You are on page 1of 16

PENGANTAR MANAJEMEN DAN ORGANISASI

NAMA : 1. AHMAD ISA ANSHARI 2. SEPTIANDI AR. 3. RIZA NASRULLAH 4. M. RIZA RAHMANI

NIM : C1C112432 C1C112429 C1C112428 C1C112438

EKSTENSI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT TAHUN 2013 BANJARMASIN

1. MANAJEMEN
1.1. DEFINISI MANAJEMEN Mary Parker Follet, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Sementara itu, Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal; dalam berbagai bidang seperti industri, pendidikan, kesehatan, bisnis, finansial dan sebagainya. Dengan kata lain efektif menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut. Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya. Pada umumnya ada empat (4) fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal. Ilmu manajemen merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang disistemisasi, dikumpulkan dan diterima kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya metode ilmiah yang dapat digunakan dalam setiap penyelesaian masalah dalam manajemen. Namun selain itu, beberapa ahli seperti Follet menganggap manajemen adalah sebuah seni. Hal ini disebabkan karena kepemimpinan memerlukan kharisma, stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran, kemampuan menjalin hubungan antara manusia yang semuanya itu banyak ditentukan oleh bakat seseorang dan sulit dipelajari. Dalam setiap jabatan manajer selalu melekat satu tanggung jawab utama: membantu organisasi untuk mencapai kinerja yang tinggi melalui pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki, baik manusia dan material. Ini semua akan tercapai melalui proses manajemen, yang secara formal diartikan sebagai perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian terhadap penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan. Komentar Hery Mintzberg, seorang ahli teori manajemen terkenal, berikut ini menunjukkan bahwa manajer merupakan suatu jabatan yang sangat penting : Tak ada jabatan di dalam masyarakat kita yang lebih penting dari seorang manajer. Manajerlah yang menjadi penentu apakah lambaga-lambaga sosial melayani kita dengan baik atau mereka justru menyia-nyiakan potensi dan sumber daya yang kita miliki. Sekarang sudah waktunya untuk meninggalkan pola pikir lama tentang kerja manajerial dan mulai mempelajarinya secara realistis sehingga kita dapat segera memulai tugas berat untuk mningkatkan hasil kerja manajerial tersebut. 1.2. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN Menurut Stephen P. Robbins dan timothy A judge. Fungsi- fungsi manajemen adalah : 1. Perencanaan Proses yang meliputi pendefinisian tujuan suatu organisasi tujuan penentuan tujuan strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan tersebut dan pengembangan serangkaian rencana komprehensif untuk menggabungkan dan mengoordinasi sebagai aktifitas.

2. Pengorganisasian Proses yang meliputi penentuan tugas yang harus dikerjakan , siapa yang harus mengerjakan tersebut, bagaimana tugas tersebut dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa, dan dimana keputusan-keputusan itu dibuat.

3. Kepemimpinan Proses yang mencakup pemberia motivasi karyawan pengaturan orang pemulihan saluran kominikasi yang paling efektif dan penyelesaian konflik.

4. Pengendalian Memantau aktifitas untuk memastikan aktifitas tersebut diselesaikan seperti yang telah direncanakan dan memebenarkan penyimpangan-penyimpangan yang signifikan.

1.3.

MACAM-MACAM MANAJEMEN Berdasarkan operasionalnya, maka manajemen organisasi bisnis dapat dibedakan secara garis besar menjadi fungsi-fungsi sebagai berikut: 1) Manajemen sumber daya manusia, yaitu penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memeroleh sumber daya manusia yang terbaik bagi usaha yang dijalankan dan bagaimana sumber daya manusia tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan. 2) Manajemen produksi, yaitu penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk mengahsilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin. 3) Manajemen pemasaran, yaitu yaitu penerapan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen, dan bagaimana cara pemenuhan dapat diwujudkan. 4) Manajemen keuangan, yaitu kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan mampu mencapai tujuan secara ekonomis. 5) Manajemen informasi, yaitu kegiatan manajemen berdasarkan pada fungsinya yang pada intinya berusaha memastikan bahwa usaha yang dijalankan tetap mampu untuk terus bertahan dalam jangka panjang.

