You are on page 1of 21

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Sebagian besar orang beranggapan bahwa rehabilitasi merupakan kegiatan exyramural dari pengobatan pasien mental sehingga selalu diorentasikan pada pekerjaan dan masalah-masalah social saja,hal tersebut tentunya kurang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan psikiatri modern.Dengan adanya kemajuan dibidang psiko-farmakai dimana telah ditemukan berbagai jenis obat yang dapat mempercepat hilangnya/kurang gejala-gejala psikiatrik,maka bentuk pelayanan rehabilitasi juga harus disesuaikan dengan kemajuan tersebut maka perlu disusun kegiatan yang diberikan pada para rehabilitan yang sesuai ketika mereka dirawat di Rumah Sakit Jiwa.Upaya Rehabilitasi pasien mental di Indonesia mulai dirintis pada tahun 1969 dan berkembang sampai sekarang ini. Menurut L.E.Hinsie dan RJ.Cambell pengertian rehabilitasi dalam psychiatric Dictionary adalah segala tindakan fisik,penyesuaian psikososial dan latihan vokasional sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri secara maksimal dan untuk mempersiapkan pasien secara fisik,mental,dan vokasional untuk suatu kehidupan penuh sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuan yang ditunjukkan ke arah mencapai perbaikan fisik sebesar-besarnya, penempatan vokasional sehingga dapat bekerja dengan kapasitas maksimal, penyesuaian diri dalam hubungan perseorangan dan sosial secara memuaskan sehingga dapat berfungsi sebagai warga masyarakat yang berguna. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang di maksud terapi okupasi? 2. Apa tujuan terapi okupasi 3. Bagaimana jenis-jenis dan tahap-tahap terapi okupasi 4. Bagaimana pelaksanaan terapi okupasi C. Tujuan 1. Untuk lebih memahami tentang terapi Okupasi
2.

Untuk lebih memahami tentang tujuan terapi Okupasi

3. Untuk lebih memahami tentang jenis-jenis dan tahap-tahap terapi Okupasi 4. Untuk lebih memahamipelaksanaan terapi okupasi D. Manfaat 1. Agar lebih memahami tentang terapi Okupasi
1

2.

Agar lebih memahami tentang tujuan terapi Okupasi Agar lebih memahami pelaksanaan terapi okupasi

3. Agar lebih memahami tentang jenis-jenis dan tahap-tahap terapi Okupasi


4.

BAB II
2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Terapi Okupasi dan Rehabilitasi Medik

a. Terapi Okupasi adalah salah satu jenis terapi kesehatan yang merupakan bagian dari rehabilitasi medis. Penekanan terapi ini adalah pada sensomotorik dan proses neurologi dengan cara memanipulasi, memfasilitasi dan menginhibisi lingkungan, sehingga tercapai peningkatan, perbaikan dan pemeliharaan kemampuan anak. b. Terapi okupasi adalah terapi untuk membantu seseorang menguasai keterampilan motorik halus dengan lebih baik. Keterampilan motorik halus adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan otot-otot kecil yang ada di dalam tangan. Contoh kemampuan motorik halus :
1. 2. 3. 4. 5. 6.

menulis dan menggambar mewarnai menggunting dan menempel mengancing baju mengikat tali sepatu melipat, dll kelainan/kecacatan fisik dan atau mental baik yang bersifat

c. Kegiatan terapi okupasi adalah profesi kesehatan yang menolong individu yang mempunyai sementara/menetap dengan menggunakan aktifitas yang disesuaikan untuk membantu pemulihan fungsi fisik, mental ataupun sosial secara optimal dibidang perawatan diri, produktifitas dan yang bersifat rekreasi/menyenangkan. B. Fungsi dan Tujuan Terapi Okupasi Terapi okupasi bertujuan untuk membantu anak mengembangkan potensinya secara optimal. Melalui terapi okupasi, anak belajar untuk melakukan kegiatan sehari-hari (day living activities), misalnya memakai pakaian, makan sendiri, menggunakan gunting, pensil, menalikan tali sepatu, dan bermain dengan teman. Termasuk juga belajar untuk percaya diri dalam menentukan pilihan dan memutuskan sesuatu. Okupasi terapi adalah terapan medic yang terarah bagi pasien fisik maupun mental dengan menggunakan aktivitas sebagai media terapi dalam rangka memulihkan kembali fungsi seseorang sehingga dia dapat mandiri semaksimal mungkin. Aktivitas tersebut adalah berbagai macam kegiatan yang direncanakan dan disesuaikan dengan tujuan
3

