You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN DAILY ACTIVITY DAN DAERAH JELAJAH

Disusun Oleh:

RIFKI MUHAMMAD IQBAL (1211702067) BIOLOGI IV B

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perilaku adalah kebiasaankebiasaan hewan dalam aktivitas hariannya seperti sifat kelompok, waktu aktif, wilayah pergerakan, cara mencari makan, cara membuat sarang, hubungan sosial, tingkah laku bersuara, interaksi dengan spesies lainnya, cara kawin dan melahirkan anak. Wilayah jelajah (homerange) merupakan daerah yang dikunjungi satwaliar secara tetap karena dapat mensuplai pakan, minuman serta mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung, bersembunyi, tempat tidur dan tempat kawin. Daerah jelajah adalah suatu daerah dimana satwa tertentu pernah dilihat dan bergerak pindah dalam kurun waktu tertentu. Jelajah harian adalah jarak yang ditempuh hewan, sejak meninggalkan sarang tidur (pagi) sampai kembali ke sarang tidur (sore) dalam sehari. Teritori adalah tempat yang khas yang selalu dipertahankan dengan aktif misalnya tempat tidur untuk primata, tempat beristirahat untuk binatang pengerat dan tempat bersarang untuk burung. (Alikodra, 1990). 1.2. Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui aktivitas harian yg dilakukan suatu jenis hewan. Mahasiswa dapat mengetahui proporsi aktivitas suatu jenis hewan. Mahasiswa dapat mengetahui daerah jelajah suatu jenis hewan. Mahasiswa dapat memahami metode-metode pengamatan aktivitas hewan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku atau behavior adalah suatu respon atau tanggap terhadap sinyal yang berasal dari lingkungan atau sinyal yang berasal dari organisme lainnya. Umumnya perilaku yang muncul oleh suatu organisme memiliki tujuan yaitu : 1. Untuk mencari makanan dan minum 2. Mendapat dan menjaga daerah teroterial 3. Untuk melindungi diri 4. Untuk bereproduksi demi kelangsungan hidup mereka

Dari tujuan tersebut maka umumnya tingkah laku atau behavior merupakan suatu kegiatan yang melibatkan semua system dalam tubuh tapi hanya dipengaruhi oleh system syaraf dan endokrin sebagai pusat koordinasi. Adakalanya perilaku hewan berkaitan dengan adaptasi. Namun adaptasi ini merupakan suatu bentuk usaha untuk menyeimbangkan berbagai proses metabolisme dan perilaku dengan perubahan secara siklik yang terjadi di sekelilingnya atau lingkungannya (Campbel, dkk, 2004). Bagaimana perilaku atau tingkah laku hewan ini terbentuk tergantung dengan keadaan serta perubahan lingkungan. Dimana sensori input dalam tubuh kemudian terjadi penyaringan sensori yang membuka informasi genetic dan pengalaman lau, kemudian pembentukan pola dalam tubuh dan akan di keluarkan motorik menjadi behavior. Dalam tubuh organisme segala bentuk masukan (sensori) input akan mengalami proses penyaringan dalam system syaraf. Dan hasilnya kemudian disampaikan sebagai informasi yang dapat ditunjukkan kepada penerimanya (Lanirin, 2002). Pengkajian prilaku merupakan cabang biologi yang relative baru, dan cenderung lebih deskriptif serta tidak begitu meyakinkan secara analitis daripada cabang-cabang lain. Salah satu bahaya menganalisis pola-pola aktivitas hewan lain adalah kecenderungan sang peneliti untuk menyamakan aksi-aksi yang mirip dengan motif, keinginan, dan tujuan manusia. Hal ini terutama krusial dalam hal tujuan, di mana kita sama sekali tak punya kemampuan untuk menentukan apa yang sebenarnya diinginkan hewan ketika menjalani serangkaian aktivitas. Intensitas dari dalam yang mendorong hewan untuk melakukan sesuatu , apapun sifatnya, disebut dorongan (drive). Etologi, pengkajian perbandingan prilaku dari prespektif evolusioner, sering kali berurusan dengan dorongan-dorongan yang berkaitan dengan kegiatan makan, seks, perawatan anak, dan lain sebagainya. Dorongan-dorongan itu tampaknya merupakan motivasi yang muncul akibat gangguan kesetimbangan internal seekor hewan. Dorongan-dorongan itu dimodifikasi oleh berbagai factor, baik factor internal maupun factor yang ada di lingkungan. Dorongan sering kali disebut insting (George H, 2005). Teritori adalah tempat yang khas yang selalu dipertahankan dengan aktif misalnya tempat tidur untuk primata, tempat beristirahat untuk binatang pengerat dan tempat bersarang untuk burung ( Alikodra, 1990 ).