1.4.

MANAJEMEN DAN MANAJER Kerja merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan nilai bagi orang lain. Pendapat bahwa pekerja dan kebutuhan untuk bekerja dengan baik sehingga mampu memberikan kesejahteraan bagi orang, organisasi, dan masyarakat secara keseluruhan, menjadikan studi tentang manajer dan manajemen sebagai suatu hal yang sangat perlu. Manajer adalah orang yang bertanggung jawab atas hasil kerja satu orang atau labih dalam suatu organisasi. Dengan menempati posisi yang sering disebut dengan berbagai macam istilah (seperti penyelia/supervisor, pimpinan kelompok, kepala divisi, administrator, wakil presiden dan sebagainya), para manajer adalah mereka yang mendapatkan laporan dari pihak lain. Orang-orang yang melaporkan semacam itu, biasanya disebut sebagai bawahan langsung, yang bersama-sama para manajer

merupakan sumber daya manusia yang penting dan utama dalam suatu organisasi. Mereka menggunakan sumber daya material, fasilitas, dan uang untuk menghasilkan barang dan jasa yang ditawarkan oleh organisasi kepada konsumen. Masing-masing manajer, pada hakikatnya melakukan fungsi-fungsi yang sama (dari sudut proses) yaitu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan). Namun dilihat dari corak kegiatannya terdapat perbedaan, sesuai dengan tingkat-tingkat manajer itu dalam suatu perusahaan. Tugas fungsi-fungsi setiap manajer adalah sama, hanya corak kegiatannya yang berbeda, sesuai dengan tingkatan manajer itu dalam perusahaan atau organisasi di mana ia bekerja. Dari skema diatas terlihat bahwa ada tiga tingkatan manajer yaitu sebagai berikut. 1. Top manager atau manajer tertinggi, disebut juga pucuk pimpinan, yang termasuk dalam golongan ini adalah anggota-anggota board of manajer (dewan direksi) dan presiden perusahaan. 2. Middle manager atau manajer menengah, yang termasuk tingkatan ini ialah kepalakepala bagian, kepala devisi dan kepala seksi. Supervisory manager atau first line manager tingkat pertama. Termasuk kedalam golongan ini ialah kepala mandor dan mandor.

2. ORGANISASI
2.1. DEFINISI ORGANISASI Menurut Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. 2.2. MANEJER DAN ORGANISASI Masyarakat dalam abad ini sudah menjadi suatu masyarakat organisasi. Tugastugas sosial dari penyediaan barang dan jasa sampai pendidikan dan perawat orang sakit serta orang-oarng tua, sekarang banyak dilakukan di dalam dan melalui organisasiorganisasi besar. Organisasi-organisasi semacam itu dirancang supaya tetap berkesinambungan serta dikelola oleh manajer-manajer yang profesional. Karier dalam organisasi, yakni karier sebagai manajer dan profesional lainnya- merupakan karier yang terbuka bagi mereka yang berpendidikan. Dengan kata-kata tersebut, konsultan dan ahli teori manajemen Peter Drucker menyampaikan suatu kenyataan dalam kehidupan kita. Kita dapat menikmati hidup karena kita bekerja sebagai karyawan dalam berbagai organisasi. Cara bagaimana organisasi-organisasi tersebut dikelola dapat membedakan bukan hanya dalam cara organisasi tersebut melayani pelanggan dan masyarakat, tetapi juga seberapa baik organisasi tersebut mampu memenuhi kebutuhan para karyawan. 2.3. ORGANISASI SEBAGAI FUNGSI MANAJEMEN Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan yang melingkupinya. Selain itu dapat pula berarti proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas atau pekerjaan antara para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Proses pengorganisasian meliputi: a. Perincian pekerjaan yang harus dilakukan

b. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan yang secara logik dapat dikerjakan oleh satu orang c. Pengadaan dan pengembangan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan para anggota menjadi kesatuan terpadu dan harmonis 2.4. PEMBAGIAN KERJA Tujuan organisasi adalah mencapai tujuan dimana individu tidak dapat mencapainya sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan kelompok dua orang atau lebih dan tentunya dengan prinsip pembagian kerja (division of labor). Harus diwaspadai konsekuensi jika pembagian kerja dilakukan secara ekstrim yaitu timbulnya kebosanan, keletihan, monoton dan kehilangan motivasi sehingga menyebabkan ketidakefisienan. Pembagian kerja juga dinamakan pembagian tenaga kerja ( Division of Labor ), akan tetapi pembagian kerja lebih banyak digunakan karena pada dasarnya yang dibagibagi adalah pekerjaannya bukan tenaga kerjanya. Proses pembagian kerja dari keseluruhan akan menjadi lebih spesifik atau lebih sederhana dan detail jika keseluruhan pekerjaaan dapat dibagi-bagi berdasarkan kriteria tertentu yang lebih spesifik. Permasalahan yang berhubungan dengan pembagian kerja bertalian dengan sampai seberapa jauh pekerjaan dispesialisasikan. Selururuh pekerjaan dispesialisasikan sampai suatu tingkat dan kemampuan untuk membagi pekerjaan diantara pemegang pekerjaan. Berikut keuntungan yang diperoleh dengan adanya spesialisasi pekerjaan, antara lain : Apabila suatu pekerjaan terdiri atas sedikit tugas, managemen mudah memberikan pelatihan pengganti bagi bawahan yang diberhentikan atau dimutasikan, karena aktivitas pelatihan yang minimum memerlukan alokasi biaya pelatihan yang rendah. Seorang bawahan dapat menjadi ahli dalam melaksanakan tugas jika pekerjaan atau tugas yang diberikan jumlahnya sedikit, sehingga akan menghasilkan keluaran atau hasil yang memuaskan.

2.5. PENGELOMPOKAN PEKERJAAN

Setelah

pekerjaan

dispesifikkan,

maka

pekerjaan-pekerjaan

tersebut

dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu ynag sejenis. Proses penentuan deretan dan kedalaman pekerjaan individual bersifat analistis, yaitu jumlah tugas organisasi dipecah-pecah ke dalam beberapa tugas yang lebih kecil yang berurutan. Proses penggabungan pekerjaan ke dalam kelompok inilah yang dinamakan sebagai memilih suatu dasar departementalisasi. Sedangkan manajerial yang muncul adalah bagi penggabungan pekerjaan tersebut. Praktik departementalisasi sering didasarkan atas kebutuhan sebagai berikut : a. Departementalisasi Fungsional Pengelompokan pekerjaan dilakukan menurut fungsi organisasi. Beberapa organisasi lebih sering menggunakan dasar fungsional karena mudah dipahami orang. Beberapa kegiatan dari fungsi pengorganisasian, antara lain : Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, menetapkan prosedur yang diprerlukan. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan garis kewenangan dan tanggung jawab. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia/ tenaga kerja. Kegiatan penenmpatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.

b. Departementalisasi Teritorial Departementalisasi teritorial dilakukan dengan cara pembentukan kelompok atas dasar bidang geografis. Bidang geografis ini menyangkut tugas seluruh operasi di suatu wilayah tertentu, logikanya bahwa semua aktifitas dalam daerah tertentu seharusnya ditugaskan kepada seorang manager. Manager tersebut akan bertugas melaksankan seluruh operasi dalam bidang goegrafis. Salah satu keuntungan dari pengelompokan ini adalah akan memberikan dasar pelatihan bagi tenaga managerial. Organisasi dapat memberikan pelatihan kepada para manager di daerah. Manager kemudian menilai program dan kemajuan daerah dan memberikan pandangan yangsangat berharga agar produk dan jasa diterima di lapangan.

c.

Departemtalisasi Produk Pada organisasi bisnis besar atau perusahaan yang produknya beraneka ragam, aktivitas dan para pekerja yang dikelompokan atas tugas dan kegiatannya masingmasing. Bentuk organisasi ini memungkinkan bawahan atau para pekerja untuk mengembangkan gugat dalam seluruh departemen keahliannya produk dalam tertentu penelitian, membuat, dan mendistribusikan suatu produk. Sentralisasi otoritas, tanggung jawab, dan tanggung memungkinkan managemen mengkoordinasikan aktivitas.

d. Departementalisasi Campuran Organisasi Divisional Departementalisasi pelangan dilakukan dengan cara pembentukan kelompok atas dasar pelanggan. Misalnya, struktur organisasi dari lembaga pendidikan, departemen pinjaman bank komersial, toserba, pasar swalayan,dsb. e. Departementalisasi Pelanggan Strategi campuran ini muncul karena para manager mencoba menanggulangi pertumbuhan, pergeseran dalam pasar, budidaya produk dan jasa, kebijakan pemerintah.