terapi. Pasien yang dikirimkan oleh dokter, untuk mendapatkan okupasi terapi adalah dengan maksud sebagai berikut: 1. Terapi khusus untuk pasien mental/jiwa a. Menciptakan suatu kondisitertentu sehingga pasien dapat mengembangkan kemampuannya untuk dapat berhubungan dengan orang lain dan masyarakat sekitarnya. b. Membantu dalam melampiaskan gerakan-gerakan emosi secara wajar dan produktif.
c. Membantu menemukan kemampuan kerja yang sesuai dengan bakat dan

keadaannya.
d. Membantu dalam pengumpulan data guna penegakan diagnose dan penetapan

terapi lainnya. 2. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan ruang gerak sendi, kekuatan otot dan koordinasi gerakan. 3. Mengajarkan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti makan, berpakaian, belajar menggunakan fasilitas umum (telpon, televisi dan lain-lain), baik dengan maupun tanpa alat bantu, mandi yang bersih, dan lain-lain. 4. Membantu pasien untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan rutin di rumahnya, dan memberi saran penyederhanaan (siplifikasi) ruangan maupun letak alat-alat kebutuhan sehari-hari. 5. Meningkatkan toleransi kerja, memelihara dan meningkatkan kemampuan yang masih ada. 6. Menyediakan berbagai macam kegiatan untuk dijajaki oleh pasien sebagai langkah dalam pre-cocational training. Dari aktivitas ini akan dapat diketahui kemampuan mental dan fisik, kebiasaan kerja, sosialisasi, minat, potensi dan lain-lainnya dari si pasien dalam mengarahkannya kepekerjaan yang tepat dalam latihan kerja. 7. Membantu penderita untuk menerima kenyatan dan menggunakan waktu selama masa rawat dengan berguna. 8. Mengarahkan minat dan hoby agar dapat digunakan setelah kembali ke keluarga.
4

Program okupasiterapi adalah bagian dari pelayanan medik untuk tujuan rehabilitasi total seseorang pasien melalui kerja sama dengan petugas lain dirumah sakit. Dalam pelaksanaan okupasiterapi keliahatannya akan banyak overlapping dengan terapi lainnya, sehingga dibutuhkan adanya kerjasama yang terkoordinir dan terpadu.
C. Peranan okupasi terapi/pekerjaan untuk terapi

Aktivitas dipercayai sebagai jembatan antara batin dan dunia luar. Melalui aktivitas manusia dihubungkan deengan lingkungan, kemudian mempelajarinya, mencoba keterampilan atau pengetahuan, mengekspresikan perasaan, memenuhi kebutuhan fisik maupun emosi, mengembangkan kemampuan, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup. Potensi tersebutlah yang digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan okupasiterapi, baik bagi penderita fisik maupun mental. Aktivitas dalam okupasiterapi digunakan sebagai media baik untuk evaluasi, diagnosis, terapi, maupun rehabilitasi. Dengan mengamati dan mengevaluasi pasien waktu mengerjakan suatu aktivitas dan dengan menilai hasil pekerjaan dapat ditentukan arah terapi dan rehabilitasi selanjutnya dari pasien tersebut. Penting untuk diingat bahwa aktivitas dalam okupasiterapi tidak untuk menyembuhkan, tetapi hanya sebagai media. Diskusi yang terarah setelah penyelesaian suatu aktivitas adalah sangat penting karena dalam kesempatan tersebutlah terapis dapat mengarahkan pasien. Melalui diskusi tersebutlah pasien belajar mengenal dan mengatasi persoalannya. Melalui aktivitas pasien diharapkan akan berkomunikasi lebih baik untuk mengekpresikan dirinya. Melalui aktivitas kemampuan pasien akan dapat diketahui baik oleh terapi maupun oleh pasien itu sendiri. Dengan menggunakan alat-alat atau bahan-bahan dalam melakukan suatu aktivitas pasien akan didekatkan dengan kenyataan terutama dalam hal kemampuan dan kelemahannya. Mengerjakan suatu aktivitas dalam kelompok akan dapat merangsang terjadinya intraksi diantara anggota yang berguna dalam meningkatkan sosialisasi, dan menilai kemampuan diri masing-masing dalam hal keefisiensiannya berhubungan dengan orang lain.

