You are on page 1of 30

MALARIA

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah

EPIDEMIOLOGI
Merupakan penyakit endemis atau hiperendemis di daerah tropis maupun subtropis dan menyerang negara dengan penduduk padat Meksiko, sebagian Karibia, Amerika Tengah dan Selatan, Afrika Sub-Sahara, Timur Tengah, India, Asia Selatan, Indo Cina, dan pulau-pulai di Pasifik Selatan.

EPIDEMIOLOGI

ETIOLOGI

Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium


Plasmodium

falciparum Plasmodium vivax Plasmodium malariae Plasmodium ovale

malaria tropika malaria tertiana malaria kuartana malaria ovale

DAUR HIDUP PLASMODIUM

Waktu sejak sporozoit masuk sampai timbulnya gejala klinis, yang ditandai adalah demam.
P.

Falciparum P. Vivax P. Ovale P. Malariae

: 9 14 (12) hari : 12 - 17 (15) hari : 16 - 18 (17) hari : 18 - 40 (28) hari

TRANSMISI

Malaria dapat ditularkan melalui dua cara:


Alamiah
Non-alamiah

nyamuk Anopheles Malaria bawaan Penularan secara mekanik Penularan secara oral

(kongenital)

PATOGENESIS
Selama skizogoni tubuh menerima pigmen malaria dan produk samping parasit Pigmen malaria tidak toksik. Pigmen tersebut menyebabkan perubahan warna pada organ dan jaringan tubuh

Demam

Anemia
Eritrosit

rusak saat fase skizogoni Toksin dari malaria menyebabkan gangguan fungsi eritrosit Terbentuknya ab terhadap eritrosit

Peningkatan permeabilitas PD
Eritrosit kaku dan lengket Mudah melekat pada endotel Penumpukan eritrosit

Peningkatan permeabilitas

Hipoksia

obstruksi

Extravasasi cairan

Edema paru Gagal ginjal

Hepatosplenomegali
Hepatosplenomegali

terjadi akibat peningkatan proses fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun tidak Terjadi pigmentasi organ akibat dari pigmen yg dilepaskan oleh malaria

MANIFESTASI KLINIK

Demam
Stadium dingin Stadium demam Stadium berkeringat

Lemah Nyeri kepala Penurunan nafsu makan Mual dan muntah Kejang Penurunan kesadaran

Malaria dibagi 2
1.

2.

Malaria tanpa komplikasi Malaria berat, dengan kelainan sbb:


Malaria serebral dengan kesadaran menurun (delirium, stupor, koma) Anemia berat, kadar hemoglobin 5 g/dl atau hematokrit < 15% Dehidrasi, gangguan asam basa (asidosis metabolik) dan gangguan elektrolit Hipoglikemia berat (gula darah < 45 mg%) Gagal ginjal (urin < 1 ml/kgBB/jam, kreatinin serum > 3 mg%) Edema paru akut Kegagalan sirkulasi (algid malaria) Kecenderungan terjadi perdarahan Hiperpireksia/hiperthermia (suhu badan > 41C) Hemoglobinuria/Black water fever Ikterus (kadar bilirubin darah > 3 mg%) Hiperparasitemia (> 5% eritrosit dihinggapi parasit)

DIAGNOSA

Triase
Demam
Splenomegali Anemia

Sedang/pernah di daerah endemis

Pemeriksaan mikroskopis SQBC(semi quantitative buffy coat) Rapid Manual Test PCR (Polymerase Chain Reaction) Serologi test (IFA, IHA, ELISA)

DL UL Gula darah RFT LFT SE Foto toraks

TATA LAKSANA
Malaria tanpa komplikasi Untuk daerah yang sudah resistensi

Artemeter/lumefantrin (Co-artem) Artesunat + amodiakuin Artesunat + meflokuin Artesunat + sulfadoksin-pirimetamin Dihidroartemisinin + piperakuin Artesunat + klorokuin Artesunat + atovokuon-proguanil (Malaron) Artesunat + klorproguanil-dapson Artemisinin + piperakuin Artesunat + pironaridin Naftokuin + dehidroartemisinin