2.6. BENTUK-BENTUK ORGANISASI a. Bentuk Organisasi Garis (Henry Fayol (Paris)) Bentuk organisasi yang paling sederhana dan paling tua, digunakan di kalangan militer dengan jumlah karyawan yang masih sedikit dan saling kenal, dan spesialisasi kerja yang belum begitu tinggi. Kelebihan: Kesatuan komando baik karena pimpinan beradadi atas satu tangan. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat. Solidaritas karyawan tinggi karena saling kenal. Kekurangan: Jika sang pemimpin tidak mampu maka akan mudah jatuh

Ada kecenderungan bertindak otokratis (berkuasa sendiri secara mutlak) Kesempatan berkemang terbatas

b. Bentuk Organisasi Fungsional (F.W. Taylor.) Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan komando pada bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor. Kelebihan: Pembagian tugas-tugas jelas. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin. Digunakannya tenaga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya. Kekurangan: Karena adanya spesialisasi kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour of duty. Karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar untuk melaksanakan koordinasi.

c.

Bentuk organisasi Fungsional dan Garis Bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian.

d. Bentuk Organisasi Garis dan Staf (Harrington Emerson)

Biasanya digunakan oleh organisasi besar dengan daerah kerja yang luas dengan bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit. Memiliki satu atau lebih tenaga staf tenaga ahli yang memberi saran atau nasihat. Kelebihan: Dapat digunakan oleh tenaga organisasi sebesar apapun dan sekompleks apa pun. Keputusan yang matang dan sehat dapat diperoleh karena adanya tenaga ahli. Dapat mewujudkan The right man in the right place.

Kekurangan: Solidaritas sukar diwujudkan karena tidak saling kenal Koordinasi antara departemen atau divisi kadang sukar diterapkan karena terlalu luasnya organisasi

e.

Bentuk Organisasi Fungsional dan Staf Merupakan kombinasi organisasi fungsional dan staf, memiliki kekurangan dan kelebihan seperti halnya organisasi staf dan fungsional.

f.

Bentuk Organisasi Komite Bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board dengan pluralistic manajement

g. Bentuk Organisasi Matrix Organisasi dimana penggunaan struktur organisasi menunjukkan dimana para spesialis yang mempunyai keterampilan dimasing-masing bagian dari bagian perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan.

2.7. STRUKTUR ORGANISASI

Menurut Siswanto, struktur organisasi menspesifikasikan pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktifitas yang beraneka macam dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja Struktur Organisasi juga menunjukkan hierarki dan struktur otoritas organisasi serta memperlihatkan hubungan pelaporannya. Struktur organisasi memberikan stabilitas dan kontinuitas organisasi guna untuk mempertahankan suatu tim untuk mengkoordinasi hubungannya dengan lingkungan. Gibson dan kawan-kawan (1980 ) menekankankan bahwa struktur bertalian dengan hubungan yang relatif pasti yang terdapat diantara pekerjaan dalam organisasi. Hubungan yang pasti timbul dari proses keputusan, antara lain : 1. Pembagian kerja ( division of labor ) 2. Departementalisasi ( depertementalization ) 3. Rentang kendali ( span of comtrol ) 4. Delegasi ( delegation ) Struktur organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana manager melakukan alokasi sumber daya organisasi terutama yang terkait dengan pembagian kerja sumber daya yang dimiliki organisasi, serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan dikomunikasikan, secara ilustratif struktur organisasi bisa digambarkan sebagai bagan organisasi ( organizational chart ).

