Professional Documents
Culture Documents
Psikologi Belajar
PEMBELAJARAN HUMANIS,
Konsep Belajar
Suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.
Konsep Pembelajaran
UUSPN No. 20 tahun 2003 Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
Umum Proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran
Scope Pembelajaran
Pendidik
Peserta didik
Kurikulum (tujuan / standar yang ingin dicapai, materi, media, metode, evaluasi)
Sarana pra-sarana
page 1 / 37
Wujud Pembelajaran
Menghasilkan output yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan perannya dimasa mendatang perubahan perilaku & wawasan
Caranya:
1.
2.
3.
Contoh: perilaku berbicara, menulis, bergerak, berfikir, merasa, mengingat, memecahkan masalah, berbuat kreatif, dll
Ciri-ciri Pembelajaran
Adanya perubahan pada aspek kepribadian dan berfungsi secara terus menerus
page 2 / 37
Proses interaksi
Bakat,minat,taraf kecerdasan, kematangan, jenis, sifat dan intensitas dari materi yang dipelajari
Ada kaitan antara materi satu dg lainnya secara terencana & terorganisir
page 3 / 37
Mengenal pribadinya yang dipanggil atau terpanggil untuk mendampingi peserta didik belajar.
Kewajiban mampu membelajarkan peserta didik + mencari penyebab & jalan keluar yg dihadapi peserta didik + kesediaan untuk menyandang profesinya
Memiliki wibawa
Menguasai & menyenangi materi yg disajikan & keterkaitan ilmu dg lainnya = luas wawasannya
Pedagogik paham thd peserta didik, merancang & melaksanakan PBM, evaluasi hasil PBM, mengembangkan potensi kemampuan peserta didik
page 4 / 37
Sosial mampu berkomunikasi & bergaul secara efektik pada berbagai kalangan
Peserta Didik
Anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Individu yang selalu tumbuh dan berkembang, sesuai dengan iramanya masing-masing
Bertanggung jawab pada pendidikan dan wawasan yang diterima sejak usia dini hingga sekarang.
Memiliki potensi fisik + psikis + spikologis yang berbeda, sehingga dalam menangani dan nenghadapi berbeda pula.
Bakat dan Kecerdasan kemampuan pembawaan yang mengacu pada akademis (ilmiah) + keahlian (ketrampilan yang profesional)
page 5 / 37
Nafsu dan berbagai dorongan (drives) ex: lawwamah, ammarah, birahi, muthmainah
Karakter (watak asli) / tabiat kemampuan psikologis yang terbawa sejak lahir (pembawaan pribadi), selalu terkait dengan: tingkah laku, moral, sosial.
Intuisi (ilham) kemampuan psikologis untuk menerima ilham dari Allah, berfungsi untuk menggerakkan hati nurani paling dalam di jalan Allah + membimbing perbuatan pada situasi khusus diluar kesadaran akal manusia
Kurikulum
Segala usaha sekolah (lembaga pendidikan & pengajaran) untuk mempengaruhi peserta didik belajar, baik di dalam kelas atau di luar.
Seperangkat pengetahuan yang harus disampaikan pada peserta didik dengan ditentukan standar minimal & waktu
Scope Kurikulum
page 6 / 37
Evaluasi tertulis + lisan + perbuatan. Bila blm memenuhi standar minimal yang ditentukan harus dilakukan mengulangan materi + evaluasi (disebut remidial)
Sarana Pra-sarana
Idealnya jumlah peserta didik perkelas 30-36, dan 20 orang untuk kelas bahasa
PERTEMUAN (I)
Pertemuan Ke 1
Psikologi
Ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, juga memahami bagaimana ia dapat berfikir dan berperasaan.
Penyelidikan thd tingkah laku manusia yang bersifat jasmaniah atau terbuka (aspek psikomotorik= ranah karsa, ex:bicara, duduk, jalan, tersenyum, dll) dan rohaniah atau tertutup (aspek kognitif & afektif, ex: berfikir, berperasaan, berkeyakinan, dll)
Ilmu Pengetahuan yg menyelidiki dan membahas tingkah laku bersifat terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individual maupun kelompokdalam hubungannya dg lingkungan (orang, barang, keadaan, kejadian, dll yang ada di sekitar manusia)
Belajar
Chaplin
1. Perolehan perubahan tingkah laku yg relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.
page 7 / 37
3. Prop. John B.Biggs pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun. (pikiran ini mengilhami gagasan everyday learning = pengalaman hidup akan berpengaruh besar pada pembentukan kepribadian).
4 Belajar terkait dg materi pelajaran mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dlm bentuk informasi / materi pelajaran.
Psikologi Belajar.
1. Segala sesuatu yang terkait antara pendidik dg peserta didik dlm hubungannya dg pembelajara 2. Interaksi antara guru dg siswa atau pendidik dengan si terdidik dalam mengarahkan kegiatan pembelajaran.
Ruang Lingkup
- Siswa - Guru - Keduanya ada dalam tataran pembelajaran, yaitu ada perubahan
1. tingkah laku
2. wawasan
1. Tujuan mengajar
3. Penyajian Materi
4. Evaluasi
5. Umpan balik
Pembentukan tingkah laku + wawasan siswa melalui pembelajaran yg dilakukan, baik di laksankan dalam kelas / sekolah, laboratorium maupun di alam terbuka (taddabur alam)
1. Agar para pendidik memiliki bekal tentang kondisi dasar belajar dalam kaitannya dengan kondisi peserta didik. sebagai pendidik harus tahu bagaimana kondisi peserta didik.
page 8 / 37
2. Agar para pendidik memiliki pemahaman tentang pola dasar mengajar yang dapat digunakan untuk pembelajaran. kondisi pendidik + peserta didik
PERTEMUAN-2 DAN-3
Peserta Didik
Pengertian:
1. Anggota masyarakat yang berusaha mengem bangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu anak yang tidak masuk dalam kelompok ini seakan-akan bukan termasuk anak didik..
2. Manusia yang sepanjang hayatnya selalu berada dalam pertumbuhan dan perkembangannya anak didik bukan hanya dlm pengasuhan & pengasihan orang tuanya,
, bukan pula hanya pada usia sekolah, akan tetapi lebih dari itu (sebagai manusia sempurna secara utuh, dengan tetap berusaha terus menerus hingga akhir hayatnya).
3.Manusia yang sepanjang hayatnya selalu berada dalam pertumbuhan dan perkembangannya anak didik bukan hanya dalam pengasuhan dan pengasihan orang tuanya, bukan pula hanya pada usia sekolah, akan tetapi lebih dari itu (sebagai manusia sempurna secara utuh, dengan tetap berusaha terus menerus hingga akhir hayatnya)
1. Anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun psikologis untuk mencapai tujuan pendidikannya, melalui lembaga pendidikan. anak didik merupakan anak yang belum dewasa dan memerlukan bantuan orang lain, agar menjadi dewasa
page 9 / 37
Ex ibu menyiapkan makanan-minuman untuk keluarga, agar dpt tumbuh dan berkembang dengan baik.
Masalah: Tamat sekolah blm mendapat pekerjaan sesuai harapan Orang Tua
2.Bertanggung jawab pada pendidikan dan wawasan yang diterima sejak usia dini hingga sekarang, sesuai dengan wawasan yang diterimanya. .
Tugas Orang Tua thd anggota keluarga : menciptakan, mempengaruhi, mengkondisikan anak didik menjadi insan kamil.
Caranya: seluruh anggota mampu membentuk kebiasaan + merangsang yang baik dg penuh kesadaran.
3.Memiliki potensi fisik + psikis + psikologis yang berbeda, sehingga dalam menangani dan nenghadapi berbeda pula.
Perlakuan + perhatian OT, guru, pendidik tdk sama pada setiap anak didik, meskipun latar belakang orang tua sama, usia sama, kelas sama
Penyebab perbedaan : watak, sifat, kepribadian, temperamen, kemampuan dan tingkah lakunya.
(a). Fisik Ot + guru menyadari kondisi anak didik yg mempunyai sifat bawaan fisik hampir tdk dapat diubah + tdk dapat dipengaruhi oleh gizi + obat-obatan atau terapi
Ex: bentuk tubuh + warna kulit + bentuk bagian tubuh tertentu + warna rambut = diketahui ciri khas seseorang
- Bentuk tubuh+ wajah + warna kulit + warna & bentuk rambut = ditebab suku bangsanya (bawaan ras). - Kondisi ibu hamil saat melahirkan pemeliharaan setelah melahirkan - Contoh, ibu mengalami trauma / depresi saat hamil, sakit-sakitan / mengalami benturan yang dasat kondisi bayi tidak sesehat bayi dilahirkan oleh ibu yang sehat tanpa ada
page 10 / 37
masalah. Akibatnya: bayi mengalami cacat fisik. Ex : bayi dilahirkan sehat wal afiyat perkembangannya perawatan tidak maksimal akibatnya kurang gizi, sakit-sakitan, kurang berolaraga, dll hingga cacat pisik.
