You are on page 1of 27

ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGANA GENITALIA FEMININA

Genitalia wanita dibagi menjadi 2 yaitu [1]: Genitalia externa - Mons veneris - Labia mayora - Labia minora - Klitoris - Vestibulum - Bulbus vestibuli sinister et dexter - Introitus vagina - Perineum Genitalia interna - Vagina - Uterus - Tuba falloppii - Ovarium

1. Mons veneris Bagian yang menonjol di atas simfisis dan pada wanita dewasa biasanya ditutupi rambut. 2. Labia mayora (bibir-bibir besar) Terdiri atas bagian dexter dan sinister, lonjong mengecil kebawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris. Ke bawah dan ke belakang labia mayora bertemu dan membentuk kommisura posterior. 3. Labia minora (bibir-bibir kecil) Suatu lipatan kecil dari kulit sebelah dalam labia mayora. Kedepan kedua labia minora bertemu dan membentuk di atas klitoris preputium klitoridis, dan di bawah klitoris frenulum klitoridis. Kebelakang kedua labia minora juga bersatu dan membentuk fossa navikulare. 4. Klitoris Kira-kira sebesar kacang ijo, tertututp oleh preputium klitoridis dan terdiri atas glands klitoridis, korpus klitoridis, dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke os pubis. Glands klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat mengembang, penuh dengan urat saraf, sehingga sangat sensitif. 5. Vestibulum Berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari depan ke belakang dan dibatasi oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan dibelakang oleh perineum. Kurang lebih 1 1,5 cm dibawah klitoris ditemukan orifisium uretra eksternum (lubang kemih) bebrbentuk membujur 4 5 cm dan tidak jarang sukar ditemukan oleh karena tertutup oleh lipatan-lipatan selaput vagina. Tidak jauh dari lubang kemih, di kiri dan kanan bawahnya, dapat dilihat dua ostia

6.

7.

8.

9.

skene. Saluran skene (ductus parauretral) analog dengan kelenjar prostat laki-laki. Di kira dan kanan dekat fossa navikulare terdapat kelenjar bartolin yang pada saat koitus akan mengeluarkan getah. Bulbus vestibuli sinister et dexter Merupakan pengumpulan vena terletak di bawah selaput lendir vestibulum, dekat ramus ossis pubis. Panjangnya 3 4 cm, lebarnya 1 2 cm, dan tebalnya 0,5 1 cm. bulbus vestibule memiliki banyak pembuluh darah, sebagian tertutup oleh muskulus iskio kavernosus dan muskulus konstriktor vagina. Embriologik sesuai dengan korpus kavernosum penis. Pada waktu persalinan biasanya kedua bulbus tertarik ke arah atas ke bawah arcus pubis, akan tetpi bagian bawah yang melingkari vagina sering mengalami cedera dan sekali-kali timbul hematoma vulva atau perdarahan. Introitus vagina Introitus vagina biasanya ditutupi oleh selaput dara (himen). Hymen ini mempunyai bentuk berbeda-beda, dari yang semilunar (bulan sabit) sampai yang berlubang-lubang atau yang bersekat (septum). Konsistensinya pun berbeda-beda, dari yang kaku sampai yang lunak sekali. Hiatus himenalis (libang selaput dara) berukuran dari yang seujung jari sampai yang mudah dilewati dua jari. Umumnya hymen robek pada saat koitus dan robekan ini terjadi pada tempat jam 5 atau jam 7 dan robekan sampai dasar selaput dara tersebut. Pada beberapa kasus hymen tidak mengalami laserasi walaupun senggama dilakukan berulang-ulang. Sesudah persalinan hymen robek dibeberapa tempat dan yang dapat dilihat adalah sisasisanya (karunkula himenalis). Perineum Terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. jaringan yang mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis. Diafragma pelvis : muskulus levator ani dan muskulus koksigisposterior serta fasia yang menutupi kedua muskulus ini. Diafragma urogenitalis terletak eksternal dari diafragma pelvis, yaitu di daerah segitiga antara tuber isiadika dan simfisis pubis. Diafragma urogenitalis ini meliputi muskulus tranversus perinea profunda, muskulus konstriktor uretra, dan fasia internal maupun eksternal yang menutupinya. Vaskularisasi : terutama dari arteria pudenda interna dan cabang-cabangnya. Persarafan : terutama oleh nervus pudendus dan cabang-cabangnya. Vagina Merupakan suatu penghubung antara introitus vagina dan uterus. Arahnya sejajar dengan arah dari pinggir atas simfisis ke promontorium. Dinding depan dan belakang vagina saling berdekatan satu sama lain, masing-masing panjangnya berkisar antara 68 cm dan 710 cm. bentuk vagina sebelah dalam yang berlipat-lipat disebut rugae. Ditengah-tengahnya ada bagian yang lebih keras, disebut kolumna rugarum. Lipatan-lipatan ini memungkinkan vagina dalam persalinan melebar sesuai dengan fungsinya sebagai bagian lunak jalan lahir. Epitel vagina terdiri dari epitel gepeng tak bertanduk dan jaringan ikatnya mengandung

banyak pembuluh darah. Disebelah depan, dinding vagina berhubungan dengan uretra dan kandung kemih yang dipisahkan oleh jaringan ikat biasa disebut septum vesikovaginalis. Disebelah belakang, diantara dinding vagina bagian bawah dan rectum terdapat jaringan ikat disebut septum rektovaginalis. Vagina mendapt darah dari : - Arteri uterina, yang melalui cabangnya ke serviks daan vagina memberikan darah ke vagina bagian 1/3 atas. - Arteri vesikalis inferior, yang melalui cabangnya memberikan darah ke vagina bagian 1/3 tengah. - Arteri hemoroidalis mediana dan arteri pudendus interna, yang memberikan darah ke vagina bagian 1/3 bawah. Darah kembali melalui pleksus vena yang ada, antara lain pleksus pampiniformis ke vena hipogastrika dan vena iliaka ke atas. Pembuluh limfe yang berasal dari 2/3 bagian atas vagina akan melalui kelenjar getah bening di daerah vasa iliaka, sedangkan getah bening yang berasal dari 1/3 bagian bawah akan melalui kelnjar getah bening di regio inguinalis. 10. Uterus Dindingnya terdiri atas otot polos, ukuran panjangnya 7 7,5 cm, lebar di atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm. letak uterus dalam keaadan fisiologis adalah anteversiofleksio (serviks kedepan dan membentuk sudut vagina, sedangkan korpus uteri ke depan dan membentuk sudut dengan serviks uteri). Uterus terdiri atas : - Fundus uteri : bagian uterus proximal, fungsinya adalah untuk mengetahui usia kehamilan. - Korpus uteri : bagian uterus yang paling besar, fungsinya adalah sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat dalm korpus uteri disebut kavum uteri. - Serviks uteri : terdiri atas pars vaginalis servisis uteri (porsio) dan pars supravaginalis servisis uteri yaitu bagian serviks yang berada di atas vagina. Secara histologi dari dalam ke luar uterus terdiri atas : Endometrium di korpus uteri dan endoserviks di serviks uteri Otot-otot polos Lapisan serosa yakni peritoneum visceral

