Professional Documents
Culture Documents
Ir. D. Wahyuridha
dw_ridha@yahoo.co.uk
085710717171
1.
LATAR BELAKANG
Dalam usaha meningkatkan mutu hidup dan pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan, energi memiliki peranan yang besar. Ketersediaan listrik di pedesaan baik yang dikelola swasta atau pemerintah, akan mendorong peningkatan produktivitas, sarana pendidikan dan kesehatan, dan menciptakan lapangan pekerjaan serta kegiatan ekonomi baru. Hanya saja pada saat ini baru sebagian kecil dari desa-desa di Indonesia dapat menikmati listrik, padahal potensi energi baru dan terbarukan cukup besar dan belum termanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan potensi energi tersebut perlu ditingkatkan sehingga sumbangannya terhadap pemenuhan kebutuhan energi di masa depan dapat lebih berarti terutama untuk daerah pedesaan dan daerah terpencil yang belum terjangkau jaringan distribusi energi komersial. Salah satu sumber energi terbarukan yang potensial adalah tenaga air, dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) untuk pelistrikan desa. Dalam pembangunan PLTMH banyak faktor yang harus diperhatikan agar pembangunan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal dan tidak sia-sia. Faktor tersebut diantaranya didasarkan pada studi kelayakan teknis dan studi kelayakan sosial-ekonomi terhadap potensi alam dan sumber daya setempat. Keakuratan data hasil studi kelayakan akan menentukan keberhasilan pembangunan PLTMH. Setelah studi selesai dilakukan tahap selanjutnya adalah detail design untuk bangunan sipil dan sistem elektro-mekanikal, sistem kontrol, serta sistem transmisi dan distribusi. Perancangan teknik harus dilakukan secara tepat akurat, dengan menerapkan teknologi yang telah teruji agar pembangkit listrik mempunyai kehandalan yang baik. Setelah pembangunan PLTMH selesai
dilakukan , keberadaan PLTMH tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu faktor pemicu bagi pengembangan ekonomi masyarakat setempat.
2.
Tujuan dari Kegiatan ini adalah :
TUJUAN
1. Tersedianya informasi yang lengkap tentang tingkat kelayakan teknis & ekonomis pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro 2. Tersedianya laporan teknik berupa detail desain bangunan sipil, sistem elektro-
mekanikal, sistem kontrol, transmisi dan distribusi dari lokasi pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang dinilai layak.
3.
CAKUPAN AKTIVITAS
Aktifitas-aktivitas yang dilakukan harus berorientasi kepada pencapaian tujuan, agar proyek ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan sumber daya di daerah. Bagi daerah yang pertama kali melaksanakan pembangunan PLTMH, tahapan pembangunan PLTMH adalah sebagai berikut: 1. Studi kelayakan 2. Desain dan engineering 3. Implementasi 4. Pendampingan kegiatan pengelolaan dan pengembangan
3.1
Studi Kelayakan
Studi kelayakan pembangunan PLTMH untuk pelistrikan desa dibagi menjadi 2 bagian : 1. Studi kelayakan teknis 2. Studi kelayakan sosial-ekonomi
3.1.1.1. Hidrologi
Studi kelayakan hidrologi bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang potensi daya, kuantitas, dan kualitas air.
menentukan lokasi terbaik bagi pembangunan fasilitas sipil. Di samping itu, informasi tersebut dapat membantu dalam merencanakan dan memprediksi biaya konstruksi beserta perawatannya. Studi geologi, meliputi pengumpulan informasi tentang : 1. Pergerakan permukaan yang mungkin terjadi, seperti : batuan dan permukaan tanah yang dapat bergerak bila turun hujan lebat, pergerakan air dan lumpur. 2. Pergerakan tanah di bawah permukaan yang mungkin terjadi, seperti : gempa atau pun tanah longsor. 3. Tipe batuan, tanah, dan pasir. Hal ini berguna untuk mendesain pondasi sipil yang cocok, dan material yang cocok dengan kondisi tersebut.
3. Aktivitas usaha ekonomi produktif yang ada di desa; jenis-jenis usaha wiraswasta non-pertanian apa saja yang ada di desa tersebut (warung, bengkel, huller, dll). 4. Jarak dari kota terdekat yang dapat dijadikan tempat suplai ke desa tersebut ; berapa jauh kota terdekat dari desa tersebut yang, menjual bahan bangunan seperti semen, paku, besi beton, dll, serta berapa ongkos angkutan barang dan manusia yang harus dikeluarkan untuk mencapai desa tersebut. 5. Material yang tersedia secara lokal di desa tersebut; bahan bangunan apa saja yang tersedia di desa tersebut (pasir, batu, kayu, dll). Dari data di atas diharapkan dapat dianalisis apakah daerah yang akan dibangun PLTMH tersebut mempunyai potensi secara ekonomis untuk dikembangkan dengan menilai secara umum setiap faktor tadi dan saling keterkaitannya dalam membentuk potensi ekonomi desa.