- laki-laki lebih cerdas dibanding perempua - Perempuan lebih mampu berbahasa dibanding laki-laki. - Laki-laki lebih suka bermain + memilih mainan perang-perangan / mobil-mobilan - Perempuan lebih memilih mainan masak-masakan / pasar-pasaran. - Perempuan lebih cendrung meminta persetujuan orang lain dan lebih penyayang dibanding laki-laki. - Perempuan lebih peduli dan memiliki rasa tanggung jawab, sedangkan laki-laki lebih berorientasi pada keadilan
- musiman flu akan mudah menyerang bila daya tubuh tidak sehat dan cuaca tidak bersahabat.
- Membawa ke UKS dan beristirahat, bila sekolah tidak memiliki anak di tempatkan di kantor guru atau mushola atau tempat yang bersih dan sirkulasi udara memungkinkan. - Memberikan obat yang bersifat prefentif - Segera memberi tahukan kepada orang tua siswa - Membawa siswa ke klinik atau Puskesmas yang terdekat
Kerjasama antara pihak sekolah dengan dokter atau team kesehatan puskesmas setempat.
Kemampuan mental (kecerdasan) kemampuan anak menurut turunan tergolong : cerdas - IQ-nya tinggi, kurang cerdas - IQ-nya sedang, tidak cerdas (bodoh) - IQ-nya rendah.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan OT + guru: (1) ciptakan lingkungan yang kondusif, (2) tersedianya sarana pra-sarana yg dibutuhkan anak dalam belajar, (3) anggota keluarga atau siswa saling mendukung untuk belajar, (4) memberikan motivasi pada anak untuk belajar secara rutinitas, (5) memberikan bimbingan pada anak didik akan cara belajar yang efektif.
Bakat merupakan kemampuan anak didik untuk melakukan suatu tugas tanpa banyak tergantung pada latihan.
Ex : ada anak lebih cekatan dalam menggambar, melukis, menari, memainkan alat-alat musik, memasak, membaca puisi, menulis artikel dll
Bakat mencakup:
page 11 / 37
- perseptual berkaitan dengan kemampuan dan kepekaan indra dalam menangkap sesuatu. - Psikomotor berkaitan dengan kekuatan, ketelitian dan kecakapan - Intelektual mencakup ingatan, pengenalan, penilaian dan kemampuan berfikir
5. Aktif dalam menghadapi lingkungannya lingkungan sangat besar pengaruhnya pada perkembangan anak, baik tingkah laku, wawasan, pembicaraan dll.
- Tipe OT + guru pada fenomena anak didik di lingkungan sekolah (tempat menimbah ilmu peng. anak didik, berasal dari berbagai latar belakang keluarga).
- Anak berasal dr keluarga tidak mampu, tetapi atensi pada pendidikan anak-anaknya sangat besar.
- Anak dr keluarga berada, tetapi OT cuek terhadap pendidikan, bakat dan minat anaknya.
- Anak dr keluarga broken home, sehingga kurang peduli terhadap pendidikan dan masa depan anaknya.
- Anak dr keluarga yang pengetahuan dan latar belakang pendidikannya sangat rendah, sehingga tidak mengerti apa yang seharusnya dilakukan untuk anak-anaknya.
kemampuan pembawaan yang mengacu pada akademis (ilmiah) + keahlian (ketrampilan yang profesional)
2. konasi (kehendak)
3. emosi (rasa)
- kekuatan rohani selalu berperan dalam kemampuan akal fikiran (konasi), fantasi (kognisi), dan aspek perasaan atau emosi.
page 12 / 37
Jenis Insting:
1. merendahkan diri, karena perasaan mengabdi 2. menonjolkan diri, karena adanya harga diri atau manja 3. orang tua, karena perasaan halus 4. berkelamin, karena ingin mengadakan reproduksi 5. berkumpul, karena keinginan mendapatkan sesuatu yang baru 6. mencari sesuatu, karena ingin bergaul dengan masyarakat 7. membangun sesuatu, karena ingin mendapatkan kemajuan
Meliputi:
- Nafsu lawwamah, yang mendorong ke arah perbuatan tercela dan merendahkan orang lain (egosentris), - Nafsu ammarah, yang mendorong ke arah perbuatan yang merusak, membunuh atau memusuhi orang lain. - Nafsu birahi, yang mendorong ke arah perbuatan seksual, demi memuasan tuntutan pemuasan hidup kelamin. - Nafsu muthmainah, yang mendorong ke arah ketaatan kepada Allah Yang Maha segala-galanya.
- Nafsu mardhiyah, selalu cendrung melaksana- kan petunjuk Ilahi,guna memperoleh ridho-Nya - Nafsu rodhiyah, cendrung pada sikap ihlas tanpa pamrih pada segala aktifitas yang dilakukannya. - Nafsuh mutmainah, cendrung pada keharmonisan dan ketenangan. - Nafsu kamilah, mengarah pada tingkat kesempurnaan seseorang. - Nafsu mulhamah, mengarah dan memiliki keutamaan dalam bertindak dan menjauhi perbuatan tercela. seperti: dengki, iri hati, rakus dan lain-lain.
Tingkat kedua nafsu lawwamah, nafsu yang mencerminkan sifat-sifat manusia (humanism).
Tingkat ketiga nafsu ammarah, nafsu yang mencerminkan sifat-sifat kehewanan dan kebinatangan.
page 13 / 37
1. Malakiyah berkecendrungan ke arah perbuatan mulia, seperti para Malaikat 2. Bahamiyah cendrung mendorong ke arah perbuatan rendah, seperti binatang.
Pengertian:
- Kemampuan psikologis yang terbawa sejak lahir (pembawaan pribadi), selalu terkait dengan: tingkah laku, moral, sosial. - Bagian pembawaan pribadi seseorang, bukan dari pengaruh luar, sehingga selalu berhubungan erat dengan kepribadian seseorang.
5. Heriditas
- keturunan dari kedua OT sampai urutan keatas pada kepribadian. - Baik dan jelek kepribadian diri seorang anak, tidak lepas dengan kepribadian yang dimiliki oleh kedua orang tuanya sampai pada urutan dari keturunan yang lebih atas.
6. Intuisi (ilham)
Berfungsi untuk menggerakkan hati nurani paling dalam di jalan Allah + membimbing perbuatan pada situasi khusus diluar kesadaran akal manusia
Ciri-cirinya:
- memiliki dorongan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya - Melakukan hubungan dengan individu lainnya atau masyarakat secara umum - Sebagai mahluk social sekaligus mahluk individual artinya sifat individual dan social menjadi satu - Sebagai mahluk individual dan social sekaligus merupakan hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan dengan sesama manusia
1. Anak dididk sebagai makhluk individu atau pribadi. Sebagai makhluk pribadi anak didik mempunyai karekteristik yang khas dan berbeda antara satu dengan lainnya dalam berbagai hal, akan tetapi ada hal lain yang sama, yaitu akal fikiran. 2. Anak didik sebagai makhluk social sebagai mahluk sosial, maka akan berdampak pada tindakan-tindakannya yang menjurus pada kepentingan kemasyarakatan. Hal ini lebih dipertegas oleh Kiinkel, manusia pada dasarnya mempunyai nafsu untuk mengabdi pada diri sendiri ( Ichhaftigkeit) dan nafsu untuk mengabdi pada kepentingan masyarakat ( Sachlichkeit).
page 14 / 37
1. 1.
Kamus Pendidikan mengatakan, pendidik adalah orang dewasa yang membantu peserta didik mencapai dan meningkatkan kedewasaan dirinya
2. Nur Uhbiyati berpendapat, pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan dan bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan, mampu melaksanakan tugasnya sebagai mahluk Allah, khalifah dimuka bumi, juga sebagai mahluk sosial dan individual yang sanggup berdiri sendiri
3. Sutari Imam Bernadib berpendapat bahwa pendidik adalah orang-orang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai kedewasaan. Oleh karena itu, yang tergolong pendidik adalah orang tua dan orang dewasa lain yang bertangging jawab pada kedewasaan anak.
4. Ahmad D Marimba berpendapat, pendidik adalah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik, yaitu manusia dewasa, karena hak dan kewajibannya bertanggungjawab pada pendidikan si terdidik.
1. Pendidik Profesional artinya pendidik yang diangkat untuk melaksanakan tugas mendidik berdasarkan keahliannya.
Contoh: (a). Seorang guru yang bertugas mengajar pada lembaga formal / sekolah. (b) Seorang yang memberikan bimbingan pada mata pelajaran yang dianggap belum dikuasai oleh siswa-siswi, seperti dilakasanakan oleh lembaga kursus, balai latihan, dll.(c) Seseorang atau sekelompok orang yang mampu mempengaruhi orang lain dalam memberikan pengetahuan atau pengalaman & dianggap baru bagi dia.
