You are on page 1of 8

Terjadinya Gerak Biasa Dan Gerak Refleks

Biologi Kelas 2 > Sistem Saraf < Sebelum Sesudah >

84

Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.

Gbr. Lengkung refleks yang menggambarkan mekanisme jalannya impuls pada lutut yang dipukul

< Sebelum

Sesudah >

http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0084%20Bio%202-9c.htm

Sistem Saraf pada Manusia [Download]

Kompetensi

Materi
Bagian Sel Saraf Macam Sel Saraf pada Manusia Susunan Saraf dan Fungsinya Susunan Saraf Pusat Susunan Saraf Tepi Mekanisme Gerak pada Manusia Kelainan dan Penyakit

Latihan Tes

Tim

SISTEM SARAF PADA MANUSIA


Mekanisme Gerak pada Manusia
Rangsangan (impuls) yang mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor untuk diteruskan ke pusat saraf. Dari pusat saraf akan disampaikan tanggapan (respon) ke organ efektor. Respon ini biasanya berbentuk gerakan. Proses perambatan impuls ini meliputi cara merambat melalui sel saraf dan sinapsis. 1. Perambatan impuls melalui sel saraf Rambatan impuls melalui serabut saraf terjadi dalam bentuk pulsa elektrik. Alur impuls yang terjadi yaitu: Impuls dendrit badan sel saraf neurit keluar melewati sinapsis

Perambatan impuls ini terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel saraf. Sel saraf pada saat beristirahat bagian luarnya merupakan kutub positif, sedangkan bagian dalamnya kutub negatif. Adanya rangsang dari organ reseptor menyebabkan pembalikan beda potensial (depolarisasi), sehingga terjadi perambatan gelombang sesuai beda potensial. Variasi kecepatan perambatan gelombang dipengaruhi oleh diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin, yaitu antara 1 sampai 120 m per detik. Pengembalian posisi kepada posisi awal memerlukan waktu sekitar 1/500 sampai 1/1000 detik. Stimulus yang lemah ( threshold) tidak dapat menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik, tetapi sebaliknya jika stimulus kuat maka impuls akan dihantarkan sampai ujung akson dan diteruskan kepada sel saraf yang lainnya. 2. Perambatan impuls melalui sinapsis Ujung akson sel saraf membentuk tonjolan sinapsis yang berisi sitoplasma (cairan sel). Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat membran kecil (vesikula sinapsis) yang berisi neurotransmitter. Pada saat impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula melepaskan neurotransmitter. Contoh neurotransmitter yaitu asetilkolin (terdapat di seluruh tubuh), noradrenalin (terdapat di sistem saraf simpatik), dopamin dan serotonin (terdapat di otak). Penempelan asetilkolin pada reseptor menyebabkan terjadinya impuls pada sel saraf berikutnya dengan bantuan enzim asetilkolinesterase.

Perambatan impuls dari sel saraf motorik ke otot pada organ efektor melalui sinapsis. Sinapsis ini berbentuk cawan dan mengelilingi sel otot. Otot yang bergerak dapat menggerakkan organ.

Berdasarkan alur stimulus, gerak dibedakan menjadi dua yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Gerak biasa disadari oleh tubuh sedangkan gerak refleks terjadi dalam waktu yang cepat dan spontan dilakukan tubuh. Gerak Biasa Urutan impuls pada gerak biasa berbeda dengan pada gerak refleks. Urutan jalannya impuls pada gerak biasa yaitu: Stimulus pada organ reseptor sel saraf sensorik otak sel saraf motorik respon pada organ efektor Gerak Refleks Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti mengangkat tangan ketika terkena api, mengangkat kaki ketika tertusuk duri, berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata, bersin serta batuk.

Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu: Stimulus pada organ reseptor sel saraf sensorik sel penghubung (asosiasi) pada sumsum tulang belakang sel saraf motorik respon pada organ efektor. Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat disebut lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi) terdapat di dalam otak, seperti gerak mengedip atau mempersempit pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata. Refleks sumsum tulang belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di dalam sumsum tulang belakang seperti refleks pada

lutut. Ciri gerak refleks yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Dapat diramalkan jika rangsangannya sama Memiliki tujuan tertentu bagi organisme tersebut Memiliki reseptor tertentu dan terjadi pada efektor tertentu Berlangsung cepat, tergantung pada jumlah sinapsis yang dilalui impuls Spontan, tidak dipelajarai dulu Fungsi sebagai pelindung dan pengatur tingkah laku hewan Respon terus menerus dapat menyebabkan kelelahan

Macam refleks: refleks spinal (pada sumsum tulang belakang), refleks medulla (pada sumsum lanjutan), refleks cerebellar (melibatkan otak kecil), refleks superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain), refleks miotatik (pada otot lurik), serta refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut jantung).

http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=377&fname=materi4.html

Terjadinya Gerak Biasa Dan Gerak Refleks


Biologi Kelas 2 > Sistem Saraf < Sebelum Sesudah >

84

Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila

saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.

