You are on page 1of 5

PELAPISAN SOSIAL Individu terdiri dari : terbentuknya masyarakat, yang terdiri dari berbagai latar belakang dan kelompok

sosial yang berstatus. masyarakat dan ndividu adalah komplemeter dapat di lihat dalam kenyataan bahwa: a. manusia di pengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya. b. individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan menyebabkan strarifikasisosial. Menurut Pitirim A.Sorokin, Bahwa Pelapisan Masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis). Sedangkan menurut Theodorson dkk, didalam Dictionary of Sociology, bahwa Pelapisan Masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanent yang terdapat didalam sistem sosial (dari kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam pembedaan hak, pengaruh, dan kekuasaan. Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut atau piramida, dimana lapisan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini menyempit ke atas. pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam kelas kelas yang tersusun secara bertingkat. pelapisan masyarakat adlaah jenjang status dan peranan yang relatif permanen yang terdapat dalam sistem sosial di dalam hal perbedaan hak pegaruh dan keluasan yang sering di gambar kan.

Lapisan Sosial Rakyat Kerajaan Banjar


Posted by Anak Sultan pada Maret 21, 2007 Kerajaan Banjar seperti pola lapisan sosial kerajaan lainnya di nusantara menunjukkan pola status sosial menurut keturunan. Bentuk lapisan sosial pada waktu itu secara besar terbagi 2 kelompok, yaitu: 1. Tutus 2. Jaba TUTUS adalah golongan keturunan dari raja. Turunan raja ini terbagi menjadi turunan raja yang menang dan turunan raja yang kalah (dalam perebutan kekuasaan). Kedua jenis turunan ini termasuk tutus dengan berbagai gelar kebangsawanan yang disandangnya sesuai dengan tingkatan keturunan dan asal dari keturunan tersebut.

Gelar-gelar kebangsawanan yang disandang sesuai dengan tingkatan secara berurutan sebagai berikut: 1. Pangeran dan Ratu (pangeran untuk turunan terdekat dengan raja jika pria, sedangkan ratu untuk wanita) 2. Gusti 3. Antung atau Raden 4. Nanang atau Anang Untuk gelar kebangsawanan dari raja yang kalah sebagai berikut: 1. Pangeran dan Ratu 2. Andin 3. Rama Golongan tutus inilah yang berhak untuk memegang jabatan penting dalam kerajaan serta memiliki daerah/wilayah kekuasaan. Pada masa kerajaan, golongan tutus ini sangat dominan pengaruhnya dalam kehidupan rakyat karena diyakini memiliki kekuatan gaib dan kharisma yang tinggi. Gelar kebangsawanan yang diperoleh tutus ini sifat dan fungsinya turun temurun, misalnya ayahnya bergelar Gusti maka anak-anaknya otomatis akan mendapat gelar Gusti juga. Begitu juga jabatan dalam kerajaan yang dipegang oleh orang tuanya akan diwariskan langsung kepada anak. JABA adalah golongan rakyat biasa bukan keturunan bangsawan. Lapisan sosial ini hidup dengan berbagai macam pekerjaan seperti pedagang, petani, tukang kayu dan sebagainya. Golongan ini seperti teori piramida merupakan golongan terbesar dari rakyat kerajaan Banjar. Untuk jaba yang memiliki prestasi bagi kerajaan, mereka akan dianugerahi oleh sultan dengan jabatan serta gelar yang boleh dipakai selama hidup mereka. Gelar-gelar bagi jaba yang memegang jabatan di pemerintahan adalah: 1. Kiai Adipati 2. Patih 3. Tumenggung 4. Ronggo 5. Kiai 6. Demang dan Mangku 7. Tenarsa 8. Lurah atau Pambakal

9. Panakawan/Hahawar Ambun Gelar yang dimiliki oleh jaba ini hanya untuk tujuan fungsional dalam pemerintahan kerajaan yang diberikan sultan atas jasa-jasanya, gelar untuk golongan jaba tidak bisa diwariskan turun temurun. Misalnya ayahnya seorang Kiai Adipati yang memiliki gelar dan wilayah, setelah orang tuanya meninggal maka anaknya tidak dapat mewarisi gelar dan wilayahnya tersebut. Meskipun dalam masyarakat Kerajaan Banjar mengenal lapisan sosial, tetapi dalam hal pernikahan tidak terlalu mengikat harus sama dari golongan atau gelar tertentu. Hal ini sering terlihat pada lelaki jaba yang ingin menikahi wanita tutus, maka harus diadakan penebusan yang dikenal dengan nama manabus purih atau ganti rugi atas turunnya martabat dari wanita tutus yang akan menikah. Jika hal ini tidak dilakukan ditakutkan pasangan itu akan mendapat katulahan (kualat) yang mengakibatkan bencana di kemudian hari. Wanita tutus yang menikah dengan pria jaba akan kehilangan hak waris gelar untuk anak-anaknya nanti.