- Tujuannya, memiliki ketrampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat umum. seperti: pelatihan kepemimpinan, bisnis, masak-memasak, merangkai bunga, dll.
2. Pendidik Kodrati atau disebut pendidik utama, artinya orang tua yang melaksanakan tugas mendidik anak-anaknya, atas dasar ikatan darah.
1. Fisiologis, merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap manusia hidup, seperti makan, minum dan istirahat. 2. Rasa aman (safety), setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, maka kebutuhan selanjutnya adlah memperoleh rasa aman/bebas dari rasa takut dan cemas. 3. Rasa cinta dan kasih sayang, perasaan memiliki dan dimiliki oleh orang lain atau kelompok masyarakat adalah sangat dibutuhkan oleh setiap manusia. Kebutuhan ini akan terpenuhi manakala adanya saling perhatian dan saling kunjung-mengunjungi sesama anggota masarakat. 4. 4. Harga diri, bila kebutuhan diatas terpenuhi, maka akan muncul keinginan untuk dihargai dirinya sebagai manusia dan sebagai warga masyarakat. 5. 5. Aktualisasi diri, merupakan kebutuhan yang paling tertinggi menurut Maslow, sebab seseorang ingin berbuat sesuatu semat-mata dari lubuk hati yang paling dalam. Termasuk
page 15 / 37
juga adanya kesadaran untuk melakukan hubungan dengan Tuhannya yang sangat dekat, seakan-akan Tuhan menyatu dengan dirinya.
Pendidik utama dalam keluarga, artinya kedua orang tua mempunyai kewajiban untuk melaksanakan tugas mendidik anak-anaknya atas dasar ikatan darah.
Orang yang pertama dalam : memberikan bimbingan, keteladanan, memotivasi, memberikan hadiah dan hukuman sesuai dengan perkembangan dan kemampuan putera-puterinya.
Orang yang pertama dalam membiasakan putera-puterinya sejak kecil belajar bertanggungjawab pada sesuatu yang dikerjakan. Contoh: mulai dari menyimpan alat-alat permainan dan alat-alat sekolah, menyelesaikan tugas sekolah juga membantu pekerjaan di rumah.
Tujuannya memberikan latihan yang bersifat tanggungjawab untuk dirinya dan masa depannya. Tanpa belajar tanggung jawab sejak dini, kelak anak kurang tanggap atau kurang peduli bahkan acuh tak acuh terhadap aktivitas yang seharusnya dikerjakan dan diselesaikan.
Menciptakan situasi lingkungan yang kondusif, yg dapat dilakukan oleh orang tua & anggota keluarga adalah:
Setiap anggota keluarga diberi beban untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga, sesuai dengan kapasitas kemampuan masing-masing.
Menghargai apapun bentuknya pekerjaan yang telah diselesaikan, baik melalui pujian atau sanjungan. Seperi kata-kata bersih sekali rumahnya setelah kakak atau adik sapu, dan akan
page 16 / 37
Hindari dengan membawa permasalahan dari tempat kita bekerja atau persoalan keluarga suami atau istri ke dalam rumah tangga masing-masing, yang selanjutnya berdampak pada ketidakharmonisan rumah tangga.
Hindari tidak menceritakan profil seseorang yang pernah kita kenal dan lebih dari teman biasa kepada istri atau suami, yang selanjutnya berdampak pada kecemburuan atau ketidakstabilan rumah tangga.
Jangan memaksakan untuk memenuhi sesuatu bentuk apapun kepada suami, istri atau anggota keluarga lainnya diluar kemampuannya.
Take dan give dalam berbagai hal yang positif, dengan tetap mempertimbangkan segi negatif dan positifnya bagi pribadi maupun anggota keluarga.
3. Memberikan keteladanan Artinya orang tua dapat dijadikan contoh putera-puterinya atau anggota keluarga yang lain, baik tingkah lakunya, tutur katanya dan wawasan yang disampaikan kepada mereka, sehingga ketika bersama dengan mereka mampu mendorong kemauan atau kehendak mereka untuk berinisiatif dan bertindak.
4. Menanamkan nilai-nilai keagamaan Salah satu tugas orang tua yang hampir dilupahkan adalah meletakkan dasar-dasar ajaran agama sebagai penopang dan pemerkuat keyakinan / keimanan yang telah bersemi dalam diri pribadi anak 5. Membantu putera-puterinya menjadi dewasa dan mandiri Melalui pendidikan ditengah keluarga, maka depedensi / ketergantungan mutlak putera-puterinya akan bergeser setapak demi setapak kearah kebebasan yang bertanggung jawab ditengah-tengah masyarakat & diikuti dengan unsur kemandirian.
6. Memahami karekter anak didiknya karekter (watak,sifat, tabiat) setiap anak yang berbeda, baik laki-laki maupun perempuan. Karena itu dalam memperlakukan mereka harus berbeda, bila tidak akan membuat fatal bagi perkembang- annya. Perbedaan karekter dapat diketahui sejak dini melalui : bergaul, bermain, makan bersama, acara keluarga, bersosialosasi, dll.
7.Pembinaan jasmani dan rohani tujuannya agar putera-puterinya memiliki & melaksana kan segala sesuatu layaknya dilaksanakan oleh manusia, baik dihadapan Allah dan manusia. Caranya kasih sayang yang tidak berlebihan, pembinaan moral, keagamaan, ilmu penget. secara umum, ketrampilan, bersosialisasi dg keluarga dan masyarakat sesuai dengan perkembangan, kemampuan & bakat yg dimiliki anak.
8. Terwujudnya insan kamil (manusia yang utuh) caranya: (a) tentukan tujuan yang ingin dicapai oleh orang tua dalam mendidik putera-puterinya, sesuai dg zaman & budaya setempat. (b) biasakan mereka untuk menentukan dan bertanggung jawab pada diri sendiri, sesuai dg tujuan yg diharapkan. (c) Bentuklah sejak dini yang utuh jasmani dan rohaninya, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena taqwanya kepada Allah swt.
9. Mengutakan kepentingan anak dari pada kepentingan pribadi Yang harus dilakukan orang tua: (a) memberikan kasih sayang sejati, bukan memanjakan, (b) menuntut anak yang berlebihan, tanpa memperhatikan bakat dan kemampuannya.
- Mengenal pribadinya yang dipanggil atau terpanggil untuk mendampingi peserta didik belajar. - Kewajiban mampu membelajarkan peserta didik + mencari penyebab & jalan keluar yg dihadapi peserta didik + kesediaan untuk menyandang profesinya - Hak memperoleh nafkah, dll (bila ada)
page 17 / 37
- Bersikap adil & baik thp peserta didik - Percaya & tidak membeda-bedakannya - Sabar & rela berkorban - Memiliki wibawa - Bersikap baik antar guru & masyarakat - Menguasai & menyenangi materi yg disajikan & keterkaitan ilmu dg lainnya = luas wawasannya - Profesionalisme Guru: - 1. Menurut UU Nomer 14 th 2005 ttg guru & dosen pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yg memer- lukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yg memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi
2. Menurut Surya guru profesional akan tercermin dalam melaksanakan pengabdian tugas-tugas yg ditandai dg: (a) Keahlian, baik materi maupun metode melalui pembelajaran. (b) Mampu memikul & melaksanakan tanggung jawab sbg guru kepada peserta didik, OT, masy, bangsa, negara dan agama. (c) Mempunyai tanggung jawab pribadi yg mandiri dan mampu memahami, mengelola, mengendalikan, menghargai dan mengembangkan dirinya.(d) Tanggungjawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dlm memahami dirinya sbg bagian yg tdk terpisahkan dg lingkungan sosial.
(e) Tanggungjawab intelektual diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan & keterampilan yg diperlukan untuk menunjang tugasnya.(f) Tanggung jawab spiritual & moral diwujudkan melalui penampilan guru sgb orang beragama yg perilakunya tidak menyimpang norma-norma agama & moral.
3. Pemerintah, melalui presiden (2 Des 2004) sdh mencanangkan guru sgb profesi dikembangkan melalui: (a) sistem pendidikan, (b) sistem penjaminan mutu, (c) sistem manajemen, (d) sistem remunerasi, (e) sistem pendukung profesi guru. Untuk itu, guru diharapkan mampu:
(1) Membentuk, membangun dan mengelola guru yg memiliki harkat & martabat tinggi di tengah masyarakat. (2) Meningkatkan kehidup- an yg sejahtera. (3) Meningkatkan mutu pembelajaran yg mampu mendukung terwujudnya lulusan yg kompeten & terstandar dlm rangka pencapaian visi, misi tujuan pendidikan Nasional & masa mendatang. (4) Mendorong terwujudnya guru yg cerdas, berbudaya, bermartabat, sejahtera, canggih, elok, unggul & profesional. (5) Konsisten dlm mengedapankan nilai budaya mutu, keterbukaan, demokratis & menjunjung akuntabilitas dlm melaksanakan tugas & fungsi nya sehari-hari.