pemerintahan desa dan organisasi kemasyarakatan, serta bagaimana pengaruhnya di masyarakat. 3. Figur yang dihormati di desa tersebut, dan pengaruhnya terhadap masyarakat desa itu; perlu untuk diketahui siapa-siapa saja yang menjadi panutan bagi masyarakat setempat dan seberapa luas pengaruhnya terhadap orang-orang yang menganggap mereka sebagai panutan. 4. Prasarana jalan ke desa tersebut; perlu diketahui ketersediaan sarana jalan dan bagaimana keadaannya, serta kendaraan umum yang menuju ke desa tersebut. 5. Konsumen yang akan menjadi pelanggan listrik; perlu diobservasi secara umum seberapa besar keinginan masyarakat setempat terhadap kehadiran listrik. 6. Jumlah kepala keluarga (rumah); apabila terjadi kesulitan, dapat diperkirakan dari berapa jumlah rumah yang ada di desa tersebut.
7. Pola pemukiman penduduk; apakah penduduk tinggal secara terpencar atau menumpuk di suatu tempat yang dapat dianggap sebagai pusat desa. . 8. Mata pencaharian penduduk(secara umum); per KK. 9. Penghasilan penduduk di lokasi itu per bulannya (kira-kira); per KK.
pengelola PLTMH). 4. Buat proyeksi keuangan lengkap dengan aliran dana, neraca rugi laba, IRR, NPV. 5. Tentukan berapa biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat/konsumen perbulannya. 6. Tentukan perkiraan biaya langganan listrik yang dapat dikeluarkan oleh masyarakat/konsumen perbulannya. Sumber dana perlu diketahui bentuknya untuk mengetahui berapa besar dana yang harus dikembalikan oleh masyarakat setempat melalui pembayaran iuran bulanan, yang berarti menentukan besar iuran bulanan yang harus di bayar oleh pelanggan. Apabila dari dana pembangunan tersebut memang ada bagian yang harus dikembalikan, maka perlu disepakati dengan pihak pemberi dana, berapa lama pinjaman tersebut harus dikembalikan. Kemudian dapat dibuat model pengembaliannya, apabila ternyata 100% dana pembangunan adalah hibah, maka komponen pengembalian pinjaman pada buku keuangan dapat dihapuskan. Selanjutnya dibuat proyeksi keuangan secara lengkap. Kemudian tentukan perkiraan biaya yang harus ditanggung oleh konsumen melalui iuran perbulannya. Dengan demikian kita dapat mengetahui proyeksi keuangan lengkap untuk membangun PLTMH di desa tersebut. Dan juga dapat kita perkirakan kesenimbangunannya dalam hal ekonomi.
Tinggal kita tentukan saja nilai kelayakan pembangunan PLTMH di desa tersebut berdasarkan kriteria anggapan ideal yang telah kita tetapkan.
3.2.
powerhouse, pondasi turbin - generator harus dipisahkan dari pondasi bangunan powerhouse-nya.
Persoalan ini masih ditambah lagi dengan perlunya saluran pembuang di dalam powerhouse sampai keluar powerhouse. Dalam merencanakan powerhouse, perlu dipikirkan keleluasaan bongkar pasang turbin generator, karena bisa dipastikan setiap tahun turbin air harus diperiksa, artinya akan dibongkar secara berkala.
3.2.2.4. Generator
Generator berfungsi untuk mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik. Untuk PLTMH dengan daya listrik terpasang di bawah 20 kW, biasanya dipergunakan IMAG ( Induction Motor as Generator)
3.2.3.2. Penghantar
Material konduktor (kabel induk) yang sering dipilih adalah antara alumunium atau tembaga (copper). Untuk instalasi tegangan rendah banyak digunakan penghantar tembaga. Tembaga yang digunakan untuk penghantar umumnya tembaga elektrolistis dengan kemurnian di atas 99,5%.
4.
Perusahaan pelaksana studi kelayakan ini akan membentuk suatu tim pelaksana, yang terdiri dari beberapa tenaga ahli dan surveyor, untuk melakukan seluruh kegiatan studi kelayakan dan desain engineering PLTMH ini seperti yang telah diuraikan dalam Bab 3 di atas. Perusahaan ini akan mengambil posisi sebagai konsultan untuk seluruh kegiatan yang dilakukan hingga diperoleh laporan akhir (Final Report) pekerjaan studi kelayakan ini yang dapat diterima oleh seluruh pihak yang berkepentingan, khususnya pihak pemberi pekerjaan.