You are on page 1of 7

Apa yang disebut jurnalisme?

09 Sabtu Jun 2012 Posted by Moderator in Arsip, Journalism, Jurnalistik Tinggalkan Sebuah Komentar Tag jurnalis, Jurnalistik, produser, televisi Produser yang handal merupakan jurnalis berkualitas tinggi. Mereka berpikir seperti seorang wartawan. Mereka memahami bagaimana mengikuti berita harian yang merupakan bagian dari perannya sebagai produser dan sebagai wartawan. Jika kita baru dalam dunia kewartawanan masih ada beberapa langkah menuju ke arah sana.

Untuk menjadi produser yang handal kita harus memahami apa yang disebut jurnalisme. Lalu apa yang disebut jurnalisme itu sendiri? Kita tahu bahwa audiens ingin menyaksikan program berita pertama-tama untuk mengetahui berita. Mereka menonton dengan sejumlah alasan seperti melihat ramalan cuaca namun terutama mereka ingin mengetahui peristiwa hari ini. Oleh karena itu sebagai seorang produser perlu mengetahui definisi yang jelas mengenai berita dan jurnalisme. Banyak pengertian soal jurnalisme ini. Jurnalisme dimulai dengan pencarian fakta untuk dilaporkan. Sebagai seorang produser berita kita harus mampu merangkai fakta dan menyusun laporan. Namun demikian jurnalisme tidak hanya sekedar mengumpulkan informasi, jurnalisme juga menyangkut penulisan naskah dan editing. Oleh sebab itu definisi sederhana dari jurnalisme adalah melaporkan, menulis dan mengedit berita untuk diterbitkan atau disiarkan. Namun demikian seorang jurnalis yang hebat tidak hanya sekedar mengumpulkan fakta-fakta dan menyiarkannya. Sebagai produser kita harus menceritakan kepada pemirsa televisi mengapa satu berita ini penting dan bagaimana mempengaruhi kehidupan mereka. Karena kita seorang jurnalis maka kita harus meletakkan konteks, perspektif dan latar belakang dalam menyampaikan laporan, menulis naskah dan melakukan editing. Mengembangkan diri sebagai jurnalis

Kita memerlukan pengembangan diri untuk menjadi seorang jurnalis dengan sejumlah karakter sbb: 1. News junkie (suka kepada berita) Pertama-tama seorang produser yang handal haruslah seseorang yang menyukai berita. Mereka merasa lapar dan bersemangat untuk mengikuti berita. Berita adalah aliran darahnya. Newsroom yang terbaik adalah dipenuhi dengan news junkie ini. Ketika terjadi breaking news mereka ingin menjadi yang pertama memberitakannya. Mereka juga mengamati stasiun televisi lain cara memberitakan breaking news. Mereka ingin tahu gambar yang terbagus dan informasi yang paling akurat. Mereka merupakan orang-orang yang berdaya saing tinggi. 2. General knowledge (Pengetahuan umum) Sikap lainnya yang dimiliki jurnalis dan produser handal adalah mereka memiliki pengetahuan umum dan informasi tentang dunia serta bagaimana bergerak. Bagaimana kita tahu sesuatu informasi ini penting? Dimana akan ditempatkan dalam rundown? Apakah kita memiliki latar belakangnya untuk disampaikan kepada pemirsa? Inilah alasan mengapa kita harus memiliki pengetahuan sebanyak mungkin. 3. Knowledge challenge
Jika kita tidak memiliki pengetahuan dasar maka kita akan menghadapi kesalakan yang serius dalam menentukan berita mana yang penting. Keputusan memilih berita yang buruk dan kelalaian akan menyebabkan lunturnya kepercayaan newsroom dan manajer kepada kita. Lebih buruk lagi jika kita membiarkan berita yang salah mengudara maka kredibilitas stasiun televisi menjadi taruhannya. Jika pemirsa tidak percaya lagi kepada berita yang kita siarkan maka mereka tidak akan menoleh lagi kepada stasiun kita.