1.Personal / Kepribadian memiliki kepribadian yang: mantap, stabil, dewasa, bijak, berwibawa, berahlak mulia dan dapat menjadi teladan.
2. Pedagogik guru harus memahami thd peserta didik secara mendalam, merancang pembelajaran (termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran), melaksanakan PBM, merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran, mengembangkan potensi kemampuan peserta didik
3. Profesional menguasai substansi keilmuan yg terkait dg bid.studi, menguasai struktur dan metode keilmuan secara kritis
4. Sosial mampu berkomunikasi & bergaul secara efektik dg peserta didik, mampu berkomunikasi & bergaul secara efektik dg sesama pendidik dan tenaga kependidikan, mampu berkomunikasi & bergaul secara efektik dg orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitarnya.
PERTEMUAN ke-6
BELAJAR
page 18 / 37
Konsep Belajar
1. Menurut Kamus Pendidikan (a) Perubahan tingkah laku sebagai hasil latihan dan pengalaman. (b) Proses perubahan tingkah laku melalui latihan dan pengalaman.
1.
Secara umum Suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.
2.
Menurut Psikologi Belajar proses perubah- an tingkah laku yg berhubungan dg sistem syaraf & perubahan energi yg sulit dilihat & diraba.
Konsep Mengajar.
1. Menurut Kamus Pendidikan (a) Menyampai- kan, menjelaskan bahan ajar serta melatih siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.(b) Mencipta- kan situasi interaksi guru-siswa, sehingga siswa belajar.
Konsep Pembelajaran:
1. UUSPN No. 20 tahun 2003 Proses interaksi peserta didik dg pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
2. Secara Umum Proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran
3. Menurut psikologi belajar adanya perubahan dari sebelum dan sesudah terjadi proses pembelajaran. Kesimpulan efektivitas pembelajaran atau belajar tdknya dapat dinilai dari caranya memperhatikan guru dan rapinya membuat cacatan ketika berlangsungnya pembelajaran, tetapi menunjukkan adanya perubahan tingkah laku (penampilannya dapat diamati, dilihat, dirasakan) & wawa- san (semakin wawasannya luas penampilannya semakin meyakinkan dibanding dg wawasannya sedikit)
Scupe Pembelajaran
Pendidik
Peserta didik
Kurikulum (tujuan / standar yang ingin dicapai, materi, media, metode, evaluasi)
Sarana pra-sarana
page 19 / 37
Kurikulum sesuai dg standar isi dan kurikulum yang berlaku untuk setiap satuan pendidikan adalah KBK, di dalamnya terdapat kompetensi dasar maupun standar kompetensi.
Pertanyaan bagi para guru bagaimana agar proses pembelajaran dpt berhasil secara maksimal ?
Keterangan:
1.
Tujuan merupakan komponen paling penting, mau dibawa kemana & apa yang harus dimiliki siswa. Tujuan ibarat jantung, bila tdk ada akan mati.
2.
Isi / materi pelajaran guru perlu memahami secara detail isi materi pelajaran (subject centered teahing) yg harus dikuasai siswa, sebab peran & tugas guru sbg sumber belajar. Setting pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan atau kompetensi.
3.
Strategi atau metode salah satu komponen yg mempunyai fungsi dlm menentukan berhasil dan tidaknya pembelajaran. Karena itu, guru hrs memahami fungsi & peran metode atau strategi yg digunakan.
4.
4. Alat (media) & sumber fungsinya sbg alat bantu dlm pembelajaran. Bertolak pad kemajuan teknologi, maka memanfaatkan hasil teknologi tidak dpt dipisahkan dg pembelajaran & dpt dilakukan kapan saja dan di mana saja. Peran & tugas guru bergeser, dr sumber belajar menjadi pengelola sumber belajar.
5.
5.Evaluasi sbg komponen terakhir dlm proses pembelajaran, fungsinya untuk: (a) melihat keberhasilan siswa dlm proses pembelajaran, (b) umpan balik dr kinerja guru dlm pengelolaan pembelajaran, (c) melihat kekurangan dlm pemanfaatan berbagai komponen pembelajaran
Wujud Pembelajaran
Menghasilkan output yang memiliki kemampuan (kompetensi) untuk melaksana- kan perannya dimasa mendatang cirinya, adanya perubahan perilaku & wawasan
page 20 / 37
Caranya:
1.
2.
3.
Ciri-ciri Pembelajaran
Adanya perubahan pada aspek kepribadian dan berfungsi secara terus menerus
Proses interaksi
page 21 / 37
Bakat,minat,taraf kecerdasan, kematangan, jenis, sifat dan intensitas dari materi yang dipelajari
Ada kaitan antara materi satu dg lainnya secara terencana & terorganisir
1.
Teori ini lebih menekankan pd hasil belajar para siswa, bukan pada proses belajarnya
2.
Belajar menurut aliran behavioristik, adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dengan respon. Dengan kata lain, perubahan yang dialami oleh siswa -siswi dlm kemampuannya untuk bertingkah laku dg cara yg baru sbg hasil interaksi antara stimulus dg respons
3.
3.Menurut Kasihani perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dengan respon. Atau terjadinya perubahan kemampuan yang dialami oleh siswa-siswi untuk bertingkah laku dengan cara yang baru, merupakan hasil interaksi antara stimulus dan respon.
page 22 / 37
4.
4.Kesimpulan perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan paradigma S-R (stimulus-responi), atau suatu proses yang memberikan respons tertentu terhadap sesuatu yang datang dari luar.
Proses terjadinya S-R ada 4 unsur yang harus dilalui, yaitu: (1) Siswa-siswi merasakan adanya kebutuhan dorongan atau drive. (2) Para siswa diberikan rangsangan atau stimulus, sehingga dapat memberikan respons. (3) Para siswa memberikan respon berupa reaksi terhadap stimulus yang diterimanya. (4) Siswa-siswi perlu diberikan penguatan atau reinforcement, agar merasakan adanya kebutuhan untuk memberi kan respons lagi.
1.
Thorndike.
Belajar menurut dia adalah proses interaksi antara stimulus (mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan) dan respons (mungkin juga berupa pikiran, perasaan atau gerakan).
- Dengan demikian, perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang konkrit atau dapat diamati juga bisa berbentuk tidak konkrit atau tidak bisa diamati. - Para tokoh sesudah Thorndike menyebut teori koneksionis (connectionism)
1.
Watson.
Beliau sebagai pelopor sesudah Thorndike, dengan pokok pikirannya stimulus dan respons harus berbentuk tingkah laku yang konkrit atau bisa diamati.
Watson telah mengabaikan berbagai berubah an mental yg mungkin terjadi dlm belajar dan menganggapnya sebagai faktor yg tidak perlu diketahui. Hal ini bukan berarti semua perubah an mental yg terjadi dlm benak siswa-siswi tdk penting, tetapi faktor tsb tdk bisa menjelaskan apakah proses belajar sdh terjadi atau belum.
Penganut aliran ini lebih suka memilih untuk tidak memikirkan sesuatu yg tidak bisa diukur, meskipun tetap mengakui semua itu penting.
1.
Skinner.
Beliau adalah penerus teori tingkah laku sesudah Watson, Clark Hu Clark Hull dan Edwin Guthrie.
page 23 / 37
- Pendapat dia tentang belajar tidak seperti pendahulunya, yaitu deskripsi hubungan antara stimulus dengan respons untuk menjelaskan perubahan tingkah laku dalam hubungannya dengan lingkungan. -
Dengan kata lain, setiap stimulus yang diberikan berinteraksi satu dengan lainnya, dan interaksi ini akhirnya mempengaruhi respon yang dihasilkan. Sedangkan respon yang diberikan juga menghasilkan berbagai konsekuensi, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkah laku siswa.
- Untuk memahami tingkah laku siswa secara tuntas, diperlukan pemahaman terhadap respon itu sendiri dan berbagai konsekuensi yang diakibatkan oleh respon tersebut. -
Pandangan dia pada menggunakan perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan membuat segala sesuatunya menjadi bertambah rumit. Contoh, seorang siswa berprestasi buruk, disebakan mengalami prustasi. Untuk memberikan jawaban, diper- lukan penjelasan ttg frustasi, sebab-sebabnya dan akibat bagi siswa yang mengalaminya.
Ketiga tokoh tsb, skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar. Beberapa program pembelajaran yang mengadopsi dr teori ini, seperti program yang memakai konsep stimulus, respons dan reinforcement (faktor penguatan).
2. Teori Kognitif
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar, dibanding dengan hasil belajar. Artinya belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, tetapi melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks.
