You are on page 1of 139

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS IMUNISASI TETANUS TOKSOID (TT) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

A PUSKESMAS MANCAK KABUPATEN SERANG BANTEN 2009 Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh : HERNA PRIMANITA NIM : 105104003457

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2009 M

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : Nama NIM Mahasiswa program Tahun akademik : Herna Primanita : 105104003457 : Ilmu keperawatan : 2005

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya yang berjudul : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANCAK KABUPATEN SERANG BANTEN 2009. Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sangsi yang telah ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 11 Desember 2009

( Herna Primanita )

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA SKRIPSI, 11 Desember 2009 HERNA PRIMANITA Faktor faktor yang berhubungan dengan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Mancak kabupaten Serang, Banten 2009. xxiii + 90 halaman, 18 Tabel, 6 gambar, 11 lampiran ABSTRAK Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) adalah salah satu program dunia dalam upaya menurunkan jumlah kasus Tetanus Neonatal di setiap kabupaten hingga kurang dari 1 kasus per 1000 kelahiran hidup per tahun yang harus dicapai pada tahun 2012. Pada tahun 2008 angka kejadian Tetanus Teonatoum meningkat dengan CFR 57% sedangkan pada tahun 2007 angka CFR sebesar 61%. Tetanus Neonatorum ini dapat dicegah dengan imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil. Oleh karena itu, pemerintah menargetkan cakupan imunisasi TT yaitu 95% untuk imunisasi TT1 dan 90 % untuk TT2. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi status imunisasi TT pada ibu hamil di Puskesmas Mancak Kabupaten Serang, Banten 2009 yaitu faktor variabel demografi (usia, pendidikan, dan persepsi jarak ke pelayanan kesehatan); variabel sosiopsikologi (pekerjaan, dukungan suami, gravida); variabel struktural (pengetahuan). Desain penelitian ini adalah deskriptif cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil dengan usia kehamilan 6-9 bulan. Sampel yang diambil sebanyak 128 responden dengan menggunakan rumus uji beda proporsi dengan metode sampel cluster. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat berupa uji t-test, chi-square, correlasi bivariat, dan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua faktor yang diteliti berpengaruh secara bermakna terhadap status imunisasi TT ibu hamil. Variabel yang tidak berpengaruh adalah pendidikan, pekerjaan, dukungan suami, dan pengetahuan. Sedangkan variabel yang berpengaruh adalah umur (p value=0,008), persepsi jarak ke pelayanan kesehatan (p value= 0,040) dan gravida (p value= 0,004).

Pada penelitian ini, ibu dengan kehamilan pertama (primigravida memiliki status imunisasi lengkap dibandingkan dengan ibu dengan kehamilan 2 (multigravida). Maka peneliti menyarankan agar meningkatkan promosi kesehatan tentang imunisasi TT kepada ibu primigravida dan multigravida. Selain itu, Dinas Kesehatan setempat perlu untuk menambah sarana kesehatan masyarakat seperti posyandu dikarenakan jarak yang jauh dari pelayanan kesehatan mempengaruhi ibu untuk melengkapi status imunisasi TT. Dengan demikian, peneliti berharap derajat kesehatan masyarakat dapat optimal. Daftar bacaan 45; ( 1994 - 2009 )

FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCE STUDY OF NURSING SCIENCE PROGRAM ISLAMIC STATE UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UNDERGRADUATED THESIS, 11 Desember 2009 HERNA PRIMANITA Factors that correlated with immunization status of tetanus toxoid (TT) in pregnant women in the working area of the district health centers Mancak Serang,Banten,2009. xxiii + 90 pages, 18 Tables, 6 images, 11 appendixes ABSTRACT Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) is one of the world program in an effort reduce the number of cases of Neonatal Tetanus in each district to decrease 1 case per 1000 live births per year that must be achieved in 2012. In the year 2008 the incidence of Tetanus Teonatoum CFR increased by 57% while in 2007 the number CFR of 61%. Tetanus neonatorum can be prevented by immunization tetanus toxoid in pregnant women. Therefore, the government is targeting TT immunization coverage of 95% for TT1 immunization and 90% for TT2. This study aims to determine the factors influencing TT immunization status in pregnant women in Mancak Puskesmas Serang, Banten 2009 demographic factor variables (age, education, and perception of distance to health services); sosiopsikologi variables (employment, support her husband, gravida) ; structural variables (knowledge). The desain of this descriptive research is cross sectional. Population in this study were all pregnant women with 6-9 months of gestation. Samples taken as many as 128 respondents using a different formula proportions test with cluster sample method. Data retrieval is done by using a questionnaire. Analysis of the data used is the univariate and bivariate analysis of t-test, chi-square test, correlation bivariat, and regression logistic. The results of this study indicate that not all the studied factors significantly influence TT immunization status of pregnant women. Variables that do not affect the education, employment, support her husband, and knowledge. Meanwhile, an influential variable is the age (p value = 0.008), perception of distance to health services (p value = 0.040) and gravida (p value = 0.004). In this study, mothers with her first pregnancy (primigravida) have a complete immunization status compared with mothers with pregnancy 2 (multigravida). So the researchers suggest that improving the health promotion of TT immunization to mothers with primigravida and multigravida. In addition, local health office needs to increase public health facilities such as posyandu distances due to the influence of health services to complement the maternal TT immunization status. Thus, researchers hope the community health status can be optimized. Bibliography 45; (1994 - 2009)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANCAK KABUPATEN SERANG BANTEN 2009

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 11 Desember 2009

Pembimbing I

Pembimbing II

Irma Nurbaeti, S.Kp M.Kep, Sp.Mat NIP: 132146260

Bambang P. Cadrana, SKM, MKM NIP: 19690205199403 1 003

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi Jakarta, 11 Desember 2009 Penguji I

H. Dadang, SIP, M. Epid NIP. 19690204 199003 1 006 Penguji II

Dyah Juliastuti, S.Kep, M.Kep, Sp.Mat NIP. 132 288 176 Penguji III

Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M. KM NIP. 19790520 200901 1 012

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi Jakarta, 11 Desember 2009

Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tien Gartinah, MN

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. Dr (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp.And

RIWAYAT HIDUP

Nama

: HERNA PRIMANITA

Tempat / tanggal lahir : Tangerang, 13 agustus 1986 Alamat : Kp. Bojong nangka Rt. 05/01 no.46 Ds. Medang kec. Pagedangan Legok kab. Tangerang, 15820. : Islam : Belum menikah : ( 021 ) 5470089 / 08561522492 : herna_glizz@yahoo.com

Agama Status Telepon / HP Email

RIWAYAT PENDIDIKAN SD SLTP SLTA Perguruan tinggi : Tahun 1992-1998 SDN Bojong Nangka : Tahun 1998-2001 SLTPN 1 Tangerang : Tahun 2002-2005 SMUN 7 Tangerang : Tahun 2005-sekarang Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Jakarta dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim. Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT penguasa alam semesta yang tidak henti hentinya memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis. Salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta pengikut ajaran beliau hingga akhir zaman. Atas nikamat dan karunia Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul FaktorFaktor Yang Berhubungan dengan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mancak Kabupaten Serang, Banten Tahun 2009. Skripsi ini merupakan hasil dari proses penelitian panjang yang dilaksanakan penulis di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang. Tersusunnya skripsi ini, tidak akan terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan atas terselesaikannya laporan skripsi ini kepada : 1. Bapak Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tajudin, Sp.And dan Drs. H. Achmad Gholib, MA, selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Tien Gartinah, MN selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep Sp.Mat dan Bambang P Cadrana, SKM, MKM, selaku dosen pembimbing yang tak kunjung lelah meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran selama membimbing penulis. 4. Ibu dan bapak dosen program studi Ilmu Keperawatan, terimakasih atas bimbingan serta doanya selama ini. 5. Staf akademik program studi Ilmu Keperawatan, Bpk. Ajib, ibu Syamsiah dan Bpk. Rohman.

6. Ayah dan ibunda tercinta (H.Syamsudin dan Hj.Syaripah) yang tak henti memberikan doa dan dukungan baik materil, moril, spiritual dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan ini. 7. Dr.Enik Utmawati (Kepala Puskesmas Mancak), Nana Ruhyana, SKM (Kepala TU Puskesmas Mancak), seluruh bidan desa dan staf Puskesmas Mancak, yang telah memberikan arahan dan dukungan kepada penulis. 8. Kader-kader posyandu yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Mancak (spesial untuk teh mutmainah) 9. Saudaraku tersayang (AYudi, AJeni, Asep, teh vivin, teh adah, dan kelima keponakanku yang lucu), kalian yang terhebat. 10. AHairul Daeng Oemar, terimakasih atas doa, kasih sayang, pengertian, dukungan, kesabaran, dan semangat yang telah diberikan dalam menemani hari-hari penulis. 11. Sahabat sahabat (Neneng, Lita, Zeah, Tka, Intan, Fina, Tuti , Wulan, Vika, Cici, Suci,dan Dewi ), thanks for yours support. 12. Seluruh teman seperjuangan Ners05 dan adik-adik PSIK UIN Jakarta yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. We must be a good professional nurse guys. Keep struggle! 13. Keluarga besar abah H.Fakhrudin dan teman-teman di Mancak (Mahtum, faruq, mang enad, ka Daman, teh babay, teh wawad, dll ). Allah SWT menciptakan manusia begitu sempurna, akan tetapi manusia tak kan lepas dari salah dan khilaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga penulis dapat memperbaiki skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pembacanya karena salah satu amal yang akan terus mengalir adalah ilmu yang bermanfaat. Jakarta , 11 Desember 2009 Penulis

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI Halaman judul . Tanda tidak plagiat .. Abstrak .... Abstract ... Pernyataan persetujuan pembimbing .. Surat pengesahan penguji ............ Daftar riwayat hidup ....

Halaman i ii iii v vi vii ix x xi xiii xix xxi xxii xxiii

Lembar persembahan Kata pengantar .. Daftar isi Daftar tabel .. Daftar gambar Daftar lampiran Daftar istilah

BAB I PENDAHULUAN .. A. Latar belakang .. B. Rumusan masalah . C. Tujuan 1. Tujuan umum 2. Tujuan khusus ..

1 1 5 6 6 6

D. Manfaat penelitian 1. Profesi keperawatan 2. Institusi kesehatan 3. Peneliti selanjutnya ..

8 8 8 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... A. Imunisasi. B. Vaksin C. Imunisasi Tetanus Toksoid D. Penyakit Tetanus E. Aspek Keperawatan Dalam Pelayanan Komunitas .. F. Model Keyakinan Kesehatan Rosentock Dan Becker (1974) G. Faktor-Faktor Yang Mempengarui Status Imunisasi TT Ibu Hamil . 1. Umur ........ 2. Pendidikan .. 3. Persepsi jarak ke pelayanan kesehatan . 4. Pekerjaan 5. Dukungan suami . 6. Gravida ... 7. Pengetahuan . H. Kerangka teori

9 10 14 15 21 23 25

30 30 31 31 32 32 33 33 33

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... A. Kerangka konsep B. Hipotesis . C. Definisi Operasional .. 1. Variabel Independen 2. Variabel Dependen

35 35 36 37 37 39

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian B. Identifikasi Variabel C. Populasi dan Sampel ... D. Pengumpulan Data . E. Lokasi dan Waktu Penelitian .. F. Pengolahan Data . G. Analisis Data .. H. Etika Penelitian

40 40 40 41 44 46 46 47 48

BAB V HASIL PENELITIAN .. A. Gambaran umum Puskesmas Kecamatan Mancak Serang .. B. Analisa Univariat 1. Variabel Demografi a. Umur . b. Pendidikan .

50 50 52 52 52 52

c. Persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan .. d. Pekerjaan e. Dukungan suami f. Gravida .. g. Pengetahuan .. h. Status imunisasi TT C. Analisa Bivariat . 1. Hubungan antara umur responden dengan status imunisasi TT pada ibu hamil .. 2. Hubungan pendidikan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil 3. Hubungan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil.... 4. Hubungan pekerjaan responden dengan status imunisasi TT pada ibu hamil 5. Hubungan dukungan suami dengan status imunisasi TT pada ibu hamil 6. Hubungan gravida (jumlah kehamilan) dengan status imunisasi TT pada ibu hamil . 7. Hubungan pengetahuan responden dengan status imunisasi TT pada ibu hamil .

53 54 55 56 57 58 59

59

60

61

62

63

64

65

BAB VI PEMBAHASAN A. Keterbatasan penelitian ... B. Status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil .. C. Analisa univariat . 1. Gambaran umur responden . 2. Gambaran pendidikan responden .. 3. Gambaran persepsi jarak rumah responden ke pelayanan kesehatan . 4. Gambaran pekerjaan responden 5. Gambaran dukungan suami 6. Gambaran gravida responden 7. Gambaran pengetahuan responden . D. Analisa bivariat .. 1. Hubungan umur dengan status imunisasi TT pada ibu hamil ........................................................................ 2. Hubungan pendidikan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil ....................................................................... 3. Hubungan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil 4. Hubungan pekerjaan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil 5. Hubungan dukungan suami dengan status imunisasi TT pada ibu hamil

67 67 68 69 69 69

70 70 71 72 72 73

73.

74

76

77

78

6. Hubungan gravida dengan status imunisasi TT pada ibu hamil 7. Hubungan pengetahuan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil 79 79

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN . B. SARAN . DAFTAR PUSTAKA . LAMPIRAN

81 81 83 85

DAFTAR TABEL No. 2.1 2.2 Nama tabel Jadwal pemberian imunisasi TT pada Wanita Usia Subur. Jadwal Pemberian Imunisasi TT Pada Ibu Hamil dan Calon Pengantin .. 5.1 Distribusi frekuensi umur responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak,Serang tahun 2009 5.2 Distribusi frekuensi pendidikan responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009. 5.3 Distribusi frekuensi pendidikan responden yang dikategorikan di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009 . 5.4 Distribusi frekuensi persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mancak,Serang tahun 2009 5.5 Distribusi frekuensi pekerjaan responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak,Serang, Tahun 2009......... 5.6 Distribusi frekuensi pekerjaan responden yang dikategorikan di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009... 5.7 Distribusi frekuensi dukungan suami responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009.... 5.8 Distribusi frekuensi gravida di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009 . 56 55 55 54 54 53 53 52 19 halaman 18

5.9

Distribusi frekuensi pengetahuan responden terhadap imunisasi TT di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009.. 57

5.10

Hubungan antara umur dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009 59

5.11

Hubungan antara pendidikan dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009.... 60

5.12

Hubungan antara persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009.. 61

5.13 Hubungan antara pekerjaan responden dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009. 5.14 Hubungan antara dukungan suami responden dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009.. 5.15 Hubungan antara gravida dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009... 5.16 Hubungan antara pengetahuan dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009. 65 64 63 62

DAFTAR GAMBAR No. 2.1 2.2 3.1 5.1 Nama gambar halaman

Respon Antibodi Terhadap Tetanus Toksoid 18 Model Teori Keyakinan Kesehatan Rosentock ( 1974 ) 34 Kerangka Konsep ... 35 Distribusi frekuensi kategori dukungan suami di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009 56

5.2

Distribusi frekuensi kategori pengetahuan responden terhadap imunisasi TT di wilayah kerja Puskesmas Mancak,2009 .. 57

5.3

Distribusi frekuensi status imunisasi TT responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009 58

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat ijin penelitian dari PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Surat lanjutan ijin penelitian dari UPTD Puskesmas Kecamatan Mancak 3. Lembar persetujuan responden. 4. Kuesioner penelitian 5. Jumlah kasus Tetanus Neonatorum dan faktor resiko menurut Provinsi tahun 2007 6. Cakupan imunisasi TT ibu hamil menurut Provinsi, tahun 2007. 7. Pemantauan wilayah setempat Cakupan kumulatif imunisasi TT2+ Bumil di Kabupaten Serang Bulan Januari s/d Desember tahun 2008. 8. Peta wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mancak tahun 2009. 9. Analisa univariat 10. Analisa bivariat

DAFTAR SINGKATAN MDGs AKB AKI BPPN SDKI : Millenium Development Goals : Angka Kematian Bayi : Angka Kematian Ibu : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar WHO CFR TT MNTE TN PHN UNICEF BCG DPT GALT IgM IgG SD WUS ATS Catin : World Health Organization : Case Fatality Rate : Tetanus Toksoid : Maternal Neonatal Tetanus Elimination : Tetanus Neonatorum : Public Health Nursing : United Nations Childrens Fund : Bacillus Calmette-Guerin : Difteri Pertusis Tetanus : Gut Associated Limphoid Tissues : Immunoglobulin M : Immunoglobulin G : Sekolah Dasar : Wanita Usia Subur : Anti Tetanus Serum : Calon pengantin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Globalisasi menuntut suatu negara memajukan pembangunan di berbagai bidang, sehingga mampu bersaing dan bertahan dalam persaingan global. Millennium Development Goals (MDGs) merupakan suatu program pembangunan yang bertujuan mensejahterakan masyarakat, dimana salah satu tujuannya adalah menurunkan angka kematian anak, dan targetnya adalah menurunkan angka kematian balita sebesar dua per tiganya dalam kurun waktu 1990-2015. Salah satu indikatornya adalah angka kematian bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup. MDGs mentargetkan pada tahun 2015 AKB mencapai 17 per 1000 kelahiran hidup. Tujuan MDGs yang merupakan ruang lingkup bidang kesehatan lainnya adalah meningkatkan kesehatan ibu. Target MDGs pada tahun 2015 adalah angka kematian ibu (AKI) mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup (BPPN, 2007).

