You are on page 1of 22

KEJURUAN

OLEH :
1. 2. 3. 4. Taufiq Nur Basadi Kurnia Prana Ardi rahman Wardoyo

PENGERTIAN KEJURUAN
Menurut arti kata: Kejuruan : Keahlian kusus, Keterampilan kusus, yang dimiliki oleh seseorang. Juru/ Tukang adalah orang yg pandai dalam suatu pekerjaan yang memerlukan latihan, kecakapan dan kecermatan (keterampilan).

Tukang Bangunan

Juru Masak

Juru Foto

Tukang Kayu

Pengertian Pendidikan Kejuruan


1. Menurut Rupert Evan (1978) pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan dari pada bidang-bidang pekerjaan lain. 2. Menurut (Good, 1959) Pendidikan kejuruan suatu program yang berada di bawah pendidikan tinggi yang diorganisasi menyiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja tertentu atau meningkatkan pekerjaan dalam dunia kerja.

3. Menurut (UUSPN 2 1989) pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. 4. Menurut (PP 29 tahun 1990 pasal 1 ayat 3) Pendidikan kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.

Jadi dapat disimpulkan: Pendidikan Kejuruan adalah: Pendidikan yang diselenggarakan bagi para siswa yang merencanakan dan mengembangkan karirnya pada bidang keahlian tertentu untuk bekerja.

Tujuan Pendidikan Kejuruan


Rupert Evans (1978) merumuskan pendidikan kejuruan bertujuan untuk: 1. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kerja 2. Meningkatkan pilihan pendidikan bagi setiap individu. 3. Mendorong motivasi untuk belajar terus. Dalam peratuaran pemerintah no.29 Tahun 1990 Tujuan Pendidikan Kejuruan adalah mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.

Jadi dapat disimpulkan: Tujuan Pendidikan Kejuruan adalah untuk mempersiapkan peserta didik sebagai calon tenaga kerja untuk kepentingan peserta didik itu sendiri, dunia kerja dan masyarakat.

Fungsi Pendidikan Kejuruan


Pendidikan khusus, direncanakan untuk menyiapkan peserta didik guna memasuki dunia kerja, sebagai tenaga kerja produktif yang mampu menciptakan produk unggul yang dapat bersaing di pasar bebas dan profesional yang memiliki kualitas moral di bidang kejuruannya.

Prinsip Pendidikan Kejuruan


Menurut Miller. 1986: ada 10 prinsip pendidikan kejuruan : 1. Bimbingan merupakan komponen pendidikan kejuruan yang penting. 2. Belajar seumur hidup dipromosikan melalui pendidikan kejuruan. 3. Kebutuhuan masyarakat dicerminkan oleh program pendidikan kejuruan. 4. Pendidikan kejuruan terbuka bagi semua. 5. Penempatan di dalam langkah berikutnya adalah suatu tanggung jawab pendidikan kejuruan.

Lanjutan .

6. Perbedaan peran pendidikan jenis kelamin dipromosikan melalui pendidikan kejuruan. 7. Individu dengan kebutuhan khusus dilayani melalui pendidikan kejuruan. 8. Organisasi siswa adalah suatu corak pendidikan kejuruan integral. 9. Guru pendidikan kejuruan merupakan komponen guru profesi dan jabatan. 10. Suatu etos kerja dipromosikan melalui pendidikan kejuruan.

Karakteristik Kejuruan
Orientasi Pendidikan Kejuruan : memiliki sifat untuk menyiapkan penyediaan tenaga kerja. 2. Justifikasi Untuk Eksistensi : adanya kebutuhan nyata tenaga kerja di lapangan kerja atau di industri baik jasa maupun barang. 3. Fokus Kurikulum : semua aspek baik apektif, kognitif maupun psikomotoriknya harus berkembang secar simultan. 4. Kriteria Keberhasilan : diukur dari 2 (dua) aspek yakni keberhasilan siswa di sekolah ( in-school sucses ) dan keberhasilan di luar sekolah ( out-of school sucses).
1.

Kepekaan ( Responsiveness ) : mempunyai kesesuaian berupa kepekaan atau daya kesesuaian terhadap perkembangan masyarakat pada umumnya, dan dunia kerja pada khususnya. 6. Perbekalan dan Logistik : Bengkel kerja dan laboratorium adalah kelengkapan utama dalam sekolah kejuruan. 7. Hubungan Industri : kesediaan dunia kerja/industri, menampung peserta didik untuk mendapat kesempatan pengalaman belajar di lapangan kerja/industri,
5.

Lulusan Pendidikan Kejuruan


Berdasarkan kurikulum 2004 berbasis kompetensi, lulusan pendidikan kejuruan harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang lebih mendalam dan spesifik dalam bidang tertentu. Dengan demikian lulusan pendidikan kejuruan diharapkan siap dan mampu menyesuaikan diri dengan dunia kerja.

Menurut Hadi (dalam Muliati A.M, 2007) terdapat 3 model penyelenggaraan pendidikan kejuruan:
1.

Model berorientasi pasar (Market Oriented Model). Merupakan sistim pendidikan yang merupakan tanggung jawab industri dan di jalankan sepenuhnya oleh industri. Pada model pasar pemerintah tidak terlibat dalam proses kualifikasi kejuruan. Beberapa negara penganut: Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.

2.

3.

Model sekolah (school model) adalah pendidikan dimana pemerintah berperan merencanakan, mengorganisasikan, dan memantau pelaksanaan pendidikan kejuruan. Beberapa negara penganut: Beberapa negara seperti Perancis, Italia, Swedia Model sistem ganda (dual system) Merupakan perpaduan antara model pasar dan model sekolah dalam hal ini pemerintah berperan sebagai pengawas model pasar Beberapa negara penganut: Swiss, Austria dan Jerman

Model Pendidikan Kejuruan di Indonesia

Kecenderungan yang digunakan di Indonesia adalah model ketiga, dimana pelaksanaan pendidikan sistem ganda dilaksanakan di dua tempat yaitu di sekolah dan di industri dengan berbagai pengembangannya.

Kesimpulan
1. Kejuruan: Keahlian kusus, Keterampilan kusus, yang dimiliki oleh seseorang. 2. Pendidikan Kejuruan adalah Pendidikan yang diselenggarakan bagi para siswa yang merencanakan dan mengembangkan karirnya pada bidang keahlian tertentu untuk bekerja.

You might also like