Kronologi lahirnya teori ini berawal dr bagaima- na siswa-siswi mampu mengolah stimulus hingga dapat mencapai ke respons tertentu. Selanjutnya perhatian mereka mulai bergeser, dari proses bagaimana suatu ilmu yang baru berasimilasi dengan ilmu yang sebenarnya telah dikuasai oleh para siswa. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang siswa siswi melalui proses interaksi yang berkesanam- bungan dengan lingkungan
1. Piaget.
Beliau termasuk penganut aliran kognitif yang terkuat, sedangkan pokok pikirannya tentang proses belajar terdiri dari 3 tahap, yaitu:
1) Asimilasi merupakan proses penyatuan informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa-siswi.
Contoh, para siswa sudah mengetahui huruf hijaiyah, jika guru memperkenalkan penyambungan huruf hijaiyah, maka proses pengintegrasian antara penulisan huruf hijaiyah (sudah ada dibenak siswa-siswi) dengan penulisan menyambung atau merangkai huruf hijaiyah (sebagai informasi baru).
Contoh, para siswa diberi soal untuk merangkai atau menyambung huruf hijaiyah, maka situasi seperti ini (situasi yang baru dan spesifik) disebut akomodasi.
page 24 / 37
Contoh, para siswa-siswi dianjurkan untuk latihan menulis dan membaca rangkaian huruf hijaiyah dimana saja berada. Hal ini dilakukan, agar para siswa dapat terus berkembang kemampuan dalam baca-tulis Al-Quran dan menambah ilmunya, sehingga para siswa mampu menjaga stabilitas mental dan dirinya.
Yang harus diperhatikan oleh guru & para siswa proses penyeimbangan menulis dan membaca huruf arab, baik dalam buku, Al-Quran, hadits maupun dalam bentuk kaligrafi secara kontinyu. Bila tidak dilakukan, perkembangan kognitif siswa-siswi akan tersendat-sendat dan berjalan tidak teratur.
Kemampuan equilibrasi antara siswa satu dg lainnya berbeda dalam mengexpresikan atau menyampaikan informasi yang diterimanya, walaupun mereka menerima informasi yang sama dan dari sumber yang sama.
Contoh (a), siswa yang kemampuan equilibrasi baik dan mampu menata berbagai informasi dalam urutan yang baik, jernih dan logis, maka informasi yang disampaikan enak didengar dan paham untuk ditangkap.
Contoh (b), siswa yang kemampuan equilibrasi kurang baik, maka ia cendrung menyimpan semua informasi yang ada kurang teratur. Akibatnya, yang bersangkutan cendrung mempunyai alur berfikir ruwet, tidak logis dan berbelit-belit.
Menurut Piaget, proses belajar harus disesuai- kan dg perkembangan kognitif yang dilalui siswa (4 tahap), yaitu: (1) tahap sensori-motor, untuk usia 1,5 2 th, (2) tahap pra-oprasional, untuk usia 2/3 th 7/8 th, (3) tahap oprasional konkret, untuk usia 7/8 th 12/14 th, (4) tahap oprasional formal, untuk usia 14 th atau lebih,
Proses belajar yang dialami oleh siswa-siswi pada tahap ini akan mengalami perkembangan cara berfikirnya. Semakin tinggi tingkat kognitif nya, semakin teratur (dan semakin abstrak) cara berfikirnya.
Sedangkan guru dalam menyajikan materi belajar, harus menyesuaikan tahap perkembang an anak didiknya. Bila tidak dilakukan, akan menyulitkan para siswa.
2. Ausubel.
Menurut dia, siswa akan belajar dengan baik jika apa yang disebut pengaturan kemajuan belajar ( advance organizers) didifinisikan dan dipresentasikan dg baik dan tepat kepada siswa.
pengaturan kemajuan belajar adalah konsep / informasi umum mencakup semua isi pelajaran yang akan diajarkan.
- Manfaat advance organizers, (1) dpt menyedia- kan suatu kerangka konseptual untuk materi pelajaran yg akan dipelajari oleh siswa, (2) dpt berfungsi sbg jembatan yg menghubungkan antara apa yg sedang dipelajari para siswa saat ini dgn apa yg akan datang, (3) mampu memban tu para siswa untuk memahami bahan pelajaran secara lebih mudah.
Sangat baik (menguasai), sehingga guru dapat menemukan informasi sangat abstrak, umum dan inklusife yang akan diajarkan.
Logika berfikir guru juga dituntut sebaik mungkin, tanpa bekal itu guru akan merasa kesulitan dlm: (a) memilah-milah materi pelajaran, (b) merumuskannya dlm rumusan yang singkat dan padat, (c) mengurutkan materi demi materi ke dalam struktur urutan yang logis dan mudah dipahami.
page 25 / 37
3. Bruner.
- Beliau mengusulkan teori disebut free discovery learning. - Menurut teori ini, proses belajar akan berjalan dg baik & kreatif jika guru memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan suatu aturan (teramasuk konsep, teori, definisi, dll) melalui contoh yg mewakili aturan menjadi sumbernya. - Dengan kata lain, para siswa dibimbing secara induktif dlm memahami suatu kebenaran umum. Contoh, memahami konsep kejujuran, maka siswa tidak hanya menghafal difinisi jujur atau kejujuran, tetapi diharuskan mempelajari contoh konkrit kejujuran (siswa dibimbing mendefinisi kan kata kejujuran. - Pendekatan pembelajaran dengan induktif dan lawannya disebut belajar ekspositori = belajar dengan cara menjelaskan. Prosedurnya para siswa disodori sebuah informasi umum dan diminta menjelaskan informasi tsb melalui contoh khusus dan konkrit. - Contoh pertama (pendekatan induktik), para siswa pertama dijelaskan difinisi kejujuran, dari difinisi tsb para siswa diminta mencari contoh kongkrit yg dpt menggambarkan makna kata jujur atau kejujuran (proses belajar seperti ini jelas berjalan secara deduktif). - Bruner mengemukakan perlunya teori pembelajaran yang akan menjelaskan asas-asas untuk merancang pembelajaran yang efektif di kelas. - Teorinya bersifat deskriptif, sedangkan teori pembelajarannya bersifat preskriptif. - Contoh: teori belajar memprediksikan berapa usia maksimun seorang anak untuk belajar baca-tulis Al-Quran, sedangkan teori pembelajaran menguraikan bagaimana cara membaca menulis Al-Quran. -
3.Teori Humanistik.
- Proses belajar menurut teori ini harus berhulu dan bermuara pada manusianya. - Teori ini paling abstrak & paling mendekati dunia filsafat dari pada dunia pendidikan, karena sangat menekankan pentingnya isi dari pada proses belajar. - Secara riil, teori ini lebih banyak bicara ttg pendd dan proses belajar dlm bentuk paling ideal Artinya, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuk paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang biasa kita amati dalam dunia keseharian. - Teori ini bersifat eklektif & teori apapun dapat digunakan asal tujuan untuk memanusiakan manusia (mencapai aktualisasi diri) dapat tercapai. - Secara praktiknya, teori ini terwujud dalam pendekatan yang diusulkan oleh Ausubel disebut belajar bermakna atau meaningful learning. Teori ini terwujud dalam teori Bloom dan Krathwohl dalam bentuk Taksonomi Bloom.
Tokoh-tokohnya:
Keduanya menjelaskan apa yg memungkinkan dikuasai (dipelajari) oleh para siswa, mencakup:
pemahaman (menginterpretasikan)
page 26 / 37
- Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu) - Merespon (aktif berpartisipasi) - Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai-nilai tertentu) - Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercayai) - Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sbg bagian dari pola hidup)
- Peniruan (menirukan gerak) - Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak) - Ketepatan (melakukan gerak dengan benar) - Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar). - Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)
Taksonomi Bloom telah berjasa dalam memberikan inspirasi pada para pakar dalam mengembangkan teori belajar & pembelajaran.
Memberikan inspirasi pada para pakar dalam mengembangkan teori belajar & pembelajaran.
Pada tataran peraktis lebih banyak membantu para praktisi pendidikan untuk memformulasikan tujuan belajar dlm bahasa yg mudah dipahami, operasional dan dpt diukur.
Teori ini dijadikan pedoman untuk membuat butir-butir soal ujian, walaupun ada yang mengkritisi di bagian kemampuan kognitif, yaitu dimensi pengetahuan & dimensi proses kognitif
Dimensi pengetahuan memuat objek ilmu yang disusun dari: pengetahuan fakta, pengetahuan konsep, pengetahuan prosedural dan pengetahuan meta kognitif
Dimensi proses kognitif memuat : mengingat, mengerti, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.kelompokkan l
page 27 / 37
2. Kolb.
pengalaman konkret, (2) pengamatan aktif dan reflektif (3) konseptualisasi, (4) eksperimentasi aktif.
- Tahap pertama seorang siswa hanya mampu: (a) sekedar ikut mengalami suatu kejadian, (b) belum mempunyai kesadaran ttg hakikat kejadian, (c) blm mengerti bagaimana dan mengapa suatu kejadian harus terjadi seperti itu. - Tahap kedua siswa lambat-laun mampu mengadakan observasi aktif thd suatu kejadian, juga mulai berusaha memikirkan dan memahaminya. - Tahap ketiga siswa mulai belajar untuk membuat abstraksi atau teori ttg sesuatu hal yang pernah diamatinya. Dg demikian, siswa
diharapkan dpt membuat aturan umum (generalisasi) dari berbagai contoh atau kejadian meskipun tampak berbeda-beda, tetapi mempunyai landasan aturan yg sama.
