapat kanal-kanal untuk drainase SPT Galam rabah. Kanal - kanal tersebut sekarang ini sudah merubah sistem tata air yang ada di wilayah rawa belakang (back swamp). Hutan rawa adalah hutan yang tersebar pada daerah dengan tipologi lahan basah baik berupa rawa pasang surut maupun rawa pedalaman. Vegetasi yang berkembang biasanya galam, purun dan paku-pakuan. Penggunaan lahan lain di lokasi studi adalah areal persawahan merupakan sawah yang kebanyakan tadah hujan yang banyak tersebar di 1evee sungai dan rawa belakang (back swamp) dan termasuk dalam landform alluvial. Secara geomorphologi wilayah studi termasuk dalam endapan alluvial, yang termasuk didalamnya dataran banjir (tanggu1 sungai alami, rawa belakang, tasik sungai, beting pasir), teras sungai, dataran alluvial. Berdasarkan perbedaan fisiografi, topografi, umur, dan adanya lapisan gambut, maka tanah-tanah di wilayah studi dan regional di sekitarnya terbentuk melalui salah satu dari fase sedimentasi sebagai berikut: 1. Sedimentasi fase I, terjadi 5.000 sampai dengan 4.000 - 3.500 tahun yang lalu, pada fase ini merupakan suplai endapan dari Sungai Barito dan sungai lainnya seperti Sungai Kahayan dan pada akhir fase ditandai dengan terbentuknya mulut sungai tua dekat Barambai (sebelah barat wilayah studi) sehingga garis pantai sejajar dengan Barambai. 2. Sedimentasi fase II, terjadi 4.000-3.500 sampai dengan 1.000 - 700 tahun yang lalu, pada fase ini suplai endapan berasal dari Sungai Barito dan Sungai Pulau Petak dan pada akhir fase garis pantai terletak di Tabunganen.
RUANG LINGKUP STUDI (2-78)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

3. Sedimentasi fase III, terjadi 1.000 - 700 tahun yang lalu sampai sekarang dan proses sedimentasi terus berlangsung. Dengan demikian tanah-tanah wilayah studi terbentuk melalui sedimentasi fase I. Di dalam sedimen saat itu terjadi proses pembentukan senyawa pirit kondisinya memenuhi. karena Kondisi penting yang memungkinkan terbentuknya pirit

(FeS2) adalah: (1) lingkungan anaerob, (2) adanya sumber sulfat, baik dari air laut, air pasang payau atau air tanah yang kaya akan sulfat, (3) bahan organik sebagai sumber energi bakteri, (4) sumber besi, yang berasal dari sedimen mengandung besi oksida dan hidroksida, dan (5) waktu. Dalam kondisi sekarang pirit tidak akan terbentuk lagi, karena satu atau lebih syarat tersebut di atas sulit terpenuhi. Pada kondisi tanah alami dan belum pernah dibuka, laju akumulasi bahan organik lebih cepat daripada dekomposisinya sehingga terbentuk lapisan gambut terutama pada bagian lahan yang cekung. Sementara pada bagian dataran banjir selalu mendapatkan bahan aluvium baru yang berlapis-lapis menutupi bahan sulfidik dibawahnya. Tanah-tanah yang terbentuk umumnya gambut ( histosols) dan aluvial muda (entisols), yaitu tanah-tanah dengan katagori belum berkembang. Pada kondisi lahan yang pernah terbuka, termasuk pada wilayah studi, terjadi proses perkembangan tanah. Proses tanah utama yang terjadi dan masih berlangsung hingga sekarang adalah pematangan fisik, homogenisasi, desalinisasi, gleisasi pada levee dan ridge, perkembangan lapisan coklat, dan oksidasi pirit, sementara lapisan bahan organik menipis. Karakteristik diagnostik dari tanah-tanah ini adalah terangkatnya bahan sulfidik dan berkembangnya horison sulfurik yang memungkinkan terbentuknya tanah sulfat masam (acid sulfate soils). Inceptisols, yaitu tanah-tanah yang mulai berkembang. Berdasarkan pengamatan tanah di lapang dan hasil analisis tanah di laboratorium, maka tanah di wilayah studi terdiri lima Satuan Peta Tanah (SPT) yang meliputi tanah-tanah Typic Haplosaprists, Terric Sulfisaprists, Sulfic Endoaquents, Sulfic Endoaquepts dan Typic Endoaquepts. Penyebaran dan luasan masing-masing SPT selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2-29. Terbentuk

RUANG LINGKUP STUDI (2-79)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Tabel 2-29. Legenda satuan peta tanah di wilayah studi


No SPT 1 Uraian Tanah Typic Haplosaprists, saprik,drainase terhambat, sangat masam Terric Sulfisaprists, saprik,drainase terhambat, sangat masam Sulfic Endoaquents, berlempung halus,drainase sangat terhambat, sangat masam Sulfic Endoaquepts, berlempung halus,drainase terhambat, sangat masam Typic Endoaquepts, berlempung halus,drainase terhambat, sangat masam Jumlah Sumber: Studi Kelayakan PT. YYY, 2006. Datar (0-3 %) Fisiografi Beting pasir tua Bentuk Wilayah Bahan Induk Ha Bahan organik 1.617 Luas % 10,78

