Professional Documents
Culture Documents
Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium
Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet
Periode 1 2 3 4 5 6 Unsur He Ne Ar Kr Xe Rn Nomor Atom 2 10 18 36 54 86 K 2 2 2 2 2 2 8 8 8 8 8 8 18 18 18 8 18 32 8 18 8 L M N O P
Lambang Lewis
Adalah lambang atom yang dilengkapi dengan elektron valensinya.
Lambang Lewis gas mulia menunjukkan 8 elektron valensi (4 pasang). Lambang Lewis unsur dari golongan lain menunjukkan adanya elektron tunggal (belum berpasangan).
Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada pembentukan ikatan, maka ikatan kimia dibedakan menjadi 3 yaitu :
ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat / koordinasi / dativ dan ikatan logam.
1.
Transfer Elektron dan Ikatan Ionik Ikatan ini terjadi ketika ada perbedaan tendensi yang sangat
besar dari atom untuk melepas atau menangkap elektron Perbedaan terjadi antara logam yang reaktif (gol 1A) dan non logam (gol 7A dan 6A atas) Atom logam (IE rendah) kehilangan satu atau dua elektron valensi, sementara atom non logam (EA sangat negatif) menangkap elektron Terjadi transfer elektron antara logam dan non logam membentuk ion dengan konfigurasi gas mulia Gaya elektrostatik antar ion positif dan negatif membentuk susunan padatan ionik dengan rumus kimia menunjukkan rasio kation terhadap anion (rumus empiris)
2.
3.
4. 5.
Misalkan ada suatu reaksi antara unsur logam yang reaktif (Li) dan mudah melepas elektron dengan gas halogen (F) yang cenderung menarik elektron: Li(g) Li+(g) + e- IE1 = 520 kJ F(g) + e- F-(g) EA = -328 kJ Reaksi total: Li(g) + F(g) Li+(g) + F-(g) IE1 + EA = 192 kJ
Li
A Li Atom
An F Atom
+
Li F
The melting points of some Ionic Compounds are as follows: NaF 993 oC KCl 770 oC LiCl 605 oC These high melting points are experimental evidence that Ionic Bonds are VERY STRONG. (Hard to break just by heating).
Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron yang dipakai secara bersama. o Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).
Ikatan ini terjadi manakala terjadi perbedaan kecil pada tendensi untuk melepas atau menangkap elektron sehingga terjadi sharing elektron Tipe ikatan ini umum terjadi antar atom non logam (logam jug bisa berikatan kovalen) Tiap-tiap atom non logam mempertahakan elektron masingmasing dan mencoba menarik elektron atom lain Gaya tarik masing-masing atom terhadap elektron valensi lawannya membuat kedua atom berikatan Pasangan elektron sharing (pakai bersama) dianggap terlokalisasi diantara kedua atom Ikatan ini menghasilkan molekul-molekul yang terpisah dan merefleksikan rumus kimia sebenarnya (rumus molekul)
Contoh 2 :
v Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom F membentuk molekul HF v Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F memiliki 7 elektron valensi.
v Agar atom H dan F memiliki konfigurasi elektron yang stabil, maka atom H dan atom F masing-masing memerlukan 1 elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron He dan Ne). v Jadi, atom H dan F masing-masing meminjamkan 1 elektronnya untuk dipakai bersama.
).
Some melting points of Network Solids: Diamond (Carbon) 3550 oC Silicon Carbide (SiC) 2700 oC Boron Nitride (BN) 3000 oC
3. Ikatan Logam
v Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak. v Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain. v Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. v
Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain. v Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindahpindah dari 1 atom ke atom lain.
Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke salah 1 atom.
Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl lebih besar daripada atom H. Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi semacam kutub dalam molekul HCl).
Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan.
Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom
Dalam tiap molekul di atas, ke-2 atom yang berikatan menarik PEI sama kuat karena atom-atom dari unsur sejenis mempunyai harga keelektronegatifan yang sama.
Akibatnya muatan dari elektron tersebar secara merata sehingga tidak terbentuk kutub.