Di dunia, terdapat 4 juta dari 136 juta bayi dibawah usia 28 hari meninggal setiap tahunnya. Angka kematian bayi di Indonesia tercatat 34 per 1000 kelahiran hidup, angka kematian neonatus 19 per kelahiran hidup dan angka kematian maternal 228 per 100.000 kelahiran (Depkes RI, 2007). Penyebab kematian bayi ini salah satunya adalah Tetanus dimana pada neonatus lebih dikenal dengan Tetanus Neonatorum (RISKESDAS, 2007).
1

Data organisasi kesehatan dunia WHO menyatakan kematian bayi akibat Tetanus di Negara berkembang 135 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Negara maju (Sinarharapan, 2002). Tetanus Neonatorum (TN) menyebabkan 50% kematian perinatal dan menyumbangkan 20% kematian bayi. Sedangkan angka kejadian tetanus pada anak di rumah sakit 7-40 kasus/tahun, 50% terjadi pada kelompok 59 tahun, 30% kelompok 1-4 tahun, 18% kelompok > 10 tahun, dan 2% terjadi pada bayi < 12 bulan. Angka kematian keseluruhan antara 6,7-30% (Ismoedijanto dan Widodo, 2006). Di Indonesia terdapat 141 kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2007. Di provinsi Banten terdapat 5 kasus Tetanus (Depkes RI, 2007).

Menurut catatan Dinkes Kabupaten Serang periode Januari-Oktober 2008, sedikitnya 135 bayi baru lahir dan 39 ibu melahirkan meninggal dunia akibat keterlambatan deteksi dini dan pendarahan serta infeksi (Imnbanten, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan, peneliti mendapatkan data bahwa, di wilayah Kabupaten Serang, Banten angka kejadian TN cukup memprihatinkan. Angka kejadian di tahun 2008 mencapai 23 kasus TN dengan CFR 57%, 13 neonatus meninggal dan 17 kasus tercatat ibu bayi tidak diimunisasi TT sebelumnya, 1 kasus sudah diimunisasi TT 1 kali, dan 5 kasus telah diimunisasi TT 2 kali. Hal ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2007, angka kejadian TN tercatat 18 kasus dan 11 neonatus meninggal dunia dengan CFR 61% (Dinkes Kab.Serang, 2008).

Hal ini tidak sesuai dengan program Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) untuk menurunkan jumlah kasus tetanus neonatal di setiap Kabupaten hingga kurang dari 1 kasus per 1000 kelahiran hidup pertahun ( Depkes RI, 2007).

Proporsi infeksi Tetanus Neonatorum (TN) akan semakin besar bila bayi tidak memiliki kekebalan alamiah terhadap Tetanus yang diturunkan melalui ibunya. Kekebalan alamiah ini diperoleh ibu melalui imunisasi Tetanus Toksoid (TT) dengan dosis dan waktu interval minimal tertentu (Purwanto, 2003).

Imunisasi merupakan salah satu solusi untuk mencegah terjadinya TN. Ibu hamil penting mendapat imunisasi untuk mencegah terjadi Tetanus pada ibu dan bayinya. Karena dengan melaksanakan imunisasi pada ibu saat kehamilan, molekul imunoglobulin akan disalurkan dari ibu kepada bayi melalui plasenta sebagai kekebalan pasif untuk bayi (Wiknjosastro, 2002). Kekebalan yang disalurkan ibu kepada bayi tersebut dapat menjadi proteksi untuk bayi terhadap stresor (persalinan yang tidak steril dan perawatan tali pusat yang tidak bersih) yang dapat menyebabkan TN. Bahkan dalam buku pedoman imunisasi TT pada wanita usia subur, pada tahun 2008 UNICEF-WHO meluncurkan upaya kesepakatan untuk mencapai eliminasi MNT Global pada tahun 2012. Upaya ini menyatukan gerakan global untuk menurunkan angka kematian neonatal akibat Tetanus. Hal ini menandakan bahwa TN masih menjadi permasalahan kesehatan di dunia (UNICEF, 2008).

Namun, meskipun imunisasi tetanus pada ibu hamil dinilai sangat penting sebagai bentuk pencegahan Tetanus pasca persalinan, maupun pada bayi yang dilahirkan sang ibu, pemanfaatan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil dinilai masih kurang optimal. Hal ini dapat dilihat dari persentase ibu yang memeriksakan kehamilan di atas 70%, sangat jarang yang melakukan imunisasi TT (RisKesDas Provinsi Banten, 2007).

Pada Profil Epidemiologi Indonesia didapatkan data cakupan imunisasi TT ibu hamil : TT1 84% dan TT2 77% dengan target Nasional adalah 95% untuk TT1 dan 90% untuk TT2 (Ranuh, 2008). Di Provinsi Banten, cakupan imunisasi TT1 : 66,7% dan TT2 : 59,1% (Depkes RI, 2007). Persentase imunisasi TT sebesar 11%, paling jarang dilakukan dibandingkan dengan penimbangan berat badan dan pemeriksaan tekanan darah yang mencapai 99,2% dari 8 jenis pemeriksaan kehamilan. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Serang tahun 2008, cakupan imunisasi TT1 pada ibu hamil mencapai 74% dan imunisasi TT2+ mencapai 98% dimana target pencapaian imunisasi TT1 95% dan imunisasi TT2+ 90%. Kondisi ini menunjukkan hasil yang baik. Namun dari 28 Puskesmas yang terdapat pada Kabupaten Serang saat ini, salah satu Puskesmas yang memiliki cakupan imunisasi TT1 dan TT2+ pada ibu hamil dibawah rata rata Kabupaten Serang adalah Puskesmas Mancak. Cakupan imunisasi TT mencapai 50% untuk imunisasi TT1 dan 63% untuk imunisasi TT2+ dan menempati urutan ke 27 dari 28 puskesmas berdasarkan cakupan imunisasi TT2+. Gambaran lengkap cakupan imunisasi TT1 dan TT2+ pada ibu hamil tahun 20072008 dapat dilihat pada

lampiran 6 dan cakupan imunisasi TT1 dan TT2+ ibu hamil per puskesmas tahun 2008 dapat dilihat pada lampiran 7. Fenomena ini menggambarkan bahwa pemanfaatan imunisasi TT belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh ibu hamil. Menurut Rosentock, (1976) dalam buku McEwen dan Will, (2007) Health Belief Model menyatakan bahwa kesiapan seseorang untuk menggunakan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor, meliputi; perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, perceived barrier, cues of action, Variabel demografi, sosiopsikologi dan struktural, dan kemampuan individu.

Berlandaskan

teori

tersebut

peneliti

menggunakan

faktor

demografi,

sosiopsikologi, dan struktural pada teori HBM yang meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, persepsi jarak ke pelayanan kesehatan, gravida, dukungan suami dan pengetahuan ibu hamil sebagai faktor yang berhubungan dengan persepsi ibu hamil dan mendorong ibu untuk melengkapi status imuisasi TT.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil. B. Rumusan masalah Masih tingginya kejadian kasus TN di Kabupaten Serang dan rendahnya cakupan imunisasi TT di Puskesmas Mancak dengan cakupan 50% TT1 dan 63% TT2+. Dimana cakupan ini masih dibawah rata-rata kabupaten yang mencapai 98% sehingga wilayah ini belum mencapai target kabupaten maupun target nasional

yaitu 95% untuk imunisasi TT1 dan 90% untuk imunisasi TT2+. Sehingga hal ini dapat berkontribusi dalam meningkatnya angka kematian bayi di Indonesia

Selain itu, penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil di Puskesmas Mancak, Serang belum pernah dilakukan. Sehingga peneliti sangat tertarik untuk meneliti hal tersebut.

1. Pertanyaan penelitian a. Bagaimana gambaran demografi ibu hamil meliputi usia, pendidikan, persepsi jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan ibu hamil yang mempengaruhi status imunisasi TT pada ibu hamil? b. Bagaimana gambaran sosiopsikologi ibu hamil meliputi, pekerjaan, dukungan suami ibu hamil, gravida yang mempengaruhi status imunisasi TT pada ibu hamil? c. Bagaimana gambaran struktural ibu hamil yaitu pengetahuan, yang mempengaruhi status imunisasi TT pada ibu hamil? d. Bagaimana gambaran status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak tahun 2009? e. Bagaimana hubungan antara faktor demografi yaitu usia, pendidikan, dan persepsi jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil? f. Bagaimana hubungan antara faktor sosiopsikologi yaitu pekerjaan, dukungan suami, gravida dengan status imunisasi TT pada ibu hamil?

g. Bagaimana hubungan antara faktor struktural yaitu pengetahuan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil?

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil di Puskesmas Mancak Kabupaten Serang, Banten. 2. Tujuan khusus a. Mengidentifikasi gambaran demografi ibu hamil meliputi usia, pendidikan, jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan ibu hamil yang mempengaruhi status imunisasi TT pada ibu hamil. b. Mengidentifikasi gambaran sosiopsikologi ibu hamil meliputi, pekerjaan, dukungan suami ibu hamil, dan gravida yang mempengaruhi status imunisasi TT pada ibu hamil. c. Mengidentifikasi gambaran struktural ibu hamil yaitu pengetahuan, yang mempengaruhi status imunisasi TT pada ibu hamil. d. Mengidentifikasi gambaran status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak tahun 2009. e. Mengetahui hubungan antara faktor demografi yaitu usia, pendidikan, dan persepsi jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil. f. Mengetahui hubungan antara faktor sosiopsikologi yaitu pekerjaan, dukungan suami , gravida dengan status imunisasi TT pada ibu hamil.

g. Mengetahui hubungan antara faktor struktural yaitu pengetahuan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil.

D. Manfaat penelitian 1. Profesi Keperawatan Diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan perencanaan keperawatan maternitas di komunitas tentang pelaksanaan imunisasi TT pada ibu hamil. 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Penelitian ini dapat membantu memberikan informasi bagi Dinas Kesehatan setempat dalam membuat kebijakan mengenai program imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil. 3. Institusi kesehatan (Puskesmas) Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi bagi institusi kesehatan (pengelola program imunisasi setempat) dalam mengidentifikasi faktor ibu hamil melaksanakan imunisasi TT atau tidak melaksanakan imunisasi TT dalam upaya preventif terhadap kematian bayi karena TN. 4. Peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran atau informasi dasar untuk penelitian lanjutan yang berhubungan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan pelayanan yang berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu. Menurut Canadian Nurse Association, praktik keperawatan didefinisikan sebagai hubungan yang dinamik, penuh perhatian, dan pertolongan di mana perawat membantu klien untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan yang optimal (Brunner dan Suddart, 2001).

Keperawatan komunitas adalah suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran aktif masyarakat serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan, untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga dapat mandiri dalam upaya kesehatannya. Tenaga perawat merupakan sumber daya manusia yang terbesar dalam keperawatan di rumah sakit dan di puskesmas, oleh karena itu perawat diharapkan mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagai perawat profesional

(Mubarak, 2006).

Untuk dapat melakukan praktik keperawatan profesional, maka perawat harus memahami empat area praktik keperawatan. Area tersebut adalah:

1. Promosi kesehatan Dalam hal ini perawat membantu masyarakat dengan cara mengembangkan sumbersumber atau dengan jalan meningkatkan kesehatan masyarakat. 2. Pertahanan kesehatan Perawat dapat membantu masyarakat untuk mempertahankan status kesehatannya dengan jalan melakukan aktifitas-aktifitas baik fisik maupun psikologis yang dapat membantu mempertahankan kesehatannya. Salah satunya dengan pelaksanaan imunisasi TT pada ibu hamil. 3. Pemulihan kesehatan Perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya karena adanya suatu penyakit. 4. Perawatan orang menjelang ajal Hal ini dilakukan oleh perawat dalam rangka memberikan kondisi terbaik pada klien yang menjelang ajal. Kegiatan ini dilakukan di rumah sakit, puskesmas dengan rawat inap atau fasilitas kesehatan lainnya (Mubarak, 2006).

A. IMUNISASI Sejarah imunisasi telah dimulai lebih dari 200 tahun yang lalu, sejak Edward Yenner tahun 1798 pertama kali menunjukkan bahwa dengan cara vaksinasi dapat mencegah penyakit Cacar (Ranuh,2008). Sejarah imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956. Saat itu digelar imunisasi Cacar. Sekitar 17 tahun berselang, pemerintah mulai melakukan imunisasi BCG untuk Tuberkulosis, disusul imunisasi TT pada ibu hamil setahun kemudian. Pada tahun 1976, diadakan

imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) pada bayi. Pada tahun 1977, WHO mulai menetapkan program imunisasi sebagai upaya global dengan Expanded Program on Immunization. Sejak tahun 1981, mulai dilakukan imunisasi Polio, Campak, dan Hepatitis.

1. Pengertian Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibodi secara pasif (Ranuh,2008).

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit (Ranuh, 2008).

Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia (Tawi, 2008).

2. Jenis imunisasi Ada dua jenis imunisasi, yaitu iminisasi aktif dan imunisasi pasif. a. Imunisasi aktif, tubuh sendiri secara aktif akan menghasilkan zat anti setelah adanya rangsangan vaksin dari luar tubuh. b. Imunisasi pasif, kadar zat anti yang meningkat dalam tubuh bukan sebagai hasil produksi tubuh sendiri, tetapi secara pasif diperoleh karena suntikan atau pemberian dari luar tubuh (Wahab, 2002).

3. Tujuan imunisasi Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok mayarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi Cacar Variola (Ranuh, 2008)

4. Sistem pertahanan tubuh Sistem pertahanan tubuh secara spesifik dibagi menjadi dua golongan yaitu imunitas spesifik dan imunitas non spesifik (innate immunity atau natural imunity). a. Daya tahan tubuh non spesifik Daya tahan tubuh non spesifik ini ada sebelum manusia dilahirkan dan sebelum tubuh kontak dengan mikroorganisme. Adapun faktorfaktor yang menentukan daya tahan tubuh tersebut adalah : 1) Barier fisiko kimia berupa kulit, mukosa dan cairan sekresi; 2) Substansi bakterisidal jaringan dan cairan tubuh, misalnya lisozim (enzim bersifat mukolitik dan ditemukan di dalam sel leukosit, dapat melisiskan bakteri gram positif); 3) Selsel fagosit, seperti makrofag (monosit, histiosit) dan sel leukosit; 4) Temperatur tubuh; komponen bakteri dapat menyebabkan demam dan hal ini dapat dianggap sebagai daya protektif tubuh nonspesifik; 5) Interferon, suatu zat antivirus nonspesifik yang dihasilkan oleh suatu tubuh sebagai reaksi terhadap virus (Wiknjosastro, 2002).

Walaupun daya pertahanan tubuh non spesifik ini cukup penting dan bermakna, namun berbagai pengalaman para ahli di klinik telah membuktikan bahwa tanpa adanya imunitas yang spesifik dan didapat, belum dapat menjamin adanya kesehatan yang sempurna

(Wiknjosastro, 2002)

b. Daya tahan tubuh spesifik Komponen sistem imunitas spesifik ini, ialah imunitas humoral (humoralmediated immunity) yang dibawa oleh antibodi. Sedangkan yang kedua, imunitas selular (cel-mediated immunity) yang dibawakan oleh selsel fagosit (monosit, leukosit, dan lain lain). Kedua sistem ini dibentuk dari sistem hemopoietik stem cell, suatu sumber yang sama seperti untuk selsel darah merah. Dalam perkembangan dan diferensiasi stem cell selanjutnya menjadi selsel limfoid, dan akan dipengaruhi oleh gut associated lymphoid tissues (GALT), sehingga sel tersebut akan menjadi selsel limfosit yang kompeten sebagai mediator imunitas humoral. Sel semacam ini dikenal dengan nama limfosit B. Sebaliknya apabila stem cell tersebut dipengaruhi oleh kelenjar timus atau timosin, maka selsel limfoid akan berkembang dan berdiferensiasi menjadi sel limfosit yang kompeten sebagai mediator imunitas selular. Sel ini dikenal dengan nama limfosit T. Limfosit B bertugas memproduksi antibodi sedangkan limfosit T bertugas melepaskan zat

limfokin. Akan tetapi keduanya dapat bekerjasama dalam menghadapi antigen asing. (Wiknjosastro, 2002).

