You are on page 1of 105

INTRODUCTION TO RESEARCH METOODLOGY

Coba, sejenak renungkan, betapa sangat berbeda keadaan zaman dulu dan sekarang. Ilmu dan teknologi telah mampu memunculkan perkembangan dan melukis sebuah peradaban. Coba fikirkan, kira-kira apa yang membuat semua itu terjadi. Apa yang mendorong manusia berbuat sehingga berkembang ? Dorongan upaya mengatasi masalah; Rasa ingin tahu (curiousity); Tidak hanya dorongan akan hal praktis tapi juga untuk keindahan (Art).

Sebenarnya bgm awal mula cerita manusia berfikir ? Manyarakat dulu mengenal

MITOS

Mitos, Penalaran dan Berbagai Cara dalam Memperoleh Pengetahuan

Penyebab adanya mitos, rasa ingin tahu yang tidak terpuaskan oleh pengamatan dan pengalaman yang dimiliki sehingga memunculkan gambaran imajinatif atau rekaan. MITOS adalah pengetahuan-pengetahuan baru hasil rekaan yang merupakan gabungan antara hasil pengamatan dengan peralatan yang serba tidak mencukupi, pengalaman yang relatif masih sedikit serta didasari kepercayaan akan adanya kekuatan yang menguasai mereka.

Mitos, pada jaman itu berkembang karena : Sangat sedikitnya pengetahuan manusia yang disebabkan oleh keterbatasan pengamatan yang dapat dilakukan, Kemampuan menalar yang sangat rendah, dapat terpenuhinya hasrat ingin tahunya.
Berfikir adalah suatu kegiatan untuk memperoleh/menemukan pengetahuan yang benar. Proses berfikir dalam menarik kesimpulan yang berupa pengetahuan yang benar disebut PENALARAN. Penalaran merupakan kegiatan berfikir yang mempunyai ciri-ciri tertentu yaitu logis dan analitis.

Sampai saat inipun masih ada, cara untuk memperoleh pengetahuan yang tidak berdasarkan penalaran : Pengambilan keputusan berdasarkan perasaan Intuisi, yaitu kegiatan berfikir yang tidak analitis, tidak berdasarkan pada pola berfikir tertentu. Wahyu, pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia Trial and error, yaitu suatu cara untuk memperoleh pengetahuan secara coba-coba atau untung-untungan.

ILMU dan METODE ILMIAH


Ciri keilmuan dilihat dari landasan ontologis, epistemologi dan axiologi : Landasan ontologis berbicara tentang objek penelaahan ilmu yaitu seluruh segi kehidupan yang dapat diuji oleh panca indra manusia. Ilmu membatasi dari pada kejadiankejadian yang bersifat empiris. Dalam usaha memperoleh pengetahuan, ilmu mempunyai tiga asumsi mengenai objek empiris yaitu : Objek-objek tertentu satu dengan yang lain mempunyai keserupaan; suatu benda dalam jangka waktu tertentu tidak mengalami perubahan; tiap gejala buka merupakan gejala yang bersifat kebetulan tetapi mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap.

Epistemologi membahas secara mendalam proses-proses yang terlihat dalam usaha manusia untuk memperoleh pengetahuan (prosedur, cara/teknik, hal yang diperhatikan agar diperoleh pengetahuan yang benar, kebenaran dan kriteria tentang kebenaran. Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui proses yang dinamakan metode ilmiah.

Axiologi berkenaan tentang penggunaan dan kaitan antara penggunaan ilmu tersebut dengan kaidah moral. Dulu para ilmuan bersemboyan ilmu yang merdeka yang bebas dari nilai. Terdapat pendapat bahwa ilmu adalah kekuasaan. Kekuasaan ini apakah merupakan berkat atau malapetaka bagi manusia tergantung dari manusia yang menggunakan sendiri. Ilmu harus memiliki landasan moralitas ialah martabat manusia. Ilmu harus ditujukan untuk meningkatkan martabat manusia. Ilmu harus merupakan alat untuk memberikan kemudahan bagi manusia untuk hidup sesuai dengan kodratnya.

Metodologi merupakan bagian epistemologi yang mengkaji perihal urutan langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memiliki ciri-ciri ilmiah. Prinsip metodologi oleh beberapa ahli :

Rene Descartes. Dalam karyanya Discourse On Methoda, dikemukaan 65prinsip metodologi : 1) pembicaraan tentang ilmu diawali dengan akal sehat, 2) memahami empat kaidah pokok tentang metode yang dipergunakan dalam aktivitas ilmiah atau penelitian: mengedepankan sikap cermati dan hatihati dalam menerima sebuah simpulan pernyataan/kebenaran; menguraikan masalah dalam berbagai bagian sehingga menjadi lebih mudah diselesaikan; penyelesaian secara tertib mulai dari bagian yang sederhana menuju kompleks; selalu meninjau ulang setiap tahap penyelesaian; skeptis metodis dalam menerima kebenaran, 3) menjadikan kaidah moral sebagai landasan, 4) teguh hati dalam kebenaran, 5) menegaskan bahwa jasmani (jasad) dan jiwa bernalar adalah dualisme kodrat (substansi) dalam diri manusia.

Alfred Julesayer Dalam karya berjudul Language Truth and Logic, dikemukaan beberapa hal terkait prinsip metodologi yaitu : verifikasi dalam arti ketat (sejauh mana pernyataan kebenaran itu mendukung pengalaman secara meyakinkan) dan lunak (membuka kemungkinan menerima pernyataan dalam sejarah dan ramalan masa depan) sebagai pernyataan yang mengandung makna; menolak pernyataan-pernyataan yang dianggap tidak mengandung makna, misal hal metafisika.

Karl Raimund Popper Mengkritisi sikap verifikasi dalam menjustifikasi kebenaran. Prinsip K.R. Popper adalah : teori ilmiah selalu bersifat hipotesis (dugaan sementara); menerapkan cara kerja induksi yang diawali dengan pengamatan berulangulang hingga diperoleh gejala umum yang disebut hipotesa lalu dikukuhkan dengan bukti empiris yang mendukung untuk kemudian dijadikan hukum; terdapat prinsip falsabilitas, dimana sebuah hipotesis bersifat sementara sejauh belum ditemukan kesalahan-kesalahan didalamnya. Namun dapat pula bersifat corborration, dimana sebuah hipotesa dapat bertahan melawan segala upaya penyangkalan.

See you next week ...............

METODE ILMIAH, SIKAP ILMIAH DAN LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL METODE ILMIAH

Pengetahuan disebut ilmiah jika memenuhi empat syarat :


Objektif : pengetahuan adalah sesuai dengan objkenya Metodik : pengetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentu dan terkontrol Sistematik : pengetahuan ilmiah tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lain berkaitan. Berlaku umum : tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang saja tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.

Cara berfikir manusia untuk memperoleh pengetahuan yang benar

Rasionalisme : rasio/akal saja yang dapat membawa orang kepada kebenaran Empirisme : pengetahuan manusia tidak diperoleh lewat penalaran rasional yang abstrak tetapi lewat pengalaman yang konkret. Kaum empiris berpegang pada prinsip keserupaan, yaitu bahwa pada dasarnya alam adalah teratur.

Sikap Ilmiah

Jujur Terbuka Toleran Skeptis Optimis Pemberani Kreatif

Langkah-langkah operasional metode ilmiah :

Perumusan masalah Masalah adalah pertanyaan apa, mengapa ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti. Masalah harus jelas batas-batasnya serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penyusunan hipotesis Hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Hipotesisi juga dipandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam suatu observasi atau eksperimentasi.

Pengujian hipotesis merupakan usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah fakta-fakta mendukung hipotesis tersebut atau tidak. Penarikan kesimpulan Didasarkan atas penilaian melalui analisis dari faktafakta (data), untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima bila fakta-fakta yang dikumpulkan mendukung pernyataan hipotesis.

PANCA INDRA

Manusia sebagai makhluk berfikir


* Hakikat Pribadi Manusia -Sebagai makhluk Tuhan yang otonom
Manusia dilahirkan oleh Tuhan melalui manusia lain (orang tua), sadar akan hidup dan kehidupannya dan sadar pula akan tujuan hidupnya, yaitu kembali kepada Tuhan. Manusia adalah makhluk yang lemah yang keberadaannya bergantung pada Tuhannya. Tetapi ketergantungan (dependence) ini adalah ketergantungan yang berkeleluasaan (independence). Manusia menerima ketergantungan itu dengan otonomi, independensi serta kreativitas sehingga mampu mempertahankan dan mengembangkan hidup serta kehidupannya.