Momen Dipol ( )
Adalah suatu besaran yang digunakan untuk menyatakan kepolaran suatu ikatan kovalen. Dirumuskan : =Qxr ; 1 D = 3,33 x 10-30 C.m keterangan : = momen dipol, satuannya debye (D) Q = selisih muatan, satuannya coulomb (C) r = jarak antara muatan positif dengan muatan negatif, satuannya meter (m
Kovalen
Senyawa
Senyawa Ion Tinggi Tinggi
Ion
Rendah Rendah
dengan
Senyawa Kovalen
pada
Padat = isolator Padat = isolator Lelehan = Lelehan = isolator konduktor Larutan = ada yang Larutan = konduktor konduktor Umumnya larut Umumnya tidak larut Larut
5 6
Dalam model ikatan kovalen, atom mencapai konfigurasi elektron kulit terluar penuh (seperti gas mulia) namun elektron yang dipakai bersama dihitung secara keseluruhan sebagai milik masing-masing Pasangan elektron sunyi (tidak berikatan) adalah pasangan elektron yang tidak dipakai bersama dalam ikatan Orde ikatan menunjukkan jumlah pasangan elektron yang digunakan bersama antara dua atom yang berikatan
Energi Ikatan
Orde Ikatan
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Soal Latihan
Dengan menggunakan tabel periodik, urutkan ikatan dibawah ini dengan panjang dan kekuatan ikatan semakin kecil (a) S F, S Br, S Cl (b) C = O, C O, C O Urutkan ikatan dibawah ini menurut kenaikan panjang dan kekuatan ikatan: (a) Si F, Si C, Si O (b) N = N, N N, N N
Gambaran Umum: Kita bisa memperkirakan energi ikatan H F akan memiliki nilai diantara energi H H (432 kJ/mol) dan F F (159 kJ/mol). Namun ternyata nilai energi ikatan H F sebesar 565 kJ/mol Pauling menduga besarnya energi ini karena ada kontribusi elektrostatik dalam ikatan tsb. Jika F menarik elektron lebih banyak kearahnya, maka pemakaian bersama yang tidak seimbang ini memicu timbulnya muatan parsial negatif pada F dan positif pada H. Beda muatan ini kemudian menimbulkan gaya tarik elektrostatik sehingga ikatan H F lebih besar energinya dari yang diperkirakan
Elektronegatifitas dan Polaritas Dicetuskan pertama kali oleh Linus Pauling dan menelurkan skala elektronegatifitas (EN) dari unsur dalam tabel periodik Ikatan
Penentuan bilangan Oksidasi berdasarkan elektronegatifitas: Atom yang lebih elektronegatif mendapatkan semua elektron sharing dan atom yang kurang elektronegatif dihitung nol Tiap-tiap atom dalam ikatan masing-masing dihitung semua elektron tak berikatannya sendirisendiri Bilangan oksidasi diberikan oleh rumus: Biloks = jml e valensi (jml e share + jml e non share) Contoh HCl memiliki elektron valensi 7 dan elektron share 2 sehingga biloksnya = 7 8 = -1.
Soal Latihan
Tunjukkan polaritas ikatan berikut dengan bantuan panah polar: N H, F N, I Cl Susun berdasarkan urutan kenaikan polaritas beberapa ikatan berikut: H N, H O, H C. Susun berdasarkan kenaikan polaritas ikatan dan beri tanda dengan + dan pada atom yang sesuai: (a) Cl F,Br Cl, Cl Cl, (b) Si Cl, P Cl, S Cl, Si Si.