Bahan organik/ Aluvium

3.266

21,78

764

5,09

Rawa belakang

Bahan Aluvium

6.130

40,87

3.223 15.000

21,48 100

SPT 1 (Typic Haplosaprists) Lapisan organik dengan perkembangan saprik, drainase sangat terhambat, sangat masam, fisiografi beting pasir tua, bentuk wilayah datar dan bahan induk bahan organik. SPT 2 (Terric Sulfisaprists) Lapisan organik dengan perkembangan saprik, drainase terhambat, sangat masam, fisiografi rawa belakang, bentuk wilayah datar dan bahan induk bahan aluvium/organik. SPT 3 (Sulfic Endoaquents) Lapisan mineral dengan tekstur berlempung halus, drainase sangat terhambat, sangat masam, fisiografi rawa belakang, bentuk wilayah datar dan bahan induk bahan aluvium. SPT 4 (Sulfic Endoaquepts)

RUANG LINGKUP STUDI (2-80)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Lapisan mineral dengan tekstur berlempung halus, drainase terhambat, sangat masam, fisiografi rawa belakang, bentuk wilayah datar dan bahan induk bahan aluvium. SPT 5 (Typic Endoaquepts) Lapisan mineral dengan tekstur berlempung halus, drainase terhambat, sangat masam, fisiografi rawa belakang, bentuk wilayah datar dan bahan induk bahan aluvium.

e. Hidrologi Terdapat dua Sungai utama dan sejumlah sungai-sungai kecil serta saluran-saluran, baik alami maupun buatan yang memberikan suatu kondisi spesifik. Sungai utama tersebut adalah Sungai Barito yang terletak di sebelah barat dan Sungai Alalak di sebelah Selatan wilayah studi. Anak-anak sungai bermuara pada kedua sungai tersebut. Sifat hidrologi juga dipengaruhi oleh saluran buatan seperti Sistem Garpu Jejangkit dan Antasan Muning. Tata air di wilayah studi sangat dipengaruhi oleh pasang surut semi diurnal dari Sungai Barito dan juga Sungai Alalak. Gerakan pasang surut mengikuti kekuatan Pasang tinggi terjadi dua kali daya tarik benda-benda langit, sehingga dalam satu bulan dapat terjadi pasang tinggi (springtide) dan pasang ganda (neaptide). dalam sebulan, yaitu pada bulan purnama dan bulan mati. Sedangkan pasang ganda terjadi diantara dua pasang tinggi dan dapat terjadi dua kali dalam 24 jam. Pada umumnya lahan di wilayah studi lebih banyak dipengaruhi oleh pasang tinggi saja. Pada mulut Sungai Barito fluktuasi pasang sekitar 2,25 m pada pasang besar dan 1,4 m pada pasang kecil. Pada daerah Marabahan gerakan pasang pada Sungai Barito mencapai 1,6 m pada musim kering dan 1,4 m pada musim hujan. Penggenangan air di lahan pada musim hujan berdasarkan fluktuasi pasang S. Barito diprakirakan 20 90 cm.

RUANG LINGKUP STUDI (2-81)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Berdasarkan data iklim

dihasilkan perhitungan neraca air di wilayah studi yang Bulan Desember Mei merupakan

disajikan pada Tabel 2-30 dan Gambar 2-10.

bulan-bulan surplus air di lahan. Pada kondisi ini lahan menjadi tergenang, karena air pasang menahan air gravitasi. Bulan Juni Oktober lahan cendrung terdrainase, karena pasang yang berpengaruhi hanya pasang tinggi. Tabel 2-30. Neraca air di wilayah studi N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Suh Bulan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nop Des Jumla h u
o

CH

ETP

CHETP 243 153 22 121 31 -27 -32 -90 -95 -24 48 236 587, 3

APW L 0 0 0 0 0 -27 -59 149 -244 -268 0 0 448,9

KAT mm

dKA T 0 0 0 0 0 -25 -26 -54 -36 -6 48 99 0

ETA

Sur/Def

C 391,6 287,6 246,4 284,2 199,5 114,7 92,1 55,5 68,8 148,1 215,9 384,5 2488, 9 1897 148 134 224 163 168 141 124 145 163 172 167 148

27,4 27,4 30,5 28,1 28,2 27,6 26,9 27,3 28,4 28,3 28 27,4

300 300 300 300 300 275 249 195 159 153 201 300 3032

148 134 224 163 168 139 118 109 104 154 167 148 1776

243 153 22 121 31 -2 -6 -36 -59 -18 0 137 587

RUANG LINGKUP STUDI (2-82)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

380 340 300 260 mm Air 220 180 140 100 60 20


be r O kt ob er Fe br ua ri Ja nu ar i be r op em N Ag us tu s

Bulan Curah Hujan ETP Sur/Def

Gambar 2-15. Neraca air di lahan PT. YYY f. Kualitas Air

Kualitas air pada sekitar wilayah perkebunan PT. YYY meliputi beberapa aliran sungai besar dan kecil , antara lain Sungai Barito dan Sungai Nagara dengan anakanak sungainya. Gambaran mengenai contoh data kualitas air sungai di wilayah Sungai Barito selengkapnya disajikan dalam Tabel 2.31

