You are on page 1of 9

KESEHATAN LINGKUNGAN

Krisis lingkungan hidup  penyebab : cara pandang manusia yang opurtunis


Berikut ayat Al-Quran yang terkait:
- Q.S. Al Baqarah : 29 (Bumi dan segala isinya diciptakan Allah swt untuk manusia dan isinya)
- Q.S. Al Jatsiyah : 13 dan Q.S. Al Hijr : 19 (Alam lingkungan sebagai nikmat yang besar)
- Q.S. Ar Rum : 41 (Manusia bertanggung jawab menjaga alam semesta)
Dalam UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Pasal 22, menyebutkan:
a. Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat
b. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman,
lingkungan kerja, angkutan umum, dan lingkungan lainnya
c. Sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai
dengan standard an persyaratan
d. Masih banyak penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan

Perkembangan kesehatan lingkungan muncul karena ketidaktahuan dan factor lingkungan yang
tidak menunjang. Perkembangan di Indonesia :
- 1882 : UU Hygiene
- 1924 : JL Hydrick  rural hygiene work
- 1956 : integrasi usaha kesehatan lingkungan dengan pengobatan
- 1959 : pembasmian malaria
- 1968 : Puskesmas
- 1974 : Samijaga, Program Langit Biru, Prokasih, Gerakan jumat Bersih, Gerakan Sejuta
Pohon
- 2000 : Indonesia sehat 2010…. Akankah?????
Pengaruh lingkungan terhadap timbulnya penyakit:
- Faktor penunjang terjadinya penyakit
- Penyebab langsung timbulnya penyakit
- Media transmisi penyakit
- Faktor yang mempengaruhi perjalanan penyakit
Faktor yang mempengaruhi keadaan perumahan :
1. Faktor lingkungan
2. Tingkat perekonomian masyarakat
3. Kemajuan tekhnologi yang dimiliki masyarakat
4. Kebijakan pemerintah yang menyangkut tata guna tanah

Mengacu pada catalog Indonesia Sehat 2010 yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI.
Indikator Indonesia Sehat 2010 dalam kesehatan lingkungan adalah:
1. Persentase rumah sehat 80%
2. Persentase rumah-rumah umum sehat 80%
Dan dalam MDGS terlihat bahwa yang dituju adalah mengenai air dan sanitasi. Beikut
kutipannya:
a. Target 9: Mengintergrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan kedalam kebijakan dan
program pemerintah Indonesia, serat mengembalikan sumberdaya yang hilang
b. Target 10: Mengurangi hingga setengahnya proporsi masyarakat Indonesia yang tidak
memiliki akses terhadap air minum yang aman dan sanitasi dasar.
c. Target 11: Meningkatkan secara signifikan kehidupan masyarakat yang hidup di daerah
kumuh.