D. Aktivitas

Aktivitas yang digunakan dalam okupasi terapi sangat dipengaruhi oleh konteks terapi secara keseluruhan, lingkungan, sumber yang tersedia, dan juga oleh kemampuan si terapis sendiri (pengetahuan, keterampilan, minat dan kreativitasnya).
5

1. Jenis Jenis aktivitas dalam okupasiterapi adalah :


a. Latihan gerak badan b. Olahraga c. Permainan d. Kerajinan tangan e. Kesehatan, kebersihan, dan kerapihan pribadi f. Pekerjaan sehari-hari (aktivitas kehidupan sehari-hari) g. Praktik pre-vokasional h. Seni (tari, musik, lukis, drama, dan lain-lain) i. j.

Rekreasi (tamasya, nonton bioskop/drama, pesta ulang tahun dan lain-lain. Diskusi dengan topik tertentu (berita surat kabar, majalah, televise, radio atau keadaan lingkungan), dan lain- lain.

2. Karakteristik aktivitas Aktivitas dalam okupasiterapi adalah segala macam aktivitas yang dapat menyibukan seseorang secara produktif yaitu sebagai suatu media untuk belajar dan berkembang, sekaligus sebagai sumber kepuasaan emosional maupun fisik. Oleh karena itu setiap aktivitas yang digunakan dalam okupasi terapi harus mempunyai karakteristik sebagai berikut : a. Setiap gerakan harus mempunyai alasan dan tujuan terapi yang jelas. Jadi bukan hanya sekedar menyibukan pasien b. Mempunyai arti tertentu bagi pasien, artinya dikenal oleh atau ada hubungannya dengan pasien. c. Pasien harus mengerti tujuan mengerjakan kegiatan tersebut, dan apa kegunaannya terhadap upaya penyembuhan penyakitnya. d. Harus dapat melibatkan pasien secara aktif walaupun minimal. e. Dapat mencegah lebih beratnya kecacatan atau kondisi pasien, bahkan harus dapat meningkatkan atau setidak-tidaknya memelihara koondisinya. f. Harus dapat member dorongan agar si pasien mau berlatih lebih giat sehingga dapat mandiri. g. Harus sesuai dengan minat, atau setidaknya tidak dibenci olehnya.

h. Harus dapat dimodifikasi untuk tujuan peningkatan atau penyesuaian dengan dengan kemampuan pasien Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih aktivitas : a. Apakah bahan yang digunakan merupakan yang mudah dikontrol, ulet, kasar, kotor, halus dan sebagainya. b. Apakah aktivitas rumit atau tidak c. Apakah perlu dipersiapkan sebelum dilaksanakan d. Cara pemberian instruksi bagaimana e. Bagaimana kira-kira setelah hasil selesai f. Apakah perlu pasien membuat keputusan g. Apakah perlu konsentrasi h. Interaksi yang mungkin terjadi apakah menguntungkan i. Apakah diperlukan kemampuan berkomunikasi j. Berapa lama dapat diselesaikan k. Apakah dapat dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat disesuaikan dengan kemampuan dan keterampilan pasien, dan sebagainya. 3. Analisa aktivitas Untuk dapat mengenal karakteristik maupun potensi atau aktivitas dalam rangka perencanaan terapi, maka aktivitas tersebut harus dianalisa terlebih dahulu. Hal-hal yang perlu dianalisa adalah sebagai berikut:
a. Jenis aktivitas b. Maksud dan tujuan penggunaan aktivitas tersebut (sesuai dengan tujuan terapin) c. Bahan yang digunakan: 1) Khusus atau tidak 2) Karakteristik bahan: a) Mudah ditekuk atau tidak b) Mudah dikontrol atau tidak c) Menimbulkan kekotoran atau tidak d) Licin atau tidak