Tabel 2-31. Hasil analisis kualitas air di sekitar wilayah studi


Parameter FISIKA Temperatur Kecerahan Konduktivitas Kekeruhan TDS TSS Satuan Lokasi sampel Kecamatan Cerbon') Sungai Muning S-1 S-2 S-3 Hilir2) 28,3 0,035 15.0 51,0 29,7 0,282 195 143 28,9 1.49 750 221 28 20 78 14 108 Sungai Puting Hilir2) 27 50 26 6,5 120 Sungai Puting Hulu2) 27 50 23 4 110 Baku Mutu

oC cm mhos/ cm NTU mg/L mg/L

D es e

-60

Se pt em

m be r

ar et

Ju ni

Ap ri l

Ju li

ei

-20

Deviasi 3 1000 50

RUANG LINGKUP STUDI (2-83)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

KIMIA Ph DO NH3-N N03-N BOD5 COD S02-S Sulfida Total Fosfat Chlorida Mangan (Mn) Total Fe CN

mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L

5,0 4,0 0.67 0.10 11.80 68.62 360 0,041 87 0,037 0

3,81 364 1,25 0,14 487 0,027 104 0

3.12 3,2 3,8-5 0.18 798 0,051 155 0

4 71,4 0,04 0,22 01,85 22,51 24,568 2,3 0,035 40 0,043 0,68 -

4 7.1 0.07 0,063 0,2 49.49 17,204 2,2 0,031 40 0,023 0,463 -

4 7.5 0.08 0,041 0.-15 40.51 15,823 2,5 0.03 40 0,014 0,294 -

6-9 6 0.5 10 2 10 400 0.002 0,2 600 0,1 0,3 0,02

Keterangan : 1) 2) S-1 S-2 S-3 Baku Mutu

: : : :

PD. Baramarta (2003) PT Pro Natres Development (1995). Sungai Barito Sungai Batik Rawa Cerbon SK. Gubernur Kalimantan Selatan No. 05 tahun 2007 tentang Peruntukan Air Sungai di Provinsi Kalimantan Selatan (Kelas I)

Perairan Sungai Batik di Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala tidak ditentukan dalam SK. Gub, KalSel No.05 Tahun 2007, namun berdasarkan pengamatan lapangan menunjukkan sumber air dimanfatkan oleh masyarakat sebagai baku air minum, disamping keperluan untuk mandi, cuci dan kakus. Dari sejumlah parameter kualitas air untuk peruntukan air sungai di Kalimantan Selatan kelas I (air yang peruntukanya dapat digunakan air baku air minum, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut) berdasarkan surat keputusan tersebut, maka terdapat beberapa Parameter yang menjadi pembatas sehingga sumber air tersebut tidak layak untuk dijadikan sebagai baku air minum, seperti TSS, pH, DO, amoniak, Nitrit, BOD 5,COD dan sulfat serta Besi. Tingginya nilai parameter tersebut sehingga berada di luar kisaran yang diprasyaratkan, diduga disebabkan oleh kondisi alamiah setempat yaitu sumber air tersebut dominan dipengaruhi oleh sumber air rawa yang banyak mengandung pirit dapat menyebabkan pH turun, besi dan sulfat meningkat serta diperkuat dengan
RUANG LINGKUP STUDI (2-84)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

dasar perairan dan tanah setempat merupakan tanah sulfat masam yang dapat menyebabkan perairan manjadi asam.

2.2.2. Komponen Lingkungan Biologi a. Biologi Darat 1) Flora Darat Rencana tapak proyek kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit PT. YYY

berada pada kawasan lahan basah (rawa air tawar). Sebagian besar tipe vegetasi rawa air tawar ini didominasi oleb jenis-jenis vegetasi yang tahan terhadap rendaman air rawa seperti galam (Melaletica leucadendron), jingah (Ghita rengas), rumbia (Mitroxylon sagu) dan bungur (Langerstromia speciosa) yang termasuk dalam kelompok vegetasi tingkat tinggi, juga kelompok vegetasi tingkat rendah dari jenis rumput - rumputan seperti bundung, purun (Thypa Sp.), banta (Leersia hexandra), hering (Seleria Sp.), keladi (Colocasia esculenta), bakung/jungkal (Crinum asiaticum), kumpai minyak, kumpai batu, eceng gondok (Eichornia crassipes), kiambang (Pistia stratiolis), kangkung (Ipomea aquatics), dll. Vegetasi daerah rencana tapak proyek umumnya merupakan vegetasi alami. Sedangkan vegetasi budidaya terdapat di luar tapak proyek berdekatan dengan sungai dan/atau pemukiman penduduk sekitar antara lain dari jenis kelapa (Cocos nucifera), Jeruk (Citrus Sp.), kuini (Mangifera odorata), hampalam (Licuala spinas), kasturi (Mangifera delmiyana), padi (Oryza sativa), keladi (Colocasia esculenta). berbagai tanaman palawija, dll. Umumnya vegetasi tingkat tinggi (pohon) yang tumbuh di areal budidaya masyarakat terdapat pada pematang / galangan atau gundukan / tukungan yang sengaja dibuat untuk meninggikan tanah agar terhindar dari rendaman air rawa secara permanen. Sedangkan untuk jenis tanaman padi dan palawija lainnya ditanam pada musim permukaan air rawa turun / surut sehingga tanah menjadi kering saat musim kemarau. 2) Fauna Darat

