You are on page 1of 7

STANDAR EKSPLORASI MIGAS Akhir- akhir ini di Indonesia sedang dilanda musibah ditandai dengan adanya beberapa fenomena

alam diantaranya yaitu luapan lumpur panas di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Dalam hitungan hari, luapan lumpur panas sudah tidak dapat terkendali. Lumpur panas tersebut tidak hanya menggenangi kebun dan sawah yang berdampingan, tetapi bahkan aliranya sampai ke pemukiman penduduk, pabrik, jalan tol hingga jalan kereta. Dalam melakukan eksplorasi atau pembuatan sumur ada ketentuannya, salah satunya yaitu mengacu kepada standar, karena dalam standar telah diatur mengenai prosedur-prosedur yang harus dilakukan beserta tahapannya. Berikut beberapa Standar yang terkait dengan ekplorasi, yakni standar- standar dari Standar Nasional Indonesia (SNI), International Organization for Standard (ISO), American Petroleum Association (API), American Standard, Testing and Measurement (ASTM) dan standar lainnya. STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 13-6909.1-2002 Industri minyak dan gas bumi-Struktur offshore - Bagian 1: Persyaratan Umum. SNI 13-6984-2004 Industri minyak dan gas bumi - Material, peralatan dan struktur platform untuk industri minyak dan gas bumi - Peralatan pemboran dan produksi - Wireline unit Bagian 1: Desain, manufaktur dan prosedur pengujian. SNI 13-6909.2.1-2002 Industri minyak dan gas bumi-Struktur offshore-Bagian 2: Persyaratan khusus-Seksi 1: Desain dan kondisi operasi metocean

SNI 13-6909.3-2002 Industri minyak dan gas bumi-Struktur offshore- Bagian 3: Seismik SNI 13-6985-2004 Industri minyak dan gas bumi - Material, peralatan dan struktur platform untuk industri minyak dan gas bumi - Peralatan pemboran dan produksi - Wireline unit Bagian 2: Inspeksi, Pemeliharaan dan reparasi SNI 07-3502-1994 Sistem penyisipan pipa polyethelene untuk gas bumi SNI 13-4123-1996 Tata pengkuran gas metana pada tambang batubara bawah tanah SNI 13-4124-1996 Tata pengukuran gas karbon monoksida pada tambang bawah tanah SNI 13-4125-1996 Tata pengukuran gas karbon dioksida pada tambang bawah tanah SNI 13-6661-2002 Pengukuran luas permukaan spesifik mineral dengan adsorpsi gas nitrogen SNI 13-6902-2002 Industri minyak dan gas bumi - Material lumpur pemboran - Spesifikasi dan pengujian SNI 13-6560-2001 Kompetensi kerja tenaga teknik khusus migas bidang penanganan dan pengawasan mutu bahan bakar kompetensi minyak dan pelumas penerbangan SNI 13-6550-2001 Kompetensi kerja tenaga teknik khusus migas bidang penyelidikan seismik kompetensi SNI 13-6552-2001 Kompetensi kerja tenaga teknik khusus migas bidang pemboran kompetensi SNI 13-6556-2001 Kompetensi kerja tenaga teknik khusus migas bidang operasi produksi lepas pantai dan darat yang kompetensi menggunakan teknologi setara lepas pantai SNI 13-6561-2001 Kompetensi kerja tenaga teknik khusus migas bidang laboratorium pengujian migas kompetensi SNI 13-6562-2001 Kompetensi kerja tenaga teknik khusus migas bidang keselamatan dan kesehatan kerja kompetensi