5. Respon imun

Dilihat dari beberapa kali pajanan antigen maka dapat dikenal dua macam respon imun, yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder. a. Respon imun primer adalah respon imun yang terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan antigen. Antibodi yang terbentuk pada respon imun primer ini adalah IgM dengan titer yang lebih rendah dibanding dengan respon imun sekunder, demikian pula dengan afinitasnya. Waktu antigen masuk sampai timbul antibodi lebih lama dibandingkan dengan respon imun sekunder. b. Respon imun sekunder antibodi yang dibentuk terutama adalah IgG dengan titer dan afinitasnya lebih tinggi, serta fase lag lebih pendek dibanding respon imun primer karena sel memori yang terbentuk pada respon imun primer akan cepat mengalami tranformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel plasma yang menghasilkan antibodi (Ranuh, 2001).

B. VAKSIN 1. Pengertian Vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan dengan antigen yang berasal dari mikroorganisme patogen (Ranuh, 2008).

Vaksin adalah mikroorganisme atau toksoid yang diubah sedemikian rupa sehingga patogenitas atau toksisitasnya hilang tetapi masih tetap mengandung sifat antigenitasnya (Ranuh,2008).

2. Jenis vaksin Pada dasarnya, vaksin dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : a) Vaksin hidup annuated; vaksin ini dibuat dari virus atau bakteri liar penyebab penyakit. Virus atau bakteri liar ini dilemahkan (annuated) di laboratorium, biasanya dengan pembiakan berulang. Agar dapat

menimbulkan respon imun, vaksin hidup annuated harus berkembangbiak di dalam tubuh resipien. b) Vaksin inactivated; vaksin ini dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau virus dalam media pembiakan (persemaian), kemudian dibuat tidak aktif (inactivated) dengan penanaman bahan kimia (biasanya formalin). Vaksin inactivated dapat diberikan saat antibodi berada di dalam sirkulasi darah (misalnya pada bayi, menyusul penerimaan antibodi yang dihasilkan darah).

C. IMUNISASI TETANUS TOKSOID 1. Pengertian Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi Tetanus. Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan

(Putriazka, 2005).

Imunisasi

untuk

pencegahan

terhadap

Tetanus

dilakukan

melalui

tahapantahapan tertentu sesuai dengan kelompok umur, imunisasi DPT diberikan pada bayi umur 211 bulan sebanyak 3 kali dengan selang waktu minimal 4 minggu. Selanjutnya imunisasi DT diberikan pada anak umur 6 -7 tahun (kelas 1 SD) sebanyak 1 kali sebagai imunisasi ulang yang diperhitungkan sebagai TT3. Imunisasi TT diberikan kepada anak sekolah kelas 2 dan 3 SD masingmasing diberikan sebanyak 1 kali. Terakhir imunisasi TT diberikan pada WUS, ibu hamil dan calon pengantin (Depkes, 1997 dalam tesis Sukmara, 2000).

2. Manfaat a. Melindungi bayi yang baru lahir dari TN; b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan Tetanus apabila terluka.

3. Vaksin Tetanus Pada penyakit Tetanus dikenal 2 jenis imunisasi, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif ialah Toksoid Tetanus, yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan. Vaksin ini untuk memberian kekebalan aktif terhadap Tetanus. Vaksin ini mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi kedalam 3 mg/ml alumunium fosfat. vaksin ini diberikan secara intramuskular atau subkutan dalam yang terdiri dari 2 dosis primer dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu.

Ada 3 macan kemasan vaksin tetanus yaitu bentuk kemasan tunggal, kombinasi dengan vaksin Difteria (vaksin DT), atau kombinasi dengan difteria dan pertusis (vaksin DPT). Sedangkan ATS (Anti Tetanus Serum) dapat dipakai untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit Tetanus (Wahab, 2002).

4. Kekebalan vaksin Tetanus terhadap tubuh Daya proteksi vaksin tetanus sangat baik, yaitu sebesar 90 95%

(Wahab, 2002). Antibodi yang terbentuk pada tubuh ibu selain memberi perlindungan pada ibu juga memberikan perlindungan pada bayi yang akan lahir. Plasenta meneruskan antibodi tetanus (IgG) ke bayi dan melindungi bayi terhadap kemungkinan masuknya toksin dari luka tali pusat atau luka ditempat lain yang tercemar spora tetanus. Kekebalan optimal terjadi pada ibu bila jarak antar 2 dosis lebih panjang dan jumlah antibodi yang masuk ke bayi akan memberikan titer setinggi titer ibu bila jarak antara 2 dosis kedua dengan kelahiran mencapai 60 120 hari (Depkes 1992 dalam Sukmara, 2000).

Gambar 2.1 Respon antibodi terhadap Tetanus Toksoid

Sumber : Published Online by the lancet on 12 september 2000 Tabel 2.1 Jadual Pemberian Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur. imunisasi TT WUS Pemberian imunisasi TT1 TT2 TT3 TT4 Selang waktu Masa pemberian minimal perlindungan

1bulan setelah TT1 6 bulan setelah TT 2 1 tahun setelah TT 3

3 tahun 5 tahun 10 tahun

TT5 1 tahun setelah T4 25 tahun Sumber : KepMenKes NO.1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi dalam Petunjuk Teknis Imunisasi TT, 2005.

Tabel 2.2 Jadual Pemberian Imunisasi TT Pada Ibu Hamil dan Calon Pengantin Sasaran Jumlah vaksinasi 2x Selang waktu pemberian minimal Saran

Ibu Hamil

Bila ibu hamil pernah mendapat imunisasi TT 2x pada waktu catin atau pada kehamilan sebelumnya, cukup mendapat imunisasi TT 1x. Bila ibu hamil belum pernah divaksinasi TT, diberikan 2x 1.selama m kehamilan. i Bila n pada waktu kontrak berikutnya g (untuk pemberian TT2) ibu g sudah bersalin, TT2 tetap diberikan u dengan maksud memberikan perlindungan untuk kehamilan selanjutnya.

2x

4 minggu

Calon 2x 4 minggu Sebelum akad nikah (waktu pengantin melapor atau waktu menerima wanita nasehat perkawinan). Sumber : Depkes RI, Vaksin dan waktu pemberiannya, dalam Sukmara, 2000.

5. Waktu pemberian Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval maksimal, hanya terdapat interval minimal antardosis TT yang dapat dilihat pada tabel 2.1 dan jadual pemberian imunisasi TT pada ibu hamil dan calon pengantin terdapat pada tabel 2.2.

6. Keefektifan vaksin Tetanus Toksoid.

Kekebalan optimal pada ibu didapat bila jarak antara dua dosis lebih panjang. Jumlah antibodi yang masuk kedalam tubuh bayi akan memberikan titer setinggi titer antibodi ibu bila jarak antara dua dosis dengan jarak kelahiran mencapai 60-120 hari (Depkes, 1992 dalam Sukmara, 2000).

Pada penelitian Syafril Sanusi (1984) dalam skripsi Sukmara (2000) menyimpulkan titer rata-rata antibodi ibu dengan interval 35-96 hari lebih memberikan proteksi dibandingkan dengan titer rata-rata antibodi ibu dengan interval 28-31 hari.

Hal ini dapat dipengaruhi oleh interval antara vaksinasi ke-2 dengan persalinan yang terlalu pendek. Transfer antibodi ibu ke bayi mencapai maksimal pada trimester akhir kehamilan. Oleh karena itu, vaksinasi TT diberikan segera mungkin dan lengkap pada usia kehamilan 7 bulan (Sukmara, 2000).

7. Efek samping Dalam buku pedoman imunisasi TT pada WUS, vaksin TT adalah vaksin yang aman dan tidak mempunyai kontraindikasi dalam pemberiannya. Meskipun demikian imunisasi TT jangan diberikan kepada : 1. WUS dengan riwayat reaksi berat terhadap imunisasi TT pada masa lalunya; 2. WUS dengan panas tinggi dan sakit berat, namun demikian WUS tersebut dapat diimunisasi segera setelah sembuh.

Vaksin TT tidak berbahaya bagi WUS hamil dan dapat diberikan pada berbagai usia kehamilan. WUS hamil tetap diberikan imunisasi sesuai dengan interval dari status imunisasinya.

D. Penyakit Tetanus Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang periodik dan berat (Ritarwan, 2004).

Tetanus neonatorum adalah tetanus yang terjadi pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh Clostridium Tetani memasuki tubuh bayi baru lahir melalui tali pusat yang kurang terawat (Wahab, 2002). Sistem imun yang belum matang dapat juga menjadi penyebab terjadinya TN karena prinsip steril dalam proses persalinan dan perawatan tali pusat yang tidak sesuai prosedur. TN menyerang bayi yang baru lahir karena dilahirkan di tempat yang tidak bersih dan steril terutama jika tali pusat terinfeksi. TN dapat menyebabkan kematian pada bayi dan banyak terjadi di negara berkembang (Silalahi, 2007). Ibu beresiko terkena infeksi Tetanus melalui tindakan persalinan seperti episiotomi yang tidak steril (Scaffer, 2000).

Clostridium Tetani adalah kuman berbentuk batang dan bersifat anaerob, gram positif yang mampu menghasilkan spora dengan bentuk drumstik. Kuman ini sensitif terhadap suhu panas dan tidak bisa hidup dalam lingkungan beroksigen. Sebaliknya, spora tetanus sangat tahan panas, dan kebal terhadap antiseptik. Spora tetanus dapat tetap hidup dalam autoklaf bersuhu 121C selama 10-15 menit.

Kuman tetanus terdapat pada kotoran dan debu jalan, usus, dan tinja kuda, domba, anjing, kucing, tikus, dan lainnya. Kuman tetanus masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka dan dalam suasana anaerob, kemudian menghasilkan toksin (tetanospasmin) dan disebarkan melalui darah dan limfe. Toksin ini kemudian akan menempel pada reseptor di sistem syaraf. Gejala utama penyakit ini timbul akibat toksin tetanus mempengaruhi pelepasan neurotransmiter, yang berakibat penghambatan inhibisi. Akibatnya terjadi kontraksi serta spastisitas otot yang tidak terkontrol, kejang, dan gangguan sistem syaraf otonom (Pedoman Imunisasi di Indonesia, 2008).

Masa inkubasi penyakit ini biasanya 3 sampai 10 hari (Wiknjosastro, 2002), tetapi pada sumber yang lain menyatakan bahwa masa inkubasinya 5 sampai 14 hari, waktu ini adalah waktu antara gejala pertama sampai timbul kejang pertama (Ismoedijanto, 2006).

Pada Tetanus Neonatorum, gejalanya adalah trismus (mengatupnya rahang dan terkuncinya dua baris gigi akibat kekakuan otot mengunyah sehingga penderita sukar membuka mulut) sehingga bayi tidak dapat minum dengan baik; Risus Sardonikus (kekakuan otot mimik, dahi mengkerut, alis terangkat, mata sipit); Opisthotonus (tubuh kaku akibat kekakuan otot leher, punggung, dan pinggang); sianosis karena kejang otot pernafasan; dan suhu yang meningkat. Naiknya suhu ini mempunyai prognosis yang tidak baik (Wiknjosastro, 2002).

Kebanyakan kasus Tetanus terjadi dalam waktu 14 hari. Pada umumnya makin pendek masa inkubasi biasanya karena luka terkontaminsi berat, akibatnya makin berat penyakit Tetanus dan makin buruk prognosisnya (Ditjen PP&PL, 2005).

Pembentukan antibodi setelah infeksi kuman tetanus tidak ditemukan, sehingga tidak dikenal kekebalan alamiah. Dengan demikian satusatunya cara untuk memperoleh kekebalan adalah dengan imunisasi (Purwanto,2003).

E. ASPEK KEPERAWATAN DALAM PELAYANAN DI KOMUNITAS. Salah satu bidang ilmu keperawatan adalah keperawatan komunitas. Keperawatan komunitas ditujukan kepada komunitas dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal.

Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, dan komunitas. Penelitian ini mengangkat ibu-ibu hamil sebagai kelompok resiko tinggi yang penting untuk ditingkatkan derajat kesehatannya sehingga tingkat kesehatan ibu dan bayi dapat optimal. Lingkup praktik keperawatan komunitas adalah :

1. Prevensi primer. Pencegahan primer mencakup peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, contohnya imunisasi TT pada ibu hamil. 2. Prevensi sekunder. Pencegahan sekunder mencakup deteksi dini terhadap penyakit dan komplikasinya, contohnya pemeriksaan mamografi.

3. Prevensi tersier. Prevensi tersier adalah usaha pencegahan terhadap masyarakat yang telah sembuh dari sakit serta mengalami kecacatan. Penerapan lebih pada upaya pelayanan kesehatan masyarakat melalui program PHN (Public Health Nursing), yaitu merawat penderita penyakit kronis di luar pusat-pusat pelayanan kesehatan (di rumahnya sendiri).

Berdasarkan konsorsium ilmu kesehatan (1989), peran perawat terdiri atas pemberi asuhan keperawatan, pembela pasien, pendidik, koordinator, konsultan, dan peneliti. Peran yang dapat dilaksanakan oleh perawat komunitas dalam mengorganisasikan upaya-upaya kesehatan adalah sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator, pengorganisasi pelayanan kesehatan

(organizer), panutan (role model), fasilitator, dan sebagai pengelola (manager).

1. Sebagai pelaksana kesehatan Peran sebagai pelaksana kesehatan dapat memberikan pelayanan pada tingkat individu, keluarga, kelompok melaui upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. 2. Sebagai pendidik Perawat memberikan pendidikan dan pemahaman kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam menanamkan perilaku sehat. Terkait dengan judul penelitian yang diangkat oleh peneliti maka intervensi keperawatan mengacu pada pendidikan keperawatan yang meliputi :

a) Memberikan pendidikan tentang imunisasi TT, meliputi manfaat, jadwal imunisasi, dan resiko tidak melaksanakann imunisasi TT saat kehamilan. b) Memberikan pendidikan tentang penyakit Tetanus, meliputi penyebab, gejala, pengobatan, dan cara pencegahannya. 3. Sebagai administrasi Perawat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan di masyarakat. 4. Sebagai konseling Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan. 5. Sebagai peneliti Perawat melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat yang mengancam kesehatan. 6. Sebagai manajer Peran perawat sebagai manajer adalah bertugas untuk mengambil keputusan, bertanggung jawab terhadap kegiatan, mengerahkan sumber daya, bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan (Mubarak, 2009).

F. Model Keyakinan Kesehatan menurut Rosenstoch dan Becker (1974) Model keyakinan kesehatan menurut Rosenstoch dan Becker ini menyatakan, hubugan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan. Model ini memberikan cara bagaimana klien akan berprilaku sehubungan dengan kesehatan

mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan (Purnawan, 2005). Model keyakinan kesehatan adalah teori nilai dan harapan. Ketika konsep nilai dan harapan secara berangsur-angsur dirumuskan dalam konteks kesehatan yang menghubungkan perilaku, penafsirannya adalah sebagai berikut: (1) keinginan untuk menghindari penyakit atau untuk mendapatkan kesehatan, dan (2) kepercayaan suatu tindakan kesehatan spesifik tersedia untuk seseorang akan mencegah suatu penyakit. Pengharapan digambarkan lebih lanjut dalam istilah perkiraan individu dari kepekaan pribadi terhadap keganasan dari suatu penyakit, dan kemungkinan mampu mengurangi ancaman itu melalui tindakan pribadi (Glanz, 2002).

Fokus asli dari HBM adalah perilaku pencegahan yang berkaitan dengan dunia medis, dan mencakup berbagai macam perilaku, seperti ceck-up untuk pencegahan atau pemeriksaan awal dan imunisasi. Kegunaan dan kesulitan dengan HBM mengenai imunisasi digambarkan oleh Heggenhougen & Clements (1990). Model ini memberi kesan bahwa orang- orang yang akan mengikuti program imunisasi, percaya bahwa (1) kemungkinan terkena penyakit tinggi, (2) jika terjangkit, penyakit tersebut membawa akibat serius, (3) imunisasi adalah cara yang paling efektif untuk pencegahan penyakit, (4) tidak ada hambatan serius intuk imunisasi (Smet, 1994).