RUANG LINGKUP STUDI (2-85)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Berdasarkan tipe habitat yang terdapat di areal studi yaitu rawa tentunya jenis-jenis fauna darat yang terdapat umumnya fauna yang mampu hidup di daerah rawa pula atau daerah yang melimpah air. Species fauna darat yang ada umumnya menyukai air dan pakan berupa macam-macam biota air terutama ikan. Spesifikasi ini sebagian ditunjukkan dari kenampakan bentuk paruh jenis-jenis aves pemakan ikan yang terdapat disana, juga berupa fauna jenis mamalia, reptil dan amphibia yang memiliki kemampuan menangkap dengan kuku maupun taring - taringnya. Berdasarkan pertemuan langsung saat observasi maupun informasi penduduk sekitar tapak proyek species - species fauna yang terdapat didaerah studi antara lain: Jenis Aves (burung-burungan) seperti bambangan kuning/tapalan (Ixobrychus sinensis), bangau tongtong/sebaru (Leptoptilos javanicus), kuntul kerbau/bangau halus (Babulcus ibis), pecuk-padi kecil (Phalacrocorax niger), cekakak cina (Halcyon pileata), koreo padi/burak-burak (Amaurornis phoeniciurus), elang bondol (Haliastur indus), Elang hitam (Icnaetus malayensis), bondol rawa/pipit habang (Lonchura lencogastra), bondol kalimantan/pipit hirang (Lonchura malacca), punai besar (Treron capellei), kucica hutan (Copsychus malabaricus), kucica kampung (Copsychus saularis), tekukur (Streptopelia bitorquata), cucak rawa (Pynonotus zeylanicus), empuloh janggut/karuang (Alophoixus bres), burung hantu/katatupi (Ketupa ketupu), pelatuk (Dinopium rafflesi), layang-layang rumah (Delidhon dasypus), bubut besar (Centropus sinensis), kutilang (Pycnonotus aurigaster), kedidi /junggit batang (Calidris emminckii), bentet kelabu (Lanius schach), dll. Jenis Mamalia antara lain: berang-berang (Lutra sumatrana), kera ekor panjang (Macacafascicularis), bekantan (Nasalis larvatus), musang (Paradoxurus hermaphroditus), tupai (Tupaia javanica), tikus sawah (Rattus argentiventer), tikus rumah (Rattus tenezumi), kucing hutan (Felis bengalensis), dll. Jenis Reptil antara lain: phyton/ular sawa (Phylon reticulatus), ular cincin emas/tadung (Boiga Sp.), ular daun hijau (Trimeresurus albolabris), kobra/ tadung mura (Biodae), bingkarungan (Calotus jubatus), biawak (Veranus nebolosus), bonglon/tokek (Mabuya multifasciata), dll.
RUANG LINGKUP STUDI (2-86)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Jenis Amphibi antara lain: katak sawah/hijau (Rana limnocharis), katak hujan/hitam (Rana erythraea), buaya sapit (Tomistoma sehlegelli), buaya muara (Crocodylus porosus), bulus/bidawang (Callagur borneensis), labi labi/biukuk (Chitra indica), dll. b. Biota Air Gambaran mengenai biota perairan untuk keperluan memenuhi isi Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan ditujukan kepada komunitas plankton, bentos, tumbuhan air dan nekton yang berasosiasi langsung maupun tidak langsung dengan habitat setempat dari hasil pengamatan sesaat dan hasil pengumpulan data sekunder. Pada perairan Sungai Puting, Sungai Tapin, Sungai Negara dan Sungai Barito plankton yang sering ditemukan dari genus Cyanophy, Chlorophyta, Diatomae Phyprophyta untuk golongan fitoplankton dengan jenis seperti berikut : Navicula, Frustulia, Pediastrum, Oscillatoria, Gonatozygon, Cymbella, Spirotsenia, Closterium, Eonotia Gomphonea, Achnanthes, Scenedesmus, Microspora, Nitzschia, Diatomae, Spongilla dan Anabaenase. Untuk zooplankton ditemukan dari genus Entromostraca ditemukan, jenis ditemukan yakni, Rotaria dan Cyclops. Benthos lebih difokuskan pada macrozoobenthos dan jenis yang sering ditemukan adalah seperti, Chironomus, Chaoborus, Dixa, Lymnaea, Diflogaster, EIlipters, Nymphulla, Sphaerium dan gyraulus. Tumbuhan air yang ditemukan di lokasi studi (Kabupaten Banjar) cukup bervariatif, namun demikian berdasarkan pola hidupnya dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu : free floating, emergent, submerged dan rooted floating. (1) Tumbuhan dari kelompok free foating ditemukan pada perairan tergenang dan selalu berair sepanjang tahun, yaitu enceng gondok (Eichornia crassipes), Kayu apu (Pistia stratiotes L), gayanggang, (Salvinia molesta) dan gulma itik ( Azolla pinnata). Kelompok tumbuhan air ini lebih menyukai perairan yang dalam dengan kondisi tenang. Dalam kondisi volume perairan rawa meningkat dan genangan yang meluas merupakan kondigi ideal pertumbuhan tumbuhan air kelompok ini. (2) Tumbuhan air dari kelompok emergent, umumnya ditemukan di lahan rawa yang
RUANG LINGKUP STUDI (2-87)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