SNI 13-6564-2001 Kompetensi kerja tenaga teknik khusus migas bidang sistem manajemen lingkungan kompetensi SNI 13-6978.1-2003 Kompetensi kerja tenaga teknis khusus geologi. Bagian 1: Teknisi pengeboran air bawah tanah kompetensi SNI 13-6979.5-2003 Kompetensi kerja tenaga listrik khusus pertambangan bagian 5: Operator peremuk batuan kompetensi SNI 13-6978.2-2003 Kompetensi kerja tenaga teknik khusus geologi bagian 2: Teknisi geoteknik kompetensi SNI 13-6554-2001 Kompetensi kerja tenaga teknik khusus migas bidang perawatan sumur kompetensi SNI 13-6979.4-2003 Kompetensi kerja tenaga teknik khusus pertambangan. Bagian 4: Juru ledak penambangan bahan galian kompetensi SNI 13-6979.6-2003 Kompetensi kerja tenaga teknik khusus pertambangan. Bagian 6: Teknisi revegetasi tambang kompetensi SNI 13-6978.3-2003 Kompetensi kerja tenaga teknik khusus geologi. Bagian 3: Teknisi pengeboran eksplorasi kompetensi SNI 13-6979.1-2003 Kompetensi kerja tenaga teknik khusus pertambangan. Bagian 1: Manajer keselamatan dan kesehatan kerja kompetensi SNI 13-6979.2-2003 Kompetensi kerja tenaga teknik khusus pertambangan. Bagian 2: Penyurvei tambang SNI 13-6979.3-2003 Kompetensi kerja tenaga teknik khusus pertambangan. Bagian 3: Juru bor peledakan SNI 13-6984-2004 Industri minyak dan gas bumi-Material, peralatan dan struktur platform untuk industri minyak dan gas bumi-persyaratan (umum) Peralatan pemboran dan produksi-Wireline unit- Bagian 1: Desain, manufaktur dan prosedur pengujian SNI 13-6909.1-2002 Industri minyak dan gas bumi Struktur offshore Bagian 1: Persyaratan umum SNI 13-6909.3-2002 Industri minyak dan gas bumi Struktur offshore Bagian 3: Seismik persyaratan

(umum) SNI 13-6909.2.1-2002 Industri minyak dan gas bumi Struktur offshore Bagian 2: Persyaratan khusus Seksi 1: Desain dan persyaratan (umum) kondisi operasi metocean SNI 13-6227-2000 Peralatan gas lift valve dan perlengkapan subsurface produk : komponen SNI 13-3507-1994 Konstruksi sistem pipa polyethelene untuk gas produk : persyaratan SNI 13-3474-1994 Sistem perpipaan transmisi dan distribusi gas prosedur SNI 13-3473-1994 Sistem transportasi cairan untuk hidrokarbon, gas petroleum cair, amoniak anhidrous dan alkohol prosedur Informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: Pusat Informasi dan Dokumentasi ( PUSIDO ) - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta Pusat Telp.(021) 5747043-44 Pes.144, 148 Faks.(021) 5747045 E-mail dokinfo@bsn.or.id Website http:///www.bsn.or.id (HSE Club Indonesia)

Bentuk lambang : Palang dilingkari roda bergerigi sebelas berwarna hijau di atas dasar putih. Arti dan makna lambang : Palang : bebas dari kecelakan dan sakit akibat kerja. Roda gigi : bekerja dengan kesegaran jsmani dan rohani Warna putih : bersih, suci Warna hijau : selamat, sehat dan sejahtera Sebelas gerigi roda : 11 Bab dalam Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Sebagai seorang yang akan menyelamatkan korban, sebaiknya anda mempunyai persyaratan khusus sebagai seorang penyelamat di air. Karena banyak bahaya bahaya yang terhadap diri anda saat memberi pertolongan di air. Anda juga harus mempunyai pengalaman melalui pendidikan dan pelatihan yang standar sesuai standar minimal. Standar minimal penyelamat yaitu : Mempunyai fisik yang kuat, dalam arti mampu berlari 200m dilanjutkan berenang 200m serta berlari lagi 200m. Keseluruhannya dilakukan maksimal dalam waktu 8 menit . Keahlian melakukan P3K dan menggunakan alat bantu Selalu dalam kondisi fit . Pada dasarnya air adalah tempat yang berbahaya , karena air bukan habitat kita. Di air banyak kita temui hal-hal yang dapat mencelakai manusia seperti panik,kram,lelah .Serta adanya makhluk hidup lain yang membahayakan seperti ular, sengatan binatang atau kondisi lingkungan yang berbahaya seperti duri , paku,dan tonggak serta adanya arus air. Keberhasilan pertolongan di air ditentukan oleh kemampuan penolong dalam memilih teknik pertolongan yang tepat. Sebaiknya pertolongan dipilih berdasar resiko yang terkecil yang akan menimpa diri penolong. Adanya alat-alat pertolongan yang standar juga sangat membantu keberhasilan pertolongan.Namun jika tidak ada penolong harus menyadari bahwa segala benda yang dapat terapung dapat dijadikan alat bantu pertolongan. Ada metoda pertolongan yang sampai saat ini terbukti dan merupakan cara pertolongan yang paling efektif.Metodenya adalah Reach, Throw, Row , Go , Tow / Carry (RTRGD) .Pedoman ini berupa urutan langkah kerja yang harus dilakukan penolong mulai dari yang paling sederhana, aman bagi penolong sampai dengan cara yang paling beresiko bagi penolong . Reach : Pertolongan yang dilakukan dari pinggir kolam atau darat. Dilakukan dengan cara