Karena air adalah hal yang penting dan tidak kalah adalah makanan. Dewasa ini banyak penyakit
yang disebarkan dari makanan (food bourne disease). Berikut macamnya:
a. Penyakit foodborne yang disebabkan oleh E. coli
Escherichia coli merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada dalam saluran
pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Penularan dapat terjadi melalui kontak dari
pekerja yang terinfeksi selama makanan diproses berlangsung. Air juga dapat terkontaminasi
kotoran manusia yang terinfeksi. Makanan yang berperan sebagai media penularan adalah
ikan salmon, unggas, susu dan keju camembert (keju perancis). Oleh karena itu pemanasan
yang baik pada makanan seperti daging dan susu mentah sangatlah penting. Gejala yang
ditimbulkan pada manusia jika terinfeksi E. coli adalah diare.
b. Penyakit yang disebabkan oleh Campylobacter jejuni
Kuman ini umumnya ada dalam saluran pencernaan hewan berdarah panas dan sering ada
pada makanan yang berasal dari hewan karena terkontaminasi dengan kotoran hewan selama
prosesing (pengolahan). Kuman ini menyebabkan gastroenteritis akut (infeksi pada saluran
pencernaan) pada manusia. Gejala yang ditimbulkan antara lain diare, nyeri perut, demam,
mual dan muntah.
Sapi, babi, domba, kambing, ayam , kalkun, bebek, kucing dan anjing dianggap sebagai
pembawa kuman ini, tetapi yang paling sering adalah unggas. Kejadian infeksi yang paling
sering terjadi karena mengonsumsi makanan yang tidak dimasak, termasuk minum susu
mentah yang tidak dipasteurisasi.
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan cara makanan asal unggas sebaiknya dimasak
dengan baik dan menghindari kontaminasi silang. Misalkan pisau bekas memotong daging
mentah sebaiknya dicuci bersih dahulu sebelum digunakan untuk memotong makanan yang
matang.
c. Penyakit disebabkan oleh Yersinia enterolitica
Gejala yang ditimbulkan adalah nyeri perut, demam, diare pusing dan muntah-muntah.
Gejala yang lebih parah dapat terjadi pada anak-anak.
Sumber utama kuman ini terdapat pada babi yang terinfeksi (kuman ini hidup di daerah
mulut dan saluran pencernaan babi). Biasanya anak-anak dan remaja peka terhadap penyakit
ini. Kuman ini dapat berkembang biak pada suhu 0 derajat Celcius sampai 44 °C.
d. Penyakit yang disebabkan oleh Clostridium perfringens
Gejala yang ditimbulkan adalah diare dan nyeri perut. Bakteri ini terdapat di saluran
pencernaan carnivora (serigala, anjing), herbivora (tikus, gajah, kalkun) dan babi.
Media penularan adalah daging babi dan kalkun. Makanan yang berasal dari hewan
terkontaminasi oleh kuman ini karena daging terkontaminasi oleh kotoran atau isi saluran
pencernaan di rumah potong hewan. Makanan yang sudah dimasak dibiarkan dalam beberapa
jam pada suhu kamar, disimpan didalam oven hangat atau disimpan dalam freezer dalam
jumlah besar sehingga temperatur tidak terlalu dingin atau tidak cukup untuk mencegah
pertumbuhan bakteri ini. Sehingga kasus penyakit ini dapat terjadi jika manusia
mengonsumsi makanan masak yang sudah mengandung kuman.
Tindakan pencegahan dapat dilakukan sebagai berikut. Makanan matang segera disimpan dan
didinginkan dengan suhu dibawah 7 ° C. Jika ingin dimakan kembali harus dipanaskan
dahulu pada suhu 71 – 100 ° C. Jika mungkin makanan segera dimakan setelah dimasak.
Makanan sebaiknya dipanaskan diatas 60 ° C atau suhu yang lebih tinggi.
e. Penyakit yang disebabkan oleh -Listeria monocytogenes_
Makanan sebagai media penularan kuman ini adalah sayuran coleslaw (semacam salat yang
diberi mayonaise), susu yang dipasteurisasi, keju lunak, daging mentah, seafood, sayuran dan
buah-buahan (makanan mentah).