kering pada musim kemarau baik di rawa dataran banjir maupun rawa pasang surut. Jenis tumbuhan air ini adalah diantaranva : genjer (Limocharis flava), kangkung (Ipomea aquatica), banta (Leersia hexandIra) dan rumput lingsing (Cyperus javanicus). Pada saat kedalaman air meningkat hingga menenggelamkan kelompok emergent ini, maka bersamaan itu juga kelimpahan kelompok ini menurun. (3) Tumbuhan air dari kelompok submerged, umumnya ditemukan berasosiasi dengan kelompok emergent yaitu pada perairan dangkal dan terbuka sehingga memungkinkan cahaya mataahari masuk mencapai kedalaman air. Jenis tumbuhan air dari kelompok ini adalah :Lukut cai (Hydrila verticilata) dan ganggang (Ceratophyllum demersum). (4) Tumbuhan air dari kelompok rooted floating, umumnya ditemukan hampir menyebar di seluruh permukaan perairan rawa yang relatif dangkal pada saat musim hujan dan di lebak-lebak yang masih berair pada musim kemarau. Jenis tumbuhan air ini di antaranya : Teratai halus (Nympaeae nouchali). Berdasarkan kondisi fisiografis, ekosistem perairan di wilayah studi termasuk dalam perairan darat (inland waters) dan masih berada dalam jangkauan pengaruh oceanografis, terutama pasang surut. Meskipun demikian pada kondisi normal salinitas air di wilayah studi masih berada dalam kisaran perairan tawar (fresh water), yaitu 5 ppm, baik pada saat surut maupun saat pasang. Jenis-jenis ikan yang ditemukan dan teridentifikasi melalui hasil tangkapan nelayan dapat dilihat pada Tabel 2-32.

Tabel 2-32. Jenis-jenis ikan yang terdapat diperairan wilayah studi dan sekitarnya No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Nama Indonesia/local Gabus Betok Sepat rawa Tambakan Mihau Kihung Baung Pipih Nama Ilmiah Channa striatus Anabas testudineus Trichogaster trichopterus (Helostoma temminckii Channa pleurophthalmus Channa melanopterus Mystis nemurus Netoplerus chilata
RUANG LINGKUP STUDI (2-88)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Jelawat Puyau Seluang batang Baung Senggiringan Lais Lundu Lais tabiring Tapah Udang galah

Leptobardus hoevenii Osteochilus hasselti Rasbora einthoveni Mystis nemurus Mystis wolffi Cryptopterus micronema Mystis micracanthus Belodontichthys dinema Wallago leeri Macrobrachium rosenbergii)

Dari jenis-jenis ikan yang disebutkan di atas tidak terdapat jenis ikan yang termasuk dalam daftar merah jenis ikan terancam punah yang dikeluarkan oleh IUCN (1990). Namun demikian berdasarkan wawancara dengan nelayan di Sungai Barito beberapa ikan seperti jelawat (Leptobarbus hoevenii), lais tabiring (Belodontichthys dinema), dan tapah (Wallago leeri) sudah mulai jarang ditemukan di perairan Sungai Batito.

2.2.3. Komponen Lingkungan Sosial a. Demografi

Secara administratif lokasi rencana perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY terletak di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar. Gambaran mengenai keadaan penduduk di lokasi rencana perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. YYY dapat dillhat pada Tabel 2.33. Tabel 2-33. Penduduk berdasarkan jenis kelamin dan kepadatan di lokasi proyek No 1 2 3 Desa Tapin Tengah Candi Laras Utara Cerbon Luas (km2) Laki laki Penduduk (jiwa) Perempuan Jumlah 9.349 7.825 3.129 18.023 15.401 6.379 Rasio Jumlah seks KK 93 98 104 4.975 4.003 1.657 Kepadatan (jiwa/km2) 76 21 30

342,20 8.674 327,85 7.641 206,00 3.250

RUANG LINGKUP STUDI (2-89)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Rantau 261,81 6.075 6.041 Badauh 5 Jajangkit / 339,00 8.344 8.246 Mandastana 6 Benua 45 Hanyar 7 Garis 8,71 Hanyar 8 Makmur 15 Karya Sumber : Hasil: Pengolahan Data Sekunder, 200 7