meraih atau menjangkau korban. Saat menolong anda perlu bicara pula dengan korban untuk menenangkannya. Anda juga tetap berusaha mengamankan diri anda agar tidak ikut tercebur dengan cara memegang benda yang tidak labil di sekitar anda. Tarik korban dengan perlahan ke lokasi yang aman. Jaga tarikan yang teratur dan hindari sentakan keras agar pegangan korban tidak terlepas. Kemudian amankan korban bila korban sudah berpegangan pada dermaga atau tangga di pinggir kolam . Alat bantu yang bisa dipakai berupa galah,dayung,bambu, tongkat. Bila lokasi air dangkal anda bisa melakukan dengan rantai manusia (beberapa orang yang saling bergandengan hingga menjangkau korban). Throw : Adalah metode pertolongan dengancara melempar alat apung dan posisi penolong berada di lokasi yang aman. Alat yang di lempar dapat diikat dengan tali atau tanpa menggunakan tali.Sedangkan alat yang digunakan dapat berupa Ring Buoy atau bila dalam keadaan darurat dapat digunakan derigen plastik . ROW: Bila kedua langkah sebelumnya tidak dapat dilakukan gunakan langkah ini.Penolong harus mendekat ke korban, dapat memakai kapal kecil, perahu karet, kano atau papan selancar .Setelah dekat dengan korban lakukan langkah Reach / raih atau Throw / lempar. GO : Ini adalah langkah pilihan terakhir, karena ketidak tersedianya peralatan untuk mendekati korban, sedangkan korban posisi cukup jauh dari si penolong dan perahu tidak mungkin dipakai. Maksud dari pada Go yaitu si penolong berenang mendekati korban dengan membawa alat apung. Alat apung kemudian diberikan ke korban.Selanjutnya si penolong menuju ke tempat aman secara sendirian atau bersama dengan korban. Tujuan pertolongan dengan metode GO adalah memberi alat apung pada korban supaya korban tetap mengapung sambil menunggu pertolongan . Keberhasilan pertolongan ini tergantung tingkat kesadaran korban, dan tidak berlaku bagi korban yang tak sadarkan diri.Dan juga alat apung yang diberikan hanya sebagai pertolongan awal karena si korban masih berada di lokasi yang tidak aman. TOW / CARRY : Adalah metode yang paling beresiko tinggi bagi penolong. Dalam menolong , sikorban ditarik ke darat,pinggiran kolam atau danau atau dermaga. Dalam sistim ini penolong tidak langsung kontak dengan korban. Sedangkan maksud dari Carry yaitu teknik membawa korban dengan kontak langsung sehingga menambah resiko. Pertolongan dengan metode Towing dilakukan bila: Jarak dengan korban jauh sehingga tidak memungkinkan di raih atau di lemparnya alat apung.Juga tidak adanya kapal kecil.Kondisi korban letih, cedera atau bahkan tak sadarkan diri . Masih banyak yang lainnya, tapi sampai disini aja ya... Saya sarankan kalau benar2 mau ingin jadi penolong, bikin aja team penyelamat khusus di air ada pelatihannya kok. tahun lalu biaya sekitar Rp.50 jt hingga 60 jt untuk sekitar 30 peserta.lama pelatihannya sekitar seminggu . Maklum kalo mau jadi penolong maka yang utama selamatkan dulu diri anda. apa lagi menolong di air, ada 2 nyawa yang harus ditolong , yaitu nyawa si korban dan nyawa diri anda yang mau menolong .

You might also like