Eterus sebenarnya terapung-apung dalam rongga pelvis tetapi terfiksasi oleh jaringan ikat dan ligamentum yang menyokongnya. Ligamentum yang memfiksasi uterus antara lain:

Ligamentum cardinal (Mackenrodt) kiri dan kanan, yaitu ligamentum yang terpenting agar uterus tidak turun. Ligamentum sakro-uterina kiri dan kanan, yaitu ligamnetum yang menahan uterus agar tidak banyak bergerak. Ligamentum rotundum kiri dan kanan, yaitu ligamentum yang menahan uterus dalam antefleksi. Ligamnetum latum kiri dan kanan, yaitu ligamnetum yang meliputi tuba. Ligamnetum infundibulo-pelvikum kiri dan kanan, yaitu ligamentum yang menahan tuba falloppii.

Vaskularisasi uterus terdiri dari : Arteri uterine kiri dan kanan yang terdiri atas ramus asendens dan desendens. Pembuluh darah ini berasal dari arteri iliaka interna (atau yang disebut juga arteri hipogastrika) yang melalui dasar ligamentum latum masuk kedalam uterus didaerah serviks kira-kira 1,5 cm diatas forniks lateralis vagina. Arteri ovarika kiri dan kanan, arteri ini berjaln dari lateral dinding pelvis, melalui ligamentum infundibulo-pelvikum mengikuti tuba falloppii, beranastomosis dengan ramus asendens arteria uterinadi sebelah lateral, kanan dan kiri uterus. Bersama-sama dengan arteri tersebut diatas terdapat vena-vena yang kembali melalui pleksus vena ke vena hipogastrika.

Pembuluh limfe yang bersal dari serviks akan mengalir ke daerah obturatorial dan inguinal selanjutnya ke daerah vasa iliaka. Dari korpus eteri saluran pembuluh limfe menuju kedaerah paraaorta atau paravertebrata dalam. Inervasi uterus terutama terdiri atas sistem saraf simpatis dan untuk sebagian terdiri atas sistem parasimpatis dan serebrospinal. 11. Tuba falloppii Terdiri atas : - Pars interstisialis, yaitu bagian yang terdapat di dinding uterus - Pars ismika, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya - Pars ampularis, yaitu bagian yang terbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat konsepsi terjadi - Infundibulum, yaitu bagian ujung tuba yang terbuka kea rah abdomen dan mempunyai fimbria yang berfungsi untuk menangkap telur dan mebawa telur kedalam tuba. 12. Ovarium Perempuan pada umumnya memempunyai 2 indung telur kanan dan kiri. Mesovarium menggantung ovarium dibelakang ligamnetum latu kiri dan kanan. Ovarium berukuran

kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. struktur ovarium terdiri atas : - Korteks, bagian luar yang diliputi oleh epithelium germinativum berbentuk kubik dan didalamnya terdri atas stroma serta folikel-folikel primordial. - Medulla, bagian disebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluhpembuluh darah, serabut-serabut saraf, dan sedikit otot polos. Pada ovaroium terdapat folikel-folikel yang nantinya akan berkembang menjadi folikel de graff. Folikel de graff yang telah matang terdiri atas : Ovum Stratum granulosum Teka interna Teka eksterna

ABORTUS
Definisi [1] Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau dengan berat janin kurang dari 500 gram. Abortus spontan : abortus yang berlangsung tanpa tindakan. Abortus provokatus : abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan. Abortus provokatus ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: - Abortus provokatus medisinalis, bila didasarkan pada pertimbangan dokter untuk menyelamatkan ibu. - Abortus provokatus kriminalis. Etiologi [1] Factor genetic. Translokasi parental keseimbangan genetik. o Mendelian o Multifactor o Robertsonian o Resiprokal Kelainan congenital uterus o Anomaly duktus mulleri o Septum uterus o Uterus bikornis

o Inkompetensi serviks uterus o Mioma uteri o Sindroma Asherman Autoimun o Aloimun o Mediasi imunitas humoral o Mediasi imunitas seluler Defek fase luteal o Factor endokrin eksternal o Antibody antitiroid hormon o Sintesis LH yang tinggi Infeksi Hematologic Lingkungan

Patologi [1] Awal abortus akan terjadi perdarahan dalam desidua basalis yang diikuti nekrosis jaringan disekitarnya yang akan menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian/seluruhnya (di dalam uterus dianggap sebagai benda asing). Sehingga uterus akan berkontraksi untuk mengeluarkan isinya yang dianggap sebagai benda asing. Pada kehamilan : Kurang dari 8 minggu hasil konsepsi dikeluarkan seluruh yak arena villi koriales belum menembus desidua secara mendalam. 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus desidua lebih dalam sehingga plasenta tidak dilepaskan secara sempurna, yang nantinya akan menyebabkan tejadinya perdarahan hebat/banyak. Lebih dari 14 minggu biasanya didahului dengan pecahnya ketuban kemudian janin, dan terakhir plasenta. Perdarahan disini tidak akan banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap.