Rangsangan yang dapat ditimbulkan:


a) Taktil b) Pendengaran c) Pembauan 7

d) Penglihatan e) Perabaan f)

Gerakan sendi, dan sebagainya

3) Warna

Macam-macamnya, namanya, dan banyaknya


d. Bagian-bagian aktivitas

1) Banyaknya bagian 2) Rumit atau sederhana 3) Apakah membutuhkan pengulangan 4) Apakah membutuhkan perhitungan matematika
e. Persiapan pelaksanaan: 1) Apakah harus dipersiapkan terlebih dahulu 2) Apakah harus ada contoh atau cukup dengan lisa 3) Apakah bahan telah tersedia atau harus dicari terlebih dahulu 4) Apakah ruangan untuk melaksanakan harus diatur f. Pelaksanaan

Apakah dalam pelaksanaan tugas ini perlu adanya:


1) Konsentrasi 2) Ketangkasan 3) Rasa social diantara pasien 4) Kemampuan mengatasi masalah 5) Kemampuan bekerja sendiri 6) Toleransi terhadap frustasi 7) Kemampuan mengikuti instruksi 8) Kemampuan membuat keputusan g. Apakah aktivitas tersebut dapat merangsang timbulnya interaksi diantara mereka h. Apakah aktivitas tersebut membutuhkan konsentrasi, ketangkasan, inisiatif,

penilaian, ingatan, komprehensi, dan lain-lain. i. Apakah aktivitas tersebut melibatkan imajinasi, kreativitas, pelampiasan emosi dan lai-lain. j. Apakah ada kontra indikasi untuk pasien tertentu. Dalam hal ini harus bertindak hati- hati, karena dapat berbahaya bagi pasien maupun sekelilingnya (misalnya untuk pasien dengan paranoid sangat riskan memberikan benda tajam)
8

k. Yang penting lagi adalah apakah disukai oleh pasien

E. Indikasi Untuk Okupasiterapi 1. Seseorang yang kurang berfungsi dalam kehidupannya karena kesulitan-kesulitan

yang dihadapi dalam pengintegrasian perkembangan psikososialnya.


2. Kelainan tingkah laku yang terlihat dalam kesulitannya berkomunikasi dengan orang

lain.
3. Tingkah lau tidak wajar dalam mengekpresikan perasaan atau kebutuhan yang

primitive.
4. Ketidak mampuan menginterprestasikan rangsangan sehingga reaksinya terhadap

rangsangan tersebut tidak wajar pula.


5. Terhentinya seseorang dalam fase pertumbuhan tertentu atau seseorang yang

mengalami kemunduran.
6. Mereka yang lebih mudah mengekspresikan perasaannya melalui suatu aktivitas dari

pada dengan percakapan.


7. Mereka yang merasa lebih mudah mempelajari sesuatu dengan cara mempraktikannya

dari pada dengan membayangkan.


8. Pasien cacat tubuh yang mengalami gangguan dalam kepribadiannya dan sebagainya

9. Anak-anak yang mengalami keterlambatan keterampilan motorik halus. Ini merupakan salah satu hambatan tumbuh kembang yang bisa dialami anak secara umum. 10. Anak-anak dengan hambatan tumbuh kembang khusus (autisma, down syndrome, cerebral palsy). 11. Pasien stroke terkadang kehilangan kemampuan motorik halus, dan terapi okupasi bisa membantu pasien melatih tangannya lagi.
F. Proses Okupasiterapi Yang Benar

Dokter yang mengirimkan pasien untuk okupasaiterapi akan menyertakan juga data mengenai pasien berupadiagnosa, masalahnya dan juga akan menyatakan apa yang perlu diperbuat dengan pasien tersebut. Apakah untuk mendapatkan data yang lebih banyak untuk keperluan diagnose, atau untuk terapi, atau untuk rehabilitasi Setelah pasien berada diunit okupasi terapi maka terapis akan bertindak sebagai berikut:
9