Komponen dari teori model keyakinan kesehatan, adapun komponennya adalah : a. Persepsi Individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit (perceived susceptibility)

Hal ini mengacu kepada persepsi subyektif seseorang terhadap resiko suatu kondisi kesehatan (Glanz, 2002) Misalnya: seorang klien perlu mengenal adanya pernyakit koroner melalui riwayat keluarganya, kemudian ada keluarganya yang meninggal maka klien mungkin merasakan resiko mengalami penyakit jantung.

b. Persepsi Individu terhadap keseriusan penyakit tertentu (perceived severity). Komponen ini menyangkut keyakinan seseorang terhadap seriusnya suatu kondisi kesehatan dan hal yang menyebabkannya. Dipengaruhi oleh variabel demografi dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit, anjuran untuk bertindak (misal: media massa, anjuran keluarga atau dokter, dan lain-lain).

c. Persepsi Individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang diambil (perceived benefits). Hal ini menunjukkan keyakinan seseorang yang bekaitan dengan efektifnya suatu tindakan pencegahan dan dengan merubah perilaku dapat mengurangi ancaman. Contohnya, ibu hamil melakukan imunisasi TT untuk menghindari ancaman terkena TN pada bayi yang dikandungnya. d. Aspek negatif dari suatu tindakan tertentu (perceived barrier) Kompenen ini menyangkut rintangan untuk mengubah perilaku atau melakukan tindakan kesehatan. Misalnya tidak adanya alat transportasi untuk mendapat pelayanan kesehatan.

e. Isyarat/petunjuk tindakan (cues of action) Kompenen ini merupakan stimulus (eksternal atau internal) yang mendorong perilaku kesehatan atau sesuatu yang membuat individu sadar terhadap ancaman kesehatan. Contohnya: adanya keluarga yang sakit, anjuran dokter, artikel suatu majalah tentang suatu penyakit, dan lain lain.

f. Variabel lain Variabel demografi, sosiopsikologi dan struktur yang berbeda dapat mempengaruhi persepsi individu dan secara tidak langsung mempengaruhi perilaku kesehatan individu tersebut. Secara spesifik, faktor sosiodemografi, khususnya tercapainya pendidikan diyakini akan memberikan efek secara tidak langsung dalam mempengaruhi persepsi tentang kerentanan suatu individu, keseriusan penyakit, keuntungan tindakan pereventif dan rintangan individu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Variabel ini terdiri dari 3 variabel, yaitu : 1. Variabel demografi, dimana pada variabel ini meliputi usia, jenis kelamin, ras, pendidikan, pekerjaan, jarak ke pelayanan kesehatan, dan lain lain; 2. Variabel sosiopsikologi, yang meliputi kepribadian, dukungan keluarga, kelas sosial, gravida dan lain lain; 3. Variabel struktural, meliputi pengetahuan tentang penyakit, telah menderita penyakit sebelumnya, dan lain lain.

g. Kemampuan individu Maksud dari kemampuan individu ini adalah keyakinan dimana seseorang memiliki kemampuan untuk merubah perilakunya, dan merupakan pengakuan individu bahwa praktik kesehatan individu dapat memberikan efek positif terhadap kesehatan seseorang (McEwen dan Will, 2007).

Pada teori ini menyatakan bahwa kesiapan seseorang untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang bergantung pada beberapa faktor, yaitu : 1. 2. 3. Kepekaan seseorang terhadap penyakit; Persepsi seseorang terhadap konsekuensi dari penyakit tertentu; Persepsi seseorang terhadap keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pelayanan kesehatan; 4. Persepsi seseorang terhadap hambatan di dalam menggunakan pelayanan kesehatan (Kresno, 2005).

Persepsi ini merupakan interpretasi stimulus yang telah diterima oleh seseorang (Notoatmodjo, 2005). Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan stimulus dapat masuk dalam rentang perhatian seseorang dan mempengaruhi persepsi. Dan pada model teori ini terdapat variabel demografi, sosiopsikologi dan struktural yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap masalah kesehatan.

Model ini membantu perawat memahami berbagai faktor yang dapat mempengaruhi persepsi, keyakinan, dan perilaku klien, serta membantu perawat membuat rencana perawatan yang paling efektif untuk membantu klien,

memelihara dan mengembalikan kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit (Purnawan, 2005).

Berdasarkan teori keyakinan kesehatan yang dapat mempengaruhi individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat perilaku seseorang dimana pada penelitian ini adalah ibu hamil maka peneliti memilih variabel demografi, variabel sosiopsikologi, dan variabel struktural sebagai variabel yang akan diteliti. Peneliti memilih faktor ini karena ancaman, keseriusan penyakit yang dirasakan seseorang dan pertimbangan keuntungan dan kerugian tindakan pencegahan penyakit dipengaruhi oleh variabel demografis, sosiopsikologis dan struktural (Smet, 1994). G. Faktorfaktor yang mempengaruhi status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil. 1. Umur ibu Umur adalah usia seseorang yang dihitung berdasarkan hari ulang tahun terakhirnya (Mubarak, 2009). Hasil penelitian Purwanto, 2002 di Serang menyatakan bahwa, umur memiliki hubungan terhadap status imunisasi tetanus toksoid pada respondennya. Status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Untuk itulah seorang tenaga kesehatan (perawat) harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat melakukan perncanaan tindakan (Purnawan, 2009).

2. Pendidikan ibu Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anakanak dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (Notoatmodjo, 2003). Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Menurut penelitian Sukmara (2000) dalam tesisnya menyatakan bahwa di Puskesmas Sukamanah Kabupaten Bogor kelompok ibu yang berpendidikan kurang mempunyai resiko 3,19 kali untuk tidak memperoleh imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan ibu-ibu yang memiliki pendidikan tamat SD atau lebih (pendidikan cukup).

3. Persepsi jarak rumah ibu ke pelayanan kesehatan Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda dengan benda lainnya melalui suatu lintasan tertentu (Wikipedia, 2009). Dalam penelitian ini menunjukkan persepsi ibu tentang seberapa jauh rumah ibu hamil ke tempat pelayanan kesehatan. Hasil penelitian Sukmara (2000) di Bogor menyatakan bahwa ibu-ibu yang memiliki persepsi jauh tentang jarak dari tempat

tinggalnya ke tempat pelayanan imunisasi TT mempunyai resiko 2,4 kali untuk tidak mendapatkan imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan ibu-ibu yang memiliki persepsi jarak dekat ke tempat pelayanan imunisasi.

4. Pekerjaan ibu Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan (diperbuat atau dikerjakan). Pekerjaan bukanlah sumber keuangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah (Erich 1996 dalam Nursalam, 2001). Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak, 2009). Pekerjaan yang termasuk variabel psikososial ini, dapat cara meningkatkan resiko terjadinya dan penyakit dan

mempengaruhi

seseorang

mendefinisikan

bereaksi

terhadap

penyakitnya (Purnawan, 2009).

5. Dukungan suami Kehamilan merupakan suatu pristiwa yang luar biasa dan merupakan anugrah Tuhan YME, maka sebuah kehamilan perlu mendapat perhatian khusus dari ibu sendiri, suami, dan keluarga yang lain. Partisipasi suami sangat dibutuhkan untuk dukungan psikis, fisik, sosial, dan spiritual. Partisipasi dalam asuhan kehamilan ini merupakan refleksi dari peran suami dalam keluarga (BKKBN 2001 dalam Jalilah 2008). Salah satu faktor yang mempengaruhi pemeriksaan kehamilan (ANC) yang salah satunya imunisasi Tetanus Toksoid adalah dukungan suami. Dukungan suami yang baik dapat memberikan motivasi yang baik kepada ibu dalam memeriksakan kehamilan ANC (Sari, 2006).

6. Gravida Gravida adalah kehamilan dimana mengandung ovum yang sudah dibuahi atau mengandung janin. Primigravida adalah seorang wanita hamil untuk pertama kalinya. Multigravida adalah seorang wanita hamil yang sudah hamil dua kali atau lebih. Ibu yang sudah berpengalaman terhadap kehamilan akan mudah beradaptasi dengan kehamilan dan lebih mengetahui tindakan yang harus dilakukan selama kehamilan (Bobak, 2004).

7. Pengetahuan ibu Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melaui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap caracara memelihara kesehatan

(Notoatmodjo, 2005). Hasil penelitian Sukmara (2000) di Bogor menyatakan bahwa, ibu-ibu yang pengetahuan tentang imunisasi TT kurang mempunyai resiko 1,70 kali untuk tidak mendapatkan imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan ibu ibu yang berpengetahuan cukup.

H. Kerangka teori Dengan mengacu kepada teori Rosentock (1974) mengenai health believe model, maka peneliti menggunakan komponen variabel demografi, sosiopsikologi, dan variabel struktural yang terdapat dalam teori keyakinan kesehatan. Hubungan faktor-faktor ini dengan status imunisasi TT ibu hamil dapat digambarkan dalam suatu kerangka teori sebagai berikut:

Gambar 2.2 Model Teori Keyakinan Kesehatan Rosentock (1974) Variabel demografi (usia, jenis kelamin, ras, etnik,jarak ke pelayanan kesehatan, dll) Variabel sosiopsikologi (kepribadian, kelas sosial,pekerjaan, Gravida, dll) Variabel struktural (pengetahuan tentang penyakit)

Keuntungan tindakan preventif. Penghalang tindakan preventif

Kerentanan penyakit yang dirasakan Keseriusan penyakit yang dirasakan

Ancaman yang dirasakan

Kemungkinan menggunakan tindakan preventif yang direkomendasikan (ceck-up imunisasi ) dan

Petunjuk untuk bertindak Koran / majalah Saran dari dokter. Masukan dari orang lain.

Sumber : Rosentock (1974) dalam McEven dan Will, 2007

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Konsep merupakan abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam, 2008). Konsep merupakan abstraksi maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep dapat diamati dan diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan konsep. Variabel adalah suatu yang bervariasi (Notoatmodjo, 2002). Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut: Gambar 3.1 Kerangka konsep VARIABEL INDEPENDEN 1. Variabel demografi Usia Pendidikan Persepsi jarak ke pelayanan kesehatan 2. Variabel sosiopsikologi Pekerjaan Dukungan suami Graviditas 3. Variabel struktur Pengetahuan ibu
35

VARIABEL DEPENDEN

( Status imunisasi Tetanus Toksoid ibu hamil)

B. Hipotesis 1. Ada hubungan antara usia ibu hamil dengan status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil. 2. Ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil. 3. Ada hubungan antara persepsi jarak rumah ibu hamil ke pelayanan kesehatan dengan status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil. 4. Ada hubungan antara pekerjaan ibu hamil dengan status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil. 5. Ada hubungan antara dukungan suami ibu hamil dengan status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil. 6. Ada hubungan antara gravida ibu hamil dengan status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil. 7. Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil dan peneliti mencoba mencari hubungan antar variabelnya. Oleh karena itu peneliti menggunakan metode cross sectional. Penelitian cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada suatu saat (Nursalam,2003).

B. Identifikasi Variabel 1. Variabel Dependen. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas (Hidayat, 2008). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah status imunisasi TT pada ibu hamil di Puskesmas Mancak Kabupaten Serang.

2. Variabel Independen. Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen ini mempunyai subvariabel yaitu: a. Usia; b. Pendidikan;
40

c. Persepsi jarak ke pelayanan kesehatan; d. Pekerjaan; e. Dukungan suami; f. Gravida ; g. Pengetahuan.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,2004; Hidayat, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil dengan usia kehamilan 6-9 bulan yang berada pada wilayah kerja Puskesmas Mancak.

2. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2008). Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2008). Sampel pada penelitian ini adalah ibuibu hamil dengan usia kehamilan 69 bulan dimana sampel ini berasal dari pemilihan sampel dengan menggunakan rumus uji hipotesis beda proporsi. Dan metode sampling yang digunakan adalah metode cluster sampling.

Adapun sampel yang diambil harus memiliki kriteria sebagai berikut : a) Kriteria inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau layak untuk diteliti (Setiadi,2007). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1) Ibu hamil tinggal menetap di Kecamatan Mancak. 2) Dapat menulis, membaca, dan berbahasa Indonesia.

3) Memiliki buku KIA.

b) Kriteria ekslusi Kriteria ekslusi adalah karakteristik sampel yang tidak dapat dimasukkan atau tidak layak untuk diteliti (Setiadi,2007). Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah : 1) Ibu hamil tidak tinggal menetap di Kecamatan Mancak. 2) Tidak dapat menulis, membaca, dan berbahasa Indonesia. 3) Tidak memiliki buku KIA.

3. Besar sampel Pada penelitian ini, penentuan besar sampel minimum yang diperlukan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan:

= Jumlah sampel yang dibutuhkan = 1,96 (Derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan () sebesar 5%) = 0,84 (Kekuatan uji sebesar 80%)

= 0,65 (Proporsi distribusi pendidikan menurut penelitian Uus Sukmara di Puskesmas Sukamanah Kabupaten Bogor tahun 2000 )

= P1 30% ( 65% +30% )=95% ( 0,95) = (P+P)/2 (0,65+0,95)/2 = 0,8


Karena 2 proporsi ibu hamil dengan imunisasi tetanus toksoid lengkap dan tidak lengkap maka jumlah responden 29 X 2 = 58. Karena teknik pengambilan sampel menggunakan metode cluster maka dikalikan desain effek yaitu 58 X 2 = 116. Untuk menjaga drop out perlu ditambah 10% maka 116 + 12 = 128 Jadi jumlah sampel minimal yang diambil adalah 128 responden. Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan 128 responden di lapangan dengan demikian jumlah sampel minimal telah terpenuhi.

4. Tahap pengambilan sampel

Secara teknis pengambilan sampel dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a. Peneliti menentukan 1-4 desa dari 13 desa yang akan diambil sebagai sampel secara random/acak. Dari 13 desa yang ada, peneliti memilih 7 desa yaitu desa Mancak, Labuan, Angsana, Ciwarna, Batu kuda, Balekambang, dan Pasir waru.

b. Peneliti menentukan 1-3 posyandu dari setiap desa terpilih secara random/acak. Pada desa Mancak peneliti memilih 3 posyandu (seruni, kenanga, dan cempaka); Labuan 3 posyandu (kemuning 1,4 dan 5); Angsana 3 posyandu (matahari 1, 2 dan mawar); Ciwarna 3 posyandu (senggani 1, 2, dan 3); Batu kuda 3 posyandu (merpati 1, anggrek, bunga sepatu); Balekambang 3 posyandu (pandan wangi, pandan asri, dan pandan arum); Pasir waru 4 posyandu (kenanga, anggrek, dahlia, dan melati). c. Peneliti mengambil sampel di masing masing posyandu terpilih. Peneliti memilih semua responden yang terdapat pada setiap posyandu yang telah dipilih dikarenakan populasi yang terbatas.

D. Pengumpulan Data 1. Metode dan instrumen Data dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dengan pertanyaan tertutup sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Serang dan Puskesmas Mancak. Pada penelitian ini, peneliti dibantu oleh kader di setiap desa. Sebelum pengumpulan data dilaksanakan,

peneliti memberikan pelatihan singkat mengenai tata cara pengisian kuesioner, agar data yang dikumpulkan sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Sumber data : a. Data primer pada penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang diisi oleh 128 responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009. b. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari : 1) Profil kesehatan Indonesia tahun 2007 dan Laporan Hasil RISKESDAS Provinsi Banten 2007. 2) Profil kesehatan kabupaten Serang tahun 2009. 3) Data sasaran ibu hamil wilayah kerja Puskesmas Mancak tahun 2009.

6. Teknik uji instrumen penelitian Uji instrumen dilakukan untuk mengukur validitas dan reliabilitas instrument. Uji coba kuesioner ini telah dilakukan kepada 30 orang responden di tempat yang memiliki karakteristik populasi yang sama dengan subyek penelitian yaitu di Puskesmas Padarincang pada tanggal 23-24 juli 2009.

Hasil uji kuesioner memperlihatkan bahwa ada beberapa pertanyaan dengan nilai r hasil kurang dari r tabel (r = 0,361). Pertanyaan dengan r hasil kurang dari r tabel dikeluarkan dari kuesioner, karena dianggap tidak valid. Beberapa pertanyaan yang tidak valid namun dianggap penting, tetap dimasukkan dalam kuesioner setelah diperbaiki redaksinya.

E. Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 10 Agustus-10 September 2009. Tempat yang dipilih peneliti adalah wilayah kerja Puskesmas Mancak Kabupaten Serang, Banten. Alasan peneliti memilih tempat ini karena wilayah Puskesmas Mancak merupakan salah satu wilayah dimana angka cakupan imunisasi TT dibawah ratarata Kabupaten Serang dan belum mencapai target nasional.

Sehingga tempat ini fenomenal untuk diteliti.

F. Pengolahan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengolahan data yang terdiri dari: 1. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di tempat penelitian agar apabila jika ada kekurangan data dapat segera dilengkapi.

2. Coding Coding merupakan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

3. Entri Data

Data Entri adalah kegiatan memasukan data dari kuesioner kedalam paket program komputer agar dapat dianalisis, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontingensi.

4. Cleaning data Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan ke dalam komputer untuk memastikan data telah bersih dari kesalahan sehingga data siap dianalisa (Hidayat, 2008)

G. Analisis Data 1. Analisis univariat Analisis univariat merupakan analisis tiap variabel yang dinyatakan dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Variabel pada penelitian ini meliputi usia, pendidikan, dan jarak ke pelayanan kesehatan, pekerjaan, dukungan suami atau keluarga, gravida, pengetahuan ibu hamil, status imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil.