Berbagai bentuk yang dikeluarkan dari hasil abortus : a. Hasil konsepsi Hasil konsepsi ada kalanya berupa kantong amnion kosong / tampak didalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas (blighted ovum); mungkin pula janin telah mati lama (missed abortion). b. Mudigah Apabila mudigah yang telah mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat maka ia dapat diliputi lapisan bekuan darah. Isi uterus ini dinamakan mola kruenta yang nanti akan berlanjut menjadi mola karnosa apabila pigmen darah telah diserap dan dalam sisanya terjadi

organisasi, sehingga semuanya tampak seperti daging. Bentuk lainnya adalah mola tuberosa yaitu amnion tampak berbenjol-benjol karena terjadi hematoma antara amnion dan karion. c. Janin Janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi, yaitu janin mongering dan karena cairan amnion kurang oleg sebab diserap, ia menjadi agak gepeng (fetus kompresus). Dalam tingkat lebih lanjut, menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus papiraseus). Selain terjadi mumifikasi dapat pula terjadi maserasi yaitu kulit terkelupas tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan, dan seluruh janin berwarna merah. Klasifikasi [1] Macam-macam abortus berdasarkan tanda, gejala, dan proses patologi antara lain: 1. Abortus Imminens Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. Manifestasi klinis : - Wanita hamil terjadi perdarahan melalui ostium uteri externum, disertai mules sedikit / tidak sama sekali. - Uterus membesar sesuai dengan usia kehamilan - Serviks belum membuka - Tes kehamilan positif Penanganan : Istirahat baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik. Pemberian hormon progesteron jika terjadi kekurangan hormone progesterone pada ibu hamil. Pemeriksaan ultrasonografi untuk menentukan apakah janin masih hidup atau tidak.

2. Abortus Insipiens Perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Manifestasi klinis : - Rasa mulas menjadi lebih sering dan kuat - Perdarah bertambah sesuai pembukaan serviks dan usia kehamilan - Besar uterus sesuai dengan usia kehamilan - Tes urin positif - USG :

o o o o

Pembesaran uterus sesuai dengan umur gestasi Gerak janin dan jantung janin ada namun tidak normal Penipisan serviks uterus dan pembukaannya Pelepasan plasenta ada atau tidak.

Pengelolaan : Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum, disusul dengan kerokan. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu biasanya perdarahan tidak banyak dan bahaya perforasi pada kerokan lebih besar, maka sebaiknhya proses abortus dipercepat dengan pemberian infuse oksitosin. Apabila janin sudah keluar tetapi plasenta masih tertinggal, sebaiknya pengeuaran plasenta dikerjakan secara digital yang dapat disusul dengan kerokan bila masih ada plasenta yang tertinggal. 3. Abortus Kompletus Seluruh hasl konsepsi telah keluar dari cavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Manifestasi klinis : Semua hasil konsepsi telah dikeluarkan Osteum uteri telah menutup Uterus mengecil Perdarahan sedikit Tes kehamilan positif sampai 7 10 hari abortus

Pengelolaan : Tidak memerlukan tindakan khusus ataupun pengobatan. Biasanya hanya diberi roboransia atau hematenik bila keadaan pasien memerlukan. Uterotonika tidak perlu diberikan. 4. Abortus Inkompletus Sebagian hasil konsepsi telah keluar kavum uteri dan masih ada yang tertinggal. Manifestasi klinis : - Usia kehamilan kurang dari 20 minggu - Berat janin kurang dari 500 gram - Sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal di dalam uterus - Kanalis servikalis masih terbuka - Teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum - Perdarahan banyak / sedikit bergantung dari jaringan yang masih tersisa - Anemia - Kesadaran menurun

Pengelolaan : Pengelolaan pasien harus diawali dengan perhatian terhadap keadaan umum dan mengatasi gangguan hemodinamik yang terjadi untuk kemudian disiapkan tindakan kuretase. Pemeriksaan USG hanya dilakukan bila kita ragu dengan diagnosis secara klinis. Besar uterus sudah lebih kecil dari usia kehamilan dan kantong gestasi sudah sulit dikenali, di kavum uteri tampak massa hiperekoik yang bentuknya tidak beraturan. Bila terjadi perdarahan hebat, ianjurkan segera melakukan pengeluaran sisa hasil konsepsi secara manual agar jaringan yang mengganjal terjadinya kontraksi uterus segera dikeluarkan, kontraksi uterus dapat berlangsung baik dan perdarahan bisa berhenti. Selanjutnya dilakukan kuretase. Tindakan kuretase yang dianjurkan adalah dengan karet vakum menggunakan kanula dari plastic. Pascatindakan perlu diberikan uterotonika parenteral ataupun oral dan antibiotika. 5. Missed Abortion Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum usia kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan. Manifestasi klinis : - Asimptomatis - Pada usia kehamilan di atas 14 20 minggu penderita merasakan rahim semakin mengecil dan tanda-tanda kehamilan sekunder pada payudara mulai menghilang. - Tes urin negatif setelah satu minggu dari terhentinya pertumbuhan kehamilan. - Pada pemeriksaan USG didapatkan : o Uterus yang mengecil o Kantong gestasi mengecil o Bentuknya tidak beraturan - Bila missed abortion berlangsung lebih dari 4 minggu dapat terjadi penggumpalan/penjendolan daraholeh karena fibrinogenemia. Pengelolaan : Dilakukan tindakan operasi dan kuretase. Pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu tindakan evakuasi dapat dilakukan secara langsung dengan melakukan dilatasi dan kuretase serviks uterus memungkinkan. Bila usia kehamilan di atas 12 minggu atau kurang 20 minggu dengan keadaan serviks uterus yang masih kaku dianjurkan untuk melakukan induksi terlebih dahulu untuk mengeluarkan janin atau mematangkan kanalis servikalis. Beberapa cara dapat dilakukan antara lain dengan pemberian infuse intravena cairan oksitosin dimulai dari dosis 10 unit dalam 500 cc dekstrose 5% tetesan 20 tetes per menit dan dapat diulangi sampai total oksitosin 50 unit dengan tetesan dipertahankan untuk mencegah terjadinya retensi cairan tubuh. Jika tidak berhasil, penderita di istirahatkan satu hari dan kemudian induksi diulangi biasanya maksimal