Gejala yang ditimbulkan sepsis (infeksi yang meluas ke dalam saluran darah),
meningoencephalitis (infeksi di selaput otak dan di bagian otak), focal infeksius (infeksi
lokal, misalnya di kulit yg terkena,di sal.pencernaan yg dilewati makanan tsb), pregnancy
infectious (infeksi kehamilan), granuloma infantiseptica ( sepsis pada infant yg berbentuk
granuloma).
f. Penyakit yang disebabkan oleh virus
Biasanya penularan terjadi karena manusia mengkonsumsi makanan yang berasal dari hewan
seperti daging sapi, domba, ayam, kalkun dan susu, dimana hewan sudah terinfeksi oleh virus
tertentu. Virus yang dapat menyebabkan Foodborne desease ini dikenal virus yang tahan
panas yang dapat ditularkan melalui susu sehingga tidakan pencegahannya adalah susu
dipanaskan dengan dipasteurisasi dalam waktu yang lama.
g. Penyakit yang disebabkan oleh parasit
Beberapa parasit ada dalam feses (kotoran) hewan dan dapat menyebabkan infeksi jika
makanan yang tercemar oleh kotoran yang mengandung parasit termakan , dicerna dan
diserap oleh tubuh. Sementara beberapa jenis yang lain terdapat dalam otot/daging
hewan. Parasit terbagi dua yaitu protozoa dan cacing.
- Toxoplasmosis yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii
Kejadian toxoplasmosis pada manusia ini termasuk tinggi. Sumber utama penularan
berasal dari kucing. Awalnya kucing memakan tikus atau burung yang mengandung
Toxoplasma. Dalam tubuh kucing mikroorganisma ini hidup dan berkembangbiak
menjadi bentuk yang infeksius bagi tubuh mannusia. Bentuk infeksius ini biasanya
terdapat dalam kotoran kucing.
Daging domba, babi dan mungkin sapi dapat terinfeksi oleh spesies ini dan menghasilkan
kista (bersifat infeksius) yang dapat menginfeksi tubuh manusia.
Pada kucing yang menderita toxoplasmosis biasanya tidak menimbulkan gejala tetapi
pada manusia tampak. Terutama berbahaya pada wanita hamil. Jika wanita hamil
terserang toxoplasmosis dapat berakibat keguguran, melahirkan bayi yang sudah
meninggal, juga cacat bentuk dan kegagalan fungsi dari organ tubuh terutama yang
melibatkan sistem syaraf pusat.
Penularan melalui daging dapat dicegah dengan makan daging yang benar- benar matang.
Jika berkebun harus mencuci tangan dengan baik (menggunakan sabun) setelah
berkebun. Pada wanita hamil sebaiknya menghindari tempat kotoran kucing . Bagi
pemelihara kucing sebaiknya tempat kotoran kucing dibersihkan setiap hari.
- Trichinellosis yang disebabkan oleh Trichinella spiralis
Parasit ini berkembang biak dalam tubuh babi. Infeksi terjadi jika makan daging babi
mentah atau setengah masak. Larva yang infeksius biasanya terdapat pada otot / daging
babi.
Pada daerah yang penduduknya tidak makan daging atau tidak memperbolehkan makan
daging babi, kejadian Trichinellosis sangat rendah. Gejala trichinellosis pada manusia
adalah udema (pembengkakan) pada periorbital (bagian mata), demam dan sakit pada
otot dan sendi.
- Foodborne desease oleh -Taenia saginata_
Cacing ini hidup dan berkembang biak dalam tubuh sapi. Kejadian infeksi oleh cacing ini
jarang tetapi sering terjadi di daerah dimana penduduknya sering makan daging sapi
mentah. Tindakan pencegahan adalah pengontrolan yang ketat di rumah potong hewan,
pembuangan kotoran manusia yang aman (tidak di sembarang tempat). Pemasakan
daging yang baik atau jika daging dibekukan sebaiknya selama 5 hari pada suhu -10°C.
- Cystiserkosis oleh Taenia solium
Cacing ini hidup dan berkembang biak didalam tubuh babi. Infeksi dapat terjadi jika
orang makan daging babi mentah atau yang dimasak setengah matang. Cacing ini dalam
bentuk cysticerci dapat menyerang organ mata, jantung, otak , sumsum tulang belakang
selain saluran pencernaan pada babi dan manusia.

