You are on page 1of 6

Toleransi Islam dan Konsep Jihad

Kata Pengantar

Merupakan kehormatan bagi saya diberi kesempatan untuk mengemukakan secara


singkat tentang konsep Jihad dan pertaliannya dengan konsep kedamaian menurut Islam.
Selama ini disepakati kalau Islam itu merupakan agama yang paling sering disalah-
artikan di dunia. Saya pun sependapat dengan pernyataan tersebut. Sungguh merupakan
suatu hal yang menyedihkan bahwa manusia di dunia tidak bisa memahami filsafat ajaran
Islam berkaitan dengan kedamaian. Salah satu bidang yang paling sering menimbulkan
kesalahan pengertian adalah konsep tentang Jihad. Konsep Jihad ini sudah sedemikian
dipelintir dan diputarbalikkan sehingga menimbulkan konotasi negatif tentang Islam.
Sungguh menyedihkan orang jadinya tidak bisa mengenali kecantikan Islam karena hal
itu. Dalam fikiran saya, sesungguhnya Islam itu seperti batu intan yang cantik, sebuah
intan kedamaian. Dari sudut mana pun kita memandangnya tetap saja akan
menggambarkan kedamaian semata. Namun memang terdapat demikian banyak distorsi
dalam ajaran hakiki Islam. Karena itu ingin saya berbagi pandangan dengan anda
sekalian tentang konsep kedamaian dalam Islam sebelum saya menjelaskan arti
sebenarnya dari kata Jihad

Islam dan Kedamaian

Apa yang menjadikan Islam sebagai agama kedamaian? Nama Islam itu sendiri sudah
suatu hal yang amat unik. Itulah pertama kalinya dalam seluruh sejarah agama di dunia
bahwa ada agama yang secara harfiah bermakna "kedamaian".Kata Islam memiliki dua
konotasi, pertama adalah tunduk dan penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak dan
perintah Allah dan kedua, artinya adalah damai. Lagi pula, Islam adalah agama yang
ditegakkan oleh Allah s.w.t sendiri. Allah s.w.t mempunyai berbagai fitrat dan salah
satunya adalah As-Salam yang berarti pembawa kedamaian. Orang yang beriman kepada
Islam disebut Muslim. Definisi dari seorang Muslim adalah "seseorang yang sepenuhnya
damai dengan dirinya sendiri dan yang mengembangkan kedamaian dalam masyarakat".
sebuah definisi yang cantik tentang arti kata Muslim diberikan oleh pendiri Islam yaitu
Nabi Muhammad s.a.w yang menyatakan:

"Seorang Muslim adalah seseorang yang dari tangan mau pun lidahnya semua orang
menikmati keamanan dan keselamatan." (Bukhari)

Dalam pengertian hakikinya, hanya orang yang tidak mengakibatkan mudharat bagi
orang lain yang bisa secara jujur dan benar dikatakan sebagai Muslim.
Ada beberapa hal lain yang juga perlu menjadi perhatian. Salam yang diucapkan umat
Muslim adalah "Assalamualaikumâ" yang artinya "salam selamat atas diri anda.” Salam
ini disampaikan baik kepada sesama Muslim mau pun kepada orang-orang non-Muslim.
Tempat asal mula Islam adalah Mekah yang disebut “Baladul Aminâ” yang artinya adalah
“kota damai”. Kitab suci Al-Quran diwahyukan kepada Nabi Suci s.a.w oleh seorang
malaikat yang dikenal sebagai “Ruhul Aminâ” atau malaikat kedamaian. Terakhir,
sebutan yang dikenakan kepada wujud Hazrat Rasulullah s.a.w oleh lawan-lawan beliau
saat sebelum pernyataan diri beliau sebagai nabi adalah “Al-Aminâ” yang artinya adalah
orang yang paling bisa dipercaya dan paling damai di bumi.