BAB III METODE 3.1. Alat dan Bahan Alat Teropong binokuler Kompas bidik Meteran Busur derajat Alat tulis Rafia Bahan Arboretum UNPAD Jatinangor Ayam Tally sheet Kertas grafik

3.2. Cara Kerja a. Pengamatan Daily Activity Binatang (ayam) Amati aktivitas binatang selama 6 jam (bergerak, makan, istirahat, dll) Hasil pengamatan aktivitas Hitung proporsi aktivitas binatang tersebut selama 6 jam Hasil perhitungan

b. Pengukuran Daerah Jelajah Pilih salah satu jenis binatang - Ikuti pergerakan binatang tersebut selama 6 jam. - Catat titik-titik koordinat lokasi-lokasi yg disinggahi oleh binatang. - Petakan dalam milimeter blok Hasil pengamatan

3.3. Objek Penelitian Pada praktikum/ penelitian ini objek yang diamati adalah Seekor ayam yang ada diwilayah Arboretum Universitas Padjajaran (UNPAD) Jatinangor. Penelitian dilakukan mulai pukul 7.00 pagi sampai selesai pada tanggal 12 Maret 2013. Bertempat di Arboretum UNPAD Jatinangor.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan A. Daerah Jelajah Titik 12 23 34 45 56 67 78 89 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 Azimuth ( 0 ) 190 111 41 254 111 276 287 140 213 282 4 128 314 322 237 52 60 146 247 30 213 Jarak ( m ) 70 1,10 4,20 29,90 2,90 1,10 8,30 10,50 6,20 16,19 13,60 14,70 26,20 3,70 17,80 18,10 11,20 6 17,40 5,30 2,40 22 23 23 24 24 25 25 26 26 27 27 28 28 29 29 30 30 31 31 32 32 33 33 34 34 35 35 36 36 37 37 38 38 39 39 40 40 41 41 - 42 42 - 43 240 109 25 249 72 137 35 356 214 180 30 73 30 200 320 172 276 228 140 218 170 15,60 4,80 10,20 9,60 11,40 32,10 9,80 26 19,50 10,90 12,70 25,60 9,10 8,47 3,42 50 8 5,70 7,40 10,10 24,40

B. Data Metode Scan Sampling Waktu 08.20 08.25 08.30 08.35 08.40 08.45 08.50 08.55 09.00 09.05 09.10 09.15 09.20 09.25 09.30 09.35 09.40 09.45 09.50 09.55 10.00 Preening Makan Bergerak Menunggu makan Berpindah tempat Istirahat Lain lain Keterangan

10.05 10.10 10.15 10.20 10.25 10.30 10.35 10.40 10.45 10.50 10.55 11.00 11.05 11.10 11.15 11.20 11.25 11.30 11.35 11.40 11.45 11.50 11.55

Preening

Preening

Preening

Preening

12.00 12.05 12.10 12.15 12.20 12.25 12.30 12.35 12.40 12.45 12.50 12.55 13.00 13.05 13.10 13.15 13.20 13.25 13.30 13.35 13.40 13.45 13.50

Preening Preening Mematuk tanah Preening Preening

13.55 14.00 14.05 14.10 14.15 14.20

C. Data Adlibitum No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Waktu 08.21 08.27 08.29 - 08.30 08.30 08-34 08.34 08.35 08. 35 08.36 08.36 08.45 08.45 08.46 08.46 08. 48 08.48 08.49 08.49 08-52 08.52 08. 53 08.53 08. 54 08.54 08.56 08.56 08. 57 Cari makan Makan Bergerak Cari makan Istirahat Dll.

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

08.57 08.58 08.58 08.59 08.59 09.00 09.00 09.07 09.07 09.09 09.09 09.11 09.11 09.14 09.14 09.18 09.18 09.22 09.22 09. 23 09.23 09.25 09.25 09.33 09.33 09. 35 09.35 09. 38 09.38 09. 41 09.41 09.43 09.43 09.46 09.46 09. 49 09.49 09.57 09.57 10.00 10.00 10. 02 10.02 10. 09 10.09 10. 11

Cari makan

Preening

Minum

Preening

Preening

Preening

38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

10.11 10.12 10.12 10.13 10.13 10. 15 10.15 10. 21 10.21 10.26 10.26 10.28 10.28 10. 29 10.29 10.30 10.30 10. 36 10.36 10. 38 10.38 10.39 10.39 10.40 10.40 10. 41 10.41 10.42 10.42 10. 48 10.48 10. 50 10.50 10.52 10.52 10. 56 10.56 11.04 11.04 11. 05 11.05 11.06 11.06 11. 10 11.10 11. 11

Preenging

Berekelahi Minm

Preening

61 62 63 64 65 66 67

11.11 11.16 11.16 11.30 11.30 11.32 11.32 11.34 11.34 11.36 11.36 11.38 11.38 11.40 11.40 11. 41