4. Jeopardy (berpengetahuan luas dan serba tahu) Jeopardy merupakan game televisi yang populer di Amerika Serikat soal quiz berbagai topik seperti sejarah, seni budaya, sains, olahraga dan geografi. Bayangkan Anda menjadi salah satu kontestannya yang akan menghadapi pertanyaan dengan berbagai topik. Kita bukanlah ahli namun kita harus tahu banyak. Produser biasa disebut tahu satu mil lebar dan satu inci dalamnya mengenai sesuatu informasi. Lalu bagaimana memperoleh pengetahuan yang luas ini. Resepnya: membaca, membaca dan membaca. Bacalah semua jenis majalah, buku, surat kabar dan situs internet. Membaca setiap hari akan membuat kita berwawasan mengenai isu-isu dalam berita hangat masa kini.
Bagaimana power producer tetap berwawasan Berusaha untuk mengetahui apa yang terjadi di dunia merupakan pekerjaan berat kecuali kita benar-benar peduli akan berita.

Pada awal karir sebagai produser kita akan dipaksa mengikuti berita-berita utama. Oleh karena itu begitu kita memahami betapa pentingnya peduli akan berita dalam pekerjaan kita maka kita ingin mengetahui terus menerus perkembangan berita. Agar kita tetap berwawasan maka bacalah surat kabar setiap hari termasuk surat kabar utama. Demikian juga bacalah majalah berita mingguan atau bulanan. Internet merupakan salah satu sumber utama mengetahui berita yang dimuat surat kabar, jaringan televisi dan kantor berita. Jangan lupa mengikuti perkembangan berita dari radio. Bagaimana sistem berjalan Tidaklah cukup kita peduli dan terus menerus perkembangan berita dan ilmu pengetahuan. Kita juga perlu mengetahui bagaimana proses sebuah sistem berjalan karena diperlukan saat menulis dan mengedit naskah. Kita perlu memahami bidang seperti kesehatan, bisnis, ekonomi, pendidikan dan seni-budaya. Kita perlu juga mengetahui sistem hukum kita serta sistem politik dan pemerintah. Bidang inilah yang merupakan sumber berita besar. Memang sistem tersebut kadang kompleks namun sebagai produser harus mengetahuinya. Berita sebagai sebuah proses Sebagian besar berita mengikuti sejumlah perkembangan, langkah-langkah dan tahapannya. Berita mengikuti proses berkelanjutan. Kita harus mengetahui tahapannya dari sebuah berita. Produser yang handal mengetahui sebuah informasi terkait dengan berita yang sedang berkembang. Seorang produser juga akan berusaha untuk datang ke perpustakaan atau mencari informasi dari internet untuk menjawab sejumlah kepenasaran. Produser sebagai seorang reporter Selain mengetahui bagaimana proses sebuah sistem kemasyarakatan seorang produser handal memiliki pengalaman dasar membuat laporan. Mereka mengetahui bagaimana mengumpulkan informasi mentah sebuah berita dan kemudian merangkaikannya dalam sebuah program berita. Produser handal berpikir dan bekerja seperti seorang reporter. Mengapa kemampuan membuat laporan penting? Kita memerlukan kemampuan itu untuk menambah kedalaman dan konteks dari sebuah berita. Namun dalam kesempatan lain kita harus membuat sebuah berita asli dari lapangan. Misalnya ketika kita mengetahui ada breaking news yang potensial maka kita akan menghubungi sejumlah sumber untuk memeriksa kebenaran berita itu. Karena produser handal juga seorang reporter maka perlu mengetahui nara sumber berita. Membangun nara sumber berarti kita tidak tergantung kepada orang lain di newsroom. Mendapatkan pengetahuan umum memerlukan waktu dan dedikasi. Oleh karena itu putuskan untuk menyisihkan waktu dan mendedikasikan diri guna mengumpulkan informasi ini.

Sumber: Power Producer by Dow Smith(2002)

Dapatkan Jurnalistik Praktis


buku, jurnalis, Jurnalistik, wartawan

Dapatkan dengan membeli online di Leutikaprio.com ISBN: 978-602-225-402-7 Terbit: Mei 2012 Halaman : 125, BW : 125, Warna : 0 Harga: Rp. 31.300,00 Deskripsi: Jika Anda memutuskan memasuki dunia jurnalistik apakah sebagai wartawan bidang media cetak atau elektronik, segera ambil langkah itu. Jangan menunggu sampai habis umur kita memikirkannya. Putuskan sesegera mungkin ! Dan bertindaklah ! Jika Anda ragu, bertanyalah mengenai prospek di bidang ini kepada sahabat, rekan atau orang yang bisa diminta pertimbangkan. Setelah mengambi keputusan, tuliskanlah ! Tuliskan keputusan itu diatas sehelai kertas atau di sebuah file atau di sebuah blog. Tuliskan dengan rinci tujuan Anda dalam karir itu. Tidak menuliskan secara eksplisit untuk keperluan Anda sendiri, maka keputusan itu tidak lain adalah harapan kosong. Menjadi wartawan bisa menjadi pilihan hidup. Namun dibalik itu terbentang kesempatan untuk bertemu berbagai jenis manusia mulai dari seorang pemulung sampai seorang presiden. Profesi wartawan bisa membawa Anda juga berkeliling Indonesia. Dan yang tentu banyak diimpikan, profesi ini bisa mengajak Anda berkeliling dunia !