- Tahap keempat siswa sdh mampu mengaplikasikan suatu aturan umum ke situasi yg baru.
Siklus belajar seperti ini terjadi secara berkesi- nambungan dan berlangsung di luar kesadaran siswa. Meskipun secara teorinya ada ketegasan antara tahap satu ke tahap berikutnya, namun secara praktik peralihan satu ke berikutnya seringkali terjadi begitu saja, sehingga kesulitan untuk menentukan waktu beralihnya.
- Siswa bertipe aktifis dg ciri: suka melibatkan diri pada pengalaman baru , cendrung berfikir terbuka, mudah diajak berdialog,tetapi kurang skeptis thd sesuatu. Hal ini kadangkala identik dg sifat mudah percaya. Dalam proses belajar, ia menyukai metode yang mampu mendorong menemukan sesuatu yg baru, seperti brainstorming atau problem solving. Sebaliknya, ia cepat bosan dg hal-hal yang memerlukan waktu lama dalam implementasi. - Siswa bertipe reflektor dg ciri: cendrung sangat hati-hati mengambil langka. Dalam proses pengambilan keputusan, cendrung konservatif = lebih suka menimbang-nimbang secara cermat, baik-buruk suatu keputusan. - Siswa bertipe teoris dg ciri: biasanyag sifat sangat kritis, senang menganalisis dan tdk menyukai pendapat atau penilaian yg sifatnya sangat subjekif. Berfikir secara rasional sangat penting, biasanya sangat skeptis & tdk menyukai hal-hal yg bersifat spekulatif. - Siswa bertipe pragmatis dg ciri: menaruh perhatian besar pada aspek-aspek praktis dari segala hal, teori sangat penting bila dpt dipraktekkan bila tidak bisa untuk apa?, suka berlarut-larut dalam membahas aspek teoretis filosofis dari sesuatu, sesuatu dikatakan ada gunanya dan baik jika dapat dipraktikkan
4. Teori Sibernetik.
Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan informasi dan lebih mementingkan proses. Dg demikian, sistem informasi yang diproses
Asumsi dari teori ini tdk ada satu proses belajarpun yg ideal untuk segala situasi, yg cocok untuk semua siswa. Oleh karena itu, sebuah informasi mungkin akan dipelajari seorang siswa dg satu macam proses belajar dan informasi yg sama itu mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yg berbeda.
page 28 / 37
Tokoh-tokohnya:
1. Landa.
Dia seorang ahli psikologi beraliran sibernetik, menurut dia ada 2 macam proses berfikir, (a) proses berfikir algoritmik, yaitu proses berfikir -
linier, konvergensi, lurus menuju satu target tertentu (b) cara berfikir heuristik, cara berfikir divergen menuju ke beberapa target sekaligus.
- apa yg hendak dipelajari diketahui ciri-cirinya, - disajikan dalam urutan teratur, linier sekuensial, - disajikan dalam bentuk terbuka & memberi keleluasaan siswa untuk berimajinasi & berfikir. - Contoh Agar siswa mampu membaca kitab gundul, maka akan lebih efektif jika informasi tentang nahwu dan shorof disampaikan secara algoritmik. Alasannya, nahwu & shorof disajikan sesuai dg urutannya secara bertahap & mengarah pada terget yang ditentukan. - 2. Pask & Scott - Pendekatan algoritmik yg digunakan keduanya, tetapi cara berfikir menyeluruh tdk sama dg heuristik, yaitu cendrung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi - Contoh, melihat gambar / lukisan kabah, maka yg dilihat gambar kabah secara keseluruan, baru ke bagian yang terkecil-kecil. - Pendekatan pada pengelolaan informasi lebih menekankan pada: ingatan jangka pendek & panjang yg berhub. dg apa yg terjadi dlm otak kita dlm proses pengolahan informasi & lingkung an yg mempengaruhi mekanisme.
BEHAVIORAL APPROACH
(Pendekatan Perilaku)
Teori belajar perilaku yg tampak adalah stimulus (baik terkondisi maupun terbuka) sbg penggerak awal tindakan belajar yg mendekati salah satu diantara titik-titik dlm garis kontinum antara kesukarelaan menuju ke arah pemaksaan dlm belajar.
- Perkembangan selanjutnya lahirnya teori motivasi & evaluasi yg dimanfaatkan para ahli & praktisi pendidikan. - Tokoh-tokohnya : Paplov, Thorndike, Skinner, pandangannya stimulus merupakan penyebab pokok terbentuknya respons-respons dlm belajar. - Stimulus tsb dinamakan operant conditioning yg dibentuk melalui pengubahan materi bahasan sedemikian rupa, sehingga dpt merangsang pembelajar mengembangkan . perilaku seperti yang dikehendaki dlm tujuan belajar
1. Menciptakan kondisi hanya tingkah laku yg diinginkan saja yang diberi penguatan
2. Stimulus yang bersifat deskriptif hendaknya diberikan sebagai penunjang aktivitas belajar.
page 29 / 37
3. Para pembelajar membuat catatan kemajuan peserta didiknya, sehingga dpt melakukan penyesuaian program yang mereka perlukan di kemudian hari.
4. Pembelajar membuat rekomendasi ttg tugas belajar mana yg harus dicoba dahulu, bgm cara belajarnya, hasilnya apa saja yg diharapkan dg seluruh aktifitas yang diprogramkan.
- Tugas utama pembelajar mengelola aktivitas stimulus, respons & penguatan sebagai satu kesatuan kerja untuk memvariasikan & mengoptimalkan terjadinya tindakan belajar ( learning action). - Kenyataan di lapangan tugas tsb diasumsikan hanya pemberi pengatahuan secara teoritis sebanyak-banyaknya, shg banyak kejadiaan di kls terkesan tdk mengandung makna, sebab tdk diikuti dg tindak pembelajaran yg semestinya. - Ex Pembelajar masih banyak mendominasi & mengontrol aktifitas belajar di kls & siswa sbg penyebabnya dg dalih CBSAnya rendah.
- Pendekatan ini bertolak dari teori Gestalt keseluruan bukanlah penjumlahan dr bagian-bagiannya, artinya setiap adanya kejadian pasti dipahami setelah diilhami lebih dahulu pola strukturnya , kemudian susunan unsur-unsur & komponennya saling berinteraksi, sehingga terbentuk gambaran mental sebagai satu kesatuan persepsi (proses ini disebut insight). - Belajar menurut aliran kognitif proses internal yg tdk dpt diamati secara langsung. Sedangkan perubahan perilaku yg tampak hanyalah bersifat refleksi dari perubahan internalisasi persepsi dirinya thd sesuatu yg sdg diamati & dipikirkan. -
Fungsi stimulus yg dtg dr luar direspons sbg aktivator kerja memori otak untuk membentuk & mengembangkan struktur kognitif melalui proses asimilasi & akomodasi yg terus menerus diperbarui, sehingga dlm memori selalu ada saja yang baru pada setiap akhir kegiatan belajar.
- Hasilnya dari sisi psikologis adanya perubahan pada: (1) pengetahuan yang dikuasai oleh orang yang belajar, (2) hasil catatan tk kesulitan yg dihadapi siswa selama melakukan pembelajaran. - Untuk memenuhi fungsi pembelajaran, maka guru di sekolah lebih difokuskan pada tugas merancang & mengelola kegiatan- kegiatan belajar siswa. Karena itu, guru harus lebih banyak memperhatikan aspek kesesuaian antara rancangan dlm program dg kemampuan yg dicapai oleh siswa.
Menurut Brunner pembelajaran hendaknya dpt menciptakan situasi agar siswa dpt belajar dr diri sendiri, melalui pengalaman & eksperimen untuk menemukan pengetahuan & kemampuan baru bagi dia.
Menurut Ausubel pembelajar dpt mengembang kan situasi belajar, memilih dan menstrukturkan isi, juga menginformasikannya dlm bentuk sajian pembelajar yang terorganisasi dr umum menuju yg rinci dalam satuan bahasan yg bermakna.
Pandangan Psikologi Kognitif peran guru sangat menentukan dalam pembelajaran, bila setiap perbedaan karekter siswa dihargai dlm bentuk penyajian variasi pola struktur KBM.
Cara meningkatkan kualitas output menurut psikologi kognitif pengembangan program pembelajaran dpt mengoptimalkan keterlibatan mental IQ pada setiap jenjang belajar.
Maksud jenjang belajar bergerak dari tahapan mengingatmenerapkan penemuan konsep prosedur atau prinsip baru di bid. disiplin keilmuan atau keahlian yg sedang dipelajari.