Itulah akibat dari tidak hygiene dalam memasak makanan. Tapi bila sanitasi lingkungan yang
tidak bagus akan mengakibatkan dampak yang lain, beberapa contoh:
- Leptospirosis
Leptospirosis sesungguhnya tergolong penyakit hewan yang bisa menjangkiti manusia juga ,
atau disebut zoonosis. Penyebabnya kuman leptospira. Kuman ini hidup dan berbiak di tubuh
hewan. Semua hewan bisa terjangkiti. Paling banyak tikus dan hewan pengerat lainnya,
selain hewan ternak. Hewan piaraan, dan hewan liar pun bukan tak mungkin bisa terjangkit
juga.
Masa tunas leptospirosis sekitar 10 hari. Dua pekan sehabis banjir reda di Jakarta, saat
korban banjir membersihkan bekas endapan banjir, kasus leptospirosis muncul. Boleh jadi
kuman ada dalam air kotor yang disisakan banjir.
Pada kasus-kasus awal mungkin dokter tidak menduga ada leptospirosis. Penyakit ini tidak
lazim dan mungkin terlupakan, sebab belum tercatat ada jangkitannya di Jakarta. Itu sebab
pada kasus-kasus awal bisa bisa jadi dokter luput mendiagnosis, sehingga pasien terlambat
diberi antibiotika. Jika terlambat diobati, komplikasi leptospirosis merusak ginjal, selain hati
dan otak.
Menyerupai Flu
Pada hewan yang terjangkit mungkin tak muncul gejala apa-apa pada manusia menyerupai
gejala flu (flu-like symptom).
Dimulai dengan demam menggigil, pegal linu, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, batuk kering
, mual-muntah, sampai mencret-mencret. Jika pada tahapan ini tidak diobati gejala bertambah
parah dan tampak lebih khas.
Oleh karena menyerang hati, pada stadium lanjut muncul gejala penyakit kuning. Kulit dan
putih mata menjadi kekuningan , selain tampak pula mata merah layaknya sedang sakit mata.
Demam, kuning dan mata merah, dianggap khas pada leptosprirosis. Adakalanya terjadi
perdarahan. Dokter mendengar bunyi para-paru abnormal, dan kemungkinan kulit meruam
merah.
Seseorang yang dicurigai leptospirosis jika pemeriksaan laboratorium urin dan darahnya
menunjukkan hasil abnormal. Fungsi ginjal dan hati terganggu, selain sel darah putih
menurun. Namun yang lebih pasti diperoleh dari hasil pemeriksaan serologis (di Jakarta Rp
50.000 sekali periksa). Memang bisa juga dilakukan pembiakan kuman dari urin, darah, atau
cairan otak. Namun perlu waktu dua minggu, dan kumannya sendiri tergolong bersifat
lamban bertumbuh. Maka paling praktis memang masih pemeriksaan darah.
Gejala leptospirosis menjadi lebih berat jika tidak diobati atau obatnya salah alamat. Selain
komplikasi ke hati menimbulkan gejala penyakit kuning, komplikasi ke selaput otak
menimbulkan gejala nyeri kepala, kejang-kejang, leher kaku, dan penurunan kesadaran.
Komplikasi ke ginjal umumnya bersifat fatal. Angka kefatalan penyakit leptospirosis
mencapai 5 persen, artinya 5 dari setiap 100 kasus bisa tewas.
Mudah Diobati
Leptospirosis bukan penyakit ganas. Obatnya mudah didapat dan murah.
Hanya saja karena di awal-awal kasusnya mungkin luput didiagnosis, saking tidak lazim dan
terlupakan, pengobatan yang tepat mungkin terlambat diberikan. Namun kini, ketika Jakarta
tengah dijangkiti penyakit ini, dokter terfokus untuk berpikir dan melacak penyakit ini.
Begitu juga yang harus dipikirkan jika ada keluhan dan gejala yang mengarah pada
leptospirosis di daerah-daerah pascabanjir lain. Setiap keluhan dan gejala flu harus dicurigai
sebagai awal leptospirosis.
Pada beberapa kasus, nyeri sendi, nyeri otot, bisa lebih menonjol. Susahnya, pada flu pun
bisa begitu juga. Bedanya pada kasus leptospirosis hati dan limpa ikut membengkak juga,
sedang pada flu tidak. Maka setiap kali ada pasien memperlihatkan tanda-tanda dan gejala flu
di wilayah yang tengah berjangkit leptospirosis, harus lebih mencurigai kemungkinan
leptospirosis. Leptospirosis sudah harus dipikirkan sebab bisa fatal jika tidak tepat diobati.
Selain antibiotika golongan penicilline, kuman juga peka terhadap streptomycine,
chloramphenicol dan erythromycine. Harga jenis antibiotika klasik ini tergolong tidak tinggi,
selain mudah didapat, bahkan di Puskesmas sekali pun.
Jika diobati selagi masih dini, prognosis leptospirosis umumnya baik. Bisa lain nasib pasien
jika terapi terlambat diberikan. Sudah disebut komplikasi leptospirosis paling jelek jika sudah
merusak ginjal , selain hati, dan otak.
Cara Pencegahan
Kuman leptospira mampu bertahan hidup bulanan di air dan tanah, dan mati oleh
desinfektans seperti lisol.
Maka upaya "lisolisasi" seluruh permukaan lantai , dinding, dan bagian rumah yang
diperkirakan tercemar air kotor banjir yang mungkin sudah berkuman leptospira, dianggap
cara mudah dan murah mencegah "mewabah"-nya leptospirosis.
Selain sanitasi sekitar rumah dan lingkungan, higiene perorangannya dilakukan dengan
menjaga tangan selalu bersih. Selain terkena air kotor, tangan tercemar kuman dari hewan
piaraan yang sudah terjangkit penyakit dari tikus atau hewan liar. Hindari berkontak dengan
kencing hewan piaraan.
Biasakan memakai pelindung, seperti sarung tangan karet sewaktu berkontak dengan air
kotor, pakaian pelindung kulit, beralas kaki, memakiai sepatu bot, terutama jika kulit ada
luka, borok, atau eksim. Biasakan membasuh tangan sehabis menangani hewan, trenak, atau
membersihkan gudang, dapur, dan tempat-tempat kotor.
Penanggulangan KLB dilakukan pada daerah yang penderita Leptospirosis cenderung
meningkat (per jam/hari/minggu/bulan) dengan pengambulan darah bagi penderita dengan
gejala demam, sekitar 20 rumah dari kasus indeks.
Angka kematian akibat leptospirosis tergolong tinggi, mencapai 2,5 sampai 16,45 persen atau
rata-rata 7,1 persen. Bahkan pada penderita berusia di atas 50 tahun, risiko kematian lebih
besar, bisa mencapai 56 persen. Pada penderita yang sudah mengalami kerusakan hati yang
ditandai selaput mata berwarna kuning, risiko kematian akibat leptospirosis lebih tinggi lagi.
Untuk itu, lakukan pencegahan sedini mungkin. Antara lain dengan menjaga kebersihan
lingkungan. Tempat-tempat yang kemungkinan bisa dijadikan tempat bersarangnya tikus,
segera dibersihkan agar tak ada tempat sedikitpun untuk berkembangbiaknya bakteri
leptospira yang mematikan
- ISPA
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh
anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu dan banyak
dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit
saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai
pada masa dewasa.
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi
dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak
diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % - 60 % dari kunjungan
diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA
mencakup 20 % - 30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan
pada bayi berumur kurang dari 2 bulan.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung
kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Infeksi saluran pernapasan
bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan
masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.
Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama
apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak
hygiene. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi
silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing,
serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.
Tanda-tanda klinis
Pada sistem pernafasan adalah: napas tak teratur dan cepat, retraksi/ tertariknya kulit kedalam
dinding dada, napas cuping hidung/napas dimana hidungnya tidak lobang, sesak kebiruan,
suara napas lemah atau hilang, suara nafas seperti ada cairannya sehingga terdengar keras
Pada sistem peredaran darah dan jantung : denyut jantung cepat atau lemah, hipertensi,
hipotensi dan gagal jantung.
Pada sistem Syaraf adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, kejang dan
coma.
Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa
minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk.
Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum
(kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa
diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam dan dingin
- Diare
Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB ( Kejadian Luar Biasa ) seperti halnya
Kolera dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.Namun dengan
tatalaksana diare yang cepat, tepat dan bermutu kematian dpt ditekan seminimal mungkin.
Pada bulan Oktober 1992 ditemukan strain baru yaitu Vibrio Cholera 0139 yang kemudian
digantikan Vibrio cholera strain El Tor di tahun 1993 dan kemudian menghilang dalam tahun
1995-1996, kecuali di India dan Bangladesh yang masih ditemukan. Sedangkan E. Coli 0157
sebagai penyebab diare berdarah dan HUS ( Haemolytic Uremia Syndrome ). KLB pernah
terjadi di USA, Jepang, Afrika selatan dan Australia. Dan untuk Indonesia sendiri kedua
strain diatas belum pernah terdeksi.
Defenisi
Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja , yang
melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak lebih dari biasanya. (3 kali
atau lebih dalam 1 hari.
Faktor yang mempengaruhi diare :
Lingkungan Gizi Kependudukan
Pendidikan Sosial Ekonomi dan Prilaku Masyarakat
Penyebab terjadinya diare :
Peradangan usus oleh agen penyebab :
1. Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
2. Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia
3. Kurang gizi
4. Alergi terhadap susu
5. Immuno defesiensi
Cara penularan :
Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang terkontaminasi
tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar
dipergunakan untuk menyuap makanan.
Istilah diare :
Diare akut = kurang dari 2 minggu
Diare Persisten = lebih dari 2 minggu
Disentri = diare disertai darah dengan ataupun tanpa lendir
Kholera = diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera
Tatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif :
Tatalaksana penderita diare di rumah
Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga (kuah sayur, air tajin, larutan gula garam, bila
ada berikan oralit)
Meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra
sesudah diare.
Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari tidak membaik atau :
1. buang air besar makin sering dan banyak sekali
2. muntah terus menerus
3. rasa haus yang nyata
4. tidak dapat minum atau makan
5. demam tinggi
6. ada darah dalam tinja
Kriteria KLB/Diare :
Peningkatan kejadian kesakitan/kematian karena diare secara terus menerus selama 3 kurun
waktu berturut-turut (jam, hari, minggu). - Peningkatan kejadian/kematian kasus diare 2 kali
/lebih dibandingkan jumlah kesakitan/kematian karena diare yang biasa terjadi pada kurun
waktu sebelumnya (jam, hari, minggu). - CFR karena diare dalam kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan priode sebelumnya.

Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah.


1. Masa pra KLB
Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan melaksanakan Sistem
Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu melakukakukan langkah-langkh lainnya :
1. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistik.
2. Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
4. Memperbaiki kerja laboratorium
5. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain
Tim Gerak Cepat (TGC) :
Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan
penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas atau data
penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan :
Pengamatan :
Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.
Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai terutama anggota keluarga
Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai
sumber penularan.
Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya
Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di
lapangan.
Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga
Membuat laporan tentang kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap
2. Pembentukan Pusat Rehidrasi
Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan.
Tugas pusat rehidrasi :
Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung.
Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa dsb.
Memberikan data penderita ke Petugas TGC
Mengatur logistik
Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.
Penyuluhan bagi penderita dan keluarga
Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).
Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk diinfus,
rawat jalan, obat yang digunakan dsb.

You might also like