a. Struktur Fungsional Dalam struktur-struktur fungsional para pekerja dengan kecakapan kerja yang hampir sama melakukan tugas-tugas yang sejenis secara bersama dalam kelompok-kelompok formal. Kelompok-kelompok ini secara khusus dibentuk dari para pekerja yang dibagi dalam keahlian teknik, kepentingan-kepentingan dan tanggung jawab. b. Struktur Divisional Struktur-struktur ini mengelompokkan bersama para pekerja dengan kecakapan kerja dan tugas-tugas yang beragam namun bekerja untuk suatu produk

yang sama, melayani pelanggan-pelanggan yang sama dan atau beroperasi pada daerah geografis yang sama pula. Struktur divisional terbagi atas: 1) Struktur produk 2) Struktur geografi 3) Struktur pelanggan 4) Struktur Matriks

2.8. POLA ORGANISASI a. Organisasi Formal Organisasi formal adalah kumpulan dari orang-orang yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perusahaan, sekolah dan negara Bagian-bagian organisasi formal : 1. Organisasi Lini Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang tegas antara pimpinan dan pelaksanaan. Peran pimpinan dalam hal ini sangat dominan dimana semua kekuasaan di tangan pimpinan. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan kegiatan yang utama adalah wewenang dan perintah. Memang bentuk organisasi semacam ini, khususnya didalam institusiinstitusi yang kecil sangat efektif karena keputusan-keputusan cepat diambil dan pelaksanaan keputusan juga cepat. Kelemahannya jenis organisasi semacam ini kurang manusiawi, lebih-lebih para pelaksana tugas bawahan hanya dipandang sebagai robot yang senantiasa siap melaksanakan perintah. 2. Organisasi Staf

Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf pelaksana. Peran staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan namun staf berperan sebagai pembantu pimpinan. Bentuk organisasi semacam ini muncul karena makin kompleksnya masalah-masalah organisasi sehingga pimpinan sudah tidak dapat lagi menyelesaikan semuanya dan memerlukan bantuan orang lain (biasanya para ahli) yang dapat memberikan masukan pemikiran-pemikiran terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Meskipun organisasi ini lebih baik dari yang pertama karena keputusan-keputusan dapat lebih baik namun kadang-kadang keputusan-keputusan tersebut akan memakan waktu yang lama karena melalui perdebatan-perdebatan yang kadang-kadang melelahkan. 3. Organisasi Lini dan Staf Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yang terdahulu disebutkan (line dan staf). Dalam organisasi ini staf bukan sekedar pelaksana tugas tetapi juga diberikan wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga pimpinan tidak sekedar memberikan perintah atau nasehat tetapi juga bertanggung jawab atas perintah atau nasehat tersebut. Keuntungan organisasi ini antara lain ialah keputusan yang diambil oleh pimpinan lebih baik karena telah dipikirkan oleh sejumlah orang dan tanggung jawab pimpinan berkurang karena mendapat dukungan dan bantuan dari staf. Dalam kehidupan sehari-hari apabila unit kerja (departemen, perusahaan dan sebagainya) akan melaksanakan suatu rencana tidak selalu langsung diikuti oleh penyusunan organisasi baru. Struktur organisasi itu biasanya sudah ada terlebih dahulu dan ini relatif cenderung permanen, lebihlebih struktur organisasi departemen. Disamping itu unit-unit kerja tersebut dijabarkan kedalam unit-unit yang lebih kecil dan masing-masing unit-unit kerja yang lebih kecil ini mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda-beda (dirjen, direktorat, bidang, seksi, devisi, dan sebagainya). Masing-masing unit kerja tersebut sudah barang tentu akan menyusun perencanaan dan kegiatan-kegiatan. Untuk pelaksanaan rencana rutin cukup oleh staf yang ada sehingga tidak perlu menyusun organisasi baru. b. Organisasi Informal

Organisasi informal adalah kumpulan dari orang-orang yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : RT dan arisan.

DAFTAR PUSTAKA Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi Buku 2, Salemba Empat, Jakarta Siswanto bedjo, 2005. Pengantar Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta Hanafi, Mamduh M. 2004. Manajemen. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Handoko, T. Hani.1995.Manajemen Edisi II. BPFE UGM. Yogyakarta. E.Kast, Fremont. E.Rosenzweig, James. 2002. Organisasi dan Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta. Sabardi, Agus. 1997. Pengantar Manajemen. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

You might also like