Buku ini menjelaskan motif Anda untuk menjadi seorang jurnalis handal, apa saja syaratnya dan kemampuan apa yang dikehendaki. Dalam buku ini Anda akan menemukan kejadian seperti apa yang disebut berita dan apa pula yang disebut fakta bernilai berita. Lalu bagaimana wawancara yang dilakukan seorang wartawan dan bagaimana pula liputan di lapangan yang akan dijalani seorang jurnalis. Lebih dari itu buku ini menjelaskan tips-tips praktis ketika Anda sudah terjun di dunia jurnalistik. Tips ini bisa juga memotivasi mereka yang mau terjun ke dunia media massa. Klik di : http://www.leutikaprio.com/produk/110930/komunikasi/1205564/jurnalistik_praktis/11061570/ asep_setiawan

Peran Baru Jurnalis Profesional


jurnalisme, Jurnalistik Dengan berkembangnya citizen journalism atau jurnalisme warga, berita sekarang dapat dibuat oleh siapapun. Pegiat jurnalistik tidak terbatas pada mereka yang bekerja di bidang jurnalistik tetapi sudah melibatkan hampir semua orang. Akses terhadap teknologi informasi yang semakin luas membuat kesempatan semakin besar bagi banyak orang untuk menjadi jurnalis dadakan. Kadang-kadang laporan mereka cepat karena hadir di tempat kejadian. Dengan telepon pintar di tangan mereka bisa menulis di Twitter atau Facebook untuk berita langsung terjadi. Lalu mereka bisa menulis juga di sebuah blog. Perkembangan inilah yang menyebabkan tumbuh istilah yang disebut pro-summer atau producerconsumer. Setiap orang terbuka peluang menjadi produser berita dan sekaligus sebagai konsumen informasi yang disediakan media massa. Salah satu konsekuensi perkembangan ini maka jurnalis tidak hanya sebagai gate-keeper atau penjaga gawang lalu lintas informasi saja. Peran mereka bertambah yakni sebagai authenticator dan contextualizer. Pertama, sebagai authenticator kalangan jurnalis profesional ini berperan membantu masyarakat pengguna informasi untuk menyeleksi banjir informasi. Jurnalis juga akan memberikan identifikasi mana berita yang dapat dipercaya, kredibel dan dapat diyakini kebenarannya serta akurasinya. Kedua, sebagai contextualizer peran jurnalis adalah menyediakan laporan lebih dalam lagi sehingga audiens dapat mengetahui apa artinya informasi yang diterimanya itu, mengaitkannya dengan kehidupan mereka sehingga bisa memanfaatkan informasi itu untuk digunakan apakah dalam pengambilan keputusan atau langkah-langkah kehidupan mereka dalam jangka pendek atau panjang. Dengan kata lain jurnalis profesional akan menyusun serpihan informasi yang banyak dalam satu kesatuan dan menyampaikannya kepada audiens dalam satu cerita. Kemudian juga jurnalis profesional ini memiliki peran dalam mengungkapkan sesuatu yang selama ini masih rahasia atau misteri.

Peran yang menonjol dari sekedar gate keeper menjadi authenticator dan contextualizer ini akan membuka peluang baru serta model baru dalam pemberitaan dan pembuatan feature baik format jurnalistik cetak, audio, televisi dan bahkan online. (Asep Setiawan) Sumber: asepsetiawan.com

Journalism
Journalism, jurnalisme, Jurnalistik

Tips masuk dunia jurnalistik (3)