12.116 16.590 531 127 879

103 99

2.648 4.239 1 2 142 59

43 49

Dari Tabel 2.33 di atas tingkat kepadatan penduduk berkisar antara 21 jiwa hingga 76 jiwa/km2 . Nilai tingkat kepadatan yang demikian termasuk kategori daerah yang sangat jarang (karena kurang dari 500 jiwa/km2). Selanjutnya nilai sex rasio berkisar antara 93 hingga 104. Nilai angka yang demikian berarti kecuali Kecamatan Tapin Tengah, maka kecamatan yang lain dapat dikategorikan seimbang antara jumlah laki-laki dengan perempuan, dimana kondisi seimbang sex rasio berkisar 95 - 105. Hal ini juga berarti jumlah penduduk perempuan di Kecamatan Tapin Tengah, Candi Laras Utara dan Kecamatan Jajangkit lebih banyak daripada jumlah penduduk lakilaki. Kondisi di atas mengindikasikan bahwa di desa dalam wilayah studi ini merupakan salah satu desa yang bukan merupakan tujuan pendatang (yang umumnya laki-laki) untuk mencari pekerjaan tanpa diikuti keluarganya. Hal yang terjadi di lokasi studi lebih disebabkan pola migrasi dimana umumnya merupakan salah satu daerah yang tidak banyak menerima migran karena wilayahnya yang relatif mempunyai kendala fisik jika dibandingkan kecamatan lain yang ada di Kalimantan Selatan. b. Sosial Ekonomi

Pada umumnya penduduk yang berada di wilayah studi sebagian besar ekonomi rumah tangga mereka masih bertumpu pada sektor primer yakni di bidang pertanian. Usaha tani yang dilakukan oleh masyarakat di wilayah studi sebagian besar adalah pertanian padi sawah. Varietas padi yang ditanam umumnya padi lokal seperti siam, lemo dan Karan dukuh, dengan masa pertanaman sekitar 5 - 7 bulan. Produksi padi yang dihasilkan relatif rendah, yakni hanya sekitar 2,5 ton perhektar.
RUANG LINGKUP STUDI (2-90)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Luas lahan garapan mereka berkisar antara 0,5 sampai 1,0 hektar dengan rata-rata seluas 0,75 hektar. Dalam pelaksanaan usaha tani padi sawah umumnya petani responden tidak menggunakan pupuk. Walaupun demikian dalam menaggulangi gangguan hama dan penyakit mereka umumnya menggunakan obat-obatan jenis obat-obatan yang banyak digunakan adalah T'himex kemudian Dharmabas, dan Thiodan. Tingkat penggunaan benih padi (lokal) sebesar 30 kg per hektar. Usaha kayu atau menebang kayu galam yang dilakukan sejak dulu hingga kini masih dikerjakan oleh sebagian penduduk setempat, meskipun menurut penduduk usaha mencari kayu sekarang cukup sulit karena hutan kayu galam telah menipis sehingga mereka harus ke tempat yang jaraknya cukup jauh. Dari pekerjaan ini mereka bisa mendapatkan 10-20 batang dengan harga berkisar Rp. 500 Rp 1.500 per batang sesuai dengan diameter dan panjangnya. Usaha tani lain seperti mencari dan memelihara kolam ikan (beje dan susungaian) hanya sebagai pekerjaan sampingan dikala musim kemarau dapat dipanen dan pekerjaan di sawah belum dimulai. Selain penangkapan ikan juga dilakukan pada saat musim air pasang dengan menggunakan alat tangkap tempirai, lukah, rengge. Dari pekerjaan ini rata-rata hasil yang diperoleh berkisar antara Rp. 8.000 - Rp. 20.000 per hari. Beternak dalam artian komersial tidak dilakukan baik itu ternak besar maupun ternak kecil (unggas), kecuali ternak itik karena tempat pengembalaannya yang relatif luas. Secara umum gambaran mata pencaharian atau lapangan usaha penduduk di lokasi studi adalah petani dan peramu hutan (84,75/o), sedangkan sisanya berusaha di bidang jasa, perdagangan, industri kecil dan karyawan. Selanjutnya jika ditinjau dari pendapatan penduduk di wilayah studi, rata-rata sekitar adalah Rp.5.500.000 pertahun dengan kisaran antara Rp 2.450.000 sampai Rp 29.500.000,- per tahun. c. Sosial Budaya

Di wilayah studi adat istiadat yang berlaku pada umumnya adalah adat Banjar dan ada juga yang memadukan tradisi ajaran agama dengan adat istiadat setempat dan
RUANG LINGKUP STUDI (2-91)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