Untuk daerah yang belum ada resisten atau obat-obat tersebut belum tersedia

Klorokuin dosis untuk 3 hari dan sulfadoksin pirimetamin dosis tunggal Sulfadoksin/pirimetamin dosis tunggal dan kina 3 kali sehari selama 7 hari Amodikuin dosis untuk 3 hari dan sulfadoksin dosis tunggal Kombinasi klorokuin dosis standard dan primakuin dosis harian tunggal Klorokuin dosis standard dan doksisiklin 2 kali sehari selama 7 hari Kina 3 kali sehari selama 7 hari dan 2 kali sehari selama 7 hari Kina 3 kal sehari selama 7 hari dan klindamisin 3 kali sehari selama 7 hari

Malaria dengan komplikasi Malaria serebral


Diberikan

infus kina dihiroklorida, dosis 10 mg/kgBB/kali dilarutkan dalam 50 100 ml infus garam fisiologis diberikan selama 2 4 jam, 3 kali sehari selama pasien belum sadar Apabila pasien sudah sadar kina dilanjutkan peroral hingga total intravena + oral selama 7 hari Apabila disertai kejang berikan diazepam 0,5 mg/kgBB intravena perlahan-lahan

Anemia berat Berikan transfusi darah sesegera mungkin kepada:


Semua anak dengan hematokrit 15% atau Hb 5 g/dl Anak yang anemianya tidak berat (hematokrit > 15%; Hb > 5 g/dl) dengan tanda berikut:

Dehidrasi Syok Penurunan

kesadaran Pernafasan Kusmaull Gagal jantung

Parasitemia yang sangat tinggi (>10% sel darah merah mengandung parasit). Berikan packed red cells (10 ml/kgBB), jika tersedia, selama 3 4 jam. Jika tidak tersedia berikan darah utuh segar 20 ml/kgBB selama 3 4 jam. Periksa frekuensi nafas dan denyut nadi setiap 15 menit. Jika salah satunya mengalami kenaikan, berikan transfusi dengan lebih lambat. Jika ada bukti kelebihan cairan karena transfusi darah, berikan furosemid intravena Setelah transfusi, jika Hb tetap rendah, ulangi transfusi. Pada anak dengan gizi buruk, kelebihan cairan merupakan komplikasi yang umum dan serius. Berikan fresh whole blood 10 ml/kgBB hanya sekali.

Dehidrasi, gangguan asam basa dan elektrolit Larutan garam fisiologis isotonis atau glukosa 5% segera diberikan dengan hatihati dan awasi tekanan darah Untuk memperbaiki oksigenasi, bersihkan jalan nafas, beri oksigen 2 4 liter/menit, dan apabila diperlukan dapat dipasang ventilator mekanik sebagai penunjang.

Hipoglikemia Berikan 5 ml/kgBB glukosa 10% intravena secara cepat. Periksa kembali glukosa darah dalam waktu 30 menit dan ulangi pemberian glukosa (5 ml/kgBB) jika kadar glukosa rendah

PROGNOSIS
Prognosis malaria yang disebabkan oleh P.vivax pada umumnya baik, tidak menyebabkan kematian, walaupun apabila tidak diobati infeksi rata-rata dapat berlangsung 3 bulan atau lebih lama oleh karena mempunyai sifat relaps P.malariae dapat berlangsung sangat lama dengan kecenderungan relaps, pernah dilaporkan sampai 30 50 tahun

Infeksi P.falciparum tanpa penyulit berlangsung sampai satu tahun. Infeksi P.falciparum dengan penyulit, prognosis menjadi buruk, apabila tidak ditanggulangi secara cepat dan tepat bahkan dapat meninggal terutama pada gizi buruk.

WHO mengemukakan indikator prognosis buruk (klinis dan laboratorium) apabila, Indikator klinis Umur < 3 tahun Koma berat Kejang berulang Refleks kornea negatif Deserebrasi Dijumpai disfungsi organ (gagal ginjal, edema paru) Terdapat perdarahan retina

Indikator laboratorium: Hiperparasitemia (> 250.000/ml atau > 5%) Skizontemia dalam darah perifer Leukositosis PCV (packed cell volume) < 20% Kadar hemoglobin < 7,1 g/dl Kadar glukosa darah < 40 mg/dl Kadar ureum > 60 mg/dl Kadar glukosa likuor serebrospinal meningkat Kadar kreatinin > 3 mg/dl Kadar laktat dalam likor serebrospinal meningkat Kadar SGOT meningkat > 3 kali normal Antitrombin rendah Peningkatan kadar 5-nukleotidase plasma

PENCEGAHAN
Pemakaian obat antimalaria Menghindari dari gigitan nyamuk Vaksin malaria

You might also like