Professional Documents
Culture Documents
etimologi
"batik" berasal dari gabungan dua kata Bahasa Jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".
Dua Makna
Teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain x-resist dyeing Kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan
Filosofi Batik
Dalam proses pembuatannya, seni batik terutama batik tulis, melambangkan kesabaran pembuatnya. Setiap hiasan dibuat dengan teliti dan melalui proses yang panjang. Kesempurnaan motif tersebut menyiratkan ketenangan pembuatnya.
Batik Hokokai
Muncul pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa. Motif dominan adalah bunga seperti bunga sakura dan krisan. Hampir semua batik Jawa Hokokai memakai latar belakang (isen-isen) yang sangat detail seperti motif parang dan kawung di bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi, misalnya motif bunga padi.
Megamendung (2)
Faham Taoisme, bentuk awan melambangkan dunia atas. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Dunia kesenirupaan Islam pada abad ke-16, yang digunakan kaum Sufi: ungkapan dunia besar atau alam bebas.
Megamendung (3)
Motif megamendung yang pada awalnya selalu berunsurkan warna biru diselingi warna merah menggambarkan maskulinitas dan suasana dinamis, karena dalam proses pembuatannya ada campur tangan laki-laki. Kaum laki-laki anggota tarekatlah yang pada awalnya merintis tradisi batik. Warna biru dan merah tua juga menggambarkan psikologi masyarakat pesisir yang lugas, terbuka dan egaliter.
Megamendung (4)
Warna biru: warna langit yang luas, bersahabat dan tenang serta pembawa hujan yang dinanti-nantikan sebagai pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan. Biru muda: makin cerahnya kehidupan Biru tua: awan gelap yang mengandung air hujan dan memberi kehidupan. Motif megamendung dikombinasi dengan motif hewan, bunga atau motif lain
Megamendung (5)
Meski megamendung terpengaruhi kebudayaan Cina, dalam penuangannya secara fundamental berbeda. Megamendung Cirebon sarat makna religius dan filosofi. Garis-garis gambarnya simbol perjalanan hidup manusia dari lahir, anak-anak, remaja, dewasa, berumah tangga sampai mati. Antara lahir dan mati tersambung garis penghubung yang kesemuanya menyimbolkan kebesaran Illahi
Batik Petani
Dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-masing. Pewarnaannya pun hanya dipasrahkan kepada saudagar yang menjual bahan pewarna.
Yogya 1: Parang
Motif berbentuk mata parang, melambangan kekuasaan dan kekuatan. Kerap dianggap sebagai motif keris Orang Jawa: lidah api Hanya boleh dikenakan oleh penguasa dan ksatria
Yogya 2: Kawung
Salah satu motif tertua Digunakan oleh keluarga kerajaan Melambangkan titik silang buah palem. Kerap pula dianggap sebagai pertemuan antara empat bentuk oval yang mengacu pada sumber kekuatan dunia.. Terdapat banyak variasi, pbentuk utamanya terdiri dari empat lingkaran yang berkelompok atau oval yang hampir bersentuhan satu sama lain, tersusun membentuk pola geometri yang simetris. Motif melambangkan kesucian dan umur panjang.
Yogya 3: Nitik
Yogya 5: Ceplok
Motif Ceplok mencakup kelompok yang luas dari desain geometris, biasanya mengacu pada bentuk bunga melingkar, bintang atau bentuk-bentuk kecil lainnya, membentuk pola simetris
Grompol
Grompol berarti berkelompok bersama. Biasa dipakai saat upacara pernikahan. Melambangkan datangnya kehidupan pernikahan yang harmonis, cepatdapat keturunan, keberuntungan dan kebahagiaan.
Sido Asih
Motif Lereng
Sejarahnya berawal dari kisah pelarian keluarga kerajaan Keraton Surakarta, yang harus mengungsi ke wilayah pegunungan demi menjaga keselamatan dari serangan musuh. Saat ituSultan melihat ke arah bukit terjal sebagai pilihan untuk tempat mengungisi. Kisalh ini meninspirasi pembuatan motif Lereng. Lereng (Surakarta) = Parang (Yogyakarta)
Motif Pinggiran