sedikit kelompok masyarakat Desa Transmigrasi (Jejangkit) yang melaksanakan adat istiadat dari desa asalnya. Tradisi adat yang ada pada masyarakat saat ini dilaksanakan dalam suasana keprihatinan mengingat kondisi perekonomian masyarakat yang juga belum membaik terutama kurun waktu lima tahun belakangan. Menyusutnya jumlah ikan dan menipisnya hutan galam yang dapat dieksploitasi serta sawah yang tidak dapat menghasilkan berimbas pada tingkat pelaksanaan kegiatan adat dan tradisi oleh penduduk. Namun demikian adat tradisi yang berbaur dengan kehidupan keagamaan masih dirasakan seperti : batasmiah, aqiqah, yasinan, tahlillan, peringatan hari besar islam (Maulid, Isra dan Miraj) hingga ke upacara perkawinan. Khusus untuk kegiatan keagamaan sekarang ini lebih banyak dilakukan di mesjid atau di surau dan jarang sekali dilakukan di rumah. Salah satu adat yang sudah mulai ditinggalkan misalnya adat selamatan memulai musim tanam (taradak). Aspek budaya masyarakat di lokasi studi yang menonjol adalah dominasi masyarakat agraris (petani padi sawah) dengan masyarakat "Hunting" yakni peramu hasil hutan (galam) dan hasil perikanan. Pranata sosial atau lembaga masyarakat pada dasarnya merupakan kumpulan norma - norma sosial sebagai upaya manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnva dan menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan. Beberapa lembaga sosial yang berkembang di wilayah studi berupa keluarga, terutama menyangkut pola hubungan dalam keluarga inti (batih), lembaga ekonomi (sistem upah, jual beli, sewa, gadai, koperasi, dan lain-lain), lembaga pemerintahan desa, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, dan lembaga lainnya. Pola pengambilan keputusan rumah tangga cukup homogen, dimana pengambil keputusan dalam keluarga secara bersama (kompromi) antara laki-laki dan perempuan sebanyak 84,50% dan hanya oleh laki-laki sebanyak 16,50%. Berdasarkan kondisi ini terilhat bahwa peranan laki-laki dan perempuan dalam kehidupan rumah tangga relatif seimbang Perkembangan lembaga sosial umumnva sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat, serta persepsi dan sikap masyarakat terhadap
RUANG LINGKUP STUDI (2-92)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

lembaga tersebut.

Lembaga pemerintahan desa cukup berperan dalam Bahkan

menampung dan mewujudkan aspirasi masyarakat. Selain itu, keberadaan lembaga pemerintahan desa ini sangat diakui kedudukannya oleh masyarakat. berpengaruh terhadap warganya. Pelapisan sosial umumnya tidak begitu jelas, walaupun sebenarnya ada seperti aparat desa dengan warga masyarakat, tokoh informal dengan masyarakat. Dasar pelapisan sosial ini dapat terjadi karena faktor pendidikan, ekonomi, pekerjaan, maupun kekuasaan. Pada wiayah studi kepala desa, ketua RT, ulama, dan tokoh masyarakat merupakan tokoh informal yang dihormati dan sering dimintakan pendapatnya dalam pemecahan masalah sehari-hari. Dalam wilayah studi, kelompok dan organisasi sosial yang terbentuk lebih ditujukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan sosial dalam kerangka hidup bermasyarakat. Kelompok dan organisasi sosial yang ada antara lain Kelompok Tani, Koperasi, Rukun Kematian, Karang Taruna, Posyandu, dan lain-lain. Kelompok-kelompok ini merupakan organisasi sosial yang cukup berperan dalam kehidupan sosial masyarakat, karena melalui kelompok-kelompok inilah segala permasalahan dibicarakan dan keputusan diambil. Pendekatan sosial melaluil kelompok ini sangat efektif dalam mencapai tujuan untuk sosialisasi program dan memberikan pengertian kepada masyarakat. d. Sikap dan Persepsi Masyarakat umumnya kepala desa merupakan salah satu tokoh informal setempat yang cukup

Sikap dan persepsi masyarakat terhadap sesuatu sangat ditentukan oleh pengetahuan dan pemahamannya terhadap objek dari sikap itu sendiri. Selain itu, latar belakang budaya dan kondisi lingkungan (baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial) suatu masyarakat juga turut menentukan sikap dan persepsinya terhadap sesuatu. Terhadap rencana kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit ini, berdasarkan data awal hasil wawancara sesaat maka sebanyak (87,00%) responden sudah mengetahui, sedangkan (13,00%) justru belum mengetahuinya. Umumnya mereka berpendapat sebanyak (91,0%) setuju terhadap rencana kegiatan
RUANG LINGKUP STUDI (2-93)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

perkebunan dan pengolahan kelapa sawit tersebut, sedangkan orang (9,0%) tidak setuju.

2.2.4. Komponen Lingkungan Kesehatan Masyarakat a. Sanitasi Perumahan

Sanitasi perumahan penduduk di sekitar lokasi rencana kegiatan proyek yang dilihat dari kepadatan hunian, suhu dan kelembaban udara dalam ruang, penerangan dan kebersihan dapat dijelaskan bahwa hampir 100 % jumlah hunian tergolong tidak padat, dengan acuan luas lantai minimal untuk satu orang penghuni adalah 7 m 2, kepadatan hunian ini sangat erat kaitanya dengan kebutuhan udara dalam ruang dan keleluasaan pribadi di dalam rumah. Menurut luas ventilasi rumah, sebanyak 77 % rumah penduduk memiliki luas ventilasi yang memenuhi syarat yaitu > 10%. Menurut pencahayaan dalam ruang sebanyak 85% memiliki pencahayaan yang cukup dan terang, hanya 15% rumah penduduk yang memiliki pencahayaan yang kurang. b. Pembuangan Sampah dan Kotoran