- Pendekatan ini dikembangkan berpijak dari hasil analisis kebutuhan di lapangan untuk segera meningkatkan kualitas output lembaga pendidikan Tinggi atau lembaga formal - Th 1992 akhir PTN di Ind melakukan penataran ke dosen, selanjutnya diaplikasikannya di PTN masing-masing - Landasan pijakannya pada teori belajar Galperin, belajar sbg upaya untuk mendapatkan pengetahuan melalui: (1) orientasi, (2) latihan, (3) umpan balik, (4) lanjutan (antara satu dg lainnya saling terkait). - Fungsi pembelajaran berdasarkan tahapan tsb 1. Memberikan orientasi ttg materi.
page 30 / 37
- Hasil uji di lapangan pd program pembelajar an yg dirancang dg format pendekatan terapan menunjukkan tk keterlibatan & aktivitas mental intelektuan relatif tinggi.
Kesimpulan:
1. Pendekatan behavioral lebih unggul dlm hal pengembangan ketrampilan motorik & pemben- tukan kemampuan dasar, melalui proses pembia saan & feedback (pemberian balikan segera).
2. Pendekatan kognitif lebih unggul dlm pemaha man konsep dasar & kemampuan menemukan antar konsep + variabel, sehingga membentuk prinsip baru, kaidah baru & pengembangan kreatifitas yg bertumpuh pada: daya cipta, rasa dan karsa.
3. Pendekatan terapan lebih unggul dalam hal pengembangan kemampuan strategi kognitif yg terikat pada pola struktur prosedural & sistem tertentu, serta keterampilan berjenjang.
1. Adanya persepsi bahwa ketiganya masing-masing berdiri sendiri & saling mengganti. sbg bukti, ketika diperkenalkan pendekatan baru, pendekatan lama dirasakan ketinggalan jaman + tdk relevan dg kondisi sekarang akibatnya kesulitan dalam mengaplikasikannya, karena keraguan pada setiap pendekatan yg akan digunakan telah muncul. 2. Lembaga dlm pengambilan kebijakan khususnya pada perancang & pengembang paket program pembelajaran untuk ke 3 pende katan tsb masih jauh dg harapan.
Pertemuan ke-9
Konsep Emosional
1. Persepsi perubahan jasmaniah yg terjadi dlm memberi tanggapan (respon) thd suatu peristiwa (artinya pengalaman emosi merupakan persepsi dr reaksi thd situasi
2. Menerapkan gerakan baik secara metafora maupun harfiah, untuk mengeluarkan perasaan.
page 31 / 37
3. Setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yg meluap-luap
- Memiliki kedalaman & kekuatan, sehingga dapat menggerakkan jiwa. - Sebagai sumber energi autentisitas & semangat yg paling kuat, sehingga dpt menjadi sumber kebijakan intuitif. - Sumber kecerdasan, kepekaan, kedermawaan dan kebijaksanaan. - Dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yg ditanamkan secara berangsur-angsur oleh evolusi.
1. Bola mata membesar. 2. Detak jantung meningkat. 3. Desakan/tarikan nafas dlm & tersengal-sengal. 4. Bulu roma badan berdiri. 5. Gerakan getrointestinal berhenti, sementara membuat darah mengalir dg deras dari perut memasuki otot-otot. 6. Hati membebaskan gula memasuki aliran darah untuk meningkatkan energi. 7. Keringat meningkat, sementara produksi air liur menurun.
Emosi timbul sbg tanggapan pada aspek lingkungan, juga perubahan & perasaan subjektif. Sedangkan motif cendrung muncul sbg rangsangan internal. Ex, rasa lapar yang diarahkan pada objek di lingkungan, karena terlihat makanan
Hubungan emosi & motif (perasaan & gejolak yg subjektif) sangat erat, sebab emosi acap kali memotivasi tindakan. Ex. Anak kecil yg sdg marah, menyebabkan ia menendang tembok di kamarnya atau benda apa saja di sekitarnya.
1. Amarahbringas, mengamuk, sangat marah, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan, kebencian patologis. 2. Kesedihan pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, cinta ditolak, putus asa,(kalau sudah akut) depresi berat. 3. Rasa takut cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, sedih, tdk tenang, ngeri, fanatik. 4. Cinta penerimaan, persahabatan,hormat, bakti, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, kasmaran, kasih.
5. Kenikmatan bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang, senang sekali.
7. Jengkel hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
8. Malu rasa salah, malu dalam hati, kesal dlm hati, sesal, hina, aib, hati hancur lebur.
page 32 / 37
1. Secara umum Merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan untuk menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati & tdk berlebih-lebihan dalam kesenangan, mengatur suasana hati & menjaga agar beban stres tdk melumpuh kan kemampuan berfikir, berempati & berdoa. 2. Menurut Reuvan Bar-On mengutip pendapat Steven J.Stein & Howard E Book Serangkaian kemampuan & kecakapan non kognitif yg meme ngaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil mengatasi tuntutan & tekanan lingkungan. 3. 3. Menurut Steven J.Stein & Howard E Book Kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih & membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan & maknanya, juga mengendalikan perasaan secara mendalam, sehingga mampu membantu perkembangan emosi dan intelektual.
Kesimpulan EQ merupakan serangkaian kecakapan yg memungkinkan untuk melapang kan jalan hidup yg rumit, mencakup aspek pribadi, sosial & mempertahankan seluruh kecerdasan, akal sehat & kepekaan yg penting dpt berfungsi secara efektif setiap hari.
Seorang dikatakan ideal manakala ada keseim bangan antara IQ & EQ. IQ merupakan faktor genetik yg tdk dapat berubah sbg faktor bawaan sejak lahir, EQ tdk demikian, ia dpt disempurna- kan dg kesungguhan, pelatihan, pengetahuan, pengalaman dan kemauan.
Dasar untuk memperkuat EQ dg memahami diri sendiri + kesadaran diri = saluran menuju kesadaran diri adalah rasa tanggung jawab + keberanian dlm menghadapi berbagai aspek diri sendiri yg tidak menyenangkan. Disinilah EQ sbg jembatan utk menjelaskan apa yg sewajar- nya dilakukan. Semakin tinggi EQ seseorang, semakin terampil melakukan mana yg benar
Pembelajaran Emosional
Salah satu upaya pembelajaran dg menggunakan pendekatan emosional dianggap sangat penting bagi perkembangan IQ anak, sebab stimulasi IQ sangat dipengaruhi oleh keterlibatan emosional, bahkan emosipun menentukan perkembangan IQ anak secara bertahap (faktor kognitif terlibat dlm perkembangan emosional atau IQ dg EQ tdk dpt dipisahkan).
Terkait dg peran emosi yang terlibat langsung dlm aktivitas manusia, maka keadaan diri kita selalu bereaksi dg emosi. Reaksi ini berpengaruh pd :
Lanjutan
persepsi, pembelajaran, pemikiran atau segala sesuatu yg langsung kita kerjakan, selanjutnya akan mempengaruhi keseluruan proses & perilaku yg dapat diamati. Perilaku emosional itu ditentukan oleh pengaruh kompleksnya masalah yg dihadapi, keturunan (heredity) & pengkondisi- an (conditioning).
Terkait dg IQ & EQ, Menurut Goleman bahwa akal manusia pada hakekatnya dpt dibagi dua jenis kehidupan mental, (1) ditandai oleh aspek rasio yg bersumber dr kepala & diukur dg IQ, (2) emosi yg bersumber dr hati sanubari & diukur dg EQ.
Dg demikian, aspek rasio & emosi sangat penting bagi hidup & kehidupan manusia. IQ untuk meramalkan kemampuan belajar bidang skolastik & EQ kemampuan untuk membaca pikirannya sendiri & pikiran orang lain, karena dapat menempatkan diri dalam situasi orang lain dan mengendalikan dirinya.
1. Membina hubungan persahabatan, 2. Bekerja dalam kelompok, 3. Berbicara & mendengarkan secara efektif, 4. Mencapai prestasi lebih tinggi,
page 33 / 37
8. Mengatasi konflek
Pengukuran EQ bukan didasarkan pada kecerdasan intelligence atau kepintaran anak, tetapi melalui karekteristik pribadi atau karakter
Perkembangan emosional anak akan berjalan seiring dg perkembangan moral, karena itu OT / guru berupaya mengajarkan & memberi pemaha man moral yg baik pada anak melalui pemberian contoh atau keteladanan setiap saat.
Moral merupakan suatu norma yg sifatnya kesadaran atau keinsyafan thd suatu kewajiban melakukan sesuatu atau suatu keharusan untuk meninggalkan perbuatan yg dinilai masyarakat melanggar norma moral.
Agar tdk terjadi krisis moral dlm kehidupan anak-anak, maka OT / pendidik diharuskan menghi- dupkan kesadaran moralnya artinya, kesadar an ttg diri sendiri, dimana diri kita sdg berhadap an dg sesuatu yg baik & sesuatu yg buruk. Saat itu anak dikatakan memiliki kesadaran moral, manakala ia mempunyai kemampuan untuk memilih / mempertimbangkan & membedakan antara yg baik & buruk atau yg halal & haram (termasuk efek yg harus diterima sesudah melakukannya).