3 kali. Setelah janin atau jaringan konsepsi berhasil dikeluarkan maka dilanjutkan tindkan kuretase sebersih mungkin. Apabila terjadi fibrinogenemia perlu diberikan transfusi darah segar atau fibrinogen. 6. Abortus Habitualis Abortus spontan yang terjadi lebih dari 3 kali atau lebih berturut-turut. Manifestasi klinis : - Serviks uterus membuka - Tanpa disertai rasa mules/kontraksi rahim - Kanalis servikalis melebar dan selaput ketuban mulai menonjol pada awal trimester kedua. Pengelolaan : Penyebab abortus habitualis selain factor anatomis banyak yang mengaitkannya dengan reaksi imunologik yaitu kegagalan reaksi terhadap antigen lymphocyte trophobalst cross rective (TLX). Bila reaksi antigen ini rendah atau bahkan tidka ada maka akan terjadi abortus. Kelainan ini dapat diatasi dengan tranfusi leukosit atau heparinisasi. Pengelolaan inkompentensia serviks dianjurkan untuk memeriksakan kehamilan seawal mungkin dan bila dicurigai adanya inkompentensia serviks haruus dilakukan tindakan untuk memberikan fiksasi pada serviks agar dapat menerima beban dengan berkembangnya usia kehamilan. Opersai dilakukan pada usia kehamilan 12 14 minggu dengan cara SHIRODKAR atau McDONALD dengan melingkari kanalis servikalis dengan benang sutera/MERSILENE yang tebal dan simpul baru dibuka setelah usia kehamilan aterm dan bayi siap dilahirkan. 7. Abortus Infeksiosus, Abortus Septik Abortus infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi pada alat gentalia. Abortus septic ialah abortus yang disertai penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh atau peritoneum (septicemia atau peritonitis). Manifestasi klinis : - Panas tinggi - Tampak sakit dan lelah - Takikardi - Perdarahan pervaginam yang berbau - Uterus yang membesar dan lembut - Nyeri tekan - Bila sampai terjadi syok dan sepsis penderita akan tampak lelah, panas tinggi, menggigil, dan tekanan darah turun. Pengelolaan :

Mempertimbangkan keseimbangan cairan tubuh dan perlunya pemberian antibiotic yang adekuat sesuai dengan hasil kultur dan sensitivitas kuman yang diambil darah dan cairan fluksus/fluor yang keluar pervaginam. Untuk tahap pertama dapat diberikan Penisilin 41,2jt unit Ampisilin 41 gr ditambah gentamisin 280 mg dan metronidazol 2x1 gr. Selanjutnya ntobiotik disesuaikan hasil kultur. Tindakan kuretase dilakukan bila keadaan tubuh membaik minimal 6 jam setelah antibiotic adekuat diberikan. Saat melakukan tindakan uterus harus dilindungi dari uterotonika. Antibiotik dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam dan bila dalam waktu 2 hari pemberian tidak memberikan respon harus diganti dengan yang lebuh sesuai.

Diagnosis[5] Anamnesis Adakah keterlambatan datang bulan? Adakah perdarahan? pervaginam Adakah nyeri? Sakit perut? Nyeri suprapubik.kejang uterus,dan atau nyeri punggung bagian bawah Pemeriksaan fisik: a. Keadaan umum : tanda vitaljika buruk lakukan resusitasi dan stabilisasi segera. b. Pemeriksaan fundus uteri : Tinggi dan besarnya tetap dan sesuai umur kehamilan Tinggi dan besarnya sudah mengcil Fundus uteri tidak teraba di atas simphisis Adakah gumpalan darah? (hasil konsepsi) Pola haid? HPHT? Dilatasi serviks? Dan teraba jaringan keluar dari kanalis servikalis Adakah gejala keehamilan menghilang

c. Pemeriksaan dalam Serviks uteri masih tertutup Serviks sudah terbuka, teraba ketuban dan hasil konsepsi pada cavum uteri atau kanalis servikalis

Pemeriksaan dalam -

Besarnya rahim telah mengecil Konsistensinya lunak Adakah dilatasi serviks?

Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap USG HCG

Diagnosis Differensial [1] Kehamilan ektopik terganggu Mola hidatidosa Servitis Endometritis

Komplikasi [1] Perdarahan Sepsis Syok Syok hemoragik Suatu syok yang disebabkan oleh perdarahan yang banyak yang dapat disebabkan oleh perdarahan antepartum seperti plasenta previa, solusio plasenta, dan rupture uteri, juga disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan seperti atonia dan laserasi serviks/vagina. Klasifikasi perdarahan : Kelas Jumlah perdarahan I 15% (ringan) II 20-25% (sedang)

III

30-35% (berat)

Gejala klinis Tekanan darah dan nadi normal Tes tilt (+) Takikardi takipnea Tekanan nadi < 30 mmHg Tekanan darah sistolik rendah Pengisian darah kapilar lambat Kulit dingin, berkerut, pucat Tekanan darah sangat rendah Gelisah Oliguria (< 30 ml/jam) Asidosis metabolik Ph < 7,5

IV

40-45% (sangat berat)

Hipotensi berat Hanya nadi karotis yang teraba Syok irreversible

Kematian

Prognosis Prognosis akan semakin buruk jika hasil konsepsi yang telah mati tidak segera diambil karena akan memperbanyak perdarahan yang terjadi.

KONTRASEPSI [1]
MACAM-MACAM KONTRASEPSI A. KONTRASEPSI STERILISASI Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia. B. KONTRASEPSI TEKNIK 1. Coitus Interruptus (senggama terputus): ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar. 2. Sistem kalender (pantang berkala): tidak melakukan senggama pada masa subur, perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat. 3. Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis Anda tidak akan hamil. Tapi begitu Ibu hanya menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar. C. KONTRASEPSI MEKANIK 1. Kondom: Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina. Kekurangan metode ini: a) Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain b) Membutuhkan waktu untuk pemasangan c) Mengurangi sensasi seksual

2. Spermatisida: bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama. 3. Vaginal diafragma: lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam ) setelah senggama. 4. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral: terbuat dari bahan polyethylene yang diberi lilitan logam, umumnya tembaga (Cu) dan dipasang di mulut rahim. Efektivitasnya 92-94%. Kelemahan alat ini yaitu bisa menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi panggul, pendarahan di luar masa menstruasi atau darah menstruasi lebih banyak dari biasanya. IUS atau Intra Uterine System adalah bentuk kontrasepsi terbaru yang menggunakan hormon progesteron sebagai ganti logam. Cara kerjanya sama dengan IUD tembaga, ditambah dengan beberapa nilai plus yaitu lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih kecil. Menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan waktu haid lebih singkat. D. KONTRASEPSI HORMONAL Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi), kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh. Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat hormonal, yaitu: Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung. Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk hitungan hari yang ada pada setiap blisternya, suntikan, susuk yang ditanam untuk periode tertentu, koyo KB atau spiral berhormon. Kontrasepsi Hormonal 1. Pengertian Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesterone. 2. Jenis Kontrasepsi Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam kontrasepsi hormonal yaitu : Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi Oral (Pil) Kontrasepsi Implant.

a) Kontrasepsi Suntikan - Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 mg. - Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen. - Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate testosteron. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan: - Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari hipotalamus. - Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa. - Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk implantasi dari hasil konsepsi. Keuntungan dan Kerugian: - Keuntungan 1. Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12 minggu. 2. DMPA diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg. 3. Tingkat efektifitasnya tinggi. 4. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi. 5. Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama. 6. Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan. 7. Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus dikeluarkan oleh orang lain. 8. Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain. 9. Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan produksi ASI. - Kerugian : 1. Perdarahan yang tidak menentukan. 2. Terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan 3. Berat badan yang bertambah 4. Sakit kepala 5. Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan. 6. Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi. 7. Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.

8. Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional. 9. Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan 10. Memerlukan biaya yang cukup tinggi. Saat Pemberian Yang Tepat : a. Pasca persalinan 1. Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post partum dan sebelum berkumpul dengan suami. 2. Tepat pada jadwal suntikan berikutnya. b. Pasca Abortus 1. Segera setelah perawatan atau sebelum14 hari. 2. Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan. c. Interval. 1. Hari kelima menstruasi 2. Jadwal waktu suntikan diperhitungkan. Kontra Indikasi a. Tersangka hamil b. Perdarahan ginekologi ( perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui penyebabnya. c. Tumor/keganasan d. Penyakit jantung, hati, hipertensi, DM, penyakit paru-paru hebat. Cara Penggunaan Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 12 minggu dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu minggu. Efek Samping dan Penanggulangannya a. Efek samping 1. Gangguan Haid - Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem. - Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama menggunakan kontrasepsi suntikan. - metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya 2. Keputihan Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa mengganggu ( jarang terjadi) 3. Perubahan berat badan Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah menggunakan kontrasepsi suntikan 4. Pusing dan sakit kepala Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara. 5. Hematoma

Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit. b. Penanggulangannya 1. Gangguan haid a. Konseling Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian kontrasepsi suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut adalah akibat pengaruh hormonal suntikan dan biasanya gejala-gejala perdarahan tidak berlangsung lama. b. Pengobatan Apabila pasien ingin mendapat haid, dapat diberikan pemberian Pil KB hari I sampai ke II masing masing 3 tablet, selanjutnya hari ke IV diberikan 1 x 1 selama 3 5 hari. Bila terjadi perdarahan, dapat pula diberikan preparat estrogen misalnya : Lymoral 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti, dapat dilaksanakan tepering off ( 1 x 1 tablet ). 2. Keputihan a. Konseling Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang terjadi keputihan. Bila hal ini terjadi juga, harus dicari penyebabnya dan segera di berikan pengobatan. b. Pengobatan Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan. Pada kasus dimana cairan berlebihan dapat diberikan preparat Anti Cholinergis seperti extrabelladona 10 mg dosis 2 x 1 tablet untuk mengurangi cairan yang berlebihan. Perubahan warna dan bau biasanya disebabkan oleh adanya infeksi. 3. Perubahan Berat Badan a. Konseling : Menjelaskan kepada akseptor bahwa kenaikan berat badan adalah salah satu efek samping kontrasepsi suntikan. Kenaikan berat badan dapat juga disebabkan hal-hal lain. Hipotesa para ahli : DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Disamping itu dapat pula terjadi penurunan berat badan. b. Pengobatan Pengobatan diet merupakan pilihan utama. Dianjurkan untuk melaksanakan diet rendah kalori serta olahraga yang teratur. Bila terlalu kurus, dianjurkan untuk diet tinggi kalori, bila tidak berhasil dianjurkan untuk ganti cara kontrasepsi non hormonal. 4. Pusing dan Sakit Kepala a. Konseling

Menjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping tersebut mungkin ada tetapi jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara. b. Pengobatan Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan acetosal 500mg, 3 x 1 tablet/hari 5. Hematoma a. Konseling Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek samping b. Pengobatan Kompres dingin pada daerah yang membiru selama 2 hari. Setelah itu diubah menjadi kompres hangat sehingga warna biru/kuning menjadi hilang. Komplikasi dan Penanggulangannya 1. Komplikasi. Abses, Rasa sakit dan panas didaerah suntikan. Bila terdapat abses teraba adanya benjolan yang nyeri di daerah suntikan. Biasanya diakibatkan karena pemakaian jarum suntik yang berulang dan tidak suci hama. 2. Penanggulangan Pemberian antibiotic dosis tinggi ( Ampicilin 500 mg, 3 x 1 tablet / hari ). Bila abses : Berikan kompres untuk mendinginkan infeksi / mematangkan abses misalnya kompres permanganas atau rivanol. Bila ada fluktuasi pada abses, dapat dilakukan insisi abses, setelah itu diberikan tampon dan drain jangan lupa berikan antibiotic sperti penatalaksanaan pada infeksi. b) Kontrasepsi Oral ( Pil ) Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet, mengandung hormon estrogen dan progestrone yang digunakan untuk mencegah hamil. Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu : 1. Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik yang diminum 3 kali seminggu. 2. Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 16 hari pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan estrogen selama 5 7 hari terakhir. 3. Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada saat haid. 4. Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang Long acting yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.

5. Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi Oral ( Pil ). 1. Nousea 2. Nyeri payudara 3. Gangguan Haid 4. Hipertensi 5. Acne 6. Penambahan berat badan. Keuntungan Kontrasepsi Oral (Pil) 1. Mudah menggunakannya 2. Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur muda 3. Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi 4. Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe) 5. Mengurangi resiko kanker ovarium. 6. Tidak mempengaruhi produksi ASI pada saat pemakaian pil yang mengandung estrogen. c) Kontrasepsi Implant. Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi membuat getah serviks menjadi kental dan membuat endometrium tidak sempat menerima hasil konsepsi. Efek samping implant Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya. Yang paling sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 6 bulan pertama sesudah beberapa bulan kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang adalah sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan. Keuntungan Implant. 1. Efektifitas tinggi setelah dipasang 2. Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun. 3. Tidak mengandung estrogen 4. Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan. 5. Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstant, sehingga terhindar dari dosis awal yang tinggi. 6. Dapat mencegah terjadinya anemia Kerugian Implant.

1. Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih. 2. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant. 3. Lebih mahal 4. Sering timbul perubahan pola haid 5. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri. d) Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception) Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb: - Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur) - Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma - Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi hampir 100%. Selain itu, OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan. MANFAAT TAMBAHAN OC Selain berfungsi sebagai alat kontrasepsi, OC ternyata juga memberikan manfaat yang tidak langsung berhubungan dengan efek kontrasepsi (non-contraceptive benefits) yaitu menyembuhkan atau mengurangi resiko terjadinya beberapa kelainan atau keluhan tertentu seperti: Manfaat penyembuhan OC: 1. Menyembuhkan kelainan menstruasi Pil kontrasepsi dapat menyembuhkan beberapa kelainan menstruasi umum antara lain: o Siklus menstruasi yang tidak teratur (irregular cycle) o Darah yang keluar pada saat menstruasi terlalu banyak (hiper-menore) o Sindroma sebelum haid (premenstrual syndrome / PMS) o Haid dengan rasa nyeri hebat di perut (dismenore). Dengan mengkonsumsi OC, siklus haid menjadi teratur dan lebih ringan sehingga resiko terkena anemia dan defisiensi besi berkurang s/d 50%. 2. Mengatasi masalah hiper-androgenisme Dalam tubuh wanita diproduksi hormon reproduksi estrogen, progesteron, dan androgen. Hormon androgen (testosteron) yang umum disebut hormon reproduksi pria dibutuhkan oleh wanita dalam jumlah sangat sedikit ( 0,5 mg / liter darah) untuk daya tahan tubuh dan gairah seksual (libido). Wanita usia reproduktif ( 15 - 40 tahun) sering mengalami ketidakseimbangan hormonal dimana produksi hormon androgennya akan meningkat sehingga terjadi hiper-androgen yang bisa menyebabkan:

Masalah pada kulit dan rambut: kulit berminyak, komedo, jerawat, ketombe (yang bisa menyebabkan kebotakan) atau hirsutisme (pola tumbuh rambut pada yang wanita yang menyerupai pria / male hair pattern). Masalah ginekologis: gangguan siklus haid, PCOS (poly-cystic-ovariansyndrome) yang bisa menyebabkan sulit punya anak, kegemukan (obesitas) dan abnormalitas metabolisme tubuh. OC istimewa mengandung CPA (Siproteron Asetat), zat anti-androgen paling efektif saat ini yang bekerja khusus mengatasi masalah hiper-androgen dengan menekan produksi androgen (dalam tubuh) dan minyak (di bawah permukaan kulit) sehingga mencegah timbulnya komedo dan ketombe bahkan jerawat. Berbeda dengan obat-obatan topikal dan antibiotik yang membunuh bakteri dan mengobati infeksi di permukaan kulit, CPA langsung bekerja pada akar masalah yaitu dengan mencegah produksi minyak yang berlebihan. Tetapi karena obat ini bekerja step-by-step dari dalam tubuh untuk menormalkan kadar hormon androgen, perbaikan pada kulit wajah baru bisa dilihat setelah 1-3 bulan pemakaian. Manfaat pencegahan, yaitu OC mengurangi resiko terkena: - Infeksi pada organ reproduksi internal, s/d 50% - Kanker ovarium dan endometrium, s/d 40% - Benjolan jinak payudara, s/d 40% - Kista ovarium, s/d 80% - Infertilitas primer, s/d 40% - Kehamilan ektopik (di luar kandungan), s/d 90% CARA MINUM OC OC harus diminum tiap hari dengan cara mengikuti petunjuk nama hari yang tertera diblisternya. Untuk memulai blister pertama Anda, mulailah minum pil pada hari pertama haid, misalnya: Anda mendapat haid pada hari Rabu maka ambil pil yang dibawahnya ada tanda Rabu. Lanjutkan minum pil setiap hari sampai habis (21 hari) yang pasti jatuh pada hari Selasa. Kemudian berhenti minum pil selama 7 hari (akan terjadi menstruasi). Setelah 7 hari bebas pil ini, lanjutkan minum pil dari kemasan yang baru pada hari Rabu lagi, jadi untuk blister ke-2 dst, selalu ikuti siklus 21 hari minum pil +7 hari bebas tablet. e. Suntik Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (depot progesteron, tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat. f. Susuk KB (Implan) Depot progesteron, pemasangan dan pencabutan harus dengan operasi kecil. g. Koyo KB (Patch)

Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang berkulit sensitif sering menimbulkan reaksi alergi. h. Disclaim Data dan informasi yang ditampilkan di situs ini disediakan atas kerjasama kami dengan perusahaan yang memproduksi produk tersebut dan dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menampilkan data dan informasi seakurat mungkin, namun medicastore dan semua mitra yang menyediakan data dan informasi tidak bertanggung jawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan yang berkaitan dengan penggunaan informasi yang disajikan.

ETIKA KEDOKTERAN TENTANG ABORTUS [1]


Pasal 7d setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi makhluk insani . Abortus provokatus tidak diperbolehkan, namun dapat diperbolehkan ataupun dibenarkan jiak digunakan sebagai pengobatan, apabila merupakan satu-satunya jalan untuk menolong jiwa ibu.

PANDANGAN ISLAM TENTANG ABORTUS DAN KONTRASEPSI


1. ABORTUS [3] Mengenai penggunaan obat/jamu untuk menggugurkan kandungan ada dua keadaan: - Pertama, seorang wanita menggunakan obat tersebut dengan maksud untuk merusak/membuang janin yang dikandungnya. Perbuatan ini bila dilakukan setelah ditiupkan ruh pada janin, hukumnya haram tanpa diragukan lagi. Karena berarti membunuh jiwa yang diharamkan tanpa hak, sementara membunuh jiwa seperti ini haram menurut Al Quran, As Sunnah, dan kesepakatan (ijma) kaum muslimin. Apabila dilakukan sebelum ditiupkan ruh, ulama berselisih tentang kebolehannya. Di antara mereka ada yang membolehkan dan ada yang melarang. Ada pula yang membolehkan selama janin belum menjadi alaqah (segumpal darah) yakni selama belum lewat waktu 40 hari. Ada di antara mereka yang berpendapat bolehnya selama belum jelas bentuk janin sebagai bentuk manusia. Dari pendapat yang ada, yang lebih hati-hati adalah melarang perbuatan tersebut kecuali bila ada kebutuhan mendesak seperti ibu tersebut menderita sakit yang membuatnya tidak bisa menanggung kehamilannya, atau alasan yang semisal. Dalam keadaan seperti ini, boleh menggugurkannya kecuali bila telah berlalu waktu yang memungkinkan janin tersebut telah jelas bentuknya sebagai bentuk manusia, maka menggugurkannya terlarang. Wallahu alam. - Kedua, tidak memaksudkan untuk merusak/ membuang janin yang dikandung apabila penggunaan obat tersebut mendekati melahirkan (yakni sebagai upaya memudahkan