Menggali tanah Preening Preening Preening

Preening Preening

68

Preening. Mengepakan

69

11.41 11. 42 11.42 11.43 11.43 11. 45 11.45 11. 46 11.46 11.47 11.47 12.00 12.00 12. 05 12.05 12.10 12.10 12.20 12.20 12.23 12.23 12.24 12.24 12.25 12.25 12.28 12.28 12.30

sayap Preening

70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82

83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105

12.30 12.31 12.31 12.35 12.35 12.39 12.39 12.40 12.40 12. 45 12.45 12.46 12.46 12.51 12.51 12. 54 12.54 12.55 12.55 13.00 13.00 13.05 13.05 13. 06 13.06 13. 09 13.09- 13. 11 13.11 13.18 13.18 13.21 13.21 13. 25 13.25 13.27 13.27 13.29 13.29 13.30 13.30 13.31 13.31 13.35 13.35 13.37

Preening Preening Preening

Preening

106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118

13.37 13.40 13.40 13.42 13.42 13.44 13.44 13.45 13.45 13.46 13.46 13.47 13.47 13.54 13.54 13.55 13.55 14.00 14.00 14.05 14.05 14.10 14.10 14.15 14.15 14. 20

(Preening) (Preening)

D. Perhitungan Scan Sampling Dan Adlibitum No 1 2 3 Makan = Bergerak = Istirahat = Dan lain-lain = Add libitum = 33,11% = 32,45% = 13,24% No 1 2 3 Makan Scan sampling = = 30,10 % = 48,39 % = 9,7 % =

Bergerak = Istirahat = Dan lain-lain = 12,9%

4.2. Pembahasan Pengamatan dilakukan hanya pada satu zona yaitu di zona 3, di arboretum UNPAD samping Fak. MIFA karena persebaran hewan di kampus di kampus UNPAD hanya ada pada zona ini saja dan merupakan habitatnya. Pengamatan dilakukan sebanyak 1 kali, namun secara bergantian dengan kelas biologi A, dimulai pukul 08.30 selama 7 jam. Pada saat pengamatan, jarak antara objek dengan pengamat yaitu sekitar 10m. Ayam pertama terlihat sedang makan. Kelompok Ayam yang terlihat sekitar 2 ekor. Pengamatan pendahuluan dilakukan terhadap perilaku Ayam tersebut dengan menggunakan metode scan sampling, adlibitum, serta pemetaan. Wilayah Jelajah dan Jelajah Harian (Homerange) Wilayah jelajah adalah daerah tempat tinggal suatu binatang yang tidak dipertahankan terhadap masuknya binatang lain (spesies yang sama) kedalam daerah itu. Wilayah jelajah merupakan total area yang digunakan oleh sekelompok binatang didalam melaksankan aktivitasnya selama periode tertentu. Indikasi untuk membatasi wilayah jelajah adalah dengan melihat jalur yang dipilih setiap kelompok selama penjelajahan. Berdasarkan hasil pengamatan, Ayam memiliki daerah wilayah jelajah di sekitar arboretum hutan UNPAD. Wilayah jelajah relatif luas tetapi disebabkan oleh keragaman jenis makanan yang rendah, populasi yang rendah serta habitat yang tidak terlalu besar. Ayam di lokasi ini memulai aktivitas jam 08.30 dan langsung bergerak ke arah pohon sumber pakan. Aktivitas pertama yang diamati yaitu makan di bawah pohon pisang, Beberapa jam kemudian bergerak dan makan lagi. Pada saat siang menjelang sore hari, kelompok tersebut kembali aktif mencari makan kemudian kembali ke sarang pada sore hari. Jelajah harian dipengaruhi oleh tingginya gangguan aktivitas manusia di sekitar wilayah jelajah tersebut. BAB V Kesimpulan Dari data praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa pada praktikum ekologi hewan tersebut kita menggunkan metode scan sampling dan adlibitum, serta ada metode pemetaan juga. Hewan yang kami amati adalah hewan Ayam, kami memilih hewan ini untuk dijadikan objek karena memiliki keunikan tersendiri. Pada metode scan sampling yang kami pake yaitu metode yang durasinya setiap 5 menit skali dan per menit pada metode adlibitum harus mencatat kegiatan apa yang dilakukan oleh Ayam tersebut, sedangkan jika metode adlibitum yaitu suatu metode yang mencatat setiap pergerakan Ayam tersebut setiap per menit. Pada Pemetaan ini kami mengukur jejak Ayam tersebut dari tempat sebelumnya hewan tersebut singgah sampai tempat ia berada di ukur dan di bidik.

Daftar Pustaka Alikondra, HS. 1990. Studi Ekologi Bekantan ( Nasalis Larvatus ) di Hutan Lindung Bukit Soeharto Kalimatantan Timur. Laporan Penelitian Kerjasama Depdikbud dan JICA. Campbell,dkk. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta:Erlangga. George H ., Fried. 2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta:Erlangga. Lanirin W., Endang.2002. Fisiologi Hewan. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

You might also like