-Sebagai makhluk Tuhan yang berjiwa raga


Unsur jiwa raga yang menyatu dalam struktur diri pribadi, sehingga diri pribadi manusia adalah jiwa yang meraga dan raga yang menjiwa. Jiwa yang meraga : jiwa yang maujud dalam bentuk raga, yang dapat dipahami dari kecenderungan-kecenderungan badan. Jika jiwa lemah, maka badan akan lemah, tdk enerjik dan tidak berbahagia.

Raga yang menjiwa : suatu kecenderungan fenomena badan yang menjadi bersifat kejiwaan. Tingkah laku badan tidak dapat dipahami sebagai gerakan material belaka tetapi lebih daripada itu terkandung kecenderungan-kecenderungan spiritual tertentu.

-Sebagai makhluk individu yang memasyarakat


Individu yang memasyarakat Lahir sebagai individu, namun berkeadaan lemah sehingga bergantung pada pihak lain. Oleh karena itu setiap prbadi SADAR, sebagai pribadi ciptaan Tuhan, sadar bahwa dirinya memiliki potensi untuk hidup diatas otonomi dan kebebasan sehingga ingin menjadi diri sendiri dengan segala keunikannya. Masyarakat yang mengindividu Terkadang potensi individu terserap habis oleh idealisme sosial yang berlaku (orang tua, masyarakat luas). Misal : masyarakat kampus dengan para pencari kebenaran (mahasiswa dan dosen). Pejabat lembaga adalah badan pelaksana kepentingan tersebut. Oleh karena itu perlu dikembangkan sikap ilmih dalam kehidupan kampus.

* Manusia sebagai makhluk berfikir


Manusia adalah makhluk yang istimewa. Kemmapuan berfikir yang ada dalam satu struktur perasaan dan kehendak (animal rationale-Aristoteles). Apa yang difikirkan ? Pengenalan manusia terhadap segala sesuatu yang disekelilingnya. Mengenal kedudukan, fungsi dan keterkaitan antar hal hal yang dikenal Kreativitas meningkatkan kualitas pemikiran : mistis-religius, ontologis-kefilsafatan, konkret-fungsional. -Pemikiran mistis-religius : menerima segala sesuatu sebagai kodrat Tuhan -Pemikiran ontologis-kefilsafatan : menempatkan sesuatu secara normatif (keilahian dan kefilsafatan) -Pemikiran konkret-fungsionalitas : adanya terobosan baru, kreativitas penciptaan teknologi yang sedemikian rupa sehingga orang tidak harus mengikuti hukum alam, melainkan justru bagaimana hukum alam itu bisa dilampaui.

Pengetahuan, Ilmu dan Filsafat


Pengetahuan
Empat gejala tahu : -Tidak dari permulaan adanya manusia itu sudah tahu (Apa ini, apa itu..) -Tahu yang memuaskan manusia adalah tahu yang benar. Tahu yang tidka benar berarti keliru -Apakah obyek dari tahu itu? Manusia kagum atas hal-hal yang ada disekelilingnya. Panca indera memungkinkan manusia memasukkan sejumlah pengalaman dalam dirinya. Pengetahuan akan terbentuk ketika manusia mengadakan putusan pada pengalamannya. -Manusia yang tahu itu, tahulah ia bahwa ia tahu ( bahkan dari kekliruan sekalipun)

-Kekuatan Putusan :
Oramg tahu bahwa pohon itu rendah (pengetahuan) Mengetahui hal rendah pada phon tsb, berarti dia mengakui sesuatu terhadap sesuatu, disebut putusan. Pada dasarnya putusan dan pengetahuan itu adalah sama. Dimana ada persesuaian antara pengetahuan dengan obyeknya disitulah ada kebenaran. Putusan yang pasti benar itulah kepastian. Terdapat persesuaian antara pengetahuan dan objeknya.

-Kepastian dan Keyakinan


Manusia berkeyakinan ada cukup alasan bahwa pengetahuannya sesuai dengan obyeknya maka ia mempunyai kepastian. Dalam kepastian itu ia bersikap tidak sangsi. Karena ia tahu dasar pengetahuannya. Mencapai kepastian yang mengandung kebenaran amat memuaskan dan ia disebut berkeyakinan. Tetapi bukanlah jaminan bahwa pengetahuan itu sesuai dengan objeknya. Contoh keyakinan tentang Geosentris dan heliosentris.

-Kepercayaan
Boleh dikatakan, keyakinan adalah sikap mental atas dasar kepastian bahwa ada kebenaran, tetapi kebenaran yang diselidiki sendiri. Tetapi ada kemungkinan orang mempunyai keyakinan akan kebenaran bukan karena penyelidikannya sendiri melainkan atas dasar pemberitahuan orang lain. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara demikian disebut Kepercayaan.

-Pengetahuan Biasa
Pengetahuan yang dipergunakan orang, terutama untuk hidupnya sehari-hari tanpa mengetahui seluk beluk yang sedalm dalamnya dan seluas-luasnya, tidka mengetahui sebabnya demikian dan apa sebabnya harus demikian disebut pengetahuan biasa.

* Ilmu Pengetahuan
Adalah pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran ilmiah tentang objek tertentu yang diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang (approach), metode (methods) dan sistem tertentu. Ilmu pengetahuan filosofis (Apakah sesuatu itu ?) : mempelajari hakikat/esensi sesuatu Ilmu pengetahuan kausalistik (Mengapa sesuatu itu ada ?) : mencari sebab musabab keberadannya Ilmu pengetahuan yang bersifat deskriptif analitik (menjelaskan sifat-sifat umum objek) (Bagaimana keberadaannya ?) : menjelaskan sifat-sifat umum suatu objek Ilmu pengetahun normatif (Apa tujuan keberadaannya ?) : memahami norma suatu objek sehingga tergambar tujuan dan manfaat dari objek.

-Objek materi dan Objek Forma


Objek materi adalah sasaran materiil suatu penyelidikan, pemikian atau penelitian keilmuan, bisa berupa material maupun non-material. Menurut objek formanya : ilmu pengetahuan fisis (alam) dan non fisis (sosial, humaniora).

Ciri objek ilmu : Segala sesuatu yang dapat diindera (empiris) -Objek itu satu dengan yang lain serupa -Objek itu adalah tidak berubah dalam jangka waktu tertentu -Objek itu terjadi berdasarkan pola tertentu yang bersifat tetap

-Sistem dalam Ilmu Pengetahuan


Berkaitan dengan ciri objek ilmu maka, diperlukan sistem sebagai daya kerja aktif yang menggerakkan dan mengarahkan langkah-langkah yang telah ditentukan dalam metode yang diatur sedemikian rupa sehingga kontinuitas dan konsistensi daya kerja metode itu mencapai tujuan akhir. Sistem tertutup, sistem terbuka, sistem alami, sistem buatan, sistem yang berbentuk lingkaran, sistem yang berbentuk garis lurus.

Sistem tertutup : sistem yang tidak memungkinkan masuknya unsur-unsur baru ke dalamnya. Misalnya : susunan alam semesta Sistem Terbuka : memberikan peluang bagi masuknya unsur unsur baru agar keberadaan sesuatu hal kemungkinan bisa tetap berlangsung. Misal : Kehidupan masyarakat Sistem Alami : sejak awal sudah merupakan satu kesatuan yang utuh dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal. Misal : alam semesta, manusia Sistem Buatan : hasil karya manusia. Misal : perkembangan ilmu pengetahuan yang berperan atau berfungsi sebagai alat perlengkapan bagi pemenuhan kebutuhan hidup sehari hari. Sistem yang berbentuk lingkaran : perkembangan dari sistem buatan, memperluas peran dan fungsi, saling mempengaruhi. Misal : dampak teknologi pada aspek sosial masyarakat (buruk, baik) Sistem berbentuk garis lurus : hasil karya manusia, berjenjang dan berhierarki. Misal : sistem sosial kemasyarakatan, Misal : negara, provinsi, kota, kecamatan, kelurahan, rw, rt