keluarnya janin dari rahim ibunya). Maka hal ini dibolehkan dengan syarat tidak bermudharat bagi si ibu dan juga anaknya, dan tidak butuh operasi/pembedahan. Bila terpaksa harus dibedah maka ada empat keadaan: a. Ibu dan anak yang dikandung dalam keadaan hidup maka tidak boleh dilakukan pembedahan kecuali karena darurat, misalnya ibu sulit melahirkan maka butuh dibedah untuk mengeluarkan bayinya. Pembedahan ini tidak boleh dilakukan, karena tubuh merupakan amanah di sisi seorang hamba, yang tidak pantas dikenakan sesuatu yang mengkhawatirkan padanya kecuali untuk maslahat yang besar. Disamping itu, pembedahan yang disangka tidak ada mudharatnya, namun terkadang membawa mudharat. b. Ibu sudah menjadi mayat demikian pula janin yang dikandung. Maka tidak boleh dilakukan bedah untuk mengeluarkan janin yang telah mati tersebut karena tidak ada faedahnya. c. Bila ibu masih hidup sementara janinnya telah mati, maka boleh dilakukan pembedahan untuk mengeluarkan janin tersebut kecuali bila dikhawatirkan mudharat atas si ibu. Hal ini dibolehkan karena secara dzahir, wallahu alam, janin apabila telah mati di dalam perut nyaris tidak bisa dikeluarkan kecuali dengan jalan operasi, sementara bila tetap dibiarkan dalam perut ibunya akan bermudharat bagi si ibu dan mencegahnya dari kehamilan berikutnya. d. Jika ibu sudah meninggal sementara janinnya masih hidup. Maka apabila tipis harapan janin akan tetap hidup setelahnya, tidak boleh dilakukan pembedahan. Namun sebaliknya bila ada harapan hidup sementara sebagian tubuh janin telah keluar maka perut ibunya dibelah untuk mengeluarkan janin tersebut. Apabila belum ada yang keluar dari bagian tubuh janin, maka berkata teman-teman kami -semoga Allah merahmati mereka-: Tidak boleh dibelah perut si ibu untuk mengeluarkan janinnya karena perbuatan demikian berarti mencacati mayat. Namun yang benar, boleh dibelah perut si ibu apabila tidak ada cara lain untuk mengeluarkannya selain dibedah. Pendapat yang terakhir ini dipilih oleh Ibnu Hubairah. Dalam Al Inshaf (karya Al-Mirdawi 2:556), dikatakan, pendapat ini yang lebih utama. Aku katakan: Terlebih lagi pada zaman kita ini, dimana operasi bedah tidak sampai membuat cacat tubuh karena setelah dibelah perut tersebut dijahit kembali sebagaimana sedia kala. Dan karena kehormatan orang yang hidup, lebih besar daripada kehormatan orang yang mati. Dan karena menyelamatkan orang yang harus dijaga jiwanya dari kebinasaan adalah wajib, sementara janin adalah sosok insan yang harus dipelihara jiwanya, maka wajib menyelamatkannya. Wallahu alam. (Risalah fid Dima, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin t hal.57-63)
2.

KONTRASEPSI [4] Hukum Alat Kontrasepsi Untuk Mencegah Kehamilan

Apa hukumnya bila seorang suami menyetujui istrinya dipakaikan alat kontrasepsi oleh pihak rumah sakit guna mencegah kehamilan? Jawab: Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadii rahimahullahu berfatwa: Sang suami tidak boleh menyetujuinya, sementara Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menyatakan: Menikahlah kalian sehingga jumlah kalian menjadi banyak karena sesungguhnya aku membanggakan (banyaknya) kalian di hadapan umat-umat lain pada hari kiamat. 1. Dan juga Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mendoakan Anas bin Malik radhiallahu 'anhu agar dilipatkan jumlah harta dan anaknya. 2. Selain itu, bisa jadi kita akan dihadapkan dengan takdir Allah (berupa musibah kematian anaknya sehingga ia kehilangan si buah hati). (Bila ada alasan untuk menunda kehamilan) maka ketika mendatangi istrinya (jima), sang suami diperbolehkan melakukan azal 3. Adapun (menunda kehamilan) dengan menggunakan obat-obatan/ pil, memotong rahim (pengangkatan rahim) atau yang lain, tidak diperbolehkan. Perlu diketahui, musuh-musuh Islam menghias-hiasi perbuatan yang menyelisihi agama di hadapan kita. (Mereka menyerukan agar kaum muslimin membatasi kelahiran) sementara mereka sendiri, justru terus berupaya memperbanyak jumlah mereka. Dan benar-benar mereka telah melakukannya. Aku bertanya kepada kalian, wahai saudara-saudaraku. Bila sekarang ini, di zaman ini, ada orang yang memiliki sepuluh anak, apakah kalian saksikan Allah Subhanahu wa Ta'ala menyianyiakannya? Atau justru kalian melihat, Allah membukakan rizki baginya dari arah yang tidak disangka-sangka? Bila seseorang membatasi kelahiran karena alasan duniawi, ia benar-benar telah keliru. Karena Rabbul Izzah berfirman dalam kitabNya yang mulia: Dan tidak ada satu makhluk melata pun di bumi ini kecuali Allah-lah yang menanggung rizkinya. (Hud: 6) Dan juga firman-Nya: Berapa banyak hewan yang tidak dapat membawa (mengurus) sendiri rizkinya tapi Allah lah yang memberikan rizkinya dan juga memberikan rizki kepada kalian. (AlAnkabut: 60) Namun bila ia melakukannya karena khawatir adanya mudharat/ bahaya yang bakal menimpa sang istri, maka diperbolehkan menunda kehamilan dengan melakukan azal. Adapun kalau harus menggunakan alat/ obat yang berasal dari musuh-musuh Islam, baik berupa obat/ pil pencegah kehamilan atau lainnya, maka ini tidaklah kami anjurkan. Azal sendiri sebenarnya makruh, namun diizinkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam . Beliau bersabda ketika mengizinkan para shahabatnya untuk melakukan azal:

Tidak ada satu jiwa pun yang telah ditakdirkan untuk diciptakan sampai hari kiamat kecuali mesti akan ada/ tercipta. Jabir bin Abdillah radhiallahu 'anhuma berkata: Kami melakukan azal sementara Al-Qur`an (wahyu) masih turun (belum berhenti terus tersampaikan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ). Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan rukhshah (keringanan) untuk melakukan azal. Walhamdulillah Rabbil alamin. (Ijabatus Sa`il, hal. 467-468) Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu mengatakan: Adapun menggunakan sesuatu yang bisa mencegah kehamilan, ada dua: 1. Mencegah kehamilan secara permanen. Hal ini tidak diperbolehkan karena akan memutus kehamilan sehingga mempersedikit keturunan. Ini bertentangan dengan tujuan syariat memperbanyak jumlah umat Islam. Juga, ada kemungkinan bahwa anak-anaknya yang ada akan meninggal, sehingga si wanita menjadi tidak punya anak sama sekali. 2. Mencegah kehamilan dalam jangka waktu tertentu. Seperti bila wanita tersebut banyak hamil sedangkan hamil akan melemahkannya, dan dia ingin mengatur kehamilan setiap dua tahun sekali atau semacamnya. Hal yang seperti ini diperbolehkan, dengan syarat seijin suaminya dan tidak memadharatkan si wanita. Dalilnya, para shahabat dahulu melakukan azal terhadap istri-istri mereka pada masa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan tujuan agar istri-istri mereka tidak hamil. Dan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak melarang hal itu. (Risalah fid Dima Ath-Thibiiyyah lin Nisa`, hal. 44) (ed) Maqil bin Yasar radhiallahu 'anhu berkata: Seseorang datang menemui Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu ia berkata: Sesungguhnya aku mendapatkan seorang wanita cantik dan memiliki kedudukan, namun ia tidak dapat melahirkan anak, apakah boleh aku menikahinya? Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: Tidak boleh. Orang itu datang lagi kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengutarakan keinginan yang sama, namun Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tetap melarangnya. Kemudian ketika ia datang untuk ketiga kalinya, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Nikahilah oleh kalian wanita yang penyayang lagi subur (dapat melahirkan anak yang banyak) karena sesungguhnya aku berbangga-bangga dengan banyaknya kalian di hadapan umat-umat yang lain. (HR. Abu Dawud no. 2050, dishahihkan Asy-Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahihul Musnad 2/211) pent. Ummu Sulaim, ibu Anas bin Malik radhiallahu 'anhu, berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: Wahai Rasulullah, ini Anas pelayanmu, mohonkanlah kepada Allah kebaikan untuknya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa: Ya Allah, banyakkanlah harta dan anaknya. Dan berkahilah dia atas apa yang Engkau berikan kepadanya. (HR. Al-Bukhari no. 6378 dan Muslim no. 1499) pent.

Mengeluarkan air mani di luar kemaluan istri, di mana ketika akan inzal, sang suami menarik kemaluannya dari kemaluan istrinya sehingga air maninya terbuang di luar farji (kemaluan). (Fathul Bari) Hadits di atas diriwayatkan dalam Ash-Shahihain. Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu menerangkan makna hadits di atas: Setiap jiwa yang telah Allah takdirkan untuk diciptakan, maka pasti akan Ia ciptakan. Sama saja baik kalian melakukan azal atau tidak. Sedangkan apa yang Allah tidak takdirkan untuk diciptakan maka pasti tidak terjadi, sama saja baik kalian melakukan azal atau tidak. Dengan demikian azal kalian tidak ada faedahnya, bila Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mentakdirkan penciptaan satu jiwa, maka air mani kalian mendahului kalian (ada yang tertumpah ke dalam farji tanpa kalian sadari) sehingga tidaklah bermanfaat semangat kalian untuk mencegah penciptaan Allah. (Al-Minhaj, 10/252) pent. HR. Al-Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya. Tambahan faedah: Asy-Syaikh AlAlbani rahimahullahu mengatakan: Adapun di masa ini, didapatkan sarana-sarana yang memungkinkan seorang lelaki mencegah air maninya agar tidak tertumpah sama sekali (di kemaluan) istri, seperti apa yang disebut dengan rabthul mawasir (mengikat saluran telur) dan kondom yang dipasangkan di kemaluan ketika jima, dan yang semacamnya Bagaimanapun juga, yang dimakruhkan menurutku adalah bila dalam dua perkara ini atau salah satunya (yaitu dua hal yang timbul akibat terhalangnya tertumpahnya mani: pertama, memberi madharat dengan mengurangi kenikmatan istri, kedua: menghilangkan sebagian tujuan pernikahan), tidak ada tujuan seperti tujuan orang kafir melakukan azal. Seperti takut miskin karena banyak anak dan terbebani untuk menafkahi serta mendidik mereka. Bila disertai hal ini maka hukumnya naik dari makruh ke tingkat haram, karena kesamaan niat orang yang melakukan azal dengan tujuan orang kafir melakukannya. Di mana orang-orang kafir membunuh anak-anak mereka karena takut menafkahi dan takut miskin, sebagaimana telah diketahui. Berbeda halnya bila si wanita sakit, yang dokter mengkhawatirkan sakitnya akan bertambah parah bila hamil. Dalam keadaan ini, si wanita boleh memakai alat pencegah kehamilan untuk jangka waktu tertentu. Adapun bila sakitnya berbahaya dan dikhawatirkan menyebabkan kematian, si wanita boleh dalam keadaan ini saja bahkan wajib melakukan rabthul mawasir untuk menjaga agar dia tetap hidup. Wallahu alam. (Adabuz Zifaf, hal. 136-137)

DAFTAR PUSTAKA
1. Ilmu Kebidanan, Hanifa Wiknjosastro, Ed 3, Cet. 6, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2008. 2. Ilmu Kandungan, Hanifa Wiknjosastro, Ed. 2, Cet. 3, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1999. 3. www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=76
4. www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=344

5. Manuaba,Ida bagus. 2004. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT KANDUNGAN dan KELUARGA BERENCANA. Jakarta : EGC

You might also like