Pengelolaan sampah oleh penduduk dapat dijelaskan bahwa 40% penduduk membuang sampahnya pada lubang sarnpah yang mereka buat sendiri di sekitar rumah, sedangkan 60% lainnya membuang sampahnya disekitar rumah. Dari segi pembuangan kotoran manusia, sebanyak 77,3% memiliki jamban keluarga sendiri yang letaknya ada yang di dalam rumah dan ada juga yang diluar rumah, sedangkan sisanya 22,7 % penduduk membuang kotorannya di pekarangan rumah. c. Penyediaan Air Bersih

Penyediaan air bersih untuk keperluan mandi, cuci maupun memasak/minum penduduk 95 % menggunakan sumur gali dan sisanya 5% menggunakan air permukaan lain. Air sumur gali oleh sebagian kecil masyarakat digunakan penduduk untuk keperluan lainnya, misalnya mencuci lantai halaman rumah. Sebagian besar penduduk mengeluhkan air yang mereka gunakan kadang agak keruh dan berasa, untuk mengatasi hal itu penduduk melakukan sedimentasi
RUANG LINGKUP STUDI (2-94)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

dengan cara mendiamkannya pada suatu tandon dalam waktu beberapa hari. Bila waktu musim kemarau tiba dan ada intrusi air laut, mereka seringkali menggunakan air hujan untuk kebutuhan fisiologis. d. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dan Pola Pencarian Pengobatan

Sarana pelayanan kesehatan yang ada di lokasi proyek dan sekitamya tidak tersedia secara memadai. Kecamatan. Sarana kesehatan berupa adalah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Dokter, Bidan dan Tenaga Paramedis lebih banyak terdapat di ibukota Umumnya penduduk memanfaatkan pelayanan kesehatan, yaitu di bidan desa serta paramedis yang ada di desa. Jika bidan dan tenaga paramedis ini dianggap tidak dapat menangani, maka penduduk merujuknya ke Puskesmas atau ke dokter praktik maupun ke rumah sakit. e. Vektor Penyakit

Dalam wawancara dengan penduduk mereka menyatakan bahwa di rumah mereka banyak nyamuk dan untuk mengatasi hal itu mereka menggunakan obat nyamuk bakar, obat nyamuk semprot, dan sebagian lagi tidur menggunakan kelambu. Selain itu penduduk juga menyimpan obat-obatan seperlunya sebagai langkah antisipasi jika terserang penyakit. Selain itu penduduk juga menyimpan obat-obatan seperlunya sebagai langkah antisipasi jika terserang penyakit. f. Pola Penyakit

Status kesehatan masyarakat di lokasi studi dapat digambarkan dari angka paparan sepuluh penyakit terbesar. Umumnya penyakit yang menonjol adalah ISPA mencapai 75,43 %, penyakit infeksi mencapai 11,85%. Selebihnya adalah penyakit diare, malaria dan penyakit menular lainnya. Dari data yang ada terlihat penyakit pada urutan pertama adalah ISPA (Infeksi Saluran Pemapasan Atas), penyakit ini erat kaitamya dengan kualitas udara (air borne diseases) baik di luar rumah (outdoor) maupun di dalam rumah (in door). Beberapa penyakit berbasis lingkungan yaitu ISPA. penyakit kulit infeksi, diare, malaria dan disentri perlu diwaspadai pada rona awal ini, hasil wawancara pada sebagian masyarakat akhir-akhir ini beberapa masyarakat terserang penyakit kulit
RUANG LINGKUP STUDI (2-95)

PT. YYY KA ANDAL PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

hal ini dapat terjadi akibat faktor lingkungan, faktor penyebab dan faktor manusia. Faktor lingkungan yang erat hubungannya dengan penyakit kulit infeksi adalah kualitas air (water borne disease) penyakit yang yang ditularkan melalui air. g. Resiko Pencemaran Lingkungan

Melihat resiko penyakit yang berkembang di masyarakat, maka potensi penyebaran penyakit di masyarakat umumnya dipengaruhi oleh lingkungan, meliputi kualitas udara, kualitas air serta perkembangbiakan vektor di alam. Resiko kejadian penyakit saluran pernafasan seperti ISPA dan pneumonia terkait dengan kualitas udara di tempat tinggal masyarakat, meliputi kondisi perumahan secara umum, pencahayaan dan ventilasi ditambah pencemar udara di lingkungan sekitar rumah atau tempat kerja. Population at risk penyakit pernafasan adalah anak-anak, balita, lansia serta tenaga kerja yang terpapar faktor risiko. Malaria merupakan penyakit endemis yang telah ada di masyarakat sejak beberapa tahun terakhir. Hal ini sangat terkait dengan adanya vektor pembawa (Anopheles), media perkembangbiakan (breeding places) serta penderita sebagai sumber penalaran penyakit, Anopheles telah ada sejak beberapa waktu yang lalu justru di daerah. Peningkatan kejadian malaria ini lebih diakibatkan oleh pertumbuhan tempat perkembangbiakan vektor akibat kondisi lingkungan yang berair. Adanya genangangenangan air pada permukaan tanah merupakan tempat perkembangbiakan yang baik. Dengan adanya permukiman permukiman masyarakat di sekitar hutan maka risiko timbul dan berjangkitinya penyakit demam berdarah pada masyarakat semakin mudah.

RUANG LINGKUP STUDI (2-96)

You might also like