Gbr. Lengkung refleks yang menggambarkan mekanisme jalannya impuls pada lutut yang dipukul

IPA RANGKUMAN SISTEM SARAF


Kamis, 27 Agustus 2009 @ 14:16 WIB

- Komputer & Internet

Bab 3 : Sistem saraf Tubuh kita terdiri dari berbagai macam organ tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu. Agar semua organ dapat berfungsi & bekerja sama dengan baik maka dibutuhkanlah suatu system yang dapat mengatur itu semua. Sistem tersebut adalah SISTEM KOORDINASI . Terdiri atas sistem saraf, indera, dan hormon. Sistem saraf : menanggapi rangsang tubuh yang memungkinkan kita menanggapi perubahan-perubahn yang terjadi pada lingkungan di sekitar kita. FUNGSI SISTEM SARAF : Sebagai alat penerima rangsang (informasi), berupa perubahan yang terjadi dilingkungan. Sebagai alat pengatur dan memproses informasi yang di terima. Mengatur dan member tanggapan (respon) dalam bentuk gerakan atau reaksi kelenjar. Terdapat Enzim Asefilekoline & Kolinemeterozone. SUSUNAN SARAF / RANGSANGAN : Dendrit Badan Sel saraf Akson Ujung Akson Dendrit dari sel-sel berikutnya SEL SARAF Saraf dalam tubuh kita membentuk jaringan, disebut jaringan saraf.

Jaringan saraf terdiri dari sel-sel saraf di sebut neuron. BAGIAN SEL SARAF : Badan Sel : Inti sel & Sitoplasma Dendrit : Penjuluran Sitoplasma pendek. Neurit (Akson) : Penjuluran Sitoplasma panjang. MACAM SEL SARAF : Sel saraf SENSORI : Dendrit berhubungan dengan alat indera ke otak. Sel saraf MOTORI: Akson berhubungan dengan otot (respon) Sel saraf PENGHUBUNG : Ada di otak & sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang : Memberi jawaban dari rangsangan di bawa ke otot.

FUNGSI SEL SARAF : Sensori : Membawa rangsang (impuls) dari indera ke susunan saraf pusat (otak& sumsum tulang belakang) Motori : Membawa rangsang (impuls) dari saraf pusat ke otot/kelenjar. Penghubung : Meneruskan rangsang dari neuron sensori ke neuron motori (otak & sumsum tulang belakang) Mekanisme Gerak ~ Mekanisme gerak biasa (disadari) Impuls (rangsang) -> Indera -> Saraf sensori -> Otak -> Saraf Motori -Otot ~ Mekanisme gerak tidak disadari (refleks) Impuls (rangsang) -> Indera -> Saraf sensori -> Saraf penghubung -> Saraf motori -> Otot

Sistem saraf di tubuh kita ada 2, yaitu : A. Sistem saraf Pusat Terdiri dari : Otak Sumsum tulang belakang Otak

Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu : 1. Otak Besar (serebrum) Terdiri dari 2 bagian kiri dan kanan. Masing-masing mengatur anggota badan arah kebalikannya. Mempunyai 2 bagian yaitu lapisan korteks yang paling luar, tipis, berwarna kelabu, berlipat-lipat. Dan lapisan dalam yang tebal dan berwarna putih. Otak besar adalah pusat pengendalian tubuh yang di sadari. Contoh: berfikir, berbicara, dll. 2. Otak Kecil (serebelum) Pengatur keseimbangan tubuh & mengkoordinasi kerja oto-otot penggerak tubuh. Terdapat Jembatan Anchmorif ponis volori yaitu jembatan yang menghubungkan antara otak kecil kiri dan otak kecil kanan. 3. Batang Otak Terdiri dari 3 bagian, yaitu: - Otak tengah - Pons paroli /Jembatan varol - Sumsum lanjutan (medulla oblongata) yang mengendalikan tubuh yang tidak disadari. Contoh Denyut nadi, dll. Sumsum Tulang belakang Dari ruas-ruas tulang belakang, leher sampai tulang punggung ke-2.

Fungsinya: 1) Penghantar impuls dari indera menuju otak lalu ke otot tubuh 2) Pusat gerak refleks. Terdiri dari 2 bagian, yaitu; 1) Luar : warna putih, mengandung akson & dendrit. 2) Dalam : berwarna abu-abu, mengandung saraf.

B. Sistem saraf Tepi i. Susunan Saraf Sadar (Somatik) : - 12 pasang saraf otak, menuju saraf tertentu. Contoh : mata - 31 pasang saraf sumsum tulang belakang, berhubungan dengan bagian-bagian tubuh. Contoh: Lengan, kaki & otot lurik. ii. Susunan Saraf Tidak Sadar (Viseral/Autonom) - Simpatik - Parasimpatik Bekerja secara antagonis atau tolak belakang. Kelainan/penyakit pada saraf a. Sakit Kepala : Melebarnya pembuluh darah pada selaput otak. b. Epilepsi : Gangguan pada penghantar impuls pada sel-sel saraf. c. Amnesia : Trauma pada kepala (geger otak), hilang ingatan, dapat bersifat sementara/ permanen. d. Alzheimer : Pikun pada orang berusia lanjut. e. Parkinson : Tremor pada tangan, gerak hadi lambat & otot kaku. Akibat tidak seimbangnya zat kimia pada system saraf/ trauma keras pada kepala dapat bersifat genetis. f. Meningitis : Virus pada selaput otak. g. Polio : mengecilkan kaki anak-anak, menyebabkan kelumpuhan, tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat di cegah dengan vaksin. http://www.bloggaul.com/hirachan/readblog/104167/ipa-rangkuman-sistem-saraf

You might also like