1. Koleksi data

Data biasa didapatkan dari kartu rujukan atau status pasien yang disertakan waktu pertama kali pasien mengujungi unit terapi okupasional. Jika dengan mengadakan interviu dengan pasien atau keluarganya, atau dengan mengadakan kunjungan rumah. Data ini diperlukan untuk menyusun rencana terapi bagi pasien. Proses ini dapat berlangsung beberapa hari sesuai dengan kebutuhan
2. Analisa data dan identifikasi masalah

Dari data yang terkumpul dapat ditarik suatu kesimpulan sementara tentang masalah dan atau kesulitan pasien. Ini dapat berupa masalah dilingkungan keluarga atau pasien itu sendiri.
3. Penentuan tujuan

Dari masalah dan latar belakang pasien maka dapat disusun daftar tujuan terapi sesuai dengan prioritas baik jangka pendek maupun jangka panjangnya
4. Penentuan aktivitas

Setelah tujuan terapi ditetapkan maka dipilihlah aktivitas yang dapat mencapai tujuan terapi tersebut. Dalam proses ini pasien dapat diikut sertakan dalam menentukan jenis kegiatan yang kan dilaksanakan sehingga pasien merasa ikut bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaannya. Dalam hal ini harus diingat bahwa aktivitas itu sendiri tidak akan menyembuhkan penyakit, tetapi hanya sebagai media untuk dapat mengerti masalahnya dan mencoba mengatasinya dengan bimbingan terapis. Pasien itu sendiri harus diberitahu alasan-alasan mengenai dia harus mengerjakan aktivitas tersebut sehingga dia sadar dan diharapkan akan mengerjakannya dengan aktif.
5. Evaluasi

Evaluasi harus dilaksanakan secara teratur dan terencana sesuai dengan tujuan terapi. Hal ini perlu agar dapat menyesuaikan program terapi selanjutnya sesuai dengan perkembangan pasien yang ada. Dari hasil evaluasi dapat direncanakan kemudian mengenai peneyesuain jenis aktivitas yang kan diberikan. Namun dalam hal tertentu penyesuain aktivitas dapat dilakukan setelah bebrapa waktu setelah melihat bahwa tidak ada kemajuan atau kurang efektif terhadap pasien. Hal-hal yang perlu di evalausi antara lain adalah sebagi berikut:
a. Kemampuan membuat keputusan. 10

b. Tingkah laku selama bekerja. c. Kesadaran adanya orang lain yang bekerja bersama dia dan yang mempunyai

kebutuhan sendiri.
d. Kerjasama. e. Cara memperlihatkan emosi (spontan, wajar, jelas, dan lain-lain). f. Inisiatif dan tanggung jawab. g. Kemampuan untuk diajak atau mengajak berunding. h. Menyatakan perasaan tanpa agresi. i. j.

Kompetisi tanpa permusuhan. Menerima kritik dari atasan atau teman sekerja. pendapatnya tersebut.

k. Kemampuan menyatakan pendapat sendiri dan apakah bertanggung jawab atas

l.

Menyadari keadaan dirinya dan menerimanya.

m. Wajar dalam penampilan. n. Orientasi, tempat, waktu, situasi, orang lain. o. Kemampuan menrima instruksi dan mengingatnya. p. Kemampuan bekerja tanpa terus menerus diawasi. q. Kerapian bekerja. r. Kemampuan merencanakan suatu pekerjaan. s. Toleransi terhadap frustasi. t. Lambat atau cepat. u. Dan lain sebagainya yang dianggap perlu.

G. Pelaksanaan 1. Metode

Okupasiterapi dapat dilakukan baik secara indivisual, maupun berkelompok, tergantung dari keadaan pasien, tujuan terapi dan lain-lain:
a. Metode individual dilakukan untuk: 1) Pasien baru yang bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak informasi dan

sekaligus untuk evaluasi pasien.