Ikatan Logam
Gaya Van Der Waals dan Gaya London Pada awal abad ke-20, ahli fisika belanda ,Johannes Van Der Waals meneliti interaksi antar molekul senyawa nonpolar dan senyawa polar yang tidak mewmiliki ikatan hidrogen. Menurut Van Der Waals ,interaksi antarmolekul tersebut menghasilkan suatu gaya antarmolekul yang lemah . gaya in dikenal dengan gaya ikatan Van Der Waals. Ikatan Van Der Waals dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu ikatan antarmolekul yang memiliki dipol (gaya Orientasi),ikatan antarmolekul yang memiliki dipol dan molekul yang tidak memiliki dipol (gaya imbas), serta ikatan antarmolekul yang tidak memiliki dipol (gaya Dispersi London)
Gaya Antarmolekul Yang memiliki Dipol Gaya Van Der Waals terjadi pada senyawa p[olar yang tidak membentuk ikatan Hidrogen sepetti HCl,HBr,atau senyawa nonpolar yang memiliki sedikit perbedaan keelektronegatifan.
Ikatan Antarmolekul yang Memiliki Dipol dan Molekul yang Tidak Memliki Dipol Interaksi dipol-nondipol terjadi scara induksi,ujung molekul yang positif menginduksi awan elektron molekul yang tidak memiliki dipol. Akibatnya, molekul yang tidak memiliki dipol membentuk dipol
Gaya Antarmolekul yang Tidak Memiliki Dipol (gaya Dispersi London) Iaktan ini terjadi pada sesama senyawa nonpolar seperti gas N2,H2,He,O2. inti atom yang bermuatan positif dari molekul non polar yang memiliki dipol sesaat akan menginduksi awan elektron dari molekul lain. Akibatnya kedua molekul membentuk dipol sesaat ,lalu terjadi gaya Van Der Waals berupa gaya tarik menarik antardipol sesaat yang disebut gaya London
Pengaruh Gaya VanDer Waals Terhadap Titik Didih Semakin kuat iaktan antar molekul ,titk didih semakin tinggi karena energi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan akan semakin besar. Begitu pula denga senyawa nonpolar dipengaruhi oleh kekuatan gaya Van Der Waals,Dalam hal ini gaya London. Kekuatan gaya london dipengaruhi oleh dua faktor ,yaitu jumlah awan elektron dan bentuk molekul.
Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet 1). Pengecualian Aturan Oktet a) Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet Meliputi senyawa kovalen biner sederhana dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang elektron valensinya kurang dari empat (4). Contoh : BeCl2, BCl3 dan AlBr3 b) Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil Contohnya : NO2 mempunyai jumlah elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17
Senyawa dengan oktet berkembang Unsur-unsur periode 3 atau lebih dapat membentuk seny aw ayang melampaui aturan oktet / lebih da pada kulit terluar (karena kulit terluarnya M, N dst dapat menampung 18 elektron atau lebih). Contohnya : PCl5, SF6, ClF3, IF 7 dan SbCl5 2). Kegagalan Aturan Oktet Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyaw a dari unsur transisi maupun post transisi. Contoh : atom Sn mempunyai 4 elektron valensi tetapi senyaw anya lebih bany ak dengan tingkat oksidasi +2 atom Bi mempunyai 5 elektron valensi tetapi senyaw any a lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan Penyimpangan dari Aturan Oktet dapat berupa : o Tidak mencapai oktet 1) Melampaui oktet ( oktet berkembang )
Penulisan Struktur Lewis Langkah-langkahnya : Semua elektron valensi harus muncul dalam struktur Lewis Semua elektron dalam struktur Lewis umumnya berpasangan Semua atom umumnya mencapai konfigurasi oktet (khusus untuk H, duplet) 1) Kadang-kadang terdapat ikatan rangkap 2 atau 3 (umumnya ikatan rangkap 2 atau 3 hanya dibentuk oleh atom C, N, O, P dan S)
Langkah alternatif : ( syarat utama : kerangka molekul / ion sudah diketahui ) Hitung jumlah elektron valensi dari semua atom dalam molekul / ion Berikan masing-masing sepasang elektron untuk setiap ikatan Sisa elektron digunakan untuk membuat semua atom terminal mencapai oktet Tambahkan sisa elektron (jika masih ada), kepada atom pusat Jika atom pusat belum oktet, tarik PEB dari atom terminal untuk membentuk ikatan rangkap dengan