2. Analisis bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dan independen yaitu variabel demografi (usia, pendidikan, jarak ke pelayanan kesehatan), variabel sosiopsikologi (pekerjaan, dukungan suami, gravida), dan variabel struktur (pengetahuan ibu hamil) dengan status imunisasi TT pada ibu hamil.

Tehnik analisa yang dilakukan yaitu dengan analisa Chi-Square untuk variabel pendidikan, persepsi jarak ke pelayanan kesehatan, pekerjaan, dukungan suami, gravida. Analisa t-test untuk variabel umur karena variabel ini merupakan data numerik. Variabel pengetahuan menggunakan analisa chi-square, regresi logistic, dan correlation. Peneliti menggunakan derajat kepercayaan 95 % sehingga jika nilai p 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan) atau menunjukkan ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, dan apabila nilai p > 0,05 berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

H. Etika penelitian Dalam melakukan penelitian menekankan masalah etika penelitian yang meliputi : 1. Lembar persetujuan (informed consent) Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria sampel dan disertai judul penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksud dan tujuan penelitian. 2. Tanpa nama (anonymity) Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.

3. Kerahasiaan (confidentially) Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

Data yang telah diolah dalam penelitian di wilayah kerja Puskesmas Mancak ini ditampilkan dalam bentuk narasi yang disertai teks, tabel, gambar distribusi frekuensi sehingga memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian ini.

BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum Puskesmas Kecamatan Mancak Serang

Kecamatan Mancak merupakan kecamatan di wilayah Kabupaten Serang, dengan luas wilayah 10.450 Ha atau 104,5 Km2 , yang terdiri dari 13 desa, 38 RW dan 152 RT dengan batas batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : Kecamatan Gunung Sari : Kecamatan Citangkil Kota Cilegon : Kecamatan Cilegon dan Waringin Kurung : Kecamatan Anyer

Kisaran suhu di wilayah ini adalah 25-32C. Kondisi daratannya terdiri dari pegunungan berbukit. Jarak pusat kecamatan Mancak ke pusat kabupaten Serang 30 km. Jarak puskesmas dengan desa terjauh 12 km dengan jalan tanah dan berbukit.

Puskesmas kecamatan Mancak berlokasi di Desa Labuan Kecamatan Mancak Kabupaten Serang. Sarana pelayanan yang tersedia terdiri dari 1 Puskesmas induk, 2 Puskesmas pembantu, 3 Polindes, 65 Posyandu, dan 2 unit wahana kesehatan. Program yang berjalan di Puskesmas Mancak ini adalah :

50

1. Program promosi kesehatan 2. Program GIZI 3. Program kesling 4. Program P2M 5. Program KIB/KB 6. Program Pengobatan.

Tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Mancak ini adalah sebagai berikut: Dokter umum Dokter spesialis Dokter gigi Bidan Perawat Sanitarian Lain-lain : 1 orang :: 1 orang : 18 orang : 6 orang : 1 orang : 4 orang (terdiri dari 1 orang supir, 1 orang URT, 1orang RR, dan 1 orang assisten di pelayanan obat obatan). (Dinkes Kabupaten Serang, 2007).

B. Analisa Univariat 1. Variabel Demografi a. Umur Dari tabel 5.1 di bawah ini menunjukkan distribusi umur ibu hamil. Umur responden yang termuda pada penelitian ini adalah berumur 17 tahun dan umur yang tertua adalah 38 tahun. Rata-rata umur responden yaitu 26 tahun. Tabel 5.1 Distribusi frekuensi umur responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak,Serang tahun 2009 Variabel Umur Ibu Mean 26,01 Median 25,5 SD 5.538 Min 17 Mak 38

b. Pendidikan Tabel 5.2 menunjukkan distribusi tingkat pendidikan terakhir responden. Hasil penelitiannya adalah 4,7% responden tidak sekolah, 53,1% lulus SD, 27,3% lulus SLTP, 14,8% responden lulus SLTA, dan tidak terdapat responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi. Peneliti menggolongkan tingkat pendidikan berdasarkan tingkat pendidikan dasar sebanyak 109 responden (85,2%), responden dengan tingkat pendidikan menengah sebanyak 19 responden (14,8%). Tabel 5.3.

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi tingkat pendidikan responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009 Pendidikan Tidak sekolah SD SLTP SLTA D3/PT Frekuensi N=128 6 68 35 19 0 Prosentase (%) 4,7 53,1 27,3 14,8 0,0

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi tingkat pendidikan responden yang dikategorikan di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009 Pendidikan Pendidikan menengah Pedidikan dasar Frekuensi N=128 19 109 Prosentase (%) 14,8 85,2

c. Persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan Tabel 5.4 menunjukkan distribusi persepsi jarak rumah responden ke pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini adalah 92 responden (71,9%) memiliki persepsi jarak antara rumah dengan pelayanan kesehatan adalah dekat, dan 36 responden (28,1%) menyatakan jarak antara rumah dengan pelayanan kesehatan adalah jauh.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009 Persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan Dekat Jauh Frekuensi N=128 92 36 Prosentase (%) 71,9 28,1

2. Variabel Sosiopsikologi a. Pekerjaan Pekerjaan responden di wilayah kerja puskesmas kecamatan Mancak sangat bervariasi, dimulai dari buruh (7,8%), petani (9,4%), pedagang (7,0%), guru/PNS (1,6%) dan karyawan (0,8%). Tabel 5.5. Responden yang bekerja sejumlah 34 orang (26,6 %), lebih sedikit dibandingkan responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak 94 orang (73,4%). Tabel 5.6. Tabel 5.5 Distribusi frekuensi pekerjaan responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang, Tahun 2009 Pekerjaan responden Tidak bekerja Buruh Petani Pedagang Guru/PNS Lain-lain ( karyawan) Frekuensi N=128 94 10 12 9 2 1 Prosentase (%) 73,4 7,8 9,4 7,0 1,6 0,8

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi pekerjaan responden yang dikategorikan di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009 Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja Frekuensi N=128 34 94 Prosentase (%) 26,6 73,4

b. Dukungan Suami Berdasarkan hasil analisa nilai skor tertinggi dukungan suami adalah 22 dan nilai skor terendah adalah 3. Nilai mean 13,68 dan nilai median 14 dengan nilai SD (Standar Deviasi) adalah 4,472. Tabel 5.7. Peneliti menggolongkan variabel dukungan suami berdasarkan kategori dukungan suami baik dan kurang dengan menggunakan nilai median sebagai titik potong. Hasil yang didapat adalah dukungan suami baik adalah 50,8% dan dukungan suami kurang adalah 49,2%. Gambar 5.1. Tabel 5.7 Distribusi frekuensi dukungan suami di wilayah kerja Puskesmas Mancak,Serang tahun 2009 Variabel Dukungan suami Mean 13,68 Median 14 SD 4,472 Min 3 Mak 22

Gambar 5.1 Distribusi frekuensi kategori dukungan suami di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang tahun 2009
dukungan baik dukungan kurang baik

50,80%

49,20%

c. Gravida Responden dengan kehamilan pertama (primigravida) sejumlah 48 orang (37,5%), sedangkan ibu dengan kehamilan 2 (multigravida) sejumlah 80 orang (62,5 %).Tabel 5.8 Tabel 5.8 Distribusi frekuensi gravida di wilayah kerja Puskesmas Mancak,Serang Tahun 2009 Gravida Primigravida Multigravida Frekuensi N=128 48 80 Prosentase (%) 37,5 62,5

3. Variabel Struktural a. Pengetahuan Berdasarkan hasil analisa, nilai skor tertinggi pengetahuan responden adalah 15 dan nilai skor terendah adalah 4. Jika dipersentasikan, nilai skor tertinggi responden yaitu 100% dan nilai skor terendah yaitu 26,6%. Nilai mean adalah 11,59, nilai median adalah 12, dan nilai standar deviasi yaitu 2,604. Tabel 5.9. Peneliti menggolongkan variabel pengetahuan berdasarkan kategori pengetahuan baik, cukup, dan kurang Hasil yang didapat adalah pengetahuan baik 53%, pengetahuan cukup 36%, dan pengetahuan kurang 11%. Gambar 5.2. Tabel 5.9 Distribusi frekuensi pengetahuan responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak,Serang tahun 2009

Variabel Pengetahuan

Mean 11,59

Median 12

SD 2,604

Min 4

Mak 15

Gambar 5.2 Distribusi frekuensi kategori pengetahuan responden terhadap imunisasi TT di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009
baik cukup

11% 36% 53%

kurang

4. Variabel dependen a. Status imunisasi Tetanus Toksoid (TT) ibu hamil Responden yang memiliki status imunisasi TT lengkap yaitu 49,2%, sedangkan responden yang memiliki status imunisasi TT tidak lengkap yaitu 50,8%. Gambar 5.3 Distribusi frekuensi status imunisasi TT responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009

tidak lengkap lengkap

49,2%

50,8%

C. Analisa Bivariat

1. Hubungan antara variabel demografi (umur, pendidikan, dan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan) dengan status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil. a. Hubungan antara umur responden dengan status imunisasi TT pada ibu hamil Hubungan antara umur responden dengan status imunisasi TT pada ibu hamil dapat dilihat pada tabel 5.10 dibawah ini. Tabel 5.10 Hubungan antara umur dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009 Variabel Status imunisasi TT Lengkap Tidak lengkap Mean SD P Value N

24,7 27,28

4,339 6,269

0,008

63 65

Rata-rata umur ibu hamil yang memiliki status imunisasi lengkap adalah 25 tahun dengan standar deviasi 4,339, sedangkan untuk ibu yang memiliki status imunisasi TT tidak lengkap rata-rata umurnya adalah 27 tahun. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ibu yang memiliki status imunisasi TT lengkap memiliki rata rata umur 25 tahun.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p value 0,008 (p < 0,05) yang berarti pada alpha 5%, terlihat ada hubungan yang bermakna

rata-rata umur ibu yang memiliki status imunisasi TT lengkap dengan tidak lengkap.

b. Hubungan tingkat pendidikan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil Hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan status imunisasi TT pada ibu hamil dapat dilihat pada tabel 5.11 dibawah ini. Tabel 5.11 Hubungan antara pendidikan dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009

Pendidikan

STATUS IMUNISASI Lengkap Tidak lengkap n % n % 11 52 63 57,9 47,7 49,2 8 57 65 42,1 52,3 50,8

TOTAL n 19 109 128 % 100 100 100

OR (95% CI)

P value

Menengah Dasar Jumlah

1,507 0,563-4,037

0,568

Dari tabel 5.12 diatas, menunjukkan hubungan antara pendidikan dengan status imunisasi TT dimana responden dengan status imunisasi TT lengkap dengan pendidikan dasar (47,7%), lebih kecil persentasenya dibandingkan dengan responden pendidikan menengah (57,9 %). Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p value 0,568 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan status imunisasi TT.

c. Hubungan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil. Hubungan antara persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil dapat dilihat pada tabel 5.12 dibawah ini. Tabel 5.12 Hubungan antara persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009 STATUS IMUNISASI Persepsi jarak n Dekat Jauh Jumlah 51 12 63 % 55,4 33,3 49,2 Lengkap Tidak lengkap n 41 24 65 % 44,6 66,7 50,8 n 92 36 128 % 100 100 100 2,488 1,111-5,569 0,040 TOTAL OR (95% CI) P value

Persentase responden dengan status imunisasi lengkap yang memiliki persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dekat adalah 55,4%, lebih besar dibandingkan persentase responden yang memiliki persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan jauh (33,3%). Hasil uji chi-square

diperoleh nilai p value 0,040 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara persepsi jarak rumah responden ke pelayanan kesehatan dengan status imunisasi TT. Dari hasil analisa diperoleh pula nilai

OR =2,488 (95% CI; 1,111-5,569), artinya ibu yang mempersepsikan jarak antara rumah ke pelayanan kesehatan adalah dekat memiliki peluang 2,488 kali untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan ibu yang mempersepsikan jarak antara rumah ke pelayanan kesehatan adalah jauh. Tabel 5.12. 2. Hubungan antara variabel sosiopsikologi (pekerjaan, dukungan suami dan gravida) dengan status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil. a. Hubungan pekerjaan responden dengan status imunisasi TT pada ibu hamil Tabel 5.13 Hubungan antara pekerjaan responden dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009 STATUS IMUNISASI Lengkap Tidak Pekerjaan lengkap n % n % Bekerja 17 50,0 17 50,0 Tidak bekerja 46 48,9 48 51,1 TOTAL n 34 94 % 100 100 OR (95% CI) 1,043 (0,476-2,287) P value 1,000

Jumlah

63

49,2

65

50,8

128

100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan status imunisasi TT lengkap pada ibu bekerja adalah 50,0%, lebih besar persentasenya dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja yaitu 48,9%. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p value 1,000 (p > 0,05), yang berarti

tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan responden dengan status imunisasi TT. Tabel 5.13 b. Hubungan dukungan suami dengan status imunisasi TT pada ibu hamil. Tabel 5.14 Hubungan antara dukungan suami responden dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009

STATUS IMUNISASI Dukungan suami responden Baik Kurang Jumlah Lengkap n 35 28 63 % 53,8 44,4 49,2 Tidak lengkap n 30 35 65 % 46,2 55,6 50,8 TOTAL n 65 63 128 % 100 100 100 OR (95% CI) P value

1,458 (0,727-2,926)

0,375

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa persentase responden dengan status imunisasi TT lengkap dan dukungan suami baik adalah 53,8%, lebih besar persentasenya dibandingkan dengan responden yang kurang dukungan suami yaitu 44,4%. Hasil uji chi-square menunjukkan nilai p value adalah 0,375 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami dengan status imunisasi TT. Tabel 5.14. c. Hubungan gravida (jumlah kehamilan) dengan status imunisasi TT pada ibu hamil.

Tabel 5.15 Hubungan antara gravida dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009

STATUS IMUNISASI Lengkap Tidak lengkap N % n % Primigravida 32 66,7 16 33,3 Gravida Multigravida 31 Jumlah 63 38,8 49,2 49 65 61,3 50,8

TOTAL n 48 80 128 % 100 100 100

OR (95% CI) 3,161 (1,493-6,692)

P value 0,004

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa persentase ibu dengan status imunisasi TT lengkap pada ibu primigravida adalah 66,7%, lebih besar persentasenya dibandingkan dengan ibu multigravida yaitu 38,8%. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p value 0,004 (p < 0,05), yang berarti ada hubungan yang bermakna antara gravida dengan status imunisasi TT. Dari hasil analisa diperoleh nilai OR=3,161

(95%CI; 1,493-6,692), artinya ibu primigravida (kehamilan pertama) mempunyai peluang 3,161 kali untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan ibu multigravida (kehamilan 2 kali). Tabel 5.15

3. Hubungan antara variabel struktural (pengetahuan) dengan status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil. a. Hubungan pengetahuan responden dengan status imunisasi TT pada ibu hamil. Tabel 5.16 Hubungan antara pengetahuan dengan status imunisasi TT ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang Tahun 2009 Pengetahuan STATUS IMUNISASI Lengkap Tidak lengkap n % n % 35 51,5 33 48,5 22 47,8 24 52,2 6 42,9 8 57,1 63 49,2 65 50,8 TOTAL n 68 46 14 128 % 100 100 100 100 OR (95% CI) 1,157 (0,5472,447) P value 0,533

Baik Cukup Kurang Jumlah

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa, persentase responden dengan status imunisasi TT lengkap dan pengetahuan baik adalah 51,5%, lebih besar persentasenya dibandingkan responden dengan pengetahuan kurang baik (42,9%) dan cukup baik (47,8%). Dari hasil tersebut, secara persentase ibu yang memiliki pengetahuan baik dan cukup cenderung memiliki status imunisasi TT lengkap.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh (p > 0,05), yang artinya pada

nilai p value adalah 0,533

= 5% dapat disimpulkan tidak ada

hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden dengan status imunisasi TT. Tabel 5.17

BAB VI PEMBAHASAN A. Keterbatasan penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam proses pelaksanaannya. Adapun keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional, yang digunakan untuk memperkirakan adanya hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Akan tetapi desain ini lemah dalam melihat kekuatan hubungan antar variabel dan tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu.

2. Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden dan kualitas jawaban kuesioner bergantung dari kejujuran responden dan pemahaman responden terhadap pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, sehingga kemungkinan akan terjadinya bias informasi cukup besar.

3. Pada penelitian ini, Terdapat variabel independen lain yang ada di dalam kerangka teori dan diduga berhubungan dengan variabel dependen namun belum diteliti. Variabel tersebut antara lain persepsi kerentanan penyakit (perceived susceptibility), persepsi keseriusan penyakit (perceived severity), dan petunjuk untuk bertindak (cues of action).

4. Selain itu, ada beberapa kendala lain yang dialami peneliti pada proses pengumpulan data, yaitu populasi ibu hamil yang terbatas, jarak rumah responden yang jauh dari pelayanan kesehatan utama, terdapatnya ibu hamil yang masih memeriksakan kehamilan ke dukun (paraji) sehingga tidak terdata oleh puskesmas dan masih banyak responden yang menggunakan bahasa daerah dalam kesehariannya sehingga kesulitan dalam menjawab pertanyaan.