Kesadaran moral akan semakin menipis, jika pela- kunya sengaja untuk mengelak dari suara hati yg paling dalam, hati sering memperingatkan agar melakukan yg baik & meninggalkan yg
page 34 / 37
Kesadaran moral yg telah terpatri dalam diri anak tidak lepas dengan perkembangan sosial yg mempengaruhinya, dimana ia berada bersama orang-orang yg ada disekitarnya.
1. Anak yg memiliki sifat introvert atau banyak memikirkan ttg dirinya sifatnya individualis & berusaha mengejar posisi dirinya terpenuhi segalanya dg berbagai cara.Ia berpotensi melakukan kejahatan, seperti dilakukan orang dewasa. 2. Anak yang bersifat ekstrovert atau selalu mengarahkan perhatian di luar dirinya sifatnya social & cendrung memikirkan kondisi orang lain.
Penyebab anak / orang berbuat jahat, nakal, tindak kekerasan & kriminal (1) kondisi sosial nya (perilaku orang-orang disekitarnya atau orang yg dianggap sebagai figur dlm kehidupan nya) sangat mendukung. (2) persaingan & pertentangan kebudayaan, (3) ideologi politik, (4) ekonomi, (5) kuantitas penduduk, (6) agama, (7) pendapatan & pekerjaan.
Menurut teori sosiologi orang berbuat atau berperilaku jahat karena berinteraksi dg orang lain yang diperlakukan jahat, sehingga ia berperilaku melawan norma-norma hukum yg ada.
1. Sakit jiwa adanya konflek mental berlebihan atau pernah melakukan perbuatan yg dirasakan dosa besar & berat, sehingga terbebani jiwanya. 2. Perkembangan emosional ybs tidak mampu mencapai keseimbangan antara emosinya dg kehendak masyarakat. Karenanya diperlukan penguatan ego,jika ego lemah, maka emosi mudah terpicu melakukan tindak kejahatan. 3. Perkembangan mental rendahnya mental ada hubungannya dg IQ, jika daya IQnya rendah, kecendrungan mentalnya rendah. Akibatnya merasa tdk sanggup bersaing dg sekelilingnya 4. 4.Anomi (kebingungan) cirinya: (1) ketika berhadapan dg suatu kejadian atau keadaan yg blm pernah dialaminya, (2) ketika berhadapan dg situasi yg baru & harus menyesuaikan diri dg cara yg baru. Anomi akan terjadi pada siapapun bila ybs telah meninggalkan kebiasaan lama, sementara hal-hal yg baru blm dikuasai, hingga ybs kehilangan pegangan, Saat itu merasakan suatu krisis, rawan & mudah sekali terpengaruh tindak kejahatan.
Pertemuan ke-10
- Belajar merupakan suatu kewajiban yang harus ditempuh oleh setiap manusia, mulai dari kandungan hingga ajal menjemputnya. Akan tetapi upaya belajar tdk selamanya berjalan dg maksimal, kadangkala mengalami kejenuhan, krn telah kehilangan motivasi & kehilangan konsolida si pada tingkat keterampilan tertentu sebelum ketingkat keterampilan berikutnya.
1. Faktor intern dimana siswa telah mengalami gangguan / kekurang-mampuan psiko fisiknya :
- Bersifat kognitif (ranah cipta) rendahnya kapasitas intelektual/inteligensi. - Bersifat afektif (ranah rasa) labilnya emosi & sikap.
page 35 / 37
- Bersifat psikomotor (ranah karsah) terganggu nya alat indra penglihatan & pendengaran - Sindrom (syndrome) gejala yg muncul sbg indikator adanya keabnormalan psikis yg menimbulkan kesulitan belajar.
Contoh sindrom:
1. Disleksia ketidakmampuan belajar membaca 2. Disgrafia ketidakmampuan belajar menulis 3. Diskalkulia ketidakmampuan belajar menghitung atau matematika
Berbagai sindrom yg dialami siswa, nampaknya IQ yg dimiliki normal, bahkan ada yg di atas rata-rata. Hanya saja, kesulitan dalam hal belajar membaca, menulis & berhitung mengalami kendala diukur rata-rata kemampuan siswa sebayanya.penyebabnya ada gangguan ringan pada otak.
2. Faktor Ekstern situasi & kondisi lingkungan sekitar yg tdk mendukung aktivitas belajar siswa:
- Lingkungan keluarga ex, ketidakharmonisan hubungan antara kedua orang tua, rendahnya penghasilan yang diterima, sarana pra-sarana yg tidak memadai. - Lingkungan masyarakat sekitar ex, perkampungan kumuh, teman sepermainan yang a moral atau geng peminun. - Lingkungan sekolah ex, kondisi & letak sekolah yg tdk kondusif (dekat pasar / jalan raya / lintasan jalan raya), kondisi guru + alat belajar berkualitas rendah.
- Salah satu tugas guru yg harus dilakukan adalah mengidentifikasi kesulitan belajar yg dihadapi oleh peserta didik. Untuk itu diperlukan adanya diagnosis kesulitan belajar mereka, dengan tujuan untuk menetapkan jenis penyakit atau kesulitan belajar yang dihadapinya. - Untuk melakukan diagnosis, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan observasi kls dg tujuan untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran. 2. Memeriksa penglihatan & pendengaran siswa, khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar
3.Lakang Mewawancarai OT atau wali siswa untuk mengetahui latar belakang yg mungkin menimbulkan kesulitan belajar
4.Memberikan test diagnosis pada bidang kecakapan tertentu (diduga siswa mengalami kesulitan belajar pada bidang tersebut).
Keterangan:
a. Test IQ dilakukan oleh klinik psikologi, kecuali bagi guru ybs memiliki kemampuan untuk memberikan test IQ. Hasilnya harus diberikan pada OT, bila siswa mengalami permasalahan IQ di bawah normal, sehingga OT segera dpt menyekolahkan khusus anak abnormal.
b. Bagi siswa yang mengalami misbehavior berat (perilaku agresif berpotensi antisosial atau kecanduan narkotik) siswa dipelakukan khusus bila pihak sekolah mampu mengatasinya atau OT dipanggil untuk memasukkan anaknya ke pondok pesantren atau lembaga khusus menangani siswa kecanduan narkotika.
c. Bagi sisiwa yg mengalami sindron disleksia, disgrafia, diskalkulia, maka sekolah harus menyiapakan guru khusus / guru pendukung. tugasnya sbg pendamping untuk memberikan remedial (pengajaran perbaikan).
page 36 / 37
- Setelah guru memahami persoalan siswa yg terkait dg belajar, maka langkah selanjutnya mengambil tindakan dalam mengatasi belajar. Untuk itu perlu diperhatikan langkah sbb:
Langkah pertama
1. Mengalisis hasil diagnosis yaitu menelaah bagian masalah dg bagian masalah lainnya terkait dg kesulitan belajar. 2. Mengidentifikasi & menentukan bidang kecakapan tertentu yg memerlukan perbaikan. 3. Menyusun program perbaikan, khususnya program remedial.
1. Analisis hasil diagnosis setelah hasil analisis kesulitan belajar siswa diperoleh guru, maka tugas selanjutnya adalah memilah-milah tingkat kecakapan bidang yg ada kesulitan belajar .
2. Menentukan kecakapan bidang bermasalah dari hasil pemilah-milahan kesulitan belajar ditentukan, maka diperlukan perlukan perbaikan pd bidang kecakapan yg dianggap bermasalah. Dalam hal ini dikelompokkan menjadi: (1) bid. kecakapan bermasalah dpt ditangan guru sendiri, (2) ditangani oleh guru dg dibantu OT, (3) tdk dpt ditangani oleh guru & OT.
Sebelum menyusun program remedial, maka guru hrs memperhatikan: tujuan, materi, metode pengajaran remedial & alokasi waktunya, juga evaluasi kemajuan siswa stlh mengikutinya.
- Nama siswa: - Kelas: - Jenis Kesulitan khusus: - Tujuan Remedial: - Materi Remedial - Alokasi waktu remedial: - Evaluasi remedial
4. Melaksanakan program perbaikan semakin cepat program ini dilaksanakan semakin baik, sedangkan tempat pelaksanaannya dimana saja, asal memungkin bagi peserta didik. Sebab mereka rata-rata sangat memerlukan perhatian yang lebih inten dalam pelaksanaan pembelajaran perbaikan. Membaca beberapa leteratur sangat dianjurkan bagi guru, dan penggunaan berbagai model pembelajaran perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan materi yang hendak disajikan.
1 Diambil dari Dra. Romlah (selaku dosen pengampuh mata kuliah Psikologi pembelajara pada semester IV) Kamis, 15, April, 2010.
page 37 / 37