Pelapisan sosial dan kesamaan drajat


2010-11-05 00:17

I. PENGERTIAN Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok sosial. Dengan adanya kelompok sosial ini, maka terbentuklah suatu lapisan masyarakat yang bersetara. Betapa individu dan masyarakat adalah komplementer dapat kita lihat dari kenyataan, bahwa : 1. Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya ; 2. Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan (berdasarkan pengaruhnya) perubahan besa masyarakat. Pitirim A.Sorokin memberikan definisi pelapisan masyarakat sebagai berikut :Pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas yang tesusun secara bertingkat (hierarchis). II. PELAPISAN SOSIAL CIRI TETAP KELOMPOK SOSIAL Di dalam organisasi masyarakat primitive pun sebelum mengenal tulisan, pelapisan masyarakat itu sudah ada. Hal ini terwujud berbagai bentuk sebagai berikut : 1) adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan-pembedaan hak dan kewajiban ; 2) adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak istimewa ; 3) adanya pemimpin yang saling berpengaruh ; 4) adanya orangorang yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar perlindungan hukum (cutlawmen) ; 5) adanya pembagian kerja didalam suku itu sendiri ;

6) adanya pembedaan standar ekonomi dan didalam ketidakstabilan ekonomi itu secara umum. III. TERJADINYA PELAPISAN SOSIAL Terjadi dengan sendirinya Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Ada pula lapisan tertentu yang terbentuk bukan berdasarkan kesengajaan, tetapi secara alamiah. Pengakuan-pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya. Oleh karena sifatnya yang tanpa sengaja inilah, maka bentuk lapisan dan dasar daripada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat dimana system itu berlaku. Terjadi dengan sengaja Sistem ini ditunjukan untuk mengejar tujuan bersama. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan ini, maka didalam organisasi itu teradapat keteraturan sehingga jelas bagi setiap orang ditempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam suatu organisasi baik secara vertical maupun horizontal. Didalam sistem organisasi ini mengandung dua system, yaitu: 1) Sistem Fungsional; merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat. Namun kelemahannya karena organisasi itu sudah diatur sedemikian rupa, sering terjadi masalah dalam menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. 2) Sistem Skalar;merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas(vertical). IV. PEMBEDAAN SISTEM PELAPISAN MENURUT SIFATNYA Dapat dibedakan menjadi : 1) Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup Pelapisan tertutup misalnya : Kasta Brahmana : merupakan kastanya golongan-golongan pendeta dan merupakan kasta tertinggi. Kasta Ksatria :merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yang dipandang sebagai lapisan kedua. Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang yang dipandang sebagai lapisan menengah ketiga. Kasta Sudra : merupakan kasta dari golongan rakyat jelata. Paria : golongan dari mereka yang tidak mempunyai kasta. Misalnya kaum gelandangan, peminta dan sebagainya. 2) Sistem pelapisan masyarakat terbuka Sistem yang demikian dapat kita temui didalam masyarakat Indonesia. Setiap orang diberi kesempatan untuk menduduki segala jabatan bila ada kesempatan dan kemampuan utnuk itu. Tetapi disamping itu, orang juga dapat turun dari jabatannya bila dia tidak mampu

mempertahankannya. Status (kedudukan)yang diperoleh berdasarkan atas usaha sendiri disebut Archieve status. V. BEBERAPA TEORI TENTANG PELAPISAN SOSIAL Ada yang membag pelapisan masyarakat seperti berikut : Masyarakat terdiri dari kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class) dan kelas bawah (lower class). Semakin tinggi golongannya semakin sedikit orangnya. Beberapa dicantumkan teori-teori tentang pelapisan masyarakat: 1) Aristoteles mengatakan bahwa didalam tiap-tiap Negara teradapat 3 unsur yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali dan mereka yang berada ditengah-tengahnya. 2) Prof. Dr. Selo Sumardjan Soemardi SH. MA. menyatakan: selama didalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya maka barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan sistem berlapis-lapis dalam masyarakat. 3) Vilfredo Pareto, sarjana Italia menyatakan bahwa ada dua kelas yang senanatiasa berbeda setiap waktu yaitu gol.Elite dan gol.Non Elite. Perbedaan watak, keahlian dan kapasitas. 4) Gaotano Mosoa, sarjana Italia, didalam The Rulling class menyatakan sebagai berikut : Didalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang diperintah. Kelas pertama (pemerintah) lebih sedikit. Kelas kedua (diperintah) lebih banyak. 5) Karl Marx : Pada pokoknya ada dua macam didalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan dalam proses produksi. Kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota-anggota masyarakat kedalam lapisan social sebagai berikut : 1) Ukuran kekayaan : barang siapa yang mempunyai kekayaan paling banyak, termasuk kedalam lapisan sosial teratas. Seperti bentuk rumah, mobil pribadi dsb. 2) Ukuran kekuasaan : barang siapa yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan sosial teratas. 3) Ukuran kehormatan : orang yang paling disegani dan dihormati menduduki lapisan sosial teratas. Misalnya golongan tua atau orang yang berjasa kepada masyarakat. 4) Ukuran ilmu pengetahuan : seperti gelar kesarjanaan. Ukuran-ukuran diatas yang menonjol sebagai dasar timbulnya pelapisan sosial dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial pada hakikatnya tergantung pada sistem nilai yang dianut oleh anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan.

You might also like