Tak ada paksaan dalam agama

Perlu diperhatikan pula bahwa Islam sejak awal sudah menyatakan dan pernyataan ini
berlaku untuk segala zaman serta ditujukan kepada segenap manusia. Al-Quran jelas
menyatakan:

“Tidak ada paksaan dalam agama” (S.2 Al-Baqarah:257)

Selanjutnya ayat itu menjelaskan alasan dari pernyataan itu, yaitu:


“Sesungguhnya jalan benar itu nyata bedanya dari kesesatan.” (S.2 Al-Baqarah:257)

Bila anda sudah memiliki nalar dan logika disamping anda telah memiliki ajaran Islam
yang cantik dan persuasif, maka anda tidak akan memerlukan sarana kekerasan atau pun
pemaksaan. Islam tidak mengizinkan penggunaan kekerasan untuk menarik orang ke
dalam agama. Kitab suci Al-Quran menyatakan:

“Dan katakanlah ‘Ini adalah kebenaran dari Tuhan-mu, maka barangsiapa menghendaki
maka berimanlah dan barangsiapa menghendaki maka ingkarlah.” (S.18 Al-Kahf:30)

Islam menegakkan dan menjamin kebebasan memilih, baik dalam cara beribadah, cara
pengembangan mau pun pelaksanaan agama. Barangsiapa memilih untuk beriman maka
ia akan mendapat ganjaran, sedangkan mereka yang tidak mau beriman juga tidak akan
dipaksa untuk itu.

Keluar dari Islam (Murtad)

Ada beberapa kelompok Muslim yang beranggapan bahwa seseorang yang telah masuk
Islam dan kemudian menyesal serta keluar lagi, maka hukuman untuk itu adalah mati
dibunuh. Sejalan dengan ajaran Islam, tidak ada hukuman duniawi yang harus dikenakan
kepada orang yang kemudian keluar lagi dari Islam. Hukuman untuk itu hanya semata-
mata ditetapkan Allah s.w.t sendiri dan bukan oleh manusia. Kebebasan untuk masuk dan
keluar dari agama Islam merupakan batu ujian dari pernyataan “Tidak ada paksaan dalam
agama” Tidak mungkin kemerdekaan itu bersifat satu arah saja, bebas masuk Islam tetapi
tidak bebas meninggalkannya.

Kesetaraan umat manusia


Ada beberapa ajaran lain yang menegaskan bahwa Islam sesungguhnya agama yang
damai. Salah satu ajaran utama Islam adalah konsep kesetaraan umat manusia. Islam
tidak memberikan kelebihan kepada status kelahiran, keluarga, kelas masyarakat, kasta
atau apa pun. Tidak ada diskriminasi di antara umat manusia, terlepas dari apa bahasa,
bangsa, suku atau pun kepercayaan mereka. Islam bertujuan menciptakan masyarakat
egaliter yang didasarkan pada ekspresi praktikal bahwa semua manusia adalah mahluk
dan hamba dari Tuhan yang sama, dimana untuk itu dan untuk memenangkan keridhoan-
Nya, mereka harus hidup bersama sebagai saudara.

Hormat pada semua agama

Islam menekankan keimanan kepada semua nabi dari semua agama dan kepada kitab-
kitab suci yang diwahyukan kepada mereka. Hal ini merupakan ciri pembeda akbar
daripada Islam. Umat Muslim berpandangan bahwa semua agama besar pada awal
pembentukannya pasti didasarkan pada kebenaran dan tetap mengandung nilai-nilai
luhur. Islam menolak anggapan yang menyatakan bahwa agama lain tidak akan
membawa keselamatan. Semua agama besar dihargai dan dihormati dengan baik. Umat
Muslim diwajibkan menghormati tempat-tempat ibadah agama lain. Rasa hormat juga
ditunjukkan kepada orang-orang suci serta nabi pendiri agama mereka.

Piagam kemerdekaan

Jelas sudah kalau Islam itu adalah agama kedamaian yang menanamkan toleransi
terhadap semua manusia dari berbagai agama dan bangsa. Berkaitan dengan ini, saya
ingin mengemukakan kepada hadirin sebuah dokumen historis yang amat penting.
Dokumen itu adalah Piagam Kemerdekaan yang diberikan kepada umat Kristiani oleh
Nabi Suci Muhammad s.a.w. Naskah monumental ini tidak ada padanannya di masa lalu
dalam sejarah umat manusia dan merupakan ciri utama dari keseluruhan semangat
Islamiah tentang toleransi dan kedamaian. Bunyinya adalah sebagai berikut:

“Ini adalah dokumen yang oleh Muhammad bin Abdullah, Rasulullah, Pembawa kabar
gembira, telah diperintahkan dituliskan agar tidak ada alasan lain bagi mereka di masa
datang. Aku meminta dokumen ini ditulis bagi umat Kristiani di Timur dan di Barat, baik
mereka yang hidup berhampiran atau pun mereka yang berada di negeri yang jauh, bagi
umat Kristiani yang hidup di masa kini mau pun yang akan datang di masa depan, baik
umat Kristiani yang sudah kami ketahui mau pun mereka yang belum kami kenal. Siapa
pun umat Muslim yang melanggar atau mendistorsi apa yang telah ditetapkan akan
dianggap melanggar Perjanjian Ilahi dan dianggap melanggar Janji-Nya dan karena itu
akan dimurkai Allah, tidak peduli apakah ia raja atau pun rakyat biasa.
Aku menjanjikan bahwa siapa pun rahib atau musafir yang meminta tolong kepadaku di
gunung, di hutan, padang pasir atau pun perhunian, atau tempat ibadah, aku akan
mengusir musuh-musuh mereka dengan bantuan sahabat-sahabatku dan para penolongku,
dengan semua keluargaku dan mereka yang mengaku beriman kepadaku, untuk
mempertahankan mereka karena semua ini adalah termasuk dalam janjiku. Dan aku akan
mempertahankan yang dijanjikan ini terhadap laku aniaya, cedera dan dipermalukan oleh
musuh-musuh mereka sebagai imbalan dari jizyah yang mereka janjikan akan
dibayarkan. Bila mereka memilih untuk melindungi sendiri harta milik dan diri mereka
maka mereka diizinkan untuk itu dan tidak boleh dipersulit karenanya. Tidak boleh ada
biarawan yang diusir dari biaranya, tidak boleh ada rahib yang dikeluarkan dari
pertapaannya, tidak ada pendeta yang dikeluarkan dari tempat ibadahnya dan tidak ada
peziarah yang boleh ditahan dalam laku ziarahnya. Tidak boleh gereja atau tempat ibadah
mereka dimusnahkan, dihancurkan atau pun diratakan. Tidak boleh ada bahan bangunan
dari gereja mereka digunakan sebagai bahan membangun mesjid atau rumah bagi umat
Muslim. Jika ada Muslim yang melakukannya maka ia dianggap menentang Allah dan
Rasul-Nya. Biarawan dan pastor tidak boleh dikenakan jizyah atau pungutan lain, apakah
mereka hidup di hutan atau tepi sungai, di Timur atau pun di Barat, di Utara atau pun di
Selatan. Aku memberikan janjiku yang mulia. Mereka berada dalam lingkup perjanjianku
dan pemeliharaanku serta menikmati imunitas sepenuhnya dari segala bentuk kesulitan.
Mereka harus dibantu sebaik-baiknya dalam upaya perbaikan gereja mereka. Mereka
dibebaskan dari keharusan memikul senjata. Mereka akan dilindungi oleh umat Muslim.
Jangan sampai dokumen ini dilanggar sampai dengan Hari Penghisaban.” (Tertanda:
Muhammad, Rasulullah. Dikutip dari Makatibur-Rasul, Beirut, Libanon)

Tidak ada dokumen lain yang lebih terang dalam pensiratan ajaran Islam berkenaan
dengan kedamaian dan toleransi.

Konsep Jihad

Izinkan saya sekarang menjelaskan makna hakiki daripada konsep Jihad dalam Islam.
Penafsiran salah dari kata ini menggambarkan penyerbuan tentara Muslim ke negeri lain
dan memaksa penduduknya masuk ke dalam agama Islam. Sepertinya lasykar Muslim itu
menggenggam Al-Quran di tangan yang satu dan pedang di tangan lainnya sambil
mengultimatum orang untuk menerima Islam atau mati. Ini adalah kesalahan pengertian
konsep Jihad yang bersifat mutlak. Konsep seperti itu tidak ada kaitannya dengan Islam
sebagai agama yang damai.

Makna hakiki daripada Jihad adalah berjuang dan berusaha keras bagi pembaharuan
dunia guna menjadikannya sebagai tempat yang damai bagi semua manusia. Jihad paling
akbar bagi seorang Muslim adalah perjuangan memperbaiki dirinya sendiri, perjuangan
melawan nafsu diri dan godaan setan yang membawa kepada kejahatan. Bila kita
melakukan perang melawan semua hal ini maka sesuai ajaran Islam, kita ini dianggap
sebagai sedang berjihad dalam maknanya yang paling luhur. Membelanjakan harta bagi
penyebaran agama menurut Islam adalah juga bentuk Jihad. Menolong fakir miskin
melalui sedekah adalah bentuk Jihad lainnya.