11

2) Pasien yang belum dapat atau mampu untuk berinteraksi dengan cukup baik

didalam suatu kelompok sehingga dianggap akan mengganggu kelancaran suatu kelomppok bila dia dimasukan dalam kelompok tersebut.
3) Pasien yang sedang menjalani latihan kerja dengan tujuan agar terapis dapat

mengevaluasi pasien lebih efektif


b. Metode kelompok dilakukan untuk:

Pasien lama atas dasar seleksi dengan masalah atau hamper bersamaan, atau dalam melakukan suatu aktivitas untuk tujuan tertentu bagi bebrapa pasien sekaligus. Sebelum memulai suatu kegiatan baik secara individual maupun kelompok maka terapis harus mempersiapkan terlebih dahulu segala sesuatunya yang menyangkut pelaksanaan kegiatan tersebut. Pasien juga perlu dipersiapkan dengan cara memperkenalkan kegiatan dan menjelaskan tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut sehingga dia atau mereka lebih mengerti dan berusaha untuk ikut aktif. Jumlah anggota dalam suatu kelompok disesuaikan dengan jenis aktivitas yang akan dilakaukan, dan kemampuan terapis mengawasi. 2. Waktu Okupasiterapi dilakukan antara 1 2 jam setiap session baik yang individu maupun kelompok setiap hari,dua kali atau tiga kali seminggu tergantung tujuan terapi, tersedianya tenaga dan fasilitas, dan sebagainya. Ini dibagi menjadi dua bagian yaitu - 1 jam untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan dan 1 1 jam untuk diskusi. Dalam diskusi ini dibicarakan mengenai pelaksanaan kegiatan tersebut, antara lain kesulitan yang dihadapi, kesan mengarahkan diskusi tersebut kearah yang sesuai dengan tujuan terapi. 3. Terminasi Keikutsertaan seseorang pasien dalam kegiatan okupasiterapi dapat diakhiri dengan dasar bahwa pasien :
a. Dianggap telah mampu mengatsi persolannya b. Dianggap tidak akan berkembang lagi c. Dianggap perlu mengikuti program lainnya sebelum okupasiterapi

12

TERAPI OKUPASI a. b. Jenis kegiatan : Melipat kertas Kriteria klien : 1. Klien yang mengalami keterlambatan keterampilan motorik halus
2. Klien dengan tingkah laku tidak wajar dalam mengekpresikan perasaan

3. Sehat secara fisik


13

c.

Alat/media : Kertas

I. Fase Orientasi a. Salam terapeutik b. Kontrak : waktu : 60 menit tempat : Ruang Mawar RSUP SANGLAH Denpasar

c. Topik : Melipat kertas d. Tujuan aktivitas : klien dapat melipat kertas dengan baik dan benar ,dan klien juga dapat menguasai keterampilan motorik halusnya lebih baik . e. Aturan main : 1. 2. II. 1. 2. 3. 4. 5. Setiap peserta harus mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan akhir Bila ingin ke kamar kecil harus seijin pemimpin Terapi Okupasi Peserta duduk di kursi dengan meja dihadapannya Peserta diberikan beberapa buah kertas Therapist mulai mencontohkan cara melipat kertas Peserta mulai melipat kertas Beri pujian untuk keberhasilan peserta dengan memberikan tepuk tangan

Fase Kerja

III. Fase Terminasi a. Evaluasi : 1. Pemimpin terapi mengeksplorasikan perasaan peserta setelah memperkenalkan diri. Contoh : Bagaimana perasaannya setelah mengikuti kegiatan hari ini? 2. Pemimpin terapi memberikan umpan balik positif pada peserta 3. Pemimpin terapi meminta peserta untuk mencoba melipat kertas dengan cara yang baik b. Kontrak yang akan datang : 1. waktu : 60 menit 2. tempat : Ruang Mawar RSUP SANGLAH Denpasar 3. topik/kegiatan : melipat kertas dengan cara yang baik c. Hasil yang diharapkan : 75 % peserta mampu melipat kertas dengan cara yang baik : mampu melipat kertas sesuai dengan yang telah dicontohkan
14