B. Status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil

Imunisasi tetanus toksoid (TT) adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi Tetanus. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan sejak dalam kehamilan dengan memberikan imunisasi kepada ibu hamil. Imunisasi dikatakan lengkap apabila ibu hamil memperoleh imunisasi TT 2x atau memperoleh imunisasi ulang dengan interval yang tepat.

Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh persentase ibu dengan status imunisasi TT lengkap adalah 49,2%, sedangkan ibu yang memiliki status imunisasi TT tidak lengkap adalah 50,8%. Di Indonesia, target pencapaian cakupan imunisasi TT ibu hamil adalah 95% untuk imunisasi TT1 dan 90% untuk imunisasi TT2. Dinas Kesehatan Kabupaten Serang juga memiliki target pencapaian yang sama dengan target nasional pada tahun 2008. Jika mengacu kepada target nasional dan Dinkes Kabupaten Serang tahun 2008 mengenai cakupan Imunisasi TT pada ibu hamil maka angka status imunisasi TT lengkap (50,8 %) di wilayah ini belum mencapai target yang telah ditetapkan

C. Analisa univariat 1. Gambaran umur responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak Kabupaten Serang, Banten. Pada tabel 5.1 dapat dilihat responden termuda di wilayah ini berumur 17 tahun, dan responden yang tertua berumur 38 tahun. Rata rata umur ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Mancak adalah 26 tahun. Rata- rata usia responden ini termasuk kategori usia dewasa yang cukup untuk menghadapi kehamilan. Dengan bertambahnya usia akan diiringi pertumbuhan dan perkembangan diri. Semakin tinggi tahap perkembangannya semakin besar kesiapan untuk menerima tanggung jawab diri sendiri dan orang lain.

2. Gambaran pendidikan responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak Kabupaten Serang, Banten. Pada tabel 5.3 dapat dilihat responden dengan pendidikan dasar lebih besar proporsinya (85,2%) dibandingkan responden dengan pendidikan menengah (14,8%). Setengah dari responden tepatnya (53,1%) hanya lulus SD. Tabel 5.2. Berdasarkan analisa dapat disimpulkan tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Mancak tergolong masih kurang.

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat penguasaan responden terhadap derajat kesehatannya, karena dalam pendidikan terjadi proses pembelajaran yang selanjutnya akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

(Notoatmodjo, 2005)

3. Gambaran persepsi jarak rumah responden ke pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mancak Kabupaten Serang, Banten. Pada tabel 5.4 dapat dilihat responden dengan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dekat lebih besar proporsinya (71,9%) dibandingkan dengan responden yang berpersepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatannya jauh (28,1%). Menurut penelitian Sukmara (2000) responden dengan persepsi jarak dekat dari pelayanan kesehatan 79,6% dan responden dengan persepsi jauh dari pelayanan kesehatan 20,4%. Dapat disimpulkan ibu yang memiliki persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan di wilayah kabupaten Serang maupun kabupaten Bogor sebagian besar berpersepsi bahwa jarak rumah ke pelayanan kesehatan adalah dekat.

Jarak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keinginan responden untuk pergi ke pelayanan kesehatan. Semakin jauh pelayanan kesehatan semakin enggan responden pergi ke pelayanan kesehatan (Purwanto,2002)

4. Gambaran pekerjaan responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak Kabupaten Serang, Banten. Pekerjaan merupakan indikator status sosial keluarga yang dapat menjadi tolak ukur dalam menentukan keberhasilan pemanfaatan pelayanan kesehatan khususnya pemeriksaan antenatal termasuk pelayanan imunisasi TT (Bawono, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian, pekerjaan responden di wilayah kerja puskesmas Mancak adalah 73,4% tidak bekerja. Dapat disimpulkan bahwa proporsi responden yang tidak bekerja lebih banyak dibandingkan dengan responden yang bekerja. Sama halnya dengan penelitian Purwanto (2002), responden yang tidak bekerja sebanyak 95,7%. Adanya kemiripan hasil pada kedua penelitian ini kemungkinan wilayah Mancak dan Anyer ini memiliki letak geografis yang sama karena terdapat dalam satu kabupaten yang sama yaitu Kabupaten Serang.

5. Gambaran dukungan suami di wilayah kerja Puskesmas Mancak Kabupaten Serang, Banten. Pada tabel 5.7 dapat dilihat responden dengan dukungan suami baik 50,8%. Berdasarkan analisa peneliti menyimpulkan bahwa proporsi responden dengan dukungan suami baik lebih besar dibandingkan responden dengan kurang dukungan suaminya. Akan tetapi nilai tersebut belum optimal, karena persentase mencapai 50%.

Dukungan sangat diperlukan oleh wanita terutama dalam masa kehamilan. Dukungan akan didapat dari keluarga terdekat, terutama dari suami wanita hamil tersebut sehingga dapat mendukung pelayanan yang diberikan saat masa kehamilan. Menurut House (1981) dalam Bobak (2004) terdapat empat jenis dukungan suami/calon ayah, yaitu dukungan emosi, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan penilaian.

6. Gambaran gravida responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak Kabupaten Serang, Banten. Menurut hasil penelitian, persentase responden dengan multigravida adalah 62,5%. Berdasarkan analisa dapat disimpulkan ibu yang hamil lebih dari 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang hamil pertama kali.

Kehamilan pertama bagi seorang wanita merupakan salah satu periode krisis dalam kehidupannya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang bercampur baur, antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan dialaminya semasa kehamilan. Kecemasan tersebut dapat muncul karena masa panjang saat menanti kelahiran penuh ketidakpastian, selain itu bayangan tentang hal-hal yang menakutkan saat proses persalinan walaupun apa yang dibayangkannya belum tentu terjadi. Situasi ini menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik tetapi juga psikologis (Kartono, 1992) dalam (Sulistyorini, 2007).

7. Gambaran pengetahuan responden di wilayah kerja Puskesmas Mancak Kabupaten Serang, Banten. Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap caracara memelihara kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Sehingga diharapkan dengan pengetahuan yang baik responden dapat menjaga kesehatan dirinya.

Pada tabel 5.9 dapat dilihat bahwa 53,1% responden memiliki pengetahuan baik mengenai imunisasi Tetanus Toksoid saat kehamilan. Berbeda dengan hasil penelitian Purwanto (2002), pengetahuan baik responden di wilayah Anyer Kabupaten Serang mencapai 77,7%. Dapat disimpulkan bahwa, persentase responden dengan pengetahuan baik di wilayah kerja Puskesmas Mancak belum optimal. Peneliti menduga belum optimalnya pengetahuan ibu hamil di wilayah Mancak ini, dikarenakan belum optimalnya penyuluhan mendalam tentang imunisasi TT yang dilakukan tenaga kesehatan setempat. Selain itu, tingkat kemampuan masyarakat untuk dapat menerima materi penyuluhan yang cenderung terbatas, karena pada umumnya tingkat pendidikan ibu hamil di wilayah ini masih kurang.

D. Analisa bivariat 1. Hubungan umur dengan status imunisasi TT pada ibu hamil Rata-rata umur ibu hamil yang memiliki status imunisasi lengkap adalah 25 tahun, sedangkan untuk ibu yang memiliki status imunisasi TT tidak lengkap rata-rata umurnya adalah 27 tahun. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p=0,008). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Purwanto (2002), yang menyatakan ada hubungan antara umur dengan status imunisasi TT (p value =0,002).

Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pernyataan Huclock (1998) dalam Nursalam (2001) bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat. Seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Dengan demikian seseorang yang mencapai tingkat kedewasaan, akan mampu mengambil keputusan sendiri salah satunya berkaitan dengan kesehatannya. Menurut Purwanto (2002), semakin tua umur tidak serta merta menjadikan ibu mandiri dalam mengambil keputusan. Bahkan sebaliknya, sebagian besar masih sangat bergantung kepada pihak kedua untuk memutuskan pilihan. Berdasarkan hasil analisisnya, Purwanto menyatakan bahwa 84,7% responden masih menganggap suami dan keluarga sebagai orang yang paling berperan dalam pengambilan keputusan. Wilayah kerja Puskesmas Mncak ini, dimungkinkan memiliki alasan yang sama karena berada dalam satu kabupaten yang sama dengan wilayah penelitian Purwanto yaitu Kabupaten Serang. 2. Hubungan pendidikan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2005).

Dalam teori Health Believe Model (HBM), tercapainya pendidikan tersebut diyakini dapat memberikan efek secara tidak langsung dalam mempengaruhi persepsi tentang keuntungan tindakan preventif dan rintangan individu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Berdasarkan data tabel 5.11 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu hamil dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value = 0,568). Pada tabel 5.2, sebagian besar ibu hamil berpendidikan SD, hanya 14,8% ibu hamil yang menamatkan pendidikannya hingga tingkat SLTA. Dari gambaran tersebut menunjukkan bahwa masalah pendidikan wanita, khususnya ibu hamil di wilayah Mancak pada umumnya masih rendah.

Berbeda dengan hasil penelitian Sukmara (2000), yang menyatakan ada hubungan antara pendidikan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value = 0,000) dimana ibu pendidikan kurang berisiko 3,19 kali tidak memperoleh imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan ibu pendidikan cukup.

Adanya perbedaan hasil pada kedua penelitian ini, mungkin dikarenakan perbedaan metode penelitian (peneliti menggunakan metode cross-sectional sedangkan Sukmara menggunakan metode case control), dan terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi status imunisasi TT. Seperti pendapat Lazarus, Philipson (1990) dalam Bobak (2004), terdapat faktor yang mempengaruhi ibu

hamil untuk mencari perawatan prenatal. Faktor tersebut adalah kurang biaya, transportasi tidak adekuat, dan komunikasi buruk diantara para pemberi perawatan kesehatan.

3. Hubungan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil Berdasarkan data pada tabel 5.13 diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value=0,040). Pada penelitian ini, responden yang memiliki persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dekat memiliki peluang 2,488 kali untuk memiliki status imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan responden yang memiliki persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan jauh.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sukmara (2000) di wilayah Bogor, yaitu ada hubungan antara persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value=0,000).

Berbeda dengan hasil penelitian Purwanto (2002) yang menyatakan tidak ada hubungan antara persepsi jarak antara rumah dengan pelayanan kesehatan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value=0,747). Artinya jauh atau dekat rumah responden ke tempat pelayanan kesehatan tidak mempengaruhi peluang responden untuk menerima atau melakukan imunisasi TT.

Kemudahan

mengakses

suatu

fasilitas

pelayanan

kesehatan

akan

mempengaruhi kemungkinan seseorang memanfaatkan pelayanan kesehatan. Makin jauh jarak pelayanan kesehatan, makin enggan responden untuk datang, terdapat batas jarak tertentu sehingga seseorang masih ingin untuk mencari pelayanan kesehatan. Batas jarak secara nyata dipengaruhi pula oleh jenis jalan, jenis kendaraan, dan biaya transportasi (Sukmara, 2000).

4. Hubungan pekerjaan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil. Pekerjaan dapat menjadi salah satu media untuk bersosialisasi dengan orang lain, bertukar informasi, dan mengetahui berbagai macam hal termasuk pelayanan kesehatan. Notoatmodjo, 2005 menyatakan ada beberapa aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan seseorang, antara lain adalah: (1) umur, (2) jenis kelamin, (3) pekerjaan dan (4) sosial ekonomi. Artinya keempat aspek sosial tersebut dapat mempengaruhi status kesehatan responden salah satunya adalah status imunisasi TT pada ibu hamil.

Pada tabel 5.14, hasil penelitian ini berdasakan uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pekerjaan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value=1,000). Artinya, responden yang bekerja atau tidak bekerja tidak mempengaruhi peluang atau keinginan responden untuk menerima atau melakukan imunisasi TT saat kehamilan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sukmara (2000) dimana pada hasil penelitiannya tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil.

5. Hubungan dukungan suami dengan status imunisasi TT pada ibu hamil Dukungan keluarga terutama dukungan yang didapatkan dari suami akan menimbulkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri isteri. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh individu dalam proses sosialisasinya. Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat, yang mana membuat penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan tentram (Taylor, 1995) dalam Sulistiorini (2007). Seperti dalam teori Buffering Hipothesis yang berpandangan bahwa dukungan sosial

mempengaruhi kesehatan dengan cara melindungi individu dari efek negatif stress (Dagun, 1991 dalam Sulistiorini,2007).

Berdasakan hasil uji statistik memperlihatkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value=0,787). Tabel 5.15.

Meskipun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Taylor (1995), tidak berarti dukungan suami tidak penting dalam pemberian pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Hal tersebut terjadi mungkin disebabkan oleh nilai budaya yang tidak dapat menerima pelayanan kesehatan. Menurut Lee, (1989) dalam Bobak (2004) menyatakan bahwa banyak variasi budaya dalam perawatan prenatal. Meskipun perawatan prenatal telah diuraikan

dengan jelas, beberapa pelayanan kesehatan dapat bertentangan dengan praktik dan keyakinan suatu kelompok budaya tertentu.

6. Hubungan gravida dengan status imunisasi TT pada ibu hamil Berdasakan hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara gravida dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value=0,004). Tabel 5.15. Pada penelitian ini, ibu primigravida memiliki peluang 3,161 kali untuk mendapatkan status imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan ibu multigravida.

Ibu dengan kehamilan pertama dengan ibu dengan kehamilan kedua atau seterusnya akan memiliki kekhawatiran yang berbeda pada masa kehamilan. Ibu dengan kehamilan pertama akan mengalami krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress akan tetapi wanita tersebut akan lebih mempersiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Lain halnya ibu dengan kehamilan kedua atau lebih, ibu tersebut akan cenderung kurang memperhatikan kehamilan atau sebaliknya. Hal ini bergantung kepada individu ibu hamil itu sendiri (Bobak, 2004).

7. Hubungan pengetahuan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil Berdasarkan data tabel 5.17 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil dengan status imunisasi TT ibu hamil (p value = 0,533). Hasil penelitian ini sejalan dengan

hasil penelitian Sukmara di Kabupaten Bogor (2000) dimana pengetahuan tidak menunjukkan adanya hubungan dengan status imunisasi TT ibu hamil.

Meskipun pengetahuan merupakan salah satu faktor yang diduga dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam bertindak atau melakukan suatu hal, tetapi pada penelitian ini tidak sepenuhnya pelayanan imunisasi TT harus didahului oleh pengetahuan yang baik. Hal ini sejalan dengan teori model keyakinan kesehatan dimana perilaku kesehatan akan tumbuh dari keinginan individu untuk menghindari suatu penyakit dan kepercayaan bahwa tindakan kesehatan yang tersedia akan mencegah suatu penyakit (Glanz, 2002).

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

1. Umur ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak rata-rata berusia 26 tahun. Umur termuda ibu yaitu 17 tahun (1,6%) dan umur tertua yaitu 38 tahun (2,3%). 2. Pendidikan ibu hamil adalah 85,2 % berpendidikan dasar, dimana ibu hamil yang lulus SD (53,1%) dan pendidikan tertinggi adalah SLTA (14,8%). 3. Ibu hamil dengan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatannya dekat lebih banyak (71,9%) dibandingkan dengan ibu hamil dengan persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatannya jauh (28,1%) di wilayah kerja Puskesmas Mancak,Serang 2009. 4. Pekerjaan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009 adalah petani (9,4%) dan lebih banyak ibu hamil di wilayah ini yang tidak bekerja (73,4%). 5. Dukungan suami ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak , Serang adalah baik (50,8%). 6. Ibu dengan multigravida (kehamilan 2 kali) di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang yaitu sebanyak (62,5%), nilai ini jauh lebih besar dibandingkan dengan ibu dengan kehamilan pertama yaitu sebanyak (37,5%).

81

7. Pengetahuan responden mengenai imunisasi TT di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009 adalah baik (53,1%). 8. Status imunisasi lengkap pada Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009 sebanyak 49,2% lebih kecil dibandingkan dengan status imunisasi tidak lengkap yaitu sebanyak 50,8%. 9. Ada hubungan yang signifikan antara umur dengan status imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009 (p value = 0,008). 10. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009 (p value = 0,568). 11. Ada hubungan yang signifikan antara persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009 (p value = 0,040). 12. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009 (p value = 1,000). 13. Tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan status imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009 (p value = 0,375). 14. Ada hubungan yang signifikan antara gravida dengan status imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009 (p value = 0,004).

15. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Mancak, Serang 2009 (p value = 0,533)

B. SARAN

1. Puskesmas Mancak a. Diharapkan tenaga kesehatan setempat dapat memberikan motivasi atau dukungan kepada ibu hamil dengan semua golongan umur untuk melaksanakan antenatal care dimana salah satunya adalah pelaksanaan imunisasi TT. b. Sebaiknya perlu ditingkatkan kembali upaya promosi kesehatan seperti penyebaran leaflet, penyuluhan yang lebih mendalam mengenai imunisasi TT pada ibu hamil oleh tenaga kesehatan setempat kepada ibu primigravida maupun ibu multigravida, sehingga pencapaian status imunisasi TT dapat lebih optimal. c. Penambahan sarana pelayanan kesehatan seperti polindes dan posyandu, dirasa perlu untuk membantu kebutuhan masyarakat mengingat bahwa posyandu merupakan pelayanan kesehatan dari dan untuk masyarakat agar program kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mancak ini lebih optimal.

2. Profesi keperawatan Meningkatkan peran perawat maternitas sebagai educator sekaligus care giver dalam memberikan informasi tentang imunisasi TT pada ibu hamil dan pelaksanaan imunisasi TT sebagai upaya preventif dalam mengatasi kejadian Tetanus Neonatorum.

3. Peneliti selanjutnya Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa yang terbukti berhubungan secara signifikan dengan status imunisasi TT ibu hamil yaitu umur, persepsi jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan, dan gravida. Oleh karena itu, peneliti menyarankan perlunya penelitian sejenis dengan meneliti variabel yang berbeda, metode penelitian berbeda seperti penelitian kualitatif, dan perlu dilakukan penelitian analisis multivariat untuk melihat faktor yang lebih dominan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : Rineka cipta, 1998. Bawono, Didiek Hendro. Faktor faktor yang berhubungan dengan cakupan imunisasi TT2 ibu hamil di Kabupaten Pandeglang tahun 2002, skripsi FKM Universitas Indonesia, 2003. BKKBN, Setiap 4 hari ada 1 bayi yang meninggal. Diunduh dari

http://prov.bkkbn.go.id/banten/news . Diakses tanggal 9 april 2009 jam 14.30, 2008. Bobak, dkk. Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta : EGC, 2004. BPPN, Laporan perkembangan pencapaian millenium development goals Indonesia 2007. Jakarta : Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, 2007. Brunner dan Suddart. Fundamental of nursing. Jakarta : EGC, 2005. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Lapaoran hasil RISKESDAS Provinsi Banten 2007. Jakarta : Depkes RI, 2008. ___________________________________. Laporan nasional hasil RISKESDAS 2007. Jakarta : Depkes RI, 2008.

___________________________________. Profil kesehatan Indonesia 2007. Jakarta : Depkes RI, 2007. ___________________________________. Petunjuk teknis imunisasi tetanus toksoid. Jakarta : Depkes, 2005. Dinkes Kabupaten Serang. Distribusi kasus TN s.d November 2008. Serang : Dinkes Kabupaten Serang, 2008. Dinkes Kabupaten Serang. Profil kegiatan tahun 2007. Serang : UPTD Puskesmas Mancak, 2007. Ditjen PP&PL. Manual pemberantasan penyakit menular. Diunduh dari

www.depkes.go.id . Diakses tanggal 16 desember 2008 jam 15:14, 2005. Glanz, Karen. Health behavoir and health education. San Francisco : JosseyBass, 2002. Hidayat, aziz alimul. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika, 2008. Ismoedijanto dan Widodo Darmowandowo. 2006. Tetanus. Diunduh dari

http://www.pediatrik.com. Diakses tanggal 25 juni 2009 jam 12.00. Imnbanten. 2008. Masih tinggi kematian ibu dan anak di Serang. Diunduh dari http://imnbanten.wordpress.com/. Diakses tanggal 9 april 2009 jam 14.45.

Jalilah, Nurul Hidayatun. Hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan Di BPS Iwuk Weida A Pringsurat, Temanggung Bulan Juni 2008. Karya tulis program studi DIII Kebidanan. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran. 2008. Diunduh dari www.indoskripsi.com tanggal 24 Desember 2009 jam 10.30. Kresno. Sudarti. Aspek sosial budaya dalam kesehatan. Jakata : Universitas Indonesia, 2005. McEwen, Melanie dan Will, Evelyn. Theoretical basis for nursing second edition. Philadelpia : Lippincott Williams & Wilkins, 2007. Mubarok,dkk. Buku ajar ilmu keperawatan komunitas 2. Jakarta : Sagung Seto, 2006. Mubarok, Wahit Iqbal&Chayatin, Nurul. Ilmu keperawatan komunitas pengertian dan teori. Jakarta: Salemba Medika, 2009. Nursalam, Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika, 2008. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta, 2005. Purnawan, Iwan. Konsep sehat- sakit. Diunduh dari www.unsoed.ac.id . Diakses tanggal 1 Mei 2009 jam 12.45.

Purwanto, Hary. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi TT pada wanita usia subur di Puskesmas Anyer kabupaten Serang tahun 2001, Tesis Program Pasca Sarjana FKM Universitas Indonesia, 2002. Putriazka. Imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil. Diunduh dari

http://putriazka.wordpress.com. Diakses tanggal 8 maret 2009 jam 19:31, 2005. Ranuh,I.G.N, dkk. Pedoman imunisasi di Indonesia edisi ketiga. Jakarta : Satgas imunisasi ikatan dokter anak Indonesia, 2008. ___________, Buku Imunisasi di Indonesia edisi pertama. Jakarta : Satgas imunisasiikatan dokter anak Indonesia, 2001. Ritarwan, K. Tetanus. Diunduh dari 2004 Digitized by USU digital library 10. Diakses tanggal 21 januari 2009 jam 22.05. Roper, Martha H, dkk. Maternal and neonatal tetanus. Diunduh dari

www.lancet.com . diakses tanggal 6 Januari 2009 jam 14.26. 2007. Sari, Ruslina Ayu Puspita. Hubungan antara dukungan suami dengan motivasi ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan Ante Natal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Bathil Dolopo Madiun. Skripsi jurusan keperawatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. 2006. Diunduh dari library of Ponorogo

Muhammadiyah University. Diakses tanggal 24 Desember 2009 jam 11.00. Scaffer, dkk. Pencegahan infeksi dan praktik yang aman. Jakarta : EGC, 2000. Setiadi. Konsep & penulisan riset keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007.

Silalahi,

L.

Apa

dan

bagaimana

mengatasi

tetanus?

Diunduh

dari

http://www.tempointeraktif.com. Diakses tanggal 21 Januari 2009 jam 22.10. Sinar Harapan. 2002. Tetanus toksoid menghentikan si pembunuh bayi. Diunduh dari www.sinarharapan.co.id. Diakses tanggal 28 mei 2009 jam 22.04 Smet, Bart. Pskologi kesehatan. Jakarta : Grasindo, 1994. Sukmara, Uus. Faktor-faktor yang mempengaruhi status imunisasi tetanus toksoid ibu hamil di puskesmas sukamanah kabupaten bogor tahun 2000, tesis Program Pasca Sarjana FKM Program Studi epidemiologi kekhususan epidemiologi lapangan Universitas Indonesia, 2000.

Sulistiorini, Indah. Hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga, naskah publikasi Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2007

Tawi, Mirza. 2008. Imunisasi dan faktor yang mempengaruhinya. Diunduh dari http://syehaceh.wordpress.com. Diakses tanggal 25 januari 2009 jam 19.30, 2004. UNICEF. Buku pedoman imunisasi tetanus pada wanita usia subur.

Jakarta : UNICEF-WHO. Wahab, A Samik. Sistem imun, imunisasi, dan penyakit imun. Jakarta : Widya Medika, 2002.

Walgito, Bimo, diunduh dari http://id.shvoong.com. Diakses tanggal 2 mei 2009 jam 04.10 Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu kebidanan edisi ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, 2002. Wikipedia. Jarak. Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Jarak. Diakses tangal 26 mei 2009 jam 07.43.

C. DEFINISI OPERASIONAL 1. VARIABEL INDEPENDEN

N O

VARIABE L

DEFINISI OPERASION AL

1.

Umur

2.

Pernyataan responden tentang lamanya hidup responden, dihitung dari tanggal lahir hingga ulang tahun terakhir Pendidikan Pernyataan responden tentang tingkat pendidikan terakhir responden

CAR A UKU R Surve i

ALAT UKUR

HASIL UKUR

SKAL A

Kuesione Tahun r Tipe A Pertanyaa n no.2

Rasio

Surve i

Kuesione 0 = Ordina r Pendidi l Tipe A kan Pertanyaa meneng n no.6 ah 1= Pendidik an dasar Kuesione 0 = Dekat r Tipe A 1 = Jauh Pertanyaa n no.13-14 Ordina l

3.

Persepsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan

Pernyataan tentang persepsi responden mengenai rentang jarak dari rumah mereka ke pelayanan imunisasi Pernyataan responden tentang jenis pekerjaan yang mereka lakukan saat

Surve i

4.

Pekerjaan

Surve i

Kuesione 0 = Bekerja Ordina r l Tipe A 1 = Tidak Pertanyaa bekerja n no.7

ini. 5. Dukungan suami Pernyataan responden mengenai dukungan dari suami berkaitan dengan pelayanan imunisasi TT. Surve i Kuesione 0 = Ordina r Dukung l Tipe B an Pertanyaa suami/ n keluarg no.1-8 a baik (jika skor median ) 1= Dukung an suami/ keluarg a kurang. (jika skor < median ) 6. Gravida Pernyataan responden tentang banyaknya kehamilan yang telah dilalui oleh responden. Surve i Kuesione 0 = r Tipe A Pertanyaa n No.3 Ordina l

Pri mig ravi da

1= Multigravi da

7.

Pengetahu an

Pernyataan responden mengenai pengetahuan responden tentang imunisasi

Surve i

Kuesione r Tipe C Pertanyaa n No.1-15.

0 = Baik (bila didapa t 76100%) 1 = Cukup (bila

Ordina l

tetanus toksoid dan tetanus neonatorum

didapa t 5675%) 2 = Kuran g (bila didapa t< 55% (Arikunto, 1998)

1. VARIABEL DEPENDEN N VARIAB DEFINISI O EL OPERASION AL 1. Status imunisasi TT Ibu hamil yang selama kehamilannya melakukan imunisasi tetanus toksoid di puskesmas atau posyandu dan dicatat dalam buku imunisasi.

CAR ALAT HASIL SKAL A UKUR UKUR A UKU R Surve Kuesion 0= lengkap Ordina i ( jika ibu l er tipe A hamil memperol pertanya eh an imunisasi TT 2x no.8-11 atau dan memperol eh Buku imunisasi imunisas ulang dengan i interval tepat). 1= tidak lengkap (jika ibu hamil tidak memperol

eh imunisasi TT, atau memperol eh imunisasi TT 1x )

Lampiran 3 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth. Ibu . Di Tempat

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa program S1 Ilmu Keperawatan, saya akan melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status imunisasi tetanus toksoid (TT) ibu hamil di Puskesmas Mancak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam pemenuhan imunisasi TT saat kehamilan, untuk keperluan tersebut saya mohon bersedia/tidak bersedia*) ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya kami mohon bersedia/tidak bersedia *) ibu untuk mengisi kuesioner yang saya sediakan dengan kejujuran dan apa adanya. Jawaban saudara di jamin kerahasiaannya. Demikian, lembar persetujuan ini kami buat. Atas bantuan dan partisipasinya saya sampaikan terimakasih. Catatan: *coret salah satu pernyataan bersedia/ tidak bersedia.

Mancak 2009 Responden Peneliti

,.

Agustus

Lampiran 4 KUESIONER PENELITIAN

Nomor Responden

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS MANCAK KABUPATEN SERANG, BANTEN TAHUN 2009 A. Karakteristik Responden PETUNJUK PENGISIAN SOAL Isilah titik titik pada pertanyaan dibawah ini. Berilah tanda silang ( X ) dan pilihlah satu jawaban yang ibu anggap benar untuk soal no.7-15 1. Nama responden 2. Umur responden 3. Kehamilan ke 4. Usia kehamilan 5. Alamat responden : . : .Tahun : .( misalnya: 1,2,3,4, dan seterusnya ). : . Minggu. : Desa RT / RW Posyandu 6. Pendidikan terakhir : a. Tidak sekolah b. Lulus SD c. Lulus SMP d. Lulus SMA e. Lulus D3/Perguruan Tinggi. 7. Pekerjaan : a. Tidak bekerja / ibu rumah tangga b. Buruh : .. : .. : ...............

c. Petani d. Pedagang e. Guru/PNS f. Lain-lain sebutkan :.

B. Status imunisasi TT ibu hamil 8. Apakah ibu disuntik imunisasi Tetanus Toksoid (TT) menjelang hari pernikahan? 0. ya 1. Tidak 9. Jika pernah berapa kali ibu disuntik TT menjelang hari pernikahan? 1. 2. 1 kali 2 kali

10. Apakah pada kehamilan saat ini ibu telah diimunisasi TT ? 0. Ya 1. Tidak 11. Jika jawaban ibu ya, berapa kali ibu telah disuntik imunisasi TT selama kehamilan saat ini? 1. 1 kali 2. 2 kali 12. Apakah ibu mengetahui dimana ibu dapat memperoleh pelayanan imunisasi TT ? (jika jawaban anda tidak, langsung ke No.15 ) 0. Ya 1. Tidak 13. Jika jawaban ibu ya,dimana ibu memperolah pelayanan imunisasi TT ? a. Posyandu b. Puskesmas c. Praktik dokter/bidan d. Rumah Sakit e. Lainnya, sebutkan .

14. Menurut ibu, bagaimana jarak rumah ibu ke tempat pelayanan imunisasi TT? 1. Dekat 2. Jauh

TIPE SOAL B Baca dan pilihlah satu jawaban dari pernyataan di bawah ini dengan teliti dan berikan tanda ( NO pada kotak : Selalu (3), Sering (2), Jarang (1),atau Tidak pernah (0). PERNYATAAN Selalu (3) 1. Suami saya menganjurkan untuk imunisasi Tetanus Toksoid ( TT). Suami saya mengantarkan saya ke puskesmas / posyandu untuk imunisasi TT. Suami saya menyediakan waktu ketika saya memerlukan bantuannya. Suami saya bersedia membayar biaya imunisasi tetanus toksoid ( TT ) . Suami saya memberikan informasi tentang manfaat imunisasi TT saat kehamilan. Suami melarang saya melakukan imunisasi TT saat kehamilan. Suami saya mengingatkan saya untuk melengkapi imunisasi TT saat kehamilan. Sering Jarang Tidak pernah (2) (1) (0) Diisi oleh peneliti

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Suami / keluarga besedia mengerjakan pekerjaan rumah tangga saat saya berangkat ke pelayanan kesehatan ( posyandu ).

TIPE SOAL C Baca dan jawablah pernyataan dibawah ini dengan memberi tanda ( ) pada kolom

benar atau kolom salah sesuai dengan jawaban yang menurut anda tepat.
NO PERNYATAAN BENAR ( 1) SALAH (0)

Diisi oleh peneliti

1. Imunisasi 1 tetanus toksoid (TT) perlu diberikan kepada ibu hamil. . 2. Imunisasi 2 TT adalah anti tetanus / anti kejang. 3. Imunisasi 3 TT dapat mencegah tubuh ibu dan bayi dari penyakit tetanus / kejang. 4. Imunisasi 4 TT harus diberikan kepada wanita usia subur (remaja), calon pengantin dan ibu hamil. 5. Imunisasi 5 TT sangat diperlukan oleh ibu hamil sebelum usia kehamilan mencapai 7 bulan. 6. Imunisasi 6 TT harus diberikan kepada ibu hamil sebanyak 2 kali. 7. Jarak 7 pemberian imunisasi TT1 dengan TT2 adalah 1 bulan. 8. Pemberian 8 imunisasi TT1 pada ibu hamil harus dilakukan pada kunjungan pertama pemeriksaan kehamilan. 9. I 1 munisasi TT melindungi bayi yang akan dilahirkan dari

penyakit 0 tetanus / kejang. 10. Imunisasi 1 TT melindungi ibu dari penyakit tetanus. 1 11. Bayi 1 yang mengalami tetanus menjadi kejang, sulit menyusu, 2 dan demam (panas). 12. Penyebab 1 Tetanus pada bayi adalah bakteri/kuman yang menempel 3 saat persalinan dan perawatan tali pusat bayi yang tidak bersih. 13. Tetanus 1 pada bayi tidak berbahaya dan tidak dapat menyebabkan 4 kematian pada bayi. 14. Tetanus 1 dicegah dengan imunisasi TT saat kehamilan 5 15. Imunisasi tetanus toksoid disuntikan di lengan ibu hamil.

