You are on page 1of 2

1.

Aliran Syiah Aliran Syiah berbeda pendapat dengan aliran-aliran lainnya, diantaranya dalam pendirian, bahwa penunjukkan iman sesudah wafat nabi ditentukan oleh nabi sendiri dengan nash. Nabi tidak boleh melupakan nash ini terhadap pengangkatan khalifahnya sehingga menyerahkan pekerjaan pengangkatan itu secara bebas kepada umatnya dan khalayak ramai. Selanjutnya Syiah berpendirian bahwa seseorang iman yang diangkat itu harus terpelihara dari dosa besar dan dosa kecil. 2. Alirah Khawarij Pokok-pokok pendirian aliran ini antara lain bahwa khalifah orang Islam tidak mestinya seorang yang berasal dari suku Quraisy, bahkan tidak mesti seorang Arab, kesalahan dalam berpikir dan beriztihad adalah dosa apabila terdapat bertentangan dengan pikiran mereka. 3. Aliran Mutazilah Aliran ini mempunyai lima pendirian, yaitu a) At-tauihid, yaitu keyakinan bahwa Allah itu satu dalam zatNya dan sifatNya, dan sifat Allah itu adalah zat Allah itu sendiri. b) Al-Adl, bahwa Tuhan itu adil yaitu manusia diberi kemauan yang merdeka untuk bertindak dan tidak digerakkan oleh kodrat da iradat Tuhan saja. c) Al-manzilah Baina Munzilataini, memberikan kedudukan diantara dua kedudukan mukmin dan kafir, orang Islam yang mengerjakan dosa besar akan ditempatkan oada suatu tempat antara orang mukmin dan orang kafir. d) Al-waad walwaid, yang dimaksud dengan istilah ini bahwa jika Allah menjajikan pahala atas sesuatu menjajikan siksaan atas suatu kejahatan, maka janjinya itupun wajib ditepai, tidak berhak tuhan memberi ampunan atas janji yang sudah ditetapkan. e) Amar Maruf Nahi Munkar, pekerjaan ini wajib berdasarkan akal manusia, bukan berdasarkan kepada perintah Allah dan rasulnya. 4. Aliran Al-Asyri Aliran ini menentang pendirian-pendirian Mufazilah yang lima itu. Aliran ini berkata bahwa sifat Allah itu bukan zatnya, tetapi sesuatu tambahan atas zatnya, tiap manusia berbuat atas kehendak Tuhan, tidak mempunyai kemauan yang bebas, Allah tidak bebas memenuhi janji atas kebaikan dan atas kejahatan, dengan memberi pahala kepada yang berbuat baik dan menyiksa yang berbuat jahat. Balasan yang berlainan dengan janji ini boleh dilakukan Tuhan, karena tidak sesuatupun yang mewajibkan Dia menepati janji itu, selanjutnya aliran ini berpendapat bahwa orang yang berbat dosa besar tidak diletakkan pada tempat diantara orang yang mukmin dan orang kafir, dan bahwa amar maruf nahi munkar itu diwajibkan karena Al-quran dan Hadist bukan karena penetapan akal manusia. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Filsafat Islam adalah suatu tantangan gabungan dari filsafat dan Islam, dimana menurut Mustofa Abdur Razik, filsafat itu adalah filsafat yang tumbuh di negeri Islam dan dibawah naungan negara Islam tanpa memandang agama dan bahasabahasa pemiliknya. B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritikan dan saran kepada para pembaca yang bersifat membangun agar pembuatan makalah ini untuk kedepannya menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Abu, Drs. Filsafat Islam, Toha Putra, Semarang, 1982 Atjeh Abu Bakar, Sejarah Filsafat Islam, Semarang, 1970 Hatta Muhammad, Alam Pikiran Yunani, Jakarta, 1980 Hanafi M.A, Filsafat Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1980 Rasyidi, H.M, Filsafat Agama, Jakarta, 1970 Oemar Amin Husin, Filsafat Islam, Jakarta, 1961

You might also like