Narrator

: Rini : juli

Perawat 1. Rudy 2. Priandi 3. Ita 4. Dewi yani 5. Sila


15

Perawat fasilitator observer Pasien : 1. Adyasa 2. Yuda : Dyah

3. Ari 4. Intan 5. Fery Keluarga 1. Lisna 2. Raysa 3. Puriasih 4. Yuliani

NASKAH Di rumah sakit umum pusat sanglah terdapat 30 pasien di ruang Mawar dan 5 orang pasien dari ruangan tersebut telah memasukii taraf stabil. Karena 5 orang pasien tersebut sudah memenuhi kriteria maka perawat akan mengadakan terapi yaitu terapi okupasi pada 5 pasien tersebut.

16

Pasien 1 yang bernama Ari mengalami keterbelakangan mental. Ia berumur 20 tahun tetapi sifat ari masih seperti bocah berusia 5 tahun.

Pasien 2 yang bernama Adyasa ,dia mengalami penyakit autisme Pasien 3 yang bernama yuda mengalami penyakit autisme sejak kecil. Pasien 4 yang bernama intan, intan mengalami keterbelakangan mental. Ia merasa menjadi anak kecil tapi usia intan sebenarnya 22 tahun

Pasien 5 yang bernama Fery, fery mengalami waham kebesaran

DIALOG Perawat Fasilitator (Juli ) : selamat pagi, adik ari dan intan, seperti janji kita kemarin,

sekarang kita Px Ari Px Intan : Apa sihh suster ini ganggu ajja!!! : iya loh! Ganggua aja sih! Ga tau orang lagi sibuk apa!!! : ih dengerin dulu saya ngomong, sekarang kita akan

Perawat Fasilitator (Juli)

melakukan terapi di ruangan Mawar, kan kemarin adik-adik udah janji mau ikut sama suster. Gimana jadi ikut ga? Px Ari & Intan: iya .. suster. Kemudian fasilitator menuju taman untuk menjemput pasien adyasa, yuda dan fery. Mereka sedang asyik dengan kesibukannya. Px Fery : (sambil berbisik-bisik) fery berkata kalian semua tau ga, sebenarnya aku ini sebenarnya artis Korea Lee Min Ho yang di film BBF itu loh, tapi aku ga mau ngomong sama kalian, supaya kalian ga minta tanda tangan aku. Hahaha Px adyasa & Px Yuda gila, Fery gila. Perawat Fasilitator ( Juli ) : Aduh, adik-adik lagi ngapain ni?
17

: yuda bertepuk tangan samabil berkata Fery gila, Fery

Px Fery

: ini lo, saya lagi ngasi tau temen-temen saya, kalau saya ini si Lee Min Ho actor korea yang ganteng itu lo.

Px Adyasa

: Orang gila tuh ngomong. : udah, udah. Daripada kalian debat disini mending ikut sama

Perawat Fasilitator( Juli)

saya yuk untuk melakukan suatu kegiatan. Akhirnya mereka semua mau mengikuti ajakan si Fasilitator tersebut menuju sebuah ruangan. Diruangan tersebut sudah berkumpul 5 orang perawat dan di damping oleh keluarga masing-masing. Perawat Fasilitator (Juli) : ayo adik-adik silahkan duduk di bangkunya masing-