Lampiran 9 HASIL PENGOLAHAN DATA UNIVARIAT Frequencies umur


Statistics umur responden N Valid Missing

Mean umur responden Median Mode Frequency Percent Valid Percent Valid 17 iation 2 1,6 1,6 St d. Dev 18 8 6,3 6,3 Variance 19 4 3,1 3,1 Skewness 20 17 13,3 13,3 St d. Error of Skewness 21 4 3,1 3,1 Kurtosis 22 6 4,7 4,7 St d. Error 23 of Kurtosis2 1,6 1,6 24 Minimum 10 7,8 7,8 25 11 8,6 8,6 Maximum
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Total 7 6 9 9 9 2 2 3 3 7 3 1 3 128 5,5 4,7 7,0 7,0 7,0 1,6 1,6 2,3 2,3 5,5 2,3 ,8 2,3 100,0 5,5 4,7 7,0 7,0 7,0 1,6 1,6 2,3 2,3 5,5 2,3 ,8 2,3 100,0

128 0 26,01 25,50 Cumulativ e Percent 20 1,6 5,538 7,8 30,669 10,9 ,332 24,2 ,214 27,3 -,782 32,0 ,425 33,6 41,4 17 50,0 38
55,5 60,2 67,2 74,2 81,3 82,8 84,4 86,7 89,1 94,5 96,9 97,7 100,0

Frequencies tingkat pendidikan


Statistics

tingkat pendidikan terakhir N Valid 128 Missing 0

tingkat pendidikan terakhi r responden Frequency 6 68 35 19 128 Percent 4,7 53,1 27,3 14,8 100,0 Valid Percent 4,7 53,1 27,3 14,8 100,0 Cumulativ e Percent 4,7 57,8 85,2 100,0

Valid

tidak sekolah lulus sd lulus smp lulus sma Total

pendidi kan yang dikategori kan Frequency 19 109 128 Percent 14,8 85,2 100,0 Valid Percent 14,8 85,2 100,0 Cumulat iv e Percent 14,8 100,0

Valid

pendidikan menengah pendidikan dasar Total

Frequencies persepsi jarak


Statistics persepsi Ibu terhadap jarak rumah ke pelay anan kesehatan N Valid 128 Missing 0

persepsi I bu terhadap jarak rumah ke pelayanan kesehatan Frequency 92 36 128 Percent 71,9 28,1 100,0 Valid Percent 71,9 28,1 100,0 Cumulat iv e Percent 71,9 100,0

Valid

dekat jauh Total

Frequencies pekerjaan
Statistics pekerjaan y ang dilakukan ibu hamil saat ini N Valid 128 Missing 0
pekerjaan yang di lakukan i bu hamil saat ini Frequency 94 10 12 9 2 1 128 Percent 73,4 7,8 9,4 7,0 1,6 ,8 100,0 Valid Percent 73,4 7,8 9,4 7,0 1,6 ,8 100,0 Cumulat iv e Percent 73,4 81,3 90,6 97,7 99,2 100,0

Valid

tidak bekerja buruh petani pedagang guru/pns lain-lain Total

pekerjaan yang di kategorikan Frequency 34 94 128 Percent 26,6 73,4 100,0 Valid Percent 26,6 73,4 100,0 Cumulat iv e Percent 26,6 100,0

Valid

bekerja tidak bekerja Total

Frequencies dukungan suami

Statistics penjumlahan niai dukungan suami t erhadap imunisasi t t N Valid 128 Missing 0 Mean 13,68 Median 14,00 Mode 17 St d. Dev iation 4,472 Variance 19,999 Minimum 3 Maximum 22

dukungan yang dikategorikan Frequency 65 63 128 Percent 50,8 49,2 100,0 Valid Percent 50,8 49,2 100,0 Cumulat iv e Percent 50,8 100,0

Valid

baik kurang baik Total

Explore
Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 ,0%

Valid N penjumlahan niai dukungan suami terhadap imunisasi tt 128 Percent 100,0%

Total N 128 Percent 100,0%

Descriptives penjumlahan niai dukungan suami terhadap imunisasi tt Mean 95% Conf idence Interv al f or Mean 5% Trimmed Mean Median Variance St d. Dev iation Minimum Maximum Range Interquart ile Range Skewness Kurt osis St at ist ic 13,68 12,90 14,46 13,76 14,00 19,999 4,472 3 22 19 7 -,130 -,768 St d. Error ,395

Lower Bound Upper Bound

,214 ,425

Tests of Normal ity Kolmogorov -Smirnov St at ist ic df Sig. penjumlahan niai dukungan suami terhadap imunisasi tt ,091 128 ,011
a

St at ist ic ,975

Shapiro-Wilk df 128

Sig. ,017

a. Lillief ors Signif icance Correction

Frequencies gravida
Statistics jumlah kehamilan sampai saat ini N Valid 128 Missing 0

jumlah kehamilan sampai saat ini Frequency 48 32 19 16 7 3 2 1 128 Percent 37,5 25,0 14,8 12,5 5,5 2,3 1,6 ,8 100,0 Valid Percent 37,5 25,0 14,8 12,5 5,5 2,3 1,6 ,8 100,0 Cumulat iv e Percent 37,5 62,5 77,3 89,8 95,3 97,7 99,2 100,0

Valid

1 2 3 4 5 6 7 12 Total

gravida dengan 2 kategori Frequency 48 80 128 Percent 37,5 62,5 100,0 Valid Percent 37,5 62,5 100,0 Cumulat iv e Percent 37,5 100,0

Valid

primigrav ida multigrav ida Total

Frequencies pengetahuan

Statistics nilai keseluruhan penget ahuan per responden N Valid 128 Missing 0 Mean 11,59 Median 12,00 Mode 14 Std. Dev iat ion 2,604 Variance 6,779 Minimum 4 Maximum 15

pengetahuan yang dikategorikan Frequency 68 46 14 128 Percent 53,1 35,9 10,9 100,0 Valid Percent 53,1 35,9 10,9 100,0 Cumulat iv e Percent 53,1 89,1 100,0

Valid

baik cukup baik kurang baik Total

Frequencies status imunisasi TT


Statistics jumlah kehamilan sampai saat ini N Valid 128 Missing 0

status imunisasi TT Ibu hamil Frequency 63 65 128 Percent 49,2 50,8 100,0 Valid Percent 49,2 50,8 100,0 Cumulativ e Percent 49,2 100,0

Valid

lengkap tidak lengkap Total

Lampiran 10 HASIL PENGOLAHAN DATA BIVARIAT Correlations

Correlati ons umur responden 1 status imunisasi TT Ibu hamil ,234** ,008 128 128 ,234** 1 ,008 128 128

umur responden

status imunisasi TT Ibu hamil

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

**. Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed).

T-Test
Group Statisti cs status imunisasi TT Ibu hamil lengkap tidak lengkap N 63 65 Mean 24,70 27,28 St d. Dev iation 4,339 6,269 St d. Error Mean ,547 ,778

umur responden

Independent Samples Test Levene's Test f or Equality of Variances t-test for Equalit y of Means 95% Confidence Interv al of the Diff erence Lower Upper -4,470 -4,461 -,687 -,696

F umur responden Equal variances assumed Equal variances not assumed 12,281

Sig. ,001

t -2,698 -2,713

df 126 114,124

Mean Std. Error Sig. (2-tailed) Diff erence Diff erence ,008 ,008 -2,579 -2,579 ,956 ,950

Correlations
Correlations tingkat pendidikan terakhir responden 1 128 -,215* ,015 128 status imunisasi TT Ibu hamil -,215* ,015 128 1 128

tingkat pendidikan terakhir responden status imunisasi TT Ibu hamil

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

*. Correlation is signif icant at the 0. 05 lev el (2-tailed).

Crosstabs (variabel tingkat pendidikan)


Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 ,0%

Valid N pendidikan y ang dikategorikan * stat us imunisasi TT I bu hamil 128 Percent 100,0%

Total N 128 Percent 100,0%

pendidikan yang dikategorikan * status imunisasi TT Ibu hamil Crosstabulation status imunisasi TT Ibu hamil lengkap tidak lengkap 11 8 57,9% 52 47,7% 63 49,2% 42,1% 57 52,3% 65 50,8%

Total 19 100,0% 109 100,0% 128 100,0%

pendidikan y ang dikategorikan

pendidikan menengah

pendidikan dasar

Total

Count % wit hin pendidikan y ang dikategorikan Count % wit hin pendidikan y ang dikategorikan Count % wit hin pendidikan y ang dikategorikan

Chi-Square Tests Value ,672b ,326 ,674 df 1 1 1 Asy mp. Sig. (2-sided) ,412 ,568 ,412 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square a Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by -Linear Association N of Valid Cases

,463 ,667 128 1 ,414

,284

a. Computed only f or a 2x2 table b. 0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 9,35.

Risk Esti mate 95% Conf idence Interv al Lower Upper

Value Odds Rat io f or pendidikan y ang dikategorikan (pendidikan menengah / pendidikan dasar) For cohort status imunisasi TT I bu hamil = lengkap For cohort status imunisasi TT I bu hamil = tidak lengkap N of Valid Cases

1,507

,563

4,037

1,214

,789

1,867

,805 128

,461

1,405

Crosstabs (variabel persepsi jarak)


Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 ,0%

Valid N persepsi Ibu terhadap jarak rumah ke pelay anan kesehatan * status imunisasi TT I bu hamil 128 Percent 100,0%

Total N 128 Percent 100,0%

persepsi I bu terhadap jarak rumah ke pelayanan kesehatan * status imunisasi TT Ibu hamil Crosstabul ation status imunisasi TT Ibu hamil lengkap tidak lengkap 51 41 55,4% 12 33,3% 63 49,2% 44,6% 24 66,7% 65 50,8%

Total 92 100,0% 36 100,0% 128 100,0%

persepsi Ibu terhadap jarak rumah ke pelay anan kesehatan

dekat

jauh

Total

Count % wit hin persepsi I bu terhadap jarak rumah ke pelay anan kesehatan Count % wit hin persepsi I bu terhadap jarak rumah ke pelay anan kesehatan Count % wit hin persepsi I bu terhadap jarak rumah ke pelay anan kesehatan

Chi-Square Tests Value 5,057b 4,211 5,135 df 1 1 1 Asy mp. Sig. (2-sided) ,025 ,040 ,023 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square a Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by -Linear Association N of Valid Cases

,031 5,017 128 1 ,025

,020

a. Computed only f or a 2x2 table b. 0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 17,72.

Risk Esti mate 95% Conf idence Interv al Lower Upper 1,111 5,569

Value Odds Rat io f or persepsi Ibu terhadap jarak rumah ke pelay anan kesehatan (dekat / jauh) For cohort status imunisasi TT I bu hamil = lengkap For cohort status imunisasi TT I bu hamil = tidak lengkap N of Valid Cases 2,488

1,663

1,012

2,734

,668 128

,483

,925

Crosstabs (variabel pekerjaan)


Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 ,0%

Valid N pekerjaan y ang dikategorikan * stat us imunisasi TT I bu hamil 128 Percent 100,0%

Total N 128 Percent 100,0%

pekerjaan yang di kategorikan * status imunisasi TT I bu hamil Crosstabulation status imunisasi TT Ibu hamil lengkap tidak lengkap 17 17 50,0% 46 48,9% 63 49,2% 50,0% 48 51,1% 65 50,8%

Total 34 100,0% 94 100,0% 128 100,0%

pekerjaan y ang dikategorikan

bekerja

tidak bekerja

Total

Count % wit hin pekerjaan y ang dikategorikan Count % wit hin pekerjaan y ang dikategorikan Count % wit hin pekerjaan y ang dikategorikan

Chi-Square Tests Value ,011b ,000 ,011 df 1 1 1 Asy mp. Sig. (2-sided) ,915 1,000 ,915 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square a Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by -Linear Association N of Valid Cases

1,000 ,011 128 1 ,916

,537

a. Computed only f or a 2x2 table b. 0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 16,73.

Risk Esti mate 95% Conf idence Interv al Lower Upper ,476 2,287

Value Odds Rat io f or pekerjaan y ang dikategorikan (bekerja / t idak bekerja) For cohort status imunisasi TT I bu hamil = lengkap For cohort status imunisasi TT I bu hamil = tidak lengkap N of Valid Cases 1,043

1,022

,689

1,516

,979 128

,663

1,446

Crosstabs (variabel dukungan suami)


Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 ,0%

Valid N dukungan y ang dikategorikan * stat us imunisasi TT I bu hamil 128 Percent 100,0%

Total N 128 Percent 100,0%

dukungan yang dikategorikan * status imunisasi TT Ibu hami l Crosstabulati on status imunisasi TT Ibu hamil lengkap tidak lengkap 35 30 53,8% 28 44,4% 63 49,2% 46,2% 35 55,6% 65 50,8%

Total 65 100,0% 63 100,0% 128 100,0%

dukungan y ang dikategorikan

baik

kurang baik

Total

Count % wit hin dukungan y ang dikategorikan Count % wit hin dukungan y ang dikategorikan Count % wit hin dukungan y ang dikategorikan

Chi-Square Tests Value 1,131b ,787 1,133 df 1 1 1 Asy mp. Sig. (2-sided) ,287 ,375 ,287 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square a Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by -Linear Association N of Valid Cases

,296 1,123 128 1 ,289

,188

a. Computed only f or a 2x2 table b. 0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 31,01.

Risk Esti mate 95% Conf idence Interv al Lower Upper ,727 2,926

Value Odds Rat io f or dukungan y ang dikategorikan (baik / kurang baik) For cohort status imunisasi TT I bu hamil = lengkap For cohort status imunisasi TT I bu hamil = tidak lengkap N of Valid Cases 1,458

1,212

,848

1,730

,831 128

,589

1,171

Crosstabs (variabel gravida)


Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 ,0%

Valid N grav ida dikategorikan * status imunisasi TT Ibu hamil 128 Percent 100,0%

Total N 128 Percent 100,0%

gravida dikategorikan * status imunisasi TT Ibu hamil Crosstabulation status imunisasi TT Ibu hamil lengkap tidak lengkap 32 16 66,7% 31 38,8% 63 49,2% 33,3% 49 61,3% 65 50,8%

Total 48 100,0% 80 100,0% 128 100,0%

grav ida dikategorikan

primigrav ida

multigrav ida

Total

Count % wit hin grav ida dikategorikan Count % wit hin grav ida dikategorikan Count % wit hin grav ida dikategorikan

Chi-Square Tests Value 9,354b 8,271 9,490 df 1 1 1 Asy mp. Sig. (2-sided) ,002 ,004 ,002 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square a Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by -Linear Association N of Valid Cases

,003 9,281 128 1 ,002

,002

a. Computed only f or a 2x2 table b. 0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 23,63.

Risk Esti mate 95% Conf idence Interv al Lower Upper 1,493 6,692

Value Odds Rat io f or grav ida dikategorikan (primigrav ida / multigrav ida) For cohort status imunisasi TT Ibu hamil = lengkap For cohort status imunisasi TT Ibu hamil = tidak lengkap N of Valid Cases 3,161

1,720

1,224

2,418

,544 128

,352

,842

Crosstabs (variabel pengetahuan)


Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 ,0%

Valid N pengetahuan y ang dikategorikan * stat us imunisasi TT I bu hamil 128 Percent 100,0%

Total N 128 Percent 100,0%

pengetahuan yang di kategorikan * status imunisasi TT I bu hamil Crosstabulation status imunisasi TT Ibu hamil lengkap tidak lengkap 35 33 51,5% 22 47,8% 6 42,9% 63 49,2% 48,5% 24 52,2% 8 57,1% 65 50,8%

Total 68 100,0% 46 100,0% 14 100,0% 128 100,0%

pengetahuan y ang dikategorikan

baik

cukup baik

kurang baik

Total

Count % wit hin pengetahuan y ang dikategorikan Count % wit hin pengetahuan y ang dikategorikan Count % wit hin pengetahuan y ang dikategorikan Count % wit hin pengetahuan y ang dikategorikan

Chi-Square Tests Value ,400a ,401 ,393 128 df 2 2 1 Asy mp. Sig. (2-sided) ,819 ,818 ,531

Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by -Linear Association N of Valid Cases

a. 0 cells (,0%) hav e expect ed count less than 5. The minimum expected count is 6,89.

Correlations

Correlati ons pengetahuan y ang dikategorikan 1 128 ,056 ,533 128 status imunisasi TT Ibu hamil ,056 ,533 128 1 128

pengetahuan y ang dikategorikan status imunisasi TT Ibu hamil

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Logistic Regression
Categorical Variables Codi ngs Paramet er coding Frequency (2) Variables in the(1) Equation pengetahuan y ang baik 68 ,000 ,000 dikategorikan cukup baik 46 1,000 ,000 B S.E. Wald df Sig. kurang baik 14 ,000 1,000 Exp(B) Step tau_1 ,399 2 ,819 a 1 tau_1(1) ,146 ,382 ,146 1 ,703 1,157 Omnibus Tests of Model Coefficients tau_1(2) ,347 ,592 ,343 1 ,558 1,414 Chi-square df Sig. Constant -,059 ,243 ,059 1 ,808 ,943 St ep 1 St ep ,401 2 ,818 a. Variable(s) entered on step 1: tau_1. Block ,401 2 ,818

95,0% C.I.for EXP(B) Lower Upper ,547 ,443 2,447 4,513

You might also like