Tag Jurnalistik, wartawan Karena beberapa hal, para pengunjung mungkin kecewa melihat lambatnya pekembangan blog ini karena editor lebih fokus ke journalist-adventure.com. Baiklah melanjutkan soal tips masuk dunia jurnalistik yang diposting 23 Juli 2006 (wah sudah lama ya), kita lanjutkan lagi perbincangan soal kiat masuk dunia jurnalistik. Setelah dalam posting sebelumnya Tips masuk dunia jurnalistik (1) dibahas soal minat yang menggebu dengan mulai belajar menulis dan menulis kemudian Tips kedua menulsikan program menjadi jurnalis, maka sekarang akan diulas soal kebiasaan menulis dengan perspektif. Apa kebiasaan menulis dengan perspektif? Menulis dalam dunia jurnalistik harus memiliki angle, memiliki sudut pandang dan memiliki tekanan. Dunia jurnalistik adalah dunia yang serba cepat berkembang sehingga sangat penting bagi mereka yang memiliki minat terjun ke dunia ini kemampuannya menulisnya serba cepat. Cepat tetapi tentu akurat. Soal akurasi ini kita akan kaji dalam pertemuan lainnya. Yang disebut menulis dengan perspektif ini adalah menuangkan gagasan dengan satu sudut pandang yang dianggap kuat dan menonjol saat itu. Menliskan laporan dengan sudut pandang sangat penting untuk membuat jiwa dalam tulisan sesuai dengan kebijakan editorial sebuah media. Untuk sampai ke arah sana latihlah tulisan yang memiliki perspekif yang memiliki sudut pandang. Media massa melaporkan peristiwa dengan tekanan dan sudut pandang tertentu. Dalam bahasa media massa adalah angle (sudut pandang). Angle inilah yang kemudian menggulirkan laporan dari hari ke hari, dari minggu ke minggu dan dari bulan ke bulan. Editorial media itu sendiri nanti yang akan menguakan sudut pandang dan membedakan angle satu media dengan media

lainnya. Angle inilah yang akan jadi ruh sebuah media sehingga pemirsa atau pembaca akan merasakan sudut pandang media itu. Nah untuk belajar menuliskan sudut pandang ini, kita ambil contoh musibah longsor di Ciwidey baru-baru ini. Langkah pertama tentu menulis soal peristiwanya sendiri, berapa korban dan berapa yang hilang. Mengapa korban? Sebab berita adalah menyangkut manusia. Musibah dan bencana adalah drama manusia. Drama tentang kesedihan dan kegembiraan luput dari bencana. Oleh sebab itulah maka tuliskan dalam latihan ini angle korban sebagai sudut pandang. Misalnya: Sedikitnya 20 orang meninggal akibat tanah longsor di Ciwidey, Bandung. Dari satu kalimat itu dapat berkembang banyak hal yang bisa mengungkap tentang korban ini termasuk jumlah orang yang hilang. Dalam latihan sebelum kita benar-benar menjadi seorang jurnalis, menuliskan peristiwa yang kita lihat dan dengar akan sangat bermanfaat membiasakan diri menulis dalam konteks pemberitaan, pelaporan. Tentu saja latihan sebelum benar-benar menjadi jurnalis ini kita biasakan untuk semua peristiwa yang terjadi di sekeliling kita, bahkan kalau bisa yang lebih dekat dengan keberadaan penulis sehingga lebih berkesan dan mendalam. Mengapa yang dekat? Karena prinsip proximity (kedekatan) merupakan satu hal penting dalam dunia jurnal (harian) dimana mereka yang terdekat akan sangat ingin tahu apa yang terjadi di sekelilingnya. Naluri manusia berupa rasa penasaran dan ingin tahu inilah yang akan menjadi penting dalam dunia jurnalistik dan mengapa dunia jurnalistik akan tetap hidup. Sepanjang manusia memiliki insting ingin tahu maka dengan sendirinya akan terdorong untuk membaca, mendengar dan melihat dengan panca inderanya segala apa yang terjadi di dekatnya. Bagi manusia rasa ingin tahu ini juga merupakan bekal untuk mengantisipasi apa yang menimpa mereka. Setidaknya juga menjadi bekal informasi mankala ada keluarga dekat dan jauh terkena bencana sehingga bisa segera menolong atau memberikan perhatian. Oleh seba itulah maka penting bagi mereka yang berkeinginan terjun ke dunia jurnalistik melaporkan sesuatu dengan cepat dan akurat peristiwa yang paling banyak mempengaruhi manusia. Jika langkah pertama menulis mengenai peristiwa bencana tadi dimulai dengan angle siapa yang jadi korban dan berapa jumlahnya, maka pada hari berikutnya seorang jurnalis akan melangkah kepada langkah penyelamatan mereka yang masih tertimbun jika memang ada atau upaya yang dilakukan tim SAR untuk menyelamatkan korban.

You might also like