masing? (sambil dibantu oleh para perawat). Selamat pagi adik-adik, selamat pagi bapak ibu orang tua, sekarang kami akan melakukan suatu kegiatan terapi untuk anak-anak bapak-ibu,yang dinamakan terapi okupasi,tujuan dari terapi ini adalah untuk membatu seseorang menguasai keterampilan motorik halus lebih baik ,untuk membantu mengembangkan potensi secara optimal,dan merangsang terjadinya interaksi diantara sesama. Disini kegiatan yang kami ambil yaitu melipat kertas,.. Oya disini juga ada teman-teman kakak, ada perawat sila, perawat dewi, perawat Rudy, dan juga perawat Priandi. Untuk mempersingkat waktu,,,silahkan temen-temen langsung saja di mulai Perawat ita : selamat Pagi adik-adik ,saya perawat itha,,pagi hari ini kakak dan temen-temen akan mengajarkan cara melipat kertas ,disini kami memerlukan waktu 60 menit,tujuan kegiatan ini adalah dimana adik-adik dapat melipat kertas dengan cara yang baik,,,,dan dapat meningkatkan keterampilan motorik halus. disini akan dicontohkan cara melipat yang baik..oleh temen kakak,,yaitu kakak rudi aturannya adalah adik-adik harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir ,,,jika ada yang mau kekamar kecil..adik-adik harus minta ijin dulu ya,,,,,nah,,untuk mempersingkat waktusilahkan temen-temen dibagikan kertasnya,,,dan silahkan saudara rudi untuk memberikan contoh kepada adik-adik kita.

18

Setelah

perawat

menjelaskan

prosedur

keperawatannya,

maka

dimulailah

kegiatannya. Kemudian perawat Rudy menjelaskan bagaimana cara melipat kertas yang telah di sediakan. Dan kegiatan pun dimulai dan didampingi oleh para keluarga. Setelah 30 menit berlalu, maka berakhirlah kegiatan melipat meskipun para pasien ada yang masih berontak dan tidak mau mengikuti arahan dari perawat, namun para perawat bisa mengatasi hal tersebut sehingga para pasien bisa mengikuti kegiatan ini dengan baik. Perawat priandi : (Priandi memberikan pujian) ternyata adik-adik,,,sudah pinter-pinter semua ya melipat kertas Perawat Rudi : adik-adik sudah pinter-pinter semua ya melipat kertasnya,,,,,nah,,,,coba sekarang adik-adik sendiri yang melipat,,tanpa kakak bantu Pasien pun mulai melipat,,,,,,,, Perawat rudi : adik-adik..sudah pinter semua ya melipat,,,nah,,,berhubung waktunya sudah habis,,,,kegiatan hari ini kita akhiri,,,hasil lipatannya di kumpul di depan ya adikadik Pendamping : di kumpul adik-adik ya? : baiklah, demikian lah kegiatan melipat kertas. Semoga

Perawat Fasilitator(juli)

kegiatan ini bermanfaat bagi adik-adik sekalian dan kalau tidak ada halangan kita akan melakukan kegitan ini 3 hari lagi dengan waktu dan tempat yang sama. Dan kita akan melakukan kegiatan yang sama yaitu melipat kertas Ok? Px : ( pasien menunjukkan sikap sibuk sendiri).

BAB III PENUTUP


19

A. KESIMPULAN Rehabilitasi adalah tindakan restorasi bagi kesehatan individu yang mengalami kecacatan menuju kemampuan yang optimal dan berguna baik segi fisik,mental,sosial,dan ekonomik,di rumah sakit-rumah sakit,dan pusat-pusat rehabilitasi tertentu.Fungsi perawat dalam program rehabilitasi: 1. Menjaga komplikasi dari akibat gangguan/penyakit diderita pasien 2. Membatasi besarnya gangguan semaksimal mungkin 3. Merencanakan dan melaksanakan program rehabilitasi Jenis - Jenis Kegiatan Rehabilitasi 1. Terapi Okupasional 2. Terapi Edukasional.
3. 4.

Rehabilitasi Vokasional Okupasi adalah Aktivitas yang tera

B. SARAN `Kita sebagai mahasiswa keperawatan bisa mengetahui dan memahami terapi yang cocok di terapkan pada pasien yang mengalami gangguan jiwa khususnya terapi okupasi yang digunakan untuk rehabilitasi pada pasien yang mengalami gangguan mental dan fisik.

DAFTAR PUSTAKA

20

www.saranaku.com/okupasi. wdnurhaeny.blogspot.com/.../terapi-okupasi-dan-rehabilitasi-wnes.html www.saranaku.com/okupasi.php pelangilazuardi.tripod.com/id13.html www.angelswing.or.id/pelayanan-okupasi.html www.kancilku.com/Ind/index.php www.klinikpela9.com/okupasi.htm

21

You might also like