Bentuk Jihad yang lebih kecil ialah berperang dalam rangka membela diri. Sesuai ajaran
Islam, umat Muslim tidak diizinkan memaklumkan perang kepada musuh, betapa pun
salahnya pandangan mereka. Keadaan yang mengizinkan umat Muslim mengangkat
senjata hanya jika musuh telah menyerang mereka dengan tujuan merampas nyawa, harta
dan kehormatan mereka atau bermaksud memupus agama yang mereka anut. Hanya
dalam situasi seperti itu saja umat Muslim diperkenankan berperang membela diri dan
tidak akan ada orang waras yang akan mempertanyakan hal tersebut. Yang menarik dalam
hal ini ialah meski umat Muslim diberi hak untuk membela diri tetapi mereka tetap saja
dianjurkan agar berupaya sekuat-kuatnya menciptakan kedamaian, bahkan di medan
perang sekali pun. Harus dilakukan berbagai upaya agar perang bisa dihindari. Jika tidak
berhasil, konflik hanya bisa dilanjutkan sepanjang penganiayaan masih saja berlangsung.
Jika musuh Islam sudah meletakkan senjata maka umat Muslim harus menghentikan
perang mereka.
Sunah Rasulullah s.a.w.

Ketika mengirim para pengikut beliau ke suatu perang defensive, Rasulullah s.a.w selalu
mengingatkan mereka bahwa meski mereka terpaksa harus mengangkat senjata untuk
membela diri, mereka tidak boleh melupakan bahwa mereka adalah duta-duta Islam.
Beliau memberikan amaran seperti:

Tidak boleh membunuh wanita, anak-anak atau pemuka agama,


Siapa pun yang tidak ikut berperang, tidak boleh dibunuh atau pun dicederai dengan cara
apa pun,Tempat-tempat ibadah tidak boleh dihancurkan atau dinodai,
Jembatan yang bermanfaat bagi orang tidak boleh dihancurkan,
Pohon yang memberi buah atau keteduhan tidak boleh ditebang.

Konklusi

Sekarang semoga sudah bisa lebih dimengerti bagaimana ajaran Islam sebenarnya
berusaha untuk mengembangkan kedamaian dan toleransi. Ajaran luhur Islam berkaitan
dengan konsep Jihad di masa kini telah terdistorsi secara total. Jihad pada dasarnya
adalah upaya memperbaiki amal saleh dan berjuang melawan godaan setan. Jihad yang
dilakukan sepanjang umur demikian merupakan Jihad paling akbar. Bentuk Jihad yang
lebih kecil adalah berperang dalam rangka membela diri terhadap mereka yang berupaya
memunahkan kaum mukminin dan memupus agama dari muka bumi. Bahkan dalam
keadaan demikian itu pun Islam telah memberikan ajaran yang cantik dan
berperikemanusiaan.

Islam adalah agama kedamaian sehingga mempertautkan agama ini dengan laku
pertumpahan darah, terorisme, bom bunuh diri atau tindak kekerasan lainnya adalah suatu
hal yang salah dan keliru sama sekali. Islam membawa pesan damai bagi seluruh umat
manusia. Panji-panji Islam yang ditegakkan tinggi adalah panji kedamaian. Dengan
mengikuti ajaran Islam maka seluruh umat manusia bisa menikmati kedamaian. Ucapan
saya yang terakhir ialah â??Semoga Allah memberkati alam yang indah ini dengan
kedamaian abadi bagi seluruh umat manusia. Amin.

Tentang pengarang: Maulana Ataul Mujeeb Rasheed adalah Imam Mesjid London dan
Raisut Tabligh di Inggris. Ia seorang sarjana bahasa Arab. Disamping mengisi berbagai
acara-acara di MTA International, di masa lalu bertugas dalam berbagai kapasitas,
termasuk sebagai Amir Inggris. Ia pernah bertugas di Jepang dan di Markazi sebagai
Sadr Sentral Majlis Khuddamul Ahmadiyah.

Penterjemah: A.Q.Khalid

Artikel berikut ini adalah pidato Maulana Ataul Mujeeb Rasheed, Imam Mesjid London,
pada saat Jalsah Salanah Jemaat Ahmadiyah di Mauritius tanggal 14 September 2002. Di
antara hadirin yang terhormat terdapat Yang Mulia Karl Offman, Presiden Republik
Mauritius.

You might also like