-Kebenaran Imu Pengetahuan


Adalah pengetahuan yang jelas dari suatu obyek materi yang dicapai menurut obyek forma (cara pandang) tertentu dengan metode yang sesuai dan ditunjang oleh suatu sistem yang relevan. Pengetahuan yang demikian tahan uji, baik dari verifikasi empiris maupun yang rasional karena cara pandang, metode dan sistem yang dipakai bersifat empiris dan rasional secara silih berganti. Teori Saling Hubungan (Coherence Theory) : kebenaran itu tergantung pada adanya saling hubungan diantara ide- ide secara tepat yaitu ide ide yang sebelumnya telah diterima sebagai kebenaran. Misal : Teori heliosentris, teori rotasi, teori revolusi. Teori Persesuaian (Correspondence Theory) : persesuaian antara pernyataan tentang fakta dan fakta iru sendiri. Lebih kepada pembuktian empiris. Teori Kegunaan (Pragmatic Theory) : bahwa kebenaran iru mengandung kondisi kondisi yang berupa manfaat (utility), kemungkinan dapat dikerjakan (workability) dan konsekuensi yang memuasakan/hasil (satisfactory results)

* Filsafat -Pengertian filsafat Philein : cinta dan sophia : kebijaksanaan Artinya cinta kebijaksanaan, atau hasrat/keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati. -Karakteristik berfikir filsafati Menyeluruh Mendasar Spekulatif -Hubungan filsafat dengan kebudayaan dan lingkungan (Kebudayaan, Lingkunagn, Ilmu Pengetahuan, Agama) -Guna Filsafat Menambah pengetahuan, menyelidiki sesuatu secara mendalam. Melatih diri berfikir kritis dan runtut Mempunyai kegunaan praktik, misal tentang hal etika, logika, estetika. -Fungsi : berawal sebagi ibu ilmu pengetahuan. Perkembangan keadaan, filsafat harus menjawab problem. Lahirlah spesialisasi sehingga hubungan antara cabang dan ranting ilmu pe ngetahuan menjadi sangat kompleks.

-Persoalan filsafat Ada 6 persoalan filsafat : Ada (menghasilkan cabang metafisika), pengetahuan (menghasilkan cabang filsafat epistemologi), metode (menghasilkan cabang filsafat metodologi), penyimpulan (menghasilkan cabang filsafat logika), moralitas (menghasilkan cabang filsafat etika), dan keindahan (menghasilkan cabang filsafat estetika).

PRINSIP PRINSIP METODOLOGI


Pengantar Metodologi merupakan hal yang mengkaji perihal urutan langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri ilmiah. Pada dasarnya, bidang dan disiplin ilmu pengetahuan apa saja, menggunakan metode yang sama, jika ada perbedaan hal ini tergantung pada : jenis, bentuk dan sifat objek serta pendekatan, sudut pandang, tujuan dan ruang lingkup masing-masing disiplin ilmu.

PENGERTIAN METODOLOGI

Berasal dari kata metode dan logos. Artinya, ilmu yang membicarakan tentang metode metode. Kata metode berasal dari bahasa Yunani methodos, dari meta (menuju, melalui, mengikuti, sesudah) dan hodos (jalan, perjalanan, cara, arah). Arti methodos : penelitian, metode ilmiah, hipotesis ilmiah, uraian ilmiah Menurut Anton Bakker (1984), metode adalah : cara bertindak menurut sistem aturan tertentu.

Beda pengertian metode dengan metodologi :

Metoda adalah suatu cara, jalan, petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis sehingga memiliki sifat yang praktis. Adapun metodologi disebut juga science of methods, ilmu yang membicarakan cara, jalan atau petunjuk praktis dalam penelitian sehingga metodologi penelitian membahas konsep teoritis berbagai metode. Implementasinya, seorang peneliti dapat memilih metode dengan dasar-dasar filosofis tertentu, yang konsekuensinya diikuti dengan metode penelitian yang konsisten dengan metodologi yang dipilihnya.

Menurut Suparlan Suhartono

Metode Suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin ilmu untuk mencapai suatu tujuan

Metodologi Pengkajian mengenai model atau bentuk metode, aturan yang harus dipakai dalam kegiatan ilmu pengetahuan

Peter R. Senn

Suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis

Suatu pengkajian dalam mempelajari peraturanperaturan metodologi tersebut

Simpulan : Metodologi lebih bersifat umum dan metode lebih bersifat praktis.

UNSUR-UNSUR METODOLOGI

Interpretasi : menafsirkan, membuat tafsiran, tetapi yang tidak bersifat subjektif (menurut selera orang yang menafsirkan) melainkan harus bertumpu pada evidence objek untuk mencapai kebenaran yang autentik. Induksi dan Deduksi. Menurut Beerling, setiap ilmu terdapat penggunaan metode induksi dan deduksi menurut pengertian siklus empiris (observasi, induksi, deduksi, eksperimentasi, evaluasi) Keterhubungan. Semua unsur berada dalam satu lingkaran keterhubungan. Holistis. Identitas objek akan terlihat bila ada korelasi dan komunikasi dengan lingkungannya.

Kesinambungan historis. Rangkaian kegiatan dan peristiwa dalam kehidupan setiap orang merupakan mata rantai yang tidak terputus. Yang baru masih berlandaskan yang dahulu, tetapi yang lama juga mendapat arti dan relevansi baru dalam perkembangan yang lebih kemudian. Justru dalam hubungan mata rantai itulah harkat manusia yang unik dapat diselami. Idealisasi. Proses untuk membuat yang ideal, upaya untuk memperoleh hasil yang ideal atau sempurna. Komparasi. Memperbandingkan sifat hakiki dalam objek sehingga dapat menjadi lebih jelas dan lebih tajam. Dapat digunakan untuk mempertegas kesamaan dan perbedaan sesuatu sehingga hakikat objek dapat dipahami dengan semakin jelas.

Heuristika. Berkaitan dengan metode atau jalan baru secara ilmiah untuk memecahkan masalah. Analogikal. Meneliti arti, nilai dan maksud yang terekpresikan dalam fakta atau data sehingga jelas, situasi yang lebih terbatas dengan situasi yang lebih luas. Deskripsi. Data yang dieksplisitkan/dideskripsikan memungkinkan dapat dipahami secara mantap.

Metodologi merupakan bagian epistemologi yang mengkaji perihal urutan langkahlangkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memiliki ciri-ciri ilmiah. Prinsip metodologi oleh beberapa ahli :

Rene Descartes. Dalam karyanya Discourse On Methoda, dikemukaan 5 prinsip metodologi : 1) pembicaraan tentang ilmu diawali dengan akal sehat, 2) memahami empat kaidah pokok tentang metode yang dipergunakan dalam aktivitas ilmiah atau penelitian: mengedepankan sikap cermati dan hati-hati dalam menerima sebuah simpulan pernyataan/kebenaran; menguraikan masalah dalam berbagai bagian sehingga menjadi lebih mudah diselesaikan; penyelesaian secara tertib mulai dari bagian yang sederhana menuju kompleks; selalu meninjau ulang setiap tahap penyelesaian; skeptis metodis dalam menerima kebenaran, 3) menjadikan kaidah moral sebagai landasan, 4) teguh hati dalam kebenaran, 5) menegaskan bahwa jasmani (jasad) dan jiwa bernalar adalah dualisme kodrat (substansi) dalam diri manusia.

Alfred Julesayer

Dalam karya berjudul Language Truth and Logic, dikemukaan beberapa hal terkait prinsip metodologi yaitu : verifikasi dalam arti ketat (sejauh mana pernyataan kebenaran itu mendukung pengalaman secara meyakinkan) dan lunak (membuka kemungkinan menerima pernyataan dalam sejarah dan ramalan masa depan) sebagai pernyataan yang mengandung makna; menolak pernyataan-pernyataan yang dianggap tidak mengandung makna, misal hal metafisika.

Karl Raimund Popper

Mengkritisi sikap verifikasi dalam menjustifikasi kebenaran. Prinsip K.R. Popper adalah : teori ilmiah selalu bersifat hipotesis (dugaan sementara); menerapkan cara kerja induksi yang diawali dengan pengamatan berulangulang hingga diperoleh gejala umum yang disebut hipotesa lalu dikukuhkan dengan bukti empiris yang mendukung untuk kemudian dijadikan hukum; terdapat prinsip falsabilitas, dimana sebuah hipotesis bersifat sementara sejauh belum ditemukan kesalahan-kesalahan didalamnya. Namun dapat pula bersifat corborration, dimana sebuah hipotesa dapat bertahan melawan segala upaya penyangkalan.

KUIS :

Sebutkan 3 contoh pengetahuan tentang falak yang saudara ketahui (boleh dalam pendekatan atau sudut pandang apa saja ) ! Sebutkan, satu mata kuliah bidang falak (materi khusus/keahlian) yang anda minati) ! Dari mata kuliah tersebut, coba rumuskan satu permasalahan yang menurut anda menarik, anda minati, dan memungkinkan untuk dikaji secara ilmiah !

PENEMUAN KEBENRAN, DEFINISI dan PENALARAN


Cara Penemuan Kebenaran : Penemuan secara Kebetulan (Contoh : kina sebagai obat malaria) Penemuan Coba dan Ralat (tanpa perencanaan yang jelas) Penemuan melalui otoritas atau kewibawaan Penemuan secara spekulatif (ada sejumlah dugaan, memilih secara spekulatif) Penemuan kebenaran lewat cara berfikir kritis dan rasional Penemuan kebenaran melalui penelitian ilmiah

DEFINISI KEBENARAN :
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang ditulis Purwadarminta, ditemukan arti kebenaran : Keadaan (hal dan sebagainya) yang benar (cocok dengan hal atau keadaan yang sesungguhnya) Sesuatu yang benar (sungguh ada, betul betul demikian halnya dsb), misal kebenaran yang diajarkan agama Kejujuran, kelurusan hati, misal tidak ada seorangpun sangsi akan kebaikan dan kebenaran hatimu Selalu izin, perkenanan, misal dengan kebenaran yang dipertuan Jalan kebetulan, misal penjahat itu dapat dibekuk dengan cara kebenaran saja.

SIFAT KEBENARAN
Menurt Abbas Hamami Mintaredja, kata kebenaran dapat digunakan sebagai suatu kata benda yang konkret maupun abstrak. Proposisi (maksud yang terkandung dalam suatu pernyataan/statement) yang diuji itu pasti memiliki kualitas, sifat atau karakteristik, hubungan dan nilai. Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan (pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, pengetahuan filsafati dan kebenaran pengetahuan yang terkandung dalam pengetahuan agama) Kebenaran dikaitkan dengan sifat atau karakteristik dari bagaimana cara atau dengan alat apakah seseorang membangun pengetahuannya Kebenaran yang dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan (pengetahuan kebenaran yang sifatnya subjektif dan pengetahuan kebenaran yang sifatnya objektif/tentang alam atau ilmu-ilmu alam)

TEORI KEBENARAN dan KEKHILAFAN


Secara tradisional, teori teori kebenaran itu antara lain sebagai berikut :

Teori Kebenaran Saling Berhubungan. Dibangun oleh para pemikir rasionalis, ..suatu proposisi cenderung benar jika proposisi tsb dalam keadaan saling berhubungan dgn proposisi proposisi lain yg benar, atau jika makna yg dikandungnya dlm keadaan saling berhubungan dgn pengalaman kita... Misal proposisi tentang penemuan kerajaan Majapahit 1478, pembuktiannya dengan proposisi sebelum sebelumnya, fakta sejarah dsb. Teori Kebenaran Saling Berkesuaian. Suatu proposisi bernilai benar apabila saling bersesuaian langsung pada dunia kenyataan. Misal, pengetahuan air akan menguap jika dipanasi s.d 100 derajat Teori Kebenaran Inherensi. Proposisi dianggap benar jika bermanfaat. Misal, anggapan akan selamat jika turun dari mobil di sebelah kiri Teori Kebenaran Berdasarkan Arti. Misal pendefinisian arti filsafat, disebutkan secara etimologi, philosophia yg berarti cinta dan kebijaksanaan. Pengetahuan tsb dinyatakan benar jika ada referensi yg jelas. Teori Kebenaran Sintaksis Teori Kebenaran Nondeskripsi Teori Kebenaran Logik yang Berlebihan

TEORI KEBENARAN dan KEKHILAFAN

Teori Kebenaran Sintaksis. Pernyataan dinilai benar jika mengikuti aturan aturan sintaksis yang berlaku. Teori Kebenaran Nondeskripsi. Prinsip/pendekatan bahwa pengetahuan akan memiliki nilai benar sejauh pernyataan tsb memiliki fungsi yg amat praktis dlm kehidupan sehari hari. Teori Kebenaran Logik yang Berlebihan. Misal pernyataan, suatu lingkaran itu bulat. Ini telah memberikan kejelasan dalam pernyataan itu sendiri tidak perlu diterangkan lagi, karena pada dasarnya lingkaran adalah suatu garis yang sama jaraknya dari titik yang sama, sehingga berupa garis yang bulat.

KEKHILAFAN
Dalam pengetahuan kekhilafan terjadi karena kesalahan pengambilan simpulan yang tidka runtut terhadap pengalaman-pengalaman. Jadi dalam hal ini khilaf muncul karena adanya praanggapan atau pernyataan yang sudah dianggap benar secara umum. Erat kaitannya dengan kekhilafan ini pendapat Francis Bacon (1561-1626) dengan teorinya yang terkenal yang dinamakan idola yang tercermin dalam bentuk ilusi dan projudice yang menyelewengkan pemikiran ilmiah. Idola tersebut antara lain : Idola teatri (sandiwara) : sesuatu yg sering dilihat oleh seseorang atau selalu tampak dlm kehidupan sehari hari, lama kelamaan tanpa disadari dan diselidiki dianggap sebagai kebenaran. Idola fori (pasar) : keadaan dlm fikiran seseorang yg menyebabkan pikirannya tdk dpt berfungsi dgn baik, krn org tsb hny melihat sesuatu dari segi bentuk atau luarnya saja. Idola specus (gua) : suatu idola yg diakibatkan oleh individualitas manusia (seperti katak dalam tempurung) Idola tribus : idola yg diakibatkan oleh kodrat manusiawi shg org yg terkena idola itu tdk dpt memahami apa yg dihadapinya.

DEFINISI
Berasal dari kata Latin definire yang berarti menandai batas-batas pada sesuatu, menentukan batas, memberikan ketentuan atau batasan arti. Jadi definisi dapat diartikan : penjelasan apa yang dimaksudkan dengan sesuatu term, atau sebuah pernyataan yang memuat penjelasan tentang arti suatu term. Definisi terdiri dari dua bagian : bagian pangkal (definiendum yang berisi istilah yang harus diberi penjelasan) dan bagian pembatas (definiens/uraian mengenai arti dari bagian pangkal) Misalnya : Manusia adalah makhluk berakal. Manusia adalah difiniendum dan makhluk berakal adalah definiens.

DEFINISI
Macam-macam definisi :
Definisi nominalis : penjelasan sebuah kata, dengan kata lain yang lebih umum dimengerti Definisi sinonim adalah penjelasan dengan memberikan persamaan kata yang lebih dimengerti. Misal, dampak adalah pengaruh yang membawa akibat, nirwana adalah surga Definisi simbolis adalah penjelasan dengan memberikan persamaan pernyataan berbentuk simbol simbol. Misal, A B, A C dsb Definisi etimologis adalah penjelasan dengan memberikan asal usul katanya. Misal demokrasi, dari kata demos : rakyat dan krator/kratein : kekuasaan, maka demokrasi adalah pemerintahan rakyat atau rakyat yang berkuasa Definisi semantis adalah penjelasan tanda dengan suatu arti yang telah terkenal. Misal, tanda titik tiga : jadi Definisi stipulatif adalah penjelasan dengan cara pemberian nama atas dasar kesepakatan bersama. Misal, planet tertentu disebut Mars Definisi denotatif adalah penjelasan term dengan cara menunjukkan atau memberikan contoh suatu benda atau hal yang termasuk dalam cakupan term. Misal, Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut (dan sebaliknya dengan teluk)
1.

DEFINISI
2. Definisi Realis adalah penjelasan tentang hal yang ditandai oleh sesuatu term. Definisi esensial adalah penjelasan dengan cara menguraikan tentang bagian bagian yang menyusun suatu hal. -Definisi analitis adalah menunjukkan bagian bagian suatu benda yang menunjukkan esensinya. Misal Air adalah H2O, Manusia adalah suatu substansi yg terdiri dari badan dan jiwa -Definisi konotatif adalah menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas genus dan diferensia. Misal, manusia adalah makhluk yang berakal. Definisi deskriptif adalah penjelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat yang dimiliki oleh hal yang didefinisikan. -Definisi aksidental adalah penjelasan dengan cara menunjukkan jenis dari halnya dengan sifat sifat khusus yang menyertai hal tersebut. Misal, manusia adalah makhluk yang berpolitik -Definisi kausal adalah penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana sesuatu hal terjadi atau terwujud. Misal Awan adalah uap air yang terkumpul di udara karena penyinaran laut oleh matahari.

DEFINISI
3. Definisi Praktis adalah penjelasan tentang hal sesuatu ditinjau dari segi penggunaan dan tujuannya yang sederhana. Definisi operasional adalah penjelasan suatu term dengan cara menegaskan langkah-langkah pengujian khusus yang harus dilaksanakan atau dengan metode pengukuran serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat diamati. Misal, magnit adalah logam yang dapat menarik gugusan besi. Definisi persuasif adalah penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang dapat mempengaruhi orang lain. Misal, Lux adalah sabun bintang film. Definisi fungsional adalah penjelasan sesuatu berdasarkan guna atau tujuan. Misal, negara adalah suatu persekutuan besar yang bertujuan kesejahteraan bersama bersifat pragmatis.

SYARAT SYARAT DEFINISI


Syarat-syarat definisi secara umum dan sederhana ada lima : Sebuah definisi (definiens) harus menyatakan ciri-ciri hakiki dari apa yang didefinisikan (definiendum) yakni menunjukkan pengertian umum (genus) yang meliputinya beserta ciri pembedanya yang penting. Misalnya manusia adalah makhluk berakal. Manusia adalah genusnya, dan berakal adalah pembeda dengan makhluk lainnya. Sebuah definisi (definiens) harus merupakan satu kesetaraan arti dengan yang didefinisikan (definiendum), maksudnya tidak terlampau luas dan tidak terlampau sempit. Misal definisi terlampau sempit, Manusia adalah makhluk pecinta matematika Sebuah definisi (definiens) harus menghindarkan pernyataan yang memuat term yang didefinisikan (definiendum) artinya definisi tidak boleh berputar putar memuat secara langsung atau tidak langsung subjek yang didefinisikan. Pelanggaran terhadap ketentuan ini akan mengakibatkan terciptanya suatu definisi yang disebut definisi sirkuler. Misal, Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui, Hukum waris adalah hukum untuk mengatur warisan

Sebuah definisi sedapat mungkin dinyatakan dalam rumusan yang positif. Pelanggaran terhadap hal ini disebut definisi negatif yaitu definisi yang tidak dapat mengungkapkan apa sebenarnya maksud dari definiendum-nya. Misal, Sepak bola adalah sejenis olahraga yang tidak dimainkan dengan menggunakan tangan. Sebuah definisi harus dinyatakan secara singkat dan jelas terlepas dari rumusan yang kabur atau bahasa kiasan karena maksud membuat definisi adalah memberi penjelasan serta memberikan makna ganda. Pelanggaran akan hal ini disebut definisi yang kabur atau definisi figuratif. Misal, kekasih adalah belahan jiwa; anak adalah buah cinta.

Contoh definisi yg benar : Estetika dalah cabang filsafat yg membicarakan tentang keindahan. Kursi adalah perabot rumah tangga yg digunakan untuk duduk.

PENALARAN
Prinsip prinsip Penalaran Prinsip identitas : sesuatu hal adalah sama dengan halnya sendiri atau sesuatu yang disebut p maka sama dengan p yang dinyatakan itu sendiri bukan yang lain Prinsip kontradiksi : sesuatu pernyataan tidak mugkin mempunyai nilai benar dan tidak benar pada saat yang sama Prinsip Enklusi Tertii : sesuatu jika dinyatakan sebagai hal tertentu atau bukan hal tertentu maka tidak ada kemungkinan ketiga yang merupakan jalan tengah atau dua sifat yang berlawanan penuh (secara mutlak) tidak mungkin kedua-duanya dimiliki oleh suatu benda, mestilah hanya salah satu yang dapat dimilikinya, sifat p atau non-p. Prinsip cukup alasan : suatu perubahan yang terjadi pada sesuatu hal tertentu mestilah berdasarkan alasan yang cukup, tidak mungkin tiba-tiba berubah tanpa sebab yang mencukupi

PENALARAN PROPOSISI KATEGORIS Penalaran adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari satu atau lebih proposisi. Terdapat 2 jenis penalaran : Penalaran langsung : penalaran yang didasarkan pada sebuah proposisi kemudian disusul proposisi lain sebagai kesimpulan dengan menggunakan term yang sama. Meliputi penalaran oposisi dan penalaran eduksi Penalaran tidak langsung : penalaran yang didasarkan atas dua proposisi atau lebih kemudian disimpulkan.

PROPOSISI KATEGORIS : Suatu pernyataan yang terdiri atas hubungan dua term sebagai subjek dan predikat serta dapat dinilai benar atau salah. Predikat menerangkan Subjek tanpa syarat. Terdapat 2 jenis : kategoris kuantitas dan kategoris kualitas. Kategoris kuantitas berisi : universal (P menerangkan semua S misal, semua anak SD itu rajin) dan partikular ( P menerangkan sebagian S, misal, sebagian anak SD itu miskin)

Kategoris kualitas terdiri dari dua macam : positif (P dipersatukan dengan S melalui kata penghubung yang bersifat mengakui/affirmatif), contoh : Kambing adalah binatang, dan negatif (P dihubungkan dengan kata hubung yang bersifat mengingkari/menegasikan) misal bibi Mila bukan Bu Nita.

Unsur unsur dalam proposisi kategoris :


Term sebagai subjek : hal yang diterangkan dalam pernyataan, disimbolkan S Term sebagai predikat : hal yang menerangkan dalam pernyataan, disimbolkan P Kopula (kualitas): hal yang mengungkapkan adanya hubungan antara subjek dan predikat, dapat mengiyakan atau mengingkari yang menunjukkan kualitas pernyataan. Misal semua mahasiswa ikut ujian, kualitas pernyataan adalah mengiyakan /affirmatif karena predikat mengiyakan subjek (semua mahasiswa). Semua mahasiswa tidka ikut ujian . Ini berarti kualitas pernyataannya mengingkarai (negatif) karena predikat (tidak ikut ujian) mengingkari subjek (semua mahasiswa) Kuantor (kuantitas): pembilang, yang menunjukkan lingkungan yang dimaksudkan oleh subjek, dapat berbentuk universal atau partikular yang sekaligus menunjukkan kuantitas pernyataan. Misal, semua karyawan masuk kerja, (kuantitas universal), sebagian karyawan tidak masuk kerja (kuantitas partikular).

HASIL PENGGABUNGAN KEDUA JENIS PROPOSISI KATEGORIS

Proposisi Universal Affirmatif : proposisi yang kuantitasnya universal dan kualitasnya affirmatif atau proposisi A, contoh : semua mahasiswa mengikuti ujian Proposisi Universal Negatif : proposisi yang kuantitasnya universal dan kualitasnya negatif atau proposisi E, contoh : Semua karyawan tidak masuk kerja Proposisi Partikular Affirmatif : proposisi yang kuantitasnya partikular dan kualitasnya affirmatif atau proposisi I, contoh : Sebagian sarjana hukum adalah politikus Prposisi Partikular Negatif : proposisi yang kuantitasnya partikular dan kualitasnya negatif atau proposisi O, contoh : Sebagian gadis Bali tidak bisa menari Proposisi Kategoris

Kuantitas Universal Partikular


I 0 A E

Kualitas

Affirmatif Negatif

PENALARAN PROPOSISI KATEGORIS

Penalaran dalam logika dibedakan antara penyimpulan langsung dan penyimpulan tidak langsung. Penyimpulan langsung adalah suatu bentuk penarikan kesimpulan berupa hubungan dua pernyataan atas dasar pengolahan term-term yang sama. Penyimpulan tidak langsung adalah suatu bentuk penarikan kesimpulan atas dasar perbandingan dua proposisi atau lebih yang didalamnya terkandung adanya term sebagai pembanding sehingga mewujudkan proposisi lain sebagi kesimpulan. Penalaran dengan penyimpulan langsung meliputi oposisi (perlawanan) dan eduksi. Penalaran dengan penyimpulan tidak langsung meliputi induksi dan deduksi.

PENALARAN PERLAWANAN (OPOSISI) Sebuah kegiatan menyimpulkan secara langsung dengan membandingkan antara proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dalam term yang sama tetapi bisa berbeda kuantitas ataupun kualitasnya untuk menentukan keshahihan sebuah proposisi. Ada 4 macam : Kontraris, Kontradiksi, Subkontraris dan Sub Alternasi. Perlawanan Kontradiksi (A-O dan I-E) Pertentangan antara dua pernyataan atas dasar term yang sama, tetapi berbeda dalam kuantitas dan kualitasnya. Hukumnya : Jika yang satu benar, maka yang lain tentu salah Jika yang satu salah, maka yang lain tentu benar Tidak ada kemungkinan ketiga

PENALARAN PERLAWANAN (OPOSISI)

Misal : Jika diketahui bahwa semua mahasiswa masuk kelas dinyatakan benar, maka kontradiksinya adalah sebagian mahasiswa tidak masuk kelas berarti salah. Karena hukum dalam kontradiksi berbanding terbalik, yakni jika satu dinyatakan benar maka yang lain salah, dan jika yang satu salah maka yang lain benar, maka berarti ada yg disebut negasi kontradiksi (dua pernyataan yang berlawanan penuh maka jika salah satu dinegasikan maka nilainya akan sama). Contoh : pernyataan semua karyawan masuk kerja setara dengan pernyataan tidak ada karyawan tidak masuk kerja

HASIL KERJA DITULIS DI KERTAS BERI TEMA TUGAS (Kontradiksi atau yg lain) BERI NAMA ANGGOTA KELOMPOK SUBSTANSI TERM TERKAIT ILMU FALAKH

PENALARAN PERLAWANAN (OPOSISI)


Perlawanan Kontraris (A-E) Pertentangan antara dua pernyataan universal atas dasar term yang sama, tetapi berbeda dalam kualitasnya. Hukumnya : Jika yang satu benar, yang lain tentu salah Jika yang satu salah, yang lain dapat benar, tapi dapat juga salah Ada kemungkinan ketiga yakni kedua duanya sama-sama salah Misal : Jika diketahui bahwa semua karyawan tidak bekerja dinyatakan benar, maka pernyataan semua karyawan kerja, berarti salah. Jika pernyataan semua TNI membawa senjata dinyatakan salah maka pernyataan semua TNI tidak membawa senjata bisa benar bisa juga salah

PENALARAN PERLAWANAN (OPOSISI)


Perlawanan Sub Kontraris (I-O) Pertentangan antara dua pernyataan partikular atas dasar term yang sama, tetapi berbeda dalam kualitasnya. Hukumnya : Tidak mungkin kedua-duanya salah Bisa pula kedua duanya benar Misal : Jika diketahui bahwa sebagian warga Jawa Timur adalah Muhammadiyah dinyatakan benar, maka pernyataan sebagian warga Jawa Timur bukan Muhammadiyah bisa benar dan juga bisa salah. Jika sebagian menteri adalah sarjana komunikasi; dinyatakan salah, maka pernyataan sebagian menteri adalah bukan sarjana komunikasi pasti benar.

PENALARAN PERLAWANAN (OPOSISI)


Perlawanan Subalternasi (A-I dan E-O) Pertentangan antara dua pernyataan atas dasar term yang sama dan berkualitas sama tetapi berbeda dalam kuantitasnya. Jika A benar, maka I pun benar Jika I benar, belum tentu A benar Jika E benar, O pun benar Jika O benar, belum tentu E benar Contoh : Jika diketahui bahwa sebagian pejabat adalah politikus dinyatakan benar, maka pernyataan semua pejabat adalah politikus bisa benar dan juga bisa salah. Jika semua pegawai tidak mendapat THR dinyatakan benar maka pernyataan sebagian pegawai tidak mendapatkan THR juga benar.

TABEL BENAR
Jika A Benar A E S I B O S

E Benar
I Benar O Benar

S
? S

S ?

S
?

B
? -

TABEL SALAH
Jika A E I O

A Salah E Salah
I Salah O Salah

?
S B

? B S

? B
B

B ?
B -

KONTRATIS

Sub Alternasi

KONTRADIKSI

Sub Alternasi

Sub KONTRATIS

Penalaran Eduksi

Ada 3 macam, Konversi, Inversi dan Kontraposisi. Konversi, jenis penyimpulan langsung dengan cara menukar kedudukan subjek dan predikat tanpa mengubah makna. Contoh : Semua anggota DPR adalah anggota MPR., berarti sebagian anggota MPR adalah anggota DPR. Atau, Semua manusia bukan kera, berarti semua kera bukanlah manusia. Inversi, jenis penyimpulan langsung dengan menegasikan (mengingkarai) subjek dan predikat pada proposisi. Contoh : Semua manusia adalah makhluk, inversinya 1. Sebagian yang bukan manusia adalah makhluk 2. sebagian yang bukan manusia adalah bukan makhluk. Kontraposisi, jenis penyimpulan langsung dengan cara menukar kedudukan subjek dan predikat serta menegasikannya. Contoh : Semua mahasiswa adalah manusia, semua yang bukan manusia adalah pasti bukan mahasiswa.

Induksi
Dipelopori oleh Thomas Henry Huxley Diawali kejadian pembelian apel. Percobaan pertama ditemukan apel masam, keras dan hijau, percobaan kedua, keras, hijau dan masam. Kesimpulan si pembeli : apel apel yang lain juga masam sehingga tidak jadi membeli. Percobaan pertama dan kedua disebut induksi. Keduanya merupakan fakta yang bisa digeneralisasikan., akan berjumpa dengan rasa masam pada apel bila kita temui sifat keras dan hijau. Rumusan formal penalaran diatas : Apel 1 keras dan hijau adalah masam Apel 2 keras dan hijau adalah masam Semua apel keras dan hijau adalah masam Menurut aristoteles, induksi : proses peningkatan dari hal hal yang bersifat individual kepada yang bersifat universal. Premis berupa proposisi proposisi singular sedangkan kesimpulannya sebuah proposisi universal.

Ciri ciri Induksi

Premis-premis dari induksi ialah proposisi empiris yang langsung kembali kepada suatu observasi indra atau proposisi dasar. Proposisi dasar menunjuk kepada fakta, yaitu observasi yang dapat diuji kecocokannya dengan tangkapan indra. Kesimpulan penalaran induksi lebih luas daripada apa yang dinyatakan dalam premis premisnya. Kesimpulan induksi memiliki kredibilitas rasional. Kredibilitas rasional disebut probabilitas. Tinggi rendahnya probalilitas kesimpulan itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang disebut faktor-faktor probabilitas.

Syarat syarat Generalisasi

Generalisasi adalah penalaran yang menyimpulkan suatu kesimpulan yang bersifat umum dari premis premis yang berupa proposisi empiris. Prinsip dasar penalaran generalisasi adalah Apa yang beberapa kali terjadi dalam kondisi tertentu, dapat diharapkan akan selalu terjadi apabila kondisi yang sama terpenuhi Kesimpulan itu hanya suatu harapan, karena kesimpulan penalaran induksi tidak mengandung nilai kebenaran yang pasti, akan tetapi hanya berupa suatu probabilitas, suatu peluang.

Menurut Soekidjo, Generalisasi harus memenuhi tiga syarat berikut : Tidak terbatas secara numerik Tidak terbatas dalam ruang dan waktu (dimana dan kapan saja) Dapat dijadikan dasar pengandaian (unfulfilled conditionals)

Beberapa bentuk generalisasi induksi


1.

2.

3.

4.

5.

6.

Apel ini keras, hijau dan rasanya masam. Semua apel yang keras dan hijau rasanya masam. Apel 1 keras, hijau dan rasanya masam. Apel 2 keras, hijau dan rasanya masam. Apel 3 keras, hijau dan rasanya masam. Semua apel keras dan hijau, rasanya masam. Apel 1 keras, hijau dan rasanya masam. Apel 2 sampai dengan 15 keras, hijau dan rasanya masam. Semua apel yang keras dan hijau, rasanya masam. Apel 1 keras, hijau, kecil, benjol dan masam. Apel 2 keras, hijau, kecil, benjol dan masam. Apel 3 keras, hijau, kecil, benjol dan masam. Semua apel yang keras, hijau, rasanya masam Apel 1 keras, hijau, kecil, benjol dan masam. Apel 2 keras, hijau, dari Batu, baru saja dipetik dan masa. Apel 3 keras, hijau, besar dari Korea, sudah disimpan sebulan dan masam. Semua apel keras dan hijau rasanya masam. Apel 1 keras, hijau, benjol, rasanya masam. Apel 2 keras, hijau, besar, rasanya masam. Apel 3 keras, hijau, kecil, rasanya masam. Semua apel keras dan hijau rasanya masam.

Menurut Soekidjo, faktor-faktor probabilitas adalah sebagai berikut :

Makin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar penalaran induksi, makin tinggi probabilitas kesimpulannya dan sebaliknya. Makin besar jumlah analogi didalam premis, makin rendah probablitas kesimpulannya dan sebaliknya Makin besar jumlah faktor yang dianalogikan didalam premis, makin tinggi probabilitas kesimpulannya dan sebaliknya Semakin luas kesimpulannya semakin rendah probabilitasnya dan sebaliknya

Deduksi

Deduksi adalah mengambil kesimpulan yang hakikatnya sudah tercakup di dalam suatu proposisi atau lebih atau dengan kata lain deduksi adalah penalaran yang menyimpulkan hal yang khusus dari sejumlah proposisi yang umum. Contoh deduksi : Semua logam dipanasi memuai Seng termasuk logam Jadi, seng dipanasi pasti memuai Proposisi semua logam dipanasi memuai adalah proposisi yang universal atau umum, dan kesimpulannya seng dipanasi pasti memuai adalah proposisi yang lebih khusus dibandingkan premisnya. Sifat kesimpulan dengan penalaran deduksi bukan probablilitas tinggi atau rendah, melainkan langsung benar atau salah. Dalam contoh diatas, seng dipanasi pasti memuai sebagai kemestian dari premis semua logam dipanasi memuai dan seng itu termasuk logam.

SILOGISME KATEGORIS

Silogisme adalah proses menggabungkan tiga proposisi, dua menjadi dasar penyimpulan, satu menjadi kesimpulan. Silogisme kategoris berarti argumen yang terdiri atas tiga proposisi kategoris yang saling berkaitan, dua menjadi dasar penyimpulan (premis), satu menjadi kesimpulan yang ditarik (konklusi). Seluruh argumen mengandung 3 proposisi : Pengertian yang menjadi subjek (S) kesimpulan disebut term minor, 2. Pengertian yang menjadi Predikat (P) kesimpulan disebut term mayor, 3. Pengertian yang tidak terdapat dalam kesimpulan, tapi terdapat dalam dua premis disebut term antara/pembanding. Term yang memuat term minor disebut premis minor Term yang memuat term mayor disebut premis mayor Contoh : Semua binatang makan. Sapi adalah binatang. Jadi sapi itu makan. Term binatang : term antara/pembanding Term sapi : term minor Term makan : term mayor Premis mayor : semua binatang makan Premis minornya sapi adalah binatang

POLA SILOGISME

Silogisme Sub-Pre Silogisme Bis-Pre Silogisme Bis-Sub Silogisme Pre-Sub

Kaidah-kaidah dalam silogisme Kategoris Term Silogisme tidak boleh mengandung kurang atau lebih dari 3 term (minor, mayor, antara) Term antara tidak boleh masuk dalam kesimpulan Term subjek dan predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas dari term dalam premis Term antara harus sekurang-kurangnya satu kali muncul sebagai term/pengertian universal Proposisi Apabila kedua premis positif maka kesimpulannya harus positif Kedua premis tidak boleh negatif Kedua premis tidak boleh partikular Kesimpulan harus mengikuti premis yang lebih rendah (Jika salah satu premis negatif maka kesimpulannya harus negatif, Jika salah satu premis negatif dan partikular maka kesimpulannya negatif dan partikular, Jika salah satu premis partikular, kesimpulannya partikular)

PROPOSISI MAJEMUK

Proposisi Hipotetik Proposisi Disjungtif Proposisi Konjungtif

SILOGISME MAJEMUK DAN DILEMA


Silogisme Disjungtif Inklusif Silogisme Disjungtif Eksklusif Silogisme Disjungtif Alternatif Silogisme Hipotesis Kondisional Silogisme Hipotesis Bikondisional

SESAT PIKIR

Kesesatan karena bahasa Kesesatan karena relevansi

ATURAN PERMAINAN DALAM ILMU ALAM

Pengamatan berulang
Membatasi diri dengan hanya membahas gejala-gejala alam yang dapat diamati. Banyak gejala alam yang hanya dapat diamati dengan alat bantu. Jika seseorang ingin menyatakan bahwa ia mendapatkan suatu gejala alam baru yg belum terdaftar dalam perbendharaan ilmu-ilmu alam maka ia perlu memberikan semua informasi tentang lingkungan, peralatan serta cara pengamatan yg digunakan shg memungkinkan orang lain mengamati kembali jika keadaan mengizinkan.

Jalinan antara teori dan pengamatan Kemampuan meramalkan gejala alam yang lain

ILMU-ILMU ALAM dan ILMU-ILMU SOSIAL: BEBERAPA PERBEDAAN

Objek penelaahan yang kompleks Kesukana dalam pengamatan Objek penalaran yang tak terulang Hubungan antara ahli dan obyek penelaahan sosial

BEBERAPA KONSEP DALAM ILMU

Klasifikasi : suatu konsep yang menempatkan obyek yang sedang ditelaah dalam suatu kelas tertentu. Contoh : Konsep taxonomi dalam botani dan zoologi (species, famili, genus dsb), Konsep panas, dingin Bila kita menempatkan obyek tadi dalam suatu kelas yg lebih sempit, maka keterangan yang diberikan akan meningkat.

Catatan: Pendefinisian klasifikasi pada dasarny bebas namun tetap berpegang pada kekonsistenan.

BEBERAPA KONSEP DALAM ILMU

Konsep yang lebih efektif dalam memberikan informasi adalah konsep perbandingan (komparasi). Konsep ini berperan sebagai perantara antara konsep klasifikasi dan kuantitatif. Konsep yang mengemukakan hubungan mengenai obyek dalam norma yang mencakup pengertian lebih atau kurang, dibandingkan dengan obyek lain. Konsep yang terikat oleh struktur hubungan logis. Contoh : Proses pengklasifikasian dalam tes lamaran kerja misal pada tingkat kemampuan spasial, ada yang baik, cukup, rendah. Pelamar yang memiliki kemampuan spasial baik lebih baik dibandingkan pelamar yang memiliki kemampuan spasial cukup, dst.

Catatan: pada bid. Tertentu ada yg memamg konsep perbadingan yg bisa diterapkan.

BEBERAPA KONSEP DALAM ILMU


Konsep kuantitatif adalah konsep yang dapat diukur dalam sebuah skala. Konsep komparatif adalah langkah pertama bagi konsep kuantitatif.

Kualitatif dan kuantitatif Perbedaan keduanya adalah dalam sistem konsep pembahasaan. Bahasa kualitatif dibatasi predikat. Contoh : rumput adalah hijau Bahasa kuantitatif mempergunakan simbol pemberi fungsi yakni simbol fungsi yang mempunyai nilai bilangan. Metode kuantitatif yang lebih mudah dan lebih asasi adalah MENGHITUNG. Menghitung sejumlah obyek berarti kita menghitung dari suatu rangkaian kejadian, lalu mengambik kesimpulan berdasarkan isomorfisme lalu menyatakan dalam angka kardinalnya. Konsep kuantitatif dikembangkan dengan PENGUKURAN

BEBERAPA KONSEP DALAM ILMU


Contoh pernyataan kualitatif : sebatang logam jika dipanaskan maka panjangnya akan memuai Contoh pernyataan kuantitaif : jika sebatang logam dipanaskan sampai temperatur tertentu, maka panjangnya akan memuai dengan pertambahan tertentu

BEBERAPA KONSEP DALAM ILMU


Peluang adalah frekuensi relatif dalam jangka panjang. Misal sebuah dadu. Jika sebuah dadu dilempar sebanyak 60 kali maka tiap sisi dadu memiliki peluang untuk muncul sebanyak 10 kali atau peluang untuk melempar satu sisi dadu adalah 1/6. HUKUM STATISTIKA Hukum statistika digunakan untuk alasan yg bersifat memudahkan dalam penggunaan atau karena tidak adanya pengetahuan yang cukup untuk menguraikan suatu situasi secara deterministik. (ekspresi hubungan fungsional nilai-nilai dari dua besaran atau lebih) Misal : Statistik Penduduk.. Sekian persen berusiasekian persen bekerja sebagaisekian persen keluaraga berstatus sebagai keluaraga .. Pernyataan statistik semacam ini eprlu untuk mengurangi sejumlah besar fakta-fakta menjadi bentuk yang dapat kita kuasai. Hal ini dapat dilakukan dengan alasan demi kemudahan meskipun terdapat semua fakta yang mendukungnya. Sebagai pegangan, jika contoh/sample dipilih secara hati-hati maka contoh tsb akan dapat mewakili populasi dari angak perkiraan yang baik.

BEBERAPA KONSEP DALAM ILMU

Catatan : Kadang-kadang adalah sangat sukar bahkan tidak mungkin untuk memeproleh informasi yg eksak ttg kasus-kasus individual, meskipun kelihatannya mudah untuk memperoleh data tersebut. Misal pada DADU. Jika kita mengukur semua besaran yang relevan dalam jatuhnya sebuah dadu (posisi yg tepat ketika ia meninggalkan tangan, kecepatan yang tepat yang diberikan, berat dan elastisitasnya, bentuk permukaan dimana ia memantul), adalah mungkin untuk meramalkan dengan tepat bagaimana dadu itu akan berhenti.

ilmu pengetahuan sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspekaspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya.

Cabang-cabang utama dari ilmu sosial adalah: Antropologi, yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu Ekonomi, yang mempelajari produksi dan pembagian kekayaan dalam masyarakat Geografi, yang mempelajari lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi Hukum, yang mempelajari sistem aturan yang telah dilembagakan Linguistik, yang mempelajari aspek kognitif dan sosial dari bahasa Pendidikan, yang mempelajari masalah yang berkaitan dengan belajar, pembelajaran, serta pembentukan karakter dan moral Politik, yang mempelajari pemerintahan sekelompok manusia (termasuk negara) Psikologi, yang mempelajari tingkah laku dan proses mental Sejarah, yang mempelajari masa lalu yang berhubungan dengan umat manusia Sosiologi, yang mempelajari masyarakat dan hubungan antar manusia di dalamnya

Ilmu alam (Inggris:natural science) atau ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun [1]. Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni. Matematika tidak dianggap sebagai ilmu alam, akan tetapi digunakan sebagai penyedia alat/perangkat dan kerangka kerja yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam. Istilah ilmu alam juga digunakan untuk mengenali "ilmu" sebagai disiplin yang mengikuti metode ilmiah, berbeda dengan filsafat alam. Di sekolah, ilmu alam dipelajari secara umum di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam(biasa disingkat IPA). Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti[2]. Di samping penggunaan secara tradisional di atas, saat ini istilah "ilmu alam" kadang digunakan mendekati arti yang lebih cocok dalam pengertian sehari-hari. Dari sudut ini, "ilmu alam" dapat menjadi arti alternatif bagi biologi, terlibat dalam proses-proses biologis, dan dibedakan dari ilmu fisik
(terkait dengan hukum-hukum fisika dan kimia yang mendasari alam semesta).

Bilangan kardinal: bilangan tertentu yang menyatakan berapa banyak elemen-elemen yang terdapat dalam suatu himpunan. Bilangan kardinal sama dengan bilangan biasa namun mengikuti kata nomina , sebagai contoh: la om tre, "pria ketiga," dan bukan la tre omes, "para tiga pria." Pecahan ditunjukkan menggunakan -i, misalkan di, tri, cuatri,... desi, senti, mili, dan seterusnya. ISOMORFISME : kesamaan bentuk Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fungsi diartikan sebagai [1] jabatan (pekerjaan) yang dilakukan: jika ketua tidak ada, wakil ketua melakukan fungsi ketua; [2] faal (kerja suatu bagian tubuh); [3] dalam ilmu matematika, fungsi berarti besaran yang berhubungan, jika besaran yang satu berubah, besaran yang lain juga berubah; [4] kegunaan suatu hal; [5] dalam istilah linguistik fungsi berarti peran sebuah unsur bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas (spt nomina berfungsi sebagai subjek).

PENGUKURAN

Untuk mengetahui keadaan sesuatu, misalnya luas tanah, suhu tubuh, keberhasilan siswa, tingkat pemahaman, sikap siswa terhadap suatu kondisi dsb, selalu dilakukan pekerjaan yang disebut PENGUKURAN. Pengukuran dapat didefinisikan sbg suatu pekerjaan dgn menggunakan alat ukur berdasarkan ukuran baku tertentu didalam menentukan harga yang diukur dengan cara membandingkannya dengan ukuran baku tersebut.
ALAT Penggaris Termometer Skala Likert meter C R K -SkorSATUAN CONTOH Lebar sungai; panjang jalan; suhu Sikap, keberhasilan, tingkat pemahaman dsb

Hasil dari suatu pengukuran merupakan angka-angka yang merupakan besaran kuantitatif, maupun berupa huruf yang dapat mewakili besaran kuantitatif tersebut. Misalnya saja suhu tubuh orang 39 C, lebar meja 1,5 m, nilai fisika 100, nilai afektif BAIK. Contoh lain, nilai hasil fisika dasar adalah A, B, C, D atau E yang merupakan huruf yang dapat mewakili besaran kuantitatif angka yaitu A mewakili 4, B angka 3, C angka 2, D angka 1 dan E angka 0.

PENILAIAN Setelah orang melakukan suatu pengukuran, kadang-kadang membandingkan dengan hasil pengukuran lainnya yang sejenis. Misalnya si A mendapatkan nilai fisika 100 dan si B mendapat nilai 80, angka 100 lebih besar daripada 80, dikatakan si A lebih baik daripada B. Nilai afektif C 5 dan nilai afektif D 4, angka 5 lebih besar dari angka 4, dikatakan kelakuan si C lebih baik daripada D.

Suhu tubuh si E 38 derajat Celcius dan suhu tubuh si F 40 derajat celcius. Angka 38 lebih kecil daripada angka 40, dikatakan suhu tubuh si F lebih tinggi daripada suhu tubuh si E. Proses demikian disebut dengan PENILAIAN.

Adapun dapat disimpulkan, langkah dari suatu penilaian adalah : Membandingkan suatu hasil ukur dengan hasil ukur lain yang sejenis Menyimpulkan hasil perbandingan Menetapkan hasil secara kualitatif

(Besaran kualitatif antara lain : lebih besar, lebih kecil, lebih baik, lebih buruk, berhasil, tidak berhasil, tidak sukses, memenuhi syarat, tidak memenuhi syarat, dsb.) Proses yang dimulai dengan pengukuran dan dilanjutkan dengan proses penilaian disebut EVALUASI.

KLASIFIKASI Agar suatu KLASIFIKASI mempunyai arti, beberapa syarat harus dipenuhi : Semua harus tercakup Saling menidakkan (jika sudah masuk 1 kriteria, maka tidak boleh masuk pada kriteria yang lain) Keadaan Klasifikasi bisa KASAR/HALUS sesuai dengan TUJUAN Penyempurnaan Klasifikasi menjjadi lebih terperinci memerlukan prosedur tertentu, dengan catatan, kedua syarat diatas terpenuhi ditambah dengan, semua yang terdahulu harus tercakup

PENATAAN SEBAGIAN (Partial Order) Syarat penataan sederhana Asimetri (tidak simetris) Transitif (berurutan) Kelebihan Dapat memperoleh kesimpulan yang lebih umum Kekurangan (bermasalah jika diaplikasaikan pada hal-hal dengan syarat khusus, yaitu : ) Kadang tidak transitif (terhadap hal yang memiliki banyak faktor yang mempengaruhi), misal prediksi tim kesebelasan sepakbola Jika membandingkan 2 aspek/lebih maka sulit mencapai simpulan/suara mayoritas, misal pendapat dalam suatu organisasi tentang paket pembelaian barang dengan prioritas tertentu Sulit berhierarki jika memiliki kriteria lebih dari satu, misal penyusunan karyawan dengan kriteria masa kerja dan umur

PENATAAN SEDERHANA (Simple Order) Syarat Asimetri Transitif Dapat membandingkan dua golongan yang berbeda atau mengatasi kekurangan dalam penataan sebagian. Konversi PENATAAN SEBAGIAN ke PENATAAN SEDERHANA menggunakan RUMUS Jika menghadapi kemungkinan yang banyak, memang cukup sulit melakukan penyederhanaan ini.

Konsep pengukuran =konsep bilangan

Prinsip : Memang ada hubungan antara keduanya (obyek yang diukur dengan benda yang dijadikan acua perubahan nilai pengukuran) misal air raksa untuk pengukuran tenperatur, logam Terdapat/benda lain yang dapat digunakan /bisa dibandingkan
Mengapa cenderung pengukuran terekspresikan dengan skala bilangan ? Karena perumusan teori bisa dijabarkan secara deduktif melalui proses matematis, shg terasa lebih mudah dipahami Pegukuran memegang peran utama dalam ilmu, karena dengan memberikan bilangan kepada berbagai objek/gejala dalam alam, kita mampu mendeskripsikan gejala ini dalam hukum bilangan.

KONSEP PELUANG

Konsep Peluang mendasari perhitungan penilaian pencapaian sesuatu. Peluang atau PROBABILITAS didefinisikan sebagai cabang matematika yang membicarakan faktor untunguntungan atau change factor. Teori probabilitas memberikan cara pengukuran kuantitatif tentang kemungkinan atau tingkat kepastian terjadinya suatu peristiwa.

Perumusan probabilitas adalah : p(a) = m / n Dimana :

m = jumlah dapatnya suatu peristiwa terjadi n = jumlah keseluruhan kemungkinan

Contoh : Sekeping uang logam Rp 100,00 dilempar keatas. Berapa probabilitas setelah jatuh dilantai permukaan Garuda menghadap keatas